Lap Pratikum P. Yoga.docx

  • Uploaded by: dedi darmawan
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lap Pratikum P. Yoga.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,694
  • Pages: 16
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI DAN FORMULASI SEDIAAN SEMISOLID PEMBUATAN SALEP DAN GEL

Oleh Kelompok III : IKA FITRIANA

(15650009)

SRI HARTUTI

(15650011)

YAYUK SUPRIHATIN

(15650013)

SUSIARTI

(16650052)

YUSRUL MUFLIHATI H

(16650053)

DEDI DARMAWAN

(16650068)

LUKMAN ABADI

(16650069)

WIWIK DINAH

(17650096)

TYAS RAHMAWATI

(17650098)

WAHYU ARI AJI

(17650100)

PROGRAM STUDI S1-FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI TAHUN 2019

PENDAHULUAN

A. SEDIAAN SEMISOLID Sediaan semisolid adalah sediaan setengah padat yang dibuat untuk tujuan pengobatan topikal melalui kulit. Bentuk sediaan ini dapat bervariasi tergantung bahan pembawa (basis) yang digunakan. B. KEUNTUNGAN SEDIAAN SEMISOLID DIBANDINGKAN DENGAN SEDIAAN CAIR 1. 2. 3. 4.

Dapat diatur daya penetrasi dari zat berkhasiat dengan memodifikasi basisnya. Kontak sediaan dengan kulit lebih lama. Lebih sedikit mengandung air sehingga lebih sulit ditumbuhi bakteri. Lebih mudah digunakan tanpa memerlukan alat bantu.

C. JENIS SEDIAAN SEMISOLID BERDASARKAN KONSISTENSI 1. Unguenta (Salep) Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Salep adalah sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput lendir. (Depkes, Farmakope Indonesia IV) 2. Cream (Krim) Menurut Farmakope Indonesia III definisi Cream adalah sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Dan menurut Farmakope Indonesia IV, Cream adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Sedangkan menurut Formularium Nasional Cream adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60 % dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. 3. Pasta Pasta adalah sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit. 4. Cerata Cerata adalah salep berminyak mengandung konsentrasi tinggi dari lilin sehingga keras dan titik lebur tinggi. 5. Jelly (Gel) Jelly adalah salep sangat lunak, hampir mencair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin, digunakan pada membran mukosa, sebagai pelicin atau dasar salep obat, dapat dicuci dengan air.

PEMBUATAN SALEP ASAM SALISILAT A. TEORI DASAR Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok (Depkes, Farmakope Indonesia III). Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau obat narkotik adalah 10%. Berdasarkan komposisi dasar salep, dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Dasar Salep Hidrokarbon Yaitu terdiri antara lain : a. Vaselin Putih b. Vaselin Kuning c. Campuran Vaselin dengan Malam putih, Malam kuning d. Parafin encer e. Parafin padat f. Jelene g. Minyak tumbuh-tumbuhan 2. Dasar Salep Serap Yaitu dapat menyerap air, terdiri antara lain : a. Adeps Lanae, Lanolin b. Unguentum Simplex Campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian minyak wijen. 3. Hydrophilic Petrolatum Yaitu terdiri antara lain : a. Dasar salep emulsi tipe M/A, seperti Vanishing cream b. Emulsifying Ointment B.P. Emulsifying Wax c. Hydrophillic Ointment 4. Dasar salep yang dapat larut dalam air Yaitu terdiri antara lain : a. Polyethylenegylcol Ointment USP. b. Tragacanth c. P.G.A (Anief, 2015)

Penilaian dasar salep tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6.

1. 2. 3.

4.

Laju pelepasan (liberasi) yang diinginkan dari bahan obat oleh dasar salep Keinginan peningkatan absorbsi per kutan dari bahan obat oleh dasar salep Dapat melindungi kelembaban kulit Obat stabil dalam bahan dasar salep Pengaruh obat (bila ada) terhadap kekentalan Tujuan pemakaian dari sediaan salep (Anel, 1989) Aturan pembuatan salep : Zat yang dapat larut dalam dasar salep, dilarutkan bila perlu dengan pemanasan rendah. Zat yang tidak cukup larut dalam bahan dasar salep, lebih dulu diserbuk dan diayak dengan derajat ayakan no. 100. Zat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar salep mampu mendukung atau menyerap air tersebut, dilarutkan dulu dalam air yang tersedia, setelah itu ditambahkan bagian dasar salep yang lain. Bila dasar salep dibuat dengan peleburan, maka campuran tersebut harus diaduk sampai dingin.

Salep harus homogen dan ditentukan dengan cara salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen (Anief 2015).

