Laporan Praktek Lab Perancah.docx

  • Uploaded by: DILLA
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Praktek Lab Perancah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,041
  • Pages: 51
Laporan Praktek Lab. Konstruksi Acuan Dan Perancah I Disususn Oleh : Umari Al Khawari Bethan NIM : 1523714745 Semester III Program Studi Bangunan Air A JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM STUDI BANGUNAN AIR POLITEKNIK NEGERI KUPANG TAHUN AKADEMIK 2016/2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktek dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Penulisan laporan praktek ini merupakan salah satu syarat yang digunakan untuk acuan penilaian dalam mata kuliah Acuan dan Perancah I yang bertempat pada Lab. Konstruksi. Pada kesempatan kali ini saya menulis laporan praktek yang didalamnya membahas tentang job-job yang telah dilaksanakan pada mata kuliah Acuan dan Perancah I seperti, Acuan dan Perancah Fondasi, Acuan dan Perancah Kolom, Acuan dan Perancah Lantai, dan Acuan dan Perancah Tangga serta teknik-teknik pembongkaran Acuan dan Perancah. Laporan praktek ini saya akui masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik penulisan. Oleh kerena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penting untuk penyempuranaan laporan ini.

Kupang,

Penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mata kuliah ini merupakan mata kuliah praktek yang melingkupi pembuatan alat bantu yang berfungsi untuk membentuk beton yang biasa dikenal dengan sebutan Acuan dan Perancah/Bekisting/Form Work yang berupa cetakan dengan berbagai macam bentuk dan mudah di bongkar. 1.2. Manfaat Dengan mengikuti mata kuliah ini maka mahasiswa dapat mengetahui dan memahami fungsi dari Acuan dan Peranca serta langkah-langkah pembuatanya. 1.3. Tujuan Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan menjelaskan setiap bagian Acuan dan Perancah, mengetahui syarat Acuan dan Perancah, mengetahui alat dan bahan pembuatan Acuan dan Perancah, serta dapat membuat konstruksi Acuan dan Perancah di lapangan. 1.4. Jenis-Jenis Job Adapun beberapa jenis job yang akan di praktekan pada mata kulih Acuan dan Perancah I yaitu : a. Job 1 Acuan dan Perancah Fondasi b. Job 2 Acuan dan Perancah Kolom c. Job 3 Acuan dan Perancah Balok d. Job 4 Acuan dan Perancah Lantai e. Job 5 Acuan dan Perancah Tangga f. Pembongkaran Acuan dan Perancah

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Pengertian Acuan dan Perancah Acuan yang dimaksud adalah sebagai cetakan atau gelagaran untuk ukuran maupun bentuk beton yang diinginkan, sedangkan perancah adalah sebagai penyokong tegak dan lurusnya acuan tersebut. Acuan dan perancah harus kuat memikul beban sendiri, berat beton basah, beban hidup, dan beban peralatan kerja selama proses pengecoran. 2.1.2 Fungsi Acuan dan Perancah Acuan dan Perancah memiliki beberapa fungsi yaitu : a. Memberikan bentuk kepadakonstruksi beton b. Untuk mendapatkan permukaan struktur yang diharapkan c. Menopang beton sebelum sampai dengan konstruksi cukup keras d.

Sebagai isolasi panas pada beton

2.1.3 Syarat-Syarat Acuan dan Perancah Syarat-syarat Acuan dan Perancah adalah : a. Kuat b. Kaku c. Rapi d. Mudah di Bongkar e. Ekonomis dan Efisien f. Bersih

2.1.4 Bagian-Bagian Acuan dan Perancah A. Bagian-bagian Acuan antara lain : a. Papan Cetakan Dapat digunakan papan sebagai dinding acuan. Apabila digunakan papan maka penyambungan dapat dilakukan dalam arah melebar ataupun memanjang, perlu diiperhatikan dalam penyanbungan papan harus benar-benar rapat agar tidak ada air yang keluar. b. Klam Perangkai Klam perangkai mempunyai 2 fungsi yaitu Sebagai bahan penyambung papan acuan pada arah memanjang maupun melebar dan Sebagai bahan pengaku acuan pada arah melebar B. Bagian-bagian pada perancah yaitu a. Tiang acuan/Tiang Penyangga Tiang acuan biasanya digunakan kasau, kayu gelam, ataupun berbahan besi. Umumnya jumlah tiang kolom 4 buah dan dil etakkan diluar sudut kolom. b. Gelagar berfungsi sebagai penopang langsung dari acuan yang ada serta Dapat berfungsi untuk mengatur elevasi yang diinginkan dari acuan. Gelagar terbuat dari bahan kayu berukuran balok maupun papan c. Skur Skur merupakan bagian dari acuan perancah yang berfungsi untuk memperkokoh atau memperkaku dari sistem acuan perancah yang ada d. Landasan Landasan merupakan untuk tiang penyangga agar tidak bergerak-gerak. Landasan yang digunakan biasanya berupa balok kayu, baja atau beton e. Penyokong Setelah papan landasan siap, maka tiang-tiang yang sudah dipotong diletakkan diatas papan tersebut dan dipasangkan penyokong agar tiang–tiang tersebut dapat berdiri dengan tegak dan kokoh.

2.1.5 Perencanaan Peranca Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan peranca adalah : 

Kecepatan dan cara pengecoran beton.



Beban yang harus dipikul, termasuk beban, horisontal dan beban kejut.



Selain kekuatan dan kekakuan acuan, kestabilitas juga perlu diperhitungkan dengan baik.



iang-tiang acuan dari kayu harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan mudah distel dengan baji. Tiang-tiang acuan tersebut tidak boleh mempunyai lebih.

