BAB 15 K O P E R A S I
BAB 15 K 0 P E R A S I
I. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1988 dalam Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang menetapkan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional segenap kemampuan modal dan potensi dalam negeri harus dimanfaatkan dengan disertai kebijaksanaan
serta
langkah-langkah
guna
membantu,
membimbing
pertumbuhan dan meningkatkan kemampuan yang lebih besar bagi golongan ekonomi lemah untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan
sehingga
peningkatan
dapat
kegiatan
berdiri
sendiri
koperasi, agar
antara
mampu
lain
memainkan
dengan peranan
yang sesungguhnya dalam tata ekonomi Indonesia, sesuai dengan prinsip percaya kepada kemampuan sendiri. Untuk
itu,
koperasi
sebagai
salah
satu
bentuk
badan
usaha yang sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar 1945, harus
diberikan
pembinaannya,
kesempatan
sehingga
seluas-luasnya
benar-benar
mampu
dan
ditingkatkan
menunaikan
peranan
yang sesungguhnya dalam pembangunan. Kebijaksanaan ini harus diambil
dalam
rangka
memecahkan
ketidakselarasan
di
dalam
masyarakat, karena adanya selapisan kecil masyarakat dengan
327
kedudukan
ekonomi
yang
terbesar
kehidupan
sangat
ekonomi
kuat
dan
nasional,
menguasai
sedang
di
sebagian
lain
pihak
bagian terbesar masyarakat berada dalam keadaan ekonomi yang lemah
dan
belum
pernah
dapat
menjalankan
peranannya
yang
besar dalam kegiatan perekonomian nasional. Selanjutnya GBHN 1988 juga menetapkan arah dan kebijaksanaan pembangunan koperasi sebagai berikut. 1.
Dunia
usaha
nasional,
yang
terdiri
dari
usaha
negara,
koperasi dan usaha swasta perlu terus dikembangkan menjadi
usaha
yang
sehat
dan
tangguh
dan
diarahkan
agar
mampu meningkatkan kegairahan dan kegiatan ekonomi serta pemerataan
pembangunan
dan
hasil-hasilnya,
memperluas
lapangan kerja, meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan kesatuan
rakyat,
bangsa
serta
dan ini
memperkokoh
memantapkan
Dalam
hubungan
perlu
serta
ditumbuhkembangkan
ketahanan
diperluas
swadaya
persatuan
dan
nasional.
kesempatan
berusaha
kemampuan
berusaha
dan
khususnya bagi koperasi, usaha kecil serta usaha informal dan tradisional, baik usaha masyarakat di pedesaan maupun di perkotaan. Selanjutnya perlu diciptakan iklim usaha yang sehat serta tata hubungan yang mendorong tumbuhnya
kondisi
saling
menunjang
antara
usaha
negara,
usaha koperasi dan usaha swasta, serta keterkaitan yang saling
menguntungkan
dan
adil
antara
golongan
ekonomi
kuat dan golongan ekonomi lemah.
2.
Kebijaksanaan perkreditan untuk koperasi serta pengusaha golongan ekonomi lemah termasuk yang berusaha di sektor informal dan tradisional perlu dilanjutkan dan disempurnakan
dengan
meningkatkan
kemudahan
untuk
memperoleh
kredit secara memadai serta diarahkan untuk menumbuhkan
328
kemampuan, lebih
daya saing
dan produktivitasnya
menggerakkan pertumbuhan
ekonomi
dalam
dari
rangka
bawah
serta
mendorong pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya. 3.
Dalam
rangka
harus
makin
serta
dibina
demokrasi
dikembangkan dan
meningkatkan nasional,
mewujudkan
dan
ditingkatkan
dikelola secara
peranan
koperasi
koperasi
perlu
ekonomi,
efisien.
dalam
lebih
koperasi
kemampuannya Dalam
kehidupan
rangka ekonomi
dimasyarakatkan
agar
dapat tumbuh dan berkembang sebagai gerakan dari masyarakat
sendiri.
pemasaran
dan
Koperasi
di
bidang
produksi,
jasa, perlu terus didorong,
konsumsi,
serta
dikem-
bangkan dan ditingkatkan kemampuannya agar makin mandiri dan
mampu
menjadi
masyarakat.
pelaku utama
Pembinaan
yang
diintensifkan
agar koperasi
secara
serta
oleh
sehat para
dalam
tepat
kehidupan
atas
anggotanya.
koperasi
dapat tumbuh
hasil-hasil usahanya Koperasi
Unit
ekonomi perlu
dan
berkembang
makin
dinikmati
Desa
(KUD)
perlu
terus dibina dan dikembangkan agar tumbuh sehat dan kuat sehingga makin
koperasi
besar
akan
dalam
makin
kehidupan
berakar sosial
dan
peranannya
ekonomi
masyarakat
terutama di pedesaan. Sejalan
dengan
arah
dan
kebijaksanaan
itu,
dalam
GBHN
1988 juga diperinci arah dan kebijaksanaan pembangunan koperasi sebagai salah satu unsur penggerak bidang ekonomi, yang berbunyi sebagai berikut. 1. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat perlu terus didorong
pengembangannya dalam rangka mewujudkan
demokrasi
ekonomi. Koperasi harus dapat berkembang menjadi lembaga ekonomi
rakyat
yang
mandiri yang
pertumbuhannya
berakar
di dalam masyarakat. Untuk itu perlu lebih ditingkatkan
329
kesadaran, untuk
kegairahan
berkoperasi,
dan
kemampuan
antara
lain,
masyarakat
melalui
luas
pendidikan,
penyuluhan dan pembinaan pengelolaan koperasi. Selanjutnya
perlu
semua
ditingkatkan
tingkat,
serta
partisipasi
aktif
anggota
keterkaitan
kelembagaan
pada
antara
primer, pusat dan induk. 2.
Gerakan memasyarakatkan koperasi perlu ditingkatkan dan dalam pelaksanaannya didukung oleh pendidikan perkoperasian
baik
serta
di
sekolah-sekolah
pembinaan
peningkatan
koperasi
kemampuan
maupun
secara
koperasi
di
luar
sekolah
profesional.
mencakup
semua
Usaha tingkat
dan jenis usaha masyarakat dengan penekanan pada koperasi primer, dalam rangka peningkatan kemampuan masyarakat
berpendapatan
lemah.
Sejalan
rendah
dengan
dan
itu
usaha
golongan
dilanjutkan
pula
ekonomi berbagai
kemudahan bagi pengembangan koperasi termasuk kesempatan memperoleh kredit serta bantuan tenaga manajemen, penyelenggaraan latihan keterampilan dan pendidikan keahlian.
3.
Kemampuan koperasi untuk berperan lebih besar di berbagai sektor seperti pertanian, perindustrian, pertambangan, energi, perdagangan, angkutan, pariwisata, transmigrasi, Untuk
perumahan itu
perlu,
dan
pemukiman,
didorong
dan
perlu
ditingkatkan.
dikembangkan
kerja
sama
antara koperasi dengan usaha negara dan swasta. Selanjutnya dalam rangka perwujudan tatanan kehidupan ekonomi yang adil, koperasi perlu diberi kesempatan lebih luas untuk
turut
serta
memiliki
usaha-usaha
swasta
maupun
negara.
4.
Pembinaan K U D
dan koperasi primer lainnya perlu dilan-
jutkan sehingga makin meningkat mutu dan kemampuannya. 330
Khusus
KUD
perlu
makin
ditingkatkan
peranannya
dalam
kehidupan sosial ekonomi masyarakat terutama di pedesaan. Sejalan dengan itu perlu dilanjutkan pula peningkatan
kemampuan
koperasi
dan
peranan
karyawan
koperasi
perusahaan,
fungsional,
pegawai
negeri,
seperti wanita,
pemuda, pelajar dan mahasiswa agar tumbuh makin kuat dan mandiri. Demikianlah, dalam usaha untuk lebih meningkatkan peranan
dan
kemampuan
koperasi
sebagai
gerakan
ekonomi
rakyat,
yang disusun sebagai usaha bersama, atas azas kekeluargaan, maka dalam Repelita V kebijaksanaan pembinaan koperasi akan lebih
dititikberatkan pada usaha peningkatan
aspek kualitas
sehingga koperasi akan menjadi semakin mandiri dan berakar di dalam
masyarakat.
pembinaan
Sehubungan
kelembagaan
dan
dengan
itu,
pengembangan
kegiatan-kegiatan
usaha
koperasi
akan
diarahkan untuk dapat lebih meningkatkan mutu dan kemampuannya,
partisipasi
aktif
anggota
dan
keterkaitan
kelembagaan
pada semua tingkat yaitu primer, pusat, dan induk koperasi, serta pendidikan dan pelatihan perkoperasian. Dalam pembinaan dan pada
pengembangan Koperasi
ini,
Unit
prioritas utama
Desa
(KUD),
di
akan
samping
tetap
diberikan
koperasi
primer
lainnya dan koperasi fungsional, sehingga koperasi akan makin mengakar dan membudaya, dan peranannya semakin berarti dalam rangka mewujudkan tata kehidupan ekonomi yang adil dan makmur. II. KEADAAN DAN MASALAH Keadaan dan pengembangan koperasi selama Repelita IV merupakan
titik
tolak
bagi
kesinambungan
pembangunan
koperasi
dalam Repelita V yang akan datang. Oleh karena itu pengertian
331
dan penilaian mengenai keadaan dan masalah pembangunan koperasi dalam periode Repelita IV perlu diperoleh baik berkenaan dengan kebijaksanaan dan langkah yang ditempuh maupun berkenaan
dengan
program
dan
kegiatan
yang
sedang
berlangsung,
demi tercapainya pengembangan koperasi yang dicita-citakan. Pembinaan
dan
pengembangan
koperasi
merupakan
langkah
strategis dalam upaya untuk memupuk pertumbuhan dan sekaligus meningkatkan ekonomi
peranan
lemah
dan
dalam
tanggung
kegiatan
jawab
masyarakat
pembangunan.
