Laporan Hepatitis B Revisi 1 Perbaikan Acc.docx

  • Uploaded by: Novaria Marbun
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Hepatitis B Revisi 1 Perbaikan Acc.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,149
  • Pages: 16
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan organ hati yang dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain infeksi virus, gangguan metabolisme, obat-obatan, alkohol, maupun parasit. Hepatitis juga merupakan salah satu penyakit yang mendapatkan perhatian serius di Indonesia, terlebih dengan jumlah penduduk yang besar serta kompleksitas yang terkait. Selain itu meningkatnya kasus obesitas, diabetes melitus, dan hiperlipidemia, membawa konsekuensi bagi komplikasi hati, salah satunya hepatitis (Wening Sari, 2008). Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Bar, 2002). Hepatitis telah menjadi masalah global. Saat ini diperkirakan 400 juta orang di dunia terinfeksi penyakit hepatitis B kronis, bahkan sekitar 1 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit tersebut. Hepatitis menjadi masalah penting di Indonesia yang merupakan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia (Wening Sari, 2008). Infeksi virus hepatitis B (VHB) merupakan infeksi yang unik. Tidak banyak jenis virus yang menyebabkan infeksi pada seseorang dengan memberikan dampak sosial-ekonomi yang besar karena penyakit ini menyebabkan infeksi pada populasi dalam skala dunia, dan variasi penampilan kliniknya yang sedemikian beraneka ragam (bisa dalam bentuk hepatitis akut, hepatitis kronis tidak aktif, hepatitis kronis aktif, sirosis hati atau kanker hati) (Cahyono, 2010). Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2011 dalam Anna (2011) menyebutkan, hingga saat ini sekitar dua miliar orang terinfeksi virus hepatitis B di seluruh dunia dan 350 juta orang di antaranya berlanjut jadi infeksi hepatitis B kronis. Diperkirakan, 600.000 orang meninggal dunia per tahun karena penyakit tersebut. Angka kejadian infeksi hepatitis B kronis di Indonesia diperkirakan mencapai 5-10 persen dari jumlah penduduk. Hepatitis B termasuk pembunuh diam-diam karena banyak orang yang tidak tahu dirinya terinfeksi sehingga terlambat ditangani dan terinfeksi seumur hidup. Kebanyakan kasus infeksi hepatitis B bisa sembuh dalam waktu enam bulan, tetapi sekitar 10 persen infeksi bisa berkembang menjadi infeksi kronis. Infeksi kronis pada hati bisa menyebabkan terjadinya pembentukan jaringan ikat pada hati sehingga hati berbenjol-benjol dan fungsi hati terganggu dan dalam jangka panjang penderitanya bisa terkena sirosis serta kanker hati 1

B. Tujuan 1. Tujuan umum Mengetahui cara penanganan dan memberikan asuhan kebidanan pada Ny.E dengan hepatitits B di ruang IGD Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin. 2. Tujuan khusus a. Mengidentifikasi data subjektif dan objektif pada Ny.E dengan Hepatitis B di ruang IGD rumah sakit Sari Mulia Banjarmasin. b. Memberikan diagnosa sesuai data pada Ny.E di IGD Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin c. Memberikan penatalaksanaan pada Ny.E dengan Hepatitis B di ruang IGD Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin.. d. Memberikan evaluasi pada pasien Ny.E dengan Hepatitis B. C. Manfaat Dapat menambah wawasan kebidanan tentang pengetahuan sikap dan perilaku pencegahan hepatitis B.

2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Hepatitis merupakan infeksi pada hati, baik disebabkan oleh virus atau tidak. Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatotropik ada tiga tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C. hepatitis yang tidak disebabkan oleh virus biasanya disebabkan oleh adanya zat-zat kimia atau obat, seperti karbon tetraklorida, jamur racun, dan vinyl klorida (Asep suryana abdurahmat, 2010: 153). Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 2011).

