KORAN TEMPO › Print Article
Page 1 of 1
Edisi 27 Mei 2009
Pembunuhan Wartawan Radar Bali
Polisi Tangkap Dua Tersangka Baru "Kami beritikad membantu polisi menyelesaikan kasus ini." DENPASAR -- Kepolisian Daerah Bali kembali mencokok dua tersangka baru yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan wartawan harian Radar Bali, Anak Agung Gede Bagus Narendra Prabangsa. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Komisaris Besar G Sugianyar Dwi Putra mengatakan mereka adalah I Wayan Suecita alias Maong dan Gus Oblong. Maong adalah pegawai honorer di Kantor Dinas Pendidikan Bangli. Mereka ditangkap Senin malam lalu. Menurut Sugianyar, keduanya ikut membuang mayat korban ke tengah laut dengan menggunakan kapal jukung. "Tersangka I Wayan Suecita saat ini sudah ditahan di Markas Polda Bali," katanya kemarin. Sedangkan Gus Oblong hingg kini masih dirawat di Rumah Sakit Umum Bangli karena sakit. Jumlah tersangka mungkin masih bisa bertambah. Polisi terus mengembangkan kasus ini dan memeriksa sejumlah pejabat di Bangli, termasuk Bupati Bangli I Nengah Arnawa. Dia adalah kakak salah satu tersangka, I Nyoman Susrama. Saat ini Susrama tercatat sebag anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bangli dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang baru terpilih pada pemilihan umum legislatif lalu, tapi belum dilantik. Prabangsa ditemukan tewas di perairan Teluk Bungsik, Padangbai, Karangasem, Bali, pada 16 Februari lalu. Saat ditemukan, kondisi korban sudah bengkak, kepala pecah, lidah terjulur, telinga kiri robek, dada dan leher lebam, serta bola mata hilang. Polisi sudah menahan tujuh tersangka terkait dengan kasus ini, termasuk Susrama. Berdasarkan barang bukti, menurut polisi, motif pembunuhan diduga sakit hati tersangka atas pemberitaan korban di medianya (Radar Bali) tentang penyimpangan proyek Dinas Pendidikan di Bangli. Ketika dimintai konfirmasi tentang keterlibatan adiknya, Bupati Arnawa mengatakan menyerahkan kasus ini pada proses hukum. "Kami beritikad baik membantu polisi menyelesaikan kasus ini," katanya melalui telepon kemarin. Soal status adiknya yang menjabat anggota DPRD Bangli dari PDI Perjuangan, Arnawa mengatakan akan menyerahkan keputusan tersebut kepada partai. Soal rencana pemeriksaan Kepala Dinas Pendidikan Bangli, Arnawa mempersilakan proses hukum berjalan. “Kalau ada kesalahan, baru bisa dipertimbangkan pemberian sanksinya,― kata Arnawa. NI LUH ARIE SL
http://korantempo.com/korantempo/cetak/2009/05/27/Nusa/krn.20090527.166325.id.html
5/29/2009