*kamis, 02 agt 2007 * jakarta raya
metropolis olahraga ekonomi bisnis show & selebriti halaman utama *r u b r i k* berita utama internasional opini visite politika edisi mingguan <#> *rubrik lain* pro otonomi riset & polling laporan khusus edukasi ulasan ekonomi kajian sosok kolom halte nouvelle *deteksi* deteksi surabaya deteksi jakarta movies otomotif de-style aidoru aime cerpen muzik techno toys & hobby game anime -----------------------------------------------------------------------*_redaksi jawa pos_* graha pena lt. 4 jl. a. yani 88 surabaya telp. :+62-31-8202216 fax. :+62-31-8285555 [email protected] <mailto:[email protected]> / [email protected] <mailto:[email protected]>
kamis, 02 agt 2007, *dari kpu pemikir ke kpu pekerja * banyak yang meragukan komisi pemilihan umum (kpu) mendatang. dasarnya, nama-nama beken yang dianggap sebagai ahli pemilu tersingkir. di antara
45 nama yang lulus tes tulis, hampir seluruhnya asing di telinga publik. hanya satu-dua, mungkin, yang bisa disebut pernah beken, seperti mantan wakil ketua panwaslu saut sirait. nama-nama tenar yang semula begitu dijagokan, seperti prof ramlan surbakti, valina singka, hadar n. gumay, hendri j. piliang, atau anhar gonggong, dicoret. nilai tes tulis dan psikotes dianggap berada di bawah 45 nama tersebut. karena itu, untuk urusan tokoh populer, kpu mendatang jangan dibandingkan dengan kpu 1998-2002, yang penuh dengan sosok level nasional. misalnya, rudini, adnan buyung nasution, andi mallarangeng, affan gafar, dan prof harun alrasyid. kpu 2002-2007 juga bertabur "bintang". ada prof nazaruddin sjamsoeddin, prof ramlan surbakti, dr hamid awaluddin, anas urbaningrum, dr rusadi kantaprawira, daan dimara ma, dan chusnul mar?iyah. seluruh anggota kpu edisi tersebut adalah akademisi yang datang dari kampus papan atas seperti universitas indonesia, unair, unhas, unpad, dan uncen. wajar kemudian banyak yang meragukan kinerja kpu mendatang. maklum, tugas kpu sangat berat. mereka menyelenggarakan pemilu legislatif dan pemilu pilpres yang akan menentukan arah bangsa ini. sejumlah anggota dpr, misalnya, secara terang-terangan mempertanyakan track record calon yang belum mempunyai reputasi nasional. tapi, juga muncul pertanyaan, bila yang terpilih sebagai anggota kpu adalah nama-nama tersohor dan populer, apakah ada jaminan kinerja kpu akan baik? apakah bila yang terpilih adalah para pakar politik "level nasional", lantas otomatis penyelenggaraan pemilu bisa lancar? tentu, untuk menjawab pertanyaan itu, kita bisa melihat perjalanan dua kpu sebelumnya. kpu 2002-2007, misalnya, begitu syarat dengan pakar politik kelas wahid. bahkan, bisa dikatakan, kpu telah menjadi kumpulan para ahli pemilu. tapi, kinerjanya? pemilu sukses, namun empat anggota kpu diseret ke penjara dengan tuduhan korupsi. mereka ternyata gagal mengelola manajemen pemilihan umum yang dibiayai dengan dana ratusan miliar. bagaimana kpu 1999-2002? di awal pembentukannya, sesama anggota kpu sibuk dengan perdebatan. maklum, anggotanya orang-orang pintar. sampai-sampai prof harun alrasyid mundur dari keanggotaan. nah, kpu mendatang tentu bakal berbeda dengan dua generasi sebelumnya itu. mungkin tidak ada pakar pemilu, tapi sudah pasti tak ada tokoh-tokoh nasional. meski begitu, janganlah kita berputus asa dengan calon yang lolos itu. terlalu dini kita mengatakan bahwa kpu mendatang tidak berbobot. masih ada satu harapan yang bisa kita tunggu. yakni, 55 persen di antara 45 calon yang telah lulus tes itu adalah para mantan anggota kpud. artinya, mereka sudah mempunyai pengalaman. itu juga berarti mereka pernah bekerja keras. bila kpu sebelumnya penuh dengan pemikir, kpu mendatang akan penuh dengan pekerja keras. kerja keras sangat kita butuhkan, apalagi di jadwal yang begitu mepet. jadi, masih ada harapan meski calon-calonnya tidak berlevel "nasional". (*)
/<<:: kembali/ <#>
---------------------------------------------best view : 1024 x 768 with ie 5.5 or above *�copyright 2006, jawa pos dotcom colo'radnet.*