Karena
golongan sebagian
besar golongan ekonomi lemah berada di daerah pedesaan, maka dalam pelaksanaannya perhatian khusus terus diberikan kepada pembangunan
KUD,
tanpa
mengabaikan
pembangunan
koperasi
primer dan koperasi jenis lainnya. Di samping dapat meningkatkan peran serta masyarakat desa dalam pembangunan melalui peran
sertanya
juga
diharapkan
dalam
kehidupan
dapat
berkoperasi,
mendorong
pembangunan
perkembangan
KUD
kewirausahaan
dan pemerataan kesempatan berusaha yang pada gilirannya akan mendorong perluasan kesempatan kerja dan peningkatan produktivitas masyarakat di daerah pedesaan. Dengan demikian, pembangunan KUD dalam Repelita IV merupakan langkah nyata dan strategis untuk mendorong usaha peningkatan pendapatan nyata sebagian besar warga masyarakat di daerah pedesaan, dan sekaligus
meningkatkan
pemerataan
pembagian
hasil-hasil
pem--
bangunan. 1. Keadaan Koperasi Dewasa Ini Pembangunan
koperasi
yang
dilaksanakan
selama
Repe-
lita IV, secara kuantitatif (usaha koperasi) telah menunjukkan hasil yang cukup memadai. Namun demikian, agar hasil yang telah dicapai tersebut dapat berkesinambungan maka diperlukan
332
perkembangan secara
pembangunan
kualitatif
koperasi
(kelembagaan
secara
kualitatif.
koperasi)
koperasi
Apabila
yang
ber-
sangkutan cukup berkembang maka peranannya dalam perekonomian nasional pada umumnya, dan dalam pembangunan pada khususnya, akan
makin
meningkat.
Keadaan
koperasi
selama
periode
Repe-
lita IV dapat digambarkan sebagai berikut. a. Keadaan Kelembagaan Koperasi Tujuan koperasi
kebijaksanaan
selama
Repelita
dan IV
program
adalah:
pembinaan
(1)
kelembagaan
meningkatkan
kemam-
puan organisasi, tata laksana dan pengawasan koperasi; (2) meningkatkan
kemampuan
alat perlengkapan
koperasi;
(3)
Me--
ningkatkan kemampuan berkoperasi para anggota; serta (4) lebih menanamkan pengertian berkoperasi pada masyarakat luas. Kegiatan jaksanaan (1)
dan
yang
dilaksanakan
program
menyempurnakan
organisasi, agar
tata
membentuk
(3)
pembinaan
pembinaan
laksana
dan
untuk
kelembagaan
kelembagaan
dan
pengawasan;
mengembangkan
menyelenggarakan
latihan
mencapai
unit
dan
tujuan
koperasi
koperasi (2)
adalah:
di
bidang
mendorong
organisasi
penataran
kebi-
serta
dan
KUD
usaha;
penyuluhan
bagi alat perlengkapan organisasi. Hasil dapat
pembinaan
dicerminkan
kelembagaan
dari
koperasi
perkembangan
secara
jumlah
kuantitatif
koperasi,
jumlah
anggota, dan alat-alat perlengkapan organisasinya. Pada itu
tahun
meningkat
meningkat jumlah
1983
menjadi
rata-rata
koperasi
terdapat 31.162 sebesar
tersebut
di
25.161
buah
koperasi.
buah
pada
tahun
1987,
6,0%
per
tahun.
atas
juga
mencakup
Jumlah berarti
Perkembangan KUD.
Pada
tahun 1983 terdapat sebanyak 6.373 KUD. Selama kurun waktu
333
yang sama KUD meningkat sehingga menjadi 7.470 KUD pada tahun 1987, atau meningkat rata-rata sebesar 4,3% per tahun. Dalam pada itu perkembangan jumlah anggota koperasi menunjukkan bahwa pada tahun 1983 baru
mencapai 13.652
ribu
orang dan pada tahun 1987 telah mencapai 25.545 ribu orang, atau mengalami peningkatan rata-rata sebesar 21,8% per tahun. Sementara itu jumlah anggota KUD yang pada tahun 1983 baru mencapai sebesar 9.608 ribu orang, pada tahun 1987 telah meningkat menjadi 16.682 ribu orang, atau mengalami kenaikan rata-rata sebesar 18,4% per tahun. Selain pengurus dan badan pemeriksa, koperasi mempunyai alat perlengkapan organisasi yang lain, yaitu Rapat Anggota Tahunan (RAT). Alat perlengkapan ini dapat berfungsi sebagai alat pengukur perkembangan peranan para anggota dalam setiap koperasi. Dari jumlah koperasi yang ada, yang telah mampu menyelenggarakan RAT meningkat dari 13.761 buah pada tahun 1983 menjadi 18.021 buah pada tahun 1987, atau mengalami kenaikan rata-rata sebesar 7,7% per tahun. Alat perlengkapan organisasi berikutnya yang sangat menentukan perkembangan koperasi adalah pengurus. Pada umumnya sejak saat pembentukan, setiap koperasi telah mempunyai pengurus. Kemudian menyusul dibentuk badan pemeriksa. Di samping alat perlengkapan organisasi, suatu koperasi memerlukan usahanya.
paling
sedikit
Perkembangan
seorang
jumlah
manajer
manajer
untuk
selama
mengelola
Repelita
IV
masih memprihatinkan. Pada tahun 1983 jumlah manajer koperasi mencapai 9.328 orang, kemudian pada tahun 1987 menurun menjadi 6.393 orang, atau mengalami penurunan rata-rata 7,9% per tahun. Dalam pada itu, KUD memiliki jumlah persentase manajer
334
yang lebih besar dibanding bukan KUD. Pada tahun 1987 sebanyak 72,1% dari KUD yang ada telah memiliki manajer; di lain pihak dari non KUD yang ada pada tahun itu hanya 4,3% yang usahanya dikelola oleh manajer. Dalam upaya untuk meningkatkan peranan wanita di bidang perkoperasian
telah
dilaksanakan
latihan
kerja
dan
pemben-
tukan kelompok usaha bersama. Pada tahun 1987 koperasi yang dibentuk
oleh
para
wanita
telah
berjumlah
769
buah
dengan
anggota sebanyak 367,8 ribu orang. Modal usaha yang dimiliki koperasi-koperasi
tersebut
mencapai
sekitar
Rp
9,1
milyar.
Kegiatan usaha koperasi-koperasi tersebut antara lain: menyelenggarakan simpan pinjam, Kredit Candak Kulak (KCK), pertokoan, berjualan pakaian jadi, serta melaksanakan serba usaha dan jimpitan beras. Jumlah wanita yang menjadi anggota koperasi sampai dengan tahun terakhir Repelita IV telah mencapai sekitar 1.376,7 ribu orang. Sementara
itu,
dalam
upaya pengembangan
sistem
perkope-
rasian secara nasional, telah dibina dan dikembangkan lembaga-lembaga Asuransi
keuangan Indonesia
koperasi (KAI)
dan
melalui Bank
Umum
pemantapan
Koperasi
Koperasi
Indonesia
(BUKOPIN). Selama Repelita IV, melalui merger dan pengenalan manajemen rasi,
modern,
dengan
BUKOPIN
nasabah
telah
yang
menjadi
semakin
bank
tunggal
berkembang
dan
kope-
mencakup
berbagai jenis koperasi yang ada di Indonesia seperti: Induk, Gabungan, samping
Pusat itu
pengembangan mewujudkan yaitu,
maupun
diusahakan Koperasi prinsip
dari
koperasi-koperasi dan
Jasa dasar
koperasi,
didorong
Audit
(KJA)
koperasi
oleh
di
koperasi
primer
pula
sebagai, bidang dan
lainnya.
pertumbuhan upaya
Di dan
dalam
pemeriksaan,
untuk
koperasi.
