SOP MEMBUAT SURAT KETERANGAN DOKTER Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Membuat surat keterangan dokter adalah cara untuk memberikan informasi tentang hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik dokter dalam sebuah lembar kertas, sebagai bukti keterangan pemeriksaan dari dokter.
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untuk membuat surat keterangan dokter
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 Tahun 2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Langkahlangkah
1. Petugas menyiapkan blangko Surat Keterangan Dokter, 2. Petugas mengisi blangko Surat Keterangan Dokter yang disediakan sesuai dengan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, 3. Petugas mencatat dalam buku kendali Surat Keterangan Dokter, 4. Petugas memberikan Surat Keterangan Dokter, yaitu nomer Surat Blangko/Bulan dalam angka Romawi / Tahun, 5. Petugas menyerahkan Surat Keterangan Dokter ke pasien.
6. Unit terkait
Ruang Pemeriksaan Umum
SOP MEMBUAT SURAT RUJUKAN Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Cara untuk membuat rujukan dengan menggunakan blangko rujukan
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untuk membuat surat rujukan
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Permenkes No. 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan Pasien Umum: 1. Petugas mengisi blangko yang sudah disediakan 2. Petugas mencatta dalam buku kendalu rujukan, 3. Petugas memberikan nomer Rujukan meliputi No. Urut/ Bulan/ Tahun, 4. Petugas menyerahkan blangko rujukan yang sudah di isi ke pasien.
5. Langkahlangkah
6. Unit terkait
BPJS Kesehatan: 1. Petugas menerima blangko/resep yang diberikan dokter yang berisi diagnosa dan RS rujuk, 2. Petugas membuatkan rujukan online BPJS disistem p.care, 3. Petugas mengisi sesuai diagnosa dan RS yang dituju, 4. Petugas membuat surat rujukan, 5. Petugas meminta tanda tangan dokter pemeriksadan membubuhi stempel klinik, 6. Petugas menyerahkan rujuk kepada pasien. Semua Layanan Klinis.
SOP MENGUKUR TINGGI BADAN Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Mengukur tinggi badan adalah suatu tindakan untuk mengetahui tinggi badan seseorang.
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untukmengukur tinggi badan
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Keputusan MenKes RI No. HK02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Langkahlangkah
5. Petugas memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan, 6. . Petugas menganjurkan pasien melepas alas akaki, 7. Petugas mempersilahkan pasien berdiri tegak di tempat pengukuran, menghadap petugas, 8. Petugas menarik alat pengukur tinggi badan tepat pada kepala pasien, 9. Petugas melihat skala yang ada pada pengukur tinggi badan, 10. Setelah selesai pengukuran, petugas mempersilahkan pasien untuk memakai alas kaki kembali, 11. Petugas mencatat hasil pengukuran pada Rekam Medis.
6. Unit terkait
Semua pelayanan klinis
SOP INFORMED CONSENT Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Informed Consent adalah memberikan Perlindingan terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh petugas.
2. Tujuan
Sebagai panduan Consent
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Peraturan Menteri Kesehatan No. 290/ Menkes/ per/ 111/ 2008 dan UU No.29 Tahun 2004 pasal 45
5. Langkahlangkah
12. Petugas memeriksa pasien, 13. Petugas menentukan rencana terapi, 14. Petugas menjelaskan secara lengkap mengenai penyakitnya, 15. Petugas menjelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan, 16. Petugas menjelaskan manfaat dilakukannnya tindakan, 17. Petugas menjelaskan resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dilakukan tindakan, 18. Petugas memberitahu biaya tindakan pada pasien kecuali peserta BPJS, 19. Pasien atau keluarga pasien mengisi blangko informed consent, 20. Petugas menanyakan hubungan kekeluargaan anatar yang memberikan izin dengan pasien, 21. Petugas memberitahu keluarga/pasien bila setuju untuk menandatangani blangko informed consent, 22. Petugas menyimpan blangko informed consent pada map RM comsent.
6. Unit terkait
a. b. c. d.
langkah-langkah
Ruang Pemeriksaan Umum Ruang Pemeriksaan Gigi Ruang Pemeriksaan KIA Ruang Pemeriksaan KB
untukmelakukan
Informed
SOP MENGUKUR BERAT BADAN Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Mengukur BB adalah cara untuk mengetahui berat badan pasien / pelanggan.
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untukmengukur berat badan
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Keputusan MenKes RI No. HK02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Langkahlangkah
23. Petugas memanggil pasien, 24. Petugas mencocokan identitas pasien dengan rekam medik, 25. Petugas menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan, 26. Petugas mempersiapkan alat yang akan digunakan, 27. Petugas memastikan jarum penunjuk timbangan menunjuk pada angka nol, 28. Petugas memerintahkan pasien melepas jaket, alas kaki dan tas, 29. Petugas mempersilahkan pasien untuk berdiri / naik ke atas timbangan, 30. Petugas membaca jarum penunjuk skala, 31. Petugas mempersilahkan pasien turun dari timbangan, 32. Petugas mencatta hasil pengukuran BB RM, 33. Petugas menginformasikan hasil penimbangan BB ke apsien.
6. Unit terkait
Ruang Pemeriksaan Umum
SOP MENGUKUR SUHU Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
1. Pengertian
: (12)
Suhu tubuh adalah skala yang terukur menggunakan alat thermometer dari panas yang dihasilkan oleh tubuh dari proses metabolisme dan pembakaran energi oleh sel-sel dalam tubuh sehingga panas dapat terukur. Mengukur suhu tubuh adalah suatu tindakan untuk mengetahui perbedaan anatara jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untuk membuat surat keterangan dokter
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Keputusan MenKes RI No. HK02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Langkahlangkah
34. Petugas mencuci tangan, 35. Petugas mengatur posisi pasien terlentang atau duduk, 36. Petugas menyingkirkan pakaian dari bahu untuk memastikan kondisi ketiak dalam keadaan kering / lembab, 37. Petugas menyiapkan termometer, 38. Petugas memastikan posisi air raksa berada pada angka nol, 39. Petugas meletakan termometer dan taruh lengan menyilang di dada pasien, 40. Petugas membiarkan termometer selama 5-10 menit atau sesuai ketentuan, 41. Petugas membaca termometer sejajar dengan mata, 42. Petugas memberitahu pasien berapa suhunya, 43. Petugas mencuci termometer dalam air sabun bilas sampai bersih, keringkan, 44. Petugas mengembalikan posisi air raksa ke angka nol dengan cara mengipas-ngipaskan thermometer pad atempatnya, 45. Petugas membantu pasien merapikan pakaian pasien, 46. Petugas mencuci tangan dan mengeringkan tangan dengan tissue, 47. Petugas mencata pad arekam medik.
7. Unit terkait
Semua Pelayanan Klinis
SOP MENGUKUR TEKANAN DARAH Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Mengukur tekanan darah adalah suatu tindakan keperawatan untuk mengukur tekanan darah pasien dengan menggunakan alat tensi meter
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untukmengukur tekanan darah
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Keputusan MenKes RI No. HK02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama 1. 2. 3. 4. 5. 6.