B. DATA PREFORMULASI 1. Asam Salisilat Nama Resmi

: Acidum Salicylicum (C7H6O3)

Pemerian

: Hablur ringan tidak berwarnaatau serbuk berwarna putih, hampir tidak berbau, rasa agak manis dan tajam.

Kelarutan

: Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian Etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P, larut dalam larutan amonium asetat P, dinatrium hidrogen fosfat P, kalium sitrat P natrium sitrat P.

Khasiat

: Keratolitikum, anti fungi

2. Asam Benzoat Nama Resmi

: Acidum Benzoicum (C7H6O2)

Pemerian

: Hablur halus dan ringan, tidak berwarna, tidak berbau.

Kelarutan

: Larut dalam lebih kurang350 bagian air, dalam lebih Kurang 3 bagian etanol (95%) P, dalam 8 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.

Khasiat

: Antiseptikum ekstern, anti jamur.

3. Sulfur Praecipitatum Nama Resmi

: Sulfur Praecipitatum

Sinonim

: Belerang endap

Pemerian

: Serbuk lembek, bebas butiran, kuning keabuan pucat atau kuning kehijauan pucat, tidak berbau, tidak berasa.

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam karbondisulfida P, sukar larut dalam minyak zaitun P, sangat sukar larut dala etanol (95%) P.

Khasiat

: Anti skabies.

4. Menthol Nama Resmi

: Mentholum (C10H20O)

Pemerian

: Hablur berbentuk jarum dan prisma, tidak berwarna, bau tajam seperti minyak permen, rasa panas dan aromatik diikuti rasa dingin.

Kelarutan

: Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol (95%) P, dalam kloroform P dan dalam eter P, mudah larut dalam parafin cair Pdan dalam minyak

atsiri. Khasiat

: Korigen, anti iritan.

5. Nipagin Nama Resmi

: Methylis Parabenum (C8H8O3)

Sinonim

: Metil Paraben

Pemerian

: Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.

Kelarutan

: Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etano (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.

Khasiat

: Zat tambahan, zat pengawet.

6. Parafin Cair Nama Resmi

: Paraffinum Liquidum

Pemerian

: Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa.

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air dan dalam etano (95%) P, larut dalam kloroform P dan dalam eter P.

Khasiat

: Laksativum.

7. Vaselin Album Nama Resmi

: Vaselinum Album

Sinonim

: Vaselin Putih

Pemerian

: Masa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk.

Kelarutan

: Praktis tidak larut dengan air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutan kadang-kadang beropolesensi lemah.

Kasiat

: Zat tambahan.

C.FORMULASI Bahan

Formulasi

Asam salisilat

10 %

Asam Benzoat

6,5 %

Sulfur Praecipitatum

8%

Mentol

0,3 %

Nipagin

0,2 %

Parafin Cair

5%

Vaselin Album

70 %

D. ALAT DAN BAHAN Timbangan Digital

Asam salisilat

Mortir + Stamper

Asam Benzoat

Gelas ukur 25 ml

Sulfur praecipitatum

Sendok Tanduk

Mentol

Beaker glass 100 ml

Nipagin

Penangas air

Parafi cair

Kertas perkamen

Vaselin album

E. PERHITUNGAN / PENIMBANGAN Formulasi dibuat untuk 10 gram  Perhitungan dan penimbangan : 1. Asam Salisilat 2. Asam Benzoat 3. Sulfur Praecipitatum 4. Mentol 5. Nipagin 6. Parafin Cair 7. Vaselin Album

10/100 6,5/100 8/100 0,3/100 0,2/100 5/100 70/100

x 10 g x 10 g x 10 g x 10 g x 10 g x 10 g x 10 g

= = = = = = =

1g 0,65 g 0, 8 g 0,03 g 0,02 g 0,5 g 7g

F. PROSEDUR KERJA Pembuatan Salep 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Timbang semua bahan. Asam Salisilat + Asam Benzoat + spiritus fortior → aduk ad larut. Tambahkan Sulfur praecipitatum → gerus ad larut dan halus. Mentol + spiritus fortior → gerus ad larut → masukkan no. 3. Masukkan vaselin + parafin cair → aduk ad homogen → masukkan no. 4 → aduk ad homogen. Masukkan ke dalam wadah, beri etiket biru.

G. EVALUASI Uji organoleptis Salep terasa kasar. G. PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini kelompok kami melakukan praktikum pembuatan sediaan setengah padat unguentum asam salisilat. Dari komponen yang tertera dalam formula diatas disebutkan bahwa hanya ada 2 komponen yaitu asam salisilat yang berfungsi sebagai zat aktif yang berkhasiat sebagai keratolitikum ; antifungi dan vaselin album yang berfungsi sebagai basis krim.

