Kti- Mahkota Dewa--2.docx

  • Uploaded by: Alisha Mayora
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kti- Mahkota Dewa--2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,064
  • Pages: 21
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penyakit hipertensi menurut data dari World Health Organization (WHO) tahun 2011, satu milyar orang di dunia menderita hipertensi, 2/3 diantaranya berada di negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai dengan sedang. Prevalansi hipertensi akan terus meningkat tajam, diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena hipertensi. Di Indonesia penyakit hipertensi menjadi masalah bagi sebagian masyarakat. Penyakit hipertensi memang sulit untuk diketahui, sebab hampir tidak ada gejala yang spesifik untuk gangguan kesehatan ini karena tidak muncul gejala yang khusus sehingga untuk mengetahui penyakit ini hanya dengan mengukur tekanan darah. Di Indonesia terjadi peningkatan prevalensi hipertensi. Secara keseluruhan prevalansi hipertensi di Indonesia tahun 2013 sebesar 26,5% sedangkan Sumatera Utara didapatkan prevalensi hipertensi sebesar 24,7%. (Riskesdas, 2013) Prevalensi hipertensi pada penduduk 18 tahun ke atas di Kalimantan Selatan berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah adalah 39,6%, 7 kabupaten dengan prevalensi lebih tinggi dari angka provinsi yaitu Hulu Sungai Selatan, Tapin, Tanah Bumbu, Hulu Sungai Tengah, Tabalong, Hulu Sungai Utara, dan Tanah Laut. (Rikesdas, 2007) Hipertensi di wilayah Martapura merupakan 10 penyakit terbesar yang diderita oleh masyarakat. Pasien hipertensi pada bulan Januari 2017 di Wilayah Martapura yaitu sebanyak 156 orang dan meningkat pada bulan Februari 236 sebanyak orang. (Puskesmas Tanjung Rema, 2017) Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmhHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya berisiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.(Price, 2000) Untuk pengobatan penyakit hipertensi, tidak selalu menggunakan obat-obatan yang mengandung bahan kimia tetapi, juga dapat dilakukan dengan cara

1

tradisional yaitu menggunakan tanaman herbal yang memiliki khasiat menurunkan tekanan darah. Penggunaan tanaman herbal semakin banyak diminati oleh masyarakat karena telah terbukti bahwa tanaman herbal lebih menyehatkan dan tanpa menimbulkan efek samping bagi penggunanya. Tanaman herbal yang berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah antara lain mengkudu, sambiloto, dan sirih merah. Selain itu, tumbuhan herbal yang sudah terbukti untuk menurunkan tekanan darah yaitu buah mahkota dewa. Saat ini, mahkota dewa yang mempunyai nama latin Phaleria macrocarpa merupakan salah satu jenis tanaman yang berasal dari papua, memiliki bentuk fisik bulat dengan warna hijau saat muda dan merah cerah saat matang. Kandungan buah ini yaitu alkaloid sebagai anti racun, saponin yang meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi kadar gula darah, antivirus dan bakteri serta mengencerkan darah, senyawa flavonoid berguna untuk anti oksidan, mengurangi resiko penyempitan pembuluh darah, melancarkan peredaran darah dan menurunkan tekanan darah serta polifenol sebagai anti histamin atau alergi. (Sudewa IWB, dkk) Berdasarkan uji toksisitas akut yang dilakukan oleh Widowati untuk melihat arah penelitian selanjutnya yang perlu dilakukan dengan dasar efek farmakodinami yang diamati. Disimpulkan bahwa arah penelitian dapat dilanjutkan pada efek adrenergik, antara lain perangsangan jantung, perangsangan SSP misalnya peningkatan kewaspadaan, aktivitas psikomotor; efek metabolik misalnya peningkatan glikogenolisis di hati dan otot; efek endokrin, misalnya mempengaruhi sekresi insulin. Pada pengamatan selama 3 hari, maka didapatkan hasil tidak menimbulkan kematian. Hal ini juga mendukung keamanan penggunaan buah mahkota dewa. (Lucie Widowati, dkk, 2005) Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik meneliti tentang pengaruh buah mahkota dewa terhadap penurunan tekanan darah pasien hipertensi.

B. Rumusan Masalah Bagaimanakah pengaruh buah mahkota dewa terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi?

2

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh buah mahkota dewa terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi.

2.