5. Langkahlangkah
6. Unit terkait
Petugas mencuci tangan, Petugas memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik, Petugas menempatkan alat didekat pasien dengan benar, Petugas menjelaskan tujuan tindakan pada pasien, Petugas mengatur posisi pasien, Petugas menempatkan diri di sebelah kanan pasien bila mungkin, 7. Peteugas membebaskan lengan pasien dari baju, 8. Petugas memasang manset 2 jari di atas median ancubiti selang sejajar dengan arteri brachiallis, 9. Petugas meraba denyut arteri brachiallis, 10. Petugas meletakan diafragma stetoskop di atas arteri brachiallis, 11. Petugas menutup sekrup balon, membuka pengunci air raksa, 12. Petugas memompa sehingga tak terdengar denyut arteri, 13. Petugas membuka sekrup balon perlahan-lahan sambil melihat turunnya air raksa / jarum dan dengarkan bunyi denyut pertama (sistole) hingga bunyi terakhir (diastole) sampai tekanan nol, 14. Petugas melakukan validasi dengan mengulang mulai poin l-m, bila hasil pengukuran keduanya berbeda ulangi sekali lagi, 15. Petugas mencuci air raksa dan lepaskan manset, 16. Petugas merapikan pasien, 17. Petugas merapikan alat, 18. Petugas menyampaikan hasil pengukuran, 19. Petugas mencuci tangan, 20. Petugas mencatat hasil pengukuran pada status pasien. Semua Pelayanan Klinis
SOP PEMBERIAN OKSIGEN (O2) Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Pemberian oksigen adalah pemberian oksigen melalui hidung dengan kanula ganda
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untukpemberian oksigen
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Keputusan MenKes RI No. HK02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Langkahlangkah
6. Unit terkait
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Menjelaskan prosedur tindakna pada pasien, Memastikan tabung masih berisi oksigen, Mengisi botol pelembab dengan aqua sesuai batas, Menyambungkan selang binasal O2 dengan humidier, Mengatur posisi pasien semi fowler atau senyaman mungkin, Mendekatkan tabung oksigen ke pasien, Membuka flow meter dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan dan memastikan ada aliran udara, 8. Memasang kanula sesuai umur pada hidung dengan hati-hati, 9. Memperhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien, 10. Merapikan pasien. Semua Pelayanan Klinis
SOP PEMERIKSAAN NADI Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Pemeriksaan nadi adalah suatu tindakan keperawatan untuk menghitung nadi pasien selama satu menit
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untukpemeriksaan nadi
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Keputusan MenKes RI No. HK02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Langkahlangkah
1. Petugas menjalin komunikasi dengan baik dengan pasien, 2. Petugas melakukan anamnesa, 3. Petugas menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / pasien, 4. Petugas mengatur posisi pasien, 5. Petugas menempatkan alat (artimeter) didekat pasien, 6. Petugas menempatkan lokasi nadi yang akan diukur, 7. Petugas meraba denyut nadi dengan 2 jari (telunjuk dan jari tengah), 8. Petugas menghitung nadi sekurang-kurangnya ¼ menit dan 1 menit untuk pasien aritmia dan pasien anak (jika diperlukan), 9. Petugas menilai hasil pengukuran (frekuensi, irama, volume), 10. Petugas mencuci tangan, 11. Petugas mencatat hasil pengukuran di lembar catatan medis.
6. Unit terkait
Semua Pelayanan Klinis
SOP SOP/PROTAP APAR Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Penggunaan APAR adalah cara menggunakan alat pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran di area klinik Iis Medika
2. Tujuan
Sebagai pedoman penggunaan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Permenkes No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Langkahlangkah
6. Unit terkait
1. 2. 3. 4. 5.
Ambil APAR dari tempatnya, Buka segel kunci, Cabut kunci tuas dari tempatnya, Arahkan selang ke sumber api, Tekan secara kuat tuas untuk mengeluarkan serbuk yang ada dalam tabung, 6. Semprotkan kearah api dengan jarak 1 meter sampai api padam, 7. Setelah selesai digunakan masukkan kembali kunci tuas ke tempatnya, 8. Letakan kembali APAR ke tempat semula. Semua Pelayanan Klinis
SOP CUCI TANGAN Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun atau hand rub secara bersama-sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian dibilas dibawah aliran air
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untukcuci tangan bagi petugas untuk melakukan tata laksana mencuci tangan
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
World Health Organization. May 2009. How To Hand Rub?. www.who.int 28 Maret 2016 a. 1. 2. 3. 4.
5. Langkahlangkah
Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun: Buka kran, Kedua tangan dibasahi dibawah air mengalir, Ambil sabun secukupnya, Bersihkan tangan dengan 7 langkah hygiene cuci tangan (gambar dibawa), 5. Gosok telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri dan sebaliknya, 6. Gosok telapak tangan kanan diatas punggung telapak kiri dan gosok bergantian, 7. Gosok telapak ke telapal dengan jari saling mengait, 8. Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci, 9. Gosok jempol kanan memutar oleh telapak tangan kiri, 10. Jari kiri menguncup, gosok memutar ke kanan dan ke kiri. Lalu pada telapak tangan sebaliknya, 11. Pegang pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya, 12. Tangan dibilas dari jari ke arah siku dibawah air mengalir sampai bersih, 13. Siramkan air ke pegangan kran, 14. Tangan dikeringkan dengan lap kain atau dengan tisu, 15. Tutup kran dengan lap yang dipakai untuk mengeringkan atau dengan tisu. b. Mencuci tangan dengan hand rub: 1. Tuangkan alkohol ke telapak tangan, 2. Gosokkan kedua telapak tangan hingga merata, 3. Gosok punggung tangan kiri dan sela jari tangan kanan, begitu juga sebaliknya, 4. Gosok punggung tangan kiri dan sela jari (searah), 5. Gosok punggung jari dengan saling mengunci, 6. Gosok ibu jari tangan kiri dengan ibu jari tangan kanan dalam
genggaman dan begitu sebaliknya, 7. Rapatkan kelima jari tangan kanan, gosok memutar ibu jari telapak tangan kiri dan begitu sebaliknya, 8. Tunggu sampai kering. 6. Unit terkait
Semua Pelayanan Klinis
a. b. c. d.
e. f. g. h.
SOP FARINGITIS Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan oleh birus, bakteri, alergi, trauma, aritasi, dan lain-lain.
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penatalaksanaan pasien faringitis
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Keputusan MenKes RI No. HK02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama 1. 2. 3.
5. Langkahlangkah
Petuguas memanggil pasien, Petugas menyapa pasien, Petugas melaksanakan anamnesis untuk mengetahui keluhan pasien: a. Apakah pasien mengeluh nyeri tenggorokan terutama saat menelan, demam sekret hidung, batuk, nyeri kepala, mual, muntah, rasa lemah pada seluruh tubuh serta nafsu makan berkurang. b. Berapa hari mengalami geja;a-gejala tersebut? 4. Petugas melaksanakan pengukuran vital sign, 5. Petugas menimbang berat badan pasien, 6. Petugas mempersilahkan pasien ke meja periksa dokter, 7. Dokter melakukan pemeriksaan fisik berupa faring dan tonsil hiperemis eksudat, 8. Dokter menuliskan diagnosis faringitis pasien ke dalam rekam medis, menurut pengkodean ICD X, dengan kide J02.9 9. Dokter memberikan terapi yang dituliskan dalam rekam medis dan resep berdasarkan jenis faringitis: a. Faringitis Fungal Diberikan obat kumur anti septik nistatin 100.000-400.000 IU 2X/hari b. Faringitis Virus Diberikan anti virus isoprinose dengan dosis 60-100 mg/kg BB dibagi dalam 5-6 x/hari pada orang dewasa, pada anak <5 tahun diberikan 50mg/kg/BB dibagi 4-6x/hari. c. Faringitis Bakteri Diberikan selama 6-10 hari atau eritromisin 4x500 mg/hari d. Analgetik-antipiretik e. Kortikosteroit berupa dexametason 3x0,5 mg pada dewasa selama 3 hari, dan 0,01 mg/kgBB/hari dibagi 3x/hari selama 3 hari, juga diberikan untuk menekan reaksi inflamasi 10. Dokter mempersilahkan pasien kembali ke meja perawat,
