LAPORAN “WORKSHOP PELAYANAN DARAH” TANGGAL 8 APRIL S.D 11 APRIL 2018 DI RSUD ASY-SYIFA’ SUMBAWA BARAT
RSUD ASY-SYIFA’ SUMBAWA BARAT Jalan Lang Sesat , Taliwang -Sumbawa Barat
2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN “WORKSHOP PELAYANAN DARAH” TANGGAL 14-15 MEI 2018 DI RSUD ASY-SYIFA’ SUMBAWA BARAT
Disusun oleh Ketua Diklat,
Taliwang, 11 April 2018 Sekertaris,
Amril Nurman, S.KM NIP. 19761123 200003 1 003
Joko Purwanto, S.KM NIP. 19820719 200604 1 007
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
......................................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................2 SUSUNAN PANITIA ...................................................................................................................3 PROPOSAL KEGIATAN ...............................................................................................................4 JADWAL KEGIATAN .....................................................................................................................9 UNDANGAN ................................................................................................................................12 DAFTAR HADIR PESERTA ......................................................................................................13 HASIL KEGIATAN .......................................................................................................................19 PENUTUP ...................................................................................................................................25 LAMPIRAN 1 MATERI LAMPIRAN 2 DOKUMENTASI KEGIATAN
SUSUNAN PANITIA PELAKSANA SUSUNAN PANITIA “WORKSHOP PELAYANAN DARAH” TANGGAL 14-15 MEI 2018 DI RSUD ASY-SYIFA’ SUMBAWA BARAT
Penanggung Jawab
: dr. Carlof
Ketua Pelaksana
: Amril Nurman, S.KM
Sekertaris
: Joko Purwanto S.KM Juriah, S.E Dwi Suci Pratiwi, Amd.
Bendahara
: Yuli Farinda, S.KM
Seksi Implementasi
: Maria Dian Nurfita Amd Kep
Seksi Dokumentasi
: Veny Fitrianty, S.KM
Seksi Peralatan
: Dena Capriliatra, S.Pd
Seksi Konsumsi
: Lina Aprilawati, S.KM
TOR (TERM OF REFERRENCE) “WORKSHOP PELAYANAN DARAH” TANGGAL 14-15 MEI 2018 DI RSUD ASY-SYIFA’ SUMBAWA BARAT
A. Latar belakang Darah dan produk darah memegang peranan penting dalam pelayanan kesehatan. Ketersediaan, keamanan dan kemudahan akses terhadap darah dan produk darah harus dapat dijamin. Transfusi darah merupakan upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dengan menyediakan darah atau komponen darah yang cukup, aman, mudah diakses dan terjangkau oleh masyarakat.
Pemberi pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan transfusi darah yang aman, bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat, pelayanan darah hanya dapat dilakukan oleh petugas yang memiliki kompetensi dan kewenangan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi persyaratan tertentu. Meskipun dapat diyakini bahwa transfusi bukanlah tanpa risiko, akan tetapi data yang ada sering tidak mengindikasikan risiko aktual transfusi. Efek samping transfusi adalah segala sesuatu yang terjadi pada tahapan transfusi yang dapat menimbulkan kematian atau membahayakan jiwa donor ataupun pasien. Pemberian transfusi kepada perlu dikelola dengan baik dari mulai permintaan darah, informed consent, tatacara pemberian serta monitoring evaluasi pemberian tranfusi.
Rumah sakit sebagai sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Tenaga kesehatan di rumah sakit mempunyai tanggung jawab untuk memberi pelayanan kepada pasien sesuai kebutuhan tanpa membedakan agama, ras, kelas perawatan maupun status sosial. Perawat sebagai profesional pemberi asuhan pasien wajib memiliki kompetensi tentang manajemen nyeri, manajemen tranfusi dan menajemen restrain untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang profesional, bermutu dan aman bagi pasien. Salah satu apaya untuk meningkatkan kompetensi perawat adalah melalui pelatihan. Setelah mengikuti pelatihan, para tenaga keperawatan diharapkan mampu mengelola pasien dengan pemberian transfusi
Bedasarkan fakta di atas, maka Bagian Pendidkan dan Pelatihan RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat berencana melaksanakan kegiatan “Workshop Pelayanan Darah”demi mensukseskan kelancaran pelayanan kesehatan RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat. Pada pelatihan ini akan dibicarakan tentang manajemen secara keseluruhan dari bagaimana mendirikan BDRS, manajemen harian, troubleshooting, penggunaan klinis darah sampai perannya dalam akreditasi Rumah Sakit.