Tujuan Khusus a. Menggambarkan tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum diberikan buah mahkota dewa. b. Menggambarkan tekanan darah pada pasien hipertensi sesudah diberikan buah mahkota dewa. c. Membandingkan keadaan tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum dan sesudah diberikan buah mahkota dewa.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Dari penelitian ini dapat memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai obat alternatif lain dari buah mahkota dewa untuk menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi. 2.

Bagi pendidikan

Memberikan informasi dan menambah acuan dalam proses belajar mengajar dalam pendidikan keperawatan mengenai penurunan tekanan darah, menambah studi kepustakaan serta menjadi masukan dan manfaat bagi mahasiswa di Poltekkes Kemenkes Banjarmasin. 3.

Bagi pasien hipertensi

Memberikan informasi dan menambah pengetahuan tentang manfaat buah mahkota dewa untuk menurunkan tekanan darah.

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hipertensi Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang). Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg. (Sheps, 2005) B. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Beberapa faktor berikut sering berperan dalam kasus-kasus hipertensi, yaitu faktor keturunan, faktor obesitas, faktor stress, faktor pola makan dan faktor merokok.(Situmorang, PR, 2014) 1. Faktor Keturunan Pada 70 – 80% kasus hipertensi esensial, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka kemungkinan hipertensi esensial lebih besar. 2. Obesitas Berat badan sangat berkaitan dengan hipertensi yang mengakibatkan bertambahnya pengeluaran insulin, maka penyerapan natrium dalam ginjal akan berkurang. 3. Faktor Stress Menurut Sue Hichlift dalam (Vitahealth, 2005) stress adalah respon yang dapat mengancam kesehatan jasmani ataupun emosional. Bila seseorang terus-menerus dalam keadaan ini, maka tekanan darah akan tetap meningkat. 4. Faktor merokok

4

Merokok dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah juga diakibatkan oleh pengendapan kolesterol pada pembuluh darah, sehingga jantung bekerja lebih cepat. (Vitahealth, 2005)

5. Faktor Pola Makan yang Salah Makanan yang diawetkan dan konsumsi garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah yang tinggi. C. Pembagian Tekanan Darah Tekanan darah manusia dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu: (Gunawan, L,2001) 1. Tekanan darah rendah (hipotensi) 2. Tekanan darah normal (normotensi) 3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) WHO (World Health Organization, 1992) menentukan standar batasan tekanan darah manusia agar memudahkan diagnostik dan terapi atau penatalaksanaan hipertensi, yaitu: Tabel 2.1 Standar Batasan Tekanan Darah Tekanan sistolik (mmHg) <140 141-159 >160

Tekanan Diastolik (mmHg) <90 91-94 >95

Klasifikasi Normotensi Perbatasan Hipertensi

Sumber: WHO, 1992 (Menurut A Statement by the American Society of Hypertension and the

International Society of Hypertension 2013) klasifikasi tekanan darah, yaitu: Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Klasifikasi Optimal Normal Normal Tinggi Hipertensi derajat 1 Hipertensi derajat 2 Hipertensi derajat 3 Hipertensi sistolik terisolasi

Sistolik <120 120-129 130-139 140-159 160-179 ≥180 ≥140

Diastolik <80 80-84 84-89 90-99 100-109 ≥110 <90

Sumber: A Statement by the American Society of Hypertension and the International Society of Hypertension 2013

