LAPORAN PRAKTIK ENGINE MANAGEMENT SYSTEM ALAT BERAT “SENSOR TEMPERATUR”
Disusun oleh : Brata Sukma D. P.
16504241042
Windra Aji Saputra
16504241051
Fahmi Fergiyanto
16504241052
Andang M. R.
16504241054
Ilham Nofi Yoga
16504244001
PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2019
I.
Kompetensi Memparbaiki penyensoran temperatur pada EMS
II.
Sub Kompetensi 1.
Mengidentifikasi sensor temperatur yang diaplikasikan pada EMS
2.
Memeriksa komponen dan rangkaian sensor temperatur
3.
Menguji kerja penyensoran temperatur
4.
Mendiagnosis rangkaian kelistrikan, keadaan sensor suhu, dan PCM.
III. Alat dan Bahan 1.
Engine stand TIMOR
2.
WTS dan IAT Sensor
3.
Multimeter
4.
Thermometer
5.
Kompor Listrik dan Panci
6.
Manual book
IV. Keselamatan Kerja 1.
Menggunakan alat praktikum sesuai dengan fungsinya.
2.
Melaksanakan praktrkum sesuai dengan prosedur kerja
3.
Menanyakan
pada
instruktur
apablla
mengalami
permasalahan
praktikum
V.
4.
Melaksanakan praktikum sesuai dengan prosedur kerja.
5.
Hat-hati dalam menghidupkan mesin
6.
Penggunaan alat ukur multimeter memperhalikan selector multimeter
7.
Hati-hati dalam penggunaan thermometer dalam pemanasan air
Dasar Teori Sistem manajemen engine pada motor bensin maupun motor diesel berperan dalam mengatur system engine supaya dapat bekerja dengan optimal. Indikasinya, diperoleh tenaga engine yang optimum, konsumsi bahan bakar yang ekonomis, emisi gas buang yang rendah, serta pengoperasian yang
mudah dan nyaman. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai masukan/input untuk
mengetahui kondisi engine, lingkungan, maupun pengenddaraan
yang akan diproses untuk menentukan tindakan yang dilakukan oleh komponen actuator pada engine sehingga diperoleh kinerja yang optimal. Masukan dapat berasal dari sensor, switch, atau signal input lainya. Salah satu masukan yang perlu diketahui oleh Water Thermosensor (WTS), temperatur udara masuk oleh Intake Air Temperatur (IAT), dan bahkan untuk beberapa system manajemen engine diesel perlu diketahui temperature bahan bakar dan temperature gas buang. Untuk mendapatkan data tersebut, dilakukan penyensoran oleh sensor temperature sebagai data masukan unit pengontrol (ECU) melalui rangkaian kelistrikann. Selama ini material sensor temperature banyak mengaplikasikan material Thermsitor yang pea terhadap perubahan temperature, meskipun beberapa sensor temperaturlainya menggunakan material thermocouple yang mampu membangkitkan tegangan akibat perubahan temperature.
VI. Langkah Kerja 1.
Persiapkan alat dan bahan.
2.
ldentifikasi posisi lokasi/tempat pemasangan Water Thermosensor (WTS) dan Intake Air Thermosensor (IAT) pada mesin.
3.
ldentifikasi nama teminal, fungsi tiap-tiap terminal dan wama kabel tiap terminal pada WTS dan IAT serta hubungannya dengan PCM
4.
Lakukan pemeriksaan rangkaian kelistrikan pada WTS dan IAT serta hubunganya dengan PCM. Catatan : Teknik dan urutan pemeriksaan rangkaian kelistrikan pada kedua sensor temperatur di atas (WTS dan IAT) adalah sama. Sebagai contoh pemenksaan rangkaian kelistrikan Water Thermosensor (WTS).
Pemeriksaan Rangkaian Kelistrikan Water Thermosensor (WTS) A. Pemeriksaan rangkaian terbuka pada sensor suhu
-
Putar kunci kontak pada posisi ON (mesin dalam keadaan mati).
-
Lepaskan socket terminal pada WTS.
-
Periksa tegangan antara terminal 15 dan 46 pada socket. Jumper (+) Voltmeter pada terminal 15 dan Jumper (-) pada terminal 46.
-
Bila tegangan menunjukan antara 4,2 - 5 Volt, maka kondisi rangkaian kelistrikan dan Power Train Control Module (PCM) baik.
-
Bila tegangan menunjukan kurang dari 4,2 Volt, maka kerusakan bisa terjadi pada rangkaian kelistrikan atau pada PCM-nya.
B. Pemeriksaan rangkaian terbuka pada Power Train Control Module (PCM) -
Putar kunci kontak pada posisi ON (mesm dalam keadaan mati).