11. Petugas melaksanakan pencatatan, 12. Petugas mempersilahkan pasien untuk menyerahkan resep ke ruang pelayanan obat, 13. Petugas mendokumentasikan semua tindakan pada rekam medis, 14. Petugas memasukkan data, hasil pemeriksaan serta terapu pada Pcare. 6. Unit terkait
Semua Pelayanan Klinis
SOP GASTRITIS Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Gastritis adalah proses imflamasi pada lapisan mukosa dan submukas lambung, sebagai mekanisme proteksi mukosa apabila terdapat akumulasi bakteri atau bahan iritasi lain yang bersifat akut, kronik, difus, atau lokal
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penatalaksanaan pasien gastritis
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Keputusan MenKes RI No. HK02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Langkahlangkah
1. Petuguas memanggil pasien, 2. Petugas menyapa pasien, 3. Petugas melaksanakan anamnesis untuk mengetahui keluhan pasien gastritis, antara lain: a. Apakah pasien mengalami nyeri dan panas di perut bagian atas? b. Apakah ras anyeri dan panas mereda atau memburuk bila makan? c. Apakah pasien mengalami mual, muntah, atau kembung? d. Apakah pasien sering terlambat makan serta sering makan pedas? e. Apakah pasien sering minum kopi, teh, atau alkohol? f. Apakah pasien sering menggunakan obat analgesik atau steroid dalam jangka waktu yang lama? g. Apakah ada penyakit lain, seperti: penyakit refluk empedu, penyakit autoimun, HIV/AIDS, Chron Disease? 4. Petugas melaksanakan pengukuran vital sign (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan), 5. Petugas menimbang berat badan pasien, 6. Petugas mempersilahkan pasien ke meja periksa dokter, 7. Dokter melakukan pemeriksaan fisik penekanan di daerah epigastrium, 8. Menulis hasil pemeriksaan pada rekam medis, 9. Dokter menuliskan diagnose gastritis berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pada rekam medis dengan pengkodesan ICD X, dengan kode K29.7, 10. Menulis terapi pada resep dan rekam medis: a. H2 Bloker 2x/hari (ranitidine 150 mg/kali, famotidine 20mg/kali, simetidin 400-800 mg/kali) b. (omeprazole 20mg/kali anzoprazol 30mg/kali),
c. Antasida 3x500-1000 mg/hari, 11. Mempersilahkan pasien untuk mengambil obat di apotek, 12. Petugas mendokumentasikan semua tindakan pada rekam medis, 13. Petugas memasukkan data, hasil pemeriksaan serta terapu pad buku register dan komputer. 6. Unit terkait
Semua Pelayanan Klinis
SOP INJEKSI SUB CUTAN (SC) Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Gastroenteritis (GE) atau diare adalah peradangan mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam, yang bisa berlangsung 3-7 hari yang dapat disebabkan karena infeksi malabsorsi, keracunan ataupun alergi makanan, biasa sering terjadi pada anak-anak karena daya tahan tubuhnya yang lemah
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penatalaksanaan pasien diare
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO. Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama 2. 2. Buku ajar keperawatan medical –bedah Brunner & Suddarth/ editor, Suzzanne C, Smelter G, Bare; alih bahasa, Aagung Waluyo, Jakarta: ECG, 2001
5. Langkahlangkah
1. Petugas memanggil pasien, 2. Petugas menyapa pasien, 3. Petugas melaksanakan pengkajian kepada pasien untuk mengetahui keluhan pasien, dengan menanyakan beberapa pertanyaan antara lain: a. Berapa kali diare berlangsung, frekuensi BAB, konsistensi Feses, ada tidaknya darah atau lendir dalam tinja, b. Riwayat makanan atau minuman yang habis dikonsumsi, c. Riwayat berpergian atau habis dari tempat penitipan anak, 4. Petugas melaksanakan pengukuran vital sign, 5. Petugas menimbang berat badan pasien, 6. Petugas mempersilahkan pasien ke meja priksa dokter, 7. Dokter mencuci tangan sebelum memeriksa, 8. Dokter melakukan pemeriksaan fisik (tanda-tanda dehidrasi, kesadaran, turgor kulit pada abdomen, ubun-ubun besar atau mata mulai cekung atau tidak, mukosa lidah atau bibir kering atau basah, bising usus le,ah atau kuat), 9. Dokter menuliskan diagnosa diare dengan pengkodean LCD X, dengan kode A09 , ke dalam rekam medis pasien, 10. Dokter memberikan terapi yang dituliskan dalam rekam medis dan resep terapi diare pada dewasa diberikan dengan:
a. Memberikan cairan adekuat dan diet adekuat, b. Memberikan obat anti diare dan anti mikroba, Obat anti diare antara lain: 1) Turunan opiot: loperamit atau tinkur opium, 2) Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan disentri demam, pengunaannya harus dihentikan apabila diare semakin berat walaupun sudah diberikan obat, 3) Bismut subsalisilat, hati-hati pada pasien immonokompromais, seperti HIV, karena dapat meningkatkan resiko terjadinya bismuth encephalopathy, 4) Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2 tablet/perhari, 5) Atauasmactide sachet diberikan tiap BAB encer sampai diare stop, 6) Obat antisekretorik atau anti enkefalinase: racekadrottil 3x1 obat antimikroba antara lain: a) Golongan kuinolon, yaitu siproflokasin 2x500 mg/hari selama 5-7 hari, b) Trimetropin/sulfametoksazol 160/800 2x1 tablet/hari, c) Apabila diare diduga disebabkan diargia, metronidazole dapat digunakan dengan dosis 3x500 mg/hari selama 7 hari, d) Bila diketahui etiologi dari diare akut, tetapi disesuaikan dengan etiologi. Penerapan diare pada pasien anak menggunakan lima langkah. Tuntaskan diare (lintas diare), yaitu: 1) Rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah: Tabel kebutuhan oralit perkelompok imur Umur Jumlsh oralit Jumlah oralit yang diberikan yang disediakan tiap BAB dirumah <12 bulan 50-100 ml 400 ml/hari (2 bungkus) 1-4 tahun 100-200 ml 600-800 ml/hari (3-4 bungkus) 5 tahun 200-300 ml 800-1000 ml/hari (4-5 bungkus) Dewasa 300-400 ml 1200-2800 ml 2) Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut dengan dosis: Umur <6 bulan : ½ tablet (10 mg) perhari selama 10 hari Umur >6 bulan : 1 tablet (20 mg) perhari selama 10 hari 3) Teruskan pemberian ASI dan makanan 4) Antibiotik selektif, hanya diberikan pada diare yang disertai darah atau lender, anti muntah juga tidak dianjurkan 5) Konseling pada orang tua. 11. Dokter mempersilahkan pasien kembali ke meja perawat, 12. Petugas menuliskan diagnosa keperawatan dilembar asuhan keperawatan, 13. Petugas menuliskan rencana tindakan keperawatan, 14. Petugas melaksanakan implementasi dari rencana tindakan keperawatan, 15. Petugas melakukan evaluasi,
16. Petugas mempersilahkan pasien untuk menyerahkan resep ke ruang pelayanan obat, 17. Petugas mendokumentasikan semua tindakan pada rekam medis. Petugas memasukkan data, hasil pemeriksaan serta terapi pada komputer. 7. Unit terkait
Semua Pelayanan Klinis
SOP INFEKSI PADA KULIT Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Infeksi pada kulit adalah infeksi kulit (epidermis, dermis dan subcutis) yang disebabkan oleh bakteri grampositif dari golongan stafilokokus dan streptokokus
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penatalaksanaan pasien ginfeksi pada kulit
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Keputusan MenKes RI No. HK02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Langkahlangkah
1. Petugas memanggil pasien, 2. Petugas menyapa pasien, 3. Petugas melaksanakan anamnesis untuk mengetahui keluhan pasien: a. Apakah pasien mengeluh mengalami koreng atau luka di kulit? b. Apakah ada tanda-tanda bengkak, disertai rasa nyeri? c. Apakah ada bintil yang pecah dan menjadi keropeng/koreng yang mengering, keras dan lengket? 4. Petugas melaksanakan pengukuran vital sign, 5. Petugas menimbang berat badan pasien, 6. Petugas mempersilahkan pasien ke meja priksa dokter, 7. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan adanya folikulitis, furunkel, furunkulosis, karbunkel, impetigo krustosa, impetigo bulosa, ektima. Dokter merujuk pasien untuk pemeriksaan laborat berupa pemeriksaan asupan cairan secret dari dasar lesi dengan pewarnaan gram dan pemeriksaan darah rutin kadang-kadang ditemukan leokositosis, 8. Dokter menuliskan diagnose peoderma sesuai dengan pengkodean LCD X, dengan kode L08.0 kedalam rekam medis pasien. Dokter memberikan terapi komperhensif: a. Terapi suportif dengan menjaga hygenie, nutrisi TKTP, dan stamina tubuh. b. Farmakoterapi dilakukan dengan: Topical : bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka dengan permanganas kalikus (PK) 1/5000 atau yodium povidon 7,5% yang dilarutkan 10 kal. Bila tidak tertutup pus/krusta, diberikan salep