5

D. Klasifikasi Hipertensi Hipertensi campuran merupakan peningkatan pada tekanan sistolik dan diastolik. Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu: (Gunawan, L, 2007) 1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan terdapat sekitar 90 % dari pasien hipertensi. 2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal adalah hipertensi yang dapat diketahui penyebabnya dan terdapat kurang lebih 10% dari pasien hipertensi. (Sheps, 2005) E. Buah Mahkota Dewa, Khasiat dan Efek Toksiknya Mahkota dewa (Phaleria Macrocarpa) merupakan salah satu jenis tanaman obat yang berasal dari Papua, tumbuhan yang hidup di daerah tropis, dapat tumbuh hingga mencapai 6 m apabila tidak dirawat, namun umumnya pohon ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m, buahnya berbentuk bulat dengan ukuran bervariasi mulai dari sebesar bola pingpong sampai sebesar buah apel, dengan ketebalan kulit antara 0,1 – 0,5 mm (Harmanto, 2001). Buahnya berwarna hijau ketika belum matang dan menjadi merah saat matang. (Nur Dyah Naharsari dan Firman Wahyudi). Kandungan senyawa dari buah mahkota dewa yaitu alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol. Kandungan kimia dalam mahkota dewa yang berpengaruh terhadap tekanan darah adalah flavonoid. Flavonoid dapat menurunkan sistem vascular resistance (SVR) karena menyebabkan vasodilatasi. Selain itu, flavonoid juga menghambat kerja ACE yang dapat menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II (I Gusti Putu Ind ra Wirawan, 2015). Sudewa menjelaskan dalam penelitiannya bahwa terdapat penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok intervensi setelah diberikan buah mahkota dewa. Terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah sebelum dan setelah intervensi sebesar 8,5 dengan nilai p kurang dari 0,001. Namun, terdapat juga penurunan sistolik dan diastolik dalam kelompok kontrol walaupun tidak diberikan buah mahkota dewa. (Wirawan, IGPI, 2015). Meskipun, kaya akan kandungan kimia, bukan berarti mahkota dewa bisa digunakan tanpa aturan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memanfaatkannya. Pemanfaatan buah mahkota dewa dengan dimakan langsung sangat tidak dianjurkan karena mahkota dewa mentah mempunyai sifat toksik (racun) yang sangat tinggi. Efek sampingnya sangat serius yaitu dari luka di bibir, mulut, dan lidah sampai mual pusing dan keracunan. Oleh karena itu, buah mahkota dewa diolah menjadi ramuan karena dapat mengurangi sifat toksik buah tersebut. (Harmanto, 2001)

6

F. Hasil Uji Toksisitas Buah Mahkota Dewa Berdasarkan literature berjudul Uji Toksisitas Akut Ekstrak Mahkota Dewa pada Hewan Uji Coba, yang dilaksanakan oleh Lucie Widowati, Pudjiastuti, dan Budi Nuratmi, telah dilakukan uji toksisitas akut terhadap infus biji dan buah mahkota dewa serta ekstrak buah mahkota dewa menggunakan hewan uji mencit putih. Dengan menggunakan dosis "penjajagan" dan percobaan untuk mendapatkan harga LD50. Setelah dilakukan uji coba, maka didapatkan harga LD50, untuk infus biji sebesar 3,835 mg/ l0gr bb; infuse sebesar 67,04 mg/ 10 gr bb ip dan untuk ekstrak sebesar 36,53 mg/ l0g bb ip. Harga ini jika diekstrapolasikan ke penggunaan secara oral menumt Paget dan Barnes pada tikus, untuk infuse biji adalah 2,684 mg/kg bb; infus buah adalah 46.925 mg/kg bb, sedangkan pada ekstrak sebesar 25.570 mg/kg. Kategori aman atau toksik, dapat menggunakan beberapa dasar patokan. Menurut katagori leason, biji buah mahkota dewa termasuk bahan yang toksik dan buah mahkota dewa tanpa biji termasuk tidak toksik (practically non toxic). Oleh karena mempunyai daya racun dibandingkan buahnya, maka perlu diwaspadai untuk penggunaan biji. Pemanfaatan tanaman mahkota dewa harus tanpa biji. Dengan demikian perlu diingatkan pada masyarakat agar berhati hati mengkonsumsi dengan mengetahui cara pengolahan simplisia dengan benar. Mengingat bahwa tanaman mahkota dewa merupakan tanaman yang baru mulai dikenal di Indonesia, maka penelitian farmakodinami terhadap tanaman ini khususnya buahnya, sudah mulai dilakukan oleh beberapa instansi penelitian maupun perguman tinggi. Namun penapisan khasiat perlu dilakukan untuk menggali potensi dari buah mahkota dewa sehingga dapat ditentukan arah penelitian selanjutnya yang dibutuhkan di kemudian hari. Penapisan dilakukan dengan menggunakan mencit dengan 2 jenis kelamin dan 3 macam dosis. Pengamatan dilakukan selama 24 jam dan 3 hari. Dari kolom pengujian, nampak ada atau tidaknya efek setelah 15 menit pemberian bahan uji. Dari analisa hasil pengamatan behavioral profile, arah penelitian dapat dilanjutkan pada efek adrenergik, antara lain: perangsangan jantung, perangsangan SSP misalnya peningkatan kewaspadaan, aktivitas psikomotor, efek metabolik misalnya peningkatan glikogenolisis di hati dan otot, efek endokrin, misalnya mempengamhi sekresi insulin. Gejala lain adalah adanya geliat pada peritoneum yang menunjukkan adanya rasa iritasi pada perut. Hal ini dapat menjadi perhatian, bahwa ada pengaruh iritasi pada lambung, kemungkinan