B. Etiologi Menurut Suyono, (2007. Hal 427) Secara umum agen hepatitis virus dapat diklafikasikan kedalam dua grup yaitu hepatitis dengan transmisi secara enterik dan transmisi darah. 1. Transmisi secara enteric; Virus tanpa selubung. Tahan terhadap cairan empedu. Ditemukan di tinja. Tidak dihubungkan dengan penyakit hati kronik. Tidak terjadi viremia yang berkepanjangan atau kondisi karier intestinal. 2. Transmisi melalui darah; Terdiri atas virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis C (HCV). Virus dengan selubung (envelope). Rusak bila terpajan cairan empedu/detergen. Tidak terdapat dalam tinja. Dihubungkan dengan penyakit hati kronik. Dihubungkan dengan viremia yang persisten C. Patofisiologi Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada selsel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, 3

sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal. Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati. Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin. Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

D. Tanda dan gejala Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk membedakannya secara pasyi masih diperlukan bantuan melalui pemeriksaan darah penderita.gejala penderita hepatitis virus mula mula badanya terasa panas, mual dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis virus biasnya dapat sembuh setelah satu bulan. Hampir semua penderita hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna, sedangkan penderita hepatitis C dapat menjadi kronis. Mengenai hepatitis delta dan E belum dapat di ketahuisevara pasti bagaimana perjalanan penyakitnya.

4

Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh sempurna, tetapi sebagian kecil (kira-kira 10%) akan mengalami kronis (menahun) atau meninggal.penderita hepatitis B yang menahun setelah 20-40 tahun kemudian ada kemungkinan hatinya mengeras(sirosis), dan ada pula yang berubah menjadi kanker hati. Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik sampai penyakit yang mencolok, kegagalan hati, dan kematian. Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu : 1. Stadium prodromal, disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus selesai dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut praikterus karena ikterus belu muncul. Antibodi terhadap virus biasanya belum dijumpai, stdium ini berlangsung 12 minggu dan ditandai oleh : a. Malese umum b. Anoreksia c. Sakit kepala d. Rasa malas e. Rasa lelah f.

Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas

g. Mialgia (nyeri otot) 2. Stadium ikterus. Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagia besar orang stadium ini ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi lainnya adalah: a. Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal b. Pembesaran dan nyeri hati c. Splenomegali d. Mungkin gatal ( pruritus ) dikulit 3. Stadium pemulihan. Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini: a. Gejala-gejala mereda termasuk ikterus b. Nafsu makan pulih c. Apabila tedapat splenomegali, akan segera mengecil

E. Klasifikasi 1. Hepatitis A Virus Hepatitis A adalah bentuk hepatitis yang paling menular dan mempunyai karakteristik sebagai penyakit yang dapat sembuh sendiri. Hepatitis ini ditularkan terutama melalui rute-fekal oral, dan dapat juga 5

ditularkan melalui pengolahan makanan yang kurang bersih, makanan yang terkontaminasi, dan kerang kerangan dari air yang telah terkontaminasi limbah. 2. Hepatitis B dan Hepatitis C Virus Hepatitis B dan Hepatitis C ditularkan melalui darah atau produk darah dan secret tubuh (eksudat luka, semen, liur, air susu ibu, urine). 3. Hepatitis D Virus Hepatitis D hanya dapat menimbulkan infeksi dan manifestasi klinis jika terdapat infeksi hepatitis B. virus tersebut hidup sebagai parasit pada hepatitis B. 4. Hepatitis E Hepatitis E adalah epidemik atau hepatitis non-A, non-B yang ditularkan secara enterik. Penularan terjadi melalui rute fekal-air yang terkontaminasi dan sering terjadi setelah bencana alam di negara-negara berkembang. 5. Hepatitis G Penyebab utama infeksi hepatitis G adalah melalui transfusi dan transplantasi organ ( Betz, C.L. 2009. Hal 221). 6. Komplikasi Hepatitis fulminan ditandai dengan gejala dan tanda gagal hati akut, penciutan hati, kadar bilirubin serum meningkat cepat,pemanjangan waktu protrombin dan koma hepatikum. Prognosis adalah kematian pada 60-80% pasien. Komplikasi tersering adalah perjalanan klinis yang lebih lama hngga berkisar dari 2-8 bulan. Sekitar 5-10% paasien heatitis virus mengalami kekambuhan setelah sembuh dari serangan awal. Sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif atau kronis aktif bila terjadi kerusakan hati seperti digerogoti (piece meal) dan terjadi sirosis. Terapi kortikosteroid dapat memperlambat perluasan cidera hati namun prognosisnya tetap buruk. Komplikasi lanjut hepatitis yang bermakna adalah berkembangnya karsinoma heatoseluler sekunder. Komplikasi hepatitis menurut FKUI (2006) adalah: a. Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik. b. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.

