ANATOMI DAN FISIOLOGI PENDENGARAN
DISUSUN OLEH •
PANDU RIAS BUDI
•
MUHAMMAD YUSUF
•
GWYNETH ZOYA ANGGITA ERDI
•
FIRMANSYAH
1. Telinga Bagian Luar
Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga (aurikula), liang telingan luar (analis auditoris eksternal), dan gendang telinga (Membran Timpani) yang membatasinya dengan telinga dalam. a. Daun telinga (aurikula)
Daun Telinga tersusun dari kulit dan tulang rawan yang elastis. Berfungsi untuk mengumpulkan suara lalu menyalurkan ke liang telinga.
b. Liang telinga luar (analis auditoris eksternal)
Liang telinga memiliki panjang sekitar 2,5 – 3 cm, berbentuk S, dibagian ini terdapat kelenjar sudorifera yaitu kelenjar yang dapat menghasilkan serumen (bahan mirip lilin yang dapat mengeras). Serumen ini menjaga telinga agar tidak banyak kotoran dari luar yang masuk ke dalam, juga dapat menghindari masuknya serangga karena memiliki bau tidak sedap. Liang telinga luar tersusun dari : ● 1/3 LETERAL (tulang rawan) yang memiliki banyak kelenjar serumen dan rambut ● 2/3 MEDIAL (tulang sesungguhnya) yang hanya memili sedikit kelenjar serumen Fungsi liang telinga adalah menyalurkan gelombang suara dari gendang telinga menuju membran timpani
Lengkung reflek Akustik Figure 1: Skema dari jaras saraf akustik reflek.
Keterangan gambar: CNVII (Cranial Nerve ke-7/ facial); CNVIII (Cranial Nerve ke-8/ auditory); MNVII (Motor Nucleus dari Cranial Nerve ke-7); SOC (Superior Olivary Complex); VCN (Ventral Cochlear Nucleus)
2. Telinga Tengah
Dibagian telinga Tengah terdapat membran timpani yang akan bergetar saat terdapat gelombang suara yang membenturnya lalu akan membuat ketiga tulang pendengaran bergerak dan menyalurkan energi mekanik ke dalam ovalwindow a. Membran Timpani (gendang telinga)
Membran timpani merupakan pemisah antara telinga luar dan tengah yang berfungsi menangkap gelombang suara dan akan bergetar bila menerima suara lalu menggerakan tulang pendengaran. Membran timpani merupakan suatu membran tipis, semi transparan berbentuk elips, diameter lebih kurang 8-10 mm. Membran ini terlihat cekung, mengandung kolagen. Membran Timpani Terbagi menjadi dua bagian, yakni :
● Pars flasida (membran Shrapnell) 2 lapis. Terletak di superior posterior. Terbagi 2 lapisan yaitu: lapisan luar dan lapisan dalam. Pars flaksida merupakan bagian atas yang bersifat lentur ● Pars tensa (membran propria) 3 lapis. Terletak di inferior anterior. Terbagi 3 lapisan yaitu: lapisan luar, lapisan tengah dan lapisan dalam. pars tensa yang merupakan bagian bawah membentuk sebagian besar membran timpan Catatan : -
Reflek cahaya ( Telinga Kanan arah jam 5 , Telinga Kiri arah Jam 7)
b. Tulang Tulang Pendengaran
berfungsi sebagai pengungkit dan amplifikasi serta berfungsi meneruskan getaran suara yang disampaikan gendang telinga, getaran-getaran suara ini akan diteruskan oleh masingmasing tulang pendengaran dari Maleus-Inkus-Stapes. ➢ Maleus, melekat pada gendang telinga ➢ Inkus, menghubungkan maleus dan stapes ➢ Stapes, melekat pada ovalwindow. Amplifikasi terjadi sebesar 22x lipat Terjadi amplifikasi di tulang –tulang pendengaran karena: 1. Adanya perbedaan luas penampang gendang telinga dan ovalwindow 2. Bentuk daya pengungkit tulang pendengaran 3. Bentuk corong membran timpani.
c. Otot Pendengaran 1. Muskulus Tensor Timpani
= melekat pada maleus dan menjaga gendang telinga
tetap menempel a. b. c. d.
Panjang Origo Inervasi Diakttifkan
2. Muskulus Stapedius
: 25 cm : kanalis tuba eustacius insersio pars superior manubrium malei : nervus 5 ( N.V ) : starlie response dan stimulasi taktil area sekitar mata
= melekat pada stapes, Fungsinya menstabilkan
hubugan antara stapedius dan oval window a. b. c. d.
Panjang Origo Inervasi Diaktifkan
: 8 mm : kanalis Nervus 8 ( N. VIII ) insersio kaput stapes : Nervus 8 ( N. VIII ) : Akustik dan Non Akustik
d. Tuba Eustachius
saluran yang menghubungkan membran timpani dengan nasofaring. Berfungsi sebagai: ➢ Drainase: mengeluarkan cairan atau kotoran telinga ➢ Proteksi: menghalangi kotoran dari nasofaring ke kavum timpani ➢ Ventilasi: mempertahankan tekanan udara.