7

karena kandungan saponin yang cukup tinggi pada buah mahkota dewa (20,4%). Pada pengamatan selama 3 hari, ketiga dosis yang dicoba tidak menimbulkan kematian. Hal tersebut juga menunjukkan keamanan dari buah mahkota dewa.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah pre eksperimental design dengan rancangan onegroup pretest-posttest design yaitu penelitian ini menggunakan kelompok studi tanpa menggunakan kelompok kontrol dan pengambilan responden tidak dilakukan secara random serta dilakukan pretest dan posttest pada kelompok studi. Model rancangan penelitian ini sebagai berikut: O1 X O2 O1 = Pretest untuk mengetahui tekanan darah pasien hipertensi sebelum diberikan rebusan buah mahkota dewa X = Intervensi dengan pemberian rebusan buah mahkota dewa O2 = Posttest untuk mengetahui tekanan darah pasien hipertensi sesudah diberikan 10 gram rebusan buah mahkota dewa untuk 150 ml air. B. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan objek penelitian. Semua benda yang memiliki sifat dan ciri adalah subjek yang bisa diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi yang berada di wilayah Tunggul Irang Ulu RT 3 RW 1, Martapura tahun 2017 2.

Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari populasi itu. (Notoatmodjo, 2012) Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien hipertensi yang berada di wilayah Tunggul Irang Ulu RT 3 RW 1, Martapura tahun 2017. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling. Alasan pengambilan sampel dengan cara purposive sampling adalah untuk memudahkan memilih pasien yang akan diberikan perlakuan. Kriteria inklusi dari sampel tersebut adalah:

8

a. b. c. d. e.

Pasien dengan hipertensi derajat 1 yaitu dengan rentang sistolik 140159 mmHg; rentang diastolik 90-99 mmHg. Pasien yang berada di wilayah Tunggul Irang Ulu RT 3 RW 1, Martapura tahun 2017 yang berjumlah 10 orang. Mengetahui pasien hipertensi derajat 1 dalam 1 tahun terakhir. Pasien hipertensi yang berusia 30-40 tahun. Pasien hipertensi yang mau bekerja sama.

C. Teknik dan Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. (Notoatmodjo, 2012) Instrumen penelitian ini menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop untuk mengukur tekanan darah responden. D. Variabel Penelitian Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. (Notoatmodjo, 2012) Berdasarkan hubungan fungsi antara variabel satu dengan variabel lainnya, variabel dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. 2.

Variabel bebas Variabel terikat

: Pemberian buah mahkota dewa : Penurunan tekanan darah pasien hipertensi

E. Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati,memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena. (Hidayat, 2010)

9

Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Tabel 3.1 Definisi Operasional No 1

Variabel Pemberian buah mahkota dewa

Definisi Cara pemberian rebusan ekstrak buah mahkota dewa

Alat Ukur Skala SOP (Penjelasan) Nominal Gelas ukur Rebus hingga terlihat perubahan warna Saring air rebusan buah mahkota dewa Diberikan rutin 1x sehari Tidak meminum obatobatan generik dan kafein Setiap 5 gram buah mahkota dewa kering direbus dengan 220 ml air

2

Penurunan tekanan darah pasien hipertensi

Suatu keadaan perubahan ukuran tekanan darah yang mengalami pengurangan dari ukuran tekanan darah sebelumnya

Sfigmomanometer & Stetoskop

F.

Ordinal

Hasil Ukur

Turun: <140-159 90-99 Naik : >140-159 90-99 Tetap: 140-159 90-99

Prosedur Penelitian 1. Studi pendahuluan di wilayah Tunggul Irang Ulu RT 3 RW 1, Martapura pada hari Minggu tanggal 10 September 2017 10

2. 3.

Penentuan sampel selama satu bulan dari tanggal 10 September 2017 sampai tanggal 9 Oktober 2017 Memberikan inform consent Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan pelaksanaan penelitian, setelahnya responden memahami tujuan penelitian dan bagaimana tindakan yang akan diberikan, responden akan diminta menandatangani informed consent yang diberikan peneliti sebagai bentuk kesediaan diri untuk menjadi responden.