6

c. Komplikasi yang sering adalah sesosis, pada serosis kerusakan sel hati akan diganti oleh jaringan parut (sikatrik) semakin parah kerusakan, semakin beras jaringan parut yang terbentuk dan semakin berkurang jumlah sel hati yang sehat.

F. Penatalaksanaan Pengobatan hepatitis virus terutama bersifat suportif dan mencangkup : 1. Istirahat sesuai keperluan 2. Pendidikan mengenai menghindari pemakaian alcohol atau obat lain 3. Pendidikan mengenai cara penularan kepada mitra seksual dan anggota keluarga 4. Keluarga dan pasien hepatitis ditawarkan untuk menerima gama globulin murni yang spesifik terhadap HAV atau HBV yang dapat memberikan imunitas pasif terhadap infeksi. Imunitas ini bersifet sementara 5. Baru-baru ini FDA memberikan izin untuk penberian vaksin hepatitis A. vaksin ini dibuat dari virus hepatitis inaktif. Penelitian-penelitian menunjukan bahwa vaksin ini 96% efektif setelah pemberian satu dosis. 6. Tersedia vaksin untuk HBV, Karena sifat virus yang sangat menular dan berpotensi menyebabkan kematian, maka sangat dianjurkan bahwa semua individu yang termasuk dikelompoknya beresiko tinggi, termasuk para tenaga keshatan atau orang-orang yang terpajan ke produk darah, vaksinasi. Yang juga dianjurkan untuk divaksinasi dalah orang-orang yang beresiko terhadap virus, termasuk kaum homoseksual atau heteroseksual yang aktif secara seksual, pecandu oabat bius, dan bayi. 7. Vaksinasi terhadap HBV dihasilkan melalui penyuntikan intramuskulus DNA rekombinaan sebanyak tiga kali pada interval –interval yang telah ditentukan. Dosis pertama dan kedua diberikan terpisah satu bulan, dan dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah dosis ke dua. Vaksinasi ini 85% efektif dalam membentuk kekebalan.

7

BAB III LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. E DENGAN HAPATITIS B DI RUANG IGD RS.SARI MULIA BANJARMASIN

Tempat pengkajian

: Ruang IGD

Tanggal pengkajian

: 18 Februari 2018

Waktu pengkajian

: 20.20 WITA

1. Data Subjektif 1. Biodata a. Identitas pasien Nama

: Ny. E

Umur

: 40 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Alamat

: Gambut

b. Identitas Penanggung Jawab Nama Wali

: Ny. A

Umur

: 42 tahun

Agama

: Islam

Alamat

: Gambut

2. Keluhan Utama Pasien mengatakan pusing, nyeri ulu hati, sesak napas, mual, terkadang muntah sudah berjalan kurang lebih 3 hari. 3. Riwayat Kesehatan Sekarang sekarang pasien mengatakan nyeri ulu hati, pusing, mual dan lemas kurang lebih 3 hari. karena masih merasa lemas, pusing dan nyeri ulu hati pasien dan keluarga

ke IGD RS. Sari Mulia Banjarmasin Untuk melakukan

pengobatan dan Rawat inap 4. Riwayat kesehatan terdahulu Pasien mengatakan sebelumnya pernah pusing, mual, nyeri ulu hati hanya sebentar langsung hilang dan belum pernah di rawat inap 5. Riwayat kesehatan keluarga Pasien dan keluarga pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, HIV penyakit keturunan seperti DM, Asma, Hipertensi dan jantung. 8

6. Pola Kebutuhan Aspek yang dinilai 1

Sebelum sakit

Selama sakit

Nutrisi .