Dengan berperannya KJA dalam melakukan pemeriksaan terhadap
335
koperasi-koperasi,
diharapkan KJA
akan
dapat
merupakan
salah
satu landasan strategis menuju kemandirian koperasi. Lebih jauh lagi, rangsangan yang ditimbulkan oleh pemerintah
di
Sekolah
bidang
Menengah
kelembagaan Ekonomi
Atas
telah
mendorong
(SMEA)
Koperasi
terbentuknya dan
Akademi
Koperasi yang dibiayai oleh gerakan koperasi sendiri. Selain itu,
untuk
dapat
memenuhi
lebih
profesional
telah
diberikan
Koperasi
di
kebutuhan
bidang
kepada
akan
tenaga-tenaga
perkoperasian,
pembinaan
dan
perhatian
pengembangan
Indonesia (IKOPIN). Sebagai sarana
yang
khusus Institut
untuk menyeleng-
garakan latihan, penataran dan penyuluhan bagi alat perlengkapan
organisasi
koperasi
digunakan
Balai
Latihan
Koperasi
(Balatkop) yang ada di setiap propinsi, kecuali DKI Jakarta. Bahkan di beberapa propinsi tersedia lebih dari satu Balatkop, misalnya di Sumatera Utara, Jawa Tengah, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Barat. Di samping itu, khusus di DKI Jakarta
telah
dibangun
Pusat
Latihan
dan
Penataran
Koperasi
(Puslatpenkop). Sasaran rasi
adalah
dari
pelatihan,
mereka
yang
penataran
berkecimpung
dan
penyuluhan
dalam
koperasi,
kopeyang
terdiri atas anggota pengurus, anggota badan pemeriksa, para kader koperasi, manajer dan karyawan koperasi. Jumlah tenaga koperasi tersebut yang memperoleh latihan, penataran dan penyuluhan
selama
Repelita
III
mencapai
89.923
orang.
Dalam
periode Repelita IV sampai dengan akhir Maret 1987 jumlahnya menurun
menjadi
59.057
orang
Penurunan
ini
disebabkan
oleh
diterapkannya persyaratan yang lebih ketat bagi calon peserta; selain itu untuk sementara jumlah yang ada dipandang sudah memadai.
336
Selain sasaran tersebut, latihan, penataran dan penyuluhan
koperasi
ditujukan
pula
kepada
kelompok
masyarakat,
seperti dosen, pemuda, pramuka, wanita, pemuka agama, wartawan, dan sebagainya. Kader dari kelompok masyarakat tersebut yang
telah
berkesempatan
mengikuti
pendidikan
selama Repelita III berjumlah 5.139 orang.
perkoperasian
Jumlah tersebut
dalam Repelita IV (sampai dengan akhir Maret 1987) meningkat menjadi 14.276 orang. Penyuluhan dengan
tujuan
yang
mencakup
sasaran
memasyarakatkan
dan
lebih
luas
membudayakan
dilakukan koperasi.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam berbagai bentuk, seperti ceramah,
diskusi,
pameran,
kesenian,
tulisan-tulisan
di
surat-surat kabar, majalah dan buku perkoperasian. Di samping itu
kegiatan
penerangan
dan
penyuluhan
koperasi
juga
dilakukan melalui siaran radio dan televisi. b. Keadaan Usaha Koperasi Kebijaksanaan pembinaan usaha koperasi dalam Repelita IV diarahkan pada. (1) Peningkatan untuk
kemampuan
berusaha
di
dan
sektor
peranan
setiap
pembangunan
koperasi
yang
sesuai
dengan kepentingan dan kegiatan ekonomi para anggotanya
tanpa
memberikan
kedudukan
monopoli
kemampuan
koperasi
dalam
kepada
koperasi; (2) Pengembangan modal
sendiri
dan
dalam
usaha
memperoleh
dengan syarat-syarat yang memadai, adaan
sarana
produksi
maupun
pemupukan
untuk
kredit
baik untuk pengkegiatan
pema-
saran yang diselenggarakan oleh koperasi.
337
Dalam
rangka
melaksanakan
kebijaksanaan
tersebut
di
atas, upaya yang dilakukan dalam pengembangan usaha koperasi adalah sebagai berikut. (1)
Meningkatkan
kemampuan
dalam
di
usaha
perkebunan
bidang-bidang
rakyat,
industri,
koperasi,
pertanian
peternakan,
industri
kecil
KCK,
dan
perumahan, alat-alat
angkutan, produksi,
bahan-bahan (2)
asuransi,
kerajinan
agro rakyat,
perkreditan,
perdagangan,
pembangunan
dan
pengadaan
penyaluran
dan
penyaluran
kebutuhan pokok dan konsumsi;
Mendorong
pembentukan,
penumbuhan
unit-unit
usaha
oleh
telah
pangan,
desa,
pengadaan
serta
KUD,
perikanan,
pertambangan rakyat, kelistrikan terutama
khususnya
tampak
baru
mampu,
sesuai
dan
pengembangan
koperasi-koperasi dengan
yang
kepentingan
dan
kegiatan ekonomi para anggotanya; (3)
Mendorong daerah
pembentukan
terpencil
dan
dan
pengembangan
daerah
koperasi
transmigrasi,
di
perkam-
pungan nelayan dan sebagainya; (4)
Melaksanakan
pembinaan
yang
lebih
intensif
dalam
pemupukan modal melalui simpanan wajib dan meningkatkan
kesadaran
menabung
pada
para
anggota
kope-
rasi; (5)
Membantu kredit
koperasi dengan
dalam
usahanya
syarat-syarat
untuk
yang
mendapatkan
memadai,
baik
untuk keperluan investasi maupun untuk modal kerja; dan (6)
Meningkatkan
kegiatan
simpan
pinjam
di
koperasi dan unit simpan pinjam pada KUD-KUD.
338
kalangan
Hasil pembinaan dan pengembangan usaha koperasi, sampai dengan tahun keempat Repelita IV, tercermin dalam angka-angka peningkatan
simpanan
anggota,
modal
usaha
dan
peningkatan
nilai usahanya sebagaimana diuraikan di bawah ini. Jumlah simpanan anggota koperasi pada tahun 1987 mencapai
Rp
435,7
milyar.
Dibandingkan
dengan
jumlah
simpanan
anggota pada akhir Repelita III telah terjadi kenaikan sebesar 248,6%. Jumlah simpanan anggota pada tahun 1983 baru mencapai Rp 125,0 milyar. Dengan demikian kenaikan rata-rata per tahun selama Repelita IV mencapai 62,1%. Kenaikan simpanan anggota yang sangat besar itu disebabkan oleh diperhitungkannya pendapatan yang diperoleh KUD dari kegiatan
pengadaan
pangan,
pemasaran
palawija,
pemasaran
cengkeh dan lain-lain yang dijadikan simpanan anggota dengan maksud untuk mendorong peningkatan kemandirian koperasi. Jumlah Rp
1.183,8
modal
usaha
milyar.
koperasi
Dibandingkan
pada
tahun
dengan
1987
jumlah
mencapai
modal
usaha
yang dikelola koperasi pada akhir Repelita III telah terjadi kenaikan sebesar 120,2%. Pada tahun 1983 jumlah modal usaha koperasi
baru
mencapai
Rp
537,6
milyar.
Ini
berarti
bahwa
kenaikan modal usaha rata-rata per tahun selama Repelita IV mencapai 30,1%. Modal
usaha
koperasi,
selain
bersumber
dari
simpanan
anggota, juga diperoleh dari pinjaman Bank Pemerintah. Modal usaha
koperasi
diperoleh dengan
jaminan
bangan
Keuangan
yang
yang
koperasi
diperoleh
bersumber
dengan
yang
dari
diberikan
Koperasi koperasi
pinjaman
persyaratan oleh
(PERUM setiap
yang
Bank
cukup
Perusahaan
PKK).
Besarnya
tahun
Pemerintah ringan
Umum
Pengem-
nilai
rata-rata
dan
kredit
mencapai
Rp 139,2 milyar ,dengan jaminan yang diberikan setiap tahun
339
rata-rata
sebesar
Rp
122,6
milyar.
Di
samping
itu,
dalam
rangka membantu dalam pengadaan beras untuk sarana penyangga Pemerintah, bagi KUD disediakan pagu kredit dengan nilai yang berkisar
antara
Rp
47,0
milyar
dan
Rp
75,7
milyar
untuk
atas,
jumlah
nilai
setiap tahun. Dengan
modal
seperti
tersebut
di
usaha koperasi pada tahun 1987 mencapai Rp 2.218,0 milyar. Dibandingkan dengan nilai usaha pada tahun 1983 yang telah mencapai
Rp
2.114,4
milyar,
nilai
usaha
tersebut
meningkat
4,9% atau rata-rata 1,2% per tahun. Peningkatan yang kecil itu
antara
lain
disebabkan
oleh
pengaruh
kebijaksanaan
moneter dan perbankan tahun 1983 serta menurunnya nilai usaha koperasi pada tahun 1986 sehubungan dengan menurunnya berbagai kegiatan koperasi dalam pengadaan beras, pemasaran kopra dan pemasaran cengkeh., 2. Masalah-masalah dalam Pembangunan Perkoperasian Pertumbuhan sampai
dengan
dan
perkembangan
berakhirnya
Repelita
koperasi,
khususnya
IV
belum
masih
KUD
mencapai
sasaran yang diharapkan, terutama yang menyangkut kemampuannya dalam memberikan pelayanan kepada anggota dan masyarakat golongan
ekonomi
lemah.
