`Tugas Mata Kuliah Manajemen Data Hubungan Keadaan Rumah Sehat dengan Riwayat Penyakit TBC yang ada di Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember
Disusun Oleh: Toby Rochmanto 162110101119 / E
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember 2019
Hubungan Keadaan Rumah Sehat dengan Riwayat Penyakit TBC yang ada di Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember
I.
Latar Belakang Penyakit TB paru merupakan penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk basil yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis dan dapat menyerang semua golongan umur. Penyebaran TB parru melalui perantara ludah atau dahak penderita yang mengandung basil tuberculosis paru. Berdasarkan Word Health Organization (WHO), TB merupakan penyebab kedua kematian dari penyakit infeksi dunia yang dinyatakan sebagai global emergency pada tahun 1933. WHO memperkirakan terdapat 9,6 juta insiden kasus TB pada tahun 2014 meningkat dari 9 juta insiden kasus TB dengan angka kematian berkisaran 1,5 juta orang. Data WHO menunjukkan Indonesia adalah penyumbang kasus TB terbesar ketiga dunia setelah China dan India dan berada pada peringkat kelima negara dengan kasus TB tertinggi di Dunia pada tahun 2014. Berdasarkan laporan WHO Global Tuberculosis Report 2015 Indonesia termasuk dalam 22 negara dengan beban TB tertinggi di dunia dengan jumlah keseluruhan kasus yang tercatat tahun 2014 sebanyak 324.539 kasus dan jumlah kasus baru mencapai 322.806. Jumlah kasus pengobatan ulang di luar relaps sebanyaK 1.733 kasus TB. Prevalensi kasus TB di Indonesia berdasarkan Riskedas (2013) terdapat sekitar 0,4 % dari jumlah penduduk Indonesia. Dengan kata lain, setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 400 orang yang terdiagnosis menderita TB paru positif. Hasil Riskesdas tersebut tidak mengalami perubahan seperti hasil Riskesdas (2007) yang menghasilkan angka prevalensi yang sama yaitu 0,4 %. Jember diketahui sebagai wilayah endemik TB (tuberculosis). Prevalensi TB Paru di Kabupaten Jember menduduki peringkat pertama di seluruh Eks Keresidenan Besuki yaitu 70-80%. Tercatat 10 pasien berstatus MDR-TB (Multiple Drugs Resistance TB) selama periode 2011-2013 (Dinas Kesehatan Kabupaten Jember 2013:Kompas 2014). Dari hasil pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan Kabupaten Jember, selama 2014 ditemukan 2.070 orang dengan menderita BTA positif, yang terdiri dari
2
2.055 penderita yang diperiksa di Puskesmas, dan 15 dari RS Paru. Dari 2.055 penderita yang diperiksa di Puskesmas tersebut telah mendapatkan paket pengobatan intensif. Penyakit TB biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Microbakterium tuberculosa yang dilepaskan pada saat penderita TB batuk, pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TB dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TB dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru. Rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan beresiko menjadi sumber penularan berbagai jenis penyakit dan dapat mempengaruhi tempat penyebaran bakteri TB. Oleh karena itu, Standar arsitektur bangunan perumahan umum pada dasarnya ditujukan untuk menyedaikan rumah tinggal yang cukup baik dalam bentuk desain, letak dan luas ruangan serta fasilitas lainnya agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga atau dapat memenuhi persyaratan rumah tinggal yang sehat. Rumah atau tempat tinggal yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat mendukung terjadinya penyakit dan berbagai gangguan kesehatan seperti infeksi saluran pernapasan, infeksi pada kulit, infeksi akibat infestasi tikus, kecelakaan mental (Chandra, 2007). Penyakit TB paru mudah menular pada mereka yang tinggal dengan di perumahan yang padat, kurang sinar matahari dan sirkulasi udaranya buruk/ pengap, namun jika ada cukup banyak udara dan sirkulasi, maka kuman TB hanya bisa bertahan selama 1-2 jam. Rumah sehat merupakan cara membuat lingkungan menjadi lebih sehat dan membuat agen penyakit berkurang dalam lingkungan tersebut. Rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat minimum komponen rumah dan sarana sanitasi tiga komponen (rumah, sarana sanitasi dan perilaku) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jika memenuhi ketiga syarat tersebut maka kemungkinan terjadinya penyebaran penyakit akan berkurang dan akan meningkatkan derajat kesehatan kesehatan masyarakat. II.
