Laporan Kunjungan Sosial.docx

  • Uploaded by: Vivie Veronica Tanama
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Kunjungan Sosial.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,156
  • Pages: 7
LAPORAN KUNJUNGAN SOSIAL PANTI ASUHAN KARENA KASIH

Kelompok A4 Elisabet Rumiris Sirait

102015073

Vivie Veronica Tanama

102015166

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510 Telephone: (021) 5694-2061, Fax : (021) 563 1731

Susunan Pantia Judul

: Kunjungan Sosial ke Panti Asuhan Karena Kasih

Kelompok

: A3 dan A4

Ketua

: Steven Dwi Saputra (102015153) / A4

Sekretaris

: Vivie Veronica Tanama (102015166) / A3

Bendahara

: Cheesa Priscilla (102013557) / A3

Sie. Acara

: Elisabeth Rumiris Sirait (102015073) / A3 Shelomita Frita Seri Taresa Singarimbun (102015079) / A4 Vanessa Malise Lisandra (102015111) / A3 Hillary Kokali (102015128) / A4 Sisilia Sintia Dewi (102015184) / A3 Nur Ainaa Athirah binti Zainudin (102015213) / A3 Nur Azeha binti Mohd Emran (102015215) / A4

Sie. Perlengkapan

: Hengky Pranandya Laksmana (102015020) / A3 Yuki Martajaya (102015025) / A4 Steffanus Mulyo Wibisono (102015067) / A3 Vicky Asianto (102015082) / A4 Ricky Saputra Salim (102015143) / A3

Sie. Dokumentasi

: Vivie Veronica Tanama (102015166) / A3 Dewi Kusuma Wangsa (102015170) / A4

Tgl. Pelaksanaan

: 3 Oktober 2015

Alamat

: Panti Asuhan Karena Kasih, Jalan Danau Agung II, Komplek Sunter Agung, Blok D-1 A/5, Sunter Agung, Jakarta Utara, 14350

Pendahuluan Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia cenderung berinteraksi dengan sesamanya. Interaksi ini bisa disebut dengan komunikasi. Dalam berkomunikasi, ada yang berperan sebagai si pemberi pesan dan ada penerima pesen. Komunikasi dilakukan untuk mencapai tujuan yang sama antar individu yang terlibat di dalamnya. Dalam ilmu kedokteran, terdapat kemampuan – kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh para dokter. Salah satunya adalah komunikasi. Komunikasi berlangsung secara dua arah dan bertujuan untuk mencapai kesembuhan yang pasien. Seorang dokter harus dapat melakukan komunikasi yang efektif kepada semua masyarakat. Dokter tersebut harus bersikap baik dalam segi pemanpilan maupun perkataan. Komunikasi bisa berjalan dengan efektif jika ada empati didalamnya. Empati adalah upaya dan kemampuan untuk memahami, menghayati dan menempatkan diri di tempat orang lain sesuai dengan identitas, pikiran, perasaan, keinginan, dan perilaku orang lain, tanpa mencampurbaurkan nilai-nilai atau selera pribadi. Empati yang didasari oleh kasih sayang, mengharuskan dokter untuk dapat mengdengarkan aktif, berusaha memberikan pertolongan kepada pasen, responsif terhadap kebutuhan dan kepentingan pasien, Dengan adanya empati juga, seorang dokter dapat membangun dan menolong pasien. Keterampilan seorang dokter dalam berkomunikasi empati tidaklah mudah, sehingga perlu dilatih sejak dini dan dimulai dari diri sendiri. Pada kesempatan kali ini, kami mengunjungi sebuah panti asuhan untuk dapat mempraktikan komunikasi dan empati kami sebagai mahasiswa kedokteran. Sehingga kami dapat belajar banyak dengan terjun langsung untuk berkomunikasi dengan teman-teman yang tinggal di panti terebut. Kami berkesempatan mengunjungi salah satu panti asuhan di Jakarta Utara yaitu Panti Asuhan Karena Kasih. Panti asuhan yang terletak di Jalan Danau Sunter ini berdiri sejak 14 Februari 1993, yang diketuai oleh Dr. Suhento Liauw. Beliau merupakan seorang gembala gereja. Pada awalnya, panti tersebut hanya berisi 5 orang anak. Kemudian berkembang terus hingga mencapa sekitar 50 anak. Tetapi beberapa dari mereka keluar dari panti tersebut untuk bekerja ataupun melanjutkan pendidikan di universitas. Saat ini, anak-anak di panti tersebut berjumlah 24 orang anak terdiri dari 5 anak perempuan dan 19 anak laki-laki dengan rentan usia 6 – 20 tahun dan terdapat 7 orang pengurus. Fasilitas yang

tersedia dalam panti ini adalah kamar tidur, ruang belajar, ruang makan, kamar mandi dan fasilitas lainnya yang menunjang kegiatan mereka. Panti asuhan ini tidak terlalu besar. Dari luar tampak seperti rumah biasa. Hal ini yang menjadikan anak-anak panti berasa seperti berada di rumah sendiri. Kegiatan mereka sehari-hari adalah sekolah yang berada di panti itu juga . Setiap hari Minggu juga melaksanakan ibadah.Panti asuhan ini dikelola oleh Yayasan Pelaksana Kasih Allah (PEKA). Yayasan tersebut mempunyai motto yang berisi “Agama yang baik menghasilkan umat yang berbuat baik pada umat agama lain”. Adapun tujuan dari kunjungan ini adalah agar kami sebagai mahasiswa belajar untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain dan menumbuhkan rasa empati. Kami dapat belajar dari kehidupan mereka yang berbeda dari kami.