atau krim asam fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari selama 7-10 hari. Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan dibawah ini: Penisilin yang resisten terhadap penisilinase seperti klokasasilin, dosis dewasa 3x250-500 mg/hari, selama 5-7 hari, dosis anak 50 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis, selama 5-7 hari. Insisi untuk karbunkel yang menjadi abses untuk membersihkan eksudat dan jaringan nekrotik. 9. Dokter memotivasi pasien untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan diatasnya bila interpretasi hasil laborat menunjukan tandatanda pioderma, 10. Dokter mempersilahkan pasien kembali ke meja perawat, 11. Petugas menuliskan diagnose keperawatan dilembar asuhan keperawatan, 12. Petugas melengkapi administrasi rujukan dengan memasukan data, hasil pemeriksaan sert aterapi pada simpus dan Pcare untuk mendapatkan nomor rujukan, 13. Petugas melaksanakan pencatatan dan melengkapi administrasi rujukan, 14. Petugas mendokumentasikan semua tindakan pada rekam medis,
6. Unit terkait
Semua Pelayanan Klinis
SOP INJEKSI INTRA MUSKULAR Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
1. Pengertian
: (12)
Injeksi Intra Muskular adalah Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam otot (muskulus)
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untukinjeksi intra muskuler
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
A Potter, & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,Proses, Dan Praktik, Vol.2. Jakarta: EGC
5. Langkahlangkah
a. Petugas mempersiapkan alat: 1) Sarung tangan 1 pasang 2) Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan 3) Bak spuit 1 4) Kapas alkohol dalam kom (secukupnya) 5) Perlak & pengalas 6) Obat sesuai program terapi 7) Bengkok 1 b. Petugas: 1) Melakukan verifikasi data pada awal mulanya bila ada 2) Mencuci tangan 3) Menyiapkan obat dengan benar 4) Menempatkan/meletakan alat di dekat klien dengan benar 5) Memberikan salam yang merupakan pendekatan terapeutik 6) Menjelaskan tujuan & prosedur perbuatan kepada keluarga/klien 7) Menanyakan kesiapan klien sebelum gerakan dilakukan 8) Mengatur posisi pada klien, sesuai tempat penyuntikan 9) Memasang perlak & alasnya 10) Membebaskan daerah yg akan di injeksi 11) Memakai sarung tangan 12) Menentukan lokasi penyuntikan dengan benar ( palpasi lokasi injeksi terhadap adanya edema, massa, nyeri tekan. Hindari lokasi jaringan parut, memar, abrasi atau infeksi. 13) Membersihkan kulit dengan menggunakan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam keluar diameter ±5cm) 14) Menggunakan ibu jari & telunjuk untuk mereganggkan kulit 15) Memasukkan spuit dengan sudut 90º, jarum masuk 2/3 16) Melakukan aspirasi & pastikan darah tidak masuk spuit 17) Memasukkan obat dengan cara perlahan (kecepatan 0,1 cc/detik) 18) Mencabut jarum dari lokasi penusukan 19) Menekan daerah tusukan dengan kapas yang telah
desinfektan 20) Melakukan evaluasi hasil tindakan 21) Melakukan kontrak untuk kegiatan/tindakan selanjutnya 22) Berpamitan dengan klien 23) Membereskan alat-alat yang telah digunakan 24) Mencuci tangan 25) Mencatat/mendokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 26) Membuang spuit ke dalam bengkok 27) Melakukan evaluasi hasil tindakan 28) Melakukan kontrak untuk kegiatan/tindakan selanjutnya 29) Berpamitan dengan klien 30) Membereskan alat-alat yang telah digunakan 31) Mencuci tangan 32) Mencatat/mendokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 7. Unit terkait
Ruang Pemeriksaan Umum
SOP MEMBUAT INJEKSI INTRA VENA (IV) Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Injeksi intravena merupakan pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam pembuluh darah vena menggunakan spuit
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untukinjeksi intra vena (IV)
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
A Potter, & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,Proses, Dan Praktik, Vol.2. Jakarta: EGC
5. Langkahlangkah
a. Petugas memperisapkan alat: 1) Sarung tangan sekali gunakan 2) Kapas alkohol 3) Obat yang tepat 4) Spuit sesuai kebutuhan 5) Bak spuit 1 6) Plester 7) Bengkok 8) Pembendung vena (torniket) 9) Perlak pengalas 10) Gunting Plester a. Petugas: 1) Melakukan verifikasi data pada awal mulanya bila ada 2) Mencuci tangan 3) Menyiapkan obat dengan benar 4) Menempatkan/meletakan alat di dekat klien dengan benar 5) Memberikan salam yang merupakan pendekatan terapeutik 6) Menjelaskan tujuan & prosedur perbuatan kepada keluarga/klien 7) Menanyakan kesiapan klien sebelum gerakan dilakukan 8) Mengatur posisi pasien, sesuai tempat penyuntikan 9) Memasang perlak & alasnya 10) Membebaskan daerah yg akan di injeksi 11) Memakai sarung tangan 12) Menentukan lokasi penyuntikan dengan benar ( palpasi lokasi injeksi terhadap adanya edema, massa, nyeri tekan. Hindari lokasi jaringan parut, memar, abrasi atau infeksi. 13) Membersihkan kulit dengan menggunakan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam keluar diameter ±5cm) 14) Memasukkan spuit dengan sudut 90º, jarum masuk 2/3 15) Melakukan aspirasi & pastikan darah tidak masuk spuit 16) Memasukkan obat dengan cara perlahan (kecepatan 0,1
cc/detik) 17) Mencabut jarum dari lokasi penusukan 18) Menekan daerah tusukan dengan kapas yang telah desinfektan 19) Membuang spuit ke dalam bengkok 20) Melakukan evaluasi hasil tindakan 21) Melakukan kontrak untuk kegiatan/tindakan selanjutnya 22) Berpamitan dengan klien 23) Membereskan alat-alat yang telah digunakan 24) Mencuci tangan 25) Mencatat/mendokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 6. Unit terkait
Ruang Pemeriksaan Umum
SOP INJEKSI SUB CUTAN (SC) Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Injeksi Subcutan (SC) adalah Pemberian obat secara subcutan ialah memasukkan obat kedalam bagianbawah kulit. lokasi yg dianjurkan untuk suntikan ini merupakan lengan bagian atas,kaki bagian atas,& daerah di sekitar pusar
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untukInjeksi Subcutan (SC)
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
A Potter, & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,Proses, Dan Praktik, Vol.2. Jakarta: EGC a. Persiapan Peralatan: 1. Buku catatan pemberian obat 2. Kapas alkohol 70% 3. Sarung tangan sekali pakai 4. Obat yg sesuai 5. Spuit ukuran sesuai yang dibutuhkan 6. Bak spuit 7. Plester 8. Baki obat 9. Bengkok 10. Kasa steril
5. Langkahlangkah
b. Petugas : 1. cuci tangan 2. siapkan obat sesuai dengan prinsip 5 benar 3. identifikasi identitas klien 4. beri tahu klien prosedur tindakan yang akan segera dilakukan 5. atur klien pada posisi yg nyaman 6. memilih lokasi penusukan 7. gunakan sarung tangan 8. bersihkan lokasi penusukan dengan kapas alkohol 9. pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan yang non dominan 10. buka tutup jarum menggunakan tehnik one hand 11. tarik kulit & jaringan lemak dengan ibu jari & jari tangan non dominan dengan ujung jarum menghadap ke atas & menggunakan tangan dominan,masukkan jarum dengan sudut 45º atau 90º . 12. lepaskan tarikan tangan non dominan 13. tarik plunger & observasi adanya darah pada spuit. 14. seandainya tidak ada darah,masukan obat perlahan-