G. Teknik Pengumpulan Data a. Data primer Data primer mencakup tekanan darah responden sebelum dan sesudah diberikan perlakuan rebusan ekstrak buah mahkota dewa kering. b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Tanjung Rema tentang data pasien hipertensi derajat 1 yang berusia 30-40 tahun berjumlah 236 orang di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Rema.

H. Teknik Pengolahan dan Analisa Data Pengolahan buah mahkota dewa dengan 220 ml rebusan 5 gr daging buah mahkota dewa kering yang direbus dan diambil airnya. Prosedur Pengumpulan Data kelompok intervensi : 1. Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah pada responden dengan posisi duduk untuk mendapatkan data pretest. 2. Peneliti memberi responden minum rebusan daging buah mahkota dewa kering sebanyak 220 ml. Perebusan dilakukan sendiri oleh peneliti dibantu seorang tenaga medis. Air rebusan diisi dalam botol kemudian dibagikan kepada responden. 3. Peneliti mengawasi saat responden minum rebusan daging buah mahkota dewa kering yang diberikan satu kali sehari, sambil menyarankan untuk 1 jam kedepan responden tidak minum minuman yang mengandung kafein dan melakukan aktivitas berat. Peneliti menjelaskan kepada responden bahwa minum minuman yang mengandung kafein dan melakukan aktifitas berat selama proses penelitian dapat mempengaruhi hasil penelitian.

11

4. 1 jam kemudian peneliti kembali pada responden dan menanyakan kondisi yang dirasakan oleh responden setelah minum rebusan daging buah mahkota dewa, sambil menuggu keadaan responden menjadi rileks sebelum melakukan pengukuran tekanan darah kembali untuk mendapatkan hasil yang lebih valid. 5. Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah pada responden 1 jam setelah pemberian rebusan daging buah 4 mahkota dewa kering dengan posisi duduk untuk mendapatkan data post test. 6. Peneliti membuat kontrak waktu selanjutnya dengan responden. Analisa Data Setelah data terkumpul, dilakukan proses pengolahan data dan entry kedalam komputer untuk mengetahui perbandingan tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan dianalisi dengan menyertakan statistik dan non parametrik wil coxon sign dengan tingkat kemaknaan nilai α= 0,05, Jika nilai p < α = 0,05 Ha diterima berarti ada pengaruh dan jika nilai p > α = 0,05 maka H0 diterima berarti tidak ada pengaruh. Dalam penelitian ini didapatkan nilai sistolik 0,003, nilai diastolic 0,020 dan rata-rata 0,005 jadi didapatkan p < α = 0,05 yang berarti ada pengaruh buah mahkota dewa terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. I.

Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Wilayah Jalan Pendidikan 6 RT 5 RW 2 Sekumpul, Martapura. 2.

N O 1 2 3

Waktu

Kegiatan

Maret

April

Mei

Studi pendahuluan Pengumpulan data Pembuatan proposal

J.

Etika Penelitian Etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting karena penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia maka segi etika dari penelitian harus diperlukan dengan prinsip manfaat, prinsip menghormati manusia dan prinsip keadilan. (Hidayat, 2010) Etika yang harus diperhatikan:

12

1.

2.

Persetujuan (informed consent) Peneliti menjelaskan tentang tujuan penelitian, tindakan yang akan diberikan, dan memahami prosedur pelaksanaan dari penelitian ini. Setelah memahami penjelasan peneliti, responden diminta untuk menandatangani informed consent apabila menyetujui tindakan penelitian ini. Tanpa nama (anonymity)

Dalam penelitian ini peneliti menjelaskan pada responden bahwa peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur tetapi hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3.

Kerahasiaan (confidentiality)

Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan nama dan alamat responden pada lembar alat ukur serta hasil penelitian, baik informasi maupun masalah masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian yang diperoleh dari 11 orang responden sesuai dengan kriteria yang berada di wilayah Tunggul Irang Ulu RT 3 RW 1, Martapura. Penelitian ini dilakukan selama 7 hari pada tanggal 20-26 Oktober 2017. A. HASIL 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti berada di wilayah Tunggul Irang Ulu RT 1-3 RW 1, Martapura. Tempat tersebut memiliki jumlah angota keluarga 693 orang dan jumlah jiwa 1.022 orang. Tempat tinggal antara warga yang satu dengan yang lainnya sangat berdekatan dan wilayahnya dekat dengan pinggiran sungai martapura. 2. Gambaran Karakteristik Responden Tabel 4.1 Karakteristik Responden (Jenis Kelamin) No . 1 2

