Pengkajian Dasar Keperawatan
Nama Mahasiswa
:
Tempat Praktik :
NIM
:
Tgl Praktik
A. Identitas Klien Nama
: Tn .S
Jenis Kelamin
: 20 tahun
Alamat
: Tongas, Kab. Probolinggo
No. Telepon
:-
Status Pernikahan
: Belum menikah
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pendidikan
: SMA
Lama Bekerja
: 2 (dua ) tahun
No. RM
: 132xxxx
Tgl. Masuk
: 15 September 2018
Tgl. Pengkajian
: 17 September 2018 pkl 09.00
Sumber Informasi
: Kakek, rekam medik
Nama keluarga dekat yang bisa dihubungi : Tn. H Status
: kakek pasien
Alamat
: Tongas, Kab. Probolinggo
No. Telepon
:-
Pendidikan
: Sekolah Rakyat (SR)
Pekerjaan
: Pensiunan tentara
B. Status Kesehatan saat ini 1. Keluhan Utama
: pasien mengalami penurunan kesadaran
2. Lama keluhan
: Sejak dua hari yang lalu
3. Kualitas keluhan : 4. Faktor pencetus
: Cedera/ benturan pada kepala
5. Faktor pemberat : pendarahan epidural 6. Upaya yang telah dilakukan : operasi trepanasi 7. Diagnosa Medis
:
a. Cedera kepala berate GCS E2V2M3 (tanggal 15-09-2018)
:
b. Post op trepanasi a.i. Sub Arachnoid Hematoma, edema cerebri ( tanggal 1509-2018) c. Open fr cruris dextra 1/3 distal (tanggal 15-09-2018) 8. Riwayat Kesehatan saat ini Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas antara sepeda motor versus sepeda motor pada tanggal 15-9-2018 sekitar pukul 15.00 WIB. Kecelakaan tersebut mengakibatkan pasien tidak sadarkan diri, kemudian pasien dibawa ke RSUD Tongas, Probolinggo. Pasien dirujuk ke RSU dr Saiful Anwar Malang karena kondisi yang semakin menurun. Pasien tiba di unit UGD RSU dr. saiful Anwar pada pukul 18.30, dengan kondisi tekanan darah (TD) 160/90 mmHg, nadi (N) 130x/menit, GCS E2V2M3, pupil isokor, ada perlukaan di wajah, dada, perut, dan luka tungkai kaki kanan,akral hangat. Dilakukan tindakan pemasangan cervical collar, CT scan dan Debridement. Pada tanggal 15-9-2018 dilakukan tindakan operasi debridement, trepanasi dan pemasangan kateter Sub Dural Drainage (SDD) Sinistra (S), Intra Cranial Pressure (ICP) dextra (D) di Ruang Operasi. Pasien masuk Recovery Room (RR) pada pukul 04.45 WIB dan terpasang sungkup NRBM 10 lpm, frekuensi pernapasan (RR) 20x/ menit, SaO2 98%, TD 110/70 mmHg, N 102 x/menit, akral hangat. Pada tanggal 16-9-2018 pukul 06.00 pasien dipindah ke ruang rawat intensif kondisi pasien GCS E2V2M3, TD 120/80 mmHg, N 88x/menit,. Pada pukul 16.45 kondisi pasien mulai menurun dengan RR 28x/menit, dan SaO2 80%, TD 141/82 mmHg, N 146x/menit. Pasien mendapat support ventilator mode SIMV. Tanggal 17-9-2018 saat dilakukan pengkajian kesadaran pasien menurun karena efek sedasi, Pasien terpasang ventilator mekanik, dan bed side monitor. 9. Riwayat Kesehatan Terdahulu 1. Penyakit yang pernah dialami a.
Kecelakaan (Jenis & Waktu) : pasien belum pernah mengalami kecelakaan
b.
Operasi (Jenis & Waktu) : pasien belum pernah menjalani operasi.
c.
Penyakit: - Kronis : pasien tidak pernah menderita penyakit metabolic seperti hipertensi dan DM - Akut : satu bulan yang lalu pasien menderita batuk, pilek, dan demam yang sembuh dengan pengobatan di puskesmas.
d.