Selanjutnya setelah sediaan unguentum asam salisilat kami jadi, seharusnya kami melakukan beberapa pengujian diantaranya uji homogenitas, uji daya lekat, uji daya sebar dan uji kemampuan proteksi. Tetapi beberapa uji ini tidak kami lakukan karena adanya beberapa keterbatasan dari kami. Dari hasil uji tekstur yg kami lakukan dengan cara sederhana, yaitu merasakan dengan tangan. Terasa tekstur salep masih kasar dan kurang halus. Hal ini tentu kurang memenuhi syarat sebagai salep yang baik. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh penambahan spiritus fortior yang kurang, serta pengadukan yg kurang kuat.

H. KESIMPULAN Pada praktikum ini, kami membuat salep asam salisilat. Dari hasil yang kami dapatkan, salep terasa masih kasar ketika dioleskan. Ini disebabkan karena sulfur praecipitatum kurang larut. Diduga hal ini disebabkan oleh penambahan spiritus fortior yg kurang, serta pengadukan yang kurang kuat.

PEMBUATAN GEL ASAM SALISILAT A. TEORI DASAR Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan (Anonim, 2014). Definisi lain gel adalah suatu sistem semipadat dimana pergerakan dari medium pendispersi terbatas oleh jalinan tiga dimensi dari partikel atau molekul dari fase terdispersi. Gel umumnya merupakan suatu sediaan semipadat yang jernih, tembus cahaya dan mengandung zat aktif, merupakan dispersi koloid mempunyai kekuatan yang disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi (Ansel, 1989). Sediaan gel mempunyai kelebihan diantaranya adalah memiliki viskositas dan daya lekat tinggi sehingga tidak mudah mengalir pada permukaan kulit, memiliki sifat tiksotropi sehingga mudah merata bila dioles, tidak meninggalkan bekas, hanya berupa lapisan tipis seperti film saat pemakaian, mudah tercucikan dengan air, dan memberikan sensasi dingin setelah digunakan, mampu berpenetrasi lebih jauh dari krim, sangat baik dipakai untuk area berambut dan lebih disukai secara kosmetika, gel segera mencair jika berkontak dengan kulit dan membentuk satu lapisan dan absorpsinya pada kulit lebih baik daripada krim. Sediaan gel memiliki sifat sebagai berikut : 1. Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan kosmetik ialah inert, aman dan tidak bereaksi dengan komponen lain. 2. Pemilihan bahan pembentuk gel harus dapat memberikan bentuk padatan yang baik selama penyimpanan tapi dapat rusak segera ketika sediaan diberikan kekuatan atau daya yang disebabkan oleh pengocokan dalam botol, pemerasan tube, atau selama penggunaan topikal. 3. Karakteristik gel harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan sediaan yang diharapkan. 4. Penggunaan bahan pembentuk gel yang konsentrasinya sangat tinggi atau BM besar dapat menghasilkan gel yang sulit untuk dikeluarkan atau digunakan. 5. Gel dapat terbentuk melalui penurunan temperatur, tapi dapat juga pembentukan gel terjadi setelah pemanasan hingga suhu tertentu. Contoh polimer seperti MC, HPMC dapat terlarut hanya pada air yang dingin yang akan membentuk larutan yang kental dan pada peningkatan suhu larutan tersebut akan membentuk gel. 6. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fase yang disebabkan oleh pemanasan disebut thermogelation.

B. DATA PREFORMULASI 1. Asam Salisilat Nama Resmi

: Acidum Salicylicum (C7H6O3)

Pemerian

: Hablur ringan tidak berwarnaatau serbuk berwarna putih, hampir tidak berbau, rasa agak manis dan tajam.

Kelarutan

: Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian Etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P, larut dalam larutan amonium asetat P, dinatrium hidrogen fosfat P, kalium sitrat P natrium sitrat P.

Khasiat

: Keratolitikum, anti fungi

2. Nipagin Nama Resmi

: Methylis Parabenum (C8H8O3)

Sinonim

: Metil Paraben

Pemerian

: Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.

Kelarutan

: Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etano (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.

Khasiat

: Zat tambahan, zat pengawet.

3.HPMC Nama Resmi

: Hydroxypropyl Methyl Cellulose (CH2CH (CH3) OH)

Pemerian

: Jenis selulosa eter non-ionik, yang merupakan bubuk warna putih hingga putih.

Kelarutan

: Terlarut dalam air dan beberapa pelarut organic seperti etanol. propil alkohol. etilen klorida, larutan air adalah aktivitas permukaan. Ini adalah agen aktif permukaan nonionik. Suhu gelasi berbeda untuk nilai yang berbeda. Sebagai contoh, di antara 60RT Hydroxypropyl Methylcellulose, 60 adalah suhu gelasi, Yaitu, larutan air 2% akan membentuk gelasi pada 60%.