Hal
itu
disebabkan
oleh
berbagai
masalah baik yang bersumber dari dalam koperasi masing-masing maupun yang bersumber dari luar, baik yang berkaitan dengan aspek kelembagaan, yang berkaitan dengan aspek usaha maupun yang berkaitan dengan aspek lainnya. a. Masalah yang Berkaitan dengan Aspek Kelembagaan Kelembagaan koperasi belum sepenuhnya dapat mendukung
340
gerak
langkah
pengembangan
usaha.
Di
samping
itu
mekanisme
kelembagaan belum berkembang cukup memadai untuk dapat secara optimal mendukung kegiatan usaha koperasi. Alat perlengkapan organisasi koperasi umumnya belum sepenuhnya berfungsi dengan baik sebagaimana diharapkan. Dalam hal ini pengurus dan badan pemeriksa serta pelaksana usaha, seperti manajer dan karyawan koperasi, kebanyakan belum memiliki keterampilan yang memadai ataupun jiwa usaha yang diperlukan. Dengan demikian dalam melaksanakan pengelolaan organisasi dan usahanya, banyak koperasi yang belum dapat berjalan seperti yang diharapkan. Jiwa
wirausaha
dan
wirakoperasi
yang
sangat
diperlukan
dalam pengembangan usaha koperasi, tampaknya masih merupakan hal yang
sulit dimiliki oleh sebagian besar koperasi
dalam
waktu yang singkat. Mekanisme hubungan dan pembagian kerja antara pengurus, badan
pemeriksa
dan
manajer
dalam
sebagian
besar
Koperasi-
koperasi Unit Desa belum berjalan secara serasi. Upaya mendudukkan manajer sebagai pengelola usaha sehari-hari di koperasi, khususnya KUD, tampaknya belum terlaksana sesuai dengan yang
diperlukan.
bersifat
Sering
administratif.
peranan
manajer
Pengelolaan
masih
usaha
lebih
lebih
banyak
banyak
di-
tangani oleh pengurus. Dalam pada itu kenyataan ,menunjukkan pula bahwa di dalam wadah gerakan koperasi, berlangsungnya kehidupan koperasi lebih banyak tergantung pada kemampuan pengelolaan para pengurus,
badan
laku,
perbuatan
pemeriksa
dan
pemeriksa dan
dan
manajer.
kemampuan
manajer
dalam
para
Masalah anggota
berorganisasi
sikap,
tingkah
pengurus,
sangat
badan
menentukan
keadaan dan perkembangan setiap koperasi.
341
Penyelenggaraan demokrasi nuhnya
ekonomi
RAT
pada
menampung
koperasi umumnya
keinginan
sebagai
dirasakan
dan
pelaksanaan belum
kepentingan
asas
dapat
sepe-
anggota.
Peran
serta anggota dalam koperasi pada umumnya masih kurang. Keadaan ini dapat dilihat dari aktivitas anggota dalam membayar iuran, masih
baik
iuran
banyaknya
wajib
anggota
maupun yang
iuran
meminjam
sukarela, uang,
di
samping
tetapi
kurang
patuh dalam mengembalikannya. Kurangnya rasa memiliki dan rasa tanggung jawab di kalangan
anggota
kegiatan
serta
koperasi
kurangnya
berakibat
peran
serta
terhambatnya
anggota
usaha
dalam
peningkatan
swadaya koperasi. Peran serta anggota akan meningkat apabila koperasi dapat meningkatkan pelayanannya bagi mereka. Dalam kehidupan sehari-hari masih ngertian
di
koperasi, peranan anggota
khususnya
dan
koperasi
kalangan tugas
sebagai
anggota
koperasi
asas-asas, koperasi
wahana
dirasakan tentang
sendi-sendi
serta untuk
kesadaran
dasar,
Berdasarkan
pe-
nilai-nilai
akan
meningkatkan
dan masyarakat sekitarnya.
kurang
fungsi,
pentingnya
kesejahteraan sejarah
per-
kembangan koperasi di masa lalu, pada saat ini masih terdapat sementara
anggota masyarakat yang meragukan
kemampuan
kope-
rasi untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
b. Masalah yang Berkaitan dengan Aspek Usaha Masalah yang dihadapi dalam pengembangan usaha koperasi berkaitan erat dengan masalah yang terdapat dalam aspek kelembagaan, terutama mengenai alat perlengkapan organisasi dan kemampuan para pengelola usaha koperasi seperti diuraikan di atas. Masalah strategis lainnya yang sangat berkaitan dengan
342
pengembangan usaha mencakup masalah kebutuhan modal dan kerja sama koperasi dengan badan usaha yang lain. Masalah yang
permodalan
masih
dirasakan
permodalan Apabila
umumnya
permodalan
koperasi
sangat
masih
tampak
lemah,
terutama
tertumpu
koperasi
dalam
pada
hanya
strukturnya
karena
simpanan
tertumpu
sumber anggota.
pada
simpanan
pokok dan simpanan wajib, maka modal yang diperoleh koperasi relatif
akan
kecil
karena
kemampuan
sebagian
besar
anggota
koperasi pun kecil. Kecilnya
modal
simpanan
anggota,
tampaknya
disebabkan
oleh adanya anggapan bahwa simpanan itu hanya sekadar untuk memenuhi ketentuan formal Undang-undang No. 12/1967 dan Anggaran
Dasar
Koperasi
bersangkutan,
sehingga
pengumpulannya
tidak dilakukan dengan disiplin yang tinggi, baik oleh pengurus sebagai pengelola koperasi maupun oleh anggota yang wajib membayarnya. Hal itu disebabkan pula oleh toleransi dan tenggang rasa yang terlalu besar pada pihak pengurus atas kewajiban anggota untuk membayar simpanannya. Untuk juga
memperoleh
ditemui
modal
permasalahan.
yang
berasal
dari
kredit
Tidak
sedikit
permohonan
Bank kredit
dari koperasi yang secara teknis sebenarnya tidak bisa diterima
oleh
demikian
Bank.
perlu
Untuk
dibina
koperasi terlebih
yang dulu
masih
dalam
keadaan
manajemennya
agar
koperasi tersebut memenuhi syarat sebagai pemohon kredit. Koperasi
pada
umumnya
dan
Koperasi-koperasi
Unit
Desa
pada khususnya sebagai lembaga usaha yang berkewajiban melayani kebutuhan anggota, pada umumnya sangat terbatas kemampuannya untuk menunaikan tugas itu, terutama karena kekurangan modal.
343
Dalam
hal
permodalan
koperasi
pada
umumnya,
terutama
KUD, di satu pihak masih sangat tergantung pada bantuan pihak luar.
Dalam
hubungan
ini,
apabila
pemberian
bantuan
itu
kurang diimbangi dengan pemberian bimbingan yang memadai maka dapat terjadi pemborosan dalam pemanfaatan modal dan ada kemungkinan menumbuhkan sikap ketergantungan yang semakin besar di kalangan gerakan koperasi. Perkembangan sikap semacam ini dapat menjadi penghalang bagi usaha kemandirian koperasi. Di lain pihak, belum ada sistem perkreditan dengan persyaratan lunak dan murah yang diperlukan agar koperasi-koperasi mampu memenuhi tugasnya untuk melayani kebutuhan para anggotanya. Masalah koperasi
lain
adalah
yang
berkaitan
kurangnya
dengan
kemampuan
pengembangan
koperasi
untuk
usaha
memanfa-
atkan kesempatan berusaha yang tersedia sehingga kegiatan-kegiatannya
masih
terbatas
di
bidang-bidang
tertentu.
Masalah
lain yang masih memerlukan perhatian juga adalah belum terbinanya secara mantap pola dan bentuk kerja sama yang serasi, baik antara sesama koperasi, secara horisontal ataupun vertikal, maupun antara koperasi dengan Badan Usaha Milik Negara dan dengan Badan Usaha Swasta. c. Masalah yang Berkaitan dengan Aspek Lingkungan Masalah kehidupan
lain
koperasi
yang
dihadapi
dengan
adalah
lingkungannya,
eratnya seperti
keterkaitan lingkungan
ekonomi, politik, sosial budaya dan lain-lain. Selain
itu
yang
perlu
ditangani
secara
mendasar
dalam
Repelita V adalah kekurangan tenaga pembina koperasi di lapangan baik dalam jumlah maupun mutunya. Kurangnya penelitian yang diperlukan untuk penyusunan studi kelayakan dan penen-
344
tuan kebijaksanaan koperasi juga merupakan masalah yang masih perlu ditangani.
