Makalah Bimbingan Kejuruan.docx

  • Uploaded by: Raden Ngabeh Fahmi Warsito
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Bimbingan Kejuruan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,083
  • Pages: 18
MAKALAH BIMBINGAN KEJURUAN ( KOMPETENSI KELULUSAN SMK DAN PELUANG KERJA )

Dosen pembimbing : Drs. Kir Haryana M. Pd

Anggota Kelompok : 1. Fahmi Fergiyanto

NIM : 16504241052

2. Swastika Fahmi Wijaya NIM : 16504244003 3. Rizzal Hardiyanto

NIM : 16504244012

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2019

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH Subhana Huwa Ta’ala atas limpahan rahmat dan karunianya. Sholawat beserta salamnya mari kita curah limpahkan kepada Nabi Muhammad Sallallahu’alaihi Wassalam. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah hasil pembelajaran kuliah Bimbingan Kejuruan, dengan judul Kompetensi lulusan SMK dan peluang kerja yang merupakan salah satu tugas dari matakuliah Bimbingan Kejuruan. Di dalam makalah ini tersusun beberapa informasi-informasi mengenai pengertian, hubungan kompetensi kelulusan dan peluang kerja, dan juga cara meningkatkan peluang kerja berdasarkan kompetensi. Dalam pengerjaan makalah ini tim penyusun menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu dengan hati yang terbuka, Penyusun mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini. Wassalamualaikum Wr,Wb.

Yogyakarta, 13 Maret 2019

Penyusun

2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... 1 KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2 DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 4 A. Latar Belakang ............................................................................................. 4 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4 C. Tujuan ......................................................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 5 A. Pengertian Kompetensi lulusan SMK .......................................................... B. Pengertian Peluang Kerja ............................................................................. C. Hubungan Kompetensi kelulusan dengan peluang kerja ............................. D. Cara Meningkatkan peluang kerja berdasarkan kompetensi .......................

BAB III PENUTUP ............................................................................................ A. Kesimpulan .................................................................................................. B. Kritik dan Saran ........................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau perusahaan. Namun pada saat ini, lulusan SMK menyumbang pengangguran terbanyak. Berdasarkan data Badan Pusat Statisik tingkat pengangguran dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) paling tinggi dibanding dengan lulusan dari jenjang pendidikan lainnya. Angka pengangguran dari lulusan SMK pada Agustus 2018 mencapai 11,25%. Tingkat pengangguran tersebut lebih tinggi dari Februari 2018 sebesar 8,92% namun lebih rendah dibanding posisi Agustus 2017 sebesar 11,41. Tingkat pengangguran lulusan SMK lebih tinggi dibanding

lulusan

dengan jenjang pendidikan yan setara, yakni Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun lulusan lainnya seperti terlihat pada grafik di bawah ini. Angka pengangguran dengan jenjang pendidikan universitas pada Agustus 2018 sebesar 5,89%, lulusan Diploma (6,02%), lulusa SMA (7,95%), lulusan SMP (4,8%), dan lulusan SD (2,43%). Tingginya angka pengangguran dari siswa lulusan SMK disebabkan oleh tidak seimbangnya daya serap industri dengan jumlah angkatan kerja dari SMK. Selain itu, ada penyebab yang lainya adalah kurangnya kompetensi kelulusan dari rerata SMK di Indonesia.

B. Rumusan masalah Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil ialah: 1. Pengertian Kompetensi lulusan SMK dan Peluang kerja? 2. Bagaimana hubungan Kompetensi kelulusan dengan peluang kerja? 3. Bagaimana cara Meningkatkan peluang kerja berdasarkan kompetensi]

4

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Kompetensi lulusan SMK dan Peluang kerja. 2. Untuk mengetahui hubungan Kompetensi kelulusan dengan peluang kerja 3. Untuk mengetahui Bagaimana cara Meningkatkan peluang kerja berdasarkan kompetensi

5

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Standar Kompetensi lulusan (SKL) Berbicara mengenai pengertian dari Kompetensi Lulusan khususnya pada jenjang SMK (Sekolah Mengenah Kejuruan), kita tidak akan jauh dengan yang namanya Standar dari Kompetensi Lulusan tersebut, jika dalam pembahasan ini berkaitan dengan SKL SMK. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki peserta didik. Standar Kompetensi adalah ukuran kom-petensi minimal yang harus dicapai peserta didik setelah mengikuti suatu proses pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu. Sehingga

