LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Menentukan Trayek pH Indikator Alami
Oleh: Nur Ismi Khoironnisa (XI-A4/ 24) Rima Azmi Muayadah (XI-A4/ 26) Safiatuddina Quthrunada (XI-A4/ 28) Siti Hana Udagawa (XI-A4/ 31)
Guru Mata Perlajaran: Rr. Dewi M. K. A, S.Pd
MAN 2 KOTA KEDIRI Jl. Letjend Soeprapto Nomor 58 Kediri Telepon 903540 687876 Faksimile (0354) 691771 Website: www.man3kediri.sch.id
A. Tujuan Menentukan trayek pH jeruk nipis dan trayek pH ekstrak daun salam sebagai indikator alami larutan asam basa. B. Alat dan Bahan 1.
Jeruk nipis
2.
Daun salam
3.
Akuades
4.
Lakmus merah dan biru
5.
Mortar
6.
Alat penyaring
7.
Tabung reaksi
8.
Gelas beaker
9.
Pipet tetes
10. Kertas pH 11. Larutan Detergen 12. Pelat tetes 13. Cuka
C. Langkah Kerja 1. Membuat ekstrak dari indikator alami dengan menghaluskan daun salam menggunakan mortar, lalu menambahkan akuades sebesar 10 ml agar larutannya tidak terlalu pekat. 2. Menyaring larutan tersebut menggunakan alat penyaring, kemudian menempatkan ekstraknya dalam gelas beaker. 3. Mengambil 2-3 tetes ekstrak, lalu meletakkannya di pelat tetes. 4. Menyampurkan sampel tersebut dengan larutan cuka dan detergen. 5. Mengukur pH larutan tersebut menggunakan kertas indikator pH 6. Melihat perubahan warnanya, kemudian disesuaikan dengan peta warna yang ada pada wadah kertas indikator pH. Setelah itu, mencatat hasilnya.
7. Mengecek larutan tersebut menggunakan kertas lakmus untuk mengetahui sifat larutannya, asam atau basa. Setelah itu, mencatvt hasilnya. 8. Melakukan pengamatan yang sama terhadap larutan jeruk nipis. Selain itu, juga melakukan pengamatan terhadap larutan buah naga sebagai indikator alami, serta PP dan MO sebagai indikator universal dengan langkah-langkah yang sama. 9. Mengamati seluruh perubahan yang ada dan mencatat hasilnya.
D. Data Pengamatan Pada uji indikator ini kelompok kami menggunakan 2 sampel utama yaitu jeruk nipis dan daun salam. Sampel yang digunakan untuk pembanding adalah buah naga sebagai indikator alami serta larutan Fenolftalein (PP) dan Metil Jingga atau Metil (MO) sebagai indikator buatan. Pengamatan yang telah dilakukan menghasilkan beberapa hal, berikut.
No.
Sampel Percobaan
pH
Lakmus Merah
Lakmus Biru
1
Jeruk nipis
-
Merah
Merah
2
Daun Salam
-
Biru (keunguan)
Biru
3
Naga
-
Merah
Merah
4
Cuka + Jeruk nipis
3
Merah
Merah
5
Detergen + Jeruk
5
Biru
Biru
6
Cuka + Daun Salam
4
Merah
Merah
7
Detergen + Daun Salam
9
Biru
Biru
8
MO + Cuka
3
Merah
Merah
9
MO + Detergen
12
Biru
Biru
10
PP + Cuka
3
Merah
Merah
11
PP + Detergen
11
Biru
Biru
12
Cuka + Buah naga
0
Merah
Merah
13
Detergen + Buah naga
10
Merah
Merah
E. Dasar Teori Indikator asam basa adalah zat yang menghasilkan warna berbeda dalam suasana asam atau basa. Berfungsi untuk membedakan larutan asam dan basa. Indikator asam basa dapat dilakukan dengan menggunakan dua alat yaitu pH meter dan kertas lakmus. PH meter digunakan untuk mengukur pH suatu larutan.J ika larutan mempunyai pH <7 artinya larutan adalah asam. Jika mempunyai pH >7 artinya larutan adalah basa. 1. Indikator alami Indikator alami adalah indikator yang dibuat menggunakan ekstrak tumbuhan-tumbuhan seperti bunga, umbi, kulit buah, juga daun-daun berwarna. Contoh yang spesifik adalah kunyit, kubis merah, kubis ungu, bunga sepatu, bunga mawar, bayam merah, geranium. Dengan menggunakan indikator ini, kita bisa menentukan