2.2 Bahan Pembuatan Acuan dan Perancah Papan acuan dan tiang perancah yang digunakan biasanya dari kayu yang harganya murah dan mudah dikerjakan. Juga dapat dipergunakan pelat-pelat baja, pelat seng bergelombang, plywood dan lain sebagainya. Meskipun acuan dan perancah dibuat dari kayu yang murah, tetapi kayunya harus cukup baik dan tidak boleh terlalu basah, sebab kayu yang terlalu basah akan mudah melengkung dan pecah. Ukuran papan acuan biasanya adalah tebal 2-3 cm dan lebarnya 15-20 cm. Untuk perancah biasanya digunakan kasau 4/6 atau 5/7 cm, namun banyak juga yang menggunakan perancah dari bambu. Perkembangan yang terjadi dewasa ini, banyak digunakan acuan yang telah siap rakit, papan acuan dari pelat baja, sedang perancahnya menggunakan frame scafolding . Bahan yang digunakan dalam praktek Acuan dan Perancah I adalah a. Kayu b. Multipleks c. Tripleks d. Paku e. Benang

2.3 Peralatan Yang Digunakan Dalam Pengerjaan Acuan dan Perancah Peralatan yang digunakan dalam praktek Acuan dan Perancah I adalah : Meteran Baja (kecil)

Unting-unting

Waterpass Kerangka terbuat dari alumunium dan dilengkapi dengan tabung yang berisi cairan ether yang ada gelembung udaranya. Digunakan untuk mengukur kedataran dan ketegakkan pasangan. Lebar : 5 cm

Panjang : 60-120 cm

Tebal : 3 cm Meteran terbuat dari plat baja tipis sekali dan digulung dalam suatu kotak ebagai pelindungnya. Tercantum ukuran dalam mm, cm, dan inchi. Gunanya untuk mengukur pekerjaan untuk tebal, lebar, panjang, dan tinggi. Panjang : 5 m

Lebar : 1-2 cm

Tebal lat : 0.2 mm

Alat ini terbuat dari kuningan, besi atau timah dengan berat 100 gr s/d 500 gr. Ditengahnya dipasang benang. Gunanya untuk mengukur ketegakkan. Panjang : 12 ½ cm

Berat : 100 gr

Gergaji Mesin

Palu Cakar . Gergaji Tangan . Kaka Tua Kaka tua digunakan untuk membuka sambungan paku dan kayu Digunakan untuk memotong dan membelah kayu sama seperti Gergaji manual, namun gergaji ini menggunakan daya listrik sehingga kerjanya lebih cepat, rapi, dan mudah digunakan Umumnya digunakan untuk memukul benda-benda dari besi/baja seperti paku

dan digunakan juga untuk mencabut paku Digunakan untuk memotong dan membelah kayu dengan cara manual. Gergaji terbuat dari sebilah baja tipis yang tipis satunya dibuat bergigi tajam dan diberi tangkai pegangan dari kayu Selang Plastik

Pensil/Kapur Tulis Digunakan sebagai penanda dimensi yang telah diukur Benag

Linggis

Siku Alat ini berfungsi untuk mengukur kesikuan 2.4 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Dalam melakukan suatu pekerjaan fisik baik di lapangangan maupun didalam ruangan selalu mempunyai resiko kecelakaan. Seorang pekerja harus selalu waspada terhadap resiko kecelakaan yang tidak diketahui kapan akan terjadi. Oleh karena itu seorang pekerja harus melengkapi diri dengan perlengkapan keselamatan kerja (K3). Persyaratan kesehatan dan keselamatan (K3) kerja harus mengacu pada undang-undang atau peraturan daerah yang berlaku, dan seti daknya mencakup:

Lingkungan dan keselamatan tempat kerja

Perlengkapan dan pakaian keselamatan kerja

Penggunaan peralatan dan perlengkapan

Penanganan bahan

Perlengkapan keselamatan Selang digunakan sebagai penyama elevasi Alat ini berfungsi untuk pedoman dalam menentukan kedataran atau kelurusan titik-titik diantara dua titik yang telah ditantukan kedudukannya Alat ini befungsi sebagai penggali tanah Lantai kerja

Pekerjaan yang dilakukan di atas perancah

Resiko keselamatan Perlengkapan dan pakaian keselamatan kerja meliputi: Sepatu kerja Sepatu kerja berfungsi untuk melindungi kaki dari benda tajam.

Sarung tangan Sarung tangan berfungsi untuk melindungi kaki dari benda tajam. Helm proyek Helem proyek berfungsi untuk melindungi kepala dari benda-benda yang jatuh dari atas bangunan dan melidungi kepala dari panas mata hari di lapangan. Pakaian kerja Pakaian kerja berfungsi untuk melindungi tubuh. BAB III URAIAN JOB 3.1. Job 1 Acuan dan Perancah Fondasi A. Teori Dasar Papan duga atau stake out adalah suatu acuan atau pedoman yang dibuat dan dipakai untuk menentukan ukuran bangunan (gedung). Ukuran yang dimaksud adalah ukuran kearah mendatar misalnya jarak as fondasi/dinding dan ke arah vertikal, misalnya kedalaman fondasi, ketinggian lantai, ketinggian kuda-kuda dan sebagainya. Papan duga hanya bersifat sementara, sehingg setelah bangunan berdiri atau sudah tidak difungsikan lagi papan duga tersebut dapat dibongkar. Berikut ini adalah bagian-bagian dari papan duga : a. Gelagar Gelagar merupakan pendukung papan-papan duganya agar bisa berada pada posisinya. b. Papan Papan merupakan bagian titik penting arah horizontal diletakan.

B. Tujuan Praktek ini bertujuan untuk

a. Mahasiswa dapat mengetahui langkah kerja pemasangan papan duga di lapangan. b. Mahasiswa dapat menetukan kedataran dan kesikuan suatu konstruksi bangunan c. Mahasiswa dapat menentukas as bangunan

C. Bahan Daftar bahan yang diperlukan a. Kaso 4/6 x 400. b. Papan Borneo 1.2/20 x 400. c. Paku 4 cm dan 7 cm.

D. Peralatan Daftar peralatan yang diperlukan : a. Meteran Baja b. Pensil c. Selang Plastik d. Gergaji Tangan e. Benang f. Palu Cakar g. Unting-Unting h. Waterpass

E. Langkah Kerja Pakailah Perlengkapan K3 sebelum bekerja

Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan

Tancapkan gelagar pertama pada sebagai acuan ( apabila tanah mempunyai kemiringan, maka gelagar pertama harus ditancapkan di aera tanah yang paling tinggi)

