Laporan Perancangan Alun-alun Kota Kupang.docx

  • Uploaded by: Petrus pete
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Perancangan Alun-alun Kota Kupang.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 26,039
  • Pages: 224
PERANCANGAN KOTA

Kota Kupang sebagai ibukota provinsi Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Ruang publik sebagai salah satu elemen perancangan kota

(urban design) memiliki fungsi-fungsi yang menjadi suatu kebutuhan dari sebuah kota. Ruang publik adalah suatu wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakatnya baik secara

memiliki ruang terbuka hijau yang cukup luas. Dari ruang terbuka hijau yang ada belum terdapat alun-alun kota sehingga perlu disediakan alun-alun kota yang dapat mengakomodasi berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan seperti tempat rekreasi, olahraga, upacara dan sebagainya sehingga dapat menciptakan alun-alun kota yang efektif.

individu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan (Rustam Hakim, 1987). Ruang publik yang dimaksud adalah taman,

1.2.

1.2.1. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah :

lapangan, jalur hijau kota, hutan dan semua elemen penyusunya, jalur pejalan kaki termasuk trotoar maupun jalan setapak. Salah satu contoh ruang public dalam sebuah area perkotaan adalah alun-alun kota. Alun-alun kota merupakan ruang terbuka sekaligus ruang publik yang menjadi bagian dari wilayah kota yang terbentuk dari konfigurasi massa bangunan dan elemen-elemen lainnya yang terdapat disekitar lingkungan perkotaan tersebut. Alun-

Tujuan dan Sasaran

-

Memenuhi tugas mata kuliah Perancangan Kota

-

Merancang sebuah ruang terbuka berupa alun-alun kota yang bersifat rekreatif

1.2.2. Sasaran Sasaran dari penulisan ini adalah terciptanya rancangan alunalun Kota Kupang yang bersifat rekreatif

alun berfungsi melayani kebutuhan sosial masyarakat kota dan memberikan pengetahuan kepada pengunjungnya. Alun-alun juga harus dapat menjadi landmark atau citra dari suatu kota.

1 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

1.3.

Ruang Lingkup proyek

4. Kesimpulan dari analisa dan rekomendasi yang berisi usulan

1.3.1. Ruang Lingkup Materi

yang dapat diterapkan dalam perancangan alun-alun Kota

Ruang lingkup penulisan membahas ruang terbuka dan 8

Kupang.

elemen perancangan kota Hamid Shirvani. 1.3.2. Batasan Wilayah Secara administrasi daerah perancangan ini adalah lahan

1.5.

Sistematika Penulisan

BAB I

PENDAHULUAN

kosong pada sebelah selatan Jl. Timor Raya dan lahan bekas

Bab ini membahas latar belakang masalah, tujuan dan

restoran Teluk Kupang

sasaran, ruang lingkup proyek, kerangka berpikir, metodologi studi, dan sistematika pembahasan.

1.4.

Metodologi Pembahasan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Metode pembahasan yang digunakan adalah deskriptif

Bab ini berisi studi literatur yang menjelaskan teori

analitis, sebagai berikut :

ruang terbuka dan teori 8 elemen kota Hamid

1. Survei dan pengumpulan data-data primer (data lapangan dan observasi langsung lokasi perencanaan alun-alun Kota

Shirvani BAB III

Kupang) maupun data sekunder.

Bab ini berisi tentang deskripsi umum kawasan serta

2. Menyusun, mengelompokkan, dan menyeleksi data-data

data tapak yang terdiri dari data dasar (data fisik) dan

lapangan yang relevean sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan alun-alun Kota Kupang.

GAMBARAN UMUM KAWASAN

data tapak dari 8 elemen kota. BAB IV

ANALISIS

3. Menganalisa data-data yang telah ada menggunakan SWOT

Bab ini berisi analisa terhadap data dasar dan data

dan menganalisa setiap elem kota untuk mendapatkan

berdasarkan 8 elemen kota menggunakan analisis

alternative perancangan

SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treatment) 2

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

BAB VI

USULAN PERANCANGAN

BAB II

Bab ini berisi desain alun-alun Kota Kupang

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Ruang Terbuka Ruang terbuka (open space) merupakan ruang yang selalu terletak di luar massa bangunan yang dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang serta memberikan kesempatan untuk melakukan bermacam-macam kegiatan. Yang dimaksud dengan ruang terbuka antara lain jalan, pedestrian, taman lingkungan, plaza, lapangan olahraga, taman kota dan taman rekreasi (Hakim, 2003 : 50). Ruang terbuka dapat diklasifikasikan sebagai berikut. 1. Berdasarkan land use, yaitu : - Ruang sirkulasi (jalan), yaitu : berbagai jenis/tipe jalan, pedestrian - Perumahan, yaitu : halaman, taman, taman bermain - Pendidikan, yaitu : lapangan olahraga, halaman sekolah, dan taman - Perdagangan, yaitu : taman, jalan, pusat kota atau tempat parker 3 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

- Ruang Terbuka Lingkungan, yaitu : terdapat dalam suatu lingkungan dan bersifat umum. 2. Berdasarkan Elemen Fisik Utama, yaitu :

- Ruang Terbuka Bangunan, yaitu : terbentuk oleh adanya

- Waterfront , yaitu : Di pelabuhan, sugai, pantai atau danau - Ruang hijau, yaitu : Jalur hijau, taman kota, taman lingkungan , halaman

bangunan bias bersifat pribadi maupun publik. 6. Berdasarkan rencana, yaitu : -

- Plaza, yaitu : di pusat kota atau di depan / antar bangunan 3. Berdasarkan Peranan, yaitu :

mineral, Peternakan, Perikanan, dll.

alam berupa hutan , laut, daerah budaya dan sejarah. kesejahteraan

dan

Spontan, yaitu: Ruang terbuka yang dapat diakses publik yang tidak terencana, tetapi menjadi fungsional, misalnya : sudut jalan , ruang sisa

- Perlindungan kekayaan alam dan manusia,yaitu: cagar - Kesehatan,

seperti taman kota, jalan. -

- Sumber produksi, yaitu: Perhutanan, Pertanian, Produksi

Direncanakan, yaitu : Ruang Terbuka hasil perencanaan

keamanan,

7. Berdasarkan sifat kegiatan, yaitu : - Aktif, yaitu ruang terbuka yang mengandung unsur-unsur

yaitu:

melindungi kualitas tanah, pengaturan, pembuangan sampah, mempertahankan kualitas udara, rekreasi, taman

kegiatan di dalamnya, misalnya plasa, tempat bermain. - Pasif, yaitu ruang terbuka yang di dalamnya tidak mengundang kegiatan manusia.

lingkungan, taman kota dsb. 4. Berdasarkan bentuk, yaitu : - Memanjang (street), yaitu: sirkulasi linear, mempunyai batas pada sisinya. Seperti jalan , sungai dll. - Mencuat (square), yaitu : sirkulasi tergantung bentuk dan penataan, mempunyai batas di sekelilingnya.

Fungsi dari ruang terbuka secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu: 1. Fungsi Sosial Fungsi sosial dalam ruang terbuka masih terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya:

5. Berdasarkan jenis , yaitu : 4 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Tempat bermain dan olahraga.

-

Tempat komunikasi sosial.

-

Tempat peralihan dan menunggu.

-

Tempat untuk mendapatkan udara segar.

-

Tempat untuk refreshing.

-

Sarana penghubung antara satu tempat dengan tempat

-

Adapun manfaat – manfaat yang ditimbulkan dengan adanya Ruang Terbuka Hijau di wilayah perkotaan ataupun di suatu wilayah tertentu, antara lainnya : -

lainnya. -

Pembatas di antara massa bangunan.

-

Sarana penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi masyarakat untuk membentuk kesadaran lingkungan.

-

2. Fungsi Ekologis

-

Memberikan lingkungan yang sehat dan bersih bagi penduduk kota.

-

Memberikan hasil produksi berupa kayu, daun, bunga, dan buah.

-

Sebagai tempat hidup satwa dan plasma nuthfah.

-

Sebagai resapan air guna menjaga keseimbangan tata air

Fungsi ekologis dalam ruang terbuka terbagi menjadi

dalam

beberapa bagian, diantaranya: -

Memberikan kesegaran, kenyamanan, dan keindahan lingkungan sebagai paru – paru kota.

Sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, dan keindahan lingkungan.

Pelembut arsitektur bangunan.

tanah,

mengurangi

aliran

air

permukaan,

menangkap dan menyimpan air, menjaga keseimbangan

Penyegaran udara, mempengaruhi dan memperbaiki iklim

tanah agar kesuburan tanah tetap terjamin.

mikro.

-

Sirkulasi udara dalam kota.

-

Menyerap air hujan.

-

Sebagai tempat sarana dan prasarana kegiatan rekreasi

-

Pengendali banjir dan pengatur tata air.

-

Memelihara ekosistem tertentu dan perlindungan plasma nuthfah. 5

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

2.2. Teori Elemen Pembentuk Kota Menurut Hamid Shirvani (1986) 2.2.1. Tata Guna Lahan Kebijaksanaan tata guna lahan membentuk hubungan antara

-

Ketertarikan antar fungsi

-

Daya tamping

-

Pengembangan kawasan

Dalam hal ini yang termasuk dalam penggunaan lahan pad

sirkulasi/parkir dan kepadatan aktivitas atau penggunaan individual.

-

Tipe penggunaan dalam suatu area

Hal yang harus dipertimbangkan untuk tata guna adalah mixing use

-

Spesifikasi fungsi dan keterkaitan antar fungsi dalam pusat kota

dalam suatu urban area, untuk meningkatkan kehidupan 24 jam

-

Ketinggian bangunan

dengan memperbaiki sirkulasi melalui fasilitas pedestrian, dan

-

Skala fungsi

penggunaan infrastruktur yang lebih baik., analisis yang berdasarkan lingkungan alami, dan perbaikan sistem infrastruktur serta rencana perawatan yang diperlukan. Kebijaksanaan tata guna lahan mempertimbangkan hal-hal berikut : -

Tipe penggunaan lahan yang diijinkan

-

Hubungan fungsional yang terjadi antara area yang berbeda

-

Jumlah maksimum floor area yang dapat ditampung dalam suatu area tata guna lahan

-

Skala pembangunan baru

- Tipe intensif pembangunan yang sesuai untuk dikembangkan pada area dengan karakteristik tertentu Dalam perencanaannya memperhatikan :

-

2.2.2. Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and Massing) Elemen bentuk dan massa bangunan membahas mengenai bagaimana bentuk dan massa-massa bangunan yang ada dapat membentuk suatu kota serta bagaimana hubungan antar massa yang ada. Pada penataan suatu kota, bentuk dan hubungan antara massa seperti ketinggian bangunan, pengaturan massa bangunan dan lainlain harus diperhatikan sehingga ruang yang terbentuk teratur, mempunyai garis langit yang dinamis serta menghindari adanya lost space (ruang tidak terpakai). 1. Building form and massing dapat meliputi kualitas yang berkaitan dengan penampilan bangunan, yaitu :

Fungsi yang diijinkan 6

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

a. Ketinggian Bangunan

c. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

Ketinggian bangunan berkaitan dengan jarak pandang

Jumlah luas lantai bangunan dibagi dengan luas tapak.

pemerhati, baik yang berada dalam bangunan maupun yang

Koefisien Lantai Bangunan dipengaruhi oleh daya dukung tanah,

berada pada jalur pejalan kaki. Ketinggian bangunan pada

daya dukung lingkungan, nilai harga tanah dan faktor-faktor

penataan suatu Kota membentuk skylineyang berfungsi :

khusus tertentu sesuai dengan peraturan atau kepercayaan daerah

- Sebagai simbol kota

setempat.

- Sebagai indeks sosial

d. Koefisien Dasar Bangunan (Building Coverage)

- Sebagai alat orientasi

Luas tapak yang tertutup dibandingkan dengan luas tapak

- Sebagai perangkat estetis

keseluruhan. Koefisien Dasar Bangunan dimaksudkan untuk

- Sebagai perangkat ritual

menyediakan area terbuka yang cukup di kawasan perkotaan agar tidak keseluruhan tapak diisi dengan bangunan sehingga daur lingkungan menjadi terhambat. e. Langgam Suatu kumpulan karakteristik bangunan dimana struktur,

Gambar 2.1.Ketinggian Bangunan yang Berhubungan Dengan Bangunan Lain di Lingkungan Sekitarnya Sumber : Hamid Shirvani, 1985

b. Kepejalan bangunan Penampilan gedung dalam konteks kota. Kepejalan suatu gedung ditentukan oleh tinggi, luas-lebar-panjang, olahan massanya dan variasi penggunaan material.

kesatuan dan ekspresi digabungkan di dalam satu periode atau wilayah tertentu. Peran dari langgam ini dalam skala urban jika direncanakan dengan baik

apat

menjadi

guideline

yang

mempunyai kekuatan untuk menyatukan fragmen-fragmen kota. f. Skala Rasa akan skala dan perubahan-perubahan dalam ketinggian ruang atau bangunan dapat memainkan peranan dalam 7

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

menciptakan kontras visual yang dapat membangkitkan daya

Massa kota (urban mass), yang didalamnya meliputi bangunan,

hidup dan kedinamisan.

permukaan tanah, objek-objek yang membentuk ruang kota dan pola

g. Material

aktivitas.

Peran material berkenaan dengan komposisi visual dalam perancangan. Komposisi yang dimaksud diwujudkan oleh hubungan antar elemen visual. h. Tekstur Gambar 2.2 Skala

Dalam sebuah komposisi yang lebih besar (skala urban)

Sumber : Hamid Shirvani, 1985

sesuatu yang dilihat dari jarak tertentu maka elemen yang lebih

2. Peraturan Penataan Banguan

besar dapat menimbulkan efek-efek tekstur.

Berdasarkan Perda Kota Kupang No. 9 Tahun 2003 tentang

i. Warna Dengan adanya warna (kepadatan warna, kejernihan warna), dapat

memperluas

kemungkinan

ragam

komposisi

yang

dihasilkan.

Menurut Spreegen (1965) Prinsip dasar perancangan kota

Penataan Bangunan Penentuan Peraturan Bangunan Fasilitas Umum adalah sebagai berikut : a.

KDB maksimum : 50%

b.

KLB minimum : 1,2 x KDB

c.

Jarak bangunan dengan pekarangan

ialah skala, dalam hubungannya dengan sudut pandang manusia,

Pada ruas jalan dengan damija = 18 meter sampai dengan 20

sirkulasi, bangunan disekitarnya, dan ukuran kawasan.Ruang kota,

meter, jarak bangunan dengan :

yang merupakan elemen dasar dalam perencanaan kota yang harus

-

Pagar pekarangan depan : 10 meter

memperhatikan bentuk (urban form), skala, sense of enclosure, dan

-

Pagar pekarangan samping minimum : 3.0 meter

tipe urban space. 8 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

-

Pagar pekarangan samping yang berbatasan dengan jalan : ½

Tinggi pagar yang berbatasan dengan jalan untuk bangunan

damija + telajakan

rumah tinggal maksimal 1,5 meter dari tanah dengan

Pagar pekarangan belakang minimum : 3.0 meter

persyaratan 1 meter harus tembus pandang. -

Pada ruas jalan dengan damija : 10 meter sampai dengan 15 meter,

Apabila pagar merupakan bagian dari konstruksi pemikul

jarak bangunan dengan :

maka ditetapkan maksimal 7 meter dengan persetujuan

-

Pagar pekarangan depan : 8.0 meter

tetangga yang berbatasan.

-

Pagar pekarangan samping minimum : 4.0 meter

-

Pagar pekarangan samping yang berbatasan dengan jalan : ½

e.

Jarak antar bangunan -

lainya dalam satu kapling minimum 4 meter.

damija + telajakan d.

Pagar pekarangan belakang minimum : 4.0 meter

-

Letak garis sempadan pondasi bangunan terluar apabila tidak ditentukan maka akan ditetapkan minimal 100 meter dari garis

Untuk bangunan satu lantai, setia kenaikan satu lantai jarak antar bangunan ditambah 0,5 meter.

Garis Sempadan -

Jarak antar massa / blok bangunan satu lantai dengan yang

-

Setiap bangunan umum mempunyai jarak massa atau blok bangunan minimal 6 meter dan 2 meter dengan batas kapilng,

pasang tertinggi pada pantai yang bersangkutan. Untuk lebar

-

sungai yang kurang dari 5 meter garis sempadan minimal

2.2.3. Jalan, Sirkulasi dan Parkir (Parking and Cirulation)

adalah 2,5 meter dihitung dari tepi jalan sejajar sungai.

2.2.3.1. Jalan

Letak garis sempadan pondasi bangunan terluarpada bangunan samping yang berbaasan engan tetangga bilamana tidak

1. Pengertian -

Badan jalan Adalah bagian jalan yang meliputi seluruh jalur lalu

ditentukan maka, ditetapkan jaraknya 2 meter.

lintas, median, dan bahu jalan. -

Bahu jalan 9

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Adalah

bagian

berdampingan

daerah

dengan

jalur

manfaat lalu

jalan lintas.

yang Untuk

menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, dan untuk Pendukung samping bagi lapis pondasi bawah,

-

distribusi.(Peraturan

Pemeriintah RI No. 26/1985 ) b. Jaringan jalan primer Jaringan jalan yang menghubungkan secara menerus pusat

Batas median jalan

dan pusat kegiatan dibawahnya sampai ke persil dalam satu

Daerah di luar kota Merupakan daerah lain selain daerah perkotaan. Daerah manfaat jalan (damaja) Merupakan daerah yang meliputi seluruh badan jalan,

-

jasa

kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal,

biasanya ditinggikan dengan batu tepi jalan.

-

simpul-simpul

lapis pondasi, dan lapis Permukaan.

Adalah bagian median selain jalur tepian, yang

-

menghubungkan

satuan wilayah pengembangan. c. Jalan arteri primer Jalan yang secara efisien antar pusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. d. Jalan kolektor primer Jalan yang secara efesien menghubungkan antar pusat

saluran, Tepi jalan dan amban pengaman.

wilayah atau menghubungkan antara pusat kegiatan wilayah

Daerah milik jalan (damija)

dengan pusat kegiatan lokal.

Merupakan daerah yang meliputi seluruh daerah manfaat

e. Jalan lokal primer Jalan yang secara efesien menghubungkan pusat kegiatan nasional dengan persil atau pusat kegiatan wilayah dengan

2. Klasifikasi Fungsi Jalan a. Sistem Jaringan Jalan Primer Sistem jaringan jalan yang disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang dan struktur ruang wilayah nasional, yang

persil atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lokal, pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan dibawahnya, pusat kegiatan lokal dengan persil, atau pusat kegiatan dibawahnya sampai persil. 10

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

f. Sistem jaringan jalan sekunder

a. Jalan arteri primer

Sistem jaringan jalan syang disusun mengikuti ketentuan tata ruang kota yang menghubungkan kawasankawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke perumahan g. Jalan arteri sekunder Jalan yang menghubungkan kawasan primer dnegan

Untuk penentuan klasifikasi fungsi jalan arteri primer harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : -

Kriteria-kriteria jalan arteri primer terdiri atas : 1. Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 kilometer per jam (km/h) 2. Lebar badan jalan arteri primer paling rendah 11 meter ( Gambar )

kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan

3. Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi secara

sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu atau kawasan

efisien, jarak antar jalan masuk/akses langsung tidak

sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.

boleh lebih pendek dari 500 meter

h. Jalan kolektor sekunder Jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan, menghubungkan kawasan sekunder dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan.

4. Persimpangan pada jalan arteri primer diatur dengan dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan volume lalu lintasnya 5. Jalan arteri primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata 6. Besarnya volume lalu lintas harian rata-rata pada

3. Ketentuan teknis (Kriteria penetapan klasifikasi fungsi jalan)

umumnya lebih besar dari fungsi jalan yang lain

Kriteria disini dimaksudkan sebagai ciri-ciri umum, yang

7. Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup

diharapkan pada masing-masing fungsi jalan, dan merupakan

seperti rambu, marka, lampu pengatur lalu lintas lampu

arahan untuk fungsi jalan yang perlu dipenuhi/didekati.

penerangan jalan dan lain-lain 11

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

8. Jalur khusus seharusnya disediakan, yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat lainnya 9. Jalan arteri primer seharusnya dilengkapi dengan median jalan -

Ciri-ciri jalan arteri primer terdiri atas : 1. Jalan arteri primer dalam kota merupakan terusan jalan arteri primer luar kota. 2. Jalan arteri primer melalui atau menuju kawasan primer 3. Lalu lintas jarak jauh pada jalan arteri primer adalah lalu lintas regional, untuk itu lalu lintas tersebut tidak boleh

Gambar 2.3. Tipikal Penampang Melintang Jalan Arteri Primer

terganggu oleh lalu lintas ulang alik, dan lalu lintas lokal, dari kegiatan lokal. 4. Kendaraan angkutan barang berat dan kendaraan umum bus dapat diijinkan melalui jalan ini 5. Lokasi berhenti dan parkir pada jalan tidak diijinkan 6. Jalan arteri primer dilengkapi dengan tempat istirahat pada setiap jarak 25 km.

Gambar2.4. Tipikal Penampang Melintang Jalan Arteri Primer 12 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

b. Jalan kolektor sekunder Untuk penentuan klasifikasi fungsi jalan kolektor sekunder harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : -

Kriteria-kriteria jalan kolektor sekunder terdiri atas : 1. Jalan

kolektor

sekunder

didesain

berdasarkan

kecepatan rencana paling rendah 20 kilo meter per jam (km/h) 2. Lebar badan jalan kolektor sekunder paling rendah 9 meter 3. Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup 4. Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya

Gambar 2.5. Tipikal penampang melintang jalan kolektor sekunder

lebih rendah dari arteri primer dan arteri sekunder -

Ciri-ciri jalan arteri kolektor sekunder atas : 1. Kendaraan angkutan barang berat tidak diijinkan melalui jalan ini di daerah permukiman 2. Lokasi parkir pada jalan ini dibatasi

Gambar 2.6. Tipikal penampang melintang jalan kolektor sekunder 13 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

c. Jalan Lokal Untuk penentuan klasifikasi fungsi jalan lokal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : -

Kriteria-kriteria jalan lokal terdiri atas : a. Jalan lokal didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 10 kilo meter per jam (km/h) b. Lebar badan jalan lokal paling rendah 6,5 meter c. Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya lebih rendah dari fungsi jalan lain

-

Ciri-ciri jalan arteri lokal atas :

Gambar 2.8.Tipikal Penampang Melintang Jalan Lokal

a. Kendaraan angkutan barang berat tidak diijinkan melalui jalan ini di daerah permukiman 2.2.4. Pedestrian 2.4.1. Defenisi pedestrian Menurut teori john fruin ( 1979 ) berjalan kaki merupakan alat untuk pergerakan internal kota, satu – satunya alat untuk memenuhi kebutuhan interaksi tatap muka yang ada didalam aktivitas komersial dan kultural di lingkungan kehidupan kota. Berjalan kaki merupakan alat penghubung antara moda – moda angkutan yang lain. Gambar 2.7. Tipikal Penampang Melintang Jalan Lokal

Jalur pejalan kaki (pedestrian line) adalah fasilitas yang disediakan untuk mendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan 14

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

baik yang berada di badan jalan maupun yang berada di luar badan

merasa terancam dengan lalu lintas atau ganggungan dari

jalan, dalam rangka keselamatan, keamanan, ketertiban, dan

lingkungan sekitarnya.

kelancaran lalu lintas serta memberikan kemudahan bagi pemakai jalan.

Jalur

pejalan

menghubungakan permukiman

kaki

antara

sehingga

merupakan

kawasan

menciptakan

transportasi

perdagangan, lingkungan

-

Jalur yang direncanakan mempunyai daya tarik atau nilai

yang budaya,

kota

tambah lain diluar fungsi utama. -

Terciptanya

yang

manusiawi. Dalam teori kevin licnch tentang elemen-elemen

-

lingkungan

-

Prinsip

perencanaan

penyediaan

prasarana

dan

Ruang yang direncanakan harus dapat diakses oleh seluruh pengguna,

atau dengan sistem transportasi atau aksesilibitas

tingkat kebutuhan dan perkembangan kawasan. Standar penyediaan pelayanan ruang pejalan kaki Tingkat pelayanan jaringan pejalan kaki pada pedoman ini

umum

sarana ruang pejalan kaki harus memenuhi kaidah sebagai berikut: -

kaki dapat

Terwujud perencanaan yang efektif dan efisien sesuai dengan

b.

Prinsip umum

pejalan

antar kawasan.

Dalam perencanaan prasarana pejalan kaki perlu memerhatikan

a.

sehingga

Terwujudnya keterpaduan sistem, baik dari aspek penataan

bentuk elemen tersebut yaitu elemen path, yang dapat dijadikan

beberapa hal berikut:

sosial

beraktivitas secara aman di ruang publik.

pembentuk kota, jalur pedestrian ini termasuk dalam salah satu

pembatas dari satu wilayah /distrik/blok.

ruang

termasuk

oleh pengguna dengan berbagai

keterbatasan fisik. -

Lebar jalur pejalan kaki harus sesuai dengan standar prasarana.

