BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, mengenai pemeriksaan Besi (Fe), Mangan (Mn), dan Nitrit (NO2) yang terdapat pada sampel air Sumur Gali di Pondok Batari Kota Makassar diperoleh data sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Pengukuran Kadar Besi (Fe), Mangan (Mn), dan Nitrit (NO2) pada Air Sumur Gali jalan Sahabat III Kota Makassar No. Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan 1. 2. 3.
Besi (Fe) Mangan (Mn) Nitrit (NO2)
0,42 mg/l 6,86 mg/l -0,60 mg/l
Sumber: Data Primer, 2019 Berdasarkan pemeriksaan kadar Besi (Fe), Mangan (Mn), dan Nitrit (NO2) pada sampel air smur Gali di Pondok Batari jalan Sahabat III Kota Makassar, menggunkan alat Spectrophotometer HS-3300 yang telah dilakukan pada tanggal 14 Maret 2019 didapatkan hasil Besi (Fe), Mangan (Mn), dan Nitrit (NO2) yang terdapat pada sampel air sebagai berikut Besi (Fe) adalah 0,42 mg/l, untuk hasil pemeriksaan Mangan (Mn) adalah 6,86 mg/l, dan hasil pemeriksaan Nitrit (NO2) adalah -0,60 mg/l. B. Pembahasan Pengambilan Sampel air pada pemeriksaan kadar Besi (Fe), Mangan (Mn), dan Nitrit (NO2) dilakukan di Pondok Batari jalan Sahabat III Kota Makassar. Botol yang digunakan untuk mengambil sampel dicuci terlebih dahulu sebanyak tiga kali dengan menggunakan air sampel untuk membuat keadaan didalam botol sama dengan keadaan air sampel dan memastikan tidak ada kontaminan lain yang menempel pada botol selain yang terkandung dalam air sampel. Saat mengambil sampel, harus dipastikan bahwa tidak terdapat gelembung di dalamnya, agar tidak terjadi reaksi kimia pada zat-zat yang ada di dalam air dan akan rawan terjadi kontaminasi jika terdapat gelembung 19
20
karena udara yang ada dalam botol. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 tentang Syarat Kualitas Air Bersih kadar Besi (Fe) yang diperbolehkan adalah 1,0 mg/l, kadar maksimum Mangan (Mn) yang diperbolehkan adalah 0,5 mg/l, dan Kadar maksimal Nitirt (NO2) adalah 1,0 mg/l. Langkah awal dalam pemeriksaan kadar Besi (Fe) pada percobaan ini yaitu disiapkan 2 cuvet untuk sampel air dan kontrol. Sebanyak 5 ml aquades dimasukkan ke dalam cuvet kontrol berbeda dengan pemeriksaan nitrit yang hanya menggunakan air sebanyak 2 ml karena zat besi sukar larut dalam air. Air sampel sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam cuvet sampel lalu ditambahkan 1 bungkus reagen powder pillow HS-Fe lalu ditutup dengan rapat. Reagen powder pillow merupakan pereaksi yang berisi sodium metabisulfite yang dikemas dalam bentuk powder pillow. Komponen zat pereaksi ini akan bereaksi dengan besi dalam sampel sehingga membentuk warna. Intensitas warna yang terbentuk tergantung pada jumlah Fe yang terdapat dalam sampel (Surbakti., 2014). Cuvet kontrol dan cuvet sampel dibersihkan dengan tissue atau lap lensa sebelum pembacaan dilakukan. Selanjutnya, cuvet kontrol dimasukkan ke dalam Spectrophotometer HS-3300. Setelah cuvet kontrol dikeluarkan, cuvet sampel kemudian dimasukkan lalu tunggu bebrapa saat hinga hasil pemeriksaan muncul pada monitor. Berdasarkan hasil yang didapatkan pada praktikum yang telah dilakukan, kadar Besi (Fe) yang terkandung dalam air sampel adalah 0,42 mg/l. Angka maksimum yang diperbolehkan untuk besi pada air bersih adalah 1,0 mg/l. Dapat disimpulkan bahwa dari segi kandungan Besi (Fe) air tersebut aman untuk digunakan. Konsentrasi Besi dalam air bersih dibatasi maksimum 1 mg/l karena kelebihan zat Fe dapat menyebabkan keracunan yang menyebabkan muntah, diare dan kerusakan usus. Selain masalah kesehatan tersebut alasan lainnya adalah masalah warna, rasa serta timbulnya kerak yang menempel pada sistem perpipaan atau alasan estetika lainnya. Sebagai solusi untuk mencegah keracunan akibat tingginya kadar Fe dalam air adalah dengan
21