Khasiat

: Pengental, pengikat, film-mantan, surfaktan, koloid pelindung, pelumas, pengemulsi dan suspensi dan bantuan retensi air.

5. Gliserin Nama Resmi

: Glycerolum (C3H8O3)

Sinonim

: Glycerol

Pemerian

: Cairan seperti sirup, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik, jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapi lebih kurang 200

Kelarutan

: Dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam minyak lemak.

Kasiat

: Zat tambahan.

6. Aquadest Nama Resmi

: Aqua Destilata (H2O)

Pemerian

: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.

C.FORMULASI Bahan

Formulasi 10 %

Asam salisilat Nipagin

1%

HPMC

5g

Glycerin

5g

Aquadest

5g

D. ALAT DAN BAHAN Timbangan Digital

Asam salisilat

Mortir + Stamper

Nipagin

Gelas ukur 25 ml

HPMC

Sendok Tanduk

Mentol

Beaker glass 100 ml

Glycerin

Penangas air

Aquadest

Kertas perkamen

E. PERHITUNGAN / PENIMBANGAN Formulasi dibuat untuk 10 gram  Perhitungan dan penimbangan : 1. Asam Salisilat 2. Nipagin 3. HPMC 4. Glicerin 5. Aquadest 6. Basis Gel

10/100 1/100

x 10 g x 10 g 5g 5g 70 ml 10 g – 1 g

= = = = = =

1g 0,1 g 5g 5g 0,02 g 9g

F. PROSEDUR KERJA Pembuatan Gel 1. Timbang semua bahan. 2.

Buat fase gel = a) 5 g HPMC + 50 ml aquadest panas (masukkan beaker glass), aduk diatas penangas air ad kental, diangkat dari penangas + 5 g glicerin, aduk ad basis gel. b) Ditimbang basis gel 9 gr.

2. Asam Salisilat + spiritus fortior → aduk ad larut. 3. 9 g basis gel + nipagin sedikit demi sedikit → aduk ad homogen. 4. No 2 + no 3 → aduk ad homogen. 5. Masukkan wadah beri etiket biru.

G. EVALUASI 1. Uji Organoleptis Tujuan

: Untuk mengetahui apakah sediaan telah sesuai dengan keinginan pembuat jika ditinjau dari segi warna, bau, tekstur, dan konsistensi.

Prinsip

: Membandingkan warna, bau, tekstur, dan konsistensi sediaan dengan pewarna, pembau, dan bahan tambahan lain yang digunakan.

Metode

: Kontak langsung dengan indra penglihatan, peraba, dan pebau.

Penafsiran Hasil : Warnanya putih kurang jernih, tidak beraroma, tektur nya kurang lembut, dan

konsistensinya terlalu kenyal.

G. PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini kelompok kami melakukan praktikum pembuatan sediaan setengah padat gel asam salisilat. Dari komponen yang tertera dalam formula diatas disebutkan bahwa hanya ada 2 komponen yaitu asam salisilat yang berfungsi sebagai zat aktif yang berkhasiat sebagai anti inflamasi, HPMC dan aquadest yang berfungsi sebagai basis gel. Selanjutnya setelah sediaan gel asam salisilat kami jadi, seharusnya kami melakukan beberapa pengujian diantaranya uji homogenitas, uji daya lekat, uji daya sebar dan uji kemampuan proteksi. Tetapi beberapa uji ini tidak kami lakukan karena adanya beberapa keterbatasan dari kami. Dari hasil uji organoleptis yang kami lakukan, warna kurang jernih, hal ini mungkin disebabkan, setelah dipanaskan terjadi gelembung.

H. KESIMPULAN Pada praktikum ini, kami membuat gel asam salisilat. Dari hasil yang kami dapatkan, gel tidak jadi. Hal ini mungkin disebabkan aqua yg ditambahkan terlalu banyak. Atau mungkin juga karena pengocokannya kurang. Atau mungkin disebabkan penimbangan HPMC yang terlalu banyak. Atau mungkin bisa juga disebabkan karena pemanasan yang kurang.

DAFTAR PUSTAKA Daftar Pustaka Anief, M., 2015. Ilmu Meracik Obat . Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Anonim, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta Anonim, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta Ansel, H.C., 1989. Handbook of Pharmaceutical Excipients sixth Edition. Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association. Inggris Syamsuni, 2006. Dosen Pembimbing Praktikan (Prayoga Fery Yuniarto., M.Farm)

Related Documents

Lap Pratikum 3 Ryan
May 2020 30
Lap Pratikum 6
May 2020 29
Lap Pratikum 2
April 2020 20
Lap Pratikum 3
April 2020 33
Lap Pratikum 2
April 2020 28

More Documents from "abeck"