PENGARUH FREKUENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN MULUT PADA KELAS IV-V DI SD 277 PALATTAE
NAMA NIM
: KHOLIFAH NUR IJAZATI : PO714261181025
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR PRODI D-IV KEPERAWATAN GIGI 2019
i
PENGARUH FREKUENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN MULUT PADA KELAS IV-V DI SD 277 PALATTAE
NAMA NIM
: KHOLIFAH NUR IJAZATI : PO714261181025
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR PRODI D-IV KEPERAWATAN GIGI 2019
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH FREKUENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN MULUT PADA KELAS IV-V DI SD 277 PALATTAE
OLEH: KHOLIFAH NUR IJAZATI PO714261181025
SUSUNAN TIM PENGUJI,
1. Hj. Asni S,SiT , M,Mkes NIP.195908281981032002
(.................................)
2. Drg. Johnny Angki, M.Kes NIP.196109261990121001
(.................................)
3. Hj. Nurhaeni S,SiT , M.Mkes NIP.195709031980032003
(.................................)
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur yang tiada terhingga selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pencipta. Hanya atas limpahan rahmat,hidayah,serta karunia-Nya yang tiada habisnya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul: "Pengaruh Frekuensi Menyikat Gigi Terhadap Tingkat Kebersihan Mulut Pada Kelas IV-V Di SD 277 Palattae" Kami telah berusaha menyusun Karya Tulis sebaik mungkin. Namun demikian, kami menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan Karya Tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami senantiasa mnyambut dengan senang hati tegur sapa dan sumbangsih yang sekiranya dapat kami gunakan sebagai masukan . Untuk itu,kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mebantu dan mendukung kami hingga selesainya penyusunan Karya Tulis ini. Sekian yang dapat kami sampaikan bila ada kekurangan atau kesalahan yang kami lakukan kami memohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata semoga Karya Tulis ini bermanfaat bagi kita semua .
Makassar, 13 januari 2019
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman sampul .............................................................................................. i Lembar pengesahan ....................................................................................... ii Kata pengantar .............................................................................................. iii Daftar isi ........................................................................................................ iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan masalah............................................................................ 2 C. Tujuan penulisan ............................................................................. 2 D. Manfaat penulisan .............................................................................. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Frekuensi menyikat gigi ................................................................ 3 B. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut ............................................... 4 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang GBHN 1993 menekankan bahwa tujuan pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Dalam Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 disebutkan penyelenggaraan kesehatan sekolah di maksudkan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi peserta didik untuk memungkinkan daya manusia yang lebih berkualitas. Undang-undang kesehatan No.23 tahun 1992 pasal 10 yang mengatakan unntuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, di selenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharaan, peningkatan kesehatan(promotif), pencegahan penyakit(preventif),penyembuhan(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. (Depkes,2000). Berbicara masalah kesehatan gigi, tingkat kebersihan mulut mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga dan mempertahankan kesehatan gigi jaringan periodontal, sehingga peranan kebersihan gigi dan mulut dalam upaya peningkatan derajat kesehatan yang optimal sangat perlu di perhatikan, sebab penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit dengan prevalensi terbesar dari masalah-masalah kesehatan nasional. Saat ini untuk menjaga kebersihan mulut adalah dengan menyikat gigi yang baik dan benar (H.Tan 1993). Adlaw berkata bahwa walaupun lebih dari 50% anak-anak di Inggris menyatakan menggosok giginya sekurang-kurang 2 kali shari, kebanyakan mempunyai debris pada gigi-giginya. hal ini menunjukkan bahwa menggosok gigi, biasanya dilakukan dengan tidak efisien. Dalam mengajar anak untuk menggosok gigi-gigi mereka, tujuannya haruslah memberi instruksi dan mendorong semangat mereka untuk mengeluarkan semua debris dan plak dari semua permukaan gigi yang dapat di jangkau (Todd dan Dodd,1985). Kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi 2 kali sehari waktu pagi dan sebelum tidur. Dengan berbagai macam cara teknik yang bisa di gunakan (Ardyan,2010). Dalam hal ini perlu pengawasan sedini mungkin, terutama pada anak yang berusia muda,mereka belum mengalami kerusakan lebih lanjut dan masih dalam tahap belajar sehingga mereka lebih menerima dan mengalami perubahan untuk berkembang. Dari uraian diatas kebiasaan menjaga kesehatan mulut sangat penting dalam kehidupan sehari-hari apa lagi dalam kalangan anak-anak sekolah dasar sehingga perlu diterapkan pendidikan kesehatan mulut, maka dari itu penulis berinisiatif untuk meneliti pengaruh frekuensi menyikat gigi terhadap tingkap kebersihan mulut pada kelas IV-V di SD 277 Palattae.