Ukur dan berilah tanda menggunakan pensil 30 cm dari permukaan tanah pada gelagar pertama sebagai penanda tinggi pondasi dari muka tanah Isi penuh slang plastik dengan air, lalu tanam gelagar lainya sesuai gambar kerja Dalam memasang gelagar usahakan harus lurus dan siku menggunakan

rumus Phitagoras 2 2 c

a

b

Gunakan slang plastik yang telah terisi air sebagai pengatur elevasi tanah untuk mengukur tinggi pondasi dari muka tanah pada gelagar lainya dengan gelagar pertama sebagai acuan. Setelah semuah gelagar telah diberi tanda pasang papan duga pada gelagar-gelagar tersebut tentukan as bangunan menggunakan benang sesuai gambar kerja dengan penyetelan menggunakan unting-unting Ukur kesikuan sudut dengan menggunakan perbandingan 3:4:5

Tunjukan hasi kerja kepada dosen pembimbing untuk dikoreksi. 3.1.7 Keselamatan Kerja Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya

Pergunakan alat dengan cara yang benar dan sesuai dengan fungsinya

Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan benar

Konsentrasikan perhatian pada waktu kerja

Tempatkan bahan-bahan dan alat sedemikian rupa, sehingga tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung Ikuti arahan atau petunjuk instruktur

Periksalah kondisi alat apakah layak digunakan atau tidak 3.1.8 Hasil Kerja Hasil Kerja Job 1 Papan Duga / Stake Out (Bowplank) 3.2 Job 2 Acuan dan Perancah Kolom 3.2.1 Teori Dasar Bekisting kolom segi empat merupakan bentuk kolom yang sering dilaksanakan karena mudah dalam pelaksanaan baik pembuatan bekistingnya maupun pekerjaan finishingnya. Berikut adalah bagian-bagian bekisting kolom segi empat : Acuan Acuan merupakan bagian bekisting yang berhubungan dan membentuk langsung terhadap kolom beton yang dibuat Klam . Klam merupakan bagian bekisting yang berfungsi untuk merangkai papan-papan acuan agar menjadi satu kesatuan.

Penguat atau pengaku tegak Penguat atau pengaku tegak merupakan bagian bekisting yang menempel langsung pada klam di sisi luar acuan. Penguat atau pengaku mendatar Pengaku mendatar berfungsi untuk menyatukan acuan kolom sekaligus menopang tekanan samping oleh beton. 3.2.2 Tujuan Praktek ini bertujuan untuk Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam bentuk kolom.

Mahasiswa dapat membuat acuan kolom segi empat

Mahasiswa dapat merangkai bekisting kolom segi empat

Mahasiswa dapat menyetel bekisting dalam satu garis lurus 3.2.3 Bahan Daftar bahan yang diperlukan Multipleks 12 mm

Kaso 4/6 x 400

Paku 3 cm

Paku 5 cm 3.2.4 Peralatan

Daftar peralatan yang diperlukan Meteran Baja

Pensil

Selang Plastik

Gergaji Tangan

Gergaji Mesin

Benang

Palu Cakar

Unting-Unting

Waterpass

Mistar Siku 3.2.6 Langkah Kerja Pakailah Perlengkapan K3 sebelum bekerja

Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan

Pelajari gambar kerja secara seksama

Pilihlah dan perhitungkanlah kebutuhan bahan yang diperlukan

Potonglah bahan sesuai ukuran yang tertera pada gambar kerja dan rangkailah bahan-bahan tersebut

Rangkaikan papan-papan acuan dengan menggunakan klam dari kaso yang telah di potong Rangkaikanlah papan-papan acuan pada langkah 5 menjadi cetakan kolom segi empat dan kontrol kesi kuannya mengunakan penyiku. Pasangkanlah gelagar kaso 4/6 di setiap sisi luar acuan, yaitu pada kedua bagian tepi dan tengah sepanjang acuan kolom Setelah acuan tersebut menggunakan unting-unting

Jika sudah mempunyai jarak yang sama, maka pakukan sekur dengan blok-blok atau balok kayu, dengan demikian kedudukannya telah vertikal Periksalah sekali lagi semua hubungan maupun sambungan kayu yang ada agar didapat kedudukan bekisting yang betul betul kokoh. Tunjukan hasi kerja kepada dosen pembimbing untuk dikoreksi. 3.2.7 Keselamatan Kerja Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya

Pergunakan alat dengan cara yang benar dan sesuai dengan fungsinya

Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan benar

Konsentrasikan perhatian pada waktu kerja

Tempatkan bahan-bahan dan alat sedemikian rupa, sehingga tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung

Ikuti arahan atau petunjuk instruktur

Periksalah kondisi alat apakah layak digunakan atau tidak 3.2.8 Hasil Kerja Hasil Kerja Job 2 Acuan dan Perancah Kolom 3.3 Job 3 Acuan dan Perancah Balok 3.3.1 Teori Dasar Balok beton adalah bagian dari struktur bangunan atau konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menopang lantai diatasnya,balok juga berfungsi sebagai penyalur momen menuju kolom-kolom.Balok dikenal sebagai elemen lentur,yaitu elemen struktur yang dominan memikul gaya dalam berupa momen lentur dan juga geser. Berikut adalah bagian-bagian bekisting balok : Papan acuan dan papan perangkai klam Seperti halnya dengan papan acuan kolom, maka acuan balok ini tidak ada perbedaan teknik penyambungan maupun perangkaiannya. Yang membedakan adalah kedudukan dari acuan balok yang mendatar. Papan acuan balok terdiri dari 2 macam : a) Papan acuan samping b) Papan acuan bawah Gelagar Gelagar adalah bagian pendukung langsung dari papan acuan bagian

bawah Penjepit Penjepit berfungsi untuk menjaga agar acuan samping balok bagian bawah tidak bergeser keluar akibat tekanan beton segar sewaktu pengecoran Sekur acuan Sekur acuan berfungsi untuk memprtahankan agar acuan samping tetap tegak walaupun mendapat gaya yekan dari dalam acuan Sekur tiang preancah Sekur ini akan memperkokoh kedudukan bekisting balok. Sekur tiang perancah ada 2 macam yaitu : a) Sekur miring b) Sekur horizontal 3.3.2 Tujuan Praktek ini bertujuan untuk Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah pembuatan acuan dan perancah balok Mahasiswa dapat melakukan penyetelan acuan dan pereancah balok