Terakhir memasuki RS: pasien belum pernah dirawat di RS
2. Alergi (obat, makanan, plester,dll) : tidak ada 3. Imunisasi : (V) BCG
(V) Hepatitis
(V) Polio
(V) Campak
(V) DPT
(V) ………
4. Kebiasaan : Jenis
Frekuensi
Merokok Kopi
Jumlah
Lamanya
1 Gelas (200 cc)
5 tahun
1x/hari
Alkohol
-
5. Obat obatan yang digunakan : tidak terkaji Jenis -
lamanya
Dosis
-
-
10. Riwayat Keluarga GENOGRAM Ibu: Hipertensi Nenek (almarhum) : Hipertensi 11. Riwayat Lingkungan : tidak terkaji Jenis
Rumah
Pekerjaan
-
Kebersihan
-
-
-
Bahaya kecelakaan
-
-
-
Polusi
-
-
-
Ventilasi
-
-
-
Pencahayaan
-
-
12. Pola Aktivitas –Latihan : Semua ADL tidak mampu (Score 4) Rumah
Rumah
Sakit -
Makan/minum
0
4
-
Mandi
0
4
-
Berpakaian/berdandan
0
4
-
Toileting
0
4
-
Mobilitas di tempat tidur
0
4
-
Berpindah
0
4
-
Berjalan
0
4
-
Naik tangga
0
4
Pemberian skor: 0 =mandiri, 1 = alat bantu, 2= dibantu orang lain, 3= dibantu orang lain 4= tidak mampu 13. Pola nutrisi Metabolik : Via NGT Rumah ( tidak terkaji)
Rumah sakit
-
Jenis diit/makanan
-
diet cair N80 1200 kal
-
Frekuensi/pola
-
6x200 cc
-
Porsi yang dihabiskan
-
1200 cc
-
Komposisi menu
-
karbo , protein, lemak
-
Pantangan
-
diet padat
-
Nafsu makan
-
tidak terkaji
-
Fluktuasi BB 6 bln terakhir
-
tidak terkaji
-
Jenis minuman
-
Air
-
Frekuensi/pola minum
-
6x20 cc
-
Gelas yang dihabiskan
-
120 cc
-
Sukar menelan (padat/cair)
-
padat
-
Pemakaian gigi palsu (area)
-
tidak ada
-
Riw. Masalah penyembuahan luka
-
tidak terkaji
14. Pola Eliminasi Rumah ( tidak terkaji)
Rumah sakit
BAB : -
Frekuensi/pola
-
Konsistensi
-
Warna & bau
-
Kesulitan
-
Upaya mengatasi
-
pasien blm BAB sejak tgl 15-9-2018
BAK : -
Frekuensi/pola
-
Konsistensi
cair
-
Warna & bau
kuning jernih
-
Kesulitan
penurunan kesadaran
-
Upaya mengatasi
dipasang foley catheter
15. Pola tidur- istirahat
-
Produksi urin 100cc/jam
Rumah ( tidak terkaji) a. Tidur siang : Lamanya
Rumah sakit sde (penagruh sedasi)
- jam … s/d… - Kenyamanan stelah tidur b. Tidur Malam: Lamanya
sde (penagruh sedasi)
- Jam … s/d… - Kenyamanan Setelah tidur - kebiasaan sebelum tidur - kesulitan - upaya mengatasi 16. Pola Kbersihan diri Rumah ( tidak terkaji)
Rumah sakit
Mandi: frekuensi
2x/hari diseka
- Penggunaan sabun
sabun antiseptic
Keramas: Frekuensi
Tidak keramas
- Pengguanaan Shampoo
(post op trepanasi)
Gosok gigi : frekuensi
Oral Hygiene
- Pengguanaan Odol
Clorrhexidine gluconate 0,12 %
Ganti Baju : Frekuensi
2x/hari
Memotong kuku : frekuensi
blm pernah potong kuku
Kesulitan
pasien terpasang ventilator
Upaya yang dilakukan
perawat min 2 orang
17. Pola toleransi –Koping Stres (tidak terkaji) 1. Pengambilan keputusan: ( ) sendiri () diabantu orang lain, sebutkan,…….. 2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawataan diri,dll) 3. Yang biasa dilakukan apabial stress/ mengalami masalah
4. Harapan setelah menjalani pearawatan 5. Perubahan yang dirasa setelah sakit 18. Konsep Diri (tidak terkaji) 1. gambaran diri 2. Ideal diri 3. harga diri 4. peran 5. identitas diri 19. Pola peran & hubungan 1. peran dalam keluarga: anak tertua dari tiga bersaudara 2. sistem pendukung : suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak ada/lainlain, sebutkan: orang tua, adik, kakek. 3. kesulitan dalam keluarga: () Hub. Dengan orang tua
() Hub. Dengan pasangan
() Hub. Dengan sanak saudara
() Hub. Dengan anak
() lain-lain sebutkan……... 4. Masalah tentang peran hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS : pasin sering ditunggui oleh ibu, kakek, dan adik-adiknya. 5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi 20. Pola komunikasi 1. bicara: tidak terkaji () Normal
()
Bahasa
Utama
:
Bahasa
Indonesia () Tidak jelas
() Bahasa daerah : Bahasa jawa
() bicara berputar-putar
() Rentang perhatian:
() Mampu mengerti pembicaraan orang lain () Afek 2. Tempat tinggal :
() sendiri (V) Kos/Asrama () Bersama Orang lain, yaitu: 3. kehidupan keluarga a. Adat istiadat yang dianut: jawa b. Pantangan & Agama yang dianut: Agama Islam c. Penghasilan Keluarga: () < Rp. 250.000
