TUGAS AKHIR TERSTRUKTUR MODUL 5 KONSELING INDIVIDU Nama : Nopriadi Sya’dillah S.Pd No Peserta PPG : 19160181010261 NUPTK : 0452765667110033 Mata Pelajaran : Bimbingan dan Konseling Kompetensi : Bimbingan dan Konseling Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Batu Sopang Modul 5 ini memuat uraian tentang 4 pendekatan konseling, yaitu Berpusat pada Pribadi, Perilaku, Rational Emotive Behavior dan Singkat Berfokus Solusi. 1. Laporkanlah secara lengkap suatu aktivitas bimbingan kepada seorang peserta didik yang telah bapak/ibu laksanakan dan dipandang sebagai konseling yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan positif dalam diri peserta didik ini. Format laporan: (1) identitas peserta didik (nama samaran, kelas, jurusan (bagi SMA/SMK), (2) masalah yang dihadapi oleh peserta didik, (3) layanan konseling yang bapak/ibu berikan kepada peserta didik ini, dan (4) perubahan-perubahan positif yang dialami oleh peserta didik ini. 2. Identifikasikanlah pendekatan konseling apa yang menurut bapak/ibu gunakan (sesuai yang dibahas dalam modul 5) dengan menunjukkan ada atau tidaknya unsur-unsur pendekatan konseling tersebut dalam konseling yang bapak/ibu lakukan. Yang dimaksud unsurunsur pendekatan konseling adalah konsep dasar, tujuan konseling, langkah-langkah konseling (yang memuat prosedur dan teknik konseling) 3. Simpulkanlah seberapa besar kesesuaian pendekatan konseling yang bapak/ibu gunakan (yang telah diuraikan pada no 2) dengan pendekatan konseling yang dibahas dalam modul 5. LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL A. Identitas Konseli Nama : Er (Indentitas di samarkan) Umur : 16 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Domisili : Batu Kajang
;:
B. Deskripsi Masalah yang Dikeluhkan
Konseli adalah anak tunggalketiga dari 5 bersaudara. Dari segi sosial, pergaulan Er cenderung menutup diri dengan orang baru. Saat ini, Er merupakan siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Batu Sopang. Dia mengalami kendala dalam pergaulan serta dia sering melamun sehingga dia kadang saat diam terlalu lama ia bisa merasa sangat sedih dan serta tiba-tiba sangat senang walaupun ia sebenarnya gak tahu apa yang menyebabkan itu. Ia sering melamun tentang hal-hal yang terjadi dimasa SD dan SMP. C. Kerangka Kerja Teoretik Reality Therapy (Terapi Realitas) merupakan suatu bentuk hubungan pertolongan yang praktis, relatif sederhana dan bentuk bantuan langsung kepada konseli, yang dapat dilakukan dalam rangka mengembangkan dan membina kepribadian konseli secara sukses, dengan cara memberi tanggung jawab kepada konseli yang bersangkutan. Terapi Realitas berprinsip seseorang dapat dengan penuh optimis menerima bantuan dari terapis/konselor untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dasar
dan
mampu
menghadapi
kenyataan
tanpa
merugikan siapapun. Pendekatan
yang
dikembangkan
oleh
William
Glasser
ini
lebih
menekankan masa kini, maka dalam memberikan bantuan tidak perlu melacak sejauh mungkin pada masa lalunya, sehingga yang paling dipentingkan adalah bagaimana konseli dapat memperoleh kesuksesan pada masa yang akan datang. Beberapa ciri Reality Therapy antara lain : (1) Menolak adanya konsep sakit
mental
pada
setiap
individu,
yang
ada
adalah
perilaku
tak
bertanggungjawab tetapi masih dalam taraf mental yang sehat; (2) Berorientasi pada keadaan yang akan datang dengan fokus pada perilaku yang sekarang yang mungkin diubah, diperbaiki, dianalisis dan ditafsirkan. Perilaku masa lampau tidak bisa diubah tetapi diterima apa adanya, sebagai pengalaman yang berharga; (3) Menekankan aspek kesadaran dari konseli yang harus dinyatakan dalam perilaku tentang apa yang harus dikerjakan dan diinginkan oleh konseli. Tanggung jawab dan perilaku nyata yang harus diwujudkan konseli adalah sesuatu yang bernilai dan bermakna dan disadarinya; (4) Menekankan konsep tanggung jawab agar