-

Makan

-

3x sehari Nasi,

sayur,

-

1x sehari bubur dan lauk,

lauk, buah – buahan

-

Minum

-

5 – 8 gelas

-

3 – 5 gelas

-

Pantangan

-

Tidak ada

-

Pedas, asam,manis

-

keluhan

-

Tidak ada

-

Mual,pusing,ulu hati sakit

2

Eliminasi -

Kebiasaan BAB

-

1x sehari

-

Jarang

-

Konsistensi

-

Lembek

-

Lembek

-

Warna

-

Kuning

Kuning

kadang

seperti teh

-

Bau

-

Khas feaces

-

Khas feaces

-

Kebiasaan BAK

-

4 – 6 x sehari

-

2 – 4 x sehari

-

Warna

-

Kuning

-

Kuning

9

-

Bau

-

Khas

-

Khas amoniak

-

Tidak

amoniak 3

Pola aktifitas .

4

-

sehari – hari

-

Dapat melakukan

melakukan

aktifitas

aktifitas

Pola istirahat -

Tidur siang

-

Kadang-

-

kadang

-

5

dapat

Tidur malam

Kadang



kadang

-

7 – 8 jam

-

3 – 5 jam

-

2x sehari

-

Kadang

Pola kebersihan -

Mandi

-

kadang

-

Sikat gigi

-

2x sehari

-

Kadang

-

kadang

-

Keramas

-

1x sehari

-

Tidak pernah

-

Gunting kuku

-

1x seminggu

-

Tidak pernah

2. Data Objektif 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan umum

: Lemas,

b. Kesadaran

: Compos mentis (E:4, V:5, M:5 jumlah nilai Kesadaran : 14)

c. Berat badan

: 55 kg

d. Tinggi badan

:155 cm

e. Tanda-tanda Vital TD

: 110/80 mmHg

Nadi

: 80x/menit

Suhu

: 36,5 0C

Respirasi

: 25x/menit 10

2. Pemeriksaan fisik Kepala

: Kulit kepala bersih, rambut hitam,Tipis, tidak ada Ketombe

Muka

: Tampak pucat.

Mata

: Simetris, konjungtiva pucat,

Telinga

: Simetris, tidak ada pengeluaran Serumen.

Hidung

: Tidak ada polip, dan tidak ada Pengeluara secret

Mulut

: Bibir pucat, tidak sariawa, tidak Pecah–pecah

Leher

: Tidak tampak pembesaran vena Jugularis dan pembengkakan

Kelenjer tiroid serta mampu

di Gerakan ke kanan dan ke kiri Dada

: Tidak ada retraksi dada saat Inspirasi dan Ekspirasi

Abdomen

: Tidak tampak luka bekas operasi, terdapat Nyeri tekan, bising usus40x/menit.

3. Pemeriksaan penunjang a. Laboratorium

: Fungsi hati

: - SGOT

: 421 (+)

- SGPT

: 692 (+)

- Hbs Ag Latex

:non reaktif

3. Analisis Data a. Diagnosa

: Ny.E umur 40 tahun dengen hepatitis B

b. Masalah

: Nyeri ulu hati, pusing, lemas, mual, muntah

c. Kebutuhan

: Pengobatan, Perawatan, KIE

4. Penatalaksanaan 1. Memberitahu pasien, hasil pemriksaan bahwa, TD 110/80 mmHg, 80x/menit, Suhu 36,5

Nadi

C, Respirasi 25x/menit, Muka pucat, “pasien

0

mengetahui hasil pemeriksaan” 2. Memberitahu pasien bahwa nyeri ulu hati, mual, pusing dan muntah yang di rasakan karena penyebab dari penyakit yang di derita (Hepatitis B) “pasien mengetahui penyakit yang di deritanya” 3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu dengan menarik nafas melalui hidung, dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut untuk mengurangi nyeri “pasien bersedia melakukan relaksasi”

