LAPORAN KIMIA ORGANIK II ( Ekstrak Daun Kersen)
NAMA
: FITRIANI PENU MOY
NIM
: 164111043
KELAS
: B
SEMESTER
: III
PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih dan penyertaan-Nya
saya
dapat
menyelesaikan
tugas
laporan
mengenai
“Ekstrak Daun Kersen” dengan baik dan tepat pada waktunya. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar pada pembuatan makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam memperluas wawasan dan pemahaman mengenai, ekstrak daun semak bunga putih.
Kupang, Februari 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................... ……………...
i
DAFTAR ISI ……………………………………………...............
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Judul Praktikum………………………...........……..….
1
1.2. Tujuan Praktikum ………………………………...........
1
1.3. Landasan Teori………...………………………….........
1
BAB II METODE PRAKTIKUM 2.1. Jenis Praktikum…...............………………..……….....
8
2.2. Waktu dan Tempat Praktikum.....................................
8
2.3. Populasi dan Sampel Praktikum...................................
8
2.4. Variabel Praktikum…………......................................
9
2.5. Alat dan Bahan Praktikum……...................................
9
2.6. Prosedur Kerja…………………..................................
11
2.7. Teknik Analisis Data…………....................................
15
2.8. Skema Praktikum......................................................
17
BAB III HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA 3.1. Data Hasil Pengamatan……………………………….…
18
3.2. Analisis Data Ekstraksi………….................................
23
3.3. Analisis Data Sifat Fisikokimia....................................
24
3.4. Analisis Komponen Fitokimia.....................................
26
ii
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Ekstraksi……………...……………………………….…
29
4.2. Uji Pelarut Metanol….………….................................
29
4.3. Analisis Sifat Fisikokimia...........................................
32
4.4. Analisis Komponen Fitokimia.....................................
36
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan…………………………………….....….…
44
DAFTAR PUSTAKA ……………....………………....…………..
49
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
JUDUL PRAKTIKUM Judul dari praktikum ini adalah “Uji Sifat Fisikokimia dan Komponen Fitokimia dalam Ekstrak Daun Kersen”.
1.2
TUJUAN PRAKTIKUM Adapun tujuan dari praktikum ini adalah : 1. Mengenal dan memahami proses maserasi. 2. Penentuan sifat fisikokimia dan komponen fitokimia dalam ekstrak daun kersen.
1.3
LANDASAN TEORI 1.3.1 Tanaman Kersen Kersen adalah nama sejenis pohon dan buahnya yang kecil dan manis. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini juga dinamai ceri. Namanama lainnya di beberapa negara adalah: datiles, aratiles, manzanitas (Filipina), khoom sômz, takhôb (Laos), krâkhôb barang (Kamboja); dan kerukup siam (Malaysia). Juga dikenal sebagai capulin blanco, cacaniqua, nigua, niguito (bahasa Spanyol), Jamaican cherry, Panama berry, Singapore cherry (Inggris) dan Japanse kers (Belanda), yang lalu dari sini diambil menjadi kersen dalam bahasa Indonesia.
1.3.2 Ekologi Tanaman Kersen Tumbuhan kersen dengan nama latin (Muntingia calabura L) merupakan tumbuhan perdu atau pohon kecil yang tingginya mencampai 12 meter, meski umumnya hanya sekitar 3-6 meter saja. Selalu hijau dan terus menerus berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Pohon kersen merupakan tumbuhan yang tumbuh di daerah 1
beriklim tropis dan dapat tumbuh diatas tanah yang kering tidak gembur dan tanpa perawatan khusus. Karena dapat tumbuh dimana saja maka tidak heran bila pohon kersen ini sering terlihat tumbuh seperti di atas genteng, di pot bunga, atau bahkan di sela-sela tembok di sekitar rumah dan di pinggir jalan. Pohon kersen ini dapat tumbuh di tempat-tempat tersebut karena buah kersen merupakan makanan bagi beberapa jenis hewan seperti kelalawar pemakan buah (codot) dan burung-burung pemakan buah lainnya. Biji buah kersen tidak tercerna oleh burung ataupun codot, maka secara tidak langsung dua kelompok hewan ini menjadi penyebar biji buah kersen tersebu
1.3.3 Taksonomi Tanaman Semak Bunga Putih Adapun klasifikasi tanaman kersen yaitu sebagai berikut :
2
1.3.4 Deskripsi Bagian-Bagian Tanaman Kersen Bagian-bagian tanaman kersen yaitu : 1. Batang
Batang pohon kersen memiliki cabang-cabang mendatar, menggantung di ujungnya membentuk naungan yang rindang. Ranting-ranting berambut halus bercampur dengan rambut kelenjar, demikian pula daunnya.
2. Daun
Daun-daun terletak mendatar, berseling helaian daun tidak simetris, bundar telur lanset, tepinya bergerigi dan berujung runcing, 1- 4 x 4-14 cm sisi bawah berambut kelabu rapat, bertangkai pendek. Daun penumpu yang sebelah meruncing berbentuk benang lk 0,5 cm, agak lama lalu mengering dan rontok.
3
3. Bunga
Bunga dalam berkas berisi 1-3 (-5) kuntum, terletak di ketiak agak di sebelah atas tumbuhnya daun, bertangkai panjang, berkelamin dua dan berbilangan lima, kelopak berbagi dalam, taju meruncing bentuk benang, berambut halus, mahkota bertepi rata, bundar telurterbalik, putih tipis gundul lk 1 cm. Benang sari berjumlah banyak, 10 sampai lebih dari 100 helai. Bunga yang mekar menonjol keluar, ke atas helai-helai daun, namunsetelah menjadi buah menggantung ke bawah, tersembunyi dibawah helai daun.Umumnya hanya satu-dua bunga yang menjadi buah dalam tiap berkasnya.
4. Buah
4
Buah kersen merupakan sejenis buah yang tergolong kedalam jenis bery yang berukuran kecil, manis, memiliki aroma yang khas dan berbuah diantara dedaunan pohon kersen. Buah ini berwarna hijau saat masih muda dan berwarna merah terang saat sudah matang dan memiliki banyak biji kecil seperti pasir. 5. Akar
Gambar akar tanaman kersen Pada tanaman semak bunga putih memiliki susunan akar berupa akar tunggang. Akar tunggang tersebut adalah akar tunggang bercabang halus.
5
1.3.5 Manfaat Tanama Kersen Semak bunga putih walaupun dikenal sebagai rumput maupun gulma, tanaman ini memiliki beberapa manfaat tertentu bagi kesehatan bagi manusia beberapa diantaranya: 1. Asam Urat Buah kersen (Muntingia calabura L.) mengandung antiviral, antibakteri, juga ada zat yang disebut dapat menurunkan kadar asam urat pada darah, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri pada sendi. 25 Buah kersen (Muntingia calabura L.) juga mengandung flavonoid. Quercetin adalah sejenis flavonoid yang terkandung dalam buah kersen. Quercetin dapat menurunkan kadar asam urat darah. Kerja quercetin dalam menurunkan kadar asam urat adalah dengan cara menginhibisi aktivitas xantin oksidase yang merupakan enzim yang mensintesis asam urat. Di Indonesia secara tradisional buah kersen digunakan untuk mengobati asam urat dengan cara mengkonsumsi buah kersen sebayak 9 butir 3 kali sehari hal ini terbukti dapat mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan dari penyakit asam urat.
2. Antiseptik Kandungan dan rebusan daun kersen ternyata dapat berkasiat sebagai pembunuh microba berbahaya dan dapat digunakan sebagai anti septik. dari penelitian yang dilakukan oleh penelitian herbal dari Malaysia didapat hasil bahwa rebusan daun kersen dapat digunakan untuk membunuh bakteri C.Diptheriea, S. Aureus, P Vulgaris, S Epidemidis dan K Rizhophil pada percobaan yang dilakukan secara invitro.
3. Antiflamasi rebusan daun kersen juga memiliki kasiat anti radang atau mengurangi radang (antiflamasi)dan menurunkan panas.
6
4. Antitumor kandungan senyawa flavonoid yang dikandung daun kersen ternyata memiliki kasiat dapat menghambat perkembangan sel kanker (mouse hapatoma) secara laboratoris yang dilakukan para ilmuwan dari peru.( Hariyono, 2010 )
7
BAB II METODE PRAKTIKUM
2.1
Jenis Praktikum Praktikum
ini
merupakan
jenis
praktikum
eksperimental
design
laboratorium, karena praktikum ini dilakukan di laboratorium.