Mahasiswa dapat memperhitungkan kebutuhan bahan dalam membuat acuan dan perancah balok Mahasiswa mengetahui bagian-bagian acuan dan perancah balok

3.3.3 Bahan Daftar bahan yang diperlukan Multipleks 12 mm

Kaso 4/6 x 400

Paku 3 cm

Paku 5 cm 3.3.4 Peralatan Daftar peralatan yang diperlukan Meteran Baja

Pensil

Gergaji Tangan

Benang

Palu Cakar

Unting-Unting

Waterpass

Mistar Siku 3.3.6 Langkah Kerja Pakailah Perlengkapan K3 sebelum bekerja

Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan

Pelajari gambar kerja secara seksama

Pilihlah dan perhitungkanlah kebutuhan bahan yang diperlukan

Potonglah bahan sesuai ukuran yang tertera pada gambar kerja dan rangkailah bahan-bahan tersebut Rangkaikan papan-papan acuan dengan menggunakan klam dari kaso yang telah di potong Rangkaikanlah papan-papan acuan pada langkah 5 menjadi cetakan balok dan kontrol kesikuannya mengunakan penyiku. Rencanakan jarak tiang perancah agar didapat jarak yang sama dan segaris lurus dengan tiang perancah kolom jika ada Dirikan tiang perancah pertama yang berkedudukan dekat dengan bekisting kolom Agar tiang perancah bisa berdiri, maka pasanglah sekur mendatar dan miring sepanjang balok yang akan dibuat acuannya. Periksalah sekali lagi semua hubungan maupun sambungan kayu yang ada agar didapat kedudukan bekisting yang betul betul kokoh. Tunjukan hasi kerja kepada dosen pembimbing untuk dikoreksi. 3.3.7 Keselamatan Kerja

Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya

Pergunakan alat dengan cara yang benar dan sesuai dengan fungsinya

Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan benar

Konsentrasikan perhatian pada waktu kerja

Tempatkan bahan-bahan dan alat sedemikian rupa, sehingga tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung Ikuti arahan atau petunjuk instruktur

Periksalah kondisi alat apakah layak digunakan atau tidak 3.2.8 Hasil Kerja Hasil Kerja Job 3 Acuan dan Perancah Balok 3.4 Job 4 Acuan dan Perancah Lantai 3.4.1 Teori Dasar Di kawasan perkotaan cenderung membangun gedung bertingkat semakin besar persentasenya. Hal ini disebabkan oleh : Semakin padat jumlah penduduknya

Semakin sempit lahan yang tersedia

Biaya lebih murah karena harga lahan lebih mahal

Kemajuan dalam bidang industri konstruksi

Papan acuan lantai merupakan bagian bekisting yang mempunyai kontak langsung dengan beton pada sisi bawah lantai. Dengan adanya kontak langsung ini perlu dipersiapkan secara khusus terhadap permukaan acuan agar didapat hasil yang memuaskan. 3.4.2 Tujuan Praktek ini bertujuan untuk Mahasiswa dapat mengetahui langkah kerja pembuatan bekisting plat lantai

Mahasiswa dapat mengetahui fungsi lantai

Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian bekisting lantai

Mahasiswa dapat melakukan penyetelan acuan dan perancah lantai 3.4.3 Bahan Daftar bahan yang diperlukan Kaso 4/6 x 400

Kaso 5/7 x 400

Papan Borneo 1.2/20 x 400

Paku 4 cm, 3 cm dan 7 cm

Multipleks 12 mm 3.4.4 Peralatan Daftar peralatan yang diperlukan

Meteran Baja

Pensil

Selang Plastik

Gergaji Tangan

Benang

Palu Cakar

Unting-Unting

Waterpass 3.4.6 Langkah Kerja Pakailah Perlengkapan K3 sebelum bekerja

Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan

Persiapkan tempat untuk bekerja

Pelajari gambar kerja dengan seksama

Pilihlah dan hitung kebutuhan bahan yang diperlukan

Ukur dan potong bahan sesuai dengan gambar kerja

Dirikan tiang perancah

Buatlah gelagar untuk menahan atau menopang cetakan plat lantai

Pasanglah bekisting lantai diatas gelagar yang telah dibuat 3.4.7 Keselamatan Kerja Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya

Pergunakan alat dengan cara yang benar dan sesuai dengan fungsinya

Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan benar

Konsentrasikan perhatian pada waktu kerja

Tempatkan bahan-bahan dan alat sedemikian rupa, sehingga tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung Ikuti arahan atau petunjuk instruktur

Periksalah kondisi alat apakah layak digunakan atau tidak 3.4.8 Hasil Kerja Hasil Kerja Job 4 Acuan dan Perancah Lantai 3.5 Job 5 Acuan dan Perancah Tangga 3.5.1 Teori Dasar Tangga pada masa lampau mempunyai kedudukan sangat penting karena membawa prestise bagi penghuni bangunan tersebut. Tetapi sekarang bila membuat bangunan disertai tangga sudah bukan barang kemewahan lagi. Ini tidak lain karena tanah yang dipunyai tidak luas maka pengembangannya harus ke atas dan pasti memerlukan tangga.