lahan.apabilaada darah tarik kembali jarum dari kulit tekan lokasi penusukan selama 2menit,& observasi adanya memar, apabila butuh berikan plester,siapkan obat yangbaru. 15. cabut jarum dengan sudut yg sama disaat jarum di masukan,sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol yang telah di desikfetan pada lokasi penusukan. 16. bila ada perdarahan,tekan lokasi itu bersama memanfaatkan kasa steril hingga perdarahan mogok. 17. kembalikan posisi klien 18. buang alat yg telah tidak dipakai 19. buka sarung tanganMelakukan evaluasi dari hasil tindakanyang telah dilakukan 20. Melakukan kontrak untuk kegiatan/tindakan yang akan dating 21. Berpamitan dengan klien 22. Membereskan/merapihkan alat-alat yang telah digunakan ketika tindakan 23. Mencuci tangan 24. Mencatat/mendokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan 7. Unit terkait
Semua Layanan Klinis
SOP INSISI ABSES Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Insisi Abses adalah suatu tindakan pengeluaran nanah dari suatu abses dengan cara insisi
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untukInsisi Abses
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Mansjoer, Arif, 2014, Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV, Media Aesculapeus, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5. Langkahlangkah
a. Petugas mempersiapkan alat : 1. Minor set 2. Kassa steril 3. Obat anastesi lokal 4. Larutan desinfektan 5. Salep antibiotika 6. Spuit 7. Plester 8. Perlak 9. Sarung tangan steril b. Petugas : 1. Melakukan verifikasi data pada awal mulanya bila ada 2. Mencuci tangan 3. Menyiapkan obat dengan benar 4. Menempatkan/meletakan alat di dekat klien dengan benar 5. Memberikan salam yang merupakan pendekatan terapeutik 6. Menjelaskan tujuan & prosedur perbuatan kepada keluarga/klien 7. Menanyakan kesiapan klien sebelum gerakan dilakukan 8. Lakukan anastesi local 9. Ganti handscoon steril 10. Lakukan insisi di tempat fluktuasi yang maksimal irisan sampai fascia 11. Luka abses dengan memasukkan pinset atau klem (secara tumpul)supaya pus keluar 12. Keluarkan semua eksudat dengan cara memijat seluruh daerah fluktuasi 13. Beri betadine dan salep antibiotika pada rongga abses 14. Masukkan drain (lebar 7 "cm, panjang menyesuaikan kedalaman rongga)yang telah mengandung betadine kedalam rongga abses 15. Drain tidak boleh dimasukkan terlalu padat, kemudian disisakansepanjang 7 cm untuk mempermudah pengangkatan
16. Lapisi tampon agar cairan eksudat dapat diserap dengan maksimal 17. Tutup luka insisi dengan perban hidropile / plester putih 18. Lepas handscoon dan cuci tangan 19. Catat dokumentasi tindakan 6. Unit terkait
Ruang Pemeriksaan Umum
SOP KB SUNTIK 3 BULAN Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal dalam jangka waktu 3 bulan dengan menggunakan hormon yaitu Depo Medroxyprogesterone Acetat (hormon progestin)
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah dalam melakukan suntikan KB
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi halaman PK-55,2006
5. Langkahlangkah
6. Unit terkait
1. Petugas memberi salam kepada pasien dengan ramah 2. Petugas menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan 3. Petugas melakukan informed consent sebelum melakukan tindakan. 4. Petugas menyiapkan alat dan bahan 5. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir 6. Petugas mengambil spuit, isi dengan obat yang akan di suntikan. Obat kb suntik 3 bulan hanya mengandung 1 hormon yaitu Depo Medroxyprogesterone Acetat (hormon progestin)dengan volume 150 mg dan dikemas dalam vial 3ml. 7. Petugas melakukan aseptik tempat yang akan di suntik dengan kapas alkohol. 8. Petugas menyuntikan jarum di daerah penyuntikan dengan arah tegak lurus hingga mencapai daerah otot. 9. Petugas melakukan aspirasi, apabila tidak terdapat darah masukkan obat secara perlahan lahan. 10. Petugas mengangkat keluar jarum suntik dan bersihkan kulit dengan kapas alkohol 11. Petugas membuang spuit yang telah dipakai ke tempat sampah khusus. 12. Petugas menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan merencanakan tanggal penyuntikan berikutnya Bidan
SOP PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
1. Pengertian
: (12)
a. Luka bakar adalah adanya lesi / laserasi pada kulit karena peningkatan suhu. Luka bakar dibagi 3 grade (tingkatan) yaitu: 1) Luka bakar grade I : Hanya terjadi di dermis (kulit ari) dengan tana kemerahan di kulit 2) Luka bakar grade II : mencapai sebagian dermis (jaringan bawah kulit), kulit melepuh membentuk bula. Bila bula pecah tampak luka bakar agak kemerahan yang nyeri bila disentuh. 3) Luka bakar grade III : melukai seluruh kedalam dermis misalnya terjadi akibat sengatan aliran listrik. Kulit sekitarnya tampak pucat dengan dasar yang cekung, nampak cokelat dan kaku seperti kulit sepatu, kulit kehilangan daya rasanya. b. Indikasi luka bakar yaitu perlu rujukan perawatan di rumah sakit adalah: 1) Jika luka bakar didaerah wajah grade II 2) Luka bakar yang terhirup 3) Luka bakar didaerah kelamin 4) Luka bakar didaerah mata 5) Luka bakar pada anak grade II ke atas
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untukperawatan luka bakar
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 Tahun 2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Langkahlangkah
a. Anamnesa, menanyakan adanya: 1) Luka 2) Kulit kemerahan sampai melepuh 3) Rasa nyeri dan panas b. Pemeriksaan klinis 1) Obyektif c. Diagnosa : luka bakar d. Therapy : 1) Medikasi 2) Medikamentosa : a) Analgesik b) Antibiotik c) Suntikan ATS pada penderita luka bakar grade II
3) Roboransia 4) Edukasi a) Diet TKTP b) Menjaga kebersihan daerah luka c) Kontrol apabila diperlukan 6. Unit terkait
Semua Layanan Klinis.
SOP MENCABUT KUKU Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Mencabut kuku tindakan pengangkatan sebagian atau seluruh kuku berikut matriks tunasnya, dilanjutkan reposisi jaringan Iunak tepi kuku.
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untuk mencabut kuku
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Mansjoer, Arif, 2014, Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV, Media Aesculapeus, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia a.
5. Langkahlangkah
Petugas mempersiapkan alat dan bahan: a. Lidocain 2 % b. Spuit jarum suntik 3 ml. c. Kapas alcohol 70% d. Larutan lodin Povidon 10% e. Gunting kuku kecil dan tajam atau pisau bedah no 10 atau 11 f. Klem /forsep g. Salep antibiotic h. Kassa steri i. Perban (roll gauze)
b. Petugas mempersiapkan pasien : a. Identitas pasien b. Memberitahukan pasien/keluarga atas tindakan yang akan dilakukan dengan pengisian lembar persetujuan tindakan medis (informed concernt) c. Mempersilakan pasien untuk posisi berbaring yang nyaman. c.
Langkah-langkah kegiatan : Ada dua pilihan dalam penatalaksanaan kuku yang tumbuh kedalam ini. b Pertama pengangkatan sementara dari kuku yang tumbuh ke dalam dan pembersihan (debridement) Iipatan kuku. Prosedur ini membutuhkan waktu sedikit dan menghilangkan keluhan pasien namun dapat terjadi kekambuhan. c Kedua membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama namun dapat a
Prosedur I : a Petugas melakukan anestesi blokjari yang bersangkutan b Gunakan gunting kuku yang tajam atau pisau bedah no 10/11, petugas secara hati-hati buang bagian tepi kuku
c
d e f g h
6. Unit terkait
yang tumbuh ke dalam termasuk matriks tunasnya dengan jarak 2-3 mm dari arah Iipatan kuku. Petugas melakukan pemotongan kuku secara hati-hati terutama saat memotong/melewati permukaan bawah kuku sehingga tidak terjadi Iaserasi pada dasar kuku. Petugas membuang kuku yang rusak ini dengan forsep atau klem dan perlahan tarik dan Iepaskan dari dasar kuku; yakini matriks kuku terangkat / terbuang (agar tidak terjadi rekurensi) Petugas mengupayakan agar ujung tepi kuku tidak runcing Petugas membersihkan kotoran (debris) keratotik dari lekukan sisi kuku. Petugas melakukan penjahitan dengan tehnik mengupayakan jaringan Iunak kuku berada di bawah kuku. Petugas memberikan salep antibiotika pada dasar kuku yang terpaparl terlihat Petugas membalut dengan kasa kering.