-
Lepaskan socket terminal pada WTS.
-
Penksa tegangan antara terminal 15 dan 46 pada PCM. Jumper (+) Voltmeter pada terminal 15 dan Jumper (-) pada terminal 46.
-
Bila tegangan menunjukan antara 4,2 5 Volt. maka kondisi PCM baik. Bila tegangan menunjukan kurang dari 4,2 Volt. maka kerusakan terjadi pada PCM.
C. Pemeriksaan rangkaian kelistrikan
-
Putar kunci kontak pada posisi OFF.
-
Lepaskan socket terminal pada WTS.
-
Lepaskan socket terminal pada PCM.
-
Periksa hubungan antara terminal 15 pada socket terminal WTS dan terminal 46 pada socket terminal PCM.
-
Perlksa rangkaian kelistrikan terhadap hubungan singkat, rangkaian putus, atau kemungkinan kondisi kabel sudah mempunyai nilai hambatan yang tinggi.
5.
Lakukan pemeriksaan pada WTS dan IAT Sensor. Catatan : Teknik dan urutan pemeriksaan pada kedua sensor di atas (WTS dan lAT Sensor adalah sama.
Pemeriksaan sensor suhu
-
Tuangkan air secukupnya ke dalam panci. kemudian letakkan panci di atas kompor.
-
Pasang thermometer dan celupkan ujung sensor suhu ke dalam panci.
-
Nyalakan kompor.
-
Ukur suhu air dan tahanan sensor suhu.
-
Spesifikasi standar tahanan IAT.
Spesifikasi standar tahanan WTS.
Catat pada tabel laporan dan buat grafik hubungan suhu dan resistansi sensor suhu.
-
Simpulkan keadaan sensor suhu.
6.
Bersihkan alat dan training obyek yang digunakan.
7.
Lamongan pada instruktur atau teknisi untuk pemeriksaan kondisn training obyek.
VII. Data Praktek 1. Water Thermosensor (WTS)
Rangkaian Kelistrikan Water Thermosensor (WTS)
Identifikasi Terminal Water Thermosensor (WTS) No. Pemeriksaan Warna Kabel
1
15
LG/W
2
46
B/R
Hubungan / Fungsi
Pemeriksaan rangkaian Water Thermosensor (WTS) No. Pemeriksaan 1
Rangkaian
Hasil / Kesimpulan terbuka Tidak ada tegangan
sensor suhu 2
3
Rangkaian
0.005v - 0.015v terbuka Normal
padda PCM
4.2v – 5v
Rangkaian kelistrikan
Tidak ada kontinuitas
Pemeriksaan Water Thermosensor (WTS)
No.
Suhu (oC)
R (Ω)
1
Suhu ruang
1400
2
30°C
1400
3
40°C
800
4
50°C
600
5
60°C
500
6
70°C
400
7
80°C
300
8
90°C
250
9
100°C
-
10
Dst…
Resistensi Ω
27°C
Temperature °C (°F)
Kesimpulan keadaan Water Thermosensor (WTS) : Dari data yang didapat diatas, didapat bahwa ketika temperature kendaraan naik maka resistensi dari termosensor akan semakin turun sehingga dapat diketahui bahwa komponen termosnsor menggunakan thermistor seri NTC (Negative Temperature Coefficient)
2. Intake Air Temperaturr (IAT)
Rangkaian Kelistrikan Intake Air Temperaturr (IAT)
Identifikasi Terminal Intake Air Temperaturr (IAT) No. Pemeriksaan
Warna Kabel
Hubungan / Fungsi
1
20
G/Y
Input
2
44
LG/R
Output
Pemeriksaan rangkaian Intake Air Temperaturr (IAT) No. Pemeriksaan 1
Rangkaian
Hasil / Kesimpulan terbuka
sensor suhu 2
Rangkaian
terbuka
padda PCM 3
Rangkaian kelistrikan
Pemeriksaan Intake Air Temperaturr (IAT)
No. Suhu (oC) 1
R (Ω)
Suhu ruang
1300 Ω
27°C 2
30°C
1300 Ω
3
40°C
1100 Ω
4
50°C
900 Ω
5
60°C
700 Ω
Resistensi Ω
Temperature °C (°F)
Kesimpulan keadaan Intake Air Temperaturr (IAT) Dari data yang didapat diatas, didapat bahwa ketika temperature intake kendaraan naik maka resistensi dari intake air temperature akan semakin turun sehingga dapat diketahui bahwa komponen intake air temperature menggunakan thermistor seri NTC (Negative Temperature Coefficient)
VIII. Pembahasan IX.
Kesimpulan
X.
Daftar Pustaka