1
2
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka disusun suatu permasalahan: “Bagaimana pengaruh menyikat gigi terhadap tingkat kebersihan mulut pada kelas IV-V di SD 277 Palattae Kabupaten Bone” C. Tujuan Penulisan a. Tujuan umum Untuk mengetahui pengaruh menyikat gigi terhadap tingkat kebersihan mulut. b. Tujuan khusus a) Untuk mengetahui frekuensi menyikat gigi terhadap tingkat kebersihan mulut b) Untuk mengetahui tingkat kebersihan mulut murid SD kelas IV-V 277 Palattae kabupaten Bone. D. Manfaat penulisan 1. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang kesehatan gigi dan mulut dalam mengaplikasikan ilmu yang di peroleh selama menyusun karya tulis ilmiah ini. 2. sebagai bahan informasi bagi murid SD supaya tetap menjaga kebersihan mulutnya dengan memperhatikan frekuensi menyikat gigi. 3. Untuk memperluas pengetahuan dan wawasan tentang betapa pentingnya menjaga kebersihan mulut dalam kehidupan sehari-hari. 4. Untuk menambah referensi serta koleksi buku bacaan di perpustakaan Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan keperawatan gigi dan sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya. 5. Untuk masyarakat agar dapat dijadikan sebagai pengetahuan tambahan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Frekuensi Menyikat Gigi 1. Definisi standar Standar adalah sesuatu yang dipakai contoh atau dasar yang sah bagi ukuran, takaran, timbangan. secara luas standar didefinisikan sebagai suatu pernyataan atau harapan mengenai input, proses, perilaku, dan outcome pada sistem kesehatan. Secara sederhana standar menyatakan apa yang kita harapkan terjadi dalam perjalanan kita untuk mencapai layanan kesehatan yang bermutu tinggi. Standar penting karena mereka merupakan alat organisasi untuk menerjemahkan mutu ke dalam istilah operasional dan menjaga setiap orang dalam sistem (pasien, penyedia layanan, tenaga pendukung, pimpinan) agar dapat mempertanggung jawabkan perannya masing-masing. Standar juga membuat organisasi dapat mengukur tingkat mutunya. Standar juga membuat organisasi dapat mengukur tingkat mutunya. standar,indikator,batas merupakan elemen yang membuat suatu sistem jaminan mutu bekerja dalam suatu cara yanr terukur, objektif, dan kualitatif. Dikalangan professional layanan kesehatan, terdapat banyak definisi dan penggunaan kata “standar”. Istilah standar terkadang digunakan untuk menggambarkan protocol, standard operating procedurs (SOP), spesifikasi, criteria praktik, dan pedoman praktik klinis. Pedoman adalah pernyataan para ahli yang menggambarkan prosedur yang direkomendasikan atau dianjurkan ( Eddy dan Couch, 1991). Pedoman berfungsi sebagai referensi tekhnis yang dapat disesuaikan dari menggambarkan apa yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan pada kondisi tertentu. Sebuah protocol berisi persyaratan yang lebih ketat dibandingkan pedoman, misalnya protocol WHO untuk menajemen kasus diare.SOP merupakan sebuah pernyatan mengenai sebuah cara yang seharusnya dilakukan oleh staf suatu organisasi dalam melaksanakan aktifitas tertentu. Kesimpulannya semua itu (pedoman, protocol, SOP) merupakan standar. Ada berbagai macam cara agar suatu organisasi dapat secara jelas mendefinisikan apa yang diharapkannya pada : (1.) Input ( sumber daya ), seperti material, obat-obatan, perlengkapan, tenaga ; (2.) Proses pemberian layanan, aktifitas, tugas dan prosedur ;
3
4
3.) Outcome yang diinginkan ( hasil ) dari proses itu. ( Donabedian, 1980 ). B. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Hafizurrahman ( 2004 ), kepuasan pasien dari pengguna jasa pelayanan kesehatan dapat dilihat dari lima dimensi, yaitu meliputi : 1. Sarana Fisik Pasien akan menggunakan indra penglihatan untuk menilai pelayanan, seperti menilai gedung, peralatan, kebersihan. kerapian. 2. Kehandalan Dimensi yang mengukur kehandalan pelayanan yang diberikan kepada pasien. Pertama, kemampuan dalam memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan. Kedua, seberapa jauh dan mampu memberikan pelayanan yang akurat. 3. Ketanggapan Dimensi ketanggapan merupakan dimensi yang paling dinamik. Harapan pasien akan kecepatan pelayanan hampir dapat dipastikan akan berubah dengan kecenderungan naik dari waktu ke waktu. 4. Jaminan / keyakinan Dimensi jaminan atau keyakinan merupakan dimensi yang berhubungan dengan kemampuan pelayanan dan prilaku dalam menanamkan rasa percaya dan keyakinan pada pasiennya. 5. Kepedulian Perlakuan yang bersifat pribadi pada pengguna jasa layanan, seperti kemampuan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pasien atau pengguna jasa layanan.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi.2013.Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara. 38. Carranza, F.A., Takei, H.H., Newman, M.G. 2015. Clinical Periodontology. 11th. St.Louis: Saunders. 50-51. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta. Mulyasa, 2006. ImplementasiKurikulum 2004 PanduanPembelajaran KBK. Cetakan V.Indonesia: Rosda.28 Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bandung:ALFABETA.46.
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Megananda, H.P., Eliza, H., Neneng,. N., 2010. Ilmu pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 48. Dahlan, M.Sopiyudin., 2013. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika,pp: 1-4, 129-135.