11

4. Memberitahu pasien untuk mengompres bagian nyeri dengan air hangat sesudah maupun sebelum nyeri semakin parah “pasien bersedia melakukan kompres air hangat” 5. Berkolaborasi dengan dokter dan memberikan trapi sesuai advis dokter a. Memberikan trapi cairan RL 20 tpm b. Memberikaninjeksi invomit 4 mg (IV) c. Memberikan injeksi gastridin 1 ampul (IV) “Terapi sudah di berikan”

12

BAB IV PEMBAHASAN

Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan organ hati yang dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain infeksi virus, gangguan metabolisme, obat-obatan, alkohol, maupun parasit. Hepatitis juga merupakan salah satu penyakit yang mendapatkan perhatian serius di Indonesia, terlebih dengan jumlah penduduk yang besar serta kompleksitas yang terkait. Selain itu meningkatnya kasus obesitas, diabetes melitus, dan hiperlipidemia, membawa konsekuensi bagi komplikasi hati, salah satunya hepatitis (Wening Sari, 2008). Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Bar, 2002). Pengkajian pada Ny. E umur 40 tahun pada tanggal 18 februari 2018 pada jam 20.20 WITA, Ny. E datang ke IGD Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin di temani oleh keluarganya dari data subjektif di dapatkan pasien mengalami pusing, nyeri ulu hati, sesak napas, mual terkadang muntah kurang lebih 3 hari yang lalu, dari data objektif di peroleh keadaan umum pasien Lemas,TD 110/80 mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu 36,5 0C, Respirasi 25x/menit, dari pemeriksaan penunjang di dapatkan fungsi hati SGOT 421 (+), SGPT

692 (+),Hbs Ag

Latex non reaktif, Dari hasil pemeriksaan tersebut, didapatkan diagnosa pasien mengalami hepatitis B maka Asuhan kebidanan yang di berikan kepada Ny.E Memberitahu pasien, hasil pemriksaan bahwa, TD 110/80 mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu 36,5 0

C, Respirasi 25x/menit, Muka pucat,

Memberitahu pasien bahwa nyeri ulu hati, mual, pusing dan muntah yang di rasakan karena penyebab dari penyakit yang di derita (Hepatitis B) Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu dengan menarik nafas melalui hidung, dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut untuk mengurangi nyeri. Memberitahu pasien untuk mengompres bagian nyeri dengan air hangat sesudah maupun sebelum nyeri semakin parah ,Memberikan trapi cairan RL 20 tpm, Memberikan injeksi invomit 4 mg (IV),Memberikan injeksi gastridin 1 ampul (IV) Berdasarkan uraian kasus diatas. terdapat kesamaan antara teori dan praktik di lapangan Ny. E mengalami

hepatitis B. sesuai dengan tanda dan gejala

hepatitis B. untuk memenuhi asuhan kebidanan yang di berikan kepada Ny. E sudah sesuai dengan teori dan advis dokter

13

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan , Tanda dan gejala Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk membedakannya secara pasyi masih diperlukan bantuan melalui pemeriksaan darah penderita. 1. Dari data subjektif Ny.E Di ruang IGD Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin, Tanggal 18 februari 2018, pasien mengatakan Nyeri ulu hati, mual, pusing, terkadang Muntah, data objektif yang di peroleh keadaan umum pasien Lemas, , TD 110/80 mmHg,