2.2
Waktu dan Tempat Praktikum 2.2.1 Waktu Praktikum Praktikum ini dilaksanakan dari bulan Desember 2017 sampai bulan Februari 2018.
2.2.2 Tempat Praktikum Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Stikes Citra Husada Mandiri Kupang. Praktikum pada laboratorium ini meliputi proses ekstrasi, uji pelarut metanol. Analisis fisikokimia antara lain penetapan massa jenis, uji kelarutan, penentuan titik didih. Analisis komponen fitokimia antara lain uji alkaloid, flavanoid, saponin dan tanin.
2.3
Populasi dan Sampel Praktikum 2.3.1 Populasi Yang menjadi populasi dalam praktikum ini adalah tanaman kersen
2.3.2 Sampel Yang menjadi sampel dalam praktikum ini adalah daun kersen
8
2.4
Variabel Praktikum Variabel praktikum adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan dalam praktikum. Dalam praktikum ini ada 2 jenis variable antara lain : 2.4.1 Variabel Bebas Variabel bebas adalah variable yang menjadi sebab berubahnya variable terikat. Variabel bebas pada praktikum ini adalah : 1. Ekstrak daun kersen 2. Etanol
2.4.2 Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam praktikum ini adalah : 1. Sifat fisikokimia komponen senyawa dalam ekstrak daun kersen antara lain massa jenis, kelarutan dan titik didih. 2. Komponen Fitokimia ekstrak uj kersen antara lain alkaloid, flavanoid, saponin dan tanin.
2.5
Alat dan Bahan Praktikum 2.5.1
Alat
2.5.1.1
Pembuatan Ekstrak Alat mol, aluminium foil, botol kaca, baskom stainless, kertas saring, kapas wajah.
2.5.1.2
Uji Pelarut Metanol Tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes.
2.5.1.3
Analisis Sifat Fisikokimia
2.5.1.3.1
Penetapan Massa Jenis Neraca analitik, beker gelas, pipet volume, kaki tiga, penjepit, stand.
9
2.5.1.3.2
Uji Kelarutan Tabung reaksi, rak tabung reaksi, sendok besi, gelas kimia.
2.5.1.3.3
Penentuan Titik Didih Porselin, kaki tiga, termometer, pipet tetes, asbes, pembakar spiritus.
2.5.1.4
Analisis Fitokimia
2.5.1.4.1
Uji Alkaloida Tabung reaksi, sendok besi, pipet tetes, rak tabung reaksi, botol reagen, gelas kimia.
2.5.1.4.2
Uji Flavanoid Tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, botol reagen.
2.5.1.4.3
Uji Saponin Tabung reaksi, kaki tiga, pembakar spiritus, gelas kimia, pipet tetes, rak tabung reaksi.
2.5.1.4.4
Uji Tanin Gelas kimia, batang pengaduk, tabung reaksi, rak tabung reaksi, sendok.
2.5.2 2.5.2.1
Bahan Pembuatan Ekstrak Etanol, serbuk daun kersen yang sudah dikeringkan dengan cara diangin-anginkan tanpa terkena sinar matahari.
2.5.2.2
Uji Pelarut Etanol Ekstrak daun kersen, etanol, minyak goreng, H2SO4.
10
2.5.2.3
Analisis Sifat Fisikokimia
2.5.2.3.1
Penetapan Massa Jenis Ekstrak daun kersen, etanol, spiritus
2.5.2.3.2 Uji Kelarutan Ekstrak daun kersen, aquadest, aseton 98% Pa, n-heksan 96% Pa, kloroform 98% Pa dan methanol 96% Pa.
2.5.2.3.3
Penentuan Titik Didih Ekstrak daun kersen, spiritus, thermometer.
2.5.2.4
Analisis Fitokimia
2.5.2.4.1
Uji Alkaloid Ekstrak daun kersen, reagen mayer, reagen Wagner.
2.5.2.4.2
Uji Flavanoid Ekstrak daun kersen, pita magnesium 2 cm, metanol 70, HCl 30% 0,4 mL.
2.5.2.4.3
Uji Saponin Ekstrak daun kersen, spiritus, aquadest, HCl 2N.
2.5.2.4.4
Uji Tanin Ekstrak daun kersen, FeCLl3 1 mL.
2.6
Prosedur Kerja 2.6.1 2.6.1.1
Pembuatan Ekstrak Pembuatan Simplisia 1. Diambil daun kersen, dipotong menjadi bagian-bagian kecil, dikeringkan dengan tanpa terkena matahari.
11
2. Daun yang telah kering dimol hingga menjadi serbuk yang halus. 2.6.1.2
Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Kersen 1. Simplisia daun kersen ditimbang 350 gram, lalu dimasukan dalam toples kaca, ditambahkan 2 Liter etanol. 2. Ditutup menggunakan aluminium foil, kemudian dibiarkan selama 4 hari. 3. Disaring, dengan menggunakan kapas wajah. Kapas wajah ditaruh pada saringan lalau disaring. 4. Hasil saringan disaring lagi menggunakan kertas saring. Hasil penyaringan dibiarkan selama 3 minggu agar etanol hilang.
2.6.2
Uji Pelarut Etanol 1. Ekstrak daun kersen diambil, sebanyak secuil sendok besi, diletakan pada kaca arloji 2. Untuk mengetahui apakah etanol masih terdapat dalam ekstrak diuji menambahkan 4 mL minyak goreng dan 3 tetes H2SO4 pekat 96%, apabila terbentuk senyawa ester (diketahui dari bau harum yang keluar) maka etanol masih ada, tetapi jika tidak ada bau harum yang keluar maka sudah tidak terdapat etanol dalam ekstrak.
2.6.3 2.6.3.1
Analisis Sifat Fisikokimia Penetapan Massa Jenis 1. Gelas kimia ditimbang menggunakan neraca analitik. 2. Setelah itu, gelas kimia dipanaskan, lalu ditimbang, gelas kimia terus dipanaskan dan ditimbang, hingga neraca analitik menunjukan nilai yang konstan. 3. Diambil ekstrak sebanyak 1 ml, lalu dimasukan kedalam gelas kimia. 4. Timbang berat keseluruhan.
12
5. Hitung massa jenis ekstrak.
2.6.3.1
Uji Kelarutan 1. Ekstrak diambil dengan sendok besi, kurang lebih 1 ml. 2. Aquades diambil, menggunakan pipet tetes, diteteskan hingga ekstrak tersebut larut. 3. Amati kelarutannya. 4. Lakukan lagi prosedur 1-3, aquades diganti dengan aseton 98% Pa, n-heksan 96% Pa, kloroform 98% Pa dan methanol 96% Pa.
2.6.3.2
Penentuan Titik Didih 1. Ekstrak daun kersen diambil menggunakan sundip, lalu dimasukan dalam cawan porselin. 2. Cawan porselin yang sudah berisi ekstrak ditaruh diatas asbes. 3. Termometer dibungkus dengan tisu lalu dipasang pada tiang kaki tiga 4. Termometer yang sudah dipasang diturunkan hingga berada pada permukaan cairan ekstrak. 5. Lampu spiritus dibakar, lalu ditaruh dibawah kaki tiga. 6. Suhu awal ekstrak dan suhu akhir seluruh ekstrak mendidih diukur.
2.6.4 2.6.4.1
Analisis Komponen Fitokimia Uji Alkoid 1. Dimasukan 1 ml ekstrak daun kersen ke dalam tabung reaksi. 2. Tambahkan 3-5 tetes asam sulfat 2 N, lalu tambahkan beberapa tetes reagen mayer kedalam tabung reaksi, diamati perubahan yang terjadi setelah 30 menit, jika ada endapan putih, menunjukan adanya kandungan alkaloid.
13
3. Ulangi prosedur 1-3 dengan mengganti reagen mayer dengan reagen Wagner, apabila terbentuk endapan coklat, menunjukan adanya alkaloid.
2.6.4.2
Uji Flavanoid 1. Masukan 1 ml ekstrak daun kersen ke dalam tabung reaksi 2. Tambahkan HCL 37% 0,4 mL, 2 cm pita Mg dan metanol 70 % ke dalam ekstrak daun kersen 3. Kocok, lalu diamati, apabila larutan menjadi warna kemerahan, kuning, atau jingga menunjukan adanya flavanoid.