suatu larutan bersifat asam, basa, atau netral. Cara mengetahuinya dengan meneteskan ekstrak tumbuhan tadi ke dalam sebuah larutan, kemudian melihat perubahan warnanya. Dari perubahan warna itulah kita bisa tahu mana larutan yang mengandung asam atau basa. 2. Indikator universal Berbeda dengan indikator alami, indikator universal merupakan campuran dari berbagai macam indikator yang dapat menunjukkan pH (power of hydrogen) suatu larutan dari perubahan warnanya. Keasaman dan kebasaan ditunjukkan pada rentang pH 1-14. Warna-warna yang menandakan pH larutan yang telah ditambahkan indikator universal:
Warna kuning sampai merah menunjukkan larutan asam, kemudian warna biru sampai biru tua, begitu juga ungu itu menunjukkan larutan basa, sedangkan warna hijau berarti menunjukkan bahwa larutan tersebut netral. Berikut komponen indikator universal.
Indikator universal dapat berbentuk kertas maupun larutan. Kertas yang dapat digunakan adalah kertas indikator pH. Kertas indikator ini berupa kertas serap berbentuk strip, dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna. Cara menggunakannya itu mudah banget. Kamu tinggal mencelupkan sehelai kertas indicator ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Lalu menyesuaikan dengan peta warnanya. Jika
berubah menjadi merah, berarti larutan tersebut asam, jika berwarna biru, maka larutan tersebut basa. Sedangkan salah satu contoh dari larutan indikator universal adalah larutan metil jingga (Metil Orange = MO). Jika pH-nya kurang dari 6, larutan ini akan berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7, warnanya menjadi kuning. 3. pH meter Berbeda dari indikator alami dan indikator universal, pH meter merupakan sebuah alat elektronik atau bisa dikatakan alat yang lebih modern untuk mengukur pH (derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat).
Gambar pH meter (Sumber: www.indiamart.com)
F. Kesimpulan dan Analisis Dari uji indikator asam basa ini, kita mengamati pada hasil dari pengamatan terhadap larutan detergen dicampur dengan air jeruk nipis. Kertas indikator pH menunjukkan bahwa campuran tersebut memiliki pH 5, sedangkan pengamatan dengan kertas lakmus menunjukkan bahwa campuran tersebut bersifat basa. Apabila suatu larutan memilki pH <7, maka seharusnya larutan tersebut bersifat asam. Kejadian ini juga terjadi
pada campuran larutan buah naga dengan detergen yang terdeteksi memiliki pH 10, tetapi memerahkan lakmus. Hal ini mungkin disebabkan oleh rusaknya kertas indikator pH atau karena telah terkontaminasi oleh larutan lain. Dari pengamatan di atas, kita dapat mengetahui bahwa bahan alami seperti, jeruk nipis dan daun salam, dapat dijadikan sebagai indikator asam basa. Buah naga tidak dapat dijadikan indikator alami asam basa karena ketika dalam suasana asam, larutan tersebut memerahkan kertas lakmus. Apabila diukur dengan kertas indikator pH, hasilnya menunjukkan bahwa larutan tersebut memilki pH 0. Begitupun ketika dalam suasana basa. Ketika dicampur dengan larutan detergen, campuran ini memiliki pH 10, tetapi memerahkan lakmus. Oleh karena memerahkan kertas lakmus, maka larutan buah naga hanya bersifat asam dan tidak dapat dijadikan sebagai indikator asam basa.
G. Daftar Pustaka Guru, Ruang. 2019. Cara menentukan Indikator Asam Basa di https://blog.ruangguru.com/cara-menentukan-indikator-asam-basa 07 Februari 2019 )
(akses