Prosedur II : a Petugas melakukan anestesi blokjari yang bersangkutan b Gunakan gunting kuku yang tajam atau pisau bedah no 10/11, petugas secara hati-hati membuang bagian tepi kuku yang tumbuh ke dalam termasuk matriks tunasnya dengan jarak di tengah—tengah dari arah Iipatan kuku. Petugas melakukan pemotongan kuku secara hati-hati terutama saat memotong / melewati permukaan bawah kuku sehingga tidak terjadi Iaserasi pada dasar kuku. c Petugas membuang kuku yang rusak ini dengan forsep atau klem dan perlahan tarik dan Iepaskan dari dasar kuku; yakini matriks kuku terangkat / terbuang (agar tidak terjadi rekurensi), kemudian tarik dan Iepaskan kuku pada sisi Iainnya dengan menggunakan forsep / klem secara hati-hati. d Petugas membersihkan kotoran (debris) keratotik dari lekukan sisi kuku, tanpa dilakukan penjahitan. e Petugas memberikan salep antibiotika pada dasar kuku yang terpapar / terlihat f Petugas membalut dengan kasa kering.EKSTRAKSI KUKU Ruang Pemeriksaan Umum
SOP MENGANGKAT JAHITAN LUKA Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Mengangkat Jahitan (Aff Hecting/ Hecting Up adalah satu tindakan melepaskan jahitan yang biasanya dilakukan hari ke 5-7 (atau sesuai dengan penyembuhan luka yang terjadi)
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untukmengangkat jahitan luka
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Mansjoer, Arif, 2014, Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV, Media Aesculapeus, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5. Langkahlangkah
a. Petugas mempersiapkan alat : 1. Set heating up steril yang berisi: pinset cirugis 2, pinset anatomis 2, gunting heating up, kassa steril dalam bak instrumen steril. 2. Bengkok 3. Korentang 4. Gunting plester 5. Kassa dalam bak instrumen 6. Plester 7. betadin 8. Alkohol 70 % 9. Ember untuk wadah sampah infeksius .b. Petugas : 2. Jelaskan tujuan dan pelaksanaan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien 3. Letakkan peralatan dekat dengan pasien 4. Tutup jendela dan sampiran untuk menjaga privasi pasien 5. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih 6. Letakkan set angkat jahitan di dekat pasien atau di tempat yang mudah terjangkau 7. Buka balutan dengan hati-hati (lihat prosedur ganti balutan), kemudian masukkan ke dalam bengkok 8. Bersihkan sisa plester yang melekat pada kapas alkohol 9. Buka sarung tangan bersih dan masukkan ke dalam bengkok berisi larutan lisol 2-3% 10.Buka set angkat jahitan secara steril dan tuang betadine 10% ke dalam kom steril 11. Jelaskan tujuan dan pelaksanaan prosedur yang akan
dilakukan kepada pasien 12. Letakkan peralatan dekat dengan pasien 13. Tutup jendela dan sampiran untuk menjaga privasi pasien 14. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih 15. Letakkan set angkat jahitan di dekat pasien atau di tempat yang mudah terjangkau 16. Buka balutan dengan hati-hati (lihat prosedur ganti balutan), kemudian masukkan ke dalam bengkok 17. Bersihkan sisa plester yang melekat pada kapas alkohol 18. Buka sarung tangan bersih dan masukkan ke dalam bengkok berisi larutan lisol 2-3% 19. Buka set angkat jahitan secara steril dan tuang betadine 10% ke dalam kom steril 20. Kenakan sarung tangan steril, kemudian oles luka bedah dengan betadine 10% 21. Lepaskan jahitan satu per satu secara selang-seling dengan menjepit simpul jahitan menggunakan pinset cirurgis dan sedikit menariknya ke atas. Gunting benang jahitan tepat di bawah simpul yang berdekatan dengan kulit atau pada sisi lain yang tidak ada simpul 22. Oles luka dan area sekitarnya dengan betadine 10% 23. Kembali tutup luka dengan kasa steril kering dan fiksasi dengan plester 24. Bantu pasien kembali memperoleh posisi yang nyaman 25. Bersihkan peralatan dan simpan kembali pada tempatnya 26. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan 27. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan dalam catatan keperawatan 6. Unit terkait
Semua Layanan Klinis.
SOP TINDAKAN HECTING Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Menjahit luka adalah tindakan mendekatkan tepi-tepi luka dan mempertahankan dengan benang atau jahitan sampai tensile strength luka tersebut dapat tersambung.
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untukmenjahit luka
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Keputusan MenKes RI No. HK02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama a b c
5. Langkahlangkah
6. Unit terkait
Pasien luka dibawa ke Ruang Tindakan (R. pengobatan) .Petugas menyiapkan anestesi lokal dan alat hecting steril Petugas mencuci tangan dan menggunakan sarungtangan steril d Petugas melakukan antiseptis pada daerah luka danmenutupnya dengan kain steril e Petugas membersihkan luka denga betadin pada lukayang bersih dan dengan H2O2, cairan steril serta betadinpada luka yang kotor f Petugas menjahit luka dengan alat hecting yang telahdisterilkan g Petugas merapikan jahitan dengan pinset cirurgis h Petugas membersihkan jahitan dengan betadin i Petugas menutup luka dengan kasa steril dan drekatkandengan plester j Petugas memberikan ATS bila diperlukan tergantung darisifat luka, kondisi luka dan status imunisasi sebelumnya k Petugas menganjurkan kepada pasien agar controlkembali setelah 2 hari lagi l Petugas membersihkan alat m Petugas mencuci tangan n dokumentasi Ruang Pelayanan Klinis.
SOP MERAWAT LUKA Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
2. Tujuan
Perawatan luka adalah perawatan padaluka yang bertujuan untuk mencegahkomplikasi dan meningkatkan prosespenyembuhan luka. Sebagai panduan langkah-langkah untukmerawat luka
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Mansjoer, Arif, 2014, Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV, Media Aesculapeus, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
1. Pengertian
a.
5. Langkahlangkah
Persiapan Alat :
1. Set ganti balut steril (pinset cirrurgis, pinset anatomis, kasa, & lidi kapas). 2. Kasa steril tambahan atau bantalan penutup (apabila butuh). 3. Handuk. 4. Handscoen bersih & handscoen steril. 5. Handuk. 6. kapas bulat 7. lidi kapas steril. 8. Bethadine, 9. Korentang steril. 10. Alkohol 70% 11. Nierbeken/bengkok. 12. Baki instrumen/meja dorong & perlak / pengalas. 13. Kantong plastik tempat sampah. b. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9. 10.
Prosedur : Melakukan verivikasi data Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan klien. Beritahu lamanya tindakan. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya sebelum kegiatandimulai. Perytahankan privasi klien selama tindakan dilakukan. Atur posisi yang nyaman bagi klien dan tutupi bagian tubuh selainbagian luka. Beritahu klien untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril. Pasang perlak dan pengalasnya di bawah area luka. Letakkanbengkok diatas perlak. Latakkan kantong sampah pada area yang mudah dijangklau. Lipat bagian atasnya membentuk mangkukCuci tangan. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai. Lepaskan plester, balutan atau ikatan. Lepaskan plester
denganmelepas ujungnya dan menarik dengan perlahan, sejajar dengankulit dan ke arah balutan. 11. Observasi kulit klien untuk reaksi terhadap plester. Jika perekatmasih di kulit, dapat dibersihkan dengan penghilang perekat atauaseton. 12. Dengan menggunakan tangan bersarung tangan atau dengan pinsetangkat balutan kasa secara hati-hati. Jaga kotorankotoran pada lukaagar tidak terlihat oleh klien. Peringatkan klien tentang rasa tidaknyaman yangmungkin timbul dan angkat balutan dengan perlaha. 13. Observasi karakter, jumlah drainase pada balutan. 14. Buang balutan yang kotor ke dalam kantong sampah. 15. Lepaskan sarung tangan dengan bagian dalamnya berada di luar.Buang pada tempat yang tepat. 16. Cuci tangan. 17. Siapkan plester baru, perban atau pengikat bila diperlukan. 18. Letakkan set balutan steril pada meja tempat tidur atau sisi pasien.Buka set balutan steril. Balutan, gunting dan pinset harus tetap padatempat set steril. 19. Buka botol larutan dan tuangkan ke dalam baskom steril. 20. Gunakan sarung tangan steril. 21. Inspeksi luka. Peerhatikan kondisinya, tempat drain, integritasjahitan atau penutupan kulit dan karakter drainase. 22. Bersihkan luka dengan larutan antisptik yang diresepkan atau salinnormal. Jika tidak ada bisa diganti dengan larutan steril seperti airhangat. Pegang kasa yang basah dengan pinset. Gunakan kasa lainuntuk tiap usapan. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasike area yang paling terkontaminasi. Gerakan dalam tekananprogresif menjauh dari insisi atau tepi luka. Ulangi membilas luka2-3x, sampai luka terlihat bersih. 23. Keringkan dengan menggunakan kassa. 24. Jika ada obat topikal yang sesuai dengan indikasi, maka oleskan 25. tipis obat topikal secara merata pada luka sesuai dengan indikasiobat. Misalnya untuk penyakit skabies, dapat diberikan salep topikalScabimite dengan kandungan permethrin 5% (harus dengan resepdokter). 26. Pasang kasa langsung pada tepi luka. Bila luka dalam, kemas kasasecara perlahan dengan mnekuk tepi kasa dengan pinset. Secarabertahap, masukkan kasa sedalam luka hingga seluruh permukaanluka bersentuhan dengan kasa basah. Berikan kasa steril kering(4x4) di atas kasa basah. 27. Pasang plester, perban atau pengikat. 28. Rapikan peralatan. 29. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah. 30. Kembalikan klien ke posisi yang nyaman. 31. Cuci tangan. 32. Mencatat kegiatan dalma lembar rekam medis dan buku tindakan 6. Unit terkait
Ruang Pemeriksaan Umum
SOP MYALGIA Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Myalgia adalah suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu, dan panggul. Trutama mengenai usia pertengahan atau lanjut usia, sekitar 50 tahun ke atas. gejala utama adalah nyeri dan kekakuan yang mengenai leher, bahu, lengan atas, pinggang, pinggul, dan punggung sebelah ba!ah. Tidak terdapat kelelahan otot
2. Tujuan
Sebagai pedoman penatalaksanaan polimialgia reumatik
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Keputusan MenKes RI No. HK02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Langkahlangkah
a. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut. b. Petugas menulis identitas pasien di buku register c. Petugas Melakukan Anamnesa d. Petugas Melakukan pemeriksaan fisik dan menegakan diagnose e. Petugas Melakukan tindakan sesuai dengan diagnosa dengan memberikan obat-obatan anti nyeri sistemik, misalnya asetamenofen / paracetamol atau golongan NSAID (mis: ibuprofen, natrium diklofenak, pirosikam, aspirin, asam mefenamat, dll) f. Konseling (Petugas melakukan edukasi kepada pasien bahwa penyakit dapat dikurangi dengan mengistirahatkan otot yang sakit dan banyak minum air putih) g. Petugas menulis resep h. Petugas menyerahkan resep kepada pasien i. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,diagnose dan terapi kedalam rekam medik pasien j. Petugas menandatangani rekam medik k. Petugas menulis diagnose ke buku register
6. Unit terkait
Semua Layanan Klinis.