Tangga harus memenuhi syarat-syarat antara lain : Mudah di temukan

Mendapat penerangan yang cukup terutama penerangan alami

Cukup kuat dan kaku

Mudah dilalui (didaki dan dituruni)

Mempunyai bentuk yang sederhana Tangga berfungsi sebagai penghubung antara lantai tingkat satu dengan lainnya pada suatu bangunan. Sudut tangga yang mudah dijalani dan efisien sebaiknya mempunyai kemiringan ± 40º. Jika mempunyai kemiringan lebih dari 45º pada waktu menjalani akan berbahaya terutama dalam arah turun. Agar supaya tangga tersebut menyenangkan dijalani, ukuran optrade (tegak) dan aantrede (mendatar) harus sebanding. Pertimbangan Panjang langkah orang dewasa dengan tinggi badan normal itu rata-rata 57– 60 cm. Menurut penelitian pada saat mengangkat kaki dalam arah vertikal untuk tinggi tertentu dibutuhkan tenaga 2 kali lipat pada saat melangkah dalam arah horizontal. Misal sebuah bangunan bertingkat dengan tinggi lantai 2,25 m anak tangga tegak (optrade) ditaksir 14 cm. Jadi jumlah optrade = 225 : 14= 16,07 buah dibulatkan = 17 buah sehingga

optradenya menjadi 225: 17 = 13,23 cm serta lebar aantradenya adalah 24 cm dan mencari besar sudut dari tangga tersebut adalah: Ukuran ini harus diteliti benar sampai ukuran dalam milimeter. Menurut rumus tangga: 1 aantrade + 2 optrade = 57 – 60 cm Lebar aantrade (57 a’ 60 ) – 2 x 18,4 = 20, 2 a’ 23,2 cm dalam ini ukurannya boleh dibulatkan menjadi antara 20 dan 23 cm. RUMUS TANGGA: 1 AANTRADE + 2 OPTRADE = 57 SAMPAI DENGAN 60 CM Tan α = o÷a Tan α = 14 ÷ 24 = 0,583 Jadi, α= 30,02 º Sebuah tangga yang memungkinkan: Dilalui 1 orang lebar ± 80 cm

Dilalui 2 orang lebar ± 120 cm

Dilalui 3 orang lebar ± 160 cm

Acuan Danperancah Tangga Pada Dasarnya Dengan Acuan Perancah Dari Balok, Hanya Saja Untuk Tangga Lebih Lebar Dan Miring Ke Bawah Jika letak tulangan tangga menumpu pada balok, maka cetakan balok dibuatkan coakan selebar tangga+ dua kali lebar cetakan tangga. Penulangan dipasang setelah cetakan tangga opride dibuat. Setelah penulangan

selesai kemudian dipasang cetakan optrede 3.5.2 Tujuan Praktek ini bertujuan untuk Mahasiswa dapat mengetahui langkah kerja pembuatan bekisting tangga

Mahasiswa dapat mengetahui fungsi tangga

Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian bekisting tangga

Mahasiswa dapat melakukan penyetelan acuan dan perancah tangga

Mahasiswa dapat merencanakan bordes tangga

Mahasiswa dapat merencanakan tata letak tangga

Mahasiswa dapat memilih bahan yang tepat dalam membuat bekisting tangga 3.5.3 Bahan Daftar bahan yang diperlukan Kaso 4/6 x 400

Papan Borneo 1.2/20 x 400

Paku 4 cm, 3 cm dan 7 cm

Multipleks 12 mm 3.5.4 Peralatan Daftar peralatan yang diperlukan

Meteran Baja

Pensil

Selang Plastik

Gergaji Tangan

Benang

Palu Cakar

Unting-Unting

Waterpass 3.5.6 Langkah Kerja Pakailah Perlengkapan K3 sebelum bekerja

Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan

Persiapkan tempat untuk bekerja

Pelajari gambar kerja dengan seksama

Pilihlah dan hitung kebutuhan bahan yang diperlukan

Ukur dan potong bahan sesuai dengan gambar kerja

Dirikan tiang perancah

Buatlah gelagar

Timbanglah gelagar

Memasang cetakan bawah dan samping

Memasang penjepit dan sekur atas

Sebelumnya dicek ketegakan dan kesikuan cetakan

Melukis antrdade dan optrade pada cetakan samping

Memasang klos untuk optrade

Memasang cetakan optrade

Memasang penguat cetakan optrade 3.5.7 Keselamatan Kerja Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya

Pergunakan alat dengan cara yang benar dan sesuai dengan fungsinya

Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan benar

Konsentrasikan perhatian pada waktu kerja

Tempatkan bahan-bahan dan alat sedemikian rupa, sehingga tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung Ikuti arahan atau petunjuk instruktur

Periksalah kondisi alat apakah layak digunakan atau tidak 3.5.8 Hasil Kerja

Hasil Kerja Job 5 Acuan dan Perancah Tangga 3.6 Pembongkaran Acuan dan Perancah 3.6.1 Teori Dasar Pembongkaran acuan dan perancah jika di cor dilakukan apabila beton sudah mencapai umur ± 28 hari. Pada konstruksi tertentu kita bisa membongkarnya lebih awal, misalnya pada pekerjaan pondasi, pekerjaan kolom, dll; biasanya pada konstruksi yang tidak menggantung. Pembongkaran terpaksa dilakukan karena waktu yang diperlukan oleh pekerjaan lain yang tergantung dari pekerjaan beton tersebut untuk konstruksi yang menggantung jangan sekali – kali dilakukan pembongkaran acuan / perancah sebelum beton cukup umur, misalnya pada balok, lantai, konsol, luifel, dll. Apabila hal ini dilakukan, maka akan berakibat buruk, misalnya retak pada beton, atau lepasnya ikatan beton dengan tulangan. Syarat-syarat Pembongkaran Acuan dan Perancah Syarat Ekonomis Pada saat acuan dibongkar usahakan bekas bahan bongkaran supaya bisa dipergunakan kembali agar dapat mnghemat biaya seminimal mungkin. Hal ini dapat dilakukan apabila dalam pembongkaran dilakukan secara hati – hati. Syarat Keamanan Selain syarat ekonomis harus juga diperhatikan syarat–syarat keamanan. Hal ini penting sekali, jangan sampai di dalam pembongkaran urutan