Nadi 80x/menit, Suhu 36,5 0C, Respirasi

25x/menit. Pemeriksaan penunjang, dari hasil laboratorium fungsi hati SGOT 421 (+), SGPT 692 (+),Hbs Ag Latex non reaktif. 2. Dari data di atas Ny.E di diagnosa mengalami Hepatitis B 3. Penatalaksanaan yang di berikan kepada Ny.E Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu dengan menarik nafas melalui hidung, dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut untuk mengurangi nyeri, Memberitahu pasien untuk mengompres bagian nyeri dengan air hangat sesudah maupun sebelum nyeri semakin parah Memberikan trapi cairan RL 20 tpm, Memberikan injeksi invomit 4 mg (IV),Memberikan injeksi gastridin 1 ampul (IV) 4. setelah di berikan terapi keadaan Ny.E, keadaan pasien mulai membaik tetapi dokter menganjurkan untuk rawat inap agar mendapatkan penanganan lebih lanjut B. Saran 1. Bagi petugas kesehatan. Di harapkan dapat menambah wawasan,ilmu keterampilan dan mutu pelayanan yang professional oleh tenaga kesahatan untuk memberikan pelayanan kesehatan. 2. Bagi mahasiswa Di harapkan dapat menambah wawasan,ilmu keterampilan dan mutu pelayanan yang professional oleh tenaga kesahatan untuk bisa melakukan pelayanan kesehatan. 3. Pada pasien 14

Di harapkan pasien dapat mengatuhi dan mengerti atas saran dan advis dari dokter dan bisa menjaga pola hidup dan makanan yang sehat.

15

DAFTAR PUSTAKA

Bar, S. C. (2002). Keperawatan Medikal-Bedah Brunner&Suddarth Edisi 8 vol.2. Jakarta: EGC https://www.google.co.id/search?ie=UTF-8&client=ms-android-samsung&source=android browser&q=hepatitis+bar+2002&gws_rd=cr&dcr=0&ei=66GcWvXHDIjWvASUpp-gAg Betz, C.L dan Linda A.S. 2009. Mosby’sPediatricNursingReferencebyCecily https://www.google.co.id/search?client=ms-android-samsung&source=androidbrowser&dcr=0&ei=OqKcWteBBYXMvwSe34wAg&q=hepatitis+betz+dan+linda+2009&oq=hepatitis+betz+dan+linda+2009&gs_l=mobile-gwsserp.3...5215.8729..9732...2....261.2600.0j2j10..........1..mobile-gws-wizserp.......0i71j30i10.QKY4qroLGJ8%3D Cahyono, S. B. (2010). Hepatitis B. Yogyakarta: KANISIUS https://www.google.co.id/search?ie=UTF-8&client=ms-android-samsung&source=androidbrowser&q=cahyono+hepatitis+B+2010&gws_rd=cr&dcr=0&ei=ZaKcWuWlBMPrvAT70aSwAQ LynnBetz dan Linda A. Sowden. New York: Elsevier https://www.google.co.id/search?ie=UTF-8&client=ms-android-samsung&source=androidbrowser&q=lynnbetz+new+york+hepatitis+B&gws_rd=cr&dcr=0&ei=j6KcWrTEIcPrvAT70aSwAQ Sujono, Hadi. 2002. Sirosis Hepatis dalam Gastroenterologi. Bandung:Alumni.pp:637638 https://www.google.co.id/search?ie=UTF-8&client=ms-android-samsung&source=androidbrowser&q=sujono+hadi+2002+sirosis+hepatitis.B&gws_rd=cr&dcr=0&ei=tKKcWqqsG4fTvgTm5 ajAAQ Wening Sari, L. I. (2008). CareYourself Hepatitis. Jakarta: Penebar Plus. https://www.google.co.id/search?ie=UTF-8&client=ms-android-samsung&source=androidbrowser&q=wening+S+L+2008+haptitis&gws_rd=cr&dcr=0&ei=0aKcWp7aEcbXvASe2ZWQAg

.

16

Related Documents

Hepatitis B
November 2019 49
Hepatitis B
November 2019 57
Hepatitis B
May 2020 25
Hepatitis B
June 2020 19
Hepatitis B
June 2020 19

More Documents from ""