konseli dapat berguna bagi dirinya dan bagi orang lain melalui perwujudan perilaku nyata. D. Diagnosis Suka melamun karena kurang kegiatan dirumah serta selalu mengingat-ingat masalalu. E. Prognosis Membantu konseli agar dapat aktif membantu diri dengan mengisi hari-harinya dengan kegiatan yang dapat mengurangi kegiata melamunnya. F. Tujuan Konseling Mendorong konseli agar berani berkomitmen dan bertanggung jawab serta memikul segala resiko yang ada, sesuai dengan kemampuan dan keinginannya dalam perkembangan dan pertumbuhannya. G. Layanan Konseling 1. Pendekatan yang digunakan Reality Therapy (Terapi Realitas). Pendekatan ini digunakan dengan alasan bahwa konseli hendaknya bertanggungjawab atas apa yang telah menjadi pilihannya, yaitu pindah ke Bimbingan dan Konseling, dan menghadapi segala konsekuensinya. 2. Teknik Konselor membantu konseli untuk merumuskan perilaku tertentu yang akan dilakukannya dan juga melalui humor. Humor digunakan untuk mendorong suasana yang segar dan rileks. Secara verbal dapat juga digunakan untuk memotivasi konseli dan memberikan penguatan atau mungkin konfrontasi. 3. Langkah-langkah konseling yang ditempuh
Mengawali Konseling. Bentuknya berupa attending agar konseli merasa diterima dan nyaman dengan konselor. Konselor juga menciptakan rapport, yaitu hubungan baik dengan konseli agar timbul rasa percaya konseli bahwa segala usaha konselor disadari benar oleh konseli untuk kepentingannya.
Inti Konseling. Konseli didorong untuk mengatakan perasaan-perasaannya saat menjalani konseling, bukan berkutat dan menceritakan masa lalu. Memotivasi konseli untuk menyadari apa yang menjadi tanggung jawabnya saat ini.
Mengakhiri Konseling. Setelah konseli memperoleh pemahaman tentang dirinya dan menyadari tanggung jawab yang dimiliki, konseling akan memasuki tahap akhir. Konseli memiliki kepercayaan terhadap dirinya bahwa dia mampu menghadapi segala konsekuensi atas pilihannya.
4.
Pelaksanaan konseling Selama konseling, konselor berperan sebagai motivator, yang mendorong konseli untuk : (a) menerima dan memperoleh keadaan nyata, baik dalam perbuatan maupun harapan yang ingin dicapainya; dan (b) merangsang konseli untuk mampu mengambil keputusan sendiri, sehingga tidak menjadi individu yang hidup selalu dalam ketergantungan yang dapat menyulitkan dirinya sendiri. Konselor juga berperan sebagai moralis yang memegang peranan untuk menentukan kedudukan nilai dari tingkah laku konseli. Konselor akan memberi pujian apabila konseli bertanggung jawab atas perilakunya, dan sebaliknya. Teknik humor dipakai dalam keadaan tertentu yang memungkinkan konseli merasa rileks atau konseling menjadi proses yang tidak menegangkan seperti diadili. H. Hasil Layanan yang Dicapai Konseli dapat membuat kontrak dengan konselor dan membuat kegiatan baru sesuai apa yang diinginkan konseli dan apabila itu dilanggar maka konseli bertanggungjawab dan menerima konsekuensi yang telah dibuat konseli sendiri. I. Rencana Tindak Lanjut Apabila konseli kembali mengalami kebiasaannya melamun dan masih sering kurang stabil emosinya, dapat dilakukan konseling ulang. Jika konselor sudah tidak dapat menangani karena ada sebab-sebab tertentu, maka dilakukan referal.
No
Tokoh
Dialog Mas saya mau ketemu dengan mas
1.
Er
2.
Iya dek, namanya siapa Praktikan dek?