I I I . KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH Dengan berpedoman pada GBHN 1988 serta dengan memperhatikan permasalahan dan tantangan dalam Repelita IV, sebagaimana telah diuraikan di atas, maka pembinaan dan pengembangan koperasi yang akan dilakukan dalam Repelita V adalah melanjutkan,
menyempurnakan
dan
meningkatkan
hasil-hasil
yang
telah dicapai dalam Repelita IV. Sedangkan hal-hal yang belum tercapai akan diupayakan dan lebih diperhatikan perbaikan dan peningkatan usaha pelaksanaannya dalam Repelita V yang akan datang.
Dengan
pembangunan
demikian,
untuk
kebijaksanaan
dan
langkah-langkah
pembinaan dan pengembangan
koperasi
dalam
Repelita V dapat dirumuskan sebagai berikut. Pembinaan koperasi bertujuan agar setiap koperasi dapat tumbuh
menjadi
lembaga
ekonomi
yang
kuat
dan
sehat,
rapat
anggotanya dapat berperan secara berhasil guna, sedang pengurus
dan
badan
pemeriksanya
dapat
berfungsi
secara
efektif.
Dengan tercapainya tujuan itu dapat diharapkan banyak koperasi yang akan dapat berfungsi sebagai wadah usaha yang mampu melaksanakan
kegiatan
ekonomi
secara
optimal
dalam
rangka
meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Dan dengan demikian
setiap
koperasi
akan
pengembangan
kegiatan
ekonomi
masyarakat,
dapat
menjadi
dan
wadah
peningkatan
terutama para anggotanya, yang
utama
untuk
kesejahteraan
umumnya
termasuk
dalam golongan ekonomi lemah. Pembinaan
dan
pengembangan
koperasi
selama
Repelita
V
tetap mengutamakan KUD dan koperasi primer lainnya, agar
345
koperasi-koperasi tersebut dapat memperluas dan meningkatkan kegiatan
usahanya
sektor.
efektif
Kegiatan-kegiatan
duksi, bahan
secara
perkreditan, dan
barang
koperasi
penyaluran,
hasil
dan
efisien
mencakup usaha
berbagai
kegiatan
pengolahan
produksi
di
dan
pro-
pemasaran
anggota-anggotanya,
seperti pertanian pangan, perikanan, peternakan, perkebunan, agroindustri, rakyat,
industri
perdagangan,
sebagainya. seperti
jasa
Meskipun
Koperasi
kecil
kerajinan,
kelistrikan
demikian
Buruh
dan
dan
desa,
pertambangan angkutan
koperasi-koperasi Karyawan
dan
fungsional
Perusahaan,
Pegawai
Negeri, ABRI, Mahasiswa, Pemuda, Wanita dan sebagainya juga akan dibina lebih lanjut sehingga koperasi akan makin membudaya dalam masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat daerah pedesaan. Sementara itu, dalam rangka mendukung usaha penyebaran penduduk dan tenaga kerja yang lebih serasi dan seimbang maka dalam
Repelita
pembinaan
V
koperasi
akan di
tetap
dilanjutkan
kota-kota
sedang
kegiatan-kegiatan dan
kecil
sesuai
dengan potensi kota-kota tersebut serta di daerah-daerah yang langsung
merupakan
pusat-pusat
pembangunan
daerah
transmi-
grasi. Dalam
pada
dilaksanakan
itu,
secara
kebijaksanaan lebih
terpadu
pembinaan serta
koperasi
lebih
akan
ditekankan
aspek kualitasnya supaya dapat diwujudkan prakarsa dan swadaya KUD dan koperasi-koperasi primer lainnya sehingga mampu menjadi koperasi yang mandiri. Untuk mencapai kemandirian tersebut prioritas pembinaan Koperasi selama Repelita V ditujukan untuk terwujudnya sekurang-kurangnya 2.000 KUD Mandiri yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi 4.000 KUD yang tersebar secara merata,
346
setidak-tidaknya
di
setiap
kecamatan
di
seluruh
Indonesia.
Untuk itu ditetapkan prioritas pembinaan yang terdiri dari: (1) Prioritas I: Mencakup 2.000 KUD terpilih sebagai calon KUD Mandiri dan (2) Prioritas II: Mencakup 2.000 KUD lainnya yang
dipersiapkan
untuk mengisi posisi yang
telah
berhasil
Mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas dalam Repelita V akan
ditempuh
langkah-langkah
kebijaksanaan
yang
mencakup
pembinaan kelembagaan dan pembinaan usaha koperasi. 1. Langkah-langkah Kebijaksanaan Pembinaan Kelembagaan Koperasi Pembinaan kelembagaan koperasi terutama meliputi pembinaan
dan
pemantapan
organisasi,
tata
laksana,
pengawasan,
penyuluhan, pendidikan dan pelatihan perkoperasian. Untuk melaksanakan kebijaksanaan tersebut ditempuh langkah-langkah: a.
Menyelenggarakan penyempurnaan
bimbingan
organisasi,
konsultasi tata
dalam
laksana
rangka
dan
peng-
awasan, rapat anggota dan rapat pengurus serta meningkatkan
peran
serta
anggota
dalam
pengelolaan
koperasi; b.
Menyelenggarakan sistem
konsultasi
akuntansi
dan
audit
dalam bagi
rangka
penerapan
koperasi-koperasi
primer dan melaksanakan pemeriksaan pembukuan;
c.
Menyelenggarakan
pendidikan,
kursus-kursus,
latihan
keterampilan dan penataran bagi para anggota pengurus,
anggota
karyawan
badan
koperasi
pemeriksa, lainnya,
para
aparat
manajer,
para
instansi
yang
terkait dan anggota kelompok tani dan nelayan, pe-
347
muda dan wanita, serta masyarakat, melalui pendidikan formal maupun non formal;
d.
Untuk menunjang pengembangan koperasi, maka jurusan manajemen Atas
koperasi
akan
ditingkatkan
pada
dilanjutkan jumlah
Sekolah
Menengah
pengelolaannya
dan
mutunya.
Ekonomi
serta
Selain
lebih
itu
mata
pelajaran manajemen koperasi akan diberikan juga di Sekolah Menengah Atas Kejuruan lainnya;
e.
Menyelenggarakan penyuluhan bagi para anggota koperasi
serta
menyelenggarakan
kegiatan
penerangan
bagi anggota kelompok tani dan nelayan dan masyarakat umum, baik secara langsung maupun melalui media cetak
atau
elektronik,
dalam
rangka
menumbuhkan
peranan dan tanggung jawab masyarakat untuk berperan serta secara nyata dalam pembangunan koperasi; f.
Memberikan
bantuan
pembinaan
untuk
meningkatkan
kemampuan koperasi-koperasi primer dalam mewujudkan kerja sama antara sesama koperasi, baik horisontal maupun vertikal, dengan lembaga lain seperti bankbank,
perusahaan
swasta
dan
perusahaan
negara
(BUMN); dan g.
Meningkatkan pembinaan Koperasi Unit Desa dan koperasi primer lainnya oleh berbagai instansi pemerintah dan lembaga masyarakat disertai dengan peningkatan
koordinasinya.
Khusus
dalam
hal
mengkoordi-
nasi pembinaan oleh berbagai instansi atas Koperasi Unit
Desa
Pemerintah
Daerah
diberi
peranan
yang
lebih besar. Dalam upaya agar koperasi tumbuh menjadi lembaga ekonomi yang kuat dan menjadi wadah utama untuk pembinaan kemampuan 348
usaha golongan ekonomi lemah, maka langkah dan kebijaksanaan ditujukan kalangan
pula
didasarkan yang
untuk
masyarakat. pada
tumbuh
menumbuhkan
hakekat
dari
kesadaran
Pembinaan
dan
koperasi
bawah.
sebagai
Peranan
berkoperasi
pengembangan usaha
pemerintah
di
koperasi masyarakat
hanya
bersifat
membantu dan mendorong pertumbuhannya. 2.
Langkah-langkah
Kebijaksanaan
Pengembangan
Usaha
Koperasi Kebijaksanaan dalam pengembangan usaha koperasi terutama diarahkan
pada
peningkatan
kemampuan
setiap
koperasi
untuk
berusaha di sektor pembangunan, yang sesuai dengan kepentingan dan kegiatan ekonomi para anggotanya. Selanjutnya pengembangan ini juga diarahkan pada pengembangan kemampuan koperasi
masing-masing
usaha
memperoleh
rasi-koperasi
dalam kredit
sangat
pemupukan
modal
dengan
syarat
memerlukan
kredit
sendiri
yang baik
dan
dalam
memadai.