2.6.4.3
Uji Saponin 1. Dimasukan 1 ml ekstrak daun kersen kedalam tabung reaksi. 2. Air panas ditambahkan kedalam ekstrak daun kersen, lalu dikocok, hingga terbentuk busa. 3. Setelah 30 detik, ditambahkan 1 ml HCl 2 N kedalam tabung reaksi. 4. Amati perubahan yang terjadi.
2.6.4.4
Uji Tanin 1. Dimasukan 1 ml ekstrak daun kersen kedalam tabung reaksi. 2. Tambahkan FeCl3 sebanyak 1 mL ke dalam ekstrak 3. Lalu amati perubahan yang terjadi. Apabila terdapat endapan kehijaun maka ekstrak positif mengandung tanin
2.6.4.5 Uji Triterpenoid dan Steroid 1. Dimasukan 1 ml ekstrak daun kersen kedalam tabung reaksi. 2. Tambahkan 2 mL kloroform 95% Pa ke dalam tabung reaksi tersebut kemudian dikocok. 3. Pisahkan lapisan dietil eter menggunakan pipet tetes. 4. Teteskan pada plat tetes dan biarkan sampai kering.
14
5. Tambahkan 5 tetes asam asetat anhidrida 96% dan 3 tetes H2SO4(pk) 98% ke dalam plat tetes tersebut. 6. Amati perubahan yang terjadi. Apabila terbentuknya warna merah,
orange,
kuning
menunjukan
positif
triterpenoid
sedangkan terbentuknya warna hijau menunjukan steroid.
2.6.5
Identifikasi Komponen Senyawa Kimia
2.6.5.1 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) 1. Potong kertas KLT dengan ukuran 2×7 cm dengan batas atas 0,5 cm dan batas bawah 1 cm. 2. Siapkan eluen atau fase gerak (2 mL kloroform + 1 mL etanol dan 2 mL aseton + 1 mL etanol) metanol-air dengan perbandingan 2:1dan tutup rapat. 3. Kocok sampai kedua pelarut tercampur secara homogen dan diamkan selama 10 menit. 4. Masukan KLT ke dalam gelas kimia yang telah berisi fase gerak 5. Biarkan beberapa menit dan perhatikan, sampai ekstrak yang dibawah oleh fase gerak mendekati batas atas pada kertas KLT, lalu angkat kertas KLT dari dalam gelas kimia, biarkan beberapa menit sampai kertas KLT sedikit kering. 6. Amati hasil noda ekstrak pada kertas KLT, lalu buatlah lingkaran pada kertas KLT yang ada nodanya dengan pensil halus, kemudian hitung nilai Rf.
2.7
Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam analisis data adalah sebagai berikut :
2.7.1 Uji Pelarut Etanol Hasil uji pelarut Etanol ekstrak daun kersen dianalisis menggunakan data perbandingan aroma wangi ester yang terbentuk (reaksi esterifikasi).
15
2.7.2 Analisis Sifat Fisikokimia 2.7.2.1
Penetapan Massa Jenis Hasil penetapan massa jenis ekstrak daun semak bunga kersen dianalisis menggunakan rumus : 𝜌=
2.7.2.2
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑔𝑟) 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑚𝑙)
Uji Kelarutan Hasil uji ekstrak daun kersen diananlisis menggunakan jumlah volume pelarut.
2.7.2.3
Penentuan Titik Didih Hasil
penentuan
titik didih
ektrak
daun
kersen
dianalisis
menggunakan titik didih tertinggi.
2.7.3 Analisis Komponen Fitokimia 2.7.3.1
Uji Alkaloid Hasil uji alkaloid ekstrak daun kersen dianalisis dengan membandingkan data teoritis reagen Mayer dan reagen Wagner.
2.7.3.2
Uji Flavanoid Hasil uji flavanoid ekstrak daun kersen dianalisis dengan membandingkan data teoritis Wilstater sianidin (HCl dan logam Mg).
2.7.3.3
Uji Saponin Hasil uji saponin ekstrak daun kersen dianalisis dengan membandingkan data teoritis metode Forth.
16
2.7.3.4 Uji Tanin Data hasil uji tanin ekstrak daun kersen dianalisis dengan membandingkan data teoritis uji tanin.
2.8
Skema Praktikum Penggilingan
Pengeringan
Daun kersen
Filtrasi
Etanol
Ekstraksi (maserasi 3x 24 jam)
Ekstrak kasar
Ekstrak murni
Ekstrak jernih
Uji Pelarut Etanol
Analisis Sifat fisikokimia Kelarutan Titik didih Massa Jenis
Filtrasi
Analisis Komponen Fitokimia Alkaloid Flavonoid Saponin Tanin
17
BAB III HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA
3.1
Data Hasil Pengamatan 2.1.1
No
Pembuatan Ekstrak PROSEDUR KERJA
PENGAMATAN
Pembuatan simplisia a. Diambil daun kersen, lalu dipot ong menjadi bagian-bagian kecil, 1.
dikeringkan tanpa terkena matahari b. Daun yang telah kering dimol hingga
menjadi
serbuk
yang
halus.
Daun kersen yang semula berwarna hijau, berubah menjadi kecoklatan, setelah dikeringkan tidak
dikeringkan
tetapi karena pada
cahaya
matahari langsung, maka daun yang kering tersebut tidak mudah rapuh seperti daun kering pada umumnya.
Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Hasil penimbangan simplisia adalah
Kersen a. Simplisia daun kersen ditimbang, lalu dimasukan dalam toples kaca, dimaserasi dengan Etanol selama 3 hari dengan total 2000 mL (2 2.
Liter)
sebanyak 300 gram, lalu ditambahkan dengan Etanol 2000 ml (hari-1),250 ml (hari-2), untuk merendam simplisia dalam toples kaca Setelah dibiarkan selama
b. Ditutup menggunakan aluminium foil, selama 4 hari.
4 hari,
larutan simplisia disaring, sehingga simplisia daun kersen yang terendap
c. Disaring, dengan menggunakan
akan tertahan pada kapas penyaring,
kapas wajah, dengan cara kapas wajah ditaruh pada saringan lalu disaring.
Setelah penyaringan kedua dengan kertas
18
saring,
didapati
ekstrak.
d. Hasil
saringan
menggunakan
disaring kertas
lagi Selanjutnya
ekstrak
didiamkan
saring beberapa hari, sehingga ekstrak yang
dibiarkan selama beberapa hari awalnya agar Etanol hilang.
mengental
berupa
cairan
mulai
dan
melembek
serta
berwarna lebih kehitaman.
3.1.2
Uji Pelarut Etanol
No
PROSEDUR KERJA
PENGAMATAN
Ekstrak daun kersen diambil, sebanyak 1.
secuil sendok tanduk, lalu diletakkan diatas kaca arloji.
Ekstak daun kersen berwarna lebih kehitaman dan sudah mengental.
Siapkan pipet tetes. Ekstrak ditetesi Minyak goreng berwarna kuning dan menggunakan 5 tetes minyak goreng agak kental. dan 3 tetes H2SO4 (sebagai katalis), H2SO4 tidak bewarna (bening) dengan 2.
apabila terbentuk senyawa ester (bau bau menyengat. harum) maka metanol masih ada, Setelah dicampur terbentuk lapisan tetapi jika tidak ada bau harum maka berwarna coklat kehitaman dan tidak sudah tidak terdapat Etanol dalam ada aroma wangi, yang menunjukan ekstrak.
tidak ada etanol lagi.
19
3.1.3 No
Analisis Sifat Fisikokimia
PROSEDUR KERJA Penetapan Massa Jenis a. Gelas
kimia
PENGAMATAN Berat gelas kimia : 61.88 gram
ditimbang Saat dipanaskan dan ditimbang :
menggunakan neraca analitik. b. Setelah
itu,
dipanaskan,
gelas lalu
kimia
ditimbang
1. 61.88 gram 2. 61.88 gram Berat ekstrak : 80.38-61.88 gram
dilakukan berulang kali hingga 1.
= 18,50 gram
neraca analitik menunjukan berat 𝜌=
gelas kimia konstan.
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑔𝑟) 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑚𝑙)
c. Diambil ekstrak sebanyak 1 ml, Maka massa jenis ekstrak lalu dimasukan kedalam gelas
𝜌=
kimia. d. Timbang berat keseluruhan.