-

Harus memberikan kondisi aman, nyaman, ramah lingkungan dan mudah untuk digunakan, sehingga pejalan kaki tidak harus

bersifat teknis dan umum, dan dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada. Standar penyediaan ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai dengan ruang pejalan kaki dengan memperhatikan aktifitas dan kultur lingkungan sekitar. Tingkat pelayanan (level of service/los) pejalan kaki: -

Los a Jalur pejalan kaki seluas >5,6 m2 /pedestrian, besar arus

pejalan kaki <16 pedestrian/menit/meter. Pada ruang pejalan 15

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

kaki dengan los a orang dapat berjalan dengan bebas, para

Jalur pejalan kaki seluas >1,1–2,2 m2/pedestrian, besar arus

pejalan kaki dapat menentukan arah berjalan dengan bebas,

pejalan kaki >33-49 pedestrian/menit/meter. Pada los d, ruang

dengan kecepatan yang relatif cepat tanpa menimbulkan

pejalan kaki mulai terbatas, untuk berjalan dengan arus normal

gangguan antar sesama pejalan kaki.

harus sering berganti posisi dan merubah kecepatan. Arus

-

Los b

berlawanan pejalan kaki memiliki potensi untuk dapat

Jalur pejalan kaki seluas 5,6 m2 /pedestrian, besar arus

menimbulkan konflik. Los d masih menghasilkan arus ambang

pejalan kaki >16-23 pedestrian/menit/meter. Pada los b, ruang

nyaman untuk pejalan kaki tetapi berpotensi timbulnya

pejalan kaki masih nyaman untuk dilewati dengan kecepatan

persinggungan dan interaksi antar pejalan kaki.

yang cepat. Keberadaan Pejalan kaki yang lainnya sudah mulai

-

Los e

berpengaruh pada arus pedestrian, tetapi para pejalan kaki masih

Jalur pejalan kaki seluas >0,75–1,4 m2/pedestrian, besar arus

dapat berjalan dengan nyaman tanpa mengganggu pejalan kaki

pejalan kaki >49-75 pedestrian/menit/meter. Pada los e, setiap

lainnya.

pejalan kaki akan memiliki kecepatan yang sama, karena

-

Los c

banyaknya pejalan kaki yang ada. Berbalik arah, atau berhenti

Jalur pejalan kaki seluas >2,2–3,7 m2/pedestrian, besar arus

akan

memberikan

dampak

pada

arus

secara

langsung.

pejalan kaki >23-33 pedestrian/menit/meter. Pada los c, ruang

Pergerakan akan relatif lambat dan tidak teratur. Keadaan ini

pejalan kaki masih memiliki kapasitas normal, para pejalan kaki

mulai tidak nyaman untuk dilalui tetapi masih merupakan

dapat bergerak dengan arus yang searah secara normal walaupun

ambang bawah dari kapasitas rencana ruang pejalan kaki.

pada arah yang berlawanan akan terjadi persinggungan kecil.

-

Arus pejalan kaki berjalan dengan normal tetapi relatif lambat

Los f Jalur pejalan kaki seluas <0,75 m2/pedestrian, besar arus

karena keterbatasan ruang antar pejalan kaki.

pejalan kaki beragam pedestrian/menit/meter. Pada los f,

-

kecepatan arus pejalan kaki sangat lambat dan terbatas. Akan

Los d

16 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

sering terjadi konflik dengan para pejalan kaki yang searah

menjadi 150 centimeter. Untuk arcade dan promenade yang

ataupun berlawanan. Untuk berbalik arah atau berhenti tidak

berada di daerah pariwisata dan komersial harus tersedia area

mungkin dilakukan. Karakter ruang pejalan kaki ini lebih kearah

untuk window shopping atau fungsi sekunder minimal 2 meter.

berjalan sangat pelan dan mengantri. Los f ini merupakan tingkat pelayanan yang sudah tidak nyaman dan sudah tidak sesuai dengan kapasitas ruang pejalan kaki. c.

Standar teknis prasarana ruang pejalan kaki

-

Ukuran dan dimensi Lebar efektif minimum jaringan pejalan kaki berdasarkan

kebutuhan orang adalah 60 centimeter ditambah 15 centimeter untuk bergoyang tanpa membawa barang, sehingga kebutuhan total minimal untuk 2 (dua) orang pejalan kaki berpapasan Lebar jaringan pejalan kaki berdasarkan lokasi menurut No.

LokasiRuangPejalanKaki

LebarMinimal

Keputusan

Menteri Perhubungan No. KM

65 Tahun

1993

1.

Jalandidaerahperkotaanataukakilima

4meter

tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan

2.

Diwilayahperkantoranutama

3 meter

Jalan disajikan pada Tabel .

3.

Diwilayahindustri a.padajalanprimer b.padajalanakses

3 meter 2 meter

Ruang pejalan kaki memiliki perbedaan ketinggian baik dengan

4.

Diwilayah p emukiman a.padajalanprimer b.padajalanakses

2,75 meter 2 meter

jalur kendaraan bermotor ataupun dengan jalur hijau.

Perbedaan tinggi maksimal antara ruang pejalan kaki dan jalur kendaraan bermotor adalah 20 centimeter.

Sementara perbedaan

ketinggian dengan jalur hijau 15 centimeter. 17 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Jenis

Material

Material

untuk

Jenis material yang digunakanuntuk prasarana dan saranajaringan

penggunaan jenis material

pejalan kaki adalah:

sebagai berikut: 1. Material

1. Bahan yang dapat menyerap air (tidak licin);

Permukaan

untuk

DekoratifKetentuan

permukaan dekoratif

permukaan denganbatu yang

adalah

diperindah atau

2. Tidak menyilaukan;

kumpulan batu yang menonjol.Cat dan material termoplastik

3. Perawatan dan pemeliharaan yang relatif murah;

lainnya

4. Cepat kering (air tidak menggenang jika hujan turun).

penyeberangan, dan pada umumnya licin bila basah.

biasanya

digunakan

untuk

menandai

jalan

2. Batu kerikil dan batu bata dapat meningkatkan kualitas

Jenis Material Permukaan. Ketentuan penggunaan jenis material permukaan adalah sebagai berikut:

estetika dari trotoar tetapi

5. Secara umum terdiri dari material yang padat, akan

bagi

pejalan

kaki

dapat

yang

menambah energi

mempunyai kelemahan

tetapi dapat juga digunakan jenis ubin, batu dan batu bata.

mobilitas. Untuk alasan ini, batu bata dan batu kerikil

Bahan dapat

tidak direkomendasikan.

terbuat dari material yang padat dan aspal

3. Material

yang kokoh, stabil dan tidak licin.

permukaan yang bertekstur dekoratif

membuat lebih sulit bagi pejalan

6. Sebaiknya menghindari permukaan yang licin, karena akan

dapat

kaki dengan

mempersulit bagipengguna kursi roda atau pengguna alat

keterbatasan penglihatan, untuk mendeteksi peringatan

bantu berjalan.

tersebut perlumenyediakan informasi

7. Permukaan

yang

tidak

konsisten

secara

(tanda)

kritis

tentang transisi dari trotoar ke jalan.

visual

(keseluruhan warna dan tektur) dapat membuat sulit bagi pejalan

kaki

dengan

keterbatasankemampuanuntuk

membedakan perbedaan perubahan warna dan pola yang ada di trotoar dan penurunan atau perubahan tingkatan yang ada.

d.

Fasilitas Difabel Persyaratankhusus untuk rancanganbagi pejalankaki yang

mempunyaicacat fisikadalahsebagai berikut: 18

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

-

Jalan tersebut setidaknya memiliki lebar minimal 1.5 meter,

Standar yang dapat dipergunakan untuk penyediaan

dengan tingkat maksimal 5%.

fasilitas jalur pejalan kaki bagi penyandang cacat dapat

Menghindari berbagai bahayayang berpotensi mengancam

ditetapkan sesuai tipikal berbagai

keselamatan penyandang cacat sepertijeruji,lubang,dan lain-lain

yang diperuntukan untuk penyandang cacat sebagaimana

yang tidak harus ditempatkan di jalan yang mereka lalui.

terlihat pada gambar berikut ini:

Saat penyandang trotoarnya

cacat

menyeberang

harus disesuaikan sehingga

jalan,

tingkat

mereka

mudah

dimensi dari kursi roda

melaluinya. -

Jika jalan tersebut

digunakan oleh orang tuna netra,

berbagai perubahan -

dalam tekstur trotoar dapat digunakan sebagai

tanda-tanda

praktis. -

Gambar 2.10. Standar Dimensi Kursi Roda

Jalan tersebut tidak boleh memiliki permukaan yang licin. 1. TipeFasilitasDifabel

2. Persyaratan Jalur yang Landai Bagi Penyandang Cacat Fisik

Tipefasilitasdifabeladalah: - Ram(ramp),diletakan di setiap persimpangan, prasarana ruang

pejalan

kaki

yangmemasukienterancebangunan,danpadatitiktitikpenyeberangan. - Jalurdifabel,diletakandisepanjangprasaranajaringanpejalank aki.

Persyaratan khusus untuk rancangan jalan yang landai bagi penyandang cacat fisik adalah sebagai berikut: ⁻

Tingkat kelandaian tidak melebihi dari 8.33% (1 banding 12).



Jalur yang landai

harus memiliki

pegangan tangan

setidaknya untuk satu sisi (disarankan untuk kedua sisi).

19 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA



Pada akhir landai setidaknya panjang pegangan tangan

dapat didengar, pesan-pesan verbal, informasi lewat getaran,

mempunyai kelebihan sekitar 300 milimeter.

dan peringatan-peringatan yang dapat dideteksi.

Pegangan tangan harus dibuat dengan ketinggian 0.8

2.2.5. Parkir

meter diukur dari permukaan tanah dan panjangnya harus

a.

Kendaraan tidak mungkin bergerak terus-menerus, akan ada

melebihi anak tangga terakhir. ⁻

Pengertian parkir

Seluruh pegangan tangan tidak harus memiliki permukaan

waktunya kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara

yang licin. e) Area landai harus memiliki penerangan yang

maupun bersifat lama atau biasa yang disebut parkir. Banyak

cukup.

permasalahan lalu lintas ditimbulkan karena perparkiran. Jika

3. Penyediaan Informasi Bagi Pejalan Kaki yang Memiliki

direncanakan secara matang, maka perparkiran dapat digunakan

Keterbatasan Pejalan

dimanfaatkan dengan baik dengan kebijakan-kebijakan tertentu yang

kaki

keterbatasan

sebagai salah satu alat untuk mengelola lalu lintas. (Warpani, 2002).

pandangan

akan

kemampuannya untuk mendengar

dan

Pada awal perjalanan kendaraan dimulai dari tempat parkir,

merasakan ketika berjalan. Isyarat-isyarat dalam lingkungan

yang dapat berupa garasi, halaman rumah, tepi jalan dan diakhiri di

termasuk suara lalu lintas,

penyangga jalan yang landai,

tempat parkir pula, bisa itu di gedung parkir, taman parkir, dan bisa

pesan-pesan dan suara- suara merupakan tanda-tanda bagi

juga di jalan. Dikarenakan konsentrasi di tempat tujuan perjalanan

pejalan kaki, dan

lebih tinggi dibandingkan dengan tempat asal perjalanan, maka

mengandalkan

dengan

menjadi sumber peringatan- peringatan

biasanya perparkiran menjadi permasalahan di tujuan perjalanan

yang dapat dideteksi. Untuk mengakomodir

kebutuhan tersebut, maka perlu

(Abubakar, 1998).

memiliki

Menurut PP No. 43 tahun 1993 parkir didefinisikan sebagai

keterbatasan, meliputi: tanda-tanda bagi pejalan kaki, tanda-

kendaran yang berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang

tanda pejalan kaki yang dapat diakses, signal suara yang

dinyatakan dengan rambu atau tidak, serta tidak semata-mata untuk

disediakan

informasi

bagi pejalan

kaki

yang

20 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

kepentingan menaikkan atau menurunkan orang dan atau barang.

Yang dimaksud dengan fasilitas parkir di badan jalan adalah

Sedangkan definisi lain tentang parkir adalah keadaan dimana suatu

fasilitas parkir yang menggunakan tepi jalan sebagai ruang

kendaraan berhenti untuk sementara (menurunkan muatan) atau

parkirnya

berhenti cukup lama. Sehingga tempat parkir ini harus ada pada saat akhir atau tujuan perjalanan sudah dicapai. (Warpani, 1990)

-

Parkir di luar badan jalan (off street parking) Yang dimaksud dengan fasilitas parkir di lokasi parkir adalah tata guna lahan yang khusus disediakan sebagai ruang parkir

b.

Kriteria parkir 1.

Parkir di daerah milik jalan, hanya di perbolehkan pada

dan mempunyai pintu pelayanan masuk atau pintu pelayanan keluar

jalan lokal dan jalan kolektor sekunder, pada jalan arteri primer parkir on-street dilarang karena menimbulkan hambatan samping

2.2.6. Ruang Terbuka (Open Space)

yang berarti. Parkir yang telah ditentukan untuk menyediakan

Ruang luar menurutt Kuncoro Jakti (1971) adalah suatu

parkir bersama baik berupa gedung maupun taman parkir

sebutan yang diberikan orang atas ruang yang terjadi karena

tersendiri.

pembatasan alat hanya pada dua unsur atau bidang, yaitu alas dan

2.

Penyediaan ruang parkir on-street tidak boleh mengurangi

dinding tanpa bidang atap (terbuka). Menurut S. Gunadi (1974)

daerah penghijauan dengan tetap memperhatikan kelancaran

dalam Yoshinobu Ashihara, ruang luar adalah ruang yang terjadi

sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki, serta kesehatan, keselamatan,

dengan membatasi alam. Ruang luar dipisahkan denga memberi

keamanan, dan kenyamanan.

“frame”, jadi bukan alam itu sendiri (yang dapat meluas tak terhingga).

c.

Jenis-jenis parkir 1. Berdasarkan penempatan -

Menurut Rustam Hakim (1987), ruang terbuka berdasarkan kegiatannya terbagi menjadi :

Parker di badan jalan (on street parking ). 21

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Ruang terbuka aktif, yaitu ruang terbuka yang mengundang

-

unsur-unsur kegiatan di dalamnya, misalnya plasa, bermain -

Ruang terbuka pasif, yaitu ruang terbuka yang di dalamnya

Pemanfaatan potensi alami kawasan dengan menyediakan sarana yang sesuai

-

tidak mengundang kegiatan manusia.

Studi mengenai ruang terbuka untuk sirkulasi (open space circulation) mengarah pada kebutuhan akan pemanfaatan yang

Menurut Rob Krier dalam bukunya Urban Space (1979) ada dua

menusiawi.

bentuk ruang terbuka, yaitu : -

Berbentuk memanjang, yaitu ruang terbuka yang hanya

2.2.7.Aktivitas Pendukung (Activity Support) Meliputi segala fungsi dan aktivitas yang memperkuat ruang

memiliki batas-batas di sisi-sisinya,misalnya pedestrian, dan

-

lain-lain.

terbuka public, karena aktivitas dan ruang fisik saling melengkapi

Berbentuk cluster, yaitu ruang terbuka yang memiliki batas-

satu sama lain. Pendukung aktivitas tidak hanya berupa sarana

batas disekelilingnya. Misalnya plasa, square, lapangan,

pendukung

bundaran, dan lain-lain. Ruang terbuka bentuk ini membentuk

mempertimbangankan guna dan fungsi elemen kota yang dapat

kantong-kantong yang berfungsi sebagai akumulasi aktivitas

membangkitkan aktivitas seperti pusat perbelanjaan, taman rekreasi,

kegiatan.

alun-alun, dan sebagainya.

pedestrian

ways

atau

plaza

tapi

juga

Elemen ruang terbuka kota meliputi lansekap, jalan, pedestrian,

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam penerapan desain activity

taman, dan ruang-ruang rekreasi. Berikut adalah langkah-langkah

support adalah :

perencanaan ruang terbuka :

a.

-

Survei pada daerah yang direncanakan untuk menentukan

yang dirancang.

kemampuan daerah tersebut untuk berkembang

b.

Rencana jangka panjang untuk mengoptimalkan potensi alami

suatu ruang tertentu.

(natural) kawasan sebagai ruang public.

c.

-

Adanya koordinasi antara kegiatand engan lingkungan binaan

Adanya keragaman intensitas kegiatan yang dihadirkan dalam

Bentuk kegiatan memperhatikan aspek kontekstual. 22

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

d.

Pengadaan fasilitas lingkungan.

hubungannya dalam tanda-tanda yang penting dan menimbulkan

e.

Sesuatu yang terukur, menyangkut ukuran, bentuk danactivity

respon manusia.

support yang bertitiktolak dari skala manusia.

2. Tipe-tipe signage a. Banner signs, terbuat dari material yang ringan seperti kain,

2.2.8.Tanda-tanda (Sign Age) 1. Definisi Signage, berasal dari kata sign. Sign sebagai kata benda memiliki arti yang cukup luas karena memiliki arti yang berbedabeda tergantung pada ruang lingkunya. Beberapa arti sign antara lain, (Rini Suryantini, 2001) : a. Sebuah tampilan pulik atau sebuah pesan b. Sebuah persepsi yang mengindikasikan sesuatu sebagai petunjuk yang terlihat bahwa sesuatu telah terjadi c. Tingkah laku atau gerakan sebagai Bahasa isyarat

kertas, dan plastic yang tidak kaku. Tipe ini biasanya digunakan sebagai pemberitahuan sementara dari sebuah acara. b. Canopy signs, dipasang disuatu permukaan seperti misalnya tembok atau tiang dan sebagainya. Jika signage tergantun g dibawah kanopi, maka disebut dengan undercanopy signs umumnya harus berukuran kecil. c. Changeable-copy signs adalah signage memampukan tulisan yang tertulis diatas, signage tersebut dapat diubahubah secara manual seperti message board di suatu hotel atau restoran.

Signage menurut Oxford Advance Learner Dictionary of

d. Electronic message center, menampilkan pesan pada sebuah

Current English adalah sebuah kata atau kata-kata, desain dan

layar elektronik yang dapat diubah-ubah secara cepat dan

lain-lain pada sebuah papan atau lempengan untuk memberikan

efisien.

peringatan atau untuk mengarahkan seseorang menuju sesuatu. Menurut Lawrence K. Frank, arti signage adalah pesan atau

e. Floor sign, merupakan signage yang dilukis atau dipasang di lantai. Biasanya berupa tulisan atau symbol.

informasi yang muncul secara berurut-turut atau teratur dalam 23 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

f. Free-standing signs tidak terpasang pada bangunan tetapi

-

Sebagai alat untuk membantu manusia dengan cara

disangga oleh satu atau dua tiang dan berdiri tegak diatas

mengarahkan, mengidentifikasikan ruang atau struktur dan

lantai atau tanah.

memberi informasi manusia dalam melakukan kegiatan

g. Projecting signs, dipasang pada tembok dan biasanya

dalam suatu ruang.

memiliki dua sisi sehingga dapat dibaca dari dua arah yang

-

Memperkuat kualitas lingkungan secar visual

berlawanan sekaligus.

-

Melindungi kepentingan umum.

h. Roof signs, didirikan diatas garis atap dari sebuah bangunan. i. Suspended signs, biasanya digunakan untuk interior signs.

Berdasarkan jenis atau informasi yang dismpaikan signage secara umum dapat dikategorikan menjadi :

j. Wall signs, berfungsi sebagai exterior signs maupun interior signs. Biasanya dipasang pararel dengan tembok/dinding

a. Pemberi orientasi

bangunan, muncul tidak lebih dari 18 inci dan umumnya

Berfungsi memberitahukan kedudukan atau posisi tepat

berbentuk persegi empat.

seseorang dalam suatu kawasan.

k. Windows signs, ditempatkan didalam jendela dengan tujuan supaya dapat dilihat dari luar. 3. Tujuan dan fungsi signage a. Tujuan : Untuk menghadirkan informasi secara konsisten sehingga

b. Pemberi informasi Berisi informasi mengenai segala sesuatu dilingkungan tempat signage berada, misalnya keterangan rute pejalan kaki disuatu perusahaan. c. Pemberi identitas

individu akan belajar untuk melihat pada beberapa tempat

Berfungsi mengenalkan identitas suatu tempat atau ruang di

tertuntu, umtuk mengenalinya dengan mudah dan rasa percaya

suatu kawasan agar masyarakat dapat membedakan tempat

diri.

tersebut dengan tempat-tempat lainnya.

b. Fungsi :

d. Penunjuk arah 24

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Berfungsi untuk memberi arah atau nevigasi kepada

a.

pengguna secara eksplisit, untuk pengguna jalan ataupun

lintas, di luar jarak tertentu dan tepi paling luar bahu jalan atau

kendaraan, biasa dikenal dengan nama rambu lalu

jalur lalu lintas kendaraan dan tidak merintangi lalu lintas

lintas(traffic control signs).

kendaraan atau pejalan kaki.

e. Pemberi peringatan

b.

Rambu ditempatkan di sebelah kiri menurut arah lalu

Jarak penempatan antara rambu yang terdekat dengan

Berfungsi memberitahukan peraturan-peraturan mengenai

bagian tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas

kegiatan yang boleh atau tidak boleh dilakukan di area

kendaraan minimal 0,60 meter.

tersebut.

c.

f. Pemberi dekorasi Berfungsi

untuk

Penempatan rambu harus mudah dilihat dengan jelas oleh

pemakai jalan. memperindah

atau

meningkatkan

penampilan suatu bangunan baik secara umum atau khusus.

4. Rambu lalu lintas (traffic control signs) Rambu adalah salah satu dari perlengkapan jalan, berupa lambang, huruf, angka, kalimatdan/atau perpaduan diantaranya sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjukbagi pengguna

Gambar 2.11. Penempatan Rambu di Sebelah Kiri

jalan. - Dimensi dan Penempatan:

Rambu di sebelah kanan

Disesuaikan dengan standar Petunjuk Teknis Perlengkapan

a.

Dalam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan

Jalan.

lokasi dan kondisi lalu lintas rambu dapat ditempatkan

Jarak Penempatan Rambu di sebelah kiri

disebelah kanan atau di atas daerah manfaat jalan. 25

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

b.

Penempatan rambu di sebelah kanan jalan atau

daerah manfaat jalan harus mempertimbangkan faktor-faktor

tambahan bagian bawah apabila rambu dilengkapi dengan papan tambahan.

antara lain geografis, geometris jalan, kondisi lalu lintas, jarak pandang dan kecepatan rencana. c.

Rambu yang dipasang pada pemisah jalan (median)

ditempatkan dengan jarak 0,30 meter dari bagian paling luar dari pemisah jalan.

Gambar 2.13. Ketinggian Rambu pada Sisi Jalan

b.

Ketinggian penempatan rambu di lokasi fasilitas pejalan

kaki minimum 2,00 meter dan maksimum 2,65 meter diukur dari permukaan fasilitas pejalan kaki sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah atau papan tambahan bagian bawah, Gambar 2.12. Penempatan Rambu pada Pemisah Jalan

apabila rambu dilengkapi dengan papan tambahan.

Tinggi rambu a.

Ketinggian penempatan rambu pada sisi jalan minimum

1,75 meter dan maksimum 2,65 meter diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah, atau papan 26 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Gambar 2.14 Rambu Dilarang Berhenti - Rambu Peringatan Adalah rambu yang digunakan untuk memberi peringatan Gambar 2.13. Ketinggian Penempatan Rambu di Lokasi Fasilitas Pejalan Kaki - Rambu Larangan

kemungkinan ada bahaya atau tempat berbahaya di bagian jalan di depannya. Dengan ukuran disesuaikan dengan kecepatan rencana.

Adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pengguna jalan. Dimensinya dan jarak penempatannya ditentukan oleh kecepatan rencana pada jalan yang akan dipasang rambu. jarak penempatan minimum rambu dari bahaya

27 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

- Rambu petunjuk Ketinggian penempatan rambu di atas daerah manfaat jalan adalah minimum 5,00 meter diukur dari permukaan jalan Gambar 2.15 Rambu Peringatan Serong Kanan

sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah.

- Rambu Perintah Adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh pengguna jalan. - Rambu Petunjuk dan RPPJ (rambu pendahulu petunjuk jurusan) Merupakan rambu yang digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pengguna jalan.

Gambar 2.17Rambu Petunjuk

Gambar 2.16 Rambu Petunjuk dan RPPJ 28 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

menunjang tercapainya kebutuhan manusia setiap hari,dasar utilitas 5. Papan Nama Jalan -

di bagi dalam kelompok yaitu ;

Rambu petunjuk papan nama jalan digunakan untuk

-

Jaringan listrik

memberitahukan nama-nama jalan.

-

Tempat sampah

-

Papan nama jalan ditempatkan pada awal sisi ruas jalan.

-

Drainase

-

Untuk menyatakan nama jalan di persimpangan tiga tipe T,

Setiap utilitas yang di bagi itu memiliki manfaat dan kegunaan

papan nama jalan ditempatkandi seberang jalan menghadap

masing-masing, untuk mendapatkan factor kebutuhan manusia yang

arus lalu lintas datang.

dapat menetapkan kebutuhan aktifitas manusia sehari-hari . factor kebutuhan utilitas dapat berpindah-pindah secara tidak logis oleh karena penentuan dan penempatan yang tidak menentukan keadaan dan keberadaan pada bangunan sekitar lingkungan . Dalam kelompok utilitas memiliki spesifikasi tersendiri di mana sesuai aturan yang berlaku dengan kegunaan dan manfaat yang berhubungan dengan kebutuhan aktifitas manusia dalam

Gambar 2.18Papan Nama Jalan

bangunan

maupun

luar

bangunan,kebutuhan

utilitas

harus

berdasarkan kebutuhan pengguna sehingga dapat menetapkan 2.2.9.Utilitas Utilitas adalah sumber faedah yang sangat penting untuk

kebutuhan manusia yang tidak mempersulit kebutuhan pengguna . Spesifikasi

kebutuhan

utilitas

sangat

penting

untuk

kebutuhan dan manfaat bagi kita manusia dalam beraktifitas sehari-

penempatan utilitas yang jelas dan teratur aman dan nyaman bagi

hari, baik itu dari sisi dalam masa bangunan,maupun sisi luar

perkebutuhan sesuai aturan. Setiap elemen utilitas memiliki

bangunan maka pada dasarnya utilitas di bentuk sekelompok untuk 29 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

karakteristik sehingga menunjang tercapainya perbedaan utilitas

dengan gardu pembagi, yang memiliki tegangan sistem lebih

setiap elemen antara lain material,tekstur,kegunaan,manfaat .

tinggi dari tegangan terpakai untuk konsumen. Standar tegangan

Berikut jenis utilitas secara umum .

untuk jaringan distribusi primer ini adalah 6 kV, 10 kV, dan 20

a. Jaringan listrik .

kV (sesuai standar PLN). Sedangkan di Amerika Serikat standar

Jaringan listrik di bagi menjadi 3 jaringan yaitu jaringan listrik

tegangan untukjaringan distribusi primer ini adalah 2,4 kV, 4,16

PLN ,jaringan listrik lampu penerangan (lampu jalan,lampu taman)

kV, dan 13,8 kV.