Standar

Kompetensi

Lulusan

(SKL)

dapat

dikatakan

sebagai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang di miliki peserta didik sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati,sebagaimana yang ditetapkan dengan Peraturan menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Adapun Fungsi Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya Pengertian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Siswa dalam menyusun kurikulum, terlebih dahulu dilakukan analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk bisa melaksanakan tugas-tugas tertentu. Hasil analisis tersebut pada gilirannya menghasilkan StandarKompetensi Lulusan. Kompetensi adalah kemampuan berfikir, bersikapdan bertindak secara konsisten sebagai

6

perwujudan dari pengetahuan,sikap dan keterampilan yang dimiliki peserta didik. Sedangkan StandarKompetensi adalah ukuran kompetensi minimal yang harus dicapaipeserta didik setelah mengikuti suatu poses pembelajaran pada

suatupendidikan

tertentu.Standar

Kompetensi

Lulusan

adalah

seperangkat kompetensi lulusanyang dibakukan dan diwujudkan dengan hasil belajar peserta didik. Standar ini harus dapat diukur dan diamati untuk memudahkan pengambilan keputusan bagi guru, dosen, tenaga kependidikan yang lain,peserta didik, orang tua dan penentu kebijaksanaan. Standar KompetensiLulusan bermanfaat sebagai dasar penilaian dan pemantauan proseskemajuan dan hasil belajar peserta didik.Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) dikemukakanbahwa, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kualifikasikemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan yang digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan2.

Fungsi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Adapun fungsi dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL), sebagai berikut: 1. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik,dari satuan pendidikan 2. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 3. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 4. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, 7

akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

B. Pengertian Peluang Kerja Peluang kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja. Sumarsono (2003 : 41) memberikan definisi bahwa kesempatan kerja adalah lapangan pekerjaan yang sudah di duduki (employment) dan masih lowongan (vacancy). Lebih jauh di jelaskan bahwa dalam teori kesempatan kerja di kenal istilah elastisitas pemerintah akan tenaga kerja yang di artikan sebagai persentase perubahan permintaan akan tenaga kerja sehubungan dengan perubahan permintaan akan tenaga kerja yang di sebabkan dengan perubahan satu persen pada tingkat upah. Dalam ilmu ekonomi, kesempatan kerja berarti peluang atau keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses produksi dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, keterampilan dan bakatnya masing-masing. Kesempatan

Kerja

(demand

for

labour)

adalah

suatu

keadaan

yanmenggambarkan/ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja untuk diisi oleh para pencari kerja). Dengan demikian kesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja. Sementara itu, angkatan kerja (labour force) menurut Soemitro Djojohadikusumo didefinisikan sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Bisa juga disebut sumber daya manusia.Banyak sedikitnya jumlah angkatan kerja tergantung komposisi

8

jumlah penduduknya. Kenaikan jumlah penduduk terutama yang termasuk golongan usia kerja akan menghasilkan angkatan kerja yang banyak pula. Angkatan kerja yang banyak tersebut diharapkan akan mampu memacu meningkatkan kegiatan ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada kenyataannya, jumlah penduduk yang banyak tidak selalu memberikan dampak yang positif terhadap kesejahteraan. C. Hubungan Kompetensi Lulusan Dengan Peluang Kerja Kompetensi lulusan sangat berpengaruh terhadap peluang kerja. Suatu Sekolah akan dinilai baik oleh perusahaan (industri) jika dapat menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi yang baik. Maka dari itu Sekolah harus dapat menjalin kerja sama dengan industri agar kompetensi lulusan sesuai dengan yang diharapkan indutrsi. Pada era modern saat ini, tentunya dunia industri membutuhkan tenaga kerja yang cekatan, memiliki skill yang tinggi juga memiliki kepribadian yang baik. Hal tersbut dikarenakan jumlah dari tenaga kerja di Indonesia tidak seimbang dengan peluang kerja. Sehingga dunia industri akan menyeleksi tenaga kerja yang terbaik untuk dijadikan pekerja di perusahaanya. Maka dari itu apabila suatu sekolah mempunyai kompetensi lulusan yang memiliki skill tinggi dalam hal pekerjaan dan juga memiliki kepribadian yang baik, contohnya disiplin, perusahaan akan semakin percaya dengan sekolah tersbut. Apabila sekolah sudah memiliki image yang baik dari segi kompetensi lulusan, maka peluang kerja dari sekolah tersebut akan tinggi juga. D. Cara menigkatkan peluang kerja berdasarkan kompetensi Lulusan SMK berperan dalam memenuhi kebutuhan dunia kerja sebagai tenaga kerja tingkat menengah, selain diharuskan menguasai kompetensi sesuai bidang juga harus mampu melakukan pengembangan diri sebagai upaya agar tetap mampu berkompetisi pada saat ini maupun masa yang akan datang menyesuaikan tuntutan jaman. SMK membekali lulusannya dengan kemampuan kognitif (pengetahuan) dan kemampuan psikomotorik atau keterampilan (skill). Ranah berikutnya adalah adaptif, tujuannya adalah