18,50 (𝑔𝑟) 1 (𝑚𝑙)
𝝆 = 𝟏𝟖, 𝟓𝟎
𝒈𝒓𝒂𝒎 ⁄𝒎𝒍
e. Hitung massa jenis ekstrak Uji Kelarutan
(1) Aquades : Bening, berwarna
a. Ekstrak diambil dengan sendok tanduk, kurang lebih 1 ml.
coklat Setengah sudip ekstrak + 20 tetes
b. Aquades diambil, menggunakan aquades pipet tetes, diteteskan hingga Ekstrak ekstrak tersebut larut. 2.
lagi
prosedur
aquades
tercampur
(ekstrak larut) lebih cepat
c. Amati kelarutannya d. Lakukan
dan
(2) Aseton : Bening, berwarna hijau 1-3, Setengah sudip ekstrak + 20 tetes
aquades diganti dengan aseton aseton 98% Pa, n-heksan 96% Pa, Ekstrak dan aseton tercampur (ekstrak kloroform 98% Pa, metanol 96% larut) Pa.
20
(3) Kloroform : Bening, berwarna hitam Setengah sudip ekstrak + 20 tetes kloroform Tercampur (ekstrak larut) namun (4) n-heksan 96% : Ada endapan, berwarna hitam Setengah sudip ekstrak + 20 tetes nheksan. Tidak tercampur (ekstrak tidak larut) terbentuknay endapan berwarna hitam (5) Metanol : Bening, berwarna hitam Setengah sudip ekstrak + 20 tetes metanol. Tercampur (ekstrak larut).
21
Penentuan titik didih a. Ekstrak daun kersen diambil Ekstak daun kersen berwarna lebih menggunakan
sudip,
lalu kehitaman dan sudah mengental.
dimasukan dalam tabung reaksi 0 dibalut Suhu ruangan : 27 C
Termometer
menggunakan tisu lalu dipasang
Suhu didih awal : 500C
pada stand kaki tiga, tabung
3.
reaksi yang sudah berisi ekstrak Suhu saat semua mendidih 800C ditaruh di dalam penangas air b. Termometier dipasang
yang
sudah
diturunkan
hingga
berada pada permukaan cairan ekstrak. Lampu
spiritus
dibakar,
lalu
ditaruh dibawah kaki tiga. c. Suhu awal ekstrak dan suhu akhir seluruh ekstrak mendidih diukur.
22
ekstrak
mulai
3.1.4 No
Analisis Komponen Fitokimia PROSEDUR KERJA
PENGAMATAN Ekstak daun kersen
Uji Alkaloid
yang kental
a. Dimasukan 1 ml ekstrak daun dilarutkan dengan Etanol, lalu diambil kersen kedalam tabung reaksi.
1 ml ekstrak untuk dipakai.
b. Ditambahkan 3-5 tetes asam sulfat 1.
2 N, tetes reagen mayer kedalam tabung reaksi, diamati perubahan
(1) Reagen Mayer : Ekstrak + H2SO4 + Reagen Mayer
yang terjadi, jika ada endapan Tercampur putih,
menunjukan
prosedur
1-3
dengan (2) Reagen Wagner : Ekstrak +HCL 37% + Reagen Wagner
reagen Wagner, apabila terbentuk Tercampur coklat,
ada
Menunjukan adanya alkaloid.
mengganti reagen mayer dengan
endapan
homogen,
adanya endapan putih namun sangat sedikit.
kandungan alkaloid.
c. Ulangi
secara
secara
homogen,
ada
menunjukan endapan coklat namun sangat sedikit.
adanya alkaloid.
Menunjukan adanya alkaloid.
23
Ekstak daun kersen
Uji Flavanoid
yang kental
a. Dimasukan 1 mL ekstrak daun dilarutkan dengan etanol, lalu diambil kersen ke dalam tabung reaksi.
1 ml ekstrak untuk dipakai.
b. Ditambahkan 0,4 ml HCl 37%, 2 cm pita Mg dan 4 mL metanol 70 % kedalam tabung reaksi yang
pita Mg + 4 mL metanol 70% dan kemudian di kocokl arutan berubah
berisi ekstrak. c. Dikocok, lalu diamati, apabila terdapat warna merah, kuning, atau 2.
Tambahkan HCl 30% 0,4 mL + 2 cm
jingga pada lapisan menunjukan
berwarna merah. Hal ini menandakan terdapat flavanoid dalam ekstrak daun kersen.
adanya flavanoid d. Amati perubahan yang terjadi.
Ekstak daun
Uji Saponin
kersen yang kental
a. Dimasukan 1 ml ekstrak daun dilarutkan dengan etanol, lalu diambil kersen kedalam tabung reaksi
1 ml ekstrak untuk dipakai.
b. Air panas ditambahkan kedalam ekstrak daun kersen, lalu dikocok,
mendidih + ekstrak, setelah dikocok
hingga terbentuk busa. 3.
Aquadest (bening) dipanaskan hingga
c. Diamkan 30 detik lalu ditambah 1 ml HCl 2 N kedalam tabung
tidak terbentuk busa (buih) pada permukaan larutan. Setelah ditambah HCl 2 N (bening
reaksi. d. Amati perubahan yang terjadi
berbau menyengat), tanpa dikocok busa
menghilang.
menandakan dalam
24
ekstrak
sehingga
terdapatnya daun
saponin
kersen
tapi
jumlahnya sedikit.
Uji Tanin a. Dimasukan 1 ml ekstrak daun kersen dimasukan kedalam tabung reaksi. 4.
b. Tambahkan Fecl3 1 mL c. Apabila kehijaun
terdapat maka
endapan
ekstrak
positif
mengandung tanin
Ekstak daun kersen
yang kental
dilarutkan dengan etanol, lalu diambil 1 ml ekstrak untuk dipakai.
Ekstrak
yang
telah
diencerkan
dimasukan ke dalam tabung reaksi + 1 mL Fecl3. Hasilnya larutan menjadi berwarna kehijauan yang kental
Ekstrak daun kersen yang kental
Uji Triterpenoid dan Steroid
a. Dimasukan 1 mL ekstrak daun diencerkan
menggunakan
pelarut
kersen yang sudah diencerkan etanol kemudian diambil 1 mL ekstrak dengan pelarut etanol
untuk dimasukan dalam tabung reaksi.
b. Tambahkan 2 mL kloroform Setelah ditambahkan 2 mL kloroform 95% Pa ke dalam tabung 95% Pa dan dikocok, kemudian reaksi, kemudian di kocok 5
c. Pisahkan
lapisan
dipisahkan dan taruh pada plat tetes
klorofor dan biarkan hingga kering, kemudian
menggunakan pipet tetes
+ 5 tetes asam asetat anhidrida 96% +
d. Teteskan pada plat tetes dan 3 biarkan sampai kering,
tetes
perubahan
H2SO4(pk) warna
98%.
Terjadi
larutan
menjadi
e. Tambahkan 5 tetes asam asetat warna hijau yang menunjukan adanya anhidrida 96% dan 3 tetes steroid dalam ekstrak daun kersen. H2SO4(pk) 98% ke dalam plat tetes.
25
f. Amati perubahan yang terjadi. Terbentuknya warna merah, orange dan kuning menunjukan positif triterpenoid sedangkan terbentuknya warna hijau atau biru menunjukan positif steroid
3.1.5
Identifikasi Komponen Senyawa Kimia
No
Prosedur kerja
Pengamatan
Kromotografi Lapis Tipis (KLT) a. Potong kertas KLT dengan ukuran Ekstrak daun kersen yang kental 2×7 cm dengan batas atas 0,5 cm diencerkan dengan pelarut metanol dan batas bawah 1 cm. 1
b. Siapkan
eluen
kemudian di totolkan pada kertas KLT
(fase
gerak) dan dimasukkan pada bagian beker
kloroform 2 mL dan tambahkan 1 glass berisi fase gerak. Hasilnya mL etanol masukan pada beker dinyatakan dalam perhitungan nilai Rf glass
yang mana :
Panjang KLT : 5 cm
Batas bawah : 1 cm
telah
Batas atas
diencerkan pada batas bawah pada
Panjang batas bawah ke batas
c. Kocok
hingga
kedua
pelarut
tercampur secara homogen d. Totolkan
ekstrak
yang
plat KLT
: 0,5 cm
atas: 5 cm - (1+0,5) = 5 – 1,5
e. Masukan plat KLT pada beker glass berisi fase gerak tersebut kemudian tutup
= 3,5
Panjang lingkaran noda ke batas atas : 2,5 cm
f. Biarkan beberapa menit hingga
Jadi nilai Rf :
noda mendekati garis batas atas
2.5
g. Keluarkan plat KLT lalu amati
2,5
noda ekstrak pada kertas KLT
26
= 0,71
h. Buatlah lingkaran pada kertas KLT yang ada nodanya dengan pensil halus. i. Hitunglah nilai Rf
Analisis Data Ekstraksi 3.2.1
Ekstraksi Ekstraksi daun kersen dilakukan dengan cara maserasi yaitu merendam simplisia daun pada suhu kamar dengan menggunakan pelarut etanol 95% selama ± 78 jam. Hasil ekstraksi daun kersen diperoleh data sebagai berikut : Tabel 3.1 Hasil Ekstraksi Daun Kresen Simplisia Perlakuan
Jumlah Metanol (mL)
daun kersen (gr)
Hari ke-1
Hari ke-2
1.