pembongkaran tidak diperhatikan sehingga bagian yang belum terbongkar ataupun yang sudah terbongkar dapat mencelakakan pekerja yang sedang bekerja. Misalnya di dalam pembongkaran acuan dan perancah lantai. Pertama dibongkar dahulu skur–skurnya kemudian tiang-tiangnya. Dalam pembongkaran tiang, harus hati–hati karena tiang ini yang menyangga seluruh beban di atasnya. Kalau tidak hati–hati maka apa–apa yang ada di atasnya bisa rubuh dan menimpa pekerja yang sedang berada di bawahnya. Gunakan pakaian keamanan ( sepatu safety, helm, tali, sarung tangan, dan kaca mata ). Syarat Konstruktif ` Pembongkaran tiang secara teoritis perlu diperhatikan bidang momen yang timbul harus sama dengan bidang momen yang direncanakan. Jadi pada pembongkaran tiang perancah lantai harus dimulai dari tengah dulu kemudian ke arah tepi. Hal ini dimaksudkan agar bidang momen yang timbul akan sama dengan bidang momen yang direncanakan. Sedang pada pembongkaran konsol ( balok kantilever ), dimulai dari ujung. Dengan maksud untuk mendapatkan bidang momen yang sama. Syarat konstruktif untuk pembongkaran acuan dan perancah dibagi menjadi dua, yaitu : a) Berdasarkan Waktu Berdasarkan waktu pembongkaran dibagi menjadi dua, yaitu : Untuk cetakan samping atau yang tidak menahan momen, acuan ini

boleh dibongkar setelah bentuk beton stabil (ce takan dinding balaok, cetakan dinding) ± > 24 jam. Untuk penyangga datar yang menahan momen : boleh dibongkar setelah beton mencapai kekuatan penuh, dibuktikan dengan hasil uji kubus di laboratorium, untuk beton konvensional ± 28 hari (beton tanpa bahan tambahan). b) Berdasarkan Metode Urutan-urutan pembongkaran acuan dan perancah harus sesuai dengan momen yang telah direncanakan. Metode-metode yang digunakan dalam pembongkaran acuan dan perancah adalah : Urutan-urutan pembongkaran acuan dan perancah harus sesuai dengan momen yang telah direncanakan, sehingga momen yang terjadi akibat pembongkaran sama dengan momen yang telah direncanakan. Pembongkaran acuan dan perancahnya dimulai dari ujung untuk mendapatkan bidang momen yang sama. Pembongkaran tiang perancahnya harus dimulai dari tengah dan diteruskan di kiri kanannya sampai ke tepi. Kesimpulannya adalah ketika melakukan pembongkaran, tidak merusak konstruksi yang telah jadi. 3.6.2 Tujuan Praktek ini bertujuan untuk

Mahasiswa dapat menjelaskan teknik pembongkaran bekisting dengan baik

Mahasiswa dapat melakukan pembongkaran bekisting kolom

Mahasiswa dapat melakukan pembongkaran bekisting balok

Mahasiswa dapat melakukan pembongkaran bekisting lantai dan tangga 3.6.3 Peralatan Daftar peralatan yang diperlukan Palu cakar

Linggis kecil

Tang atau kaka tua 3.6.4 Langah Kerja Pembongkaran acuan dan perancah fondasi Persiapkan peralatan yang dibutuhkan

Bongkarlah sekur-sekur yang ada

Lepaskanlah tiang-tiang perancah yang ada

Cabutlah gelagar-gelagar yang terpasang

Bongkarlah papan acuan satu persatu

Cabutlah paku yang masih tertancap pada kayu atau papan acuan

Bersihkan tempat kerja dari bahan bekas bekisting tadi

3.6.5 Proses Pembongkaran Acuan dan Perancah Proses Pembongkaran Acuan dan Perancah Pondasi Proses Pembongkaran Acuan dan Perancah Kolom, Balok, Lantai, dan Tangga BAB IV ANALISA PERHITUNGAN BAHAN 4.1 Analisa Perhitungan Bahan Job 1 Acuan dan Perancah Fondasi 4.1.1 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Gelagar Kaso 4/6 x 400 cm Diketahui : Panjang 1 Batang Kaso 4/6 = 4 m' Jumlah Gelagar = 12 batang Panjang 1 Batang Gelagar = 1 m' Lebar Kaso ( l ) = 0.04 m

Tebal Kaso ( t ) = 0.06 m

Panjang Kaso u/ Pekerjaan Gelagar Papan Duga ( p ) = Panjang 1 Batang gelagar x Jumlah gelagar = 1 m x 12 batang = 12 m' Volume Kaso 4/6 untuk pekerjaan Papan Duga V=pxlxt = 12 m x 0.06 m x 0.04 m` = 0.0288 m3

Jumlah batang Kaso 4/6 untuk pekerjaan Papan Duga = Panjang1Batang Kaso 4/6 Panjang Kaso 4/6 u/ Pekerjaan Patok Papan Duga = 4m' 12m' = 3 batang Jadi jumlah Kaso 4/6 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan duga adalah 3 batang 4.1.2 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Papan Acuan Papan Borneo 1.2/20 Diketahui : Panjang 1 Lembar Papan Borneo 1.2/20 = 4 m' Jumlah Papan Acuan = 8 lembar Panjang 1 Lembar Papan Duga = 1.2 m' Lebar Papan Borneo ( l ) = 0.20 m

Tebal Papan Borneo ( t ) = 0.012 m

Panjang Papan Borneo u/ Pekerjaan Papan Acuan ( p ) = Panjang 1 lembar Papan Acuan x Jumlah Papan Acuan = 1.20 m x 8 lembar = 9.6 m'

Volume Papan Borneo 1.2/20 untuk pekerjaan Papan Duga V=pxlxt = 9.6 m x 0.20 m x 0.012 m` = 0.0230 m3 Jumlah lembar Papan Bormeo 1.2/20 untuk pekerjaan Papan Duga = Panjang1Lembar Papan1.2/20 Panjang Papan Borneo u/ Pekerjaan Papan Acuan = 4m' 9.6m' = 2.4 lembar = 3 lembar Jadi jumlah Papan Borneo 1.2/20 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan duga adalah 3 lembar 4.2 Analisa Perhitungan Bahan Job 2 Acuan dan Perancah Kolom 4.2.1 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Papan Acuan Kolom Multipleks 12 mm Diketahui : Panjang 1 Lembar Multipleks ( p) = 2.44 m'

Lebar 1 Lembar Multipleks ( l ) = 1.44 m'

Tebal 1 lembar Multipleks ( t ) = 0.012 m'