B. Tujuan Tujuan Umum Meningkatkan ketrampilan staf dalam pelayanan darah sehingga terwujudnya pelayanan yang bermutu sesuai dengan prinsip patient safety
Tujuan Khusus 1. Memberikan bekal bagi staf pelayanan Medik dan Keperawatan serta Penunjang Sarana Medik dalam pelayanan Darah 2. Menyamakan persepsi mengenai penerapan dan penatalaksanaan pelayanan Darah 3. Memperlancar proses pelayanan kesehatan di RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat 4. Menerapkan standard kerja sesuai peraturan yang berlaku cost effective tercapai 5. C. Peserta 1. Staf Pelayanan darah RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat 2. Staf penunjang Medik dan Penunjang Sarana Medik RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat D. Waktu dan tempat pelaksanaan Hari
: Senin- Selasa
Tanggal
: 14-15 Mei 2018
Tempat
: Ruang Pertemuan Lantai 3 RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat
E. Biaya Jumlah
Jenis
Harga @
Total
100
Nasi Kotak
25.000
2.500.000
100
Snack Kotak
15.000
1.500.000 4.000.000
F. Susunan acara JAM
URAIAN KEGIATAN
KETERANGAN
Hari Ke 1 tanggal 14 Mei 2018 08.00 - 08.30
Persiapan dan Absensi
08.30 – 09.00
Sambutan Kepala Bidang
Ns Indra Alamsyah, S.Kep. M.Si
Penunjang Medik dan Sarana serta Narasumber 09.00 – 09.45
Materi I: Pelayanan Darah dan Darah Kedaluarsa
dr. Laily Indrayanti Yusuf, Sp. PK
09.45 – 10.15
Materi II: Kualitas Kontrol
dr. Resma Hermawati, Sp. Pk (K)
Produk darah 10.15 – 11.30
Materi III: transpotasi dan
dr. Resma Hermawati, Sp. Pk (K)
Kulaitas Kontrol Darah rantai Dingin 11.30 – 12.30
Materi IV: Clinical Use Of Blood
dr. Laily Indrayanti Yusuf, Sp. PK
12.30 – 13.15
Materi
dr. Laily Indrayanti Yusuf, Sp. PK
V:
Reaksi
Tranfusi,
Monitoring dan Pelaksanaan 13.15 – 14.00
ISHOMA
14.00- 14.45
Materi VI : Pencegahan dan
dr. Resma Hermawati, Sp. Pk (K)
Pengendalian Infeksi di Pelayanan Dasah 14.45 – 15.30
Diskusi Kelompok Hari Ke 2 tanggal 15 Mei 2018
08.00 - 08.30
Persiapan dan Absensi
08.30 – 09.00
Materi VI : Pelayanan Tranfusi
Ns Indra Alamsyah, S.Kep. M.Si
Darah 09.00 – 09.45
Materi VI I: Pemeriksaan Pre
dr. Laily Indrayanti Yusuf, Sp. PK
tranfusi 09.45 – 10.15
Materi VIII: Penggolongan darah
dr. Resma Hermawati, Sp. Pk (K)
ABO dan Rhesus 10.15 – 11.30
Materi IX: Pitfall Pengambil
dr. Resma Hermawati, Sp. Pk (K)
Darah 11.30 – 12.30
Materi X : Pengambilan Darh
dr. Laily Indrayanti Yusuf, Sp. PK
dan Pemasalahannya 12.30 – 13.15
Materi
XI
:
inkompabilitas 13.15 – 14.00
ISHOMA
crossmact
dan
dr. Laily Indrayanti Yusuf, Sp. PK
14.00- 15.00
Diskusi , Praktek dan kunjungan Lapangan
15.00 – 15.30
Penutup
HASIL KEGIATAN “WORKSHOP PELAYANAN DARAH” TANGGAL 14-15 MEI 2018 DI RSUD ASY-SYIFA’ SUMBAWA BARAT
Pelayanan
Darah Rumah Sakit yang didirikan dan dikelola oleh Rumah Sakit yang