SOP PEMERIKSAAN PERNAFASAN Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Pemeriksaan pernafasan adalah menghitung frekuensi pernafasan, inspirasi yang diikuti frekuensi, dalam waktu satu menit. Pengkajian pernafasan dilakukan pada setiap klien yang baru masuk ruang rawat inap, setiap pergantian shift, atau berdasarkan kebutuhan pasien
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untukpemeriksaan pernafasan
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Keputusan MenKes RI No. HK02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama 1. 2. 3. 4.
5. Langkahlangkah
6. Unit terkait
Dekatkan peralatan ke tempat tidur pasien Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya Cuci tangan Letakkan lengan pasien pada posisi rileks menyilang pada abdomen atau dada bawah, atau letakkan tangan anda langsung pada abdomen pasien 5. Observasi siklus pernafasan lengkap, yaitu sekali inspirasi dan sekali ekspirasi 6. Perhatikan jarum penunjuk detik pada jam tangan dan mulai perhitungan frekuensi pernafasan setelah siklus teobservasi 7. Jika irama teratur, hitung pernafasan selama 30 detik dan hitung dengan dilakalikan dua 8. Jika pernafasan tidak teratur, hitung selama satu menit penuh 9. Saat menghitung, perhatikan kedalaman pernafasan 10. Cuci tangan 11. Dokumentasikan tindakan dalam catatan keperawatan Semua Layanan Klinis.
SOP PENATALAKSANAAN ANAPHYLACTIC SHOCK Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
1. Pengertian
2. Tujuan
: (12)
Prosedur penaganan shock yang disebabkan reaksi anafilaktik berat, ditandai dengan penurunan perfusi perifer dan penurunan tekanan darah yang tiba-tiba, dengan riwayat adanya alergi (makanan atau hal-hal lain) atau riwayatsetelah pemberian obat-obatan. Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penanganan shock anafilaktik
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Mansjoer, Arif, 2014, Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV, Media Aesculapeus, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5. Langkahlangkah
6. Unit terkait
1. Pastikan bahwa pasien mengalami shock anafilaktik 2. Penegakan diagnosis shock anafilaktik : - Onset akut - Timbul masalah yang mengancam jiwa padaairway(jalan napas) : pembengkakan, stridor,suara parau.Breathing(pernapasan) : napas cepat, wheezing,fatigue, sianosis. circulation (sirkulasi) : pucat, basah, penurunantekanan darah, pingsan, mengantuk atau koma 3.Baringkan pasien di tempat yang datar 4.Pertahankan jalan napas tetap bebas, dan segerapanggil bantuan 5.Beri oksigen bila ada, kalau perlu napas dibantu 6.Raba nadi karotis 7.Posisi shock (kaki diposisikan lebih tinggi darijantung) 8.Pasang infus kristaloid (RL) - dewasa : 500 – 1000 cc - anak- anak : 20 cc per kgBB Beri adrenalin intra muskuler, (1mg per cc) - dewasa : 0,5 cc - anak –anakdiatas 12 tahun : 0,5 cc - 6-12 tahun : 0,3 cc - Kurang dari 6 tahun : 0,15 cc 9. Periksa status sirkulasi penderita, jika terjadi arrest lakukan CPR, pasang akses vaskuler untuk resusitasi cairan 10. Reassesment ABC dan CPR lanjutan 11. Pasien dirujuk ke rumah sakit Semua Layanan Klinis.
SOP PENGAMBILAN BENDA ASING DI TELINGA DAN HIDUNG Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Tindakan pertolongan akibat adanya benda padat atau binatang yang masuk kedalam telinga dan hidung
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untuk membuat surat rujjukan
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Mansjoer, Arif, 2014, Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV, Media Aesculapeus, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
a. Petugas mempersiapkan alat :
5. Langkahlangkah
1.Pinset anatomis 2.Kassa 3. Lampu sorot 4. Flaslight earpick 5. Klem bengkok telinga 6. Sonde telinga / hidung 7. Bengkok 8. Sarung tangan b. Petugas: 1. Melakukan verifikasi data 2. Mencuci tangan 3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar 4. Memberikan salam 5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien / keluarga 6. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien pasien sebelum kegiatan dilakukan 7. Mengatur posisi pasien 8. Memakai sarung tangan 9. Memeriksa lokasi benda asing di telinga / hidung baik dengan langsung atau menggunakan lampu sorot 10. Memasukan sonde ke dalam telinga / hidung baik dengan langsung atau menggunakan lampu sorot 11. Setelah sonde masuk kedalm telinga / hidung dan posisi sonde sudah lebih dalam daribenda asing , maka dilakukan pergerakan
untuk mengeluarkan benda asing tersebut 12. Bila benda asing belum keluar maka dilakukan pengulangan mulai dari awal 13. Meletakan benda asing dikassa dan membuang kebengkok 14. Mengevaluasi hasil tindakan terutama kondisi klinis pasien 15. Berpamitan dengan pasien 16. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula 17. Melepas sarung tangan 18. Mencuci tangan 19. Mencatat tindakan pada catatan keperawatan dan kartu pengeluaran spuit dan alat 20. Melakukan dokumentasi kegiatan pada rekam medis dan buku tindakan 6. Unit terkait
Ruang Pemeriksaan Umum
SOP PENGGANTIAN BALUTAN Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Mengganti balutan atau perban adalah suatu tindakan keperawatan untuk mengganti perban perawatan luka untuk mencegah infeksi dengan cara mengganti balutan yang kotor dengan balutan yang bersih.
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untukmengganti balutan
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Keputusan MenKes RI No. HK02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Mencuci tanga danmenyiapkan dan mendekatkan peralatan. a.Membuka set ganti balut. b.Menambahkan kasa steril dan lidi kapas steril secukupnya kedalam set ganti balut. 3. Memakai handscoen bersih. 4. Meletakkan handuk menutup bagian tubuh privasi klien yang terbuka. 5. Meletakkan perlak dibawah luka. 6. Mengatur posisi yang nyaman dan tepat untuk perawatan luka. 7. Membuka plester searah tumbuhnya rambut dan membuka balutan secara hati-hati, masukkan balutan kotor kedalam kantong plastik yang sudah disediakan. 8. Membuka handscoen bersih dan ganti dengan handscoen steril. 9. Membersihkan sekitar luka dengan alkohol swab : a. Membersihkan dari arah atas kebawah disetiap sisi luka dengan arah keluar menjauh dari luka (1 alkohol swab untuk 1 kali usapan). b. Membersihkan sisi sebelah luka dari bagian atas ke bawah diikuti sisi sebelahnya dengan arah usapan menjauh dari luka (1 alkohol swab untuk 1 kali usapan). 10. Mengolesi luka dengan bethadine mulai dari tengah luka. 11. Menutup luka dengan kasa steril, dan fiksasi dengan plester pada pinggiran kasa pembalut. 12. Menuliskan tanggal dan waktu mengganti balutan pada plester dan tempelkan pada balutan. 13. Merapihkan klien dan membereskan alat-alat. 14. Mencuci tangan. 15. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan Catatan Keperawatan dan Catatan Medis 1.
5. Langkahlangkah
6. Unit terkait
SOP RHINITIS AKUT Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Rhinitis akut adalah peradangan pada mukosa hidung yang berlangsung akut (< 12 minggu). Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, ataupun iritan.