9

membekali lulusannya dengan kemampuan adaptif, yaitu kemampuan untuk melakukan penyesuaian dan pengembangan diri sesuai dengan perkembangan teknologi dan industri yang ada. Kompetensi adaptif yang diberikan berupa materi pengetahuan dasar di bidang teknologi sesuai dengan bidang masingmasing. Proses pendidikan di SMK merupakan pembelajaran untuk menyediakan sumber daya insani yang mempunyai daya saing secara internasional karena tantangan internasional lebih mendominasi di tahuntahun yang akan datang. Untuk itu perlu ada upaya atau strategi dan kebijakan yang perlu dilakukan sebagai antisipasi bagi perbaikan dan pengembangan proses pendidikan. Dunia industri sebagai pengguna dari lulusan pendidikan kejuruan atau pendidikan profesional lainnya senantiasa melihat dan menaruh perhatian yang amat besar padakompetensi sumber daya manusia itu. Tripathy dalam Pramudi Utomo (2011) menjelaskan semua pekerja pada dunia industri yang berskala internasional mempersyaratkan penguasaan landasan-landasan kompetensi dan keterampilan dengan kinerja tinggi. Meskipun demikian bagi sebuah perusahaan, tidak semua pekerja dengan hard skills yang dimiliki dapat menjamin kesuksesan perusahaan dengan laba yang banyak. Secara umum beberapa industri menginginkan lulusan yang mempunyai dua kompetensi pokok yaitu hard skills dan soft skills. Kompetensi hard skills merupakan keterampilan yang digunakan untuk bekerja sesuai bidang keahlian, sedangkan kompetensi soft skills digunakan untuk mendukung pekerja menyelesaikan tugasnya. Keterampilan pokok dipelajari ketika lulusan berada di SMK lewat proses pembelajaran sedangkan soft skills selain di sekolah juga dapat diajarkan dengan pembiasaan di sekolah maupun lingkungan luar sekolah. Lebih lanjut Patric S O’Brien (1997) menjelaskan soft skills meliputi communication skill, organizational skill, leadership skill, logic skill, effort skill, group skill dan ethic. Kompetensi yang diharapkan oleh industri adalah keterampilan sesuai dengan bidangnya (hard skill) dan kompetensi sikap, kerjasama,motivasi yang tergolong dalam soft skill. Rata-rata sekolah yang ada di Indonesia belum membentuk lulusannya untuk mempunyai dua keterampilan di atas dan

10

pada akhirnya lulusannya akan sulit bersaing di dunia kerja. Belum adanya kesamaan visi di atas antara sekolah dan industri menjadikan penulis ingin memberi gambaran cara meminimalisir celah antara lulusan SMK dengan tuntutan industri. Maka untuk meningkatkan peluang kerja berdasarkan kompetensi yaitu dengan : 1. Program Teaching Factory Menurut Kuswantoro (2014), teaching factory menjadi konsep pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya untuk menjembatani kesenjangan kompetensi antara pengetahuan yang diberikan sekolah dan kebutuhan industri. Teaching factory merupakan pengembangan dari unit produksi yakni penerapan sistem industri mitra di unit produksi yang telah ada di SMK. Unit produksi adalah pengembangan bidang usaha sekolah selain untuk menambah penghasilan sekolah yang dapat digunakan dalam upaya pemeliharaan peralatan, peningkatan SDM, dll juga untuk memberikan pengalaman kerja yang benar-benar nyata pada siswanya. Penerapan unit produksi sendiri memiliki landasan hukum yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 pasal 29 ayat 2 yaitu "Untuk mempersiapkan siswa sekolah menengah kejuruan menjadi tenaga kerja, pada sekolah menengah kejuruan dapat didirikan unit produksi yang beroperasi secara profesional." Pembelajaran melalui teaching factory bertujuan untuk menumbuhkembangkan karakter dan etos kerja (disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama, kepemimpinan, dan lain-lain) yang dibutuhkan DU/DI serta meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dari sekedar membekali kompetensi (competency based training) menuju ke pembelajaran yang membekali kemampuan memproduksi barang/jasa (production based training). Hubungan kerjasama antara SMK dengan industri dalam pola pembelajaran Teaching Factory akan memiliki berdampak positif untuk membangun mekanisme kerjasama (partnership) secara sistematis dan terencana didasarkan pada posisi tawar win-win solution. Penerapan pola

11

pembelajaran Teaching Factory merupakan interface dunia pendidikan kejuruan dengan dunia industri, sehingga terjadi check and balance terhadap proses pendidikan pada SMK untuk menjaga dan memelihara keselarasan (link and match) dengan kebutuhan pasar kerja.