berkewajiban menyimpan darah yang telah diuji saring oleh UTDRS dan melakukan uji cocok serasi berdasarkan perjanjian kerjasama antara UTDRS dan unit Laboratorium. Pelayanan Darah Rumah Sakit berfungsi menyimpan darah dan mengeluarkannya bagi pasien yang memerlukan darah di RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat Tugas Utama Pelayanan Darah : 1. Menerima darah yang sudah diuji saring dari UTDRS secara teratur. 2. Menyimpan darah. 3. Melakukan uji cocok serasi darah donor dan darah pasien. 4. Menyerahkan darah yang cocok bagi pasien bagi pasien yang memerlukan darah. 5. Melacak penyebab reaksi transfusi yang dilaporkan Rumah Sakit. 6. Melaksanakan pemusnahan darah transfusi yang tidak layak pakai sesuai ketentuan.
PROSEDUR TEKNIS PELAYANAN TRANSFUSI DARAH Dalam melakukan pelayanan transfusi darah kepada masyarakat, UTDRS tidak hanya memfokuskan perhatiannya pada pendonor darah tetapi juga ke masyarakat yang pengguna darah. Karenanya menjadi penting untuk melakukan sosialisasi informasi mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan masalah transfusi darah kepada masyarakat luas, seperti ” Bagaimana menjadi donor darah; Prosedur permintaan Darah; Pengelolaan Darah dan “service cost” BLOOD SCREENING ( Pemeriksaan uji saring darah) Blood screening (pemeriksaan uji saring darah) merupakan salah satu tahap di dalam pengelolaan darah yang dilakukan UTDRS untuk mendapatkan darah yang betul-betul aman bagi pengguna darah (orang sakit). Bahkan, untuk menghindari tercemarnya darah dari HIV, pemerintah mengeluarkan surat keputusan Menkes RI No.622/Menkes/SK/VII/1992 tentang kewajiban pemeriksaan HIV pada darah yang disumbangkan donor. Pemeriksaan ini bersifat “mandatory”, namun tidak bertentangan dengan resolusi Komisi HAM PBB, karena yang diperiksa bukan orang yang menyumbangkan darah melainkan darah yang akan ditransfusikan (prinsip unlinked Anonymous). Saat ini tiap
Transfusi Darah telah melakukan uji saring terhadap 4 penyakit menular
berbahaya yaitu syphilis, hepatitis B & C dan HIV/AIDS. Apabila ada donor darah yang dicurigai
terinfeksi dengan hasil test yang mendukung, maka dirujuk ke UTDRS untuk dilakukan test ulang darah donor tersebut. Hasilnya dikembalikan ke UTDRS dan yang bersangkutan. Di UTDRS RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat apabila dicurigai adanya infeksi HIV/AIDS maka dilakukan rujukan pasien ke Poliklinik Khusus VCT yang menangani Konseling dan Terapi. Konseling Donor Darah Khusus mengenai konseling sebenarnya UTDRS telah mencoba untuk melakukan pre dan post konseling untuk hasil pemeriksaan darah yang positif terjangkit Sifilis, Hepatitis B & C. Dalam tahap pre konseling, sebelum pemeriksaan para donor diberitahu disertai penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan dari yang bersangkutan melalui lembar Inform Consent, bahwa jika hasil darahnya reaktif atau positif maka darah tersebut tidak akan digunakan untuk transfusi. Sedangkan pada tahap Post Konseling, setelah hasil pemeriksaan darah donor dinyatakan positif, maka diadakan pemanggilan kepada yang bersangkutan melalui pos. Namun untuk kasus HIV dipanggil langsung. Kemudian diberitahukan kepada yang bersangkutan untuk tidak menjadi donor darah: o
sampai hasil pemeriksaan darahnya negative pada sifilis
o
atau tidak menjadi donor darah untuk selamanya bagi pengidap HIV dan Hepatitis B&C.