,jaringan Telkom .

b. Sistem jaringan distribusi sekunder.

Spesifikasi jaringan listrik PLN

Sistem jaringan distribusi sekunder atau sering disebut

Sistem jaringan distribusi tenaga listrik dapat diklasifikasikan dari

jaringan distribusi tegangan rendah (JDTR), merupakan jaringan

berbagai segi, antara lain adalah :

yang berfungsi sebagai penyalur tenaga listrik dari gardu-gardu

-

Berdasarkan ukuran tegangan

pembagi (gardu distribusi) ke pusat-pusat beban (konsumen

-

Berdasarkan ukuran arus

tenaga listrik). Besarnya standar tegangan untuk jaringan

-

Berdasarkan sistem penyaluran

ditribusi sekunder ini adalah 127/220 V untuk sistem lama, dan

-

Berdasarkan konstuksi jaringan

220/380 V untuk sistem baru, serta 440/550 V untuk keperluam

-

Berdasarkan bentuk jaringan

industri. Besarnya tegangan maksimum yang diizinkan adalah 3

Berdasarkan Ukuran Tegangan

sampai 4% lebih besar dari tegangan nominalnya. Penetapan ini

Berdasarkan ukuran tegangan, jaringan distribusi tenaga listrik dapat

sebandingdengan besarnya nilai tegangan jatuh (voltage drop)

dibedakan pada dua sistem, yaitu :

yang telah ditetapkan berdasarkan PUIL 661 F.1, bahwa rugi-

a. Sistem jaringan distribusi primer Sistem jaringan distribusi primer atau sering disebut jaringan distribusi tegangan tinggi (JDTT) ini terletak antara gardu induk

rugi daya padasuatu jaringan adalah 15 %. Dengan adanya pembatasan tersebut stabilitas penyaluran daya ke pusat-pusat beban tidak terganggu. 30

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

c. Tegangan Lebih Pada sistem jaringan tenaga listrik seringkali terjadi perubahan

tegangan

yang

lebih

tinggi

dari

tegangan

maksimumnya, baik lebih tinggi untuk sesaat yang berupa tegangan lebih peralihan (transientover voltage) maupun lebih tinggi secara bertahan yang berupa tegangan lebih stasioner. Pada umumnya tegangan lebih ini ditimbulkan oleh dua sebab, yaitu disebabkan kerana sistem itusendiri dan sebab luar sistem. Tegangan lebih yang disebabkan oleh sistem itu sendiri biasanya terjadi karena : -

Adanya gangguan hubung singkat (short circuit) pada kawatpenghantar jaringan.

-

Putusnya kawat penghantar yang panjangnya melebihi

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Standar Tegangan

batastertentu.

Perbedaan tegangan pada jaringan transmisi dan jaringan distribusi

Adanya kerja hubung yang terjadi karena penutupan

untuk setiap negara sangat berlainan. Biasanya tiap-tiap negara

ataupembukaan saklar (switch) dengan cepat, atau tak

menentukan standar tegangan sendiri-sendiri. Pemilihan

serempaknyapemutusan

standar tegangan ini tergantung pada faktor-faktor :

saklar

pemutus

jaringan

pada

rangkaian tiga fasa. -

a. Faktor tekno-ekonomis, karena dengan adanya perubahan

Adanya gangguan yang disebabkan peristiwa alamiah yang

tegangan akan menimbulkan persoalan persoalan teknis yang

tidakdapat dikendalikan oleh manusia, seperti sambaran

ditimbulkan dan diperlukan modal (investasi) yang cukup besar,

petir.

sehingga menghasilkan sistem yang dilengkapi dengan peralatan peralatan yang mempunyai kualitas tinggi. 31

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

b. Faktor kepadatan penduduk, dimana makin padat suatu

Standar ukuran tinggi tiang listrik

daerah, makin tinggi beban pelayanannya. Dan ini akan mengganggu kestabilan tegangan. c. Faktor besarnya tenaga listrikyang harus disalurkan dari Pusat Pembangkit Tenaga Listrik ke Pusat-Pusat Beban (load centers). d. Faktor jarak penyalurantenaga listrik yang harus ditempuh untuk memindahkan tenaga listrik tersebut secara ekonomis. Makin dekat daerah pelayanan, tegangannyapun tidak akan besar. e. Faktor

perencanaan

jangka

panjang,

bila

terjadi

perubahanperubahan dan penambahan penambahan pada beban

Spesifikasi gardu induk

dikemudian hari. f. Faktor

kemajuan

teknologidari

masing-masing

negara.

Dengan perkembangan teknologi makin pesat maka setiap terjadi perubahan.

32 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Aturan pemakaian listrik

Gandengan tiang listrik dan lampu penerangan jalan 33 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitassosial,fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya. Soemirat (2009), menyatakan bahwa kuantitas dan kualitas sampah sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi sampah antara lain: -

Jumlah penduduk. Bahwa dengan semakin banyak penduduk, maka akan semakin banyak pula sampah yang dihasilkan oleh penduduk.

-

Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak pula jumlah per kapita sampah yang dibuang tiap

b. Persampahan Sampah didefinisikan sebagai semua bentuk limbah berbentuk

harinya. Kualitas sampahnyapun semakin banyak yang bersifat

padat yang berasal dari kegiatan manusia dan hewan kemudian

non organik atau tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas

dibuang karena tidak bermanfaat atau keberadaannya tidak

sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang

diinginkan lagi. (Tchobanoglus, 1993)

berlaku

kesadaran

masyarakat

akan

persoalan

persampahan.

Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, definisi sampah adalah sisa kegiatan

serta

-

Kemajuan teknologi.

sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat..

Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas

Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah rumah tangga

sampah,

karena pemakaian bahan baku yang semakin

34 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

beragam, cara pengepakan dan produk manufaktur yang semakin

sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu

beragam dapat mempengaruhi jumlah dan jenis sampahnya.

menuju ke tempat pemrosesan akhir;

Pengelolaan Sampah

d.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pengelolaan sampah didefinisikan sebagai

Pengolahan

dalam

bentuk

mengubah

karakteristik,

komposisi, dan jumlah sampah; dan/atau e.

Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian

kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang

sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke

meliputi pengurangan sampah dan penanganan sampah.

media lingkungan secara aman.

-

-

Kegiatan pengurangan sampah meliputi:

Berikut adalah beberapa regulasi terkait dengan pengelolaan

a.

Pembatasan timbulan sampah;

sampah:

b.

Pendauran ulang sampah;

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

c.

Pemanfaatan kembali sampah.

Sampah. Undang-undang ini mengatur tentang tugas dan

Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi:

wewenang pemerintah mulai dari tingkat pusat hingga daerah,

a.

Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan

hak dan kewajiban masyarakat, perizinan dan penyelenggaraan

sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat

pengelolaan sampah, pembiayaan dan kompensasi, kerjasama

sampah;

dan

Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan

pengelolaan persampahan.

b.

sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu; c.

Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau daritempat

penampungan sampah

kemitraan,

serta

peran

serta

masyarakat

terhadap

2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan. Peraturan ini membahas tentang isu, permasalahan serta tantangan pengelolaan persampahan dan mengatur strategi serta kebijakan dalam mengelola sampah. 35

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2010 tentang

komposter rumah tangga. Sedangkan di TPS dilakukan dengan

Pedoman Pengelolaan Sampah. Permen Dalam Negeri ini

melibatkan pengelola yang berasal dari masyarakat setempat untuk

mengatur tentang implementasi pengelolaan sampah, retribusi,

melakukan pendaur ulangan sampah anorganik dan pengomposan

kompensasi, peran masyarakat, pengawasan dan pembinaan,

skala lingkungan.

pelaporan, serta pembiayaan pengelolaan sampah 4. SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. Standar ini membahas tentang persyaratan teknis pengelolaan sampah kota serta teknik operasional pengelolaan sampah.

Penanganan sampah 3R adalah konsep penanganan sampah dengan cara reduce / mengurangi (R1), reuse/menggunakan kembali (R2), dan recycle/ mendaur ulang sampah (R3) mulai dari sumbernya (Dit, Bintek DJCK, 1999). Penanganan sampah 3R sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka pengelolaan sampah padat perkotaan yang efisien dan efektif sehingga

5. SNI 3242-2008 tentang Pengelolaan Sampah di Pemukiman. Standar ini mengatur tentang pengelolaan sampah di pemukiman dangan perubahan sebagian pada penerapan 3R mulai dari Pengelolaan Sampah dengan 3R Tata cara pengelolaan sampah di permukiman diatur dalam

diharapkan dapat mengurangi biaya pengelolaan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan perhitungan di atas kertas, bila sampah kota dapat ditangani melalui konsep 3R, maka sampah yang sampai yang akan sampai di TPA hanya 20% saja. Hal itu berarti akan sangat

revisi SNI 03-3242-1994 dengan diterapkannya 3R mulai dari

mengurangi

biaya

pengangkutan

dan

pembuangan

akhir.

kegiatan di sumber sampah sampai dengan Tempat Penampungan

Penanganan sampah 3-R akan lebih baik lagi bila dipadukan dengan

Sementara (TPS). Penerapan 3R (reduce, reuse dan recycle) di

siklus produksi dari suatu barang yang akan dikonsumsi.

sumber sampah dilakukan dengan melibatkan masyarakat untuk ikut serta mengelola sampah mulai dari pemilahan sampah organik dan anorganik serta mengolah sampah organik dengan menggunakan 36 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

c. Drainase Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat manusia. Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit

37 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

di permukaan tanah atau gorong – gorong dibawah tanah. Drainase

menggangu kualitas lingkungan hidupnya. Berangkat dari kesadaran

berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.

akan arti

Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang,

Kenyamanan hidup sangat bergantung pada kondisi lingkungan,

atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai

maka orang mulai berusaha mengatur lingkungannya dengan cara

serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi

melindungi daerah pemukimannya dari kemungkinan adanya

dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,

gangguan air berlebih atau air kotor.

sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.Drainase juga

Sistem Jaringan Drainase

diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam

Sistem jaringan drainase perkotaan umumnya dibagi atas 2 bagian,

kaitannya dengan sanitasi. (Dr. Ir. Suripin, M.Eng.2004)

yaitu :

Pengertian tentang drainase kota pada dasarnya telah diatur

a.

Sistem Drainase Mayor

dalam SK menteri PU No. 233 tahun 1987. Menurut SK tersebut,

Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang

yang dimaksud drainase kota adalah jaringan pembuangan air yang

menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air

berfungsi mengeringkan bagian-bagian wilayah administrasi kota

hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini

dan daerah urban dari genangan air, baik dari hujan lokal maupun

disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major

luapan sungai melintas di dalam kota.

system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran

Dari siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia

yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer,

bermukim, pada masa tertentu selalu terjadi keberadaan air secara

kanalkanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini

berlebih, sehingga menganggu kehidupan manusia itu sendiri. Selain

umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun

daripada itu, kegiatan manusia semakin bervariasi sehingga

dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam

menghasilkan limbah kegiatan berupa air buangan yang dapat

perencanaan sistem drainase ini.

38 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

b.

Sistem Drainase Mikro Sistem drainase mekro yaitu sistem saluran dan bangunan

pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari

-

Drainase buatan (Artificial Drainage)

daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam

Drainase alamiah adalah sistem drainase yang dibentuk

sistem

berdasarkan analisis ilmu drainase, untuk menentukan debit

drainase

mikro

adalah

saluran

di

sepanjang

sisi

jalan,

akibathujan, dan dimensi saluran.

saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong,

b. Menurut letak saluran

saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang

-

dapat ditampungnya tidak terlalu besar.

Drainase permukaan tanah (Surface Drainage) Drainase permukaan tanah adalah saluran drainase yang berada

Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan

di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air

dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna

limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open

lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman

channel flow.

lebih

-

Drainase bawah tanah (Sub Surface Drainage)

cenderung sebagai sistem drainase mikro.

Drainase bawah tanah adalah saluran drainase yang bertujuan

Jenis – Jenis Drainase

mengalirkan air limpasan permukaan melalui media di bawah

Drainase dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :

permukaan

a. Menurut sejarah terbentuknya

tertentu.Alasan tersebut antara lain tuntutan artistik, tuntutan

-

Drainase alamiah (Natural Drainage)

fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya

Drainase alamiah adalah sistem drainase yang terbentuk secara

saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak bola,

alami dan tidak ada unsur campur tangan manusia.

lapangan terbang, taman, dan lain-lain.

tanah

(pipa-pipa),

dikarenakan

alasan-alasan

39 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

diusahakan dapat membentuk dimensi yang ekonomis. Dimensi saluran yang terlalu besar berarti kurang ekonomis, sebaliknya c. Menurut konstruksi

dimensi yang terlalu kecil akan menimbulkan permasalahan karena

-

daya tampung yang tidak memadai. Adapun bentuk saluran

Saluran Terbuka Saluran

terbuka

adalah

sistem

saluran

yang

biasanya

direncanakan hanya untuk menampung dan mengalirkan air hujan

antara lain : -

Persegi Panjang

(sistem terpisah), namun kebanyakan sistem saluran ini berfungsi

Saluran Drainase berbentuk empat psersegi panjang tidak

sebagaisaluran campuran. Pada pinggiran kota, saluran terbuka ini

banyak membutuhkan ruang.Sebagai konsekuensi dari saluran

biasanya tidak diberi lining (lapisan pelindung). Akan tetapi saluran

bentuk ini saluran harus terbentuk dari pasangan batu ataupun

terbuka di dalam kota harus diberi lining dengan beton, pasangan

coran beton.

batu (masonry) ataupun dengan pasangan bata. -

Saluran Tertutup Saluran

tertutup

adalah

saluran

untuk

air

kotor

yang

mengganggu kesehatan lingkungan. Sistem ini cukup bagus digunakan di daerah perkotaan terutama dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota Metropolitan dan kota-kota besar lainnya.

d. Menurut Bentuk Penampang Saluran Drainase

-

Trapesium

Bentuk-bentuk untuk drainase tidak jauh berbeda dengan saluran

Pada umumnya saluran terbuat dari tanah akan tetapi

irigasi pada umunnya. Dalam perancangan dimensi saluran harus

tidakmenutup kemungkinan dibuat dari pasangan batu dan coram 40

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

beton.Saluran ini memerlukan cukup ruang. Berfungsi untuk menampungdan menyalurkan limpasan air hujan, air rumah tangga maupun airirigasi dengan debit yang besar.

-

Lingkaran Biasanya digunakan untuk gorong – gorong dimana salurannya

tertanam di dalam tanah.

-

Segitiga Bentuk saluran segitiga umumnya diterapkan pada saluran awal

yang sangat kecil.

41 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Pendidikan 275,67 Ha, Pemerintah/Perkantoran 209,47 Ha, Lainlain 106,54 Ha. Suhu rata-rata di Kota Kupang berkisar antara 23,8˚C sampai dengan 31,6˚C. Tempat-tempat yang letaknya dekat dengan pantai memiliki suhu udara yang rata-rata relatif lebih tinggi kelembaban udara rata-rata berkisar antara 73% sampai dengan 99%.

BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN 3.1.

Deskripsi Umum

3.1.1. Tinjauan Wilayah Pengembangan terhadap Lingkup Kota Kupang

Batas Wilayah Utara berbatasan dengan Teluk Kupang,

Kota Kupang merupakan ibu kota Nusa Tenggara Timur (NTT),

terletak

Gambar 3.1 Peta Orientasi Kota Kupang

pada

10˚36’14”LU-10˚39’58”LS

dan

123˚32’23”BB-123˚37’01”BT. Luas wilayah 180,27 Km², dengan peruntukan Kawasan Industri 735,57 Ha, Pemukiman 10.127,40 Ha, Jalur Hijau 5.090,05 Ha, Perdagangan 219,70 Ha, Pergudangan

Timur berbatasan dengan Kabupaten Kupang, Barat berbatasan dengan Selat Semau dan Kabupaten Kupang, sedangkan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kupang. Kondisi Topografi di Kota Kupang, dengan titik terendah diatas permukaan laut di bagian utara berkisar 0 – 50 meter dengan

112,50 Ha, Pertambangan 480 Ha, Pelabuhan Laut/Udara 670,1 Ha, 42 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

tingkat kemiringan 15˚, sedangkan untuk titik teringgi diatas

Perancangan terletak pada Bagian Wilayah Kota (BWK) II yang

permukaan laut di bagian selatan kota yaitu berkisar 100 – 350

memiliki arah pengembangan sebagai kawasan Pemerintahan,

meter.

Perdagangan, Pendidikan, Pemukiman, Kawasan Pariwisata dan Reklamasi Pantai dengan Intensitas Tinggi. Pengembangan kawasan ini diperuntukan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang diharapkan mampu mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya dan memberikan nilai tambah pada suatu kawasan perkotaan.

Dengan bata fungsional sebelah utara yaitu teluk

kupang, sebelah selatan yaitu BWK V, sebelah barat yaitu BWK I dan sebelah timur yaitu BWK III. Lokasi perancangan memilik luas sebesar 20.236,18 m² pada bagian selatan dan 4.236 m² pada bagian utara.

Gambar 3.2 Peta Topografi Kota Kupang 3.1.2. Tinjauan Wilayah Pengembangan terhadap Lingkup Lokasi Perancangan Lokasi Perancangan terletak di Jl. Timor Raya, Kelurahan Fatululi,

Kecamatan

Kelapa

Lima,

Kota

Kupang.

Lokasi 43

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Gambar 3.3 Peta Bagian Wilayah Kota (BWK) II

3.1.3. Tinjauan Kebijakan Rencana Detail Tata Ruang Kota adalah hasil perencanaan tata ruang yang sifatnya merinci kawasan perkotaan yang ada di kota kupang dengan isi memperhatikan arahan struktur dan pola kebijakan pemanfaatan ruang wilayah kota dan berisi pokok – pokok kebijaksanaan dan strategi penataan ruang – ruang kota dengan kegiatan penempatan blok kegiatan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Kupang Tahun 2011 – 2031 telah diatur arahan penggunaan ruang kota kupang.

44 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Gambar 4.4 Peta Administratif Penggunaan Ruang Kota Bagian Wilayah Kota (BWK) II seluas 1246,326 Ha yang terdiri dari tiga wilayah kecamatan, yakni sebagain Kecamatan

Gambar 4.5 Peta Administratif BWK II

Kelapa Lima, sebagian Kecamatan kota Lama, dan sebagian Kecamatan Oebobo, dengan pusat BWK terletak disekitar kawasan Pasar Oebobo, kelurahan Fatululi. BWK II diarahkan sebagai kawasan

pelayanan

pemerintahan,

perdagangan,

kawasan

Berdasarkan gambar Rencana Tata Ruang Kota, Site tersebut merupakan Kawasan Rencana Alun – Alun Kota dan Kawasan Pariwisata.

pariwisata, reklamasi pantai dan permukiman dengan intensitas kepadatan tinggi.

45 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Gambar 4.7. Peta Dasar Lokasi Perancangan Alun-alun Kota Kupang

Gambar 4.6 Peta Penggunaan Ruang di Sekitar Site.

Sumber : data penulis, 2017

b. 3.2.

Data Tapak

3.2.1.

Data Dasar tapak

a.

Batas-batas Site

Lokasi Site Lokasi perancangan alun-alun Kota Kupang terletak pada Jl. Timor Raya, Kelurahan Fatulili, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, NTT.

46 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

c.

Ukuran site Site memiliki luasan total 24.472 m2. Site di sebelah utara Jl.

Timor Raya memiliki luasan 4.236 m2 sedangnkan site di sebelah selatannya memiliki luasan 20.236 m2

Gambar. Peta Dasar Lokasi Perancangan Alun-alun Kota Kupang Sumber : data penulis, 2017

47 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

d.

Vegetasi Pada site terdapat vegetasi berupa pohon lamtoro, dan bunga

kertas. Keberadaan vegetasi pada site dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar. Peta Dasar Lokasi Perancangan Alun-alun Kota Kupang Sumber : data penulis, 2017

Gambar. Peta Dasar Lokasi Perancangan Alun-alun Kota Kupang

Area tertingi pada site adalah pada ketinggian 22 m dari

Sumber : data penulis, 2017

permukaan laut. Sedangkan area terendah adalah pada ketinggian 8 e.

Topografi

m dari permukaan laut.

Tanah pada site merupakan tanah berbatu karang dan berpasir.

48 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Ke arah barat, yakni jalan Ina Bo’I, area kantor kepolisian

-

Ke

arah

selatan,

yakni

lahan

kosong

Gambar. Peta Dasar Lokasi Perancangan Alun-alun Kota Kupang Sumber : data penulis, 2017

f.

View View pada site dibedakan menjadi :

1. View ke dalam site, terdiri dari : -

Dari arah timur Jl Timor Raya

-

Dari arah barat Jl Timor Raya

-

Dari Jl Inaboi

-

Dari jalan lingkungan sisi selatan site

-

Dari jalan lingkungan sisi timur site

2. View ke luar site, terdiri dari : -

Ke arah utara merupakan jalan

Timor Raya dan

restoran -

Ke arah timur, yakni area perdagangan dan jasa serta permukiman

49 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3.2.2.

Data elemen kawasan

3.2.2.1. Bentuk dan Massa Bangunan Karakteristik Bangunan

Peta BWK II Kota Kupang

50 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Data karakteristik bangunan Ketinggian

material

Tekstur bangunan

warna

Jenis bangunan

jumlah

tekstur

jumlah

warna

jumlah

jenis

jumlah

bangunan tinggi

jumlah

Jenis material

15 meter 1 unit

Beton

42 unit

Halus

41 unit

Putih

8 unit

Perdagangan

3 unit

10 meter 2 unit

kayu

2 unit

Kasar

4 unit

Kuning

8 unit

Jasa

12 unit

8 meter

2 unit

ACP

1 unit

Hijau

12 unit

Rumah tinggal

25 unit

6 meter

1 unit

Biru

4 unit

Pemerintahan

5 unit

5 meter

12 unit

Oranye

1 unit

SPBU

1 unit

4 meter

26 unit

Merah

1 unit

3 meter

1 unit

Coklat

1 unit

\

\

51 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Letak Dan Fungsi Bangunan

Keterangan:

52 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3.

Bangunan dan karakteristiknya 5.1 Sisi Timur

No 1.

Gambar

2.

Karakteristik Jenis bangunan : Bangunan Perdagangan Tinggi bangunan : 3 lantai Warna : putih Tekstur : Tekstur halus (acian tembok) Bentukan : Bentukan dasar kotak Jenis bangunan : bangunan jasa Tinggi bangunan : 2 lantai Warna : kuning Tekstur : Tekstur halus (acian tembok) Bentukan : Bentukan dasar kotak

3.

Jenis bangunan : Bangunan jasa Tinggi bangunan : 2 lantai Warna : putih Tekstur : Tekstur halus (acian tembok) Bentukan : Bentukan dasar kotak

4.

Jenis bangunan : Bangunan Jasa Tinggi bangunan : 1 lantai Warna : hijau gelap Tekstur : Tekstur tidak halus Bentukan : Bentukan dasar kotak

5.

Jenis bangunan : Bangunan Rumah Tinggal Tinggi bangunan : 1 lantai Warna : abu-abu Tekstur : Tekstur kasar (pasangan bata ) Bentukan : Bentukan dasar kotak

No 6.

Gambar

Karakteristik Jenis bangunan : Bangunan rumah tinggal Tinggi bangunan : 1 lantai Warna : kuning Tekstur : Tekstur halus (acian Tembok) Bentukan : Bentukan dasar kotak

7.

Jenis bangunan : Bangunan rumah tinggal Tinggi bangunan : 1 lantai Warna : biru Tekstur : Tekstur kasar (pasangan bata ) Bentukan : Bentukan dasar kotak

8.

Jenis bangunan : Bangunan rumah tinggal Tinggi bangunan : 1 lantai Warna : oranye Tekstur : Tekstur halus Bentukan : Bentukan dasar kotak

5.2 Sisi Barat No 1.

Gambar

Karakteristik Jenis bangunan : Bangunan kepolisian Tinggi bangunan : 1 lantai Warna : kuning gading Tekstur : Tekstur halus (acian tembok) Bentukan : Bentukan dasar kotak

53 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

No 2.

Gambar

3.

Karakteristik Jenis bangunan : Bangunan Jasa Tinggi bangunan : 1 lantai Warna : Biru Tekstur : Tekstur kasar Bentukan : Bentukan dasar kotak Jenis bangunan : Bangunan perdagangan Tinggi bangunan : 1 lantai Warna : hijau Tekstur : Tekstur kasar Bentukan : Bentukan dasar kotak

4.

Jenis bangunan : Bangunan SPBU Tinggi bangunan : 1 lantai Warna : merah dan putih Tekstur : Tekstur Halus Bentukan : Bentukan dasar kotak

5.4 Bangunan Dalam Site No 1.

4.