350
1000
250
Total
350
2250
Penambahan etanol dimaksudkan untuk mengeluarkan beberapa senyawa kimia yang dapat larut dalam etanol selama proses perendaman. Setelah dibiarkan selama
4 hari, larutan simplisia disaring, sehingga
simplisia daun kersen yang terendap akan tertahan pada kapas penyaring. Selanjutnya dilakukan penyaringan yang kedua dengan kertas saring Whatman, sehingga didapati ekstrak yang mengandung senyawa
27
kimia yang diinginkan. Hasil ekstraksi diperoleh filtrat berwarna hijau kehitaman.
3.2.2
Uji Pelarut Etanol Hasil uji pelarut etanol ekstrak daun kersen diperoleh data sebagai berikut : Tabel 3.2 Hasil Uji Pelarut Etanol Ekstrak Daun Kersen Perlakuan
Pengamatan
Ekstrak daun kersen + Minyak Terbentuk lapisan berwarna coklat goreng + H2SO4.
kehitaman. Tidak adanya aroma wangi.
Hasil uji pelarut etanol pada ekstrak daun kersen menunjukkan tidak adanya pelarut metanol dalam ekstrak daun kersen. Adanya aroma wangi merupakan wujud dari adanya ester yang terbentuk, setelah direaksikan etanol dalam ekstrak dan minyak goreng dengan bantuan katalis H2SO4.
3.3
Analisis Data Sifat Fisikokimia Ekstrak Daun Kersen
3.3.1
Penetapan Massa Jenis Ekstrak Daun Kersen Penetapan massa jenis ekstrak daun kersen diperoleh data sebagai berikut : Tabel 3.3 Penetapan Massa Jenis Ekstrak Daun Kersen Massa Gelas Kimia
Massa Gelas Kimia +
Konstan (gr)
1 mL Ekstrak (gr)
60,79
80,38 – 61,88 = 18,50
𝜌=
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑎𝑘
=
60,79𝑔𝑟𝑎𝑚 80,38−61,88 𝑚𝐿
28
Massa Ekstrak (gr) 3,29
= 3,29
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑚𝐿
Hasil penetapan massa jenis menunjukan ekstrak daun kersen memiliki massa jenis sebesar 3,29 gram/mL.
3.3.2
Uji Kelarutan Ekstrak Daun Semak Bunga Putih
e. Hasil uji kelarutan ekstrak daun kersen dengan menggunakan aquades, aseton 98%, n-heksan 96% , kloroform, dan metanol diperoleh data sebagai berikut : Tabel 3.4 Hasil Uji Kelarutan Ekstrak Daun kersen Zat No.
Terlar ut
Volume (mL)
Volu Pelarut
me (mL)
Gejala yang ditimbulkan
Hasil Kelaruta n
Tercampur 1.
Ekstrak
1⁄ sudip 2
Aquades
1
secara
Larut
homogen Tercampur 2.
Ekstrak
1⁄ sudip 2
Aseton
1
secara
Larut
homogen Tercampur 3.
Ekstrak
1⁄ sudip 2
n-heksan
1
secara
Larut
homogen Tercampur 4.
Ekstrak
1⁄ sudip 2
Kloroform
1
Ekstrak
Tidak Larut
homogen
5 5.
secara
Tercampur 1⁄ sudip 2
Metanol
1
secara homogen
29
Larut
Hasil uji kelarutan menunjukan ekstrak daun kersen larut dalam pelarut polar dan semi polar. Hal ini dikarenakan senyawa kimia dalam ekstrak mampu membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa aseton, aquades, kloroform dan metanol namun dengan tingkat kelarutan yang berbeda.
3.3.3
Penentuan Titik Didih Ekstrak Daun Kersen Hasil uji titik didih ekstrak daun Kersen diperoleh data sebagai berikut Tabel 3.5 Hasil Uji Titik Didih Ekstrak Daun Kersen
Ekstrak
Suhu Didih Awal
Suhu Didih Akhir
Ekstrak (0C)
Ekstrak (0C)
50
80
Daun Kersen
Hasil penentuan titik didih menunjukkan bahwa ekstrak daun kersen memiliki titik didih sebesar 800C. Nilai titik didih yang tinggi menunjukkan bahwa pada senyawa kimia dalam ekstrak mempunyai banyak ikatan hidrogen, sehingga dibutuhkan energi (suhu) yang besar utnuk memutuskan ikatan tersebut.
3.4 Analisis Komponen Fitokimia Ekstrak Daun kersen Analisis
fitokimia
merupakan
metode
untuk
mengetahui
kandungan metabolit sekunder pada suatu sampel tumbuhan. 3.4.1 Uji Alkaloid Ekstrak Daun Kersen Hasil uji kelompok senyawa alkaloid ekstrak daun Kersen diperoleh data sebagai berikut :
30
Reagen
Ekstrak
Pengamatan
Reagen
1 mL ekstrak daun
Tercampur secara homogen
Mayer
Kersen
Terbentuk endapan putih
Reagen
1 mL ekstrak daun
Tercampur secara homogen
Wagner
Kersen
Terbentuk endapan coklat
Hasil Uji +
+
Keterangan : (+) = Terdapat kelompok senyawa (-) = Tidak terdapat kelompok senyawa Hasil uji alkaloid menunjukkan bahwa ekstrak daun kersen mengandung kelompok senyawa alkaloid. Hal ini ditandai adanya endapan putih pada dasar tabung reaksi dengan reagen mayer dan adanya endpan coklat pada dasar tabung reaksi dengan reagen wagner.
3.4.2
Uji Flavonoid Ekstrak Daun Kersen Hasil uji kelompok senyawa flavonoid ekstrak daun kersen diperoleh data sebagai berikut : Tabel 3.7 Hasil Uji Kelompok Senyawa Flavonoid Ekstrak Daun Kersen Reagen Wilstater Sianidin (HCl 30% 0,4 mL + 2 cm logam Mg )
Ekstrak
Pengamatan
1 mL ekstrak daun
Larutan menjadi
Kersen
berwarna merah
Keterangan : (+) = Terdapat kelompok senyawa (-) = Tidak terdapat kelompok senyawa
31
Hasil Uji +
Hasil uji flavonoid menunjukkan bahwa ekstrak daun kersen tidak mengandung kelompok senyawa flavonoid. Hal ini diketahui dari perubahan warna larutan menjadi warna merah.
3.4.3
Uji Saponin Ekstrak Daun Kersen Hasil uji kelompok senyawa saponin ekstrak daun kersen diperoleh data sebagai berikut : Tabel 3.8 Hasil Uji Kelompok Senyawa Saponin Ekstrak Daun Kersen
Reagen
Ekstrak
Aquades dikocok + HCl 2N
1 mL ekstrak daun Kersen
Pengamatan
Hasil Uji
Terbentuk busa dalam jumlah yang
+
sedikit
Keterangan : (+) = Terdapat kelompok senyawa (-) = Tidak terdapat kelompok senyawa Hasil uji saponin menunjukkan bahwa ekstrak daun kersen mengandung kelompok senyawa saponin. Hal ini diketahui setelah dicampurkan ektrak dan air panas lalu dikocok terbentuk busa, namun setelah didiamkan selama 30 detik dan ditambah HCl 2N, busa yang terbentuk tetap ada yeyapi dalm jumlah sedikit
3.4.4
Uji Tanin Ekstrak Daun Kersen Hasil uji kelompok senyawa tanin ekstrak daun kersen diperoleh data sebagai berikut :
32
Tabel 3.9 Hasil Uji Kelompok Senyawa Tanin Ekstrak Daun kersen Reagen
Ekstrak 1 mL ekstrak daun
FeCl3
Hasil Uji
Pengamatan
Kersen
Tercampur secara homogen Terdapat endapan berwarna
+
kehijauan
Keterangan : (+) = Terdapat kelompok senyawa (-) = Tidak terdapat kelompok senyawa Hasil analisis pereaksi FeCl3 menunjukkan bahwa ekstrak daun kersen mengandung kelompok senyawa tanin. Hal ini diketahui dari terbentuknya endapan kehijauan pada dasar tabung reaksi. 3.4.5 Uji Triterpenoid dan Steroid Daun Kersen Hasil uji kelompok senyawa triterpenoid dan steroid ekstrak daun kersen diperoleh data sebagai berikut : Tabel 3.9 Hasil Uji Kelompok Senyawa Triterpenoid dan Steroid Ekstrak Daun kersen Reagen
Ekstrak
Kloroform + As.