o
Khusus untuk HIV, konseling belum dapat dilakukan karena: o
Prinsip Unlinked Anonymous
o
Belum siapnya seluruh UTDRS dan Pemerintah untuk melakukan konseling dan terapinya
Keamanan Darah Untuk menjaga keamanan darah terhadap resiko penularan infeksi dari donor kepada pasien penerima darah, setiap kantong darah harus diuji saring terhadap infeksi, antara lain terhadap Sifilis, Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV. Uji saring Sifilis telah dilaksanakan sejak tahun 1975 dan saat ini ditujukan terhadap antibodi treponema pallidum menggunakan reagensia TPHA. Uji saring Hepatitis B ditujukan terhadap HBsAg, Hepatitis C terhadap anti-HCV dan HIV terhadap anti-HIV. Metoda uji saring yang digunakan adalah Elisa (70% donasi), Rapid Test (30% donasi) dan NAT.
Untuk terciptanya disiplin serta meminimalisasi terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan, maka terdapat juga sistem dan mekanisme dalam pelaksanaan Donor darah. 1. Donor menyerahkan kartu donornya kepada petugas transfusi bila sudah pernah donor, dan yang baru nantinya setelah menyumbangkan darahnya akan dibuatkan kartu donor 2. Donor ditimbang berat badannya 3. Donor dites golongan darahnya dan kadar haemoglobin (HB)
4. Setelah memenuhi untuk menjadi donor sesuai persyaratan diatas seperti HB normal, berat badan cukup, maka donor dipersilahkan tidur untuk diperiksa kesehatannya oleh dokter transfusi 5. Setelah memenuhi syarat (sehat menurut dokter) barulah petugas transfusi darah (AID/PTID) siap untuk menyadap (mengambil) darahnya berdasarkan berat badan (250 cc – 500 cc) 6. Setelah diambil darahnya donor dipersilahkan ke kantin donor untuk menikmati hidangan ringan berupa kopi/susu, telor dan vitamin 7. Donor kembali ke bagian administrasi untuk mengambil kartu donornya yang telah diisi tanggal penyumbang dan registrasi oleh petugas 8. Selesai (pulang), dan bisa kembali menyumbangkan darahnya setelah 75 hari(2,5 bulan)
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEGIATAN “ORIENTASI UMUM STAF BARU” TANGGAL 8 APRIL S.D 11 APRIL 2018 DI RSUD ASY-SYIFA’ SUMBAWA BARAT
KESIMPULAN Program orientasi diselenggarakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan guna menghadapi masalah-masalah tersebut agar dapat terhindarkan. Adapun tiga kebutuhan tersebut adalah : 1. Program orientasi harus mampu membantu pekerja baru untuk mengetahui dan memahami standar pekerjaan, harapan Rumah Sakit pada dirinya, norma-norma dan tradisi yang dihormati dan berlaku di perusahaan dan kebijaksanaan perusahaan. 2. Program orientasi harus mampu membantu pekerja baru untuk memahami dan bersedia melaksanakan perilaku sosial yang mewarnai kehidupan organisasi sehari-hari. 3. Program orientasi harus mampu membantu pekerja baru untuk mengetahui dan memahami berbagaia aspek teknis pekerjaan agar mampu melaksanakan tugasnya secara efektif, efisien dan produktif. Program orientasi pada dasarnya bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kendalakendala yang dapat menghambat usaha mendayagunakan kemampuan tenaga kerja baru secara optimal dalam memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan Rumah Sakit. Sehubungan dengan itu, program orientasi dapat dilakukan dalam tiga bentuk / tingkat penyelenggaraan. 1. Orientasi Umum (dilakukan oleh Bagian Pendidkan dan Pelatihan) 2. Orientasi Khusus (dilakukan oleh Seksi setiap profesi staf baik pelayanan maupun penunjang) 3. Orientasi