() Rp 1 juta – 1.5 juta
() < Rp. 250.000 - 500.000
() Rp 1.5 juta – 2 juta
() < Rp. 500.000 - 1 juta
() Rp > 2 juta
21. Pola seksualitas (tidak terkaji) 1. masalah dalam hubungan seksual selama sakit : () tidak
() ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan : ()perhatian
() sentuhan
()lain-lain, seperti………
22. Pola Nilai & Kepercayaan (tidak terkaji) 1. apakah tuhan, agama, kepercayaan penting untuk anda. YA/Tidak 2. Kegiatan Agama/kepercayaan yang dilakukakn dirumah (jenis & frekuensi) 3. kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS 4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibdahnya 23. Pemerikasaan fisik 1. Kesadaran umum: lemah > Kesadaran : on sedation > TTV :
-TD : systole 118-156 mmHg, Diastole 50-89 mmHg
- Suhu :36-37 C - Nadi :100-120x/menit - RR: 18-22x/menit
- SpO2: 96%-98% > Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 50 kg
2. kepala & Leher a. Kepala Tidak ada rambut, tampak dua buah balutan memanjang dengan ukuran 5x15 cm. kondisi balutan sbelah kanan berwarna putih bersih, balutan kiri kotor (ada rembesan berwarna coklat). Pada balutan sebelah kanan terdpat kateter ekstra ventricular yang bercabang tiga via three way yaitu aliran dari ekstra ventrikel ke manometer pengukur ICP(nilai ICP 15 cmHg2O). Pada balutan sebelah kiri terdapat kateter SDD yang terhubung ke SDD bag (produksi +- 80 cc/jam, berwarna merah pekat). b. Mata Pupil isokor, respon cahaya (+/+), konjungtiva anemis (+/+), sklera tdk ikterik (-/-). Tampak luka jahit vulnus appertum pada alis, kelopak mata kiri hematom. d. Hidung Terpasang NGT di lubang hidung sebelah kanan e. Mulut & tenggorokan Terpasang ETT dengan ventilator mekanik mode P-SIMV f 18-22x/menit. P insp 20 cmH2O, TV 350-400 ml, PEEP 5 CmH2O, FiO2 90% f. Telinga Telinga tampak kotor, ada sisa bekuan darah pada lubang telinga kanan dan kiri g. Leher Tidak terdapat deviasi trakea, tidak ada distensi vena jugularis. 3. Thorak & Dada: > jantung - inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Terpasang elektroda yang tersambung dengan monitor EKG dengan irama sinus takikardia. Terpasang CVC di dada sebelah kanan dengan nilai 11 cmHg. - palpasi: tidak teraba ictus cordis - perkusi: dullness
- Auskultasi: bunyi S1-S2 tunggal, irama regular > Paru - Inspeksi : pengembangan dada simetris, tidak tampak retraksi intercostae, tampak jejas pada dada D. - Palpasi: taktil fremitus normal - Perkusi: Sonor - Auskultasi: ronchi +/+, Wheezing -/4. Payudara & ketiak Normal, tidak ada massa. 6. Punggung & Tulang Belakang Tidak ada kelainan pada tulang belakang maupun fraktur. Tidak terdapat luka decubitus pada punggung. 7. Abdomen - Inspeksi: abdomen tampak distended - Palpas: soefl, tidak terba massa - Perkusi: hipertimpani - Auskultasi: bising usus 8x/menit 8. Genetalia & Anus - Inspeksi: tampak bersih, pada genetalia terpasang foley catheter yang terhubung ke urobag, 50 cc/jam kuning jernih - Palpasi: tidak terkaji 9. Ekstremitas - Atas : pada ekstremitas atas sinistra terpasang IV line. Terpasang restraint pada kedua tangan. Pasien seringkali bergerak gelisah dengan menekuk lengan, tidak ada edema ekstremitas atas, akral hangat. - Bawah : tampak luka terbalut softband dan tensokrep pada kruris kanan. Akral hangat 10.Sistem Neurologi GCS Undersedasi 11.Kulit dan kuku - Kulit: turgor kulit baik - Kuku : CRT < 3 detik. 24. Hasil pemeriksaan Penunjang
a. CT Scan (15 september 2018), kesimpulan: -
Lesi hiperdens di lobus frontal bilateral
-
Sub arachnoid hematom (SAH) mengisi fissure Sylvii kanan
-
Edema cerebri
-
Subgaleal hematom region parietal kanan, frontotemporal kiri
b. Foto Thorax ( 15 September 2018) Foto thorax Antero Posterior (AP) dengan Hasil: -
Cor: Ukuran, bentuk dan posisi normal
-
Aorta : normal
-
Pulmo : infiltrate pada lapang atas tengah bawah pulmo D dan lapang atas tengah pulmo S, hillus D/S normal , coracan vaskuler normal.