Jenis Kelamin

Jumlah

Prosentase

Perempuan Laki-laki

5 6

45,45 % 54,54 %

Tabel 4.2 Karakteristik Responden (Umur) No 1 2 3 4

Umur (thn)

Jumlah

30 31 37 40

Prosentase 27,27 % 9,09% 18,18% 45,45%

3 1 2 5

3. Gambaran Perubahan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Tabel 4.3 Data Tekanan Darah Responden sebelum Diberi Perlakuan No . 1 2 3 4

Nama

Sebelum

Syf Ja Ir Mh

140/90 140/90 140/90 140/92 14

5 6 7* 8* 9 10 11

Sr As Ls Fw Mi Tz Sp

152/90 140/90 142/90 150/90 140/90 140/90 140/90

Tabel 4.4 Data Tekanan Dar Responden setelah diberikan perlakuan No. 1 2 3 4 5 6 7* 8* 9 10 11*

Nama

Sesudah 130/80 120/90 120/90 130/80 120/80 120/90 110/80 120/90 130/80 120/80 120/90

Syf Ja Ir Mh Sr As Ls Fw Mi Tz Sp

Tabel 4.5 Data Perubahan Tekanan Darah Pasien Hipertensi No. 1 2 3 4 5 6 7* 8* 9 10 11*

Nama

Sebelum 140/90 140/90 140/90 140/92 152/90 140/90 142/90 150/90 140/90 140/90 150/90

Syf Ja Ir MH Sr AS Ls Fw MI Tz Sp

Sesudah 130/80 120/90 120/90 130/80 120/80 120/90 110/80 120/90 130/80 120/80 120/90

B. PEMBAHASAN 1. Gambaran tekanan darah sebelum diberikan rebusan ekstrak mahkota dewa kering Rata-rata tekanan darah responden sebelum diberi perlakuan berada pada hipertensi derajat 1, kebanyakan dari keluhan yang dirasakan responden adalah sakit pada bagian tengkuk dan kepala serta pusing-pusing. Setelah 15

dilakukan pengkajian, penyebab dari tingginya tekanan darah responden antara lain beberapa responden memakan makanan asin seperti ikan asin, ikan wadi, dll, meminum minuman yang mengandung kafein dengan jumlah konsumsi perharinya minimal 2 gelas per hari, selain itu responden juga banyak yang bergadang dikarenakan tuntutan pekerjaan maupun sekedar untuk menjalani hobi dan berinteraksi dengan warga lain, dan yang terakhir adanya kebiasaan merokok. 2. Gambaran tekanan darah sesudah diberikan rebusan ekstrak mahkota dewa kering Tekanan darah responden setelah diberikan perlakuan berada pada rentang normal-baik, peneliti memberitahukan pada responden agar tidak meminum obat-obatan generic lain selama diberikan perlakuan karena interaksi obat yang memungkinkan terjadinya perubahan efek yang diinginkan. Responden diminta untuk menjaga pola makan agar dapat mendukung efek yang diinginkan dari pemberian perlakuan. Pada beberapa responden yang mengonsumsi minuman berkafein seperti kopi tetap terjadi penurunan pada tekanan darah responden. 3. Gambaran tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan rebusan ekstrak mahkota dewa kering Terdapat perubahan tekanan darah responden sebelum-sesudah diberikan perlakuan, 8 dari 10 responden mengalami penurunan nyata pada sistolik sekitar 10-20 mmHg. Peneliti melakukan pengkajian agar mendapatkan data subjektif responden mengatakan jika tidak merasakan pusing, mual, atau keinginan untuk muntah selama diberikan perlakuan. 3 dari 10 responden mengatakan bahwa mereka dapat beraktifitas dengan nyaman. C. KETERBATASAN PENELITIAN Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti merasakan adanya keterbatasan yang dapat berpengaruh pada hasil dalam penelitian ini : 1. Adanya perpindahan lokasi yang awalnya akan dilaksanakan di Jl. Pendidikan 6 Gang Delima RT 5 RW 2 diganti menjadi wilayah Tunggul Irang Ulu RT 3 RW 1, Martapura karena sulitnya mencari responden yang mau bekerja sama dalam penelitian ini. 2. Pencarian buah mahkota dewa kering yang sulit membuat peneliti membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencari buah mahkota dewa kering. 3. Responden yang nantinya diberikan perlakuan sulit dicari karena banyak yang tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh peneliti. 4. Peneliti tidak melakukan uji toksisitas dikarenakan keterbatasan waktu dan dana yang ada, serta sulitnya mendapatkan perizinan untuk melaksanakan uji toksisitas tersebut. Ditambah dengan tidak adanya kemampuan peneliti 16