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah dalam penatalaksanaan pasien influenza
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO. Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Langkahlangkah
1. Petugas memanggil pasien 2. Petugas menyapa pasien 3. Petugas melaksanakan anamnesis untuk mengetahui keluhan pasien: a. Apakah pasien mengalami keluar ingus dari hidung (rinorea), hidung tersumbat, panas atau gatal pada hidung, bersihbersih, kadang disertai batuk, badan terasa panas? b. Apakah penderita habis terkena paparan debu, asap, atau gas yang bersifat iritatif? c. Sudah berapa lama gejala-gejala tersebut muncul? d. Berapa hari demam yang dialami? 4. Petugas melaksanakan penguturan vital sign 5. Petugas menimbang berat badan pasien 6. Petugas mempersilahkan pasien ke meja periksa dokter 7. Dokter melakukan pemeriksaan fisik berupa kavum nasi sempit, adanya secret mukopurulen, mukosa konka udem dan hiperemis 8. Dokter menuliskan diagnosa rhintis akut pada pasien ke dalam rekam medis, menurut pengkodean ICD X, dengan kode J00 9. Dokter memberikan terapi dan resep yang dituliskan ke dalam rekam medis: a. Terapi simptomatik, antipiretik (paracetamol) dekogestan (pseudeoferdin, fenilpropanolamin, fenilefrin) b. Antibiotik : bila ada infeksi sekunder bakteri, amoxcilin, eritosin, sefadroksil 10. Dokter mempersilahkan pasien kembali ke meja perawat 11. Petugas menuliskan diagnosa keperawatn di lembar asuhan keperawatan 12. Petugas menuliskan rencana tindakan keperawatan 13. Petugas melakukan implementasi dari rencana tindakna
keperawatan 14. Petugas melakukan evaluasi 15. Petugas melaksanakan pencatatan 16. Petugas mempersilahkan pasien untuk menyerahkan resep ke ruang pelayanan obat 17. Petugas mendokumentasikan semua tindakan pada rekam medis’petugas memasukan data, hasil pemeriksaan serta terapi pada PCare 6. Unit terkait
Semua Layanan Klinis.
SOP RUJUKAN PASIEN EMERGENCY Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Rujukan pasien emergency adalah suatu proses penangan pasien gawat dengan mengirimkan pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi karena pasien tidak mampu ditangani di fasilitas kesehatan saat ini dengan memperhantikan ketentuan yang berlaku yaitu dengan menstabilkan pasien terlebih dahulu.
2. Tujuan
Sebagai panduan langkah-langkah untuk rujukan pasien emergency
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
http:bencana-kesehatan.net
5. Langkahlangkah
a. Petugas menerima pasien b. Petugas memeriksa kesadaran pasien (GCS) c. Apabila sadar petugas menganamesa pasien, apabila tidak sadar langsung alloanamnesa terhadap keluarga pasien dan cek A B C (airway breathing circulation) d. Petugas memeriksa vital sign pasien e. Petugas mengkonsulkan kepada dokter yang jaga f. Dokter jaga memeriksa pasien, melakukan pemeriksaan fisik g. Dokter menemukan tanda-tanda kegawatan h. Dokter memberikan advice kepada petugas IGD untuk menstabilkan pasien dengan advice pemberian obat-obatan emergency dahulu ataupun alat bantu pernafasan, pemberian cairan infus i. Dokter menyampaikan informed consent tentang kondisi pasien kepada keluarga pasien dan menyampaikan kalau pasien perlu dirujuk ke rumah sakit karena kondisi pasien yang gawat perlu penanganan segera j. Dokter memberikan form informed untuk ditanda tangani keluarga pasien tentang persetujuan rujuk dan dilakukan tindakan medis k. Dokter membuat surat rujukan l. Sambil menunggu pasien stabil, petugas memberitahukan kepada petugas ambulance untuk menyiapkan ambulan m. Petugas menelepon rumah sakit rujukan menanyakan apakah ada tempat kosong untuk pasien tersebut untuk dikirim ke rumah sakit tersebut n. Petugas dengan membawa perlengkapan emergency merujuk pasien dengan ambulance ke rumah sakit rujukan
6. Unit terkait
a. Ruang Pemeriksaan Umum b. Ruang Pemeriksaan Gigi dan Mulut c. Ruang Pelayanan KIA dan KB
SOP STERILISASI ALAT Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
SOP
Nomor
: (12)
Terbit Ke
: (12)
Ditetapkan oleh Kepala klinik Iis Medika
Tanggal Terbit : (12) dr. Tri Isponingsih Halaman
: (12)
1. Pengertian
Sterilisasi adalah suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi atau menggunakan bahan kimia
2. Tujuan
Sebagai panduan untuk sterilisasi alat
3. Kebijakan
Keputusan Pimpinan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi
Nswahyunc.blogspot.com/…/kontrasepsi-sterilisasi.htm…diunduh jumat, 18-07-2016, pukul 12.30
5. Langkahlangkah
Metode sterilisasi A. Autoclave a. Petugas mempersiapkan alat dan bahan’petugas menuangkan air secukupnya ke dalam autoclave (sampai batas tertentu) b. Petugas menata tabung reaksi atau peralatan gelas lain di dalam wadah alumunium bagian dalam c. Petugas meletakkan tutup strilisator pada tubuh sterilisator d. Petugas meletakkan baut-baut penahan ke atas tempat yang sesuai dengan tutup streilisator e. Petugas mengencangkan masing-masing murnya secara bersamaan pada tempat yang berlawanan f. Petugas membuka pengatur klep pengaman, dalam keadaan terbuka penahan tersebut letaknya lurus g. Petugas memasang pemanasnya h. Petugas menutup klep pengaman bila uap air mulai keluar dengan deras (menimbulkan bunyi mendesis) i. Petugas mengatur tekanan pada suhu 121oC, dengan cara mengurango pemanasan seperlunya j. Petugas mempertahankan tekanan 1 atm selama 15-20 menit dengan cara: membiarkan alat bekerja selama 15-20 menit sambil terus diawasi pada tekanan 1 atm k. Petugas mematikan pemanasan l. Petugas menunggu sampai tekanan kembali nol dengan cara: mematikan alat dengan cara mencabut steker listrik m. Petugas mendiamkannya selama 15 menit sambil dibuka penutupnya n. Petugas membuka pengatur klep pengaman bila tekanan sudah nol dan suhu sudah jauh dibawah 100 derajat celcius o. Petugas membuang air yang tersisa didalam sterilisator p. Petugas mengeringkan semua bagiannya dengan cara:
menunggu sampai alatnyua dinign kemudian membersihkan air yang tersisa sebanyak kurang lebih 1 cm dengan lap yang bersih sampai kering q. Petugas membereskan semua peralatan B. Sterilisasi panas kering (oven) a. Petugas mempersiapkan alat dan bahan b. Petugas membuka pintu oven c. Petugas meletakan alat-alat yang akan disterilisasikan dengan rapi. Bila memungkinkan letakkan dalam nampan sesuai dengan klasifikasi penggunaannya (misal: heacting set, partus set, THT set dan lain-lain) dengan cara: 1) Menyusun alat yang akan disterilisasikan dalaml bak instrument tertutup dengan posisi yang sama (searah). 2) Memasukan bak instrumen yang telah disusun kedalam oven. d. Petugas menutup pintu oven e. Petugas menunggu sampai suhu mencapai 170oC dan biarkan selama 60 menit. f. Petugas membuka pintu oven, bila suhu sudah turun g. Petugas mengeluarkan alat-alat yang sudah steril dengan menggunakan korentang steril h. Petugas membereskan semua peralatan 6. Unit terkait
Semua Unit Pelayanan
Keterangan Lain : Font
: Times New Roman
Space
: 1.15
Font size
: 12
Paragraph
: Justify (rata kanan-kiri)
Ukuran Kertas: F4 Lebar : 21cm Tinggi : 33 cm Margin
:
Atas
: 2,5 cm
Bawah : 2,5 cm
Kiri
: 3,0 cm
Kanan : 2,5 cm
JUDUL SOP Setia Disaat Sehat Peduli Disaat Sakit
KLINIK IIS MEDIKA
DAFTAR TILIK
Nomor
:
Terbit Ke
:
Tanggal Terbit : Halaman
Unit
:
Nama Petugas
:
:
Tanggal pelaksanaan :
No
Kegiatan
Ya
Tidak TB
Jumlah Compliance Rate (CR)
% Pelaksana/Ouditor
(
)
STANDARD OPERATING PROCEDURE KLINIK IIS MEDIKA
Setia di saat Sehat Peduli di Saat Sakit
DISUSUN OLEH : PENYUSUN
KLINIK IIS MEDIKA Jl.Slamet Riyadi 156, Sedahromo Kidul Rt 01/ Rw 09, Kartasura, Sukoharjo Telepon (0271) 782922 , +6282226029991