-
Sudut costaphrenicus
-
Hemidiophragma D/S: dome Shape
-
Skeleton: intake tidak tampak lesi litik/blastik
-
Soft tissue: normal
c. Foto polos cruris kanan (15-9-2018): Incomplit fracture 1/3 distal d. Pemeriksaan Darah Jenis pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
15-9-2018
16-9-2018
9,8
10,5
13,4 – 17,7 g/dL
19,07. 10
11,2
4,3 – 10,3. 103/µL
Trombosit
304.103
256. 103
( 142- 424). 103/µL
Hematokrit
33,6
40,9
Anemia, Leukositosis
Anemia
Hematologi Hemoglobin (Hb) Leukosit
Kesan
3
40%-47%
Faal Hemostasis PPT
12,3
Control 10,5- 10,6
APTT
27,5
Control 26,8-26,9
Kesan
PPT dan APTT dalam batas normal
Faal Hati AST/SGOT
170
103
0-40 U/L
ALT SGPT
89
54
0-41 U/L
Albumin Kesan
4,2
3,6
AST dan ALT
AST dan ALT
meningkat
meningkat
128
133
3,5- 5,5 gr/dL
Metabolisme Karbohidrat GDS
Kesan
< 200 gr/dL
kadar glukosa darah dalam bats normal
Faal Ginjal Ureum
25,8
20,4
16,6 – 48,5 mg/dL
Creatinin
0,85
0,72
<1,2 mg/dL
Kesan
Kadar ureum kreatinin dalam batas normal
Serum Elektrolit Natrium (Na)
141
137
136-145 mmol/L
Kalium (K)
3,97
3,67
3,5-5 mmol/L
Klorida (Cl)
112
111
98-106 mmol/L
Kesan
e.
Kadar NA,K,Cl dalam batas normal
Analisis Gas Darah (AGD) Arteri 15-9-2018
16-9-201811
PH
7,33
7,42
7,35-7,45
PaCO2
48
39,0
35-45 mmHg
PaO2
121
130
80-100 mmHg
HCO3
24
22,9
21-28 mmol/L
BE
-2,9
-2,5
(-3)-(+3) mmol/L
SaO2
94,3%
97,6%
Interpretasi Hasil
Asidosis respiratorik
Dalam batas normal
25. Terapi a. Obat-obatan: - cefazolin 2x1 gr - Cifrofloxacin 2x400 mg - Ranitidine 2x50 mg
Nilai Rujukan
> 95%
- Kalnex 3x500 mg - Kutoin 3x100 mg - Tramadol 300 mg/24 jam continue via syringe pump - Midazolam 5 mcg/jam via syringe pump - Nebulizer bisolvon : NaCl 0.9 % = 1:1, diberikan tiap 8 jam b. Cairan: - D5 ½ NS 1000 cc/24 jam - Aminofusin 500 cc/24 jam c. Cek DL dan Albumin d. Rencana OREF
Diagnosa Keperawatan No. 1
Data Data Objektif: -
kecelakaan
lalu
lintas -
Kesadaran:
↓
Pada
mengalami
Gangguan status neurologi:
penurunan
kesadaran,
penurunan kesadaran ↓
tanggal 17-9-2018 kesadaran
↓
↓
pasien menurun karena efek
Pasien tidak
Pasien
dapat bernapas
dipasang ETT
Pasien mendapat support ETT
spontan
↓
dengan ventilator mekanik mode
↓
Adanya benda
P-SIMV, dengan nilai f: 18-
Peningkatan
asing di jalan
22x/menit, P inspirasi 20 cmH2O,
mukus pada
napas
TV 350-400ml, PEEP 5 cmH2O,
jalan napas
↓
↓
Penumpukan
FiO2 90%.
diperoleh
pada hasil
Paru
mukus pada
auskultasi
jalan napas ↓
dengan ronkhi (+). -
napas
↓
saat
kecelakaan
Pemeriksaan
jalan
(Cedera Cerebral)
sedasi (On sedation).
-
Ketidakefektifan bersihan
Pasien terkna cedera pada kepala
kemudian saat pengkajian pada
-
Keperawatan
Pasien mengalami Kecelakaan
Seorang laki-laki usia 20 tahun mengalami
Masalah
Etiologi
Hasil pemeriksaan foto thorax
↓
pada 15 September 2018 =
Ketidakefektifan bersihan jalan
infiltrat pada lapang atas tengah
napas
bawah pulmo Dextra dan lapang atas tengah pulmo Sinistra. Data Subjektif : 2
Data Objektif: -
Pasien mengalami Kecelakaan
Seorang laki-laki usia 20 tahun mengalami lintas
kecelakaan
lalu
↓ Pasien terkna cedera pada kepala (Cedera Cerebral) ↓
Hambatan ventilasi spontan
-
Kesadaran:
Pada
saat
kecelakaan
mengalami
penurunan kesadaran
penurunan
kesadaran,
↓
kemudian saat pengkajian pada
Gangguan proses bernapas:
tanggal 17-9-2018 kesadaran
Pasien tindak dapat bernapas
pasien menurun karena efek
spontan ↓
sedasi (On sedation). -
Gangguan status neurologi:
Pasien mendapat support ETT
Hambatan ventilasi spontan
dengan ventilator mekanik mode P-SIMV, dengan nilai f: 1822x/menit, P inspirasi 20 cmH2O, TV 350-400ml, PEEP 5 cmH2O, FiO2 90%. -
Pada jantung di pasang monitor EKG
dengan
irama
sinus
takikardia. -
Analisis Gas Darah Arteri 15-9-
16-9-
2018
2018
pH
7.33
7.42
PaCO
48
39.0
2
121
130
PaO2
24
22.9
HCO3
-2.9
-2.5
BE
94.3%
97.6%
Interpr
Asidosis
Dalam
etasi
Respirat
batas
orik
normal
SaO2
Data Subjektif: 3
DO : -
Pasien kecelakaan Pasien
terpasang
ventilator
mekanik & bed side monitor -
Ketidakefektifan Mengalami cedera serebral
Pasien terpasang EKG sinus takikardi
Resiko
Perfusi Jaringan Otak
Terdapat lesi pada otak
-
Lesi hiperdens di lobus frontal bilateral
