Lalalalala.pdf

  • Uploaded by: pandu arif nugroho
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lalalalala.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 1,397
  • Pages: 11
TUGAS BESAR PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN/R

KELOMPOK 2 3TA02

1. Agung Karunia Lombu

10316328

2. M. Agisna Rizkudin

14316682

3. Pandu Arif Nugroho

15316711

4. Rino Mugi Raharjo

16316443

5. Sasa Adenia

16316855

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS GUNADARMA 2019

Perancangan Struktur Jembatan/R

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi rintangan yang kedudukannya lebih rendah seperti sungai, jurang, teluk dan lain-lain sehingga memungkinkan untuk dilintasi dengan lancar dan aman. Jembatan juga merupakan bagian dari infrastruktur transportasi darat yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows). Dapat dikatakan bahwa perkembangan jembatan sejalan dengan waktu perkembangan peradaban manusia. Tetapi bukan hal yang mudah dan membutuhkan proses yang panjang dalam pencapaian struktur jembatan seperti yang ada sekarang ini. Sejarah jembatan diawali dengan proses “cut and try” kemudian dikembangkan dengan metode empiris beserta pemikiran-pemikiran pengetahuan bahan penyusun jembatan.

1.2

Perkembangan Tipe Jembatan 1.2.1 Jembatan Jaman Purba Pemikiran pada peradaban zaman purba telah menjadi sumbangan yang sangat bernilai bagi teknologi jembatan. Manusia zaman purba melintasi sungai dengan memasang pilar-pilar batu, kayu gelondongan, atau pohon yang tumbang dengan bentang yang sangat pendek. Manusia purba juga manfaatkan akar-akar atau ranting-ranting pohon sebagai jembatan gantung uintuk bergelantungan melompati dari satu pohon ke pohon lain. Tipe jembatan zaman purba adalah jembatan balok sederhana, dan digunakan hanya untuk bentangan yang pendek. Namun, pada era ini juga ditemukan tipe jembatan pelengkung (arch bridge) walau bentuk dan meterial konstruksi masih relatif sederhana. Tipe jembatan terbaru pada periode ini adalah jembatan tipe pelengkung (arch bridge). Bentuk dan material konstruksi yang digunakan pada umumnya masih relatif sederhana dan alami. Seperti yang dibangun diatas Sungai Euprat dan Sungai Tigris di Babylonia kira-kira 2000 SM.

Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma

Perancangan Struktur Jembatan/R 1.2.2

1.2.3

1.2.4

Kelompok 2

Periode Romawi Kuno Zaman Romawi Kuno dimulai dari tahun 300 SM dan berlangsung kurang lebih selama 600 tahun. Teknologi jembatan pada periode ini, telah membangun jembatan dari kayu, batu dan beton. Untuk jembatan batu dan beton, bentuknya sama seperti pada periode jembatan purba yaitu berbentuk lengkung (arch). Namun periode ini, telah berhasil mengatasi permasalahan rumit yang ada, seperti membuat konstruksi yang dibangun di atas pilar yang berada di bawah air dan melindunginya dari bahaya banjir. Periode Jaman Pertengahan Zaman pertengahan di Eropa berlangung dari abad ke-11 sampai dengan abad ke-16 sesudah runtuhnya Romawi. Secara fisik konstruksi jembatan pada periode ini tidak jauh berbeda dengan periode romawi kuno. Bentuk jembatan lengkung dan pilarpilar batu masih sering digunakan pada jembatan periode ini. Beberapa ahli mengatakan bahwa Jembatan Rialto yang dibangun pada abad ke-16 di atas Grand Canal, Venice adalah jembatan terbaik di zaman pertengahan dalam segi pengembangan teknik jembatan dan estética. Pada jembatan ini, jalan raya menghubungkan dua ruas kawasan perdagangan yang mempunyai jalan masuk menuju jalur pejalan kaki (footwalks) yang dibangun dibagian tepi dalam satu kesatuan konstruksi. Teknologi Jembatan Zaman Besi & Baja Era jembatan besi dan baja sejalan dengan adanya revolusi industri. Pada zaman ini jembatan besi dibangun dengan menggunakan prinsip-prinsip bentuk lengkung, terutama untuk jembatan jalan raya namun pada era ini sudah menggunakan kantilever pada konstruksinya. Pada era ini jembatan menggunakan berbagai macam komponen dan sistem struktur baja: deck, girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan penggantung kabel. Jembatan besi yang pertama kali dibangun adalah Jembatan Coalbrookdale yang melintasi Sungai Severn, Inggris tahun 1776 yang dibangun dengan bagian yang berbeda yang berbentuk setengah lingkaran.

Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma

Perancangan Struktur Jembatan/R 1.3

Bentuk dan Tipe Jembatan 1.3.1 Beam Bridge Dikenal juga sebagai jembatan grider, desain kontruksi ini merupakan yang paling sederhana dalam membuat sebuah jembatan. Umumnya, jembatan ini berbentuk horizontal lurus, dengan tiang vertikal sebagai tiang pancang untuk memperkokohnya. Biasanya, tiang pancang terbuat dari baja atau beton yang ditancapkan ke dalam tanah. Konstruksi beam bridge umum digunakan untuk menghubungkan dua dataran yang tergolong dekat. Misalnya wilayah yang dipisahkan oleh sungai.

1.3.2

Kelompok 2

Truss Bridge Mengadopsi ide dasar beam bridge, dari segi konstruksi, truss bridge agak lebih kokoh karena menggunakan kerangka truss yang berbentuk triangular. Meski tidak menancap ke tanah, namun tiang jembatan menjadi lebih kaku karena bentuk segitiga yang menghubungkan tiang yang satu dengan tiang lainnya. Selain itu, garis–garis diagonal pada tiang jembatan juga berfungsi untuk mentransfer beban ke area yang lebih luas, sehingga beban tak berkumpul di satu titik.

Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma

Perancangan Struktur Jembatan/R

1.3.3

Kelompok 2

Arch Bridge Arch atau yang dalam bahasa Inggris berarti lengkungan merupakan jembatan yang dibuat secara melengkung layaknya busur panah. Meski secara konstruksi lebih menghemat material (tidak membutuhkan banyak material), namun secara ketahanan, desain ini lebih kuat dibandingkan dengan beam maupun truss.

Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma

Perancangan Struktur Jembatan/R 1.3.4

Suspension Bridge Di Indonesia, suspension bridge dikenal juga dengan sebutan jembatan gantung. Sesuai dengan namanya, jembatan ini kemudian disambungkan dengan beberapa tali sehingga nampak menggantung. Agar lebih kokoh, jembatan ini juga menggunakan tiang/menara sekitar 2 buah. Karena bentuk jembatan ini cukup rumit, maka membutuhkan budget relatif besar untuk membangunnya. Namun, harga itu akan terbayarkan dengan bentuknya yang cenderung ikonik.

1.3.5

Cantilever Bridge Merupakan jembatan yang paling rumit, cantilever bridge juga termasuk jembatan yang paling kokoh jika dibandingkan dengan keempat saingan lainnya. Jika dilihat pada gambar, jembatan ini dibagi atas beberapa ruas (tergantung panjang jalannya) yang masing – masing memiliki fungsi untuk menahan tegangan dan kompresi yang diterima oleh jembatan.

Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma

Perancangan Struktur Jembatan/R

1.4

Rumusan Masalah Berdasarkan pada sejarah perkembangan dan tipe jembatan, seorang engineer harus memiliki keahlian merencanakan jembatan dengan tujuan mencukupi kebutuhan manusia.

1.5

Tujuan Perencanaan Tujuan Perencanaan adalah untuk merencanakan jembatan yang dapat membantu manusia memenuhi kebutuhannya, yaitu dalam bidang transportasi penghubung antar jalan yang dipisahkan sungai.

1.6

Diagram Aliran Perencanaan Jembatan

Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma

Perancangan Struktur Jembatan/R 1.7

Lokasi Perencanaan Jl. Boulevard Grand Depok City, Depok, Pancoran MAS, Kota Depok, Jawa Barat 16431.