Pengamatan
Hasil Uji
Tercampur
Asetat
1 mL ekstrak
secara homogen
Anhidridat +
daun kersen
Terbentuknya
H2SO4
warna hijau
33
+
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Ekstraksi Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutan terhadap dua zat yang tidak saling tercampur. Zat dengan polaritas tinggi akan mudah larut dalam pelarut polar. Ekstraksi komponen fitokimia pada daun kersen menggunakan pelarut etanol. Pemecahan dinding dan membran sel oleh etanol menyebabkan kelompok senyawa polar dalam daun kersen, larut dalam etanol dan keluar dari simplisia. Simplisia 300 gram daun kersen dengan pelarut etanol dengan total sebanyak 2250 ml yang diberikan selama empat hari, untuk proses perendaman, setelah dibiarkan selama
4 hari, etanol mulai menguap
sehingga volume larutan simplisia berkurang. Selanjutnya larutan simplisia disaring, sehingga simplisia daun semak bunga putih yang terendap akan tertahan pada kapas penyaring sehingga didapati ekstrak kasar. Selanjutnya dilakukan penyaringan yang kedua dengan kertas saring Whatman, sehingga didapati ekstrak murni yang mengandung senyawa kimia yang diinginkan. Hasil ekstraksi diperoleh filtrat berwarna hijau kehitaman yang lama kelamaan akan semakin mengental karena etanol yang telah menguap.
4.2
Uji Pelarut Etanol Hasil uji pelarut etanol ekstrak daun kersen menunjukkan adanya aroma wangi (senyawa ester. Hasil uji pelarut etanol tersebut menunjukkan ekstrak daun kersen tidak lagi mengandung etanol.
34
4.3
Analisis Sifat Fisikokimia Ekstrak Daun Kersen
4.3.1 Penetapan Massa Jenis Ekstrak Daun Kersen Penetapan massa jenis dilakukan dengan cara mengukur berat ekstrak sebamyak 1 mL menggunakan neraca analitik. Penimbangan ini dilakukan dengan menggunakan gelas kimia. Sebelumnya gelas kimia dipanaskan terlebih dahulu di atas kaki tiga dan lampu spiritus, tujuan dilakukan pemenasan ini adalah, agar senyawa-senyawa kimia maupun mikroorganisme lain yang terdapat pada gelas kimia dapat hilang sehingga dapat diketahui berat sebenarnya dari gelas kimia yang digunakan dan juga berat ekstrak daun kersen. Sebelum dipanaskan berat gelas kimia adalah 60,79 gram, dilakukan pemanasan dan diperoleh berat konstan yaitu 60,79 gram. Setelah itu diambil beker glas baru dan ditimbang hasilnya 61,88 kemudian ditaruh ekstrak daun kersen 1 ml, lalu ditimbang, sehingga diperoleh berat : 80,38 gram, sehingga diperoleh : Berat ekstrak = Berat Total – Berat Gelas Kimia Konstan = 80,38 gram – 61,88 gram = 18,50 gram 𝜌=
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑔𝑟) 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑚𝑙)
Maka didapati massa jenis ekstrak : 𝜌=
4.3.2
18,50 (𝑔𝑟) 𝒈𝒓𝒂𝒎 = 𝟏𝟖, 𝟓𝟎 ⁄𝒎𝒍 1 (𝑚𝑙)
Uji Kelarutan Ekstrak Daun Kersen Hasil uji kelarutan menunjukan ekstrak daun kersen larut dalam pelarut polar seperti aquadest, aseton, kloroform dan metanol. Hasil uji kelarutan tersebut menunjukan ekstrak daun kersen mengandung senyawa dengan gugus polar, sehingga dapat larut dalam pelarut polar (methanol
35
dan aquadest) dan semi polar (aseton) dengan cara membentuk ikatan hidrogen, dengan reaksi : 1. Kloroform Uji
kelarutan
antara
kloroform
dan
ekstrak
daun
kersen menggunakan 1 ml ekstrak + 1 ml kloroform, setelah dikocok, ekstrak dan kloroform tercampur. Ketika ditambahkan kloroform pada ekstrak daun kersen, senyawa-senyawa kimia pada daun kersen akan membentuk ikatan hidrogen dengan kloroform. Salah satu senyawa kimia yang terkandung pada daun kersen adalah alkaloid. Alkaloid memiliki atom N dimana pada atom N terdapat 2 elektron bebas. Ikatan hidrogen merupakan ikatan kovalen koordinasi, dimana atom N dari alkaloid akan menyumbangkan salah satu elekton bebasnya pada H dari kloroform, sehingga terbentuk ikatan hidrogen, semakin banyak ikatan hidrogen yang terbentuk maka alkaloid akan semakin larut dalam kloroform. Reaksi kelarutan kloroform dan alkaloid ekstrak daun kersen dapat direaksikan sebagai berikut : ikatan hidrogen
−𝐻
+
Cl
C H
Cl
Cl
Penjelasan : Ketika ditambahkan kloroform, N dari alkaloid akan menyumbangkan salah satu elektron bebasnya ke atom H pada kloroform, sehingga terbentuk ikatan hidrogen, semakin banyak
36
terbentuk ikatan hidrogen maka alkaloid akan semakin larut dalam kloroform. 2. Metanol Uji kelarutan antara metanol dan ekstrak daun kersen menggunakan 1 ml ekstrak + 1 ml metanol, setelah dikocok, ekstrak dan metanol tercampur. Ketika ditambahkan metanol pada ekstrak daun kersen, senyawa-senyawa kimia pada daun kersen akan membentuk ikatan hidrogen dengan metanol. Salah satu senyawa kimia yang terkandung pada daun kersen adalah alkaloid. Alkaloid memiliki atom N dimana pada atom N terdapat 2 elektron bebas. Ikatan hidrogen merupakan ikatan kovalen koordinasi, dimana atom N dari alkaloid akan menyumbangkan salah satu elekton bebasnya pada H dari metanol, sehingga terbentuk ikatan hidrogen, semakin banyak ikatan hidrogen yang terbentuk maka alkaloid akan semakin larut dalam metanol. Reaksi kelarutan metanol dan alkaloid ekstrak daun kersen dapat direaksikan sebagai berikut :
ikatan hidrogen
− 𝐻 + 𝐶𝐻3 − 𝑂 − 𝐻
(Alkaloid)
(Metanol)
Penjelasan : Ketika
ditambahkan
metanol,
N
dari
alkaloid
akan
menyumbangkan salah satu elektron bebasnya ke atom H pada metanol, sehingga terbentuk ikatan hidrogen, semakin banyak terbentuk ikatan hidrogen maka alkaloid akan semakin larut dalam metanol.