-
Sub arachnoid hematom (SAH)
Terjadi hematoma otak
mengisi fissure Sylvii kanan -
Edema cerebri
-
Subgaleal
Edema otak
hematom
region
parietal kanan, frontotemporal
Suplai O2 ke otak kurang
kiri -
Pasien
memiliki
riwayat
:
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
asidosis respiratorik 4
Otak
DO :
Pasien kecelakaan
-
Pasien mengalami cedera kepala
-
Pasien terpasang SDD sinistra Kepala dengan
kondisi
balutan
Kerusakan Integritas
Dada
Ekstremitas
kotor
dengan rembesan berwarna coklat Cedera
Terbentur Terbentur
dan
bnda keras bnd keras
balutan
kanan
terpasang Serebral
kateter extraventrikular three way untuk mengukur ICP -
TTV :
a. TD :
Ada lesi
Jejas didada Incomplete
otak
Sistol : 118-156 mmHg
fraktur sepertiga
Diastol : 50-89 mmHg
distal
b. Nadi : 100-120x/mnt c. RR : 18-22x/mnt -
Hasil CT scan :
a. Lesi hiperdens di lobus frontal
Hematoma Otak
bilateral b. Subarakhnoid hematom mengisi visura sylvii kanan c. Edema serebri
Edema pada Otak
d. Subgaleal hematom regio parietal kanan, fronto temporal kiri Pemasangan SDD & ICP
Rencana OREF
Jaringan
Kerusakan Integritas Jaringan
Prioritas Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas 2. Hambatan ventilasi spontan 3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak 4. Kerusakan integritas jaringan Perencanaan Intervensi No Diagnosa
1
Nama
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Diagnosa
Tujuan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, ketidakefektifan bersihan jalan nafas dapat teratasi
Indikator
NOC : Respiratory Status : Airway Patency Indikator
1
2
3
4
5
Keterangan
Frekuensi
1 : deviasi sangat
pernafasan
berat dari kisaran
Kemampuan
normal
untuk
2 : deviasi berat dari
membersihkan
kisaran normal
sekret
3 : deviasi sedang
Suara
dari kisaran normal
nafas
4 : deviasi ringan
tambahan
dari kisaran normal 5
:
tidak
ada
penyimpangan dari kisaran normal 1
2
3
4
5
Keterangan
Akumulasi
1 : sangat berat
sputum
2 : berat 3 : sedang 4 : ringan
5 : tidak ada Intervensi
NIC : Artificial airway management 1. Melakukan penyedotan endotrakeal 2. Monitor suara ronki di jalan nafas 3. Monitor warna, jumlah dan konsistensi sekret 4. Pertahankan teknik steril ketika melakukan penyedotan 5. Melakukan fisioterapi dada jika diperlukan 6. Kelola
pemberian
bronkhodilator
atau
nebulizer
ultrasonik,
sebagaimana mestinya. 7. Monitor status pernafasan dan oksigenasi sebagaimana mestinya Rasional
1. Memperlancar saluran jalan nafas 2. Adanya bunyi ronchi menandakan terdapat penumpukan sekret atau sekret berlebih di jalan nafas 3. Mengetahui produksi sekret 4. Meminimalkan terjadinya infeksi 5. Membantu mengeluarkan secret 6. Membantu untuk mengencerkan sekret sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan 7. Mengetahui perubahan dan respon klien terhadap intervensi yang diberikan
No Diagnosa
2
Nama
Hambatan Ventilasi Spontan
Diagnosa
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, masalah hambatan ventilasi spontan pada pasien terjadi peningkatan
Indikator
NOC : Respiratory Status : Ventilation Indikator
1
2
3
4
5
Keterangan
Frekuensi
1 : deviasi sangat
pernapasan
berat dari kisaran
Irama pernapasan
normal
Kedalaman
2 : deviasi berat dari
inspirasi
kisaran normal
Suara
3 : deviasi sedang
perkusi
dari kisaran normal
nafas
4 : deviasi ringan Volume tidal
dari kisaran normal 5
Kapasitas vital
:
tidak
ada
penyimpangan dari kisaran normal 1 Suara
2
3
4
5
Keterangan
nafas
1 : sangat berat
tambahan
2 : berat 3 : sedang 4 : ringan 5 : tidak ada
Intervensi
NIC: Manajemen asam basa: asidosis respiratorik 1. Pertahankan kepatenan jalan nafas 2. Monitor pola nafas 3. Monitor
kemungkinan
penyebab
sebelum
mengkoreksi
ketidakseimbangan asam basa (misalnya, lebih efektif untuk mengatasi penyebab daripada mengatasi ketidakseimbangan) 4. Monitor tanda dan gejala kelebihan asam karbonatdan asidosis respiratorik. 5. Tingkatkan ventilasi dan kepatenan jalan napas pada kondisi asidosis respiratorik dan peningkatakan level PaCO2 dengan tepat 6. Monitor level ABG terhadap perubahan level Ph 7. Monitor factor-faktor penentu sirkulasi oksigen ke jaringan (PaO2, SaO2) 8. Kolaborasikan pemberian relaxan NIC: Manajemen ventilator mekanik: invasif 1. Mulai mempersiapkan dan mengaplikasi ventilator 2. Pastikan bahwa alarm ventilator menyala 3. Monitor seting ventilator, termasuk suhu dan kelembaban dari udara yang dihirup secara rutin 4. Monitor adanya penurunan volume yang dihembuskan dan peningkatan tekanan pernapasan