Otot –otot pada Tuba Eustachius, Berfungsi untuk membuka Tuba Eustachius. Antara lain: 1. Tensor velipalatini 2. Levator velipalatini 3. Otot salfingeus 4. Tensor timpani Tuba Eustachius terdiri dari dua bagian, yaitu: 1. Bagian yang memiliki struktur tulang, terletak pada bagian sepertiga ( 1/3 ) mendekati telinga tengah 2. Bagian yang memiliki struktur kartilaginosa, terletak pada bagian dua pertiga ( 2/3 ) yang mendekati nasofaring Secara umum, tuba Eustachius cenderung selalu menutup. Dengan adanya kontraksi dari tensor veli palatini, tuba Eustachius dapat terbuka pada saat menelan, menguap, atau membuka rahang sehingga terjadi keseimbangan tekanan atmosfer antara kedua ruang diantara membran timpani. Pada daerah inferolateral tuba Eustachius terdapat bantalan lemak Otsmann yang mempunyai peranan penting dalam penutupan tuba dan proteksi tuba Eustachius dan telinga tengah dari arus retrograde sekresi nasofarin
3. TELINGA DALAM
Telinga bagian dalam terdiri dari koklea (rumah siput, didalam koklea terdapat organ korti yang memiliki sel rambut dalam dan sel rambut luar yang berfungsi mengubah energi mekanik menjadi energi listrik a. Koklea (rumah siput)
koklea berupa dua setengah lingkaran. Berfungsi mengubah energi mekanik menjadi listrik. Koklea terdiri dari 3 bagian: ➢ Skala vestibuli, terletak di bagian dorsal (atas). Mengandung perilim ➢ Skala media, terletak di bagian media (diantara vestibuli dan timpani). Mengandung endolimfa ➢ Skala timpani, terletak di bagian ventral (bawah). Mengandung perilim. Diantara skala vestibuli dan skala media terdapat membran reissner, Diantara skala media dan skala timpani terdapat membran tektoria Diantara skala vestibuli dan skala timpani ada membran basilaris.
b. Organ korti
Organ Korti terdiri dari sel rambut dalam dan sel rambut luar. Merupakan reseptor pendengaran rangsang bunyi (mekanik) yang diubah menjadi listrik (terjadi di OHC).
Perbedaan sel rambut dalam dan sel rambut luar, antara lain: ➢ Sel rambut Dalam : ● Berfungsi mengontrol impuls dari OHC ke otak ● Sterosilia Berbentuk “V” ● Terdiri dari 1 baris, 3.500 sel. ➢ Sel rambut Luar ● Berfungsi sebagai amplifikasi, memperkuat getaran dan meningkatkan sensitifitas pendengaran. ● Sterosilia Berbentuk ”W” ● Terdiri dari 3 baris, 12.00 sel .
FISIOLOGI PENDENGARAN •
KONDUKSI
Ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea ,getarannya akan menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang kemudian akan mengamplifikasi getaran. Energi getar yang telah diamplifikasi tersebut diteruskan ke stafes yang akan menggerakan tingkap lonjong. Amplifikasi terjadi oleh : ● Daya ungkit tulang – tulang pendengaran ● Perkalian perbandinga luas membran timpani dan Ovalwindow ● Bentuk corong dari membran timpani
•
TRANDUKSI Tranduksi terjadi di koklea,Perubahan dari energi mekanik ke energi listrik yang terjadi di bagian organ korti yang terdapat di dalam koklea Tingkap lonjong yang sudah digetarkan oleh stapes akan menggetarkan perilimfe di skala vestibuli. Getaran tersebut akan diteruskan melalui membran reissner yang akan menggetarkan endolimfe di skala media, sehingga menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dengan membran vektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinnya defleksi sterosilia sel-sel rambut sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan itu menimbulkan proses depolarisasi sel rambut sehingga melepaskan neurotransmiter kedalam sinaps yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius.
•
TRANSMISI Yang berperan didalam transmisi adalah saraf-saraf yang berfungsi menyampaikan energi listrik yang tadi sudah diolah di koklea ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39 -40) di lobus temporalis.
•
PROSESING Prosesing adalah proses pengolahan suara yang terjadi di otak Terbagi menjadi 4,yaitu : a) Identifikasi bunyi (yaitu dimana otak mengidentifikasi atau mengenali bunyi yang ditanngkap oleh otak) b) Diskriminasi bunyi (membedakan bunyi yang harus di cerna mana yang hanya suara latar) c) Rekognisi (pengenalan suara) d) Komfrehensi (proses akhir dimana kita sudah mengetahui maksud dari bunnyi yang kita terima si otak)