2. Pengolahan Prakerin Prakerin adalah suatu kegiatan pendidikan pelatihan dan pembelajaran yang di lakukan di dunia Usaha atau dunia Industri dalam upaya pendekatan atau untuk meningkatkan mutu para siswa-siswi Sekolah Menengah kejuruan (SMK). Prakerin merupakan singkatan dari Praktek Kerja Industri. Dengan adanya prakerin ini diharapkan siswa dapat menambah bekal untuk masa yang akan mendatang dalam memasuki dunia kerja yang semakin banyak persaingan seperti sekarang ini. Tujuan prakerin atau PKL yang paling utama adalah meningkatkan kompetensi siswa dalam melatih kemampuan dalam dunia kerja. Selain itu, tujuan lainnya adalah wadah untuk meningkatkan kualitas siswa SMK menurut

jurusan

masing-masing.

Kegiatan

ini

ditujukan

untuk

memantapkan kegiatan di dunia kerja sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya. Berikut merupakan tujuan prakerin. a.

Mengimplementasikan materi yang di dapatkan di sekolah.

b.

Membentuk pola pikir yang membangun bagi siswa prakerin.

c.

Melatih siswa untuk berkomunikasi atau berinteraksi secara profesional didunia kerja yang sebenarnya.

d.

Membentuk semangat kerja yang baik bagi siswa prakerin.

e.

Mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa sesuai bidang masing masing.

f.

Menambah jenis keterampilan yang dimiliki oleh siswa agar dapat dikembangkan dan di implementasikan di kehidupan sehari hari.

g.

Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dan dunia Industri maupun dunia usaha.

12

Manfaat Prakerin Berikut ini merupakan beberapa manfaat prakerin. a.

Menghasilkan

tenaga

kerja

yang

mempunyai

keahlian

professional,diantaranya mempunyai pengetahuan, keterampilan dan semangat kerja sesuai dengan tuntutan kerja. b.

Memperkuat hubungan sekolah dengan dunia atau dunia usaha.

c.

Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas.

d.

Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.

e.

Menyiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas sesuai tuntutan zaman di era teknologi informasi dan komunikasi.

3. Pengolahan Kunjungan Industri Kunjungan Industri ( KI ) adalah merupakan salah satu jenis kegiatan pembelajaran diluar lingkungan sekolah untuk menambah wawasan siswa dan serta untuk melihat langsung bagaimana suasana/kondisi industri yang sesuai dengan program keahlian masing-masing. Kegiatan Kunjungan Industri ( KI ) ini bertujuan untuk : a.

Menambah wawasan tentang bidang Program Keahlian Teknik Pemesinan.

b.

Membandingkan pengetahuan di sekolah dengan yang ada di dunia industri.

c.

Melihat secara langsung kondisi lapangan dunia industri.

d.

Menambah semangat siswa untuk lebih giat dalam mendalami kompetensi keahlian Teknik Pemesinan.

e.

Mengembangkan ide kreatif siswa untuk berkarya sesuai dengan bidangnya.

4. Penyelenggaran kelas industri

13

Program kelas industri merupakan program pengadaan kelas khusus dalam lingkungan sekolah. Kelas ini dikelola secara bersama antara sekolah dengan Industri. Dari model/sistem pengelolaan bersama tersebut akan tercipta iklim belajar yang baru yang menjamin mutu pendidikan siswa. Program ini disinyalir menjadi program yang paling optimal dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, karena industri juga ikut dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di dalam kelas. Dari pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jika sekolah menginginkan adanya peningkatan pada mutu pendidikannya, maka harus melakukan salah program kerjasama dengan industri melalui kelas industri. Namun, dewasa ini tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh sekolah untuk membangun kerjasama dengan industri mulai dari pra kerjasama sampai evaluasi kerjasama belum terpublish secara jelas dan otentik

5. Program on job training Job training adalah suatu kegiatan yang biasa dilakukan oleh mahasiswa. Kegiatan ini merupakan proses yang terorganisasi untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, kebiasaan kerja, dan sikap pada mahasiswa untuk menemupuh jenjang karir nantinya. Hal ini diharapkan dapat melatih mahasiswa untuk ditempatkan dalam kondisi pekerjaan yang sebenarnya, di bawah bimbingan dan pengawasan dari pegawai yang telah berpengalaman. Job training yang dilakukan biasa juga dikenal dengan istilah magang. Ternyata, kegiatan ini juga terdapat dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan khususnya pasal 21-30 dan diatur dalam Peraturan

Menteri

Tenaga

Kerja

dan

Transmigrasi

no.