5. Monitor gejala-gejala yang mengindikasikan peningkatan kerja pernapasan (misalnya, peningkatan denyut nadi atau frekuensi pernapasan,
peningkatan
tekanan
darah,
diaphoresis,
perubahan status mental) terhadap status fisiologi dan psikologi pasien 6. Monitor tekanan ventilator, sinkronisasi pasien/ventilator, dan suara nafas pasien 7. Monitor kemajuan pasien yang menggunakan seting ventilator yang digunakan saat ini dan buat perubahan sesuai kebutuhan sesuai yang diinstruksikan 8. Kolaborasikan dengan dokter dalam rangka menggunkan dukungan
tekanan
atau
PEEP
untuk
meminimalkan
hipoventilasi, sesuai kebutuhan 9. Monitor efek perubahan ventilator pada pernapasan: ABG, SaO2, SvO2, end tidal, Qsp/Qt-A-aDO2 respon subyektif pasien Rasional
NIC: Manajemen Jalan Napas 1. Agar dapat memberikan ventilasi yang adekuat 2. Untuk memantau status pernapasan 3. Untuk dapat menyelesaikan masalah hambatan ventilasi secara keseluruhan dengan mencari penyebab utama dari hambatan ventilasi spontan pada pasien. 4. Memantau efek pemberian ventilator tidak berlebihan 5. Untuk membantu meberikan ventilasi yang lebih adekuat 6. Untuk memonitor perubahan Ph pasien agar menjadi normal 7. Untuk memonitor factor-aktor penentu sirkulasi berada pada nilai yang normal 8. Seharusnya dengan pemberian ventilaot mekanik maka kerja pernapasan akan menurun.
NIC: Mempersiapkan ventilator yang akan digunakan sesuai yang direkomendasikan. 1. Memastikan alat ventilator dalam kondisi baik untuk digunakan. 2. Untuk memastikan alat dala kondisi baik selama digunakan dan pemberian ventilator sesuai yang direkomendasikan.
3. Monitor efek pemberian ventilator dan mencegah terjadinya perburukan keadaan pada pasien. 4. Untuk menngetahui efektivitas dari pemasangan ventilator mekanik bagi pasien (seharusnya terjadi penurunan kerja pernapasan pada pasien ) 5. Monitor efektifitas ventilasi mekanik 6. Memantau manfaat pemasangan ventilator sesuai dengan yang diharapkan. 7. Mengetahui keefektifan pemasangan ventilator bagi pasien (manfaat) 8. Untuk
mengetahui
perkembangan keadaan pasien
setalah
diberikan ventilator. 9. Mengetahui penggunaan peep yang sesuai dengan keadaan pasien. 10. Mengetahui manfaat yang diberikan dari pemasangan ventilator mekanik bagi pasien.
No Diagnosa
3
Nama
Resiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Cerebral
Diagnosa
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4x24 jam, masalah resiko terjadinya ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral dapat dicegah
Indikator
NOC : Tissue Perfusion: Cerebral Indikator
1
2
3
4
5
Keterangan
Tekanan
1 : deviasi sangat
Intrakranial
berat dari kisaran
Tekanan Darah Sistolik
normal
Tekanan Darah
2 : deviasi berat dari
Diastolik
kisaran normal 3 : deviasi sedang dari kisaran normal 4 : deviasi ringan dari kisaran normal 5
:
tidak
ada
penyimpangan dari kisaran normal NOC: Physical Injury Severity 1 Cidera
2
3
4
5
Kepala
Keterangan 1 : sangat berat
terbuka
2 : berat
Impaired
3 : sedang
cognition
4 : ringan
Penurunan
5 : tidak ada
kesadaran Intervensi
NIC : Manajemen Edeme Serebral 1. Monitor status neurologi (kesadaran, fungsi sensorik dan motorik kranial, ukuran pupil, reaktifitas pupil, nadi) dengan ketat dan bandingkan dengan nilai normal 2. Monitor tanda-tanada vital 3. Monitor karakteristik cairan serebrospinal: warna, kejernihan 4. Catat cairan serebrospinal 5. Monitor TIK dan CPP 6. Analisa pola TIK 7. Monitor status pernapasan : frekuensi, irama, kedalaman pernapasan, PaO2, PaCO2, PH, bikarbonat 8. Biarkan TIK kembali kenilai normal diantara aktivitas keperawatan 9. Monitor TIK pasien dan respon neurologis terhadap aktivitas perawatan 10. Kolaborasikan pemberian antihemorargik NIC : Serebral Perfusion Promotion
1.
Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan parameter hemodinamik, dan pertahankan parameter hemodinamik dalam rentang normal
2.
Induksi hipertensi dengan ekspansi volume atau agen inotropik atau
vasokontrictive,
mempertahankan
seperti
yang
parameter
diperintahkan, homodinamik
untuk dan
mempertahankan/mengoptimalkan tekanan perfusi serebral (CPP) 3.
Berikan dan titrasi obat vasoaktif, sebagai perintah untuk mempertahankan parameter hemodinamik
4.
Beri agen untuk memperluas volume intravaskular, yang sesuai (misalnya koloid, produk darah, dan kristaloid)
5.
Atur
ekspander
volume
untuk
mempertahankan parameter
hemodinamik, seperti yang diperintahkan
Rasional
1. Mengetahui status neurologi dan atanda-tanda vital dalam batas normal 2. Melihat jumlah dan jenis cairan serebral yang keluar 3. Mengetahui tekanan intrakranial dalam batas normal 4. Mengetahui parameter hemodinamik yang digunakan dalam batas normal
No Diagnosa
4
Nama
Kerusakan Integritas Jaringan
Diagnosa
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4x24 jam, masalah kerusakan integritas jaringan pasien dapat diberikan perawatan dengan baik
Indikator
NOC : Integritas Jaringan: Kulit dan Membran Mukosa Indikator Suhu Kulit Lesi
Membran
Mukosa
1
2
3
4
5
Keterangan 1
:
Terganggu 2
:
Terganggu Perfusi Jaringan
Sangat
Banyak
3
:
Cukup
Terganggu 4
:
Sedikit
terganggu 5 : Tidak terganggu NOC: Keparahan Infeksi 1
2
3
4
5
Drainase
1 : sangat berat
Purulen
2 : berat
Peningkatan
3 : sedang
Jumlah
sel
4 : ringan 5 : tidak ada
darah Intervensi
Keterangan
NIC : Perawatan Luka 1. Angkat balutan dan plester perekat 2. Monitor karakteristik luka termasuk drainase, ukuran dan bau 3. Bersihkan dengan normal saline atau pembersih yang tidak beracun, dengan tepat 4. Berikan rawatan insisi pada luka, yang diperlukan 5. Berikan balutan yang sesuai jenis luka 6. Pertahankan teknik balutan steril ketika melakukan perawatan luka dengan tepat 7. Ganti balutan sesuai dengan jumlah eksudat dan drainase 8. Periksa luka setiap kali perubahan balutan 9. Bandingkan dan catat setiap perubahan luka 10. Reposisi pasien setidaknya setiap 2 jam, dengan tepat 11. Dokumentasi lokasi luka, ukuran dan tampilan 12. Melakukan perawatan luka pada kepala, dada, ekstremitas. 13. Kolaborasikan pemberian antibiotik, ranitidin dan anti nyeri NIC : Kontrol Infeksi 1. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah digunakan untuk setiap pasien 2. Monitor sel darah putih 3. Ganti peralatan perawatan per pasien sesuai protokol institusi 4. Gosok kulit pasien dengan agen antibakteri yang sesuai
5. Jaga lingkungan aseptik yang optimal 6. Pastikan teknik perawatan luka yang tepat 7. Berikan terapi antibiotik yang sesuai 8. Ajarkan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi pada luka Rasional
NIC : Perawatan Luka 1. Untuk membersihkan luka 2. Untuk mengidentifikasi tanda gejala infeksi 3. Untuk menjaga steril dari luka 4. Untuk menjaga steril insisi 5. Untuk memberikan kenyamanan dan perlindungan dari luka 6. Untuk menghindari infeksi 7. Untuk mencegah eksudat keluar dari balutan dan bisa diidentifikasi 8. Mengidektifikasi perubahan penyembuhan luka 9. Mengidentifikasi proses penyembuhan luka dan dilakukan evaluasi 10. Untuk memberi kenyamanan pada pasien dan mencegah decubitus akibat tidak reposisi pada pasien on sedation 11. Untuk mengidentifikasi perkembangan penyembuhan luka
NIC : Kontrol Infeksi 1. Untuk menghindari transmisi infeksi 2. Untuk menghindari infeksi dari peralatan ke luka pasien 3. Untuk menjaga area dekat luka pasien tetap terhindar dari infeksi 4. Menjaga lingkungan aseptic untuk meminimalisir transmisi infeksi 5. Agar pasien dapat nyaman dan infeksi luka dapat terhindar 6. Untuk menyembuhkan infeksi pada luka pasien 7. Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga supaya lebih waspada dan segera melaporkan kepada tenaga kesehatan jika menemukan tanda infeksi
Pelaksanaan dan Evaluasi Tanggal dan jam
No.Diagnosa
19/09/18
1 Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Implementasi 1. Melakukan
Indikator Evaluasi
penyedotan
endotrakeal
2. Tidak ada suara ronkhi setelah dilakukan