dalam melakukan uji toksisitas tanpa adanya bantuan dari pendamping. Sehingga, dalam penelitian ini tidak didapatkan hasil dari uji toksisitas yang didapatkan oleh peneliti sendiri. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya agar dapat melakukan uji toksisitas di laboraturium terkait untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal lagi.

17

BAB V KESIMPULAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang pengaruh buah mahkota dewa terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah Tunggul Irang Ulu RT 3 RW 1, Martapura, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Terdapat penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi setelah diberikan ekstrak rebusan buah mahkota dewa kering. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan buah mahkota dewa terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi. 3. Terdapat pengaruh antara pemberian rebusan ekstrak buah mahkota dewa kering terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi. Dalam penelitian ini didapatkan nilai sistolik 0,003, nilai diastolic 0,020 dan rata-rata 0,005 jadi didapatkan p < α = 0,05 yang berarti ada pengaruh buah mahkota dewa terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. B. Saran 1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti mengenai obat alternatif lain dari mahkota dewa untuk menurunkan tekanan darah bagi pasien hipertensi. 2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya dan diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan uji toksisitas. 3. Dalam pelayanan kesehatan khususnya pada pasien yang mengalami hipertensi mahkota dewa dapat dijadikan pilihan alternative untuk pengobatan hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA 18

Gunawan, L.2007.Hipertensi Tekanan Darah Tinggi.Yogyakarta:Kanisius Media Harmanto, Ning.2001.Sehat Dengan Ramuan Dewa.Tangerang:PT. Agromedia Pustaka

Tradisional

Mahkota

Hidayat, A. Aziz Alimul.2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Tekni Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Harun, N dan Syari, W.2002. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Dewa dalam Menghambat Sifat Hepatotoksik Halotan dengan Dosis sub Anastesi pada Mencit. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. Padang: Genta Kirana Grafik, 7(2):63-70. Naharsari, Nur Dyah Manfaatnya.Ganeca

dan

Firman

Wahyudi.Mahkota

Dewa

dan

Notoatmodjo, Soekidjo.2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cita Price, SA.2000.Patofiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Alih Bahasa Peter. Jakarta: EGC Puskesmas Tanjung Rema. 2017. Data Pasien Hipertensi. Martapura Riskesdas.2007.Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Kalimantan Selatan. Departemen Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Riskesdas. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Kalimantan Selatan. Departemen Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Sheps, Sheldon G.2005.Mayo Clinic Hipertensi,Mengatasi tekanan Darah Tinggi. Jakarta:PT Intisari Mediatama Sitomorang, PR. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Penderita Rawat inap di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan. Jurnal Stikes Imelda Medan. 2014. Sudewa IWB, Ismanto AY, Rompas S. Pengaruh Buah Mahkota Dewa (phaleria Macrocarpa) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Werdhi Agung Kecamatan Dumoga Tengah Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal Keperawatan.2014;2(2):1-8. Vita Health.2005.Hipertensi. Jakarta: PT Gramedi Pustaka Utama

19

Wirawan, IGPI. Phaleria Macrocarpa AS ANTIHYPERTENSION. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.2015.

LAMPIRAN

20

Lampiran Lembar Observasi No

Nama

TD sekarang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

21

TD sebelum

Turun

Tetap

Naik

Related Documents

Kti- Mahkota Dewa--2.docx
November 2019 24
Mahkota Dewa.docx
October 2019 35
Kti
October 2019 77
Kti
June 2020 39
Kti Penghijauan.docx
December 2019 12
Kti David.docx
June 2020 15

More Documents from "DAVID"

Kti- Mahkota Dewa--2.docx
November 2019 24
Pink Berry Club.docx
November 2019 19
Kumpulan Surat.docx
November 2019 23
Lampiran.docx
November 2019 11
Barang Antik.docx
November 2019 28