Konservasi Tanah Dan Air.docx

  • Uploaded by: Herawati Hera
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konservasi Tanah Dan Air.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,493
  • Pages: 24
Konservasi Tanah dan Air

Konservasi tanah adalah pemanfaatan bidang tanah atau lahan yang sesuai dengan kualitas/jenis tanah untuk sesuatu yang baik dan dalam pengolahan tanah sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan.

Sedangkan konservasi air adalah pemanfaatan dan penggunaan air secara bijaksana dan sesuai keperluan, agar tidak terjadi pencemaran, kerusakan, dan bencana seperti banjir dan kesulitan air saat musim kemarau.

Jadi konservasi tanah dan air adalah usaha melestarikan dan melindungi tanah dan air dari kerusakan serta memanfaatkannya sesuai kebutuhan sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanah , kualitas dan kuantitas air.

Macam-macam metode konservasi tanah dan air adalah 1. Metode vegetatif Merupakan metode yang dalam pengelolaan lahan menggunakan tanaman sebagai media konservasi tanah. Tanah yang terdapat akar-akar tanaman berfungsi dalam mencegah bahaya erosi dan banjir karena volume air hujan yang tinggi yaitu dengan mengikat dan menyimpan air sebagai air tanah atau cadangan air saat musim kemarau. Macam-macam teknik secara vegetatif yaitu : 

Pertanaman lorong adalah menanam tanaman pada bidang tanah yang berlorong.



Strip rumput adalah penanaman rumput yang akan dimanfaatkan sebagai makanan ternak.



Tanaman penutup tanah adalah tanah yang ditanam tanaman/tumbuhan baik sengaja maupun tidak sengaja (tumbuh sendiri) yang berperan dalam kesuburan tanah.

2. Metode mekanik

Merupakan metode pengelolaan yang menggunakan tanah dan batu dalam konservasi tanah. Sehingga air yang ditutup oleh tanah dan batu dapat memperlambat aliran air ke permukaan dan mencegah erosi/banjir. Pada metode ini tanaman juga berperan dalam konservasi tanah. Secara garis besar pengolahan lahan secara mekanik yaitu : a. Pengolahan tanam menurut kontur adalah pengolahan tanah dengan membajak/pencangkulan yang mengikuti kontur tanah sehingga membentuk alur-alur tanah yang searah. Teknik ini cocok dilakukan di daerah dengan lahan kering. b. Pembuatan teras adalah mengubah lahan dengan tanah yang miring menjadi bertingkat-tingkat agar dapat mengurangi kecepatan air ke permukaan dan menampung air dari peresapan air ke dalam tanah. teknik ini cocok untuk daerah berlereng.

Sedangkan macam-macam teknik secara mekanik yaitu : 



   

Teras guludan yaitu barisan guludan yang dilengkapi rumput penguat guludan dan saluran air di bagian lereng atas. Guludan adalah tumpukan tanah yang dibuat memanjang menurut arah garis kontur atau memotong lereng. Dapat diterapkan pada tanah dengan infiltrasi/permeabilitas tinggi dan tanah-tanah agak dangkal dengan lereng 10-30%. Teras bangku atau tangga dibuat dengan memotong lereng dan meratakan tanah sehingga membentuk deretan tangga/bangku dengan jenis datar (lahan bidang tanahnya datar), miring ke luar (bidang tanahnya miring ke arah lereng asli), miring ke dalam (bidang tanahnya miring ke arah berlawanan lereng aslinya), dan irigasi (biasanya diterapkan pada lahan sawah, karena terdapat tanggul penahan air). Rorak adalah lubang atau penampang yang dibuat memotong lereng yang berfungsi untuk menampung dan meresapkan air aliran permukaan. Embung adalah bangunan penampung air yang berfungsi sebagai pemanen limpasan air permukaan dan air hujan. Bermanfaat untuk menyediakan air pada musim kemarau. Mulsa adalah bahan-bahan (sisa-sisa panen, plastik, dan lain-lain) yang disebar atau digunakan untuk menutup permukaan tanah. Dam parit adalah cara mengumpulkan atau membendung aliran air pada suatu parit dengan tujuan untuk menampung aliran air permukaan, sehingga dapat digunakan untuk mengairi lahan di sekitarnya.