37
3. Aseton Uji kelarutan antara aseton dan ekstrak daun kersen menggunakan 1 ml ekstrak + 1 ml aseton, setelah dikocok, ekstrak dan aseton tercampur. Ketika ditambahkan aseton pada ekstrak daun kersen, senyawa-senyawa kimia pada daun kersen akan membentuk ikatan hidrogen dengan aseton. Salah satu senyawa kimia yang terkandung pada daun kersen adalah alkaloid. Alkaloid memiliki atom N dimana pada atom N terdapat 2 elektron bebas. Ikatan hidrogen merupakan ikatan kovalen koordinasi, dimana atom N dari alkaloid akan menyumbangkan salah satu elekton bebasnya pada H dari aseton, sehingga terbentuk ikatan hidrogen, semakin banyak ikatan hidrogen yang terbentuk maka alkaloid akan semakin larut dalam aseton. Selain itu aseton juga memiliki atom O yang mempunyai dua pasang elektron bebas. Ikatan hidrogen terjadi antara atom O yang mempunyai 4 elektron bebas dengan atom H dari alkaloid, di mana salah satu elektron bebas atom O disumbangkan pada atom H untuk membentuk ikatan hidrogen. Semakin banyak ikatan hidrogen yang terbentuk maka senyawa iodoform akan semakin larut. Reaksi kelarutan aseton dan alkaloid ekstrak daun kersen dapat direaksikan sebagai berikut : ikatan hidrogen
H −𝐻
O
+ 𝐻 − 𝐶 − 𝐶 − 𝐶𝐻3
ikatan hidrogen (Alkaloid)
H (aseton)
Penjelasan : Ketika ditambahkan aseton, N dari alkaloid akan menyumbangkan salah satu elektron bebasnya ke atom H pada aseton, sehingga
38
terbentuk ikatan hidrogen, semakin banyak terbentuk ikatan hidrogen maka alkaloid akan semakin larut dalam aseton. 4. Aquadest Uji kelarutan antara aquadest dan ekstrak daun kersen menggunakan 1 mL ekstrak + 1 mL aquadest, setelah dikocok, ekstrak dan aquadest tercampur. Ketika ditambahkan aquadest pada ekstrak daun kersen, senyawa-senyawa kimia pada daun kersen akan membentuk ikatan hidrogen dengan aquadest. Salah satu senyawa kimia yang terkandung pada daun kersen adalah alkaloid. Alkaloid memiliki atom N dimana pada atom N terdapat 2 elektron bebas. Ikatan hidrogen merupakan ikatan kovalen koordinasi, dimana atom N dari alkaloid akan menyumbangkan salah satu elekton bebasnya pada H dari aquadest, sehingga terbentuk ikatan hidrogen, semakin banyak ikatan hidrogen yang terbentuk maka alkaloid akan semakin larut dalam aquadest. Reaksi kelarutan aquadest dan alkaloid ekstrak daun kersen dapat direaksikan sebagai berikut : ikatan hidrogen
𝑁̈ − 𝐻
+
𝐻 − 𝑂̈ − 𝐻
Penjelasan : Ketika
ditambahkan
aquadest,
N
dari
alkaloid
akan
menyumbangkan salah satu elektron bebasnya ke atom H pada aquadest, sehingga terbentuk ikatan hidrogen, semakin banyak terbentuk ikatan hidrogen maka alkaloid akan semakin larut dalam aquadest.
39
4.3.3
Penentuan Titik Didih Ekstrak Daun Kersen Hasil penentuan titik didih ekstrak daun kersen adalah 800C. Titik didih ekstrak menunjukan adanya gaya tarik menarik antara ion molekul dalam ekstrak daun kersen. Besarnya titik didih ekstrak daun kersen menunjukan gaya tarik molekul yang kuat dalam cairan ekstrak sehingga membentuk ikatan hidrogen antara molekul dalam ekstrak menyebabkan titik didih ekstrak kersen tinggi. Salah satu contohnya yaitu ikatan hidrogen yang terbentuk antara senyawa-senyawa alkaloid. Secara molekular ikatan hidrogen antara molekul dalam ekstrak daun kersen digambarkan sebagai berikut :
−𝐻 −𝐻 −𝐻
𝐻 𝐻 −𝐻
𝐻−
Ikatan hidrogen antar senyawa alkaloid
Penjelasan : Alkaloid memiliki atom N dimana pada atom N terdapat 2 elektron bebas. Ikatan hidrogen merupakan ikatan kovalen koordinasi, dimana atom N dari alkaloid akan menyumbangkan salah satu elekton bebasnya pada H dari alkaloid lain, sehingga terbentuk ikatan hidrogen.
40
Semakin banyak ikatan hidrogen yang terbentuk maka titik didih senyawa akan semakin tinggi, sehingga membutuhkan energi (suhu) yang tinggi pula untuk memutuskan ikatan hidrogen tersebut. 4.4
Analisis Komponen Fitokimia Ekstrak Daun Kersen Hasil analisis komponen fitokimia ekstrak daun kersen pada uji alkaloid dengan pereaksi Mayer dan Wagner sebagai berikut : a. Reaksi alkaloid ekstrak daun kersen dengan reagen Mayer sebagai berikut : Tahap 1 : 4KI(s) + HgCl2(s)
2K+(aq) + HgI42-(aq)
Tahap 2 : K2HgI4(aq) Tahap 3 : 2K+(aq)
K2HgI4(s) + 2KCl(s) HgI42-(aq)
+
+ ekstrak daun kersen
jgkGKlarutan tetap berwarna hitam kehijauan dengan adanya endapan berwarna putih. Data endapan putih menunjukkan adanya ikatan kimia kompleks antara ekstrak daun kersen dengan reagen Mayer. Dengan semikian dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun kersen mengandung kelompok senyawa alkaloid. Secara molekuler reaksi pembentukan endapan putih digambarkan sebagai berikut :
𝑇𝑎ℎ𝑎𝑝 1 4𝐾 + − 𝐼 − + 𝐶𝑙 − − 𝐻𝑔+2 − 𝐶𝑙 −
𝐾+
𝐾+
𝐼 − 𝐻𝑔−2 − 𝐼 I
2𝐾 + + 2𝐾 + + 𝐻𝑔+2 + 4𝐼 − + 2𝐶𝑙 −
𝐼 +
2𝐾𝐶𝑙
𝐼
𝐾 − 𝐻𝑔 − 𝐾 + 2𝐾𝐶𝑙
I
𝐼
41
𝐼
Tahap 2 : 𝐼
𝐼
𝐼
𝐾 + − 𝐻𝑔−2 − 𝐾 + + 2𝐾𝐶𝑙 I
𝐼
2𝐾 + +
I
𝐻𝑔−2 + 2𝐾𝐶𝑙 𝐼
𝐼
Tahap 3 : 𝐼 −𝐻
+
2𝐾 +
𝐼 𝐻𝑔+2
Alkaloid
𝐼
−𝐻
− 𝐻+
+
+
𝐻𝑔+2 + 2 𝐶𝑙 − +
+
2𝐾 + − 𝐶𝑙 −
𝐼
4𝐾 + +
4𝐼 −
𝐶𝑙 − − 𝐻𝑔+2 − 𝐶𝑙 − + 4𝐾𝐼
Hg +
+
2𝐻𝐶𝑙 +
4𝐾𝐼
merkuri-dialkaloida
Penjelasan : Pada tahap pertama, direaksikan 4 senyawa kalium iodida dan merkurium (II) klorida. Pada kalium iodida elektron ikatan antara atom K dan I akan putus ke atom I yang lebih elektronegatif, sehingga ada 4 atom I- dan 4 atom K+. Sedangkan pada
HgCl2,
elektron
ikatan
42
antara
2
atom
Cl
dan
Hg,
akan putus ke atom Cl yang lebih elektronegatif, sehingga Hg menjadi Hg+2 dan Cl menjadi Cl-. Selanjutnya 2 atom K+ akan bereaksi
dengan
2
atom
Cl-
membentuk
kalium
klorida
(2KCl), sedangkan 2 atom K+ lain bersama 4 atom I- akan bereaksi dengan Hg+2. Awalnya 2 atom I- akan berikatan dengan Hg dan 2 atom I- lainnya hanya berikatan sementara, namun karena Hg sangat parsial positif maka elektron ikatan dengan 2 atom I yang terikat akan cenderung ke Hg sehingga Hg menjadi lebih negatif, dan atom 2 atom I yang berikatan mudah lepas lalu digantikan oleh 2 atom K+ sehingga menjadi Kalium tetraiodomerkurat
(II),
sedangkan 4
atom
I- akan berikatan
sementara dengan Hg. Pada tahap kedua, pada kalium tetraiodomerkurat (II), karena Hg sangat parsial positif maka akan menarik eletron ikatan dari atom K, sehingga 2 atom K lepas menjadi 2K+ dan Hg menjadi Hg-2 yang berikatan sementara dengan 4 atom I- (ion tetrahidromerkurat (II)). Pada
tahap
ini
kalium
tetraiodomerkurat
(II),
mengalami
reaksi kesetimbangan dan terurai menjadi ion kalium (K+) dan ion tetrahidromerkurat (II) (HgI42-) dengan hasil lain kalium klorida (2KCl). Pada tahap ketiga, 2K+ dan HgI42- serta 2KCl direaksikan dengan 2 sennyawa alkaloid. Pada HgI42-, 4 atom I yang berikatan sementara dengan Hg akan lepas dengan membawa elektron, sehingga Hg kembali menjadi Hg2+ dan atom I lepas menjadi 4 atom I-. Sedangkan pada kalium klorida (2KCl), elektron ikatan antara atom K dan Cl akan putus ke atom Cl yang lebih elektronegatif, sehingga ada 2 atom Cl- dan 2 atom K+. Ion Hg2+ akan berikatan dengan 2 Clmembentuk HgCl2, sedangkan 4K+ akan berikatan dengan 4I-, membentuk 4KI. Pada senyawa alkaloid, elektron ikatan antara atom N dan H akan putus ke atom N yang lebih elektronegatif sehingga N menjadi N- dan H lepas sebagai H+, sedangkan pada HgCl2 elektron
43
ikatan antara 2 atom Cl dan Hg, akan putus ke atom Cl yang lebih elektronegatif, sehingga Hg menjadi Hg+2 dan ada 2 atom Cl-. Atom Hg+2 akan berikatan dengan N- dari 2 senyawa alkaloid membentuk merkuri dialkaloida, sedangkan 2 atom Cl- akan berikatan dengan H+ dari 2 senyawa alkaloid membentuk 2HCl dengan hasil lain 4KI. Kompleks merkuri-alkaloida membentuk endapan berwarna putih dan berwujud padat, hal ini dikarena adanya atom Hg yang berwarna perak keabu-abuan dan memiliki Ar yang besar sehingga mudah mengendap. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak daun kersen mengandung kelompok senyawa alkaloid.