Gambar

Karakteristik Jenis bangunan : eks bangunan perdagangan Tinggi bangunan : 1 lantai Warna : Tekstur : Tekstur kasar (pasangan bata ) Bentukan : Bentukan dasar kotak

Skyline 6.1 Sisi Utara

5.3 Sisi Utara No 1.

Gambar

2.

Karakteristik Jenis bangunan : Bangunan perdagangan Tinggi bangunan : 1 lantai Warna : putih Tekstur : Tekstur halus (acian tembok) Bentukan : Bentukan dasar kotak Jenis bangunan : Bangunan Fasilitas Publik Tinggi bangunan : 1 lantai Warna : Tekstur : Bentukan : Bentukan dasar kota

54 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

6.2 Sisi Timur

3.2.2.2. Jalan, Parkir, dan Pedestrian 1. Jalan a. Kelas jalan Jalan Timor Raya merupakan jalan arteri primer. Jalan Timor Raya menjadi salah satu jalan terpadat di Kota Kupang yang menjadi alternatif bagi kendaraan bermotor untuk berpergian antar kota yaitu, Kota Kupang dengan Kota Soe. Jalan Ina Bo’i meupakan jalan kolektor sekunder. Jalan Ina Bo’i menjadi alternatif bagi kendaraan bermotor untuk berpergian antar wilayah Kota Kupang yaitu, kecamatan Oebobo dengan kecamatan Kelapa Lima. ( Gambar 1 )

6.3 Sisi Barat

55 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

b. Dimensi jalan Jalan Timor Raya memiliki dimensi badan jalan 23,5 meter dengan jalur lalu lintas 12 meter, bahu jalan bagian utara 3,5 meter, dan bahu jalan bagian selatan 8 meter. Jalan Ina Bo’i memiliki dimensi badan jalan 22 meter dengan jalur lintas bagian barat 4,4 meter dan bagian timur 6,2 meter, median 3,7 meter, bahu jalan bagian barat 3,2 meter dan bagian timur 4,5 meter. Jalan lokal bagian timur memiliki dimensi badan jalan 8 meter dengan jalur lalu lintas 4 meter, bahu jalan masing-masing 2 meter. Jalan lokal bagian selatan memiliki dimensi badan jalan 10, 4 meter dengan jalur lalu lintas 4,8 meter, bahu jalan bagian utara 1,1 meter, dan bahu jalan bagian selatan 4,5 meter.

56 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

Gambar Peta Dimensi Jalan daerah perancangan

Gambar Potongan Jalan Timor Raya

Gambar Potongan Jalan Lokal Bagian Timur

Gambar Potongan Jalan Lokal Bagian Selatan

Gambar Potongan Jalan Ina Bo’i

57 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

58 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3.2.2.3. Parkir ParkirOn Street dengan susunan kendaraan membujur searah dengan orientasijalan.

3 0 m 3 0 m Letak parkiran off street Parkir dengan sudut 60o

2

Parkir (Of-Street Parking) 

Letak jalan masuk maupun keluar harus diatur dengan penempatan jauh dari persimpangan.

59 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

1.1.2

Penyediaan Kebutuhan Parkir Total perhitungan kebutuhan parkir

3.2.2.4. Sign Age Pada site terdapat beberapa jenis signage antara lain : No.

Parkir Pengunjung : •

Parkir Mobil = 496,8 m² ( 48 mobil )



Parkir Motor = 320 m² ( 160 motor )



Parkir Bus = 360 M² ( 8 bus )

1.

Jenis signage Rambu lalulintas

Tipe Signage Rambu peringatan Rambu larangan

Dimensi Tinggi tiang: 260cm Diameter tiang : 7cm Lebarplat: 75cm Tinggi plat : 75cm

Kondisi Bentuk

Material Pipa galvanis, plat alumunium

Rambu penunjuk

TOTAL = 496,8 + 320 + 360 = 1176,8M² (MINIMAL) •

sepeda

5% x 640 = 32 orang standar 1 sepeda = 1orang Kebutuhan luas parkir = 2 m² ( 32 : 1) x 2 = 64 m² (32 sepeda)

2.

Komersil

Reklame

Tinggi tiang : 150cm250cm Diameter tiang : 10cm30cm Tinggi plat :200cm Lebarplat : 150cm200cm

Pipa baja, baja siku, plat alumunium

60 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3.

Penanda Jalan & Penunjuk Arah

Papan RPPJ (rambu pendahulu penunjuk jalan)

Tinggi tiang : 500m Diameter tiang: 15cm Lebar plat 150cm tinggi plat : 100cm

Penunjuk arah

Tinggi : 200cm Tinggi plat : 30cm Lebar plat : 100cm

Tinggi : 200cm Tinggi plat : 25cm Lebar plat : 50cm

Pipa galvanis. Plat alumunium

1. Peta penempatan signage a. Penempatan rambu-rambu lalu lintas

Pipa galvanis. Plat alumunium

61 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

b. Peta lokasi penempatan Penanda dan Pengarah Jalan

c. Peta lokasi Reklame

62 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3.2.2.5. Open Space Pada lokasi perancangan terdapat 3 open space seperti yang

terbagi menjadi ruang terbuka aktif dan ruang terbuka pasif.

terlihat pada peta berikut ini.

Open space pada lokasi merupakan ruang terbuka yang bersifat publik, yakni dapat diakses oleh semua orang. 1. Area pembagi ruas jalan

2. Lahan kosong Lahan kosong ini merupakan ruang terbuka pasif, dimana tidak terdapat akitivitas di dalamnya.

Pada ruang terbuka ini terdapat aktivitas berupa duduk-duduk, jalan-jalan, bersantai, dan menikmati suasana. Namun tidak semua area dijadikan tempat beraktivitas. Oleh karena itu pada area ini ruang terbuka

63 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3. Site perancangan

3.2.2.6. Aktivitas Pendukung

Site perancangan merupakan ruang terbuka aktif.

Aktivitas pendukung adalah semua fungsi bangunan dan

Pada area ini terdapat beberapa aktivitas yang sering

kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang publik suatu kawasan

dilakukan seperti Kegiatan rohani (KKR), perayaan

kota. Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki ciri

tahun baru (pesta kembang api) dan kegiatan lainnya,

khusus akan berpengaruh terhadap fungsi, penggunaan lahan dan

promosi produk barang, serta latihan berkendara. Area

kegiatan-kegiatannya.

tepian lahan dijadikan tempat parkir dan tempat menunggu kendaraan umum (halte), pangkalan ojek.

Penciptaan kegiatan pendukung aktifitas kesinambungan antara menyediakan jalan, pedestrian atau plaza, dengan fungsi utama (bangunan dan isinya) dan penggunaan elemen-elemen kota yang dapat menggerakkan aktivitas, misalnya : 64

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Pusat perbelanjaan,

-

Taman rekreasi,

-

Pusat perkantoran,

-

Perpustakaan dan sebagainya.

Tujuan -

Mewadahi kegiatan-kegiatan di sekitar site yang berjalan tidak sesuai aturan, misalnya pedagang kaki lima.

65 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Mewadahi berbagai kegiatan masyarakat yang positif, edukatif.

3.2.2.7. Utilitas 1. Jaringan Listrik Berikut merupakan kondisi jaringan listrik pada lokasi.

Aktifitas pendukung juga dapat melibatkan beberapa komunitas-komunitas kreatif anak muda yang dapat diwadahi pada alun-alun ini untuk memberikan edukasi tentang komunitas tersebut atau hal-hal yang dapat berguna bagi masyarakat kota. Di kota kupang sendiri terdapat kurang lebih 40-an komunitas remaja yang bergerak di bidang kesehatan, seni, lingkungan, alam, dan lain-lain. Daftar komunitas di Kota Kupang disajikan pada table berikut ini.

66 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

2. Persampahan

3. Drainase

67 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Tabel Kondisi Utilitas pada Lokasi

3.3.

Studi Banding

a. Alun-Alun Kota Bandung Alun-alun ini berada di Jalan Asia Afrika, Jalan Alun-alun Timur, dan Jalan Dalem Kaum, tepatnya berada di depan Mesjid Raya Bandung. Alun-alun Bandung sebenarnya bukan alun-alun yang dicirikan sebenarnya karena sebidang tanah tersebut sudah menjadi plaza Masjid Raya Bandung, tetapi banyak orang Bandung yang masih menyebutnya sebagai alun-alun

Alun-alun Bandung pada tahun 1929 68 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Alun-alun kota Bandung kemudian direnovasi beberapa kali hingga terakhir dilakukan pada 2014. Biaya renovasi terakhir kabarnya mencapai 10 miliar rupiah dan seluruhnya biaya tersebut merupakan donasi Salah satu keunikan dari alun-alun kota Bandung adanya karpet

berupa

rumput

sintetis

sehingga

pengunjung

harus

menanggalkan alas kaki apabila ingin berjalan di atasnya. Di sekitar

Light painting pada Alun-alun Bandung

karpet tersebut dan di dalam kawasan alun-alun, terdapat juga taman-taman kecil, arena bermain anak, dan halte bus yang juga

b. Alun-Alun Kota Batu

unik.

Alun-alun kota Batu sebelum renovasi

Alun-alun Bandung

69 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Pemandangan pada siang hari Alun-alun kota Batu setelah renovasi dan diresmikan pada awal mei 2011 Alun-alun kota Batu ini sengaja di desain sedemikian rupa sebagai sarana rekreasi, edukasi dan olahraga bagi masyarakat kota Batu dan para wisatawan. Alun-alun kota Batu merupakan sarana rekreasi yang sangat terjangkau untuk masyarakat kecil. Alun-alun Kota Batu memberikan nuansa yang sama indahnya pada siang dan malam hari.

Wahana “Bianglala”. Wahana paling favorit pada alun-alun kota Batu c. Washington Square Park Washington Square Park adalah taman umum seluas 39.500 m 2 di lingkungan Greenwich Village di Lower Manhattan , New York City.Salah satu yang terkenal di 1.900 taman umum di New York City, merupakan landmark sekaligus tempat pertemuan dan pusat aktivitas budaya.

Pemandangan pada malam hari

70 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Pemandangan taman, menunjukkan Washington Square Arch dan air mancur sebagai pusat dari alun - alun

(Kiri) Patung Giuseppe Garibaldi sebagai monumen dari Washingon Square Park

Dua fitur yang menonjol adalah Washington Square Arch dan air mancur besar.Ini mencakup area bermain anak-anak, pepohonan dan kebun, jalan setapak, lapangan bermain catur dan scrabble, bangku

(Kanan) Penghibur jalanan di Washington Square Park

taman, meja piknik, patung peringatan dan dua jalur anjing.

Kehadiran artis jalanan telah menjadi salah satu ciri khas Washington Square Park.Selama bertahun-tahun, orang-orang Washington Square Arch

yang mengunjungi taman tersebut bercampur dengan para pemusik, artis, pemusik, dan penyair.

71 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Pemain catur di sudut barat daya taman Meja catur luar ruangan yang ada di sudut barat daya

mendorong bermain di luar ruangan bersama dengan kerumunan pengamat.

d. Alun-alun Kota Jepara Alun-alun Kota Jepara terletak pada wilayah BWK 1 (pusat kota ). Wilayah BWK 1 berada di bagian utara meliputi, kelurahan Jobokuto, Panggang, Ujung batu, sebagain Pingkol, Kauman, dan Bulu dengan luas 438,897 ha. Sebagai kawasan yang terletak di wilayah BWK 1, di sekitar pusat kota, kawasan di sekitar alun-alun kota Jepara tergolong tata guna lahan campuran. Dimana lokasinya berdekatan dengan landmark kota Jepara, terdapat masjid (pusat peribadatan), 72 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

fasilitas umum dan sosial, perkantoran, bangunan komersil,

ketinggian cukup menonjolpun tidak menggangu keserasian

penyedia jasa yang dihrapkan dapt memacu perkembangan

keseluruhan bangunan karena tertutup oleh vegetasi sehingga

lingkungan di kota Jepara secara merata.

skyline yang tercipta cukup harmonis.

Alun-alun kota Jepara merupakan pusat dari kegiatan masyarakat Kota Jepara khususnya kegiatan olahraga (rekreasi)

Sesuai dengan peta diatas ketinggian maksimal bangunan pada Kota Jepara adalah 7 lantai. Sedangkan untuk wilayah alunalun sendiri tidak memiliki perbedaan ketinggian yang cukup berarti yaitu, 1-2 lantai. Bangunan gereja yang identik dengan 73 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Terdapat massa bangunan padat seperti, masjid, pertokoan, pllsa, permukiman warga, dll. Massa bangunan kosong seperti, tempat parkir, jalan dan jalur pejalan kaki. Perletakan tempat parkir jauh dari jalan utama membuat sirkulasi jalan pada alun-alun tetap aman dan teratur sehingga pengguna alun-alun baik pejalan kaki ataupun kendaraan lain

Elemen-eleman pendukung jalur pedestrian pada alun-alun menggunakan penutup lantai, yaitu keramik yang biasa digunakan untuk diluar ruangan dan mozaik batu hias yang membentuk suatu pola estetis pada jarak-jara tertentu sekitar di jalur pedestrian.

dapat merasakan kenyaman didalamnya.

74 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Jenis sampah pada tempat ini dibagi menjadi dua yaitu, sampah basah dan sampah kering

75 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Kegiatan pendukung pada alun-alun Kota Jepara ialah, sebagai tempat upacara, hiburan dan rekreasi. PKL pada lokasi ini disediakan lokasi khusus agar tidak mengganggu aktifitas dalam alun-alun\

76 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Arah pembuangan air hujan dan air kotor langsung dibuang ke

sungai

yang

terletak

di

sebelah

barat

alun-alun.

77 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

BAB IV ANALISIS

3.1.

Analisis SWOT(identifikasi potensi dan permasalahan)

3.1.1. Analisis SWOT 8 elemen kawasan

EKSTERNAL

1. 2. 3. 4.

5.

6.

7.

8.

O Peruntukan lahan sebagai alun – alun kota dan kawasan pariwisata Pengembangan kawasan pesisir pantai diarahkan dengan pendekatan waterfront Pengembangan hutan dan taman kota (RPJMD kota Kupang 2013-2017) Kawasan pariwisata alam terletak di Kelurahan Lasiana dan Kelurahan Oesapa, Kelurahan Pasir Panjang dan Kelurahan Kelapa Lima, Kelurahan Namosain, Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang, Kelurahan Alak, Kelurahan PenkaseOeleta, Kelurahan Fatukoa, Kelurahan Manutapen dan Kelurahan Batuplat; (RPJMD kota kupang 2013- 2017 Pembangunan “Wajah Kota”, dengan arah kebijakan meliputi : - Peningkatan estetika kota kawasan pesisir pantai (waterfront city); - Peremajaan kawasan; - Pembangunan dan revitalisasi taman kota. RPJMD kota kupang 2013- 2017 : BWK II meliputi sebagian Kecamatan Kelapa Lima dan sebagian Kecamatan Oebobo dan sebagian Kecamatan Kota Lama dengan Pusat BWK terletak di sekitar kawasan Pasar Oebobo Kelurahan Fatululi; dengan arah pengembangan sebagai berikut:  Sebagai kawasan pelayanan pemerintahan kota,  Perdagangan, kawasan pariwisata dan reklamasi pantai dan permukiman dengan intensitas kegiatan tinggi. RPJMD kota kupang 2013- 2017 : Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan yang memadai. -Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga Terletak di jalan arteri primer dan kolektor sekunder sehingga dapat di

1. 2. 3.

4. 5.

T Site rawan terhadap bencana alam tsunami Abrasi Pada waktu tertentu sering terjadi parkir liar akibat lonjakan pengunjung pada cafe, resto, atau hotel di sekitar site Ukuran jalan Inaboi belum sesuai standar Perilaku masyarakat yang kurang disiplin dalam pengelolaan sampah menimbulkan masalah bagi lingkungan

78 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

9.

10.

11.

12.

13. 14. 15. 16. 17.

akses oleh berbagai kendaraan RPJMD kota kupang 2013- 2017 : Peningkatan, pengembangan dan pengelolaan manajemen transportasi, dengan arah kebijakan meliputi -Fasilitasi dan bantuan pengembangan kelayakan dan kenyamanan angkutan masal; - Peningkatan pelayanan angkutan umum dan prasarana yang mendukung. - Penyempurnaan trayek angkutan masal; - Pengembangan dan optimalisasi terminal; - Fasilitasi, pengendalian dan peningkatan pelayanan angkutan orang dan barang; - Penyediaan sarana prasarana perhubungan dan informasi fasilitas transportasi yang terintegrasi. - Peningkatan koordinasi antar moda angkutan yang terintegrasi. RPJMD kota kupang 2013- 2017 : Pengembangan manajemen pola perpakiran, dengan arah kebijakan meliputi: - Peningkatan tertib perparkiran; - Pengembangan pranata kebijakan perparkiran RPJMD kota kupang 2013- 2017 : Pengadaan rambu-rambu lalu lintas dan informasi fasilitas transportasi yang terintegrasi, dengan arah kebijakan meliputi : - Pengadaan rambu-rambu lalu lintas yang informatif RPJMD kota kupang 2013- 2017 : Pengendalian jumlah ruang terbuka hijau di publik area dan private area, dengan arah kebijakan meliputi : - Penyusunan pranata kebijakan Ruang Tata Hijau (RTH) secara konsisten; - Perwujudan gerakan “Kupang Green and Clean” dan “one man one tree”; - Peningkatan peran masyarakat dalam peningkatan kualitas Ruang Tata Hijau (RTH); - Pengembangan hutan dan taman kota. Site perancangan dapat dikembangkan hingga area tugu Inabo’i Banyaknya komunitas masyarakat kreatif di kota kupang Banyaknya PKL dan usaha kreatif masyarakat yang menonjolkan ciri khas lokal kota kupang Penataan PKL secara humanis dan beradab Pengembangan potensi ekonomi lokal berbasis kluster/acak (RPJMD Kota

79 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Kupang 2013-2017) 18. (RPJMD Kota Kupang 2013-2017) : Peningkatan penanganan sistem jaringan drainase , pengendalian banjir, sistem air baku dengan arah kebijakan meliputi : - Normalisasi saluran drainase perkotaan Pengembangan dan peningkatan manajemen pengelolaan sampah, dengan arah kebijakan meliputi : - Peningkatan pengelolaan sampah yang berkelanjutan; - Pemenuhan sarana prasarana persampahan; - Fasilitasi pengembangan kerjasama pengelolaan TPA bersama antara daerah dan pihak ke 3 (tiga) - Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan dengan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan 19. Adanya isu permasalahan eksistensi ruang terbuka hijau terlebih khusus taman kota 20. Warga Kupang butuh ruang publik 21. Adanya isu privatisasi pesisir di NTT S STRATEGI S-O Terletak di pusat Kota atau 1. Menciptakan alun-alun kota yang aktif (S1,O1, O19, O20, O21) 1. keramaian 2. Menciptakan fasilitas pendukung dan rekreasi berupa bangunan seperti 2. Terletak dipesisir pantai lopo,lapak pedagang, fasilitas penunjang kegiatan remaja,dll. (S3, O6, O7) 3. Lokasi strategis dekat dengan 3. Penempatan signage difokuskan di jalan arteri primer dan kolektor 4. bangunan perdagangan, dan sekunder (S5, O8, O11) 5. jasa (misalnya: Subasuka, 4. Menyediakan fasilitas parkir berupa kantong parkir di sekeliling site yang 6. Timor Raya, RS, Hotel,) mudah dicapai (S6,S9,O8,O10) Dekat dengan bangunan 5. Menyediakan tempat transit bagi kendaraan (S7,S8,O8,O9) keamanan (kepolisian & 6. Pada perancangan signage dapat dibuat khusus sehingga dapat menjadi asrama tentara) identitas pada site atau kawasan, hal ini dapat menjadi daya tarik tersendiri Site berada pada tempat yang bagi site. (S1, O1, O2) memiliki potensi besar untuk 7. Menciptakan lahan untuk mendukung gerakan “one man one tree”.(S10, penempatan signage O12) Site dikeliling oleh jalan 8. Menciptakan keterhubungan antar ruang terbuka.(S10, S11, O13) sehingga mudah diakses 9. Menciptakan fasilitas yang layak dan sesuai peruntukan bagi PKL, Terdapat akses langsung ke komunitas, dan usaha kreatif masyarakat dalam site 10. Menciptakan sarana utilitas yang lebih memadai dan mendukung Jalan dilalui oleh kendaraan keberadaan alun-alun

INTERNAL

1. 2. 3.

4.

5.

6. 7. 8.

STRATEGI S-T Menciptakan jalur evakuasi (S2, T1) Membuat jalur penyeberangan antar site Membuat tempat transit bagi angkutan umum Membuat kantong parkir di sekitar site Menyediakan fasilitas bagi PKL Menyediakan sarana dan prasarana persampahan

80 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

9. 10.

11.

12. 13. 14. 15.

1. 2.

3.

pribadi, truk, kendaraan berat dan kendaraan umum Terdapat titik parkir di sekitar site Site merupakan lahan kosong dengan luasan 20.236 m2 (site sisi selatan Jl Timor Raya) dan 4.236 m2 (site sisi utara Jl Timor Raya) Terdapat beberapa aktivitas yang sering dilaksanakan pada site, seperti kegiatan kerohanian, pesta kembang api, latihan berkendara, pangkalan ojek, dan wadah untuk kegiatan-kegiatan besar lainnya Sekitaran site terdapat banyak PKL Sekitar site terdapat jaringan listrik Sekitar site terdapat jaringan air bersih Terdapat tempat pembuangan sampah sementara dekat site W Site terbagi menjadi dua Penataan bangunan sekitar kurang baik, sehingga dapat mempengaruhi view keluar site Berdasarkan isu yang ada lokasi perancangan dekat dengan tempat prostitusi

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

STRATEGI W-O Mengoptimalkan view ke laut (W3, O5) Dibuat akses penghubung antar kedua site (W1, O8) Menata ulang signage (W5, O11) Menyediakan fasilitas kantung parkir, halte dan tempat transit (W6, O10) Memfasilitas PKL ke dalam site Membuat saluran drainase di sekitar site Menyesuaikan dimensi jalan Menyediakan sarana dan prasarana bagi pejalan kaki

1. 2. 3.

STRATEGIW-T Menyediakan fasilitas keamanan agar dapat mengontrol alun-alun selama 24 jam (T1) Menyediakan jalur evakuasi Membuat saluran drainase

81 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

4. 5.

Terdapat PKL liar di sekitar site Signage tidak tertata dengan rapi 6. Sering terjadi parkir liar yang mengakibatkan kemacetan 7. Kondisi pedestrian tidak memungkinkan untuk digunakan 8. Kondisi jalan bergelombang 9. Lampu penerangan jalan sekitar site tidak semuanya menyala pada malam hari. 10. Pada site tidak terdapat drainase. 11. Tempat pembuangan sampah sementara yang berada dekat site menimbulkan bau.

3.1.2. Kesimpulan dari analisa SWOT Kesimpulan dari analisa SWOT di atas adalah sebagai berikut. NO 1.

KESIMPULAN SWOT Menciptakan alun-alun kota yang aktif

-

ELEMEN Tata guna lahan Open space Aktifitas pendukung Utilitas Jalan, sirkulasi dan parkir

-

2.

Menciptakan signage yang informatif dan berkarakter

-

Signage Jalan, sirkulasi, dan parkir

-

SPESIFIKASI Alun – alun kota yang aktif mengandung unsur-unsur kegiatan, seperti : tempat upacara bendera, bermain, bersantai, olahraga, berkomunikasi, berjalan-jalan, nongkrong, wisata kuliner, dan event-event tertentu. Menciptakan fasilitas yang layak dan sesuai peruntukan bagi PKL, komunitas, dan usaha kreatif masyarakat. Menciptakan sarana utilitas yang lebih memadai dan mendukung keberadaan alun-alun serta kelancaran aktiftas dalam alun –alun Menyediakan sarana dan prasarana bagi kendaraan dan pejalan kaki Menyediakan fasilitas keamanan agar dapat mengontrol alun-alun selama 24 jam Penempatan signage difokuskan di jalan arteri primer dan kolektor sekunder Pada perancangan signage dapat dibuat khusus sehingga dapat menjadi identitas pada site atau kawasan, hal ini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi site. Menyediakan jalur evakuasi

82 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3.

Menyediakan fasilitas parkir yang mudah dicapai

-

Jalan, sirkulasi dan parkir

-

Menyediakan fasilitas parkir berupa kantong parkir di sekeliling site Menyediakan tempat transit bagi kendaraan

4.

Mendukung program pemerintah yaitu, “Kupang Green and Clean”

5.

Menciptakan keterhubungan antar ruang terbuka.

-

-

Menyedikan area penghijauan sebagai sumber pengudaraan lingkungan Mendesain sistem pembuangan air kotor dan air hujan Menyediakan sarana dan prasarana persampahan Menyediakan akses penghubung antar ruang terbuka Menyelaraskan jenis aktifitas, fasilitas serta bentuk dan massa bangunan antar ruang terbuka

6.

Menciptakan sarana utilitas yang memadai Mengoptimalkan view ke laut

Tata guna lahan Open space Utilitas Open space Aktifitas pendukung Bentuk dan massa bangunan Utilitas Aktifitas pendukung Bentuk dan massa bangunan Elemen fisik site

-

Menyediakan sarana utilitas agar dapat mendukung keberadaan alun-alun kota dan kelancaran aktifitas pada alun-alun Menghindari penataan bangunan yang menghalangi view ke laut

7.

-

-

83 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3.2.

Tema kawasan

3.3.