Kope-
untuk
pengadaan
sarana produksi yang diperlukan maupun untuk kegiatan pemasaran yang diselenggarakannya. Sementara usaha
ialah
itu,
kebijaksanaan
meningkatkan
fungsi
pengembangan pelayanan
di
bidang
koperasi-koperasi
dan Koperasi-koperasi Unit Desa kepada anggota masing-masing dan
masyarakat
sekitarnya
yang
memberikan
dampak
membantu
peningkatan kesejahteraan mereka melalui kegiatan usaha yang dilakukan secara efektif dan efisien. Dengan demikian karena merasakan
manfaatnya
para
warga
desa
akan
terdorong
untuk
menjadi anggota koperasi atau Koperasi Unit Desa yang mendukung secara aktif kegiatan usahanya. Demikianlah
maka
dalam
Repelita
V
langkah-langkah
pe-
ngembangan usaha koperasi merupakan langkah-langkah yang di-
349
maksudkan
untuk
meningkatkan
Koperasi-koperasi koperasi
dalam
Unit upaya
kemampuan
Desa,
untuk
pemantapan,
koperasi,
mendukung
peningkatan
terutama
usaha-usaha
dan
perluasan
peranan koperasi di berbagai sektor usaha, seperti pertanian pangan,
perkebunan,
industri
kecil
peternakan,
dan
kerajinan
perikanan,
rakyat,
agro
industri,
pertambangan
rakyat,
listrik pedesaan, perkreditan termasuk KCK, asuransi, perdagangan,
perumahan,
alat-alat
angkutan
produksi,
di
serta
samping
pengadaan pengadaan
dan
penyaluran
dan
penyaluran
bahan-bahan kebutuhan pokok dan konsumsi. Sehubungan dengan itu langkah-langkah yang akan diambil dalam melaksanakan pengembangan usaha koperasi adalah: a.
Mengusahakan pengembangan skala usaha koperasi agar menjadi lebih layak dan efisien. Di dalam situasi perekonomian yang semakin kompetitif, koperasi diharapkan
mampu
meningkatkan
daya
menghadapi para pelaku ekonomi
saingnya
lainnya.
dalam
Untuk
me-
ningkatkan daya saing tersebut Koperasi ataupun KUD harus
mampu
mengelola
usaha
seefisien
mungkin.
Untuk itu antara lain diperlukan peningkatan skala usaha koperasi atau KUD masing-masing; b.
Mengusahakan perluasan kesempatan usaha
yang opti-
mal bagi koperasi. Penanganan aspek ini semakin memerlukan perhatian. Peningkatan produktivitas dalam usaha koperasi atau KUD akan sangat membantu usaha ini;
c.
Mengupayakan
struktur
permodalan
yang
lebih
seim-
bang antara modal yang berasal dari luar dan modal dari dalam. Dengan perbandingan yang lebih seimbang antara modal dari dalam dan modal dari luar kope350
rasi
diharapkan
tergantungannya mahal. maka
Dalam
bank
akan
semakin
pada
dana
upaya
koperasi
mampu
dari
bank
mengurangi dibina
mengurangi yang
biayanya
ketergantungan
dan
ke-
ditingkatkan
ini, kemam-
puannya; d.
Meningkatkan lui
pembinaan
simpanan
wajib
dalam
dan
pemupukan
menggalakkan
modal
mela-
kesadaran
me-
nabung di pihak anggota sendiri; e.
Membantu untuk dai,
usaha
KUD
mendapatkan baik
dan
kredit
untuk
koperasi dengan
investasi,
primer
syarat
yaitu
lainnya
yang
untuk
mema-
pengadaan
sarana produksi, sarana pengolahan dan sarana pemasaran yang dibutuhkan, maupun untuk modal kerja kegiatan simpan pinjam; f.
Membantu koperasi atau KUD untuk mengembangkan kegiatan simpan pinjam;
g.
Meningkatkan
kerja
sama
dengan
koperasi
sekunder,
BUMN dan swasta. Kerja sama ketiga pelaku ekonomi itu harus dikembangkan tidak saja atas dasar transaksi dagang yang saling menguntungkan, tetapi juga dalam bentuk kerja sama di bidang manajemen dan pemilikan
saham
sebagai
mitra
sesuai
dengan
usaha,
tanpa
peranan
masing-masing
melupakan
asas
dan
sendi-sendi dasar perkoperasian;
h.
Mendorong koperasi sekunder dan swasta agar membantu KUD dan koperasi primer lainnya di bidang penanganan
usaha-usaha
sekunder,
perlu
non
terus
program. dibina
dan
Khusus
koperasi
lebih
diarahkan
lagi agar sungguh-sungguh mampu melakukan fungsinya
351
untuk
memberikan
nya,
agar
koperasi
pelayanan
peranannya
primer
kepada
anggota-anggota-
sebagai
pembina
dapat
dirasakan
semakin
manajemen oleh
KUD
dan koperasi primer lainnya; i.
Mendorong pembentukan, pertumbuhan dan perkembangan unit-unit
usaha
telah tampak
jenis-jenis
kepentingan
dan
pula,
ngembangan
dalam
mampu, dan
perkembangan Tambahan
baru
koperasi
akhir Repelita
mendorong usaha
kegiatan akan
koperasi-koperasi
didorong di
pertumbuhan
yang
ekonomi
sesuai
para
terjangkau
dan
dengan
anggotanya.
pembentukan
daerah-daerah
IV belum
yang
dan
yang
oleh
pe-
sampai
koperasi;
dan j.
Mendorong
pengembangan
daerah-daerah
kegiatan
terpencil,
usaha
seperti
koperasi
daerah
di
pemukiman
transmigrasi, perkampungan nelayan dan sebagainya. Dalam khusus
pelaksanaan
dimaksudkan
untuk
langkah-langkah
kebijaksanaan
pengembangan
KUD,
usaha
agar
yang mem-
buahkan hasil yang optimal, peranan Pemerintah Daerah dalam mengkoordinasikan langkah-langkah tersebut juga akan didorong untuk ditingkatkan. Langkah-langkah daya
saing
tersebut,
dan
baik
ini
juga
diharapkan
kemampuan
dengan
bank
akan
kerja
maupun
dapat
sama
dengan
meningkatkan
koperasi-koperasi perusahaan-perusa-
haan lain baik swasta maupun negara. 3.
Langkah-langkah
Kebijaksanaan
yang
Menunjang
Pembinaan
Koperasi Dalam rangka melaksanakan pembinaan kelembagaan dan pe-
352
ngembangan cukup
usaha
memadai
koperasi,
dalam
diperlukan
keterampilan
tenaga
dan
pembina
tingkat
yang
pengetahuan,
dalam jumlah yang mencukupi. Di samping itu untuk penyusunan rencana pembangunan dan pengambilan kebijaksanaan, diperlukan adanya
data
selengkap-lengkapnya
bangan
keadaan
perlu
dihimpun
di
dunia
melalui
yang
sesuai
perkoperasian.
pemantauan,
dengan
perkem-
yang
demikian
Data
pelaporan
dan
penilaian
yang teratur yang dilakukan secara berkala. Dalam rangka usaha memenuhi kebutuhan tersebut di atas, dalam Repelita V akan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut.
Pertama,
nasional latihan
koperasi
ditingkatkan.
bagi
dilaksanakan mereka,
pendidikan
akan
pejabat guna
sesuai
dan
Di
petugas
meningkatkan
dengan
dalam
samping
sistem itu
pembina
koperasi
pengetahuan
perkembangan
pendidikan
pendidikan dan
keadaan
dan tetap
keterampilan
intern
ataupun
ekstern yang dihadapi oleh koperasi pada umumnya. Dan, kedua, penelitian-penelitian yang
lengkap
di
untuk
bidang
mendapatkan
data
perkoperasian,
yang
dan
informasi
mencakup
aspek
kelembagaan koperasi dan aspek usahanya akan tetap diadakan. Kegiatan ini sangat diperlukan dalam rangka mengusahakan agar para pejabat dan petugas koperasi senantiasa memiliki pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan keadaan di dunia perkoperasian beserta masalah-masalahnya. Demikianlah
kebijaksanaan
dan
langkah-langkah
yang
akan
ditempuh dalam Repelita V, guna mencapai sukses dalam usaha perkreditan, usaha distribusi dan usaha pemasaran dalam gerakan koperasi. IV. PROGRAM-PROGRAM Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan dan langkah-lang353
kah tersebut di atas, dengan berpedoman pada GBHN 1988 serta mengingat masalah-masalah dan memperhitungkan kendala-kendala yang ada, maka dalam Repelita V, yang merupakan babakan penutup dari pembangunan nasional jangka panjang tahap pertama menuju
tinggal
landas,
disusun
program-program
pembangunan
koperasi sebagai di bawah ini. Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pembinaan koperasi, maka program-program pembinaan koperasi diarahkan terutama Unit
untuk Desa
membangun
mandiri.
dan
mengembangkan
Diharapkan
Koperasi-koperasi
Koperasi-koperasi
Unit
Desa
yang mandiri akan dapat mendorong koperasi/KUD lainnya untuk juga mencapai kemandiriannya. Seperti program-program dalam Repelita IV program pembangunan
koperasi
dalam
Repelita
V
juga
terdiri
dari
dua
program pokok dan enam program penunjang. Program pokok pembangunan koperasi meliputi program pembinaan kelembagaan dan program pengembangan usaha koperasi. Sedangkan program penunjang adalah program pembinaan generasi muda
di
wanita
bidang
di
pembina
bidang
koperasi,
perkoperasian, perkoperasian, program
program
pembinaan
program
penelitian
peranan
pendidikan
perkoperasian,
tenaga program
penyempurnaan efisiensi aparatur dan program peningkatan prasarana fisik. Pelaksanaan
program-program
pokok
tersebut,
khususnya
yang berkenaan dengan kegiatan KUD, yang pada akhir-akhir ini pelaksanaannya telah dikoordinasikan bersama-sama dengan Pemerintah
Daerah,
ditingkatkan.