b. Reaksi alkaloid ekstrak daun kersen dengan reagen Wagner Hasil analisis reagen Wagner membentuk endapan coklat menunjukkan adanya kelompok senyawa alkaloid dalam ekstrak daun kersen. Secara molekuler reaksi pembentukan endapan coklat dapat ditulis sebagai berikut : K+(s) + 2I(s)
Tahap 1 : KI(s) + 3I(s)
Tahap 2 : Alkaloid + K+(s) + 2I3-(s)
Kompleks iodium-alkalioda +
HI(s) + KI(s). Secara
molekuler
reaksi
pembentukan
digambarkan sebagai berikut :
Tahap 1 𝐾 + − 𝐼− +
𝐾 + + 3𝐼
𝐼 − 𝐼
Tahap 2
− 𝐻+
+
𝐾+ +
Alkaloid
3𝐼
𝐼− +
44
𝐼+ − 𝐼−
endapan
coklat
− 𝐼
+
𝐾𝐼 +
𝐻𝐼
Kompleks iodium-alkaloida
Penjelasan : Pada tahap pertama, kalium iodida (KI) direkasikan dengan I2. Pada KI, elektron ikatan antara atom K dan I akan putus ke atom I yang lebih elektronegatif sehingga atom K menjadi ion K+ dan ion 3I-. Pada tahap kedua, ion K+ dan 3I direkasikan dengan senyawa alkaloid. Pada senyawa alkaloid, elektron ikatan antara atom N dan H akan putus ke atom N yang lebih elektronegatif sehingga N menjadi N- dan H lepas sebagai H+. Sedangkan pada 3I terdiri dari I- dan I2. Ion K+ akan berikatan dengan I- membentuk KI dan sisanya I2. Senyawa-senyawa tersebut bereaksi dengan senyawa alkaloid. Pada I2 elektron ikatan antara atom I akan putus ke salah satu atom I, membentuk ion I+ dan ion I-. Pada alkaloid ion N- akan berikatan dengan ion I+, membentuk endapan kompleks iodium alkaloida berwarna coklat. Sedangkan atom H yang putus dari alkaloid sebagai ion H+ akan berikatan dengan I- membentuk senyawa HI. Adanya
endapan
coklat
dari
kompleks
iodium
alkaloida
menunjukkan bahwa ekstrak daun kersen mengandung kelompok senyawa alkaloid. 4.4.1
Uji Flavonoid Ekstrak Daun Kersen Hasil analisis reagen Wilstater sianidin (HCl dan serbuk magnesium) membentuk kompleks warna merah, kuning atau jingga menunjukkan adanya flavanoid. Magnesium dan asam klorida pada uji Wilstater bereaksi membentuk gelembung-gelembung yang merupakan gas H2. Sedangkan logam Mg dan HCl pekat pada uji ini berfungsi untuk
45
mereduksi inti benzopiron yang terdapat pada struktur flavanoid sehingga terbentuk perubahan warna menjadi merah atau jingga. Proses pengujian adanya flavonoid dengan warna merah, kuning atau jingga pada larutan dapat ditulis sebagai berikut
𝑁̈ − 𝐻 + + 2𝐻 + − 𝐶𝑙 − + 𝑃𝑖𝑡𝑎 𝑀𝑔+ + 𝐶𝐻3+ – 𝑂𝐻 − alkaloid
metanol
𝑁̈ − 𝐶𝐻3 + 𝑀𝑔𝐶𝑙2 + 𝐻2 𝑂 + 𝐻2
Penjelasan : Hasil uji flavonoid menunjukkan bahwa ekstrak daun kersen mengandung kelompok senyawa flavonoid. Hal ini diketahui dari adanya perubahan warna menjadi merah.
4.4.2
Uji Saponin Ekstrak Daun Kersen Hasil analisis ekstrak daun kersen dengan metode Forth membentuk busa dalam jumlah sedikit, menunjukan adanya kelompok senyawa saponin dalam jumlah yang sedikit dalam ekstrak Daun Kersen. Proses pengujian senyawa saponin dalam ekstrak semak bunga putih : dikocok
Ekstrak daun semak bunga putih + Air panas Setelah 30 detik + HCl
Busa tidak menghilang
46
Terbentuk busa
Penjelasan : Hasil uji saponin menunjukkan bahwa ekstrak daun kersen mengandung kelompok senyawa saponin dalam jumlah sedikit. Hal ini diketahui setelah dicampurkan ektrak dan air panas lalu dikocok terbentuk busa, setelah didiamkan selama 30 detik dan ditambah HCl 2N, busa yang terbentuk tidak menghilang. 4.4.3
Uji Tanin Ekstrak Daun Kersen Hasil analisis gelatin ekstrak daun Keren membentuk endapan berwarna kehijauan dal larutannya menjadi kental. Hal ini menunjukan adanya kelompok senyawa tannin dalam ekstrak daun kersen. Proses pengujian senyawa tanin dalam ekstrak daun kersen:
Ekstrak yang di encerkan + FeCl3
endapat kehijauan
Penjelasan : Hasil analisis pereaksi FeCl3 menunjukkan bahwa ekstrak daun kersen mengandung kelompok senyawa tanin. Hal ini diketahui dari tidak terbentuknya endapan berwarna kehijauan pada dasar tabung reaksi.
47
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Dari percobaan ini dapat simpulkan bahwa : 1. Simplisia daun kersen yang digunakan sebanyak 300 gram, dengan jumlah etanol 2250 ml untuk merendam simplisia selama 4 hari, kemudian disaring menggunakan kapas dan kertas saring Whatman sehingga didapati ekstrak daun kersen. 2. Massa jenis ekstrak daun kersen yaitu 18,50 gram/ml. 3. Ekstrak daun kersen mampu larut dalam pelarut polar dan semi polar. 4. Titik didih ekstrak daun kersen yaitu 800C. 5. Komponen fitokimia yang terkandung dalam ekstrak daun kersen adalah alkaloid, flavanoid, saponin, tannin dan steroid. Hal ini dapat dketahui dengan hasil yang didapat setelah direaksikan.
48
DAFTAR PUSTAKA
1. http://ditjenbun.pertanian.go.id/perlindungan/berita-226-ekstrak daun kersen -chromolaena-odorata-gulma-dengan-banyak-potensi-manfaat.html 2. https://www.academia.edu/23636182/LAPORAN_IDENTIFIKASI_MUNTING IA CALABURA 3. https://apriyelsauala.wordpress.com/2013/03/22/morfologi-tumbuhan-Kersen 4. http://www.biodiversitywarriors.org/tumbuhan-dengan-penyembuhandiabetes,tumor,kanker luka cepat-dibandingkan-betadine-famili-asteraceaechromolaena-odorata.html 5. http://www.aktualita.co/sejarah-daun-kopasanda-dan-manfaatnya-untuk-lukahingga-diabetes/10835/
49