2. Monitor suara ronki di jalan nafas
4. Fisioterapi fisioterapi
dada jika diperlukan 5. Kelola
atau
dilakukan
untuk
membantu
pengeluaran sekret, suara ronkhi tidak ada 5. Nebulizer
pemberian
bronkhodilator nebulizer
suctioning 3. Warna sekret, jumlah dan konsistensi sekret
3. Monitor sekret 4. Melakukan
1. Jalan napas paten
diberikan
untuk
pengenceran
sekret: evaluasi sekret yang disuction 6. RR dalam batas normal (18-20x/menit)
ultrasonik,
sebagaimana mestinya. 6. Monitor status pernafasan dan
oksigenasi
sebagaimana mestinya 20/09/18
2 Hambatan Ventilasi Spontan
1. Pertahankan
kepatenan
jalan nafas 2. Monitor pola nafas 3. Monitor tanda dan gejala kelebihan asam karbonat
1. Jalan napas paten, tidak terdengar suara ronkhi 2. Pola nafas normal (18-20x/menit) dan teratur, tanpa menggunakan otot bantu, bernafas spontan
dan asidosis respiratorik. (Monitor level ABG)
dengan indikator :
4. Tingkatkan ventilasi dan kepatenan pada
jalan
kondisi
PH
7,35-7,45
PaCO2
35-45 mmHg
asidosis
PaO2
80-100mmHg
dan
HCO3
21-28 mmol/L
BE
(-3)-(+3)mmol/L
SaO2
> 95%
napas
respiratorik peningkatakan
level
PaCO2 dengan tepat 5. Kolaborasikan pemberian relaxan
4. Tekanan Ventilasi dalam batas normal, level PCO2 disesuaikan dengan kondisi klien
6. Monitor seting ventilator 7. Monitor
adanya
penurunan volume yang dihembuskan
dan
peningkatan
tekanan
pernapasan
mengindikasikan peningkatan
dalam
menggunkan
midazolam
sesuai
resep:
5mcg/jam via syringe pump 6. Setting ETT dengan ventilator mekanik mode P-SIMV 7. Setting ventilator: suhu dan kelembaban dari
8. Peningkatan kerja pernapasan (misalnya, Peningkatan denyut nadi atau frekuensi
kerja
pernapasan 9. Kolaborasikan
5. Pemberian
udara yang dihirup secara rutin
8. Monitor gejala-gejala yang
dokter
3. Hasil Analisa Gas Darah dalam batas normal,
pernapasan, peningkatan tekanan darah, diaphoresis,
dengan rangka dukungan
perubahan
status
mental)
terhadap status fisiologi dan psikologi pasien 9. Kemajuan: apakah klien siap dilatih untuk melakukan pernapasan spontan mandiri
tekanan atau PEEP untuk meminimalkan hipoventilasi,
10. Efek perubahan ventilator pada pernapasan: ABG, SaO2, SvO2, end tidal, Qsp/Qt-A-aDO2
sesuai
respon subyektif pasien
kebutuhan 10. Monitor efek perubahan ventilator
pada
pernapasan 21/09/18
3
1. Monitor status neurologi
Resiko Ketidakefektifan
2. Monitor tanda-tanda vital
dan motorik kranial, ukuran pupil, reaktifitas
3. Monitor
pupil, nadi) dengan ketat dan bandingkan
Perfusi Serebral
karakteristik
cairan serebrospinal 4. Catat cairan serebrospinal 5. Monitor
status
pernapasan
terhadap
neurologis aktivitas
perawatan 7. Kolaborasikan pemberian antihemorargik
dengan nilai normal 2. Tanda-tanda vital (Tekanan darah, suhu, RR, nadi) 3. Karakteristik cairan serebrospinal: warna,
6. Monitor TIK pasien dan respon
1. Status Neurologis (kesadaran, fungsi sensorik
kejernihan 4. Status
Pernafasan:
frekuensi,
irama,
kedalaman pernapasan, PaO2, PaCO2, PH, bikarbonat 5. Pemberian antihemorargik : Kalnex 3x500 mg
22/09/18
4 Kerusakan Integritas Jaringan
1. Perawatan
luka
dengan teknik steril 2. Monitor
karakteristik
luka
dan bau 2. Memberikan perawatan luka dengan teknik steril untuk menghindari adanya infeksi
3. Bandingkan dan catat setiap perubahan luka 4. Reposisi
pasien
setidaknya setiap 2 jam, dengan tepat 5. Melakukan perawatan luka
1. Karakteristik luka: termasuk drainase, ukuran
pada
kepala,
dada, ekstremitas. 6. Kolaborasikan pemberian antibiotik, ranitidin dan anti nyeri 7. Berikan
terapi
antibiotik yang sesuai
3. Memasang balutan yang tepat sesuai kondisi luka untuk menghindari paparan dari luar 4. Membandingkan
setiap
perubahan
luka:
menilai kemajuan proses penyembuhan luka 5. Pemberian
antibiotik:
Cefazoln
2x1
gr,
Ciprofloxacin 2x400mg, kolaborasi ranitidine 2x50mg serta analgesik kutoin 3x100mg: Pasien merasakan berkurang rasa nyeri
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PROJECT BASED LEARNING TRIGGER 1 “MEDICAL BEDAH” Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Clinical Studies 1
Oleh: Halidah Manistamara 155070207111015 Reguler 1/Kelompok 1
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018