tidak mengkonsumsi air yang telah tercemar atau mengandung kadar Fe melebihi batas maksimum (Hapsari, 2016). Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan mangan (Mn). Tahap awal yang dilakukan adalah menyediakan du cuvet untuk cuvet sampel dan cuvet kontrol. Pada pemeriksaan Mangan (Mn) cuvet kontrol diisi dengan akuades sebanyak 5 ml, kemudian memasukkan sampel air ke dalam cuvet sampel sebanyak 2 ml lalu menambahkan power pillow-1 HS-Mn dan dihomogenkan menggunakan Vortex Mixer selama 30 detik. Setelah itu lakukan hal yang sama dengan menambahkan power pillow-2
HS-Mn dan
dihomogenkan menggunakan Vortex Mixer selama 30 detik. Cuvet kontrol dan cuvet sampel dibersihkan dengan tissue atau lap lensa sebelum pembacaan dilakukan, kemudian cuvet kontrol dimasukkan kedalam Spectrophotometer HS-3300. Setelah itu cuvet kontrol dikeluarkan lalu cuvet sampel dimasukkan kedalam Spectrophotometer HS-3300 untuk dibaca hasilnya. Hasil yang didapatkan untuk kandungan Mangan (Mn) dalam sampel air sumur gali didapatkan hasil 6,86 mg/l. Berdasarkan hasil yang didapatkan pada praktikum yang telah dilakukan, kadar Mangan (Mn) yang terkandung dalam air sampel adalah 6,86 mg/l. Angka maksimum yang diperbolehkan untuk besi pada air bersih adalah 0,5 mg/l. Dapat disimpulkan bahwa dari segi kandungan Mangan (Mn) air tersebut tidak aman untuk digunakan. Standar mutu disyaratkan untuk konsentrasi maksimum Mn dalam air bersih adalah 0,5 mg/l. Penetapan standar maksimum tersebut untuk menghindari efek buruk yang dapat ditimbulkan karena kelebihan Mn. Mangan (Mn) dibutuhkan dalam tubuh namun dalam jumlah kecil. Kelebihan logam Mangan (Mn) dalam tubuh yaitu dapat menimbulkan efekefek kesehatan seperti serangan jantung, gangguan pembuluh darah, dan kanker hati. Apabila dalam air terdapat kandungan Mn dapat memberikan noda-noda pada bahan/benda-benda yang berwarna putih, dapat menimbulkan bau dan rasa pada minuman. Selain itu, unsur ini bersifat toksis pada alat pernapasan. Mangan yang terlarut, berbentuk Mn2+ dari bahan-bahan organik dalam air
22
bersih dapat menimbulkan berbagai pengaruh negatif seperti menyebabkan bau dan rasa logam yang aneh jika dibiarkan kontak dengan udara, menyebabkan bercak-bercak berwarna kecoklatan pada pakaian, menimbulkan noda pada produk-produk industri seperti kertas, tekstil dan sebagainya. Konsentrasi Mn yang lebih besar dari 0,5 mg/l dapat menyebabkan rasa yang aneh pada minuman dan meninggalkan warna coklat-coklatan pada pakaian cucian, dan dapat juga menyebabkan kerusakan pada hati. Untuk menghidari indikas gangguan kesehatan akibat kelebihan Mn dalam tubuh sebaiknya air tersebut tidak dikonsumsi (Tampubolon, 2017). Pemeriksaan berikutnya adalah pemeriksaan kadar Nitrit (NO2). Proses pemeriksaan kadar Nitrit (NO2) hampir sama dengan proses pemeriksaan kadar Besi (Fe). Perlakuan yang diberikan juga sama, kecuali reagen yang digunakan. Reagen yang digunakan untuk pemeriksaan kadar Nitrit (NO2) dalam sampel air tersebut adalah kit NO2(N)-L. Setelah sampel diberikan reagen, cuvet sampel dihomogenkan menggunakan Vortex Mixer selama 15 detik dan didiamkan selama 10 menit. Cuvet kontrol dan cuvet sampel dibersihkan dengan tissue atau lap lensa sebelum pembacaan dilakukan. Kemudian, cuvet kontrol dimasukkan kedalam Spectrophotometer HS-3300. Setelah cuvet kontrol dikeluarkan, cuvet sampel dimasukkan ke dalam Spectrophotometer HS-3300 dan didapatkan hasil -0,60 mg/l. Berdasarkan hasil yang didapatkan pada praktikum yang telah dilakukan, kadar Nitrit (NO2) yang terkandung dalam air sampel adalah -0,60 mg/l. Angka maksimum yang diperbolehkan untuk besi pada air bersih adalah 1,0 mg/l. Dapat disimpulkan bahwa dari segi kandungan Nitrit (NO2) air tersebut aman untuk digunakan. Kelebihan njtrit dapat menyebabkan gangguan kesehatan, yaitu methamoglobinemia. Methaemoglobinemia adalah kondisi di mana nitrit akan mengikat haemoglobin (Hb) darah sehingga menghalangi ikatan Hb dengan oksigen. Sebagai solusi agar tidak terjadi efek buruk yang dapat ditimbulkan akibat kelebihan nitrit adalah dengan melakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum air digunakan (Prabowo, 2016).