Per.22/Men/IX/2009 tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri. Dalam Peraturan Menteri tersebut (dalam Gajimu.com), pemagangan diartikan sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara

14

langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu. Berbeda dengan pelatihan kerja, atau yang biasa disebut dengan On The Job Training, job training yang dilakukan mahasiswa biasanya merupakan bagian dari pelatihan kerja sebagai salah satu syarat utama untuk menyelesaikan proses pendidikan, tidak sama dengan pelatihan kerja yang biasanya diikuti oleh pekerja yang sudah menandatangani kontrak dengan perusahaan dalam rangka untuk mengembangkan kompetensi kerja dan produktifitas calon karyawan sebelum menjadi karyawan tetap. Tentunya, banyak manfaat yang dirasakan dari job training, tidak hanya untuk mahasiswa, tetapi juga untuk perusahaan dan universitas. Job training membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan semua ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah dan mempelajari detail tentang seluk beluk standar kerja yang profesional, tentunya dengan dibimbing oleh pembimbing lapangan. Pengalaman ini kemudian dapat menjadi bekal dalam menjalani jenjang karir yang sesungguhnya dan menambah wawasan mengenai dunia kerja.

Pihak Sekolah juga dapat memberikan kontribusi dalam hal meningkatkan peluang kerja, yakni lewat Bursa Kerja Khusus. Peran Bursa Kerja Khusus (BKK) sangat penting dalam proses rekruitmen tenaga kerja, sekolah melalui BKK sebaiknya menjalin kerjasama dengan industri sehingga industri bersedia menjadi tempat bagi lulusan untuk bekerja. Jalinan kerjasama rekruitmen dengan industri sebaiknya secara terus menerus dan selalu dievaluasi secara periodik agar terus dapat berjalan sesuai rencana. Lembagalembaga terkait yang langsung berhubungan dengan tenaga kerja adalah Departemen Tenaga Kerja, lembaga tersebut berwenang untuk memberikan informasi, pelatihan, dan penyaluran teaga kerja. Sekolah sebaiknya menyiapkan siswa yang akan lulus tentang aturan-aturan tenaga kerja dan proses penyaluran agar siswa mempunyai gambaran tentang proses

15

ketenagakerjaan yang sesuai dengan aturan. Bentuk kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya: (a) Sosialisasi aturanaturan dan proses rekruitmen ketenagakerjaan. (b) Penyiapan kompetensi soft skills dalam menyongsong dunia kerja. (c) Pendidikan dan pelatihan calon tenaga kerja, dan (d) penyaluran tenaga kerja baik ke dalam maupun keluar negeri.

16

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Ada banyak upaya untuk dapat meningkatkan peluang kerja dalam biang kompetensi

kelulusan.

SMK

harus

menyiapkan

tenaga

kerja

yang

berkompeten baik dari segi hard skills maupun soft skills sesuai harapan industri, SMK juga dapat melaksanakan program-program kegiatan sebagai berikut: (1) program teaching factory (2)kpengelolaan prakerin (3) pengelolaan kunjungan industri (4) penyelenggaraan kelas industri. (5) program on job training, dan (6) penyuluhan serta pembinaan dari stake holder terkait dengan tenaga kerja. Selain program diatas, pihak sekolah juga harus memperbanyak relasi dengan industri.

B. Kritik dan Saran Sebagai manusia biasa, penulis menyadari akan kekurangan serta kesalahan dalam penulisan makalah ini baik dari segi tata bahasa, maupun materi yang disampaikan. Dari itu penulis mohon maaf dan dengan kelapangan hati penulis mohon saran serta kritik dari para pembaca. Semoga dengan adanya makalah ini baik penulis maupun pembaca dapat mengambil manfaat serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan. Dan semoga Allah senantiasa menunjukkan, merahmati dan meridhai setiap gerak langkah kita. Aamiin.

17

DAFTAR PUSTAKA

18

Related Documents


More Documents from "Sukardi ok"