3.
Er
4.
Klau Boleh tahu apa ada Praktikan masalah yang ingin diceritakan?
5.
Er
6.
7.
8.
9.
Er
Gini mas, saya itu merasa kalau saya itu big polar.
Bigpolar, kenapa dek kmu Praktikan kok bisa merasa kalau kamu itu big polar? Er
Keterampilan Teknik
Menunduk sambil duduk.. Attending Sambil menunduk. Menatap Er sambil terus memperhatika nnya
Attending
Merasa murung dan sedih Empati
Karena saya itu kadangkadang merasa sangat sedih dan samgat senang kejadian kayak ini itu terjadi secara tidak aku sadari mas.
Em gitu ya dek, saat apa Praktikan saja adik merasakan hal-hal seperti itu? Er
Keterangan
Bertanya
Saya merasakan hal-hal itu saat aku sedang melamun mas. Ya bisa terjadi di sekolahan sama dirumah mas.
Ok. Kalau boleh tahu 10. Praktikan kegitan adik dirumah apa saja sepulang
Bertanya
sekolah? 11. Er
Ya kalau pulang sekolah saya hanya tidur mas kalau gak itu ya hanya dikamar mas dan sebenarnya saya itu bosen dengan kegiatan ini mas.
12. Praktikan Bosen? Hla adik tidak mencoba untuk mencari kegiatan baru disekolah atau dirumah, semacam ekstrakurikuler atau main sama teman-teman gitu? 13. Er
Bertanya
Saya males mas kalau ikut kegiatan kayak itu, dan aku tu pengennya main tpi sama ibuk aku gak boleh main kalau tidak sama temen-temenku
Adik tadi bilang pengen 14. Praktikan main tpi adik gak boleh main sendiri keluar rumah jika tidak bersama temanmu. Kalau boleh tahu mengapa adik gak ngajak temen-
Bertanya
temen adik aja untuk cari hiburan atau kegiatan keluar? 15. Er
16. Praktikan
17. Er
18. Praktikan
19. Er 20. Praktikan
21. Er
22. Praktikan
23. Er
Teman-teman saya itu klau saya ajak main pasti mereka bilang baru ada acara padahal aku tahu kalau temenku ini mau main sama gengnya atau temanku yang lain. Berpikir positif aja dek jangan berburuk sangka. Hla gimna Mas saya merasa kalau temen-temenku itu tidak senang denganku.
Kembali menunduk
Em, kalau boleh thu temen adik itu merasa tidak suka dengan adik karena apa? Gak tahu mas mungkin karena kebiasaanku ngelamun. Ya dek, Terus apa yang sebenarnya adik pingin lakukan kedepannya?
.
Empati
Klau bisa saya pengen kebiasaan melamunku itu berkurang mas atau bahkan bisa hilang. Ok dek, adik kira-kira mau gak melakukan kontrak sama saya mengenai upaya membantu adek menghilangkan kebiasaan melamnmu? Iya mas, saya pengen saya itu kurangi kebiasaan melamunku biar saya itu tidak merasa sedih dan senang mendadak serta teman-temanku bisa dekat ma
Penawaran kontrak kerja Bertanya
Praktika 26. n Iya dek supaya kmu dapat mengurangi melamunmu tdi. 27. E
Bertanya
Em yaudah deh mas tak cobanya dulu
Praktika 28. n Jadi selama Dua minggu ini tolong cari kegiatan baru serta setiap hari upayakan mencatat kegiatan sehari-harimu dan besok saya mau lihat buku catatan harianmu. 29. E
Ya mas.
Terdiam cukup lama
Praktika Baik dek karena waktu juga 30. n dah sore, mungkin masih ada yang mau didiskusikan sama mas tidak? Oiya besok saya tunggu hasilnya 2 minggu lagi 31. E
Cukup mas
Praktika Baiklah.untuk pertemuan kali 32. n ini kita cukupkan disini. Seumpama masih ada hal-hal yang menjadi masalah adik besok bisa kita bicarakan lagi. Pokoknya gak usah malu untuk bercerita.
Menutup pertemuan