354
akan
tetap
dilanjutkan,
disempurnakan
dan
1. Program Pembinaan Kelembagaan Koperasi Program ini diarahkan pada upaya-upaya untuk meningkatkan
kemampuan
Unit
Desa,
pengawasan
koperasi-koperasi,
dalam
mengelola
melalui
perlengkapan
terutama
organisasi,
peningkatan
koperasi-koperasi
Koperasi-koperasi tata
pelaksanaan
tersebut
dan
laksana
dan
fungsi
alat
peningkatan
ke-
mampuan berkoperasi para anggota. Di samping itu program ini juga
diarahkan
pada
tindakan-tindakan
usaha-usaha
menanamkan
masyarakat,
agar
hidup
pengertian
masyarakat
berkoperasi.
masyarakat,
terlebih-lebih
meningkatkan
kesejahteraan
kemampuan
untuk
di
makin yang
kalangan
menghayati banyak
membutuhkannya
hidupnya,
berkoperasi.
lebih
akan
yang
mengintensifkan
berkoperasi
dapat
Diharapkan
untuk
anggota
untuk
bersedia
Kegiatan-kegiatan
makna dapat
dan
dalam
ber-
rangka
pelaksanaan program ini akan diarahkan agar asas-asas koperasi
seperti
swadaya,
swakarya,
swakerta,
kesetiakawanan
antar anggota, dan kekuasaan tertinggi berada pada rapat anggota, tetap diusahakan agar makin menjadi kenyataan. Program ini mencakup kegiatan-kegiatan berikut. a.
Meningkatkan susnya
KUD,
organisasi adanya
kemampuan
organisasi
dengan koperasi
pembagian
koperasi,
mendorong
agar
berfungsi
sepenuhnya
tugas
yang
jelas,
khu-
perlengkapan
sehingga
dengan kope-
rasi benar-benar mampu mencerminkan sifat demokrasi dan watak sosialnya namun juga tetap mampu melaksanakan kegiatan usahanya atas dasar perhitungan-perhitungan ekonomi;
b.
Mengembangkan
sistem
organisasi
dengan
manajemen
peran serta koperasi agar peranan anggota dalam me-
355
nentukan kebijaksanaan dan peran sertanya dalam kegiatan usaha dan pengawasan menjadi semakin besar; c.
Membantu
pembentukan
dan
pengembangan
unit-unit
organisasi dan usaha di masing-masing wilayah kerja KUD dan
koperasi primer
ningkatan kepada
dalam
para
mutu
anggota
lainnya
dan
sehingga
jangkauan
koperasi
ada
pe-
pelayanannya
sesuai
dengan
usaha
teknis,
kete-
dan kepentingan mereka; d.
Membina
dan
rampilan
manajemen
pengurus,
badan
koperasi tugas
mengembangkan
dalam
dan
kemampuan
jiwa
kewirakoperasian
pemeriksa,
manajer
dan
bidang-bidang
yang
sesuai
masing-masing,
seperti
pembukuan,
para
karyawan dengan
pembelian,
penjualan dan pergudangan; e.
Memberikan
bantuan
dalam
bentuk
pengadaan
tenaga
manajer terdidik dan terlatih untuk mengelola usaha dan keuangan koperasi; f.
Membantu
pengembangan
dan
pembinaan
sistem
infor-
masi manajemen koperasi; g.
Mengembangkan
dan
memantapkan
Koperasi
Jasa
Audit
(KJA) yang sudah dibentuk di 12 Propinsi dan Daerah Istimewa pinsi
serta
lainnya
mendorong agar
pembentukan
gerakan
koperasi
KJA
di
makin
promampu
melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan sendiri; h.
Membantu peningkatan pembinaan dan pengembangan KJA secara
terpadu
pelengkap koperasi;
356
bagi
dengan
instansi
pelaksanaan
terkait
pembinaan
sebagai terhadap
i.
Membina
pelaksanaan
(KMK),
pemanfaatan
lembaga
manajemen
Konsultasi jasa-jasa
dan
Manajemen
Koperasi
konsultan,
lembaga-
auditing
untuk
membantu
pe-
ningkatan mutu manajemen koperasi; j.
Membantu penyusunan standar pemeriksaan dan pedoman akuntansi
koperasi
supaya
pemeriksaan
atas
kope-
rasi/KUD dapat dilaksanakan sebaik-baiknya; k.
Membantu
peningkatan
fungsional wanita,
seperti
koperasi
sebagainya
peranan
kelembagaan
koperasi
koperasi
karyawan,
koperasi
pemuda
agar
dan
senantiasa
mahasiswa
selaras
dan
dengan
lain
perkem-
bangan koperasi lainnya; 1.
Melaksanakan giatan
upaya
penerangan
ningkatan
dan
kesadaran
pentingnya
dan
berkoperasi
kesejahteraan butuhan
peningkatan
dan
mereka,
penyuluhan dalam
perluasan
serta
pengertian
memenuhi
dengan
dan
upaya
pe-
masyarakat
rangka
akan
meningkatkan
kepentingan
memanfaatkan
ke-
ataupun
berbagai
ke-
media
secara efektif dan efisien; dan m.
Membantu dengan
peningkatan
pembinaan
perusahaan-perusahaan
kerja
swasta
sama dan
koperasi
BUMN,
de-
ngan gerakan koperasi Internasional dan dengan lembaga-lembaga Internasional lainnya; Selanjutnya gerakan koperasi juga akan dibina agar mampu menjalankan fungsinya atas kekuatan sendiri dengan mendorong kerja sama antara koperasi-koperasi primer dan apabila perlu antara
koperasi
primer
dan
sekunder.
Sejauh
sesuai
dengan
kepentingan pengembangan koperasi-koperasi primer yang menjadi anggotanya, koperasi-koperasi sekunder secara selektif
357
juga akan dibina agar makin mampu memberikan pelayanan yang dibutuhkan
untuk
mengembangkan
kemandirian
koperasi-koperasi
primer.
2. Program Pengembangan Usaha Koperasi Program
pengembangan
usaha
koperasi
dalam
Repelita
V,
seperti halnya dalam Repelita IV, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan koperasi untuk makin mandiri dalam usaha-usahanya. Program pengembangan usaha koperasi ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut. a.
Meningkatkan
kemampuan
dan
peranan
koperasi-kope-
rasi dan Koperasi-koperasi Unit Desa dalam kegiatan ekonomi, para
masing-masing
anggotanya,
mengembangkan primer,
dan
lebih
khususnya
sesuai
dengan
membantu
kepentingan
memantapkan
lanjut
usaha
usaha
Koperasi-koperasi
dan
koperasi-koperasi Unit
Desa, dalam pengadaan dan penyaluran bahan kebutuhan
pokok
dan
konsumsi,
dan
pemasarannya, dalam
dan
lain-lain.
di
bidang-bidang
rakyat,
kecil
rakyat,
pertanian rakyat,
dan
pengolahan
perkreditan,
Kegiatan-kegiatan
perikanan
dustri
produksi,
simpan
itu
kerajinan
rakyat,
desa,
pembangunan
kelistrikan
pinjam
dilaksanakan
pangan,
perkebunan
hasil
peternakan rakyat,
in-
pertambangan perumahan,
angkutan dan lain-lain;
b.
Membantu
peningkatan
kemampuan
permodalan
koperasi
atau KUD melalui sistem perkreditan. Sukses KUD di bidang
perkreditan
merupakan
hal
yang
sangat
ting dan strategis, karena pelayanan di bidang ini 358
pen-
pada
akhirnya
sangat
menentukan
kesuksesan
KUD
dalam kegiatannya dalam usaha distribusi dan pengolahan serta pemasaran; c.
Membantu mengusahakan permodalan bagi koperasi atau KUD yang secara ekonomi usahanya kurang layak, tetapi
kegiatan-kegiatannya
sangat
diperlukan
dalam
rangka pemenuhan kebutuhan para anggota dan masyarakat
sekitarnya.