1.8

Layout Jembatan Variabel yang penting setelah penentuan lokasi jembatan ditentukan adalah mempertimbangkan layout jembatan terhadap topografi setempat.

Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma

Perancangan Struktur Jembatan/R

Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma

Perancangan Struktur Jembatan/R

1.9

Aspek Pemilihan Lokasi Jembatan 1.9.1 Aspek Lalulintas Lokasi yang berperan sebagai pembangkit pergerakan di wilayah perencanaan, adalah daerah perumahan. Sedangkan daerah perkantoran, pendidikan, perdagangan, serta pergudangan sebagai daerah penarik pergerakan. Lokasi penarik pergerakan terletak di Jalan Margonda Raya. Jembatan dibuat dengan 2 jalur dan 4 lajur, guna mempermudah masyarakat melintasi Sungai Ciliwung yang melintang di bawahnya. 1.9.2 Aspek Teknis Penentuan geometri struktur, alinemen horizontal, dan alinemen vertikal direncanakan sesuai dengan lingkungan sekitar. Bahan yang digunakan untuk struktur jembatan adalah beton yang diperkuat dengan tulangan baja untuk menutupi kekurangan beton yang lemah terhadap gaya tarik. Tipe perkerasan jalan menggunkan material aspal. Tipe tanah yang ada di lokasi adalah tanah tipe lempung. Jembatan memiliki panjang 40 meter, dan lebar jembatan 12 meter. Tinggi dari jembatan mencapai 8,8 meter. 1.9.3 Aspek Estetika Pada jaman modern ini, jembatan didesain tidak hanya didasarkan pada struktural dan pemenuhan transportasi saja, tetapi dengan tujuan artistik dan ekonomis. Desain yang digunakan pada perencanaan jembatan memiliki desain yang sederhana dan elegan. Jembatan memiliki railing yang tidak terlalu tinggi, sehingga dapat

Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma

Perancangan Struktur Jembatan/R memanjakan masyarakat pemandangan

yang melaluinya Sungai

bisa

melihat Ciliwung.

1.10 Peraturan Resmi Dalam Perencanaan Jembatan 1. SNI 1725-2016 Pembebanan Jembatan 2. Surat Edaran Dirjen Binamarga tentang Penyampaian Ketentuan Desain dan Revisi Jalan dan Jembatan 3. Perencanaan dan pelaksanaan konstruksi jembatan gantung untuk pejalankaki. 4. Rancangan 3 Penyambungan Tiang Pancang Beton Pracetak Untuk Fondasi Jembatan 5. RSNI T 12-2004 Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan 6. RSNI T-02-2005 Standar pembebanan untuk jembatan 7. RSNI T-03-2005 perencanaan struktur baja untuk jembatan 8. SNI 2451-2008 Spesifikasi pilar dan kepala jembatan sederhana bentang 5 m sampai dengan 25 m dengan pondasi tiang pancang 9. SNI 2833-2008 Standar perencanaan tahan gempa untuk jembatan 10. SNI 6747-2002 Tata cara perencanaan teknis pondasi tiang untuk jembatan 11. Surat Edaran Mentri PU 07SEM2015 Pedoman Persyaratan Umum Perencanaanjembatan 12. Surat Edaran Direktorat Jenderal Bina Marga tentang Tata Cara Pengecatan Elemen Jembatan 1.11 Beban yang Diperhitungkan Dalam Perencanaan Jembatan 1.11.1 Beban primer Beban primer merupakan beban utama dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan. Beban primer meliputi beban mati, beban hidup, dan beban kejut. 1.11.2 Beban Sekunder Beban sekunder merupakan beban sementara yang selalu diperhitungkan dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan. Beban sekunder meliputi pengaruh tekanan angin, pengaruh gaya rem, pengaruh perbedaan suhu, dan diakibatkan getaran gempa.

Kelompok 2

Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma

More Documents from "pandu arif nugroho"