Tujuan
3
A. Umum Mengetahui hubungan keadaan rumah sehat dengan riwayat penyakit TBC yang ada di kecamatan arjasa kabupaten Jember B. Tujuan Khusus 1. Mengetahui keadaan rumah sehat di kecamatan Arjasa Kabupaten Jember 2. Mengetahui riwayat penderita TBC di kecamatan Arjasa Kabupaten Jember 3. Mengetahui keadaan komponen rumah di kecamatan Arjasa Kabupaten Jember 4. Mengetahui sarana sanitasi di kecamatan Arjasa Kabupaten Jember 5. Mengetahui perilaku penghuni rumah di kecamatan Arjasa Kabupaten Jember 6. Mengetahui hubungan keadaan rumah sehat dengan riwayat penyakit TBC yang ada di kecamatan arjasa kabupaten Jember III.
Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross sectional karena bertujuan untuk mendapatkan gambaran dengan mempelajari dinamika korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen. Penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian analitik dikarenakan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dua variabel secara observasional beserta data yang didapat.
IV.
Variabel Penelitian Variabel pada penelitian ini adalah: a. Variabel dependen : Variabel dependen dari kuesioner ini adalah riwayat penyakit TBC b. Variabel independen : Variabel independen dari kuesioner ini adalah kondisi rumah sehat
V.
Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional
Jenis Kelamin
Karakteristik biologis dan fisik responden dari lahir yang bersifat permanen Lama responden hidup sejak dilahirkan hingga saat penelitian/wawancara dilaksanakan dalam satuan tahun Tanggal responden pada saat dilahirkan
Umur
Tanggal lahir
4
Cara pengukuran Wawancara
Skala Nominal
Wawancara
Rasio
Wawancara
Rasio
Alamat rumah
Pekerjaan
Penghasilan perbulan
Pendidikan Terakhir Nomor Telepon/Hp yang dapat dihubungi Riwayat Penyakit TBC
Gejala penyakit TBC Komponen Fisik Rumah Langit - langit
Dinding
Lantai
Jendela kamar tidur
Alamat tempat tinggal yang digunakan oleh respoden sebagai tempat peristirahatan dan kegiatan sehari-hari kegiatan sehari-hari yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari Uang yang didapatkan dari bekerja selama 1 bulan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari Jenjang pendidikan formal terakhir yang ditempuh responden. Nomor dari sarana komunikasi yang dapat dihubungi oleh peneliti kepada responden
Wawancara
Nominal
Wawancara
Nominal
Wawancara
Nominal
Wawancara
Nominal
Wawancara
Rasio
Responden yang pernah/sedang terdiagnosis TBC berdasarkan temuan rekam medik
Wawancara dengan disertai bukti rekam medik Wawancara
Nominal
Wawancara dan Observasi
Nominal
Wawancara dan Observasi
Nominal
Wawancara dan Observasi
Nominal
Wawancara dan Observasi
Nominal
Wawancara dan Observasi
Nominal
Gejala – gejala yang dialami/dirasakan pada saat terdiagnosis penyakit TBC Unsur – unsur dari keseluruhan rumah yang dapat dilihat dan dirasakan. Bidang atas bagian dalam dari ruangan bangunan ( rumah ) sebagai pembatas antara lantai dan atap yang digunakan sebagai penutup dibawah kerangka atap Salah satu unsur bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang, membatasi satu ruang dengan ruangan lainnya, dan melindungi area tersebut Salah satu unsur bangunan yang berfungsi penutup ruang bagian bawah dan sebagai pendukung beban dan benda-benda yang ada diatasnya seperti perabot,manusia sebagai civitas ruang. Salah satu bukaan ruang yang berfungsi sebagai penghubung antara ruang dalam dan ruang luar baik secara visual maupun sebagai sirkulasi udara dan cahaya pada 5
Nominal
Jendela ruang keluarga
Ventilasi
Lubang asap dapur
Pencahayaan
Sarana Sanitasi
Sarana air bersih
Jamban
Sarana pembuangan air limbah (SPAL) Sarana pembuangan sampah (tempat sampah) Perilaku penghuni Kondisi rumah sehat
ruang kamar tidur Salah satu bukaan ruang yang berfungsi sebagai penghubung antara ruang dalam dan ruang luar baik secara visual maupun sebagai sirkulasi udara dan cahaya pada ruang keluarga Lubang angin atau penghawaan alamiah yang digunakan untuk keluar masuknya udara secara alamiah Lubang angin yang digunakan untuk tempat pergantian asap dengan udara bersih dari luar bangunan/rumah Besarnya intensitas cahaya yang masuk/ada di dalam bangunan/rumah Unsur penunjang yang digunakan untuk mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia Semua sarana/unsur penunjang yang dipakai sebagai sumber air bagi penghuni rumah untuk digunakan bagi penghuni rumah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Suatu bangunan/ ruangan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia yang lazim disebut kakus/WC Alat dan cara yang digunakan untuk membuang air limbah atau air yang sudah tidak digunakan.