Analisis Perencanaan dan Perancangan

3.3.1. Tata Guna Lahan 3.3.1.1. Fungsi Berdasarkan analisis SWOT, Site perancangan diarahkan sebagai Alun – alun kota dengan tema “Green Tourism Public Space” yaitu Ruang Terbuka publik sebagai destinasi wisata berbasis Green. Dengan penurunan fungsi sebagai berikut: Visi

1.

:

Merupakan fungsi utama dalam perancangan, Kawasan

“Menciptakan ruang publik yang menjadi destinasi wisata dengan berbasis green”.

Misi

diperuntukan sebagai alun – alun kota dengan fungsi rekratif 2.

:

2. Merupakan sarana rekreasi yang memiliki fungsi penunjang sebagai area resapan

serta peduli akan kebersihan,

diperuntukan untuk menambah ruang terbuka hijau di wilayah BWK 3.

Fungsi Servis Merupakan fungsi penunjang aktivitas alun – alun agar

keserasian dengan alam dan keindahan lingkungan 3. Sebagai tempat interaksi sosial yang didukung dengan sarana

Fungsi Ruang Terbuka Hijau Merupakan fungsi pendukung dalam perancangan, kawasan

1. Menciptakan sarana rekreasi yang mendukung ekosistem dan membantu mengendalikan suhu perkotaan.

Fungsi Rekreatif

dapat

berfungsi

dengan

baik

dan prasarana yang ramah lingkungan

84 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

3.3.1.2. Analisis Kebutuhan Ruang Analisis Kebutuhan Ruang dibuat berdasarkan penurunan fungsi pada site perancangan. Fungsi Alun Alun

F. Rekreatif

Deskripsi

Pelaku

Tempat Rekreasi

Pengguna Alun - Alun

Tempat Bermain dan Berolahraga

Anak – Anak dan Dewasa

Tempat Komunikasi Sosial

Pengguna Alun - alun

Tempat untuk Mengadakan Kegiatan sosial

F. Ruang Terbuka Hijau

Sarana yang Mendukung Ekosistem dan Membantu Mengendalikan Suhu Perkotaan Pelembut Arsitektur Bangunan Memelihara Ekosistem Tertentu Sarana Penghubung Satu Tempat dengan Tempat Lainnya

Pengguna Alun – Alun

Aktivitas

Kebutuhan Ruang

Bersantai

Taman Aktif, Gazebo

Jalan – Jalan Makan - minum Bermain, Jalan jalan Berolahraga Jogging

Pedestrian Lapak Pedagang Playground, Pedestrian Lapangan Olahraga Jogging track Taman Aktif, Plaza, gazebo Taman Aktif, Gazebo Lapangan Multifungsi Lapangan Multifungsi

Berinteraksi Bersantai Upacara Bendera Konser / Festival

Tamu VIP

Bersiap - siap Melaksanakan Acara

Gedung Persiapan & Podium

Pengguna Alun – alun

Menjaga kebersihan lingkungan

Fasilitas Persampahan, Area Penghijauan

-

-

Taman Aktif , Area penghijauan

-

-

Area Penghijauan

Menunggu Kendaraan

Tempat transit kendaraan Jembatan penyebrangan Tempat Parkir

Pengguna Alun - Alun

F. Servis Sarana dan Prasarana keamanan

Security

Sarana Penunjang alun alun

Pengguna Alun - Alun

Menyebrang jalan Parkir Menjaga dan Mengontrol Keamanan alun alun Buang Air Besar/ Buang Air Kecil

Fasilitas Keamanan

Toilet

85 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3.3.1.3. Organisasi ruang Diagram organisasi ruang dibuat dari masing – masing fasilitas dari tiap fungsi : 1. Fungsi Rekreatif a. Taman Aktif

b. Gazebo

c. Pedestrian

d. Lapak pedagang

86 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

e. Playground

f. Lapangan Olahraga

g. Lapangan Multi Fungsi

h. Jogging track

i. Gedung Persiapan dan Podium

j. Plaza

87 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Berdasarkan alur aktivitas yang dijabarkan pada masing – masing aktivitas, dibuat organisasi ruang yaitu :

c. Area Penghijauan Area penghijauan merupakan ruang terbuka pasif yang tidak terdapat aktivitas didalamnya. Berdasarkan alur aktivitas yang dijabarkan pada tiap fasilitas, dibuat Organisasi ruang yaitu:

3. Fungsi Servis a. Tempat Transit Kendaraan 2. Fungsi Ruang Terbuka Hijau a. Taman Aktif b. Jembatan Penyeberangan

b. Fasilitas Persampahan c. Tempat Parkir

88 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

d. Fasilitas Keamanan

e. Toilet

Berdasarkan Alur aktivitas yang dijabarkan pada tiap fasilitas, dibuat Organisasi ruang yaitu

89 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Setelah mendapatkan organisasi ruang dari masing – masing fungsi, maka digabungkan menjadi suatu kesatuan di dalam rancangan :

90 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3.3.1.4. Analisis Besaran Ruang No.

Fungsi

Kebutuhan Ruang

Daya Tampung

Playground

Perosotan (5bh=37,5 m) Ayunan (5bh)= 45m Jungkit-jangkit 4bh= 15m² Kursi taman 10 bh = 10m²

Plaza

-

100 0rg x 1,5=150

Gerobak 25 bh = 75m²

100 org x 1,2=120

Lapak Pedagang Lapangan Multifungsi Lapangan Olahraga 1.

Luasan Perabot

Rekreatif

100 org x 1,2= 120 m²

Sirkulasi

Luasan Total (minimal)

30% x197,5= 59,25

400 m²

30% x 150 =45

300m²

30% x 195 =58,5

253,5 m²

1000 Orang x 1.2 = 1200 m²

30 % x 1200 =360 m²

1560 m²

-

-

50 org x 1,2=60

30% x 735= 220,5

Gazebo : 4x4 x 15 = 240

8 Orang x 1,2 = 9,6

30% x 250 = 75

Rg Ganti 2 bh: -meja rias 2 bh= 1m x 3m x 2= 3m2 -kursi 8 bh = 0.6 x0.6x 8 = 2,88 m2 -Lemari 2 bh = 0.8 x 1.5 x 2 =2,4 m2 Jumlah 8,28 x 2 = 16,56 m2

Rg ganti 2 bh: 15 orang x 1.2= 18 m x 2 =36 m2 Rg serbaguna: 30 30% x 169,32 orang x 1,2 =36 m2 =50,796 Rg panel: 3 orang x 1.2= 3,6 m2 Toilet 4 bh : 1 orang x 1.2= 1.2 m2

Lap. Futsal= 18 x 38 m = 684m² Lap Basket (3 on 3)=14 x 15 = 210 Jogging Track Jalan = 1,5 x 450=675 m²

858 m²

945,5 m²

Asumsi

700 m²

1500 m² 1000 m² 4000 m² 1500 m²

1500 m²

Taman Aktif

Gedung Persiapan dan Podium

330 m²

220,116

500 m²

250 m²

91 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

No.

2.

Fungsi

Ruang Terbuka Hijau

Kebutuhan Ruang

Daya Tampung

Rg Serbaguna -sofa 3 bh= 0.8 x 1.5 x 3=3,6 m2 -meja kecil 2 bh= 0.6 x 0.6 x 2=0.72 m2 -meja besar 1 bh= 1 x 2=2 m2 Rg Panel -Panel Listrik= 0.6 x 1=0.6 m2 Toilet 4 bh -Kloset: 0.6 x 0.6= 0.36 m2 -Bak air : 1 x 1= 1 m2 Jumlah 1,36 x 4 =5,44 m2 Jumlah luasan perabot= 28.92m2

x 4 = 4.8 m2 Jumlah daya tampung = 80,4 m2 Podium: 50 Orang x 1,2 =60 m2

Sirkulasi

Luasan Total (minimal)

Asumsi

Fasilitas Persampahan

Tempat sampah 7 bh= 1,2 x 0,6 x 7 =5,04m²

-

-

5,04 m²

10 m²

Taman Aktif

-

Ruang Hijau; 1000 orang x 1,2 = 1200 m²

30 % x 120 = 36 m²

1236 m²

6000 m²

Area Penghijauan( pasif)

-

-

-

3000 m2

3000 m2

300 org x 1.2 = 120m²

30% x 537 = 161

1763 m²

-

-

140 m2

700 m²

20 Orang x 1,2 =24

30% x 24 = 7,2 m²

31,2 m²

50 m²

Tempat Parkir 3.

Luasan Perabot

Service

Mobil = 2,5 x 4 x 53 = 552 m² Motor = 2 x 240 = 480 m² Bus = 45 x 10 = 450 m²

Tempat Transit Bus 2 bh = 2 x 12 x 2,5 = 60 m2 Kendaraan Bemo 10 bh = 10 x 4 x 2 = 80 m2 Jembatan -

2500 m²

92 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

No.

Fungsi

Kebutuhan Ruang

Luasan Perabot

Sirkulasi

Luasan Total (minimal)

Asumsi

2 Orang x 1.2= 2.4 m2

30% x 6,4 m2= 1,92 m2

8,32 m²

10 m

1 m x 1.2 m²

30% x 16.95 = 5.08

50 m²

Daya Tampung

penyeberangan

m² 2

Fasilitas Keamanan Toilet

Meja 2 bh : 1 x 0.6 x 2 = 1.2 m Lemari 1 bh: 0.8 x 1= 0.8 m2 Kursi 2 bh: 0.6 x0.6 x 2 =0.72 m2 Tv 1 bh: 0.6 x 0.6= 0.36 0.5 m x 1.75 x 6 = 15.75 m²

100 m²

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa : -

Total Luasan Fungsi Rekreatif = 11.950 m2 = 49,13 %

-

Total Luasan Fungsi RTH = 9.010 m2 = 37,04%

-

Total Luasan Fungsi Servis = 3.360 m2= 13,81 % Fungsi Servis; 13,81 % Fungsi Ruang Terbuka Hijau; 37,04 %

Fungsi Rekreatif; 49,13 %

93 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3.3.1.5. Penzoningan Penzoningan umum dibuat sesuai dengan alur aktifitas pada struktur organisasi ruang.

tersebut dibuat dalam sebuah kriteria untuk membentuk suatu penzoningan yang interaktif terhadap site, dengan kriteria yaitu : 1. Fungsi utama alun – alun sebagai fungsi rekreatif dan tema green tourism open space maka penempatan fasilitas dengan persentase peggunaan paling besar dari fungsi rekreatif ditempatkan sebagai pusat (central). 2. Fungsi rekreatif sebagai fungsi utama harus lebih dominan, berdasarkan keadaan eksisting site terpisah menjadi 2 bagian dengan salah satu bagian lebih besar luasannya. Oleh karena itu, luasan site yang lebih besar difungsikan lebih dominan sebagai fungsi Rekreatif sedangkan site yang lain lebih dominan fungsi Ruang Terbuka Hijau. 3. Penempatan Tempat Transit (transit area) ditempatkan pada jalan timor raya dan jalan ina bo’i, disesusaikan dengan eksisting site dimana jalan – jalan tersebut dilalui oleh kendaraan umum. 4. Berdasarkan peraturan pemerintah dalam membentuk Waterfront city serta keadaan eksisting site perancangan yang terletak di pesisir pantai, maka penempatan fasilitas – fasilitas diatur

Analisis penzoningan dibuat berdasarkan alur aktifitas pada struktur organisasi ruang yang disesuaikan dengan eksisting site, isu–isu dan tema yang dipilih. kondisi eksisting, tema, serta isu – isu

perletakannya dalam site agar tidak mengganggu pandangan ke laut. 5. Berdasarkan kriteria – kriteria tersebut, penzoningan umum yang diperoleh dari hasil alur aktivitas organisasi ruang harus 94

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

disesuaikan kembali agar menghasilkan penzoningan yang

gedung persiapan, gazebo ,lapak pedagang, fasilitas penunjang

sesuai dengan existing site.

kegiatan remaja, fasilitas keamanan,dll.

Berdasarkan penurunan kebutuhan ruang berdasarkan 3.3.2. Bentuk dan Massa Bangunan 3.3.2.1. Analisis Perencanaan

fungsi alun-alun maka fasilitas bangunan yang akan disediakan yaitu sebagai berikut :

1. Strategi SWOT Berdasarkan strategi SWOT, maka bangunan yang berada dalam site akan dihilangkan serta akan diciptakan fasilitas pendukung dan rekreasi berupa bangunan seperti 95 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Fungsi Alun-Alun

Fasilitas

Fungsi Rekreatif

Gazebo

Fasilitas

Lapak Pedagang

Gedung Persiapan + Podium

Gedung Persaiapan + Podium diletakkan di sisi selatan site agar memaksimalkan pegolahan site untuk lapangan.

Toilet

Toilet diletakkan diarea tersebut agar mudah diakses dan dekat dengan pos keamanan

Pos Keamanan

Pos Keamanan diletakkan diarea tersebut agar lebih mudah memantau kelancaran kegiatan dalam site

Gedung Persiapan + Podium Fungsi Terbuka Hijau

-

Fungsi Servis

Pos Keamanan

Letak Bangunan

Kriteria

Toilet Jembatan Penyeberangan

2. Perletakan Bangunan

96 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Jembatan Penyebrangan

Jembatan penyebrangan mempermudah akses antara dua site

Gazebo

Sebagai tempat bersantai dan beristirahat untuk mendukung fungsi rekreatif alun-alun

Lapak pedagang

Sebagai tempat dimana para pedagang menjual barang jualan untuk mendukung fungsi rekreatif alun-alun

Halte

Sebagai tempat penumpang menunggu kendaraan keberadaan halte mendukung fungsi trempat transit yang disediakan.

97 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3. Karakteristik Bangunan 2.1.Langgam ( Material, Tekstur dan Warna bangunan ) Bangunan dalam site menggunakan langgam yang mengadopsi budaya NTT berbasis Green. 2.2.

M

1.

KDB paling tinggi sebesar 40%;

2.

KLB paling rendah sebesar 3,0%;

3.

KDH paling rendah sebesar 52 %;

4.

GSB dengan ketentuan ½ rumija; Maka :

Bangunan

Material

ater

Fasilitas

Ketinggian Bangunan

Gazebo

Atap : Alang-alang

ial

Gazebo

3m

Lapak Pedagang

3.5m

Gedung Persiapan + Podium

8m

Toilet

3.5m

Tiang : Bahan dasar Kayu Lapak Pedagang

Atap : Alang-alang Dinding : Bahan dasar Kayu

Gedung Persiapan + Podium

Toilet

Pos Keamanan

4. K

Atap : Multiroof Dinding : Beton

etin

Pos Keamanan

3m

Atap : Alang-alang

ggi

Jembatan Penyeberangan

6m dari permukaan

Dinding : Bahan dasar Kayu

an

jalan + 3 m ketinggian

Ba

Bangunan.

Atap : Alang-alang Dinding : Bahan dasar Kayu

Jembatan Penyeberangan

Atap: multiroof Dinding : -

ngu nan B

Tiang: Baja Halte

Atap: alang-alang

erd

Dinding : kayu

asa

Tiang: kayu jati

n Perda NO.12 /2011 RDTRK Kota Kupang terkait bentuk dan massa bangunan :

rka

5. Garis sempadan Bangunan Bangunan akan dirancang dengan GSB, sebagai berikut : a. Sisi Utara (jl.Timor Raya) 98

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Jalan timor raya ; ½ rumija = ½ x 12 m= 6 m

-

GSB = 6 m

-

Penataan Gazebo dengan Radius 10 meter hingga 15 meter.

b. Sisi Barat (jl Inaboy) -

Jalan Inaboy ; ½ rumija = ½ x 6,2 m= 3,1 m

-

GSB = 3,1 m

c. Sisi Selatan (jl. Lingkungan ) -

Jalan Lingkingan ; ½ rumija = ½ x 4,8 m= 2,4 m GSB = 2,4 m

-

Sisi Barat (jl. Lingkungan ) Jalan Lingkungan ; ½ rumija = ½ x 4 m= 2 m GSB = 2 m

3.3.2.2. Analisis Perancangan 1. Gazebo 1.1. Alternatif 1 Gazebo dengan bentuk dasar lingkaran. -

Bentuk atap bulat diadopsi dari rumah tradisional masyarakat Timor

-

Alang alang digunakan sebagai material Atap dan dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan mengantisipasi terjadinya kebocoran.

-

1.2. Alternatif 2 Gazebo dengan Bentuk Dasar Kotak a. Bentuk atap diadopsi dari rumah tradisional masyarakat timor b. Alang alang digunakan sebagai material Atap dan dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan mengantisipasi terjadinya kebocoran. c. Tiang Gazebo menggunaan Material Bambu d. Penataan Gazebo dengan Radius 10 meter hingga 15 meter.

Bangku dan Tiang Gazebo menggunaan Material Kayu Jati

99 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Pos jaga dengan Bentuk Dasar Kotak dan langgam Arsitektur Vernakular Sumba. a. Bentuk atap diadopsi dari bentuk Atap bangunan tradisional Sumba. b. Alang alang digunakan sebagai material Atap dan dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan mengantisipasi terjadinya kebocoran. c. Bentuk dasar kotak memberikan kesan yang tegas. 1.3. Pemilihan alternative

d. Dinding menggunakan material berbahan dasar kayu

Alternatif yang dipilih adalah alternative 2 Pertimbangan : a. gazebo memiliki ukuran yang cukup luas b. ruang gerak lebih bebas

2.2.Alternatif 2 Pos jaga dengan Bentuk Dasar lingkaran dan langgam Arsitektur Vernakular Timor. 2. Pos Jaga 2.1.Alternatif 1

a. Bentuk atap diadopsi dari bentuk Atap bangunan tradisional Timor.

100 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

b. Alang alang digunakan sebagai material Atap dan dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan mengantisipasi terjadinya kebocoran. c. Bentuk dasar lingkaran memberikan kesan dinamis d. Dinding menggunakan material berbahan dasar kayu

3. Lapak Pedagang 3.1.Alternatif 1 Lapak Pedagang dengan bentuk dasar lingkaran a. Bentuk bangunan diadopsi dari “mbaru Niang” yang merupakan bangunan tradisonal manggarai 2.3.Pemilihan alternative

b. Alang

alang

digunakan

sebagai

material

Atap

dan

Alternatif yang dipilih adalah alternative 1

dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan

Pertimbangan :

mengantisipasi terjadinya kebocoran.

a. Bentuk dasar kotak memiliki kesan tegas sesuai dengan

Bentuk dasar lingkaran memberikan kesan yang dinamis

karakter penjaga keamanan. Bentuk lebih modis

101 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3.2.Alternatif 2 Lapak Pedagang dengan bentuk dasar kotak a. Bentuk atap pada bangunan diadopsi dari bentuk atap bangunan tradisonal Daerah Sabu b. Alang

alang

digunakan

sebagai

material

Atap

dan

dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan mengantisipasi terjadinya kebocoran. c. Dinding menggunakan material berbahan dasar kayu

4. Jembatan penyeberangan a. Menggunakan atap Kanopi b. Material atap menggunakan mulitiroof c. Pagar terbuat daru besi dengan motif kain tradisional Ende

3.3.Pemilihan alternative Alternatif yang dipilih adalah alternative 2 Pertimbangan a. Terkesan lebih leluasa dan terbuka dari ada alternative 1 mengingat kondisi kota kupang yang termasuk daerah beriklim tropis dengan suhu perkotaan yang cukup panas.

5. Gedung persiapan dan Panggung. a. Bentuk atap pada bangunan merupakan atap prisma dengan penggunaan rangka baja. b. Material atap menggunakan mulitiroof c. Dibuat Peninggian lantai pada panggung 102

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

d. Material beton digunakan untuk dinding gedung persiapan. e. Latar belakang panggung menggunakan kain adat Kabupaten Alor.

7. Halte a. Bentuk atap pada bangunan diadopsi dari bentuk atap bangunan tradisonal Sumba b. Alang

alang

digunakan

sebagai

material

Atap

dan

6. Toilet.

dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan

a. Bentuk atap pada bangunan merupakan atap prisma dengan

mengantisipasi terjadinya kebocoran.

penggunaan rangka baja. b. Material atap menggunakan mulitiroof c. Dibuat Peninggian lantai pada panggung

c. Dinding menggunakan material berbahan dasar kayu jati d. Halte dirancang terbuka untuk memaksimalkan sirkulasi udara.

d. Material beton digunakan untuk dinding dan depan toilet terdapat partisi menggunakan motif kain adat Nagekeo.

103 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Green Open Space

-

Green Building

maka dari itu, pada analisis perencanaan dan perancangan jalan akan mengambil konsep “Green Transportation”. Pengertin Green Transportation Secara umum konsep “Green Transportation” merupakan 3.3.3. Jalan

gerakan yang mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan

3.4.1.1.Analisis Perencanaan Jalan

dalam upaya memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat.

1. Keterkaitan dengan Tema Perancangan Alun-alun Kota Kupang akan dirancang dengan tema “Green – Tourism Public Space.”

Dalam konteks perencanaan kota, konsep ini diterjemahkan sebagai upaya peningkatan fasilitas bagi komunitas bersepeda, pejalan kaki, fasilitas komunikasi, maupun penyediaan transportasi umum massal yang murah dan ramah lingkungan

GREEN-TOURISM PUBLIC SPACE

seperti KA listrik maupun angkutan umum lainnya yang dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, khususnya di kawasan CBD.

Menciptakan ruang publik yang menjadi destinasi wisatadengan berbasis green. Elemen –elemen Green Arsitektur pada ruang publik : -

Green Transportation

-

Green Waste

-

Green Water

-

Green Energy

Upaya Mewujudkan Green Transportation Upaya mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan pada dasarnya dapat dilakukan dengan upaya mencegah terjadinya perjalanan yang tidak perlu (unnecessary mobility) atau dengan

104 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

penggunaan teknologi angkutan yang dapat mengurangi dampak

-

lingkungan akibat kendaraan bermotor.

Mendorong peningkatan okupansi kendaraan melalui kebijakan ride-sharing, three-in-one, car-pooling dan lain-lain.

Bentuk-bentuk yang terkait dengan upaya pencegahan atau

-

pengurangan jumlah perjalanan yang tidak perlu dapat berupa pengembangan kawasan terpadu yang masuk kategori compact city

Menyediakan sarana angkutan umum yang cepat, murah dan nyaman yang dapat menjangkau seluruh bagian kota.

-

Menyediakan fasilitas untuk mendorong penggunaan sarana

seperti kawasan super-block, kawasan mix-used zone, maupun

angkutan tak bermotor seperti jalur sepeda, jalur pejalan

transit-oriented development.

Selain itu, pengurangan jumlah

kaki yang dapat mengurangi ketergantungan kepada

perjalanan

dengan

kendaraan bermotor.

dapat

dilakukan

melakukan

manajemen

kebutuhan transport (TDM- Transport Demand Management).

-

Menerapkan jam kerja yang lebih fleksibel atau penggeseran

Transport Demand Management (TDM) dilakukan melalui

waktu kerja (staggering work hours) dan pemisahan waktu kerja

penerapan kebijakan dan strategi transportasi untuk mengurangi

dan sekolah untuk mengurangi beban lalulintas pada jam

penggunaan kendaraan pribadi dan mendistribusikan beban

puncak.

transportasi yang ada ke dalam moda transport, lokasi dan waktu

-

Membatasi penggunaan kendaraan pribadi melalui penerapan

berbeda. Upaya ini dianggap merupakan penanganan transportasi

pembatasan plat nomor kendaraan yang dapat dioperasikan pada

yang relatif murah untuk meningkatkan tingkat pelayanan jaringan

kawasan atau waktu tertentu.

transportasi. Dengan demikian penerapan TDM juga diharapkan dapat

menghasilkan

kondisi

lingkungan

yang

lebih

baik,

meningkatkan kesehatan publik, yang pada akhirnya dapat mendorong kesejahteraan masyarakat dan tingkat kelayakan huni suatu kota. Beberapa bentuk penerapan TDM yang mungkin dilakukan

-

Menerapkan congestion pricing, pengenaan tarif parkir yang tinggi

pada

kawasan-kawasan

CBD

untuk

memberikan

disinsentif bagi pengguna kendaraan pribadi. Sarana Transportaton Ramah Lingkungan Sarana transportasi yang dikembangkan untuk mengurangi dampak lingkungan akibat transportasi seperti kebisingan dan polusi

adalah: 105 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

udara umumnya mengarah ke penggunaan kendaraan tidak bermotor

(B2W). Sepeda dapat digunakan dengan kecepatan rata-rata 20

maupun penggunaan bahan bakar terbarukan seperti sinar matahari,

km/jam dan daya jelajah sekitar 1-5 kilometer.

listrik dll. Bentuk-bentuk moda angkutan yang ramah lingkungan antara lain: -

Pedestrian Penyediaan sarana dan jalur pejalan kaki yang aman dan

nyaman dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan kendaraan pribadi. Jarak optimum yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki umumnya adalah sekitar 400-500 meter. 3.4.1.2.

Jalan Arteri Prmer Kriteria perencanaan :

-

Harus disediakannya jalur bagi pejalan kaki, sepeda dan kendaraan lambat lainnya

-

Lebar badan jalan arteri primer paling rendah 11 meter

-

Sepeda Sekarang dikembangkan kelompok-kelompok masyarakat yang

mengusung ide penggunaan sepeda sebagai alternatif alat

-

Dilengkapi dengan perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu, marka, lampu pengatur lalu lintas, lampu penerangan jalan dan lain-lain

transportasi yang ramah lingkungan seperti gerakan Bike-to-Work 106 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Lokasi berhenti dan parkir pada badan jalan tidak diijinkan.