Sebagai
contoh
adalah
Koperasi
atau KUD di daerah transmigrasi dan daerah perbatasan; d.
Membantu
peningkatan dan pembinaan
usaha
lembaga-
lembaga keuangan milik koperasi seperti Bank Koperasi
agar
efektif
lembaga
tersebut
dalam memenuhi
mampu
kebutuhan
berperan
secara
permodalan
kope-
rasi; e.
Membantu
peningkatan
dan
pengembangan
kerja
sama
dan jalinan usaha antar koperasi dan antara koperasi dengan Perusahaan Negara dan Swasta; f.
Membantu
peningkatan
efektivitas
dan
efisiensi
kegiatan usaha koperasi atau KUD di bidang perkreditan terutama KCK, pengolahan produksi dan pemasaran
hasil
agar
koperasi
atau
KUD
benar-benar
dapat berswadaya dan mandiri; dan g.
Membantu daerah
pengembangan
dan
peningkatan
transmigrasi, daerah
usaha
perbatasan
dan
KUD
di
daerah
terpenci1. 3. Program Penunjang Sebagaimana telah dilaksanakan dalam Repelita IV, maka
359
dalam Repelita V masih akan dilanjutkan program-program penunjang untuk mempertinggi daya guna dan hasil guna pelaksanaan
kedua
program
pokok
tersebut
di
atas.
Program-program
penunjang yang dimaksud adalah sebagai berikut. a.
Program Pembinaan Generasi Muda di Bidang Perkoperasian
Dalam
rangka
pembangunan muda
di
peningkatan
koperasi
bidang
maka
peranan
akan
perkoperasian
generasi
dilakukan guna
muda
pembinaan
menciptakan
dalam
generasi
kader-kader
koperasi yang tangguh, mempunyai dedikasi tinggi pada koperasi
dan
berjiwa
wirakoperasi.
Sasaran
yang
ingin
dicapai
selama Repelita V adalah 13.350 orang kader yang mempunyai bekal dan
pengetahuan
mempunyai
dan
keterampilan
kemampuan
untuk
di
bidang
mengelola
perkoperasian
koperasi
atau
KUD,
baik sebagai pengurus, badan pemeriksa ataupun sebagai karyawan koperasi. b.
Program Pendidikan Tenaga Pembina Koperasi
Program untuk
Pendidikan
meningkatkan
Tenaga
pengetahuan
Pembina dan
Koperasi
keterampilan
bertujuan serta
rasa
pengabdian dan tanggung jawab para pejabat pembina koperasi agar lebih besar kemampuan dan dedikasinya dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan koperasi. Pelaksanaan program ini akan
berupa
kegiatan-kegiatan
penyelenggaraan
pendidikan,
pelatihan, kursus dan penataran di bidang-bidang teknis perkoperasian, serta tindak
pengembangan
administrasi sebagai
usaha
koperasi.
pelatih
dan
dan
Tenaga penyuluh
pembinaan pembina
ini
kelembagaan, akan
perkoperasian,
ber-
pembina
akuntansi dan audit, pembina perkreditan, pengumpul dan peng-
360
analisa data perstatistikan, penilai proyek dan lain-lain. Di samping itu, untuk meningkatkan mutu pendidikan, pelatihan, kursus dan penataran tersebut di atas, sistem dan pola pendidikan dan pelatihan bagi para pembina juga akan lebih disempurnakan agar semakin dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membina koperasi pada umumnya dan KUD pada khususnya. c.Program Peranan Wanita di Bidang Perkoperasian Dalam rangka peningkatan peranan wanita dalam pembangunan koperasi, maka dilaksanakan pembinaan para wanita di bidang perkoperasian guna menciptakan kader-kader yang tangguh, yang
mempunyai
dedikasi
tinggi
pada
koperasi
dan
berjiwa
wirakoperasi. Sasaran yang ingin dicapai selama Repelita V adalah 8.000 orang kader wanita koperasi yang mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan di bidang perkoperasian sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk mengelola koperasi atau KUD, baik sebagai anggota pengurus, anggota badan pemeriksa maupun sebagai karyawan koperasi. d.Program Penelitian Perkoperasian Program penelitian perkoperasian bertujuan untuk secara teratur memberikan bahan informasi guna penyusunan kebijaksanaan dan rencana kegiatan pembangunan koperasi, untuk memperoleh masukan yang andal untuk dapat mengatasi permasalahan perkoperasian yang timbul dan untuk meningkatkan pengetahuan para pembina koperasi. Program ini mencakup kegiatan-kegiatan berikut. (1) Melakukan penelitian dan pengkajian yang meliputi seluruh aspek pembinaan dan pengembangan perkope-
361
rasian melalui pendekatan lintas sektoral yang terkoordinasi dan terintegrasi; (2)
Mengadakan analisa kebijaksanaan dalam rangka pembinaan dan pengembangan perkoperasian dalam keterpaduan dengan kebijaksanaan ekonomi pada umumnya;
(3)
Melaksanakan yang
ada
penelitian
dan
tentang
penelitian
kualitas
mengenai
koperasi
masalah-masalah
yang menentukan daya guna dan hasil guna pelaksanaan peranan koperasi dalam berbagai sektor pembangunan, termasuk masalah-masalah rong
dan
atau
menghambat
sosiologi
pertumbuhan
yang
mendo-
koperasi
di
Indonesia; dan (4)
Melaksanakan penelitian terapan tentang perkembangan
koperasi
dapat
dan
lingkungan
mengidentifikasikan
masyarakatnya,
sebab-sebab
untuk
keberhasilan
atau kegagalan koperasi dalam melayani anggotanya. e. Program Penyempurnaan Efisiensi Aparatur Pemerintah dan Pengawasan Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna aparat secara terpadu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal. Program ini meliputi kegiatankegiatan berikut. (1)
Melakukan
usaha
peningkatan
daya
guna kegiatan aparatur pemerintah aparat
pembangunan
perkoperasian
guna
dan
untuk yang
hasil
mewujudkan
profesional,
bersih dan berwibawa; (2)
Melakukan usaha penyempurnaan dan peningkatan tata laksana dan administrasi di lingkungan pemerintah
362
yang
menunjang
umumnya
pelaksanaan
tugas
pemerintahan
dan pembangunan perkoperasian
pada
pada
khusus-
nya melalui penyempurnaan dan peningkatan perumusan dan
penyusunan
anggaran,
kebijaksanaan,
dan
pelaksanaan
rencana
serta
program
dan
pengendalian
ke-
giatan proyek-proyek pembangunan koperasi; (3)
Meningkatkan sistem
usaha
rasi,
pengawasan baik
pemantapan di
dan
lingkungan
pengawasan
atasan
penyempurnaan
Departemen
langsung
atau
Kopepeng-
awasan melekat maupun pengawasan oleh aparat pengawas fungsional; (4)
Meningkatkan
pengembangan
sistem
manajemen
diaan
data
mengenai
hasil
pembinaan
pelaksanaan
pembinaan
secara
periodik
penye-
dan dan
proses terpadu;
dan (5)
Melakukan
usaha
dan
evaluasi
dan
saran-saran
masalah
dan
peningkatan
dalam
rangka
guna
pelaksanaan menyediakan
penyusunan
pengambilan
pemantauan bahan-bahan
rencana,
keputusan
yang
pemecahan meliputi
tindakan pencegahan dan pengamanan terhadap penyimpangan
yang
terjadi
atas
kebijaksanaan
yang
telah
ditetapkan. f. Program Penyempurnaan Prasarana Fisik Pemerintah Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna aparat Pemerintah melalui penyediaan prasarana dan sarana fisik dalam bentuk pengadaan, perluasan atau rehabilitasi kantor serta pengadaan sarana kantor dan sarana kerja di tingkat
propinsi
dan
kabupaten
atau
kodya
yang
memerlukan,
secara memadai. 363
Dengan
pelaksanaan
koperasi-koperasi,
program-program
terlebih-lebih
KUD
di dan
atas
diharapkan
koperasi
primer
lainnya, akan dapat makin berkembang seperti yang direncanakan, yaitu mandiri, tangguh dan dapat meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.
364
TABEL 15 - 1 PEMBIAYAAN RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KELIMA, 1989/90 - 1993/94 (dalam mi l y a r rupiah)
KO P E RAS I
No. Kode
SEKTOR/SUB SEKTOR/PROGRAM
1989/90 (Anggaran Pembangunan)
1999
1989/90-1993/94 (Anggaran Pembangunan)
05
SEKTOR PERDAGANGAN DAN KOPERASI
05.2
Sub s e c t o r K o p e r a s i
05.2.01
Program Pengembangan Usaha Koperasi
76,0
566,9
05.2.02
Program Pembinaan Kelembagaan Koperasi
69,0
461,4
145,0
1.428,9 1.028,3
365