Wawancara dan Observasi
Nominal
Wawancara dan Observasi
Nominal
Wawancara dan Observasi
Nominal
Wawancara dan Observasi
Nominal
Wawancara dan Observasi
Nominal
Wawancara dan Observasi
Nominal
Wawancara dan Observasi
Nominal
Wawancara dan Observasi
Nominal
Wawancara dan Observasi
Nominal
Kebiasaan yang dilakukan oleh Wawancara responden saat di dalam rumah Proporsi rumah yang memenuhi Pengukuran kriteria sehat minimum komponen menggunakan
Nominal
Alat dan cara yang digunakan untuk membuang sesuatu benda padat/ sampah yang sudah tidak digunakan
6
Nominal
rumah dan sarana sanitasi tiga rumus rumah komponen (rumah, sarana sanitasi sehat dengan dan perilaku) di satu wilayah kerja kriteria: pada kurun waktu tertentu. 1. Rumah tidak sehat dengan skor < 1068 2. Rumah sehat dengan skor >1068 dan < 1281 VI.
Kuesioner Pengumpulan Data (kuesioner yang dicantumkan disini, kuesioner yang dibuat dalam bentuk word)
VII.
Panduan (setiap variabel dalam Epi Info silahkan dimasukkan disini) No
VIII.
Question or Prompt
Type
Field Name
Size
Analisis (menjawab tujuan) (contoh) 1. Frekuensi kejadian KEK pada ibu hamil Tabel 8.1 Frekuensi kejadian KEK pada ibu hamil Status KEK
Frequency
Percent Cum Percent
Bukan resiko KEK
28
46,7%
46,7%
Risiko KEK
32
53,3%
100,0%
Total
60
100,0%
100,0%
Dari tabel diatas terdapat sebagian besar ibu hamil mengalami resiko KEK (Kurang Energi Kronis) yaitu sebanyak 32 orang atau 53,3%. 2. Hubungan status KEK dengan kejadian anemia pada ibu hamil Tabel 8.2 Hubungan status KEK dengan kejadian anemia Status KEK
STATUS ANEMIA anemia tidak anemia
7
TOTAL
Risiko KEK Row % Col %
24 75.0 96.0
8 25.0 22.9
32 100,0 53,3
Bukan Risiko KEK Row % Col %
1 3.6 4.0
27 96.4 77.1
28 100.0 46.7
TOTAL Row % Col %
25 41,7 100,0
35 58,3 100,0
60 100,0 100,0
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang risiko KEK mengalami anemia (75%), dan sebagian besar ibu hamil yang bukan berisiko KEK tidak mengalami anemia (96,4%).
95% Confidence Interval Point Estimate
Lower
Upper
PARAMETERS: Odds-based Odds Ratio (cross product) Odds Ratio (MLE)
81.0000 73.3150
9.4316 11.1908 9.3518
695.6401 (T) 1734.1613 (M) 3448.3326 (F)
PARAMETERS: Risk-based Risk Ratio (RR) Risk Difference (RD%)
21.0000 71.4286
3.0328 54.9257
145.4121 (T) 87.9314 (T)
(T=Taylor series; C=Cornfield; M=Mid-P; F=Fisher Exact) STATISTICAL TESTS Chi-square - uncorrected Chi-square - Mantel-Haenszel Chi-square - corrected (Yates) Mid-p exact Fisher exact
Chi-square 1-tailed p 2-tailed p 31,3469 0,0000000000 30,8245 0,0000000000 28,4770 0,0000012640 0,0000000029 0,0000000057
Hasil dari uji chi squre = 0,0000012640 artinya ada hubungan antara status KEK dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Nilai RR= 21.0000 95% CI (3.0328 < RR < 145.4121), karena rentang kepercayaan tidak melewati angka 1 maka nilai RR bermakna dan nilai RR lebih dari 1 sehingga disimpulkan status KEK ibu hamil sebagai faktor risiko artinya ibu hamil dengan status KEK kemungkinan 21
8
kali lebih besar mengalami anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami KEK.
IX. X.
Kesimpulan Lampiran (formulir kuesioner dari epi info) (check code) (hasil analisis)
9