Tinggi Kolom = 2.44 m

Dimensi Kolom = 0.25 m x 0.25 m

Kebutuhan Multipleks Untuk 1 Kolom Sisi A = 0.25 m x 2 irisan = 0.50 m Sisi B = 0.26 m x 2 irisan = 0.52 m Sisi A+B = 0.50 m + 0.54 m = 1.02 m Kebutuhan Multipleks Untuk 4 Kolom = 1.02 m x 4 kolom = 4.08 m Jumlah lembar Multipleks untuk pekerjaan Bekisting Kolom = Lebar 1LembarMultipleks KebutuhanMultipleks Untuk 4Kolom = 1.22 m' 4.08m' = 3.34 lembar = 4 Lembar Multipleks Jadi jumlah Multipleks yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan acuan kolom adalah 4 Lembar

4.2.2 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Klam Perangkai Bekisting Kolom Kaso 4/6 Diketahui : Panjang 1 Batang Kaso 4/6 = 4 m' Jumlah Klam Vertikal Untuk 1 Kolom = 8 batang Jumlah Klam Horisontal Untuk 1 Kolom = 5 batang Panjamg 1 Klam Horisontal = 0.13 m Panjamg Klam Horisontal Untuk 1 Kolom = 0.13 m x 5 batang = 0.65 mx 4 sisi = 2.6 m x 4 kolom = 10.4 m Tinggi 1 Kolom = 2.44 m' Lebar Kaso ( l ) = 0.04 m

Tebal Kaso ( t ) = 0.06 m

Panjang Kaso u/ Pembuatan Klam Perangkai Bekisting Kolom ( ) = (Tinggi 1 Kolom x Jumlah Klam Vertikal Untuk 1 Kolom) + Panjang Klam Horisontal = (2.44 m x 8 batang)+10.4 m = (19.52 m' x 4 kolom)+10.4 m = 78.04 m+10.4 m = 88.48 m Volume Kaso 4/6 Pembuatan Tiang Klam Bekisting Kolom

V=pxlxt = 88.48 m x 0.06 m x 0.04 m` = 0.212 m3 Jumlah batang Kaso 4/6 untuk Pembuatan Tiang Klam Bekisting Kolom = = 4m' 88.48m' = 22 batang Jadi jumlah Kaso 4/6 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan klam perangkai kolom adalah 22 batang Panjang1Batang Kaso 4/6 Panjang Kaso u/ Pembuatan KlamPerangkai Bekisting Kolom 4.2.3 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Gelagar Bekisting Kolom Kaso 5/7 Diketahui : Panjang 1 batang Kaso 5/7 = 4 m Panjang 1 batang Gelagar = 0.50 m Jumlah Gelagar pada 1 Kolom = 8 batang Lebar Kaso ( l ) = 0.05 m

Tebal Kaso ( t ) = 0.07 m

Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Gelagar 1 Kolom

= Panjag 1 batang Gelagar x Jumlah Gelagar Pada 1 Kolom = 0.50 m x 8 batang =4m Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Gelagar 4 Kolom ( p ) = Panjag Gelagar untuk 1 kolom x Jumlah Kolom = 4 m x 4 kolom = 16 m Volume Kaso 5/7 Pembuatan Gelagar Bekisting Kolom V=pxlxt = 16 m x 0.05 m x 0.07 m` = 0.056 m3 Jumlah batang Kaso 5/7 untuk Pembuatan Gelagar Bekisting Kolom = = 4m' 16m' = 4 batang Jadi jumlah Kaso 4/6 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan gelagar kolom adalah 4 batang Panjang1Batang Kaso 5/7 Panjang Kaso u/ Pembuatan Gelagar Bekisting Kolom 4.3 Analisa Perhitungan Bahan Job 3 Acuan dan Perancah Balok

4.3.1 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Papan Acuan Balok Multipleks 12 mm Diketahui : Panjang 1 Lembar Multipleks ( p) = 2.44 m'

Lebar 1 Lembar Multipleks ( l ) = 1.22 m'

Tebal 1 lembar Multipleks ( t ) = 0.012 m'

Panjang Balok = 2.44 m

Dimensi Balok = 0.25 m x 0.30 m

Kebutuhan Multipleks Untuk 1 Balok Sisi A = 0.31 m Sisi B = 0.25 m Sisi C = 0.15 m Sisi A+B=C = 0.31 m + 0.25 m + 0.15 = 0.71 m Kebutuhan Multipleks Untuk 2 Balok = 0.71 m x 2 kolom = 1.42 m Jumlah lembar Multipleks untuk pekerjaan Bekisting Kolom = Lebar 1Lembar Multipleks

Kebutuhan Multipleks Untuk 2 Balok = 1.22 m' 1.42 m' = 1.16 lembar = 2 Lembar Multipleks Jadi jumlah Multipleks yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan acuan balok adalah 2 Lembar 4.3.2 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Klam Perangkai Bekisting Balok Kaso 4/6 Diketahui : Panjang 1 Batang Kaso 4/6 = 4 m' Jumlah Klam Horisontal Untuk 1 Balok = 6 batang Jumlah Klam Vertikal Untuk 1 Balok = 5 batang Panjang Klam Vertikal Untuk 2 Balok Sisi A = 0.18 m x 5 batang = 0.90 m

Sisi B = 0.13 m x 5 batang = 0.65 m Sisis A + Sisi B = 0.90 m + 0.65 m = 1.55 m x 2 balok = 3.1 m Panjamg 1 Klam Horisontal = 2.44 m Panjamg Klam Horisontal Untuk 1 Balok = 2.44 m x 6 batang = 14.6 m x 2 kolom = 29.2 m