Komunikasi dan Empati Kunjungan yang kami lakukan, kami rangkai dalam suatu acara yang diawali dengan perkenalan di mana anak-anak tersebut berkumpul di aula. Kemudian dilanjutkan dengan games kecil dan setelah itu wawancara yang dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Di sini, kami melakukan wawancara yang lebih santai. Sehingga anak-anak tersebut merasa lebih nyaman. Kami mendapatkan kelompok 6 yang beranggotakan 3 orang yaitu Alvian, Eric, dan Syela. Alvian berumur 6 tahun. Dia lebih pendiam dibandingkan Eric dan Syela. Ia belum lama tinggal di panti tersebut. Sebenarmya ia masih memiliki orang tua. Tetapi mereka berpisah dan ayahnya bekerja di Malaysia. Sebelumnya ia tinggal di daerah Indramayu Jawa Barat. Ia dititipkan ke panti tersebut agar dapat menjalankan pendidikan yang lebih baik. Selanjutnya adalah Eric. Ia menjalankan masa remajanya di panti ini. Eric yang saat ini berusia 15 tahun, pada awalnya tinggal di Ampera, Jakarta Utara. Kemudian ayahnya meninggal sehingga tantenya menitipkan dia di panti ini karena masalah ekonomi. Sama seperti remaja lainnya, Eric terbilang cukup mudah dalam bergaul. Ia murah senyum dan penampilanya seperti remaja lainya. Sama seperti Alvian, ia berada di panti ini agar dapat menjalankan pendidikan setinggi-tingginya. Yang ketiga adalah Syela yang berumur 16 tahun dan duduk di kelas XI. Syela bukanlah anak yatim piatu. Ia masih memiliki kedua orang tua serta lima saudara kandung di Kalimantan. Salah satu kakaknya berhenti sekolah dikarenakan

masalah ekonomi, sehingga ia memutuskan untuk berumahtangga . Karena masalah ekonomi itu pun, Syela dititipkan di panti ini agar dapat melanjutkan pendidikannya. Syela terbilang anak yang pendiam, sopan dan ramah. Ia cenderung terbuka ketika merasa nyaman saat berkomunkasi dengan orang lain. Ia berkata bahwa ia senang tinggal di panti tersebut, sebab merasa lebih memiliki banyak teman. Syela ingin menjadi orang yang sukses dengan menuntut ilmu setinggi-tingginya. Ia menjadikan kakak senior yang pernah tinggal di panti sebagai motivasi dalam mencapai cita-cita. Saat ini kakak-kakak senior tersebut ada yang sukses menjadi pramugari, bekerja di salah satu perusahaan asuransi, pendeta dan lain-lain.

Lampiran Dokumentasi

Kesimpulan Dari hasil kunjungan yang kami lakukan, kami dapat belajar bahwa kami tidak dapat berkomunikasi kepada setiap orang dengan cara yang sama. Untuk berkomunikasi dengan anak yang berusia di bawah 10 tahun, kami harus berbicara dengan lembut dan menyenangkan. Mereka juga lebih tertarik dengan hadiah. Berbeda dengan anak yang sudah remaja atau dewasa. Kami juga belajar bagaimana cara berempati dengan orang lain, Dari hasil wawancara singkat, kami dapat menyimpulkan bahwa sebagian dari mereka masih memiliki orang tua dan mereka berkeinginan untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya di panti ini.

Kesan Ini merupakan kunjugan pertama bagi kami ke panti asuhan. Pengalaman yang menyenangkan, sekaligus tak terlupakan. Banyak hal yang dapat dipelajari di sana yang tidak kami peroleh dari bangku pendidikan formal. Selain berkomunikasi dan berempati, kamu juga mendapatkan suatu pelajaran berharga yaitu bersyukur dalam segala hal yang telah kita terima. Ternyata, banyak orang-orang di luar sana yang tidak seberuntung kita.

Saran Ketika

punya

tujuan

hidup,

kita

harus

terus

berusaha

untuk

menggapainya, Tidak ada alasan untuk berhenti berharap dan berusaha. Kegagalankegagalan yang kita alamai bukan berarti bahwa kita berhenti berjuang, melainkan menjadi langkah awal dalam menuju keberhasilan.

Related Documents


More Documents from "fredian"