107 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Alternatif 1 -

Menyediakan jalur bagi pejalan kaki, dan jalur lambat bagi sepeda dan kendaraan lambat lainnya

-

Jalur lambat dapat difungsikan sebagai tempat transit

-

Mempertahankan dimensi jalur lalu lintas

-

Membuat pembatas antara jalur lambat dan juga jalur lintas agar pergerakan kendaraan pada jalur lambat lebih optimal

Masalah : -

Sering difungsikan sebagai tempat transit kendaraan umum

-

Sering terjadi kemacetan akibat parkir liar dan tidak dilengkapi oleh median jalan

Potensi : -

Dimensi jalan sudah sesuai kriteria

-

Terdapat perlengkapan jalan yang cukup seperti, ramburambu, lampu lalu lintas dan lain-lain

108 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Dilengkapi dengan perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu, marka, lampu pengatur lalu lintas, lampu penerangan

Kelebihan : -

jalan dan lain-lain

Jalur lambat dapat difungsikan sebagai tempat transit

-

Menyediakan parkir on street

kendaraan umum yang sering terjadi pada lokasi -

Sirkulasi pejalan kaki, sepeda dan kendaraan lambat lainnya lebih nyaman karena terpisah dengan pergerakan kendaraan pada jalan arteri primer

Kekurangan : -

Luasan

site

akan

berkurang

karena

adanya

pembenahan pada lebar damija pada jalan arteri primer -

Parkir liar kemungkinan akan tetap terjadi pada badan jalan

Alternatif 2 -

Menyediakan jalur lambat bagi sepeda dan kendaraan lambat lainnya

-

Lebar jalur lalu lintas jalan akan dipertahankan yaitu, 12 meter

109 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

Kelebihan : -

Jalur lambat dapat difungsikan sebagai tempat transit kendaraan umum yang sering terjadi pada lokasi

-

Parkir liar yang sering terjadi dapat di minimalisir dengan adanya parkir on street

-

Sirkulasi pejalan kaki, sepeda dan kendaraan lambat lainnya lebih nyaman karena terpisah dengan pergerakan kendaraan pada jalan arteri primer

-

Kemacetan akibat parkir liar dapat teratasi

Kekurangan : -

Luasan site akan berkurang karena adanya pembenahan pada lebar damija pada jalan arteri primer

- Kemungkinan terjadi kecelakaan karena keluar masuk kendaraan pada parkiran lebih besar

110 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3.4.1.3.

Pemilihan alternative

Jalan Kolektor Sekunder

Alternatif yang dipilih yaitu alternatif 1, karena :

Kriteria perencanaan :

- Pergerakan kendaraan pada jalur lintas dapat lebih optimal

-

- Sirkulasi pejalan kaki, dan kendaraan lambat lainnya lebih

Lebar badan jalan kolektor sekunder paling rendah 9 meter

nyaman - Tersedia area transit yang terpisah dengan jalur lintas

-

Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup

-

Lokasi parkir pada jalan ini akan dibatasi

Alternatif yang tidak dipilih yaitu altenatif 2, karena : - Kemungkinan terjadi kemacetan akan lebih besar karena keluar masuk kendaraan pada parkiran - Luasan site akan berpengaruh besar karena adanya pelebaran damija

Masalah : -

Sering difungsikan sebagai tempat transit kendaraan umum

-

Pergerakan kendaraan dari arah inaboi ke site kurang optimal

Potensi : -

Dimensi jalan sudah sesuai kriteria 111

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Terdapat perlengkapan jalan yang cukup seperti, rambu-rambu, lampu lalu lintas dan lain-lain

Alternatif 1 -

Bahu jalan sebelah kawasan SPBU dibagi untuk dijadikan trotoar dan juga dapat difungsikan sebagai area pemberhentian kendaraan umum

-

Pembenahan pada dimensi jalan : jalur pada bagian timur dipersempit menjadi 6 meter dan pada bagian barat diperlebar menjadi 5,6 meter

-

Median jalan akan diperbesar sesuai standar yaitu minimal 4 meter

-

Disediakan jalur khusus untuk sepeda dan kendaraan lambat lain serta terpisah dari jalur lalu lintas agar nyaman bagi pengguna jalur

112 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

Kelebihan : -

Jalur lambat dapat difungsikan sebagai tempat transit kendaraan umum yang sering terjadi pada lokasi

-

Sirkulasi sepeda dan kendaraan pada jalur lambat akan lebih nyaman

-

Dapat dibuat bukaan pada median agar memudahkan akses keluar masuk kendaran ke/dari site

Kekurangan : -

Luasan site akan berkurang karena adanya pembenahan pada lebar damija pada jalan kolektor sekunder

-

Pergerakan kendaraan dari arah inaboi akan terganggu karena adanya peluang terjadinya pemberhentian kendaraan umum

113 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

Alternatif 2 -

Pembenahan pada jalur kolektor sekunder dengan memperbesar dimensi jalan, median jalan, disediakan jalur lambat dan juga trotoar

-

Jalur lalu lintas dan jalur lambat dipisahkan

Kelebihan : -

Jalur lambat dapat difungsikan sebagai tempat transit kendaraan umum yang sering terjadi pada lokasi

-

Sirkulasi sepeda dan kendaraan pada jalur lambat akan lebih nyaman

-

Pergerakan kendaraan dari arah inaboi tidak terganggu akibat aktifitas naik turunnya penumpang

Kekurangan : -

Berdampak sangat signifikan terhadap luasan site karena adanya pelebaran pada dimensi jalan

114 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

Pemilihan alternatif Alternatif yang dipilih yaitu alternatif 1, karena : - Perubahan pada luasan site tidak terlalu signifikan akibat pembenahan dimensi jalan - Perubahan pada keadaan jalan tidak terlalu signifikan Alternatif yang tidak dipilih yaitu altenatif 2, karena : - Perubahan pada luasan site dan keadaan jalan yang akan sangat signifikan

115 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3.4.1.4.

Jalan Lokal Kriteria perencanaan :

-

Jalan lokal didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 10 kilo meter per jam (km/h)

-

Lebar badan jalan lokal paling rendah 6,5 meter

-

Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya

Potensi : -

Dimensi badan jalan sesuai kriteria jalan local

Alternatif 1 -

Dimensi jalur lalu lintas disesuaikan dengan kriteria

-

Pembenahan pada bahu jalan yang berbatasan langsung dengan site yaitu, difungsikan sebagai jalur lambat, parkir

lebih rendah dari fungsi jalan lain

on street dan trotoar -

Disediakan pemisah antara jalur lalu lintas dan jalur lambat

Masalah : -

Bahu jalan sering difungsikan sebagai parkiran

-

Dimensi lalu lintas belum sesuai kriteria jalan lokal 116

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Kelebihan : -

Sirkulasi pejalan kaki, sepeda dan kendaraan lambat lainny akan lebih nyaman

-

Kemungkinan terjadinya parkir liar akan lebih kecil karena adanya parkir on street

-

Kemacetan pada jalan ini kemungkinan tidak terjadi karena adanya pembenahan pada dimensi jalan

Kekurangan : -

Luasan site akan berkurang karena adanya pembenahan pada lebar damija pada jalan local

3.4.1.5. Analisis Perancangan Jalan 1. Analisis Median Jalan Pada analisis perencanaan jalan, Jalan kolektor sekunder akan dibuat median jalan dengan lebar minimal 4 meter.

117 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Kriteria jarak dan lebar bukaan pada median jalan Fungsi Luar Kota Perkotaan Jalan Jarak Lebar Jarak bukaan bukaan bukaan (d1,km) (d1,km) (d2,m) Pinggir Dalam kota kota Arteri 5 7 2,5 0,5 Kolektor

3

4

1,0

0,3

Lebar bukaan (d2,m) 4 4 Kelebihan : - Menghemat luasan site perancangan - Kendaraan dari dua arah dapat terorganisir dengan baik - Memiliki lajur tunggu sehingga meminimalasir kemacetan Alternatif 2

Sumber Pedoman Konstruksi dan Bangunan tentang Perencanaan Median Jalan

Kelebihan :

Alternatif 1 118 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

- Sirkulasi kendaraan dari dua arah dapat terorganiisir dengan baik

Tempat pemberhentian kendaraan akan disediakan pada jalur lambat

Kekurangan : -

Pemborosan terhadap luasan site karena adanya pelebaran terhadap lajur tunggu

-

Dapat terjadi kemacetan akibat lajur tunggu yang pendek

Pemilihan alternatif Alternatif yang dipilih yaitu alternatif 1, karena : -

Menghemat luasan site perancangan

-

Kendaraan dari dua arah dapat terorganisir dengan baik

-

Memiliki lajur tunggu sehingga meminimalisir kemacetan

Alternatif yang tidak dipilih yaitu altenatif 2, karena : -

Pemborosan terhadap luasan site karena adanya pelebaran terhadap lajur tunggu

-

Dapat terjadi kemacetan akibat lajur tunggu yang pendek

2. Analisis Tempat Transit (Tempet Pemberhentian Kendaraan) -

Pada analisis perencanaan tempat pemberhentian kendaraan akan di tempatkan kendaraan umum.

Persyaratan umum tempat perhentian kendaraan penumpang umum adalah : 1.

Berada di sepanjang rute angkutan umum/bus;

119 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

2.

Terletak pada jalur pejalan (kaki) dan dekat dengan fasilitas pejalan (kaki);

3.

Diarahkan dekat dengan pusat kegiatan atau permukiman;

4.

Dilengkapi dengan rambu petunjuk;

5.

Tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas

Gambar Perletakan tempet pemberhentian di pertemuan jalan simpang empat

Gambar

Tempat henti beserta fasilitas

Gambar Perletakan tempet pemberhentian di pertemuan jalan simpang

120 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Gambar Dua tempat pemberhentian yang bersebarangan Sumber Pedoman Teknis tentang Perekayasaan Tempat Perhentian Kendaraan Penumpang Kendaran Umum

3. Jalan Arteri Primer -

Tempat pemberhentian berseberangan dengan jarak dari persimpangan 50 meter (sesuai standar letak tempat henti sebelum persimpangan)

-

Disediakan tempat pemberhentian bersebrangan karena adanya dua site yang terpisah

121 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

4. Jalan Kolektor Sekunder Tempat

pemberhentian

tunggal

dengan

jarak

dari

persimpangan 20 meter (sesuai standar letak tempat henti setelah persimpangan)

122 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

5. Analisis Halte a. Fasilitas Utama -

identitas halte berupa nama dan/ atau nomor

-

rambu petunjuk

-

papan informasi trayek

-

lampu penerangan

-

tempat duduk

b. Fasilitas Tambahan -

telepon umum

-

tempat sampah 123

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

pagar

-

papan iklan/pengumuman Pada

persimpangan,

penempatan

fasilitas

tambahan itu tidak boleh mengganggu ruang bebas pandang

a.

Analisis Tata Letak Halte Tata letak halte dan/atau TPB terhadap ruang lalu lintas 1.

Jarak

maksimal

terhadap

fasilitas

penyeberangan

pejalan kaki adalah 100 meter. 2.

Jarak minimal halte dari persimpangan adalah 50 meter atau bergantung pada panjang antrean.

3.

Jarak minimal gedung

(seperti rumah sakit, tempat

ibadah) yang membutuhkan ketenangan adalah 100

Gambar Perletakan tempet pemberhentian di pertemuan jalan simpang empat

meter. 4.

Peletakan di persimpangan menganut sistem campuran, yaitu antara sesudah persimpangan (farside) dan sebelum persimpangan (nearside), sebagaimana Gambar 1 dan 2

5.

Peletakan di ruas jalan terlihat sebagaimana Gambar 3

Gambar Perletakan tempet pemberhentian di pertemuan jalan simpang

124 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Gambar Tata Letak Halte Pada Ruas Jalan

125 ALUN-ALUN KOTA KUPANG



Jalan Kolektor Sekunder

126 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

b.

Analisis Dimensi Halte Catatan : -

Bahan bangunan disesuaikan dengan kondisi setempat

-

Ukuran minimum dengan luas efektif halte adalah panjang 4 meter dan lebar 2 meter. Alternatif 1

127 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Kelebihan : -

Alternatif 3

Pandangan akan datangnya kendaraan umum akan lebih optimal

Kekurangan : Keamanan kurang optimal Alternatif 2

Kelebihan : -

Keamanan optimal

Kekurangan : -

Pandangan akan datangnya kendaraan kurang optimal

Pemilihan alternatif Kelebihan : -

Pandangan akan datangnya kendaraan lebih optimal

-

Keamanan optimal

Alternatif yang dipilih adalah alternatif 2 karena memiliki 2 kelebihan yaitu : pandangan akan datangnya kendaraan lebih optimal dan keamanan yang juga optimal 128

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3.3.1. Pedestrian •

Menyediakan dan

Green

pedestr

Tidak

1. Menyediakan fasilitas

Touri

ian

terdap

pedestrian bagi pejalan kaki

memperlebar fasilitas

sm

at

yang bersifat rekreatif serta

pedestrian berupa trotoar

And

trotoa

dapat menysesuiakan dengan

pada sekeliling site dengan

Public

r pada

lingkungan wilayah sekitar .

Space

area

penggunaan material pada

sekelili pedestrian brupa pavin ng site

block.

bagi

Keuntungan:

FASILITAS

tinggi trotoar 25cm dari muka jalan. lebar trotoar

Bolard

Lampu taman

yang di desain mempunyai lebar 4 meter Material : Khusus difabel dan pejalan

pejala

kaki memakai material pavin

n kaki

block dengan tekstur halus

Bangku taman

dan warna yang dipakai merupakan warna soft (lembut) sedangkan untuk



Memberi kesan nyaman bagi pengguna pedestrian Ramah lingkungan

Kekurangan : •

Tempat sampah penyandang cacat tuna netra

Menyulitkan dari segi

memakai tactile(ubin

perawatan fasilitas

pemandu) dengan ukuran 129

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

ubin 30 cm x 30 cm x 2,5

pedestrian

cm. dibuat pada sekeliling site.

Pavin block dengan tekstur halus

Pavin block

2.Menyediakan fasilitas dengan menambahkan ground cover yang di batasi

Ground cover berupa rumput

dengan kunsting dengan manfaat memberi btasan

Ubin tactile(ubin

antara pedestrian dan jalan. Keuntungan : •

pemandu)



.menyediakan fasilitas

Memberi kesan 130

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

nyaman bagi •

fasilitas dengan

Zebra cross

pengguna pedestrian

menambahkan ground

Memberi batasan

cover yang di batasi

antara pedestrian dengan jalan agar aktifitas pejalan kaki

pelic an cros sing

manfaat memberi btasan antara pedestrian dan jalan.Ukuran : 1,2 x 1,2

lebih aman Kekurangan : •

dengan kunsting dengan

dan 1,5 m dan panjangnya

Akan menyulitkan

mengelilingi site

dari segi penataan karena terdapat

Jembatan penyeberangan

beberapa infrastruktur jalan yang telah tersedia

3.Menyediakan fasilitas pedestrian yang menhubungkan antara site 1 dan site 2 yang aman dan nyaman berupa jembatan penyeberangan, zebra cross,dan lampu pemberhentian kendaraan.

Jalur khusus tuna netra dan difabel

131 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Keuntungan •

Pejalan kaki akan lebih aman dan nyaman dalam mengakses kedua site.

Kekurangan •

Penyandang cacat akan sulit dalam mengakses site.

Ukuran 1,2 x 1,2

4. menyediakan fasilitas khusus kaum difabel dan cacat lainya. Keuntungan •

difabel akan lebih aman dan nyaman dalam mengakses site.

Kekurangan •

perlu perawatan khusus terhadap akses yang di lalui difabel.

132 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

PEDESTRIAN PADA JALAN ARTERI PRIMER

133 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

PEDESTRIAN PADA JALAN LOKAL

134 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

PEDESTRIAN PADA JALAN KOLEKTOR SEKUNDER

135 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Entrance Tema

Fasilitas

Data Lokasi

masalah

Alternatif

Gambaran

Solusi

alternatif Green

Entrance

• Entrance masuk masi

Site 1

Entarance masuk kedalam

Tourism And

memakai material tanah

Entrance

site akan ditutup kemudian

Public Space

,

1.

diganti dengan penyedian

• area entrance sering di

Memperahankan

area transit dan jalur lambat

jadikan area transit dan

entrance sebagai

bagi kendaraan ,pejalan kaki

parkir liar,

akses masuk

dan difabel

• area transit berdekatan

keluarnya

dengan area simpang

kendaraan dan

sehingga sering

pejalan kaki

menybabkan kemacetan

dengan menambahkan penandaan berupa gapura yang di lapisi green screen Keuntungan: •

Entrance lebih mudah di

Penyediaan area entrance

akses

kedalam site akan

oleh

menggunakan ram bagi

136 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

kendaraan dan

Ukuran ram 10 meter

pejalan

x 1,20 meter tinggi

kaki

menyesuaikan tinggi trotoar

Kekurangan : •

pejalan kaki dan difabel

Menyulit

25cm material batu sikat Ukuran batu sikat 20 x 40

kan dari segi perawatan fasilitas karena adanya green screen

2.Membagi Entrance Untuk Kendaraan Masuk Dan Keluar Site Dengan Lebar Entrance 6m Keuntungan : •

Tidak mudah terjadi

137 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

crossing kendaraan saat kendaraan engakses ke dalam site Kekurangan : •

Akan terjadi penumpu kan kendaraan pada area keluar entrance karena berdekata n dengan jalur simpang yang merupaka n penyebab kemaceta

138 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

n

Entrance 1. Mempertahankan lebar entrance yang sudah ada kemudian menambah entrance lainya di beberapa titik site dengan sirkulasi

3.Entarance masuk kedalam site akan ditutup kemudian diganti dengan penyedian area transit dan jalur lambat bagi kendaraan ,pejalan kaki dan difabel Keuntungan •

membuka entrance di beberapa titik dengan lebar

Mencega

entrance dari jl.arteri 10

entrance akan di jadikan

h

meter dan membuka dua titik

akses sirkulasi masuk

kemaceta

entrance area jalan lokal

bagi pejalan kaki dan

n dan

difabel

penumpu

Keuntungan:

kan

Ukuran ram 10 meter x 1,20

Entrance lebih

kendaraan

meter tinggi menyesuaikan

mudah di akses

serta

tinggi trotoar 25cm material

pejalan kaki dan

Memperla

difabel

ncar arus



Kekurangan : •

kendaraan

Menyulitkan

di jalan

dari segi

arteri

perawatan fasilitas karena adanya

berupa batu sikat 20 x 40

Kekurangan •

Tidak adanya

139 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

akses kendaraan yangmasu k kedalam site

Entrance 1.sirkulasi entrance dipandahkan seajuh 70 m dari simpang jalan arteri primer dan digunakan untuk akses entrance masuk kendaraan off street kemudian akses entrance keluar site akan dirahkan menuju jalan simpang sejauh 30 m antara jalan lokal dan kolektor sekunder Keuntungan: •

Entrance lebih mudah oleh

entrance akan di buka baru dengan

sirkulasi

entrance

dipandahkan seajuh 70 m dari simpang jalan arteri primer dan digunakan untuk akses

entrance

masuk

kendaraan off street dengan memberi

penanda

berupa

gapura. Lebar entrance yang direncanakan selebar 8 meter mebagi

antara

kendaraan

roda 2 dan 4 material yang digunkan

adalah

material

kendaraan

140 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA



Terhindar dari

aspal…

kemacetan penumpukan kendaraan dan pejalan kaki • Kekurangan : •



Menyulitkan

entrance

dari segi

agar

perawatan

crossing sirkulasion antara

fasilitas

kendaraan

tambahan dibuka

mencegah

terjadinya

Dapat menimbulkan crossing pada area simpang jalan ( putar balik kendaraan untuk dapat mengakses entrance)

2. Menambah sirkulasi entrance tambahan berupa akses kendaraan putar menuju entrance

141 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

masuk dengan jarak 70m dari simpang jalan Keuntungan: •

Terhindar dari crossing kendaraan akibat

Entrance bagi pejalan kaki dan difabel lebar 2m material yng digunakan pavin block

memumatar jalur dari jl ahmad yani ke ina boi Kekurangan : •

Menghambat laju kendaraan dari ruas ina boi

Site 2 Entrance • mempertahanka

Posisi entrance yang

n akses entrance

ditambahkan berfunsi sebagai

ewal sebagai

akses keluar kendaraan.lebar

akses masuk

entrance 8 meter matrial

untuk kendaraan

berupa aspal

142 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

kemudian membuka akses entrance baru sebagai akses keluar kendaraan dari dalam site



membuka entrance baru bagi pejalankaki dan difabel

143 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3.3.4. Parkir

1.

Strategi SWOT :

Menyediakan fasilitas parkir berupa kantong parkir yang aman dan nyaman di sekitar site Mengacu pada strategi SWOT parkiran, maka solusi yang diambil : -

Menyediakan tempat parkir dengan tipe parkir off street yang berfungsi sebagai parkiran khusus agar dapat menampung kendaraan pengunjung.

-

Menyediakan tempat parkir dengan tipe parkir on street yang dapat berfungsi sebagai parkiran umum agar dapat mengatasi masalah parkir liar yang ada di sekitar site

Masalah : 

Sering terjadi parkir liar disekitar site



Parkir liar menyebabkan kemacetan dan mengganggu lalu lintas pada jalan

arteri primer

Potensi : 

Dimensi bahu jalan berpotensi untuk dibuatnya parkir on street (kantong parkir)

144 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

2.

Estimasi Jumlah Pengunjung

3.

Perhitungan Kebutuhan Tempat Parkir

a.

Perhitungan Parkir Pengunjung : •

Rata – rata jumlah pengunjung perhari :353.725 / 365 = 969 org/hari bulatkan menjadi 1000 orang



Pengunjung dengan menggunakan kendaraan diasumsikan = 80 % x 1000 orang = 800 orang



Pengunjung yang menggunakan kendaraan terbagi atas dua, yaitu pengunjung biasa dan pengunjung rombongan.



Diasumsikan 80% pengunjung biasa (80% x 800) = 640 orang



Diasumsikan 20% pengunjung rombongan (20% x 800) = 160 orang

b.

Pengunjung biasa (tidak rombongan) Diasumsikan 50% menggunakan motor dan 45% menggunakan mobil serta 5% menggunakan sepeda, maka kebutuhan parkir : Mobil :

Pengunjung pertahun diasumsikan dari jumlah penduduk dari usia 5

jumlah pengunjung menggunakan mobil 45% x 640 = 288

– 64 tahun, yaitu berkisar 353.725 org/tahun.

orang standar 1 mobil / 6 orang kebutuhan luas parkir = 10,35

Maka rata – rata jumlah pengunjung perhari :

M² / mobil

353.725365 = 969 org/hari 145 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

total kebutuhan luas parkir mobil pengunjung =( 288 : 6 ) x 10,35 m² = 496, 8 meter persegi ( 48 mobil ) Motor :

Total perhitungan kebutuhan parkir Parkir Pengunjung :

jumlah pengunjung menggunakan motor 50% x 640 = 320 orang standar 1 motor = 2 orang kebutuhan luas parkir = 2 m² / motor total kebutuhan luas parkir motor =(320 : 2 ) x 2 = 320 m² (160 motor)

-

Parkir Mobil = 496,8 m² ( 48 mobil )

-

Parkir Motor = 320 m² ( 160 motor )

-

Parkir Bus = 360 M² ( 8 bus )

TOTAL = 496,8 + 320 + 360 = 1176,8M² (MINIMAL) c.

Perhitungan Kebutuhan Tempat Parkir Diasumsikan jumlah pengunjung rombongan 20% dari total

d.

Macam-macam sistem pola parkir sehingga kendaraan dapat terorganisir dengan baik

pengunjung maka, jumlah pengunjung rombongan 20% x 800 = 160 orang. Pengunjung rombongan adalah pengunjung yang datang menggunakan bus, maka kebutuhan luas parkir bus : -

Jumlah pengunjung rombongan adalah 160 orang

-

Standar 1 bus = 20 orang

-

Kebutuhan luas parkir 45 M² / bus

-

Total kebutuhan luas parkir bus = ( 160 : 20 ) x 45 = 360 m² ( 8 bus )

Alternatif 1 Alternatif 2 Parkiran dengan sudut 90°Parkiran dengan sudut 45° 146

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Tempat parkir disediakan pada sisi bagian barat dan timur site agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas pada jalan arteri primer

-

Kendaraan dari seluruh arah dapat dengan mudah mencapai fasilitas parkir

-

persimpngan

Alternatif 3Alternatif 4 Parkiran dengan sudut 30°

Parkir on street memiliki jarak 30 meter dari

Parkiran dengan sudut 60°

3 0 m 1.8 Tata Letak Tempat Parkir a.

Perencanaan tata letak tempat parkir -

Tempat parkir disediakan pada kedua site yang terpisah agar dapat dengan mudah menjangkau seluruh fasilitas yang ada di dalam kedua site

3 0 m 1. Parkir on street 2. Parkir off street 147

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Parkir On Street (Parkiran umum) •

Parkir on street dirancang sepanjang jalan dengan jarak dari persimpangan 30 meter



Parkir on street dapat digunakan oleh pengunjung alun-alun dan juga yang bukan pengunjung alun-alun

30 m

Keuntungan : -

30 m

Parkir liar dapat diminimalisir dengan adanya parkir on street

-

Kecelakaan dapat diminimalisir karena adanya jarak dari persimpangan

Kerugian : -

Luasan site berkurang

148 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Dapat menghalangi akses keluar masuk kendaraan ke dalam parkiran khusus dalam site

b.

Alternatif 2 Menggunakan parkiran tegak lurus

Analisis Perancangan Pola Parkir

Alternatif 1 Menggunakan parkiran paralel

Kelebihan :



Kelebihan :

-

Jumlah parkiran banyak

-

Kendaraan dari dua arah dapat dengan mudah akses ke parkiran

-

Dapat menghemat luasan site perancangan

-

Kendaraan dari dua arah dapat dengan mudah akses

Kekekurangan : -

Pemborosan terhadap luasan site perancangan

ke parkiran 

Kekekurangan : -

Jumlah parkiran sedikit

149 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

o

1.8.1 Analisis Perancangan Pola Parkir off street

Membutuhkan sistem pengontrolan yang baik.