Panajng 1 Balok = 2.44 m' Lebar Kaso ( l ) = 0.04 m

Tebal Kaso ( t ) = 0.06 m

Panjang Kaso u/ Pembuatan Klam Perangkai Bekisting Kolom ( ) = (Panjang 1 Balok x Jumlah Klam Horisontal Untuk 1 Balok) + (Panjang Klam Vertikal Untuk 1 Balok x Jumlah Balok = (2.44 m x 6 batang)+(3.1 m x 2 balok ) = 14.64 m + 6.2 m = 20.84 m Volume Kaso 4/6 Pembuatan Klam Perangkai Bekisting Kolom V=pxlxt = 20.84 m x 0.06 m x 0.04 m` = 0.05 m3 Jumlah batang Kaso 4/6 untuk Pembuatan Klam Perangkai Bekisting Kolom = = 4m' 20.84m' = 5.21 batang = 6 batang Jadi jumlah Kaso 4/6 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan klam

perangkai bekisting balok adalah 6 batang Panjang1Batang Kaso 4/6 Panjang Kaso u/ Pembuatan KlamPerangkai Bekisting Kolom 4.3.3 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Gelagar Bekisting Balok Kaso 5/7 Diketahui : Panjang 1 batang Kaso 5/7 = 4 m Panjang 1 batang Gelagar = 0.50 m Jumlah Gelagar pada 1 Balok = 5 batang Lebar Kaso ( l ) = 0.05 m

Tebal Kaso ( t ) = 0.07 m

Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Gelagar 1 Balok = Panjag 1 batang Gelagar x Jumlah Gelagar Pada 1 Balok = 0.50 m x 5 batang = 2.5 m Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Gelagar 2 Balok ( p ) = Panjag Gelagar untuk 1 kolom x Jumlah Kolom = 2.5 m x 2 balok =5m Volume Kaso 5/7 Pembuatan Gelagar Bekisting Balok V=pxlxt = 5 m x 0.05 m x 0.07 m`

= 0.0175 m3 Jumlah batang Kaso 5/7 untuk Pembuatan Gelagar Bekisting Balok = = 4m' 5m' = 1 batang Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan gelgar bekisting balok adalah 1 batang Panjang1Batang Kaso 5/7 Panjang Kaso u/ Pembuatan Gelagar Bekisting Balok 4.3.4 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Sekur Bekisting Balok Kaso 5/7 Diketahui : Panjang 1 batang Kaso 5/7 = 4 m Panjang 1 batang Sekur = 0.50 m Jumlah Sekur pada 1 Balok = 5 batang Lebar Kaso ( l ) = 0.05 m

Tebal Kaso ( t ) = 0.07 m

Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Sekur 1 Balok = Panjag 1 batang Sekur x Jumlah Sekur Pada 1 Balok = 0.50 m x 5 batang

= 2.5 m Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Sekur 2 Balok ( p ) = Panjag Gelagar untuk 1 kolom x Jumlah Kolom = 2.5 m x 2 balok =5m Volume Kaso 5/7 Pembuatan Sekur Bekisting Balok V=pxlxt = 5 m x 0.05 m x 0.07 m` = 0.0175 m3 Jumlah batang Kaso 5/7 untuk Pembuatan Sekur Bekisting Balok = = 4m' 5m' = 1 batang Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan sekur bekisting balok adalah 1 batang Panjang1Batang Kaso 5/7 Panjang Kaso u/ Pembuatan Sekur Bekisting Balok 4.4 Analisa Perhitungan Bahan Job 4 Acuan dan Perancah Lantai 4.4.1 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Papan Acuan Lantai Multipleks 12 mm

Diketahui : Panjang 1 Lembar Multipleks ( p ) = 2.44 m'

Lebar 1 Lembar Multipleks ( l ) = 1.22 m'

Tebal 1 lembar Multipleks ( t ) = 0.012 m'

Luas 1 Lembar Multipleks = 2.44 m x 1.22 m = 2.97 m2

Luas Lantai = 2.44 m x 2.44 m = 5.95 m2

Kebutuhan Multipleks Untuk 1 Balok = 2 lembar Jadi jumlah Multipleks yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan acuan lantai adalah 2 Lembar Luas1LembarMultipleks Luas Lantai

2 2 2.97 m 5.95m

4.4.2 Analisa Perhitungan Bahan Untuk Tiang Penopang Papan Acuan Lantai

Kaso 5/7 Diketahui : Panjang 1 Batang Kaso 5/7 ( p ) = 4 m'

Lebar 1 Batang Kaso 5/7 ( l ) = 1.22 m'

Tinggi 1Batang Kaso 5/7 ( t ) = 0.012 m'

Tinggi 1 Tiang Penopang = 2.28 m

Jumlah Tiang Penopang = 25 batang

Panjang Selurung Tiang = 2.28 m x 25 batang = 57 m

Volume Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Tiang V=pxlxt = 57 m x 0.05 m x 0.07 m` = 0.199 m3 Kebutuhan Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Tiang Penopang = 14 lembar Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan acuan lantai adalah 14 Lembar Panjang1Batang Kaso 5/7 Panjang Seluruh Tiang

4m 57 m

4.5 Perencanaan Acuan dan Perancah Tangga Catatan : Pada job pembuatan Acuan dan Perancah Tangga, tidak ada dilakukan analisa perhitungan bahan. Yang dilakukan hanya perhitungan perencanaan anak tangga (trade) dan gambar kerja yang telah didesain oleh Umari Al Khawari Bethan. Hal ini disebabkan karena kami belum sempat mempraktekan pembuatan Acuan dan Perancah Tangga karena keterbatasan waktu praktek yang tersedia. 4.5.1 Perencanaan Anak Tangga ( Trade ) Sebagai dasar perencanaan digunakan rumus sebagai berikut : Diketahui : Tinggi Lantai 244 cm Perencanaan Antrade ( a ) 28 cm

Optrade ( o ) 17 cm a + 2O = 28 + (2 x 17 cm) = 62 cm, anak tangga layak dilalui, boleh dipakai Jumlah Optrade = 244 cm : 17 cm = 14.35 dibulatkan 14 buah

Dikoreksi Ukuran Optrade = 244 cm : 14 buah = 17.45 cm

a + 2O = 28 + (2 x 17.45 cm) = 63 cm OK Jadi dipakai Optrade Ukuran = 17.45 cm Jumlah = 14 buah Jadi dipakai Antrade Ukuran = 17.45 cm Jumlah = 14 buah Lebar Anak Tangga 90 cm a + 2O = 60 - 65 cm

Related Documents


More Documents from "jhones"