Lanjutan
(dilakukan
oleh
Bagian
Pendidkan
dan
Pelatihan
untuk
pengembangan SDM) Bagi Staf baru, orientasi saat awal masuk kerja sangatlah penting untuk mengarahkan dirinya dalam beradaptasi dan mengerjakan pekerjaan. Sedangkan program pelatihan dapat mendorong Staf mengasah kemampuan yang dimiliki dalam mencapai tujuan dan strategi Rumah Sakit. Tidak
ada
salahnya
Rumah
Sakit
mulai
mengeluarkan budget khusus
untuk
meningkatkan skill dari talent terbaiknya. Seperti sekarang ini, peningkatan skill yang diberikan oleh Rumah Sakit menjadi salah satu faktor penentu engagement Staf pada Rumah Sakit. Pasalnya, pada era Akreditasi semakin tinggi tantangan dan semakin banyak kesempatan yang diberikan oleh Rumah Sakit untuk mengolah kemampuan Staf, akan semakin meningkatkan Mutu Pelayanan yang berorientasi pada Patient Safety pada Rumah Sakit.
REKOMENDASI
1. Setelah proses orientasi Staf selesai, dilanjutkan dengan pelatihan Staf. Pelatihan Staf adalah proses peningkatan skill atau kemampuan yang dibutuhkan Staf baru maupun Staf lama untuk melakukan pekerjaan. Pelatihan Staf berbanding lurus dengan strategi Rumah Sakit, dimana pelatihan diberikan sesuai kompetensi Staf dalam menjalankan strategi Rumah Sakit.
Pelatihan
dapat
mempengaruhi
kinerja
Staf,
bahkan
melebihi
dari
penilaian
danfeedback yang diberikan kepada Staf. Ada lima tahap proses pelatihan yang bisa diterapkan oleh Rumah Sakit (tahapan tersebut biasa disingkat menjadi “ADDIE”): 1. Analysis Pada tahap ini, harus menganalis kebutuhan pelatihan disesuaikan dengan kompetensi Staf. Namun perlu diperhatikan, bahwa pelatihan dibuat bertujuan untuk rencana strategis (jangka panjang) atau rencana saat ini (current).
2. Design Desain berarti merencanakan program pelatihan secara keseluruhan, termasuk objektif, metode penyampaian, dan evaluasi program.
3. Develop Tahapan ini, berarti membuat instruksi atau arahan. Dalam hal ini Rumah Sakit perlu membuat konten dan materi program pelatihan, mendesain bagaimana metode instruksional yang spesifik (apakah dengan lecture, case study, atau Web), memikirkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelatihan (iPad atau slide).
4. Implementation Tahap implementasi, Rumah Sakit harus mengembangkan prosedur untuk melatih fasilitator dan Staf. Prosedur untuk fasilitator mencakup kurikulum pelatihan, metode pelatihan yang digunakan, dan sistem pengujian. Sedangkan prosedur untuk Staf mencakup persiapan Staf saat menggunakan alat pelatihan (penggunaan iPad atau PC).
5. Evaluation Evaluasi menjadi tahapan yang penting bagi Rumah Sakit. Karena pada tahan inilah Rumah Sakit dapat melihat bagaimana hasil dari pelatihan yang diberikan kepada Staf. Mengukur hasil dari pelatihan dapat dilakukan dengan dua cara: – Time Series Perbandingan performance Staf sebelum dan setelah program pelatihan. – Controlled Experimentation Perbandingan performance pada Staf yang tidak mendapat pelatihan dengan yang sudah mendapat program pelatihan.
Ketua Diklat,
Amril Nurman, S.KM NIP. 19761123 200003 1 003
DOKUMENTASI KEGIATAN
HARI PERTAMA