Alternatif 1 Menggunakan parkiran miring 60 derajat

Alternatif 2 Menggunakan parkiran sejajar

kelebihan : Dalam melakukan pengontrolan cukup mudah Kekurangan : kelebihan:

Akses untuk keluar masuk cukup rumit. o Kendaraan lebih mudah keluar dan masuk dari tiap tempat parkir yang ada o Pengontrolan sistem parkir yang ada dapat terorganisir dengan baik

Kekurangan: o

Membutuhkan tempat atau luasan parkiran yang besar 150

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Oleh karena itu, kebutuhan parkir pada lahan kosong lebih

1.8.2 Analisis perancangan

besar daripada site ex-teluk kupang. -

Parkiran pada site ex-teluk kupang diasumsikan 20 % dari total kebutuhan parkir, yaitu : 20% x 1176,8 m² = 235.36 m²

-

80% x 1176,8 m² =941.44m²

3 0 m

c. -

3 0 m

-

Analisis Perancangan

Parkir off street (parkir khusus) Total perhitungan kebutuhan parkir Parkir Pengunjung :

-

Parkir Mobil = 496, 8 m² ( 48 mobil )

-

Parkir Motor 320 m² ( 160 motor )

-

Parkir Bus = 360 m² ( 8 bus )

Kebutuhan parkir pada kedua site akan disediakan dengan mempertimbangkan volume aktifitas pada kedua site

-

Pada lahan kosong diasumsikan 80 %

TOTAL = = 496,8 + 320 + 360 = 1176,8M² (MINIMAL)

Site pada ex-Resto teluk kupang memiliki luasan dan volume aktiftas yang lebih kecil daripada lahan kosong didepannya.

151 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

30 m

30 m Site Perancangan mempunyai Luas pada Ex-Teluk Kupang yaitu 4.236 m2 dan pada Lahan Kosong yaitu 20.236 m2.

1.9 Analisis zona Parkir Alternatif 1 Zona parkir di letakkan di bagian samping tapak

Kelebihan -

Kendaraan lebih mudah keluar dan masuk dari tiap tempat parkir yang ada

152 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Pengontrolan sistem parkir yang ada dapat terorganisir dengan baik

Kekurangan -

Mebutuhkan lokasi parkir yang cukup luas

30 m Alternatif 2

30 m

Zona parkir di letakkan di bagian depan tapak

Kelebihan 

menghemat lokasi



Berdekatan langsung dengan fasilitas penerima(plaza)

153 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Kekurangan -

jauh dari akses kluar masuk

Analisis pemilihan zona Parkir -

Alternatif yang dipilih yaitu alternatif pertamaalasan

-

Kendaraan lebih mudah keluar dan masuk dari tiap tempat

30 m

parkir yang ada -

Pengontrolan sistem parkir yang ada dapat terorganisir dengan baik

-

30 m

Mepermudah keluar masuknya kendaran dalam tapak

a.

Parkir Off Street (parkiran Khusus Pengunjung Alun-alun)

154 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Analisis zona Parkir Alternatif 1 Zona parkir di letakkan di bagian depan tapak

30 m 30 m

155 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

1.9.2 Analisis zona Parkir Alternatif 2 Zona parkir di letakkan di bagian samping tapak

Kelebihan -

Kendaraan lebih mudah keluar dan masuk dari tiap tempat parkir yang ada

-

Kelebihan -

Kendaraan lebih mudah keluar dan masuk dari tiap tempat parkir yang ada

Memudahkan untuk penataan sirkulasi manusia

Kekurangan

Kekurangan

-

Mebutuhkan lokasi parkir yang luas

-

Mepersempit tapak

-

Adanya pelebaran jalan

-

Mengganggu sirkulasi manusia dalam tapak 156

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Analisis pemilihan zona Parkir -

Mepermudah keluar masuknya kendaran dalam tapak

Alternatif yang dipilih yaitu alternatif pertama -

Alternatif yang tidak dipilih yaitu alternatif kedua -

Akan mempersempit tapak dan mengganggu sirkulasi manausia dalam tapak.

Parkir Off Street (parkiran Khusus Pengunjung Alun-alun)

Parkiran khusus kendaraan roda 2 dengan luasan 708m² dengan kapasitas 29 motor

Alasan -

Tidak pempersempit tapak

-

sirkulasi dalam tapak mudah di kontrol 157

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Material yang di gunakan untuk penutup lantai parkir Alternatif 1 Untuk penutup parkir menggunakan paving blok

Kelebihan -

Medahkan cepat meresapnya air ke dalam tanah

Kekuranagan -

Cepat rusak atau mdah patah

Alternatif 2 Untuk penutup parkir menggunakan aspal

Parkiran khusus kendaraan pribadi/pengunjung dengan lusan 450m² dengan kapasitas 15 mobil 158 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Kelebihan -

1.9.3

Kebutuhan parker pada kedua site

Tahan lama terhadap cuaca Kekuranagan

-

memudahkan terjadinya genangan air

Pemilihan alternatif yang digunakan adalah Alternatif 2 Untuk penutup parkir menggunakan aspal

3 0 m 3 0 m

Kelebihan -

Tahan lama terhadap cuaca

Kekuranagan -



Kebutuhan parkir pada kedua site akan disediakan dengan mempertimbangkan volume aktifitas pada kedua site

memudahkan terjadinya genangan air •

Site pada ex-Resto teluk kupang memiliki luasan dan volume aktiftas yang lebih kecil daripada lahan kosong didepannya. Oleh karena itu, kebutuhan parkir pada lahan kosong lebih besar daripada site ex-teluk kupang.

159 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA



Parkiran pada site ex-teluk kupang diasumsikan 20 % dari

b. Green-Tourism Public Space pada Open Space

total kebutuhan parkir, yaitu : 20% x 1176,8 m² = 235.36 m² •

Pada lahan kosong diasumsikan 80 %

80% x 1176,8 m² =941.44m²

3.3.5. Open Space a. Strategi SWOT yang berkaitan dengan open space adalah : - Menciptakan alun-alun kota yang aktif. Alun – alun kota yang aktif mengandung unsur-unsur kegiatan, seperti : tempat

upacara

bendera,

bermain,

bersantai,

Berdasarkan strategi SWOT dan tema perancangan, open

olahraga,berkomunikasi, berjalan-jalan, nongkrong, wisata

space pada site dibagi menjadi 5 jenis, yaitu plaza, lapangan multi

kuliner, dan event-event tertentu.

fungsi, lapangan olahraga, playground, dan taman (taman aktif dan

- Mendukung program pemerintah yaitu, “Kupang Green and

taman pasif). Kelima jenis open space ini berfungsi sebagai wadah

Clean”, salah satunya adalah dengan menyedikan area

untuk menampung fungsi utama site, yaitu fungsi rekreatif dan juga

penghijauan sebagai sumber pengudaraan lingkungan

fungsi pendukung, yaitu fungsi ruang terbuka hijau (khusus taman). Luasan area untuk fungsi utama adalah 49,13 % dari luasan keseluruhan site atau sama dengan 11.950 m2. Sedangkan luasan area untuk fungsi pendukung adalah 37,04% atau sama dengan 9.010 m2.

160 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

1. Plasa Luasan plaza yang akan dibangun adalah

12,55 % dari

luasan lahan peruntukkan fungsi utama, yakni 1500 m2. Plaza akan ditempatkan di kedua site dengan pembagian luasan 1000 m2 untuk site sebelah selatan Jl Timor Raya dan 500 m2 untuk site sebelah utaranya. Pembagian besaran luasan ini disesuaikan dengan besaran site, dimana site sebelah selatan Jl Timor Raya memiliki luasan yang lebih besar dari site dibawahnya sehingga ukuran plazanya lebih besar.

Keterhubungan antar ruang terbuka dapat dilihat pada bagan berikut.

161 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Aktivitas yang ditampung pada plaza adalah jalan-jalan, duduk

Sculpture menjadi sebuah identitas bagi suatu tempat. Salah

dan bersantai, menikmati suasana, dan membuang sampah. Untuk

satu hal yang menjadi identitas bagi Kota Kupang adalah karang.

mewadahi aktivitas-aktivitas tersebut fasilitas yang akan disediakan

Kota Kupang dikenal dengan sebutan Kota Karang. Oleh karena itu

berupa pedestrian, tempat duduk, sclupture, kolam hias, dan tempat

bentukan sculpture yang akan dimasukan adalah bentukan karang

sampah. Aktivitas dan fasilitas pada plaza dapat dilihat pada bagan

dengan maksud mempertegas identitas Kota Kupang sebagai Kota

berikut.

Karang.

Green-Plaza Plaza berbasis green yang akan diadakan adalah plaza yang memperhatikan keberadaan area hijau serta menggunakan material yang ramah lingkungan.

-

Pertimbangan penempatan sculpturedan kolam hias: Sculpture

merupakan

sebuah

identitas

sehingga

Tourism-Plaza

keberadaanya menjadi sebuah keistimewaan. Oleh karena itu

Plaza yang menghadirkan identitas kota kupang sebagai salah satu

walaupun site perancangan terbagi menjadi dua site, sculpture yang

daya tarik wisata

akan diadakan hanya satu dengan penempatan pada salah satu site.

Sculpture dan kolam hias 162 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Plaza pada sisi selatan Jl Timor Raya memiliki luasan yang

1.

Sculpture

lebih besar dari plaza lainnya, yakni dengan luasan 1000 m2.

batu

Dengan luasan tersebut plaza ini menjadi plaza utama dari alun-

karang

Beton

Abuabu

alun. Hal ini menjadikan plaza ini sebagai tempat yang tepat untuk penempatan sculpture. Pada plaza terdapat aktivitas menikmati suasana yang membutuhkan fasilitas pendukung berupa kolam hias. Oleh karena

2.

Kolam

Beton

hias

itu kolam hias akan ditempatkan pada kedua plaza. -

Pemilihan material Area plaza ini merupakan area penerimaan pada alun-alun.

Oleh karena itu material yang akan digunakan adalah paving block yang dipasang dengan spasi ±2 cm sebagai area pertumbuhan rumput.

Untuk mendukung tema “green” maka pada plaza

diadakan area khusus untuk penanaman vegetasi berupa pohon peneduh.

No

Nama

Material

Warna

Gambar

163 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

2. Lapangan multifungsi

.

Lapangan ini merupakan wadah yang digunakan untuk

Aktivitas pada lapangan multifungsi yang perlu diwadahi adalah

menampung beberapa aktivitas seperti upacara, konser, kegiatan

berkumpul dan berbaris, persiapan untuk kegiatan-kegiatan khusus

rohani,dan olahraga. Lapangan multifungsi merupakan area paling

(upacara bendera, KKR, kegiatan politik, dll), makan dan minum,

dominan pada site yang berupa area kosong untuk dapat

serta membuang sampah. Fasilitas yang disediakan berupa lapangan,

menampung banyak orangLuasan

lapangan multifungsi adalah

gedung persiapan, dan tempat sampah. Aktivitas makan dan minum

33,47 % dari luasan lahan pertuntukan fungsi utama, yakni 4000 m2.

pada lapangan tidak disediakan fasilitas khusus seperti tempat

Lapangan ini terletak pada site di sebelah selatah Jl. Timor Raya.

duduk. Aktivitas ini dapat langsung dilaksanakan pada lapangan yang bermaterialkan rumput jepang. Aktivitas dan fasilitas pada lapangan multifungsi dapat dilihat pada bagan berikut.

164 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Bentukan lapangan harus mendukung fungsinya, yakni untuk menampung banyak orang. Lapangan yang terbentuk harus bisa dimanfaatkan

secara

maksimal.

Oleh

karena

itu

lapangan

multifungsi direncanakan berbentuk persegi panjang dengan dimensi 100 x 40 m. Untuk mendukung tema “green”, material yang akan digunakan pada lapangan adalah material ramah lingkungan, yakni rumput jepang. Pada lapangan multifungsi terdapat area non hijau (bukan dari material rumput). Sebanyak 6.25 % dari luasan 4000 m2 akan dibangun gedung persiapan yang dilengkapi dengan podium, yakni seluas 250 m2 pada site sebelah selatan Jl. Timor Raya.

3.

Lapangan olahraga Lapangan olahraga yang disediakan pada site terdiri dari

lapangan futsal dan lapangan basket. Luasan lapangan ini adalah 1500 m2 atau sama dengan 12,55% dari luasan lahan peruntukan fungsi utama. Lapangan ini ditempatkan pada site sebelah utara Jl. Timor Raya. 165

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Penerapan green dan tourism pada lapangan olahraga.

Pada lapangan ini terdapat aktivitas lain berupa istirahat, makan dan minum, serta membuang sampah. Fasilitas yang dibutuhkan berupa tempat duduk dan tempat sampah. Aktivitas dan fasilitas

Lapangan futsal berdimensi 18 x 36 m dan lapangan basket 3 on 3 berdimensi 14 x 15 m. Material yang digunakan adalah rabat beton. Kedua lapangan akan ditempatkan secara bersebelahan.

pada lapangan olahraga dapat dilihat pada bagan berikut.

166 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

4.

Playground Faktor penting dalam perancangan taman bermain anak yang

aman dan nyaman adalah: -

Aspek keamanan, bertujuan untuk memberikan rasa aman bagi

anak yang bermain dengan mudahnya orang tua atau pendamping yang mengawasi (Alamo, 2002). Komponen aspek keamanan, yaitu: a. Lokasi, terlindungi dengan pagar. b. Tata letak, mudah dalam pengawasan; pemisahan zonasi aktivitas; kelompok umur dan jenis permainan. c. Peralatan permainan, material permukaan yang aman. Berdasarkan penzoningan, lapangan olahraga ditempatkan dekat dengan playground yang menjadi tempat bagi anak-anak untuk

d. Konstruksi, sambungan peralatan bermain dipasang dengan aman.

beraktivitas dan juga plaza. Oleh karena itu lapangan olahraga akan

e. Material/ bahan, bahan yang bersentuhan langsung dengan kulit

dipagari dengan pagar jaring sehingga aktivitas disekitarnya tidak

anak bertekstur halus.

terganggu.

Penerapan unsur local berupa motif nagakeo pada tiang jaring

Aspek kenyamanan, bertujuan untuk memberikan kenyamanan

bagi anak-anak untuk melakukan aktivitas bermain (Alamo, 2002). Komponen aspek kenyamanan, yaitu: a. Lokasi, mempunyai iklim mikro yang nyaman dengan memanfaatkan area ternaungi oleh vegetasi/struktur bangunan. b. Tata letak, anak bebas memilih jenis permainan; bebas bergerak; pembagian permainan yang ternaungi dan terbuka; tersedianya fasilitas rest area. 167

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

c. Peralatan permainan, mampu digunakan dengan nyaman oleh semua anak termasuk dengan keterbatasan fisik. d. Konstruksi, tercipta kesatuan estetika dengan fasilitas bermain lainnya. e. Material/ bahan, mempunyai daya tahan tinggi; higienis dan mudah secara pemeliharaan Playground merupakan area khusus bagi anak-anak untuk bermain. Namun area ini juga terbuka untuk orang dewasa (orang tua yang menemani anaknya bermain) Luasan area yang ditetapkan untuk area ini adalah 700 m2 atau 5,85% dari luasan lahan peruntukan fungsi utama. Playground

ditempatkan pada site

sebelah utara Jl. Timor Raya.

Aktivitas yang ditampung pada playground adalah bermain, istirahat, makan dan minum, serta membuang sampah. Oleh karena itu fasilitas yang disediakan adalah sarana bermain, tempat duduk dan tempat sampah. Aktivitas dan fasilitas pada playground dapat dilihat pada bagan berikut.

168 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Untuk mendukung tema “green” maka playground yang diadakan harus memiliki area hijau di dalamnya serta menggunakan materialmaterial yang ramah lingkungan. Rincian sarana bermain pada Playground disajikan dalam table berikut.

169 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

No.

Jenis

Dimensi area (/buah) 8x8m

Material

Warna

1.

Perosotan TIpe 1 (1 buah)

Kayu dan bahan plastik

Merah, biru, hijau

2.

Perosotan Tipe 2 (1 buah)

6x4m

Kayu dan bahan plastik

Cokelat, merah, kuning

3.

Perosotan Tipe 3 (1 buah)

5x6m

Kayu dan bahan plastik

Cokelat

4.

Ayunan (3 buah)

5.

JungkatJungkit (5 buah)

6.

Bak Pasir 3,5 x 3,5 (1 buah) m

7.

Panjat

5 x 0,7 m Besi

Abu-abu

8.

Bangku

2x2m

Cokelat

1,6 x 1 m Besi

2,3 x 0,41 m

Kayu dan besi

Gambar

Merah, kuning, biru

Kuning

Beton, pasir Cokelat

Kayu

170 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Berdasarkan pertimbangan aspek keamanan dan kenyamanan, maka

Alternatif 2 :

Fasilitas

bermain

ditempatkan

secara

terdapat 2 alternatif perancangan playground, yakni sebagai berikut.

terpisah satu dengan yang lain di area

Alternatif 1 :

Menempatkan semua fasilitas bermain

berpasir dan diselingi dengan rerumputan.

pada satu area rabat beton.

Di

sekelilingnya

dibuatkan

pagar

pembatas.

Contoh penggunaan pagar keliling

Kelebihan : Kelebihan : -

Mempertegas area playground

-

Kontrol terhadap anak-anak menjadi lebih mudah

-

Mempermudah anak-anak dalam menjangkau setiap permainan yang disediakan.

-

Material rabat tidak menimbulkan becek pada musim hujan

Kekurangan : -

Ruang gerak antara fasilitas bermain kecil

-

Material perkerasan kurang aman bagi anak-anak

-

Area bermain dengan spasi antar fasilitas bermain berupa rerumputan menambah persentase area hijau pada site.

-

Ruang gerak antara fasilitas bermain lebih besar.

Kekurangan : -

Membutuhkan area yang lebih luas

-

Kontrol orang tua terhadap anak-anak lebih sulit

-

Penggunaan material pasir dapat menyebabkan becek pada musim hujan

171 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Pemilihan alternatif :

Fasilitas

bermain

ditempatkan

secara terpisah satu dengan yang lain di area berpasir dan diselingi dengan rerumputan. Di sekelilingnya dibuatkan pagar pembatas.

Becek pada area berpasir dimusim hujan dapat diatasi dengan pemberian lapisan kerikil halus dibawah lapisan pasir.

Luasan taman aktif adalah 6000 m2 dan taman pasif 3000 m2. Aktivitas dan fasilitas pada taman dapat dilihat pada bagan berikut.

5. Taman dan Area Penghijauan Taman pada site terdiri dari taman aktif dan taman pasif (area penghijauan). Luasan taman adalah 37,04 % dari luasan site atau sama dengan 9.010 m2. Taman ini ditempatkan pada kedua site. Keberadaan taman pada site telah mendukung tema ”green” pada perancangan alun-alun Kota Kupang.

172 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Fasilitas pada taman aktif disajikan pada tabel berikut. No 1.

Nama Bangku taman

Dimensi Panjang 2 m, Lebar 50 cm

Material Kayu

2.

Jogging track

Lebar 2 m

Paving block

3.

PKL

4.

Lampu taman

5.

Tempat sampah

Warna Cokelat

Gambar

No 6.

Nama Wastafel taman

Dimensi

Material

Warna

Gambar

173 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

Vegetasi yang akan diadakan pada site disajikan dalam table berikut. No. 1.

Vegetasi Palem

Gambar

Peletakan Diletakkan pada area pinggiran site, khususnya pada area parkir

2.

Flamboyan

-

Mengelilingi Plaza sebelah selatan Jl. Timor Raya

3

Kiara payung

-

Ditanam pada taman pasif

4

Teh-tehan

-

Sepanjang jalur sirkulasi dalam site

174 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

5

Bunga kertas (bugenfil)

-

Terletak pada taman aktif

175 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3.3.6. Signage a. Tema Tema perancangan alun-alun kota kupang adalah Green,

b. Existing Penempatan

dan

dimensi

Signage

pada

site

telahsesuaidenganstandar,

Tourism & Public Space. Kota kupang sebagai ibu kota propinsi

tetapiperlupenataanulangpenempatannyapadabeberapa

manjadi tempat bercampurnya berbagai keragaman budaya dari

signage sehinggalebihmendukung view kedalam site 

berbagai daerah di Nusa Tenggara Timur yang memiliki ciri khas tertentu.NTT memiliki banyak ragam Budaya dan kearifan

-

MasalahdanPotensi Signage pada site

Masalah 

lokal yang bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, oleh karena itu mengangkat konsep Kearifan Lokalpada design



digunakan.

-

signage

padautara

site

tidakmendukung view kedalam site

signage merupakan salah satu alternatif yang sangat bagus untuk

1. Kelebihan :

Penempatan

Penataandanpenempatanreklame

yang

tidakrapisehinggamenggangu view -

Potensi 

Menjadi ciri tersindiri bagi alun-alun kota kupang

Dapatdigunakansebagai

ciri

dari

site

ataukawasanalun-alun. -

Ikut melestarikan budaya

-

Memberikan kesan Tradisional yang menjadi gambaran budaya NTT

2. Kekurangan :

-

Hasil analisis 

Menataulangpenempatanbeberapa terutamapadabagianutara

signage site

(tetapmengacupadastandar). -

Perawatan yang ekstra

176 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA





Pada

jalan

arteri

primer,

1. Konser musik,

RPPJ

danreklamedioptimalkanpadajembatanpenyebera

2. Pentas tari/drama/musikalisasi.

ngandan LED outdoor

3. Selain untuk hiburan fasilitas ini juga

Menempatkan2

rambu

dengan

tipe

dapat

yang

difungsikan

untuk

kegiatan

kerohanian seperti KKR.

samapadasatutiangsehinggamengurangibanyakny apenempatanrambulalulintas agar view kedalam site menjadilebihmaksimal (tidakterhalangoleh signage).

-

3.3.7. Aktivitas Pendukung -

Pertunjukan Demi mendukung tersedianya hiburan dan sarana unjuk

bakat bagi masyarakat kota kupang, maka dihadirkannya

-

Konsep area pertunjukan Letak lapangan multifungsi diposisikan di bagian tengah site

agar mudah diakses dari berbagai sisi site.

fasilitas berupa panggung terbuka dan lapangan serbaguna yang

Lapangan multifungsi beserta podium/panggung terbuka

dapat difungsikan sebagai sarana pelaksanaan hiburan bagi

dibuat dalam ukuran yang besar dan saling berhadapan agar tercipta

masyarakat seperti :

interaksi antara penonton dan yang tampil. 177

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Podium/panggung terbuka dibuat beratap untuk mengatasi panas matahari dan hujan, panggungnya dibuat peninggian lantai, pada belakang bagian podium/panggung terbuka terdapat gedung persiapan yang menyatu dengan podium/panggung.

1.

Perdagangan Kuliner Pengadaan lapak-lapak kuliner ini adalah sebagai bentuk

pelestarian terhadap pangan lokal ntt yang semakin tergerus oleh hadirnya panganan-panganan modern dengan cara menghadirkan lapak pedagang kuliner tradisional dalam konsep cafe modern agar dapat menarik minat dari berbagai kalangan usia. Adapun panganan yang di jual di lapak-lapak ini meliputi kuliner khas dari daerahdaerah di ntt, seperti panganan berat berupa, jagung bose, jagung katemak, ikan bakar, se’i babi, rw(olahan daging anjing), “loma manuk”(olahan daging ayam dalam bambu). Panganan ringan seperti, kompiang, tacupiang, tenteng, kacang gula, jagung titi dan lain-lain.

2.

Souvenir Pengadaan lapak-lapak souvenir ini adalah sebagai bentuk

pelestarian terhadap kerajinan lokal yang merupakan salah satu identitas dari budaya-budaya yang ada di ntt sendiri, dan juga untuk mendukung usaha kreatif masyarakat NTT agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat itu sendiri serta mengurangi angka pengangguran di NTT. Adapun jenis-jenis souvenir yang akan 178

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

dijajakan seperti kain tenun, miniatur senjata khas daerah, dan kerajinan lain sesuai kreatifitas masyarakat masing-masing dalam mengolahnya.

-

Pembagian lapak -

Kuliner Lapak kuliner dibagi menjadi beberapa bagian yang berdasarkan pada daerah-daerah di NTT. 1. Tirosa (Timor, Rote, Sabu)

PERLETAKAN LAPAK Perletakan berada pada bagian kiri dan kanan dari lapangan

2. Sumba 3. Lamaholot (Flores Timur, Lembata, Alor)

multifungsi, berada pada lingkungan taman aktif, dan berada di

4. Mande (Maumere, Ende)

dekat tempat parkir serta dekat pinggiran site yang berhubungan

5. Ngaba (Ngada, Bajawa)

langsung dengan jalan raya, agar mudah dijangkau pengunjung saat

6. Manggarai

ada kegiatan di lapangan multifungsi,dan saat beraktivitas di taman aktif, maupun hanya sekedar singgah untuk membeli di lapak pedagang dari tempat parkir maupun pinggir jalan. Pada site daerah pantai, lapak berada di dekat dengan taman aktif dan plaza agar mudah ditemukan dan diakses oleh pengunjung. 179 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

berkembang, mampu menghibur masyarakat, memperkenalkannya -

kepada masyarakat serta mungkin mengajak masyarakat untuk turut

Souvenir Lapak souvenir dibagi menjadi beberapa bagian yang

bergabung.

berdasarkan pada daerah-daerah di NTT. 1. Tirosa (Timor, Rote, Sabu) 2. Sumba 3. F. Tim ( Maumere, Flores Timur, Lembata, Alor) 4. F. Bar (Manggarai, Ngada, Bajawa, Ende)

AREA AKTIVITAS Taman aktif dibuat tanpa perkerasan hanya ditanami rumput agar dapat menjadi area resapan dan memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Disediakan juga gazebo dan bangku taman bagi pengunjung untuk FASILITAS PENUNJANG AKTIVITAS MASYARAKAT Tingginya minat masyarakat akan beraktivitas kelompok atau komunitas kreatif yang bersifat entertain membuat banyak bermunculan

kelompok

dan

komunitas

kreatif

dikalangan

sekedar beristirahat, bersantai, ataupun berkumpul bersama. Pengunjung diberikan kebebasan beraktivitas di plaza, lapangan multifungsi (jika sedang tidak digunakan untuk kegiatan besar atau yang spesifik), lapangan olahraga, taman aktif, dan play ground

masyarakat kota kupang. Oleh karena itu perlu disediakan fasilitas pendukung agar kelompok dan komunitas kreatif ini dapat 180 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

AKTIVITAS Terdapat 2 lapangan olahraga di dalam satu site, tersedia tribun di tengah

yang

memisahkan

kedua

lapangan

tersebut,

yang

memungkinkan pengunjung yang tidak berolahraga untuk duduk menyaksikan orang lain berolahraga. Lapangan olahraga berada dekat dengan lapak pedagang sehingga sehingga

memungkingkan

pengunjung

menyaksikan

sambil

mengkonsumsi makanan.

181 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

3.3.8. Utilitas Analisis swot

EKSTERNAL

1.

2.

INTERNAL

O Adanya peluang pengadaan dan perbaikan saluran drainase sekitar site berdasarkan perda RTRW kota Kupang tahun 2011-2031 tentang pengendalian banjir /genangan setiap BWK kota Kupang . Adanya peluang penambahan fasilitas persampahan berdasarkan RTRW kota Kupang pasal 25 tentang pengembangan sisitem persampahan, yang meliputi: Meningkatkan sistem pengeloaan sampah melalui 3 M (mengurangai,menggunakan, mendaur ulang )

T 1.Pembuatan saluran drainase 2.Perilaku masyarakat yang kurang disiplin dalam pengelolaan menimbulkan masalah bagi lingkungan

sampah

S STRATEGI S-O STRATEGI S-T 16. Sekitar site terdapat jaringan listrik 11. Menciptakan sarana utilitas yang lebih memadai dan 7. Menyediakan saluran drainase 17. Sekitar site terdapat jaringan air bersih mendukung keberadaan alun-alun 8. Menyediakan sarana dan prasarana persampahan 18. Terdapat tempat pembuangan sampah sementara dekat site W 12. Lampu penerangan jalan sekitar site tidak semuanya menyala pada malam hari. 13. Pada site tidak terdapat drainase. 14. Tempat pembuangan sampah sementara yang berada dekat site menimbulkan bau.

STRATEGI W-O 9. Memperbaiki ulang lampu penerangan jalan . 10. Membuat saluran drainase di sekitar site. 11. Mengoptimalkan sebagaimana mungkin agar dapat terhindar dari bau .

STRATEGIW-T 4. Membuat saluran drainase 5. Memperbaiki lampu penerangan jalan . 6. Memperbaiki

182 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

Analisis perencanaan utilitas

183 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

Tempat sampah

Saluran drainase

184 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

BAB V USULAN PERANCANGAN

5.1. Tata Guna Lahan a. Fungsi Site ditetapkan sebagai alun – alun kota aktif dengan fungsi Rekreatif sebagai fungsi Utama dan fungsi Ruang Terbuka Hijau sebagai fungsi sekunder, dengan diagram persentase penggunaan lahan berdasarkan hasil analisis yaitu

b. Organisasi Ruang Konsep Organisasi ruang dibuat berdasarkan hasil analisis alur aktivitas

c. Penzoningan Penzoningan pada site didasari pada analisis alur aktivitas dan disesuaikan dengan besaran ruang.

185 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

1.1 Penzoningan

Penzoningan berdasarkan fungsi yang diturunkan dari Alun – Alun

Penzoningan pada site didasari pada analisis alur aktivitas dan disesuaikan dengan besaran ruang.

186 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

5.2.Bentuk dan Massa Bangunan

NO

BANGUNAN

GSB

LANGGAM (Kaitan Dengan

SPESIFIKASI

GAMBAR

Tema) 1.

Gazebo

Sisi Utara (jl. Timor Raya)

Arsitektur Vernakuler

= 6m Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1

Luas : 3.14 x 1.5 x 1.5 =7.065 m2

Green Tourism Public Space

Tinggi : 3m Warna : Coklat

m Sisi Selatan (Jl.

Green : Penggunaan bahan dasar

Material bangunan :

Lingkungan) = 2,4 m

yang ramah lingkungan sebagai

kayu Jati (dilapisi

Sisi Timur (Jl. lingkungan)

material bangunan..

alumunium foil)

= 2m

Tourism : Penerapan bentuk dan

Material atap :

ornamen khas NTT pada

alang-alang

bangunan yang ada.

Tekstur : halus Jumlah : 20 buah

2.

Pos Jaga

Sisi Utara (jl. Timor Raya)

Arsitektur Vernakuler

= 6m Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1

Luas : 3m x 3m =9m2

Green Tourism Public Space

Tinggi : 3m Warna : Coklat

m Sisi Selatan (Jl.

Green : Penggunaan bahan dasar

Material bangunan :

Lingkungan) = 2,4 m

yang ramah lingkungan sebagai

kayu Jati (dilapisi

187 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Sisi Timur (Jl. lingkungan)

material bangunan..

alumunium foil)

= 2m

Tourism : Penerapan bentuk dan

Material atap :

ornamen khas NTT pada

alang-alang

bangunan yang ada.

Tekstur : halus Jumlah : 1buah

3.

Lapak

Sisi Utara (jl. Timor Raya)

Pedagang

= 6m Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1

Arsitektur Vernakuler

Luas : 3 m x 3 m=9 m2

Green Tourism Public Space

Tinggi : 4m Warna : Coklat

m Sisi Selatan (Jl.

Green : Penggunaan bahan dasar

Material bangunan :

Lingkungan) = 2,4 m

yang ramah lingkungan sebagai

kayu Jati (dilapisi

Sisi Timur (Jl. lingkungan)

material bangunan..

alumunium foil)

= 2m

Tourism : Penerapan bentuk dan

Material atap :

ornamen khas NTT pada

alang-alang

bangunan yang ada.

Tekstur : halus Jumlah : 30 buah

4.

Gedung

Sisi Utara (jl. Timor Raya)

Persiapan +

= 6m

Arsitektur Vernakuler

Luas : 15m x 17m =255 m2 188

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

podium

Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1

Green Tourism Public Space

m

Tinggi : 8 m (5m gedung persiapan)

Sisi Selatan (Jl.

Green : -

Warna : Coklat

Lingkungan) = 2,4 m

Tourism : penerapan ornamen

Material bangunan :

Sisi Timur (Jl. lingkungan)

khas NTT pada latar belakang

beton

= 2m

panggung.

Material atap : Multiroof Tekstur : halus Jumlah : 1 buah

5.

Jembatan

Sisi Utara (jl. Timor Raya)

Penyeberangan

= 6m Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1

Arsitektur Vernakuler

Luas : 15 m x 3 m=45 m2

Green Tourism Public Space

Tinggi : 4m Warna : Coklat

m Sisi Selatan (Jl.

Green : -

Material bangunan :

Lingkungan) = 2,4 m

Tourism : penerapan ornamen

baja (dilapisi

Sisi Timur (Jl. lingkungan)

khas NTT pada pembatas

alumunium foil)

= 2m

jembatan penyeberangan

Material atap :Multiroof Tekstur : halus Jumlah : 1 buah

6.

Toilet

Sisi Utara (jl. Timor Raya) = 6m

Arsitektur Vernakuler

Luas : 2 m x 4 m =8 m2 189

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1

Green Tourism Public Space

m

Tinggi : 3.5 m Warna : Coklat

Sisi Selatan (Jl.

Green : -

Material bangunan :

Lingkungan) = 2,4 m

Tourism : penerapan ornamen

beton

Sisi Timur (Jl. lingkungan)

khas NTT pada partisi depan

Material atap :

= 2m

Toilet

Multiroof Tekstur : halus Jumlah : 2 buah

7.

Halte

Sisi Utara (jl. Timor Raya)

Arsitektur Vernakuler

= 6m Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1

Luas : 2 m x 4 m =8 m2

Green Tourism Public Space

m

Tinggi : 3 m Warna : Coklat

Sisi Selatan (Jl.

Green : penggunaan bahan dasar

Material bangunan :

Lingkungan) = 2,4 m

yang ramah lingkungan sebagai

kayu Jati

Sisi Timur (Jl. lingkungan)

material bangunan

Material atap :

= 2m

Tourism : penerapan bentuk dan

alang-alang

ornamen khas NTT pada

Tekstur : halus

bangunan yang ada.

Jumlah : 2 buah

190 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

5.3.Jalan a. Jalan Arteri Primer 5.4.Menyediakan jalur lambat bagi sepeda dan kendaraan lambat lainnya 5.5.Jalur lambat dapat difungsikan sebagai tempat transit 5.6.Membuat pembatas antara jalur lambat dan juga jalur lintas agar pergerakan kendaraan pada jalur 5.7.Mempertahankan dimensi jalur lalu lintas

-

Tempat pemberhentian kendaraan berseberangan dengan jarak dari persimpangan 50 meter (sesuai standar letak tempat henti sebelum persimpangan)

-

Disediakan tempat pemberhentian bersebrangan karena adanya dua site yang terpisah

191 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

192 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

- Halte

Halte diletakkan dekat dengan tempat transit sehingga mudah saat naik turun penumpang padaangkutan umum

Trotoar diperlebar menjadi 4 meter untuk antrian dan pejalan kaki

Pagar pengaman untuk mencegah pejalan kaki menyeberang jalan di jalur perlambatan

Tempat sampah

193 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

1.3.1 Jalan Kolektor Sekunder -

Bahu jalan sebelah kawasan SPBU dibagi untuk dijadikan pedestrian dan juga dapat difungsikan sebagai area pemberhentian kendaraan umum

-

Pembenahan pada dimensi jalan : jalur dari arah jln. Timor Raya dipersempit menjadi 6 meter dan jalur dari arah oebobo diperlebar menjadi 5,6 meter

-

Median jalan akan diperbesar sesuai standar yaitu minimal 4 meter

-

Menyediakan jalur lambat bagi sepeda dan kendaraan lambat lain serta terpisah dari jalur lalu lintas agar nyaman bagi pengguna jalur

194 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

-

Tempat pemberhentian tunggal dengan jarak dari persimpangan 20 meter (sesuai standar letak tempat henti setelah persimpangan

-

Dibuat bukaan pada median agar sirkulasi dari arah oebobo dan dari arah JLN. Timor Raya dapat terorganisir dengan baik

-

Dibuat lajur tunggu pada median agar tidak menyebabkan kemacetan pada jalur lalu lintas

195 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

196 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

-

Halte

Halte diletakkan dekat dengan tempat transit sehingga mudah saat naik turun penumpang padaangkutan umum

Trotoar diperlebar menjadi 4 meter untuk antrian dan pejalan kaki

Pagar pengaman untuk mencegah pejalan kaki menyeberang jalan di jalur perlambatan

Tempat sampah

1.3.2 Jalan Lokal -

Dimensi jalur lalu lintas disesuaikan dengan kriteria

-

Pembenahan pada bahu jalan yang berbatasan langsung dengan site yaitu, difungsikan sebagai jalur lambat, parkir on street dan trotoar Disediakan pemisah antara jalur lalu lintas dan jalur lambat 197

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

1.3.3

Dimensi Halt

198 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Penzoningan pada site dibuat berdasarkan organisasi ruang, dan analisis terhadap besaran ruang

Dari penzoningan di samping maka sirkulasi dalam site bagi pejalan kaki akan di desain menggunakan sirkulasi cluster, radial ,dan terpusat dengan alasan agar semua aktifitas dapat terpusat ke area lapangan multifungsi yang berada di tengah site ukuran 5 meter dengan pemakain material pavin block dengan tekstur halus bagi pejalan kaki dan difabel serta pemakain ubin tactile(ubin pemandu bagi tuna netra).

Pavin block

Ubin tactile

Bentukan sirkulasi

199 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Berdasarkan pemaparan analisis, konsep open space pada perancangan alun-alun kota Kupang adalah sebagai berikut. 1. -

Plaza Luasan plaza adalah 1500 m2 dengan persentase 12,55 % dari luasan lahan peruntukkan fungsi utama.

-

Plaza ditempatkan pada kedua site dengan dimensi 1000 m2pada site sebelah selatan Jl. Timor Raya dan 500 m2 pada site sebelah selatan Jl. Timor Raya

5.8.Pedestrian

5.9.Open Space 200 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Aktivitas dan fasilitas yang terdapat pada plaza dapat dilihat pada bagan berikut.

-

-

Desain

Material yang akan digunakan pada plaza adalah paving block.

-

Pada plasa ditanam vegetasi peneduh berupa Kiara payung.

-

Pada plaza akan ditempatkan sculpture batu karang untuk menggambarkan Kota Kupang sebagai “Kota Karang” m2pada site sebelah selatan Jl. Timor Raya dan juga kolam hias pada kedua site.

201 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Lapangan Multifungsi -

Luasan lapangan multifungsi adalah 33,47 % dari luasan lahan pertuntukan fungsi utama, yakni 4000 m2.

-

Lapangan ini terletak pada site sebelah selatan Jl. Timor Raya.

-

Lapangan berbentuk persegi panjang dengan dimensi 100 x 40 m.

-

Sebanyak 6.25 % dari luasan 4000 m2 akan dibangun gedung persiapan yang dilengkapi dengan podium, yakni seluas 250 m2 dengan material beton.

-

-

Material yang digunakan adalah rumput jepang.

-

Aktivitas dan fasilitas pada lapangan multifungsi dapat

Desain

dilihat pada bagan berikut.

202 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

2.

Lapangan Olahraga -

Lapangan olahraga terdiri dari lapangan futsal dan lapangan basket.

-

Luasan lapangan ini adalah 1500 m2 atau sama dengan 12,55% dari luasan lahan peruntukan fungsi utama.

-

Lapangan basket ditempatkan pada site sebelah utara jalan Timor Raya dan lapangan futsal ditempatkan pada site

-

Aktivitas dan fasilitas pada lapangan olahraga dapat dilihat pada bagan berikut.

sebelah selatan Jl. Timor Raya.

203 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Lapangan futsal berdimensi 18 x 36 m dan lapangan basket 3 on 3 berdimensi 14 x 15 m.

-

Material yang digunakan adalah rabat beton. serta dipagari

3.

Playground -

peruntukan fungsi utama.

dengan pagar jaring sehingga aktivitas disekitarnya tidak terganggu. -

Desain

Luasan area ini adalah 700 m2 atau 5,85% dari luasan lahan

-

Playground ditempatkan pada site sebelah utara Jl. Timor Raya.

204 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Aktivitas dan fasilitas pada playground dapat dilihat pada bagan berikut.

205 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

No.

Jenis

1.

Perosotan TIpe 1 (1 buah)

2.

Perosotan Tipe 2 (1 buah)

3.

Perosotan Tipe 3 (1 buah)

Dimensi area (/buah) 8x8m

Material

Warna

Kayu, alang-alang, plastik

Cokelat dan merah

6x4m

Kayu, alang-alang, dan bahan plastik

cokelat

5x6m

Kayu dan bahan plastik

cokelat

Gambar

206 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

No.

Jenis

Dimensi area (/buah) 1,6 x 1 m

Material

Warna

Besi

Merah, biru

4.

Ayunan (3 buah)

5.

Jungkat-Jungkit (5 buah)

2,3 x 0,41 m

Kayu dan besi

Kuning

6.

Bak Pasir (1 buah)

3,5 x 3,5 m

Beton, pasir

Cokelat

Gambar

207 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

No.

Jenis

7.

Panjat

Dimensi area (/buah) 5 x 0,7 m

Material

Warna

Besi

Kuning, merah, biru, hijau, oranye

Bangku

2x2m

kayu

cokelat

Gambar

8.

-

Desain Playground

208 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

4.

Taman

-

Aktivitas dan fasilitas pada taman dapat dilihat pada bagan

-

Taman pada site terdiri dari taman aktif dan taman pasif.

No

Nama

Dimensi

Material

Warna

-

Luasan taman adalah 37,04 % dari luasan site atau sama

1.

Bangku

Panjang

Kayu

Cokelat

taman

2 m,

dengan 9.010 m2. -

Taman ditempatkan pada kedua site.

Gambar

Lebar 50 cm 2.

Jogging Lebar 2

Paving

track

block

3.

PKL

4.

Lampu

m

taman

5. -

2

Luasan taman aktif adalah 6000 m dan taman pasif 3000 2

m.

Tempat sampah berikut.

209 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

5.

SignAge -

Penempatan a. Pada signage existing  Rambu lalu lintas yang digabung dalam satu tiang sedangkan rambu yang lain tetap pada tempatnya.

-

Fasilitas pada taman aktif disajikan pada tabel berikut.

-

Pada area penghijauan ditempatkan vegetasi peneduh berupa Kiara payung dan flamboyant.

-

Desain taman aktif dan area penghijauan

Gambar rambu yang di pasang pada satu tiang

210 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

 Pada penempatan RPPJ pada jalan arteri primer difokuskan

pada

bagian

bawah

Untuk menyatakan nama jalan di persimpangan tiga

jembatan

tipe T, papan nama jalan ditempatkan di seberang

penyeberangan dan LED Outdoor.

jalan menghadap arus lalu lintas datang. Penempatan nama jalan untuk jalan Timor Raya dan jalan Ina Bo’I

 Papan nama jalan ditempatkan pada awal sisi ruas jalan. -

Design signage menggunakan material, 211

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

-

Tiang

:

pipagalvanisdengandibungkus

bamboo dariluar -

-

Plat -

Rambulalulintas

: plat alumunium

-

Nama jalan

: anyamanbambu

-

RPPJ

: plat alumunium

Aksesoris -

Menggunakanatapalang-alangdengantaliijuk

-

Anyamankulit bamboo dengan motif

Rancangan RPPJ pada site

Rancangan nama jalan

Rancangan rambu 6.

Aktivitas Pendukung 212

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

KONSEP AREA PERTUNJUKAN

Panganan yang di jual di lapak-lapak ini meliputi kuliner

Letak lapangan multifungsi diposisikan di bagian tengah site agar

khas dari daerah-daerah di ntt, seperti panganan berat berupa, jagung

mudah diakses dari berbagai sisi site.

bose, jagung katemak, ikan bakar, se’i babi, rw(olahan daging

Lapangan multifungsi beserta podium/panggung terbuka dibuat

anjing), “loma manuk”(olahan daging ayam dalam bambu).

dalam ukuran yang besar dan saling berhadapan agar tercipta

Panganan ringan seperti, kompiang, tacupiang, tenteng, kacang gula,

interaksi antara penonton dan yang tampil.

jagung titi dan lain-lain.

Podium/panggung terbuka dibuat beratap untuk mengatasi panas matahari dan hujan, panggungnya dibuat peninggian lantai, pada belakang bagian podium/panggung terbuka terdapat gedung persiapan yang menyatu dengan podium/panggung

-

Perdagangan 1. Kuliner 213

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Jenis-jenis souvenir yang akan dijajakan seperti kain tenun, miniatur

7. Tirosa (Timor, Rote, Sabu)

senjata khas daerah, dan kerajinan lain sesuai kreatifitas masyarakat

8. Sumba

masing-masing dalam mengolahnya.

9. Lamaholot (Flores Timur, Lembata, Alor) 10. Mande (Maumere, Ende) 11. Ngaba (Ngada, Bajawa) 12. Manggarai

Pada site daerah pantai, lapak berada di dekat dengan taman aktif dan plaza agar mudah ditemukan dan diakses oleh pengunjung. -

Souvenir Lapak souvenir dibagi menjadi beberapa bagian yang berdasarkan pada daerah-daerah di NTT. 5. Tirosa (Timor, Rote, Sabu) 6. Sumba 7. F. Tim ( Maumere, Flores Timur, Lembata, Alor) 8. F. Bar (Manggarai, Ngada, Bajawa, Ende)

PEMBAGIAN LAPAK -

Kuliner Lapak kuliner dibagi menjadi beberapa bagian yang berdasarkan pada daerah-daerah di NTT. 214

ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

KONSEP TATA BANGUNAN

Begitu juga pengunjung yang datang dari arah tempat parkir dapat

Posisi lapak saling membelakangi (sebagian menghadap ke luar site,

langsung mengakses lapak karena site berada di dekat parkir, yang

sebagian menghadap ke lapangan multifungsi) di depannya terdapat

berbatas menggunakan taman aktif.

pedestrian

Setelah memesan makanan pengunjung dapat sembari menunggu di

bertujuan

untuk

memudahkan

pengunjung untuk

mengaksesnya.

taman aktif yang berada di sekitaran lapak.

Terdapat ruang diantaranya yang dapat berfungsi sebagai area

Setelah itu pengunjung dapat menggunakan taman aktif sebagai area

tambahan bagi pedagang untuk memasak(kuliner) dan lain-lain.

makan, telah disediakan gazebo dan bangku taman.

Area makan bebas, setelah membeli makanan pengunjung dapat menggunakan gazebo-gazebo, bangku taman, area taman aktif sebagai tempat makan.

KONSEP AREA AKTIVITAS Taman aktif dibuat tanpa perkerasan hanya ditanami rumput agar dapat menjadi area resapan dan memberikan kenyamanan bagi KONSEP AKTIVITAS

pengunjung.

Pengunjung yang datang dari arah lapangan multifungsi dapat

Disediakan juga gazebo dan bangku taman bagi pengunjung untuk

langsung mengakses lapak yang berada di pinggir lapangan

sekedar beristirahat, bersantai, ataupun berkumpul bersama.

multifungsi, yang dibatasi oleh taman aktif. 215 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Pengunjung diberikan kebebasan beraktivitas di plaza, lapangan

7.

Utilitas

multifungsi (jika sedang tidak digunakan untuk kegiatan besar atau yang spesifik), lapangan olahraga, taman aktif, dan playground

KONSEP AKTIVITAS Terdapat 2 lapangan olahraga di dalam satu site, tersedia tribun di tengah

yang

memisahkan

kedua

lapangan

tersebut,

yang

memungkinkan pengunjung yang tidak berolahraga untuk duduk menyaksikan orang lain berolahraga. Lapangan olahraga berada dekat dengan lapak pedagang sehingga sehingga

memungkingkan

pengunjung

menyaksikan

sambil

mengkonsumsi makanan. Denah perletakan tiang listrik

216 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Potongan

Konsep Perancangan lampu taman

KONSEP LAMPU PENERANGAN JALAN (JlN.INA BO’I) 217 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Konsep perancangan Tempat Sampah Sementara

konsep drainase

218 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memanfaatkan air

o Tempat parkir disediakan pada kedua site yang

hujan sebagai upaya pengelolaan sumber daya air yaitu;

terpisah agar dapat dengan mudah menjangkau

(1) menyosialisasikan pemanfaatan air hujan di masyarakat umum.

seluruh fasilitas yang ada di dalam kedua site

(2) menambahkan peraturan ijin mendirikan bangunan (IMB) dengan mengharuskan pembuatan tendon atau sumur resapan air hujan sebagai bagian dari utilitas bangunan yang harus dipenuhi. (3)menciptakan peluang untuk pembuatan sistem penampungan dan pengolahan air hujan yang praktis, efisien dan ekonomis. Instalasi ini diharapkan bisa digunakan tidak hanya oleh kalangan industri, instansi pemerintah dan perkantoran tetapi juga oleh rumah tangga.

o Tempat parkir disediakan pada sisi bagian barat dan timur site agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas pada jalan arteri primer o Kendaraan dari seluruh arah dapat dengan mudah mencapai fasilitas parkir o Parkir on street memiliki jarak 30 meter dari persimpngan

(4) membangun tangki penampungan air hujan atau sumur resapan air hujan secara komunal. Hal ini dapat dilakukan di pemukiman penduduk dengan cara swadaya atau bantuan dari pihak yang kompeten dengan konservasi sumber daya air.

8.

Parkir

1.9.4

Konsep tata letak parkir off street on street

Perencanaan tata letak tempat parkir

219 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

1.9.4.1 Konsep parkir off street

30 m 30 m

30 m 30 m

220 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

Konsep pola parkir off street Menggunakan parkiran miring 60 derajat

1.9.4.2 Konsep parkir on street •

Parkir on street dirancang sepanjang jalan dengan jarak dari persimpangan 30 meter



Parkir on street dapat digunakan oleh pengunjung alun-alun dan juga yang bukan pengunjung alun-alun

Konsep material parkir off street Untuk penutup parkir menggunakan paving blok

30 m 30 m

221 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

222 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

1.9.4.3 Konsep Parkir Off Street Ex-Teluk Kupang

Konsep pola parkir off street Ex-Teluk Kupang Menggunakan parkiran miring 60 derajat

Menggunakan parkiran miring 90 derajat

Parkiran khusus sepeda luas 64 m² dengan kapasitas 32 sepeda Parkiran khusus kendaraan roda 2 dengan luasan 708m² Konsep material parkir off street dengan kapasitas 29 motor Untuk penutup parkir menggunakan paving blok Parkiran khusus kendaraan pribadi/pengunjung dengan lusan 450m² dengan kapasitas 15 mobil

223 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

PERANCANGAN KOTA

224 ALUN-ALUN KOTA KUPANG

Related Documents


More Documents from "SJKC SUNGAI DURIAN"