3. Metode kimia Merupakan metode pengelolaan yang memanfaatkan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi. Bahan kimia sebagai soil conditioner mempunyai pengaruh yang besar sekali

terhadap stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya berjangka panjang karena senyawa tersebut tahan terhadap mikroba tanah.

Salah satu contoh konservasi tanah dan air yang ada daerah paingan, manguwoharjo, sleman, yogyakarta adalah dengan menggunakan metode mekanik. Konservasinya dengan pengolahan tanam menurut kontur, yaitu dalam pengelolaannya tanah dibajak/dicangkul. Kemudian teknik pengolahan tanahnya memadukan teknik teras guludan dan teras bangku yang dibuat guludan setiap petak sawah dengan tanah datar dan memanfaatkan air parit dari aliran air hujan dan sungai untuk pengairannya.

Para petani membuat guludan yang kemudian ditumbuhi rumput sebagai pembatas setiap petak dan juga sebagai jalan petani keliling sawah tanpa harus merusak tanaman. Pengairannya dengan memanfaatkan air hujan dan air parit. Pada musim kemarau satu-satunya sumber air digunakan adalah air yang berasal dari sungai yang mengalir melalui parit.

Tanaman yang ditanam juga beragam setiap petaknya. Pada beberapa petak ditanami padi, kemudian petak-petak berikutnya ditanami cabai, kacang tanah, jagung, dll. Luas area pertanian/sawah menentukan banyaknya keberagaman tanaman yang ditanam. Tanaman yang ditanam di daerah daratan rendah dapat mengikat dan menyimpan air hujan di dalam tanah sebagai cadangan air, selain itu juga dapat menyuburkan tanah dari unsur hara tanaman. Pembuatan parit juga berperan mengalirkan aliran air sungai sehingga dapat dimanfaatkan dalam pertanian.

Jadi kesimpulannya penanaman tanaman pada tanah dan pembuatan parit sebagai jalannya aliran air termasuk dalam konservasi tanah dan air.

Metode Konservasi Tanah dan Air

Ada 3 metode dalam dalam melakukan konservasi tanah dan air yaitu metode fisik atau mekanik dengan pegolahan tanahnya, metode vegetatif dengan memanfaatkan vegetasi dan tanaman untuk mengurangi erosi dan penyediaan air serta metode kimia yaitu memanfaatkan bahan-bahan kimia untuk mengawetkan tanah.

1.

METODE VEGETATIF Pemanfaatan

lahan

yang

tidak

mengindahkan

upaya

pengawetan

tanah,

akan

mengakibatkanmenurunnya produktivitas lahan, bahkan dapat menimbulkan erosi. Apalagi jika lahan tersebut berada di sekitar aliran sungai (DAS).Kerusakan daerah aliran sungai sangat erat hubungannya dengan kelestarian hutan di daerah hulusebagai daerah tangkapan hujan.Apabila hutan mengalami kerusakan, maka dapat dipastikan terjadi pada daerah aliransungai. Untuk itu berusah tani didaerah DAS,harus di ikuti konservasi lahan.Agar kelestarian sumber daya alam dan keserasian ekosistem dapat memberikan manfaatyang berkesinambungan maka pengelolaan DAS harus dilakukan sebaik mungkin,yang meliputi:  Pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.  Kelestarian dan keserasian ekosistem(lingkungan hidup)  Pemenuhan kebutuhan manusia yang berkelanjutan  Pengendalian hubungan timbale balik antara sumber daya alam dengan manusia.Usaha pokok dalam pengawetan tanah dan air meliputi:

1.

pengelolaan lahan

 sesuai kamampuan lahan.  Mengembalikan sisa-sisa tanaman ke dalam tanah.  Melindungi lahan dari ancaman erosi dengan menanam tanaman penutup tanah.  Penggunaan mulsa.

2.

pengeloalaan air

 jumlah air yang memadai  kwalitas air

 tersedia air sepanjang tahun

3.

pengelolaan vegetasi pengelolaan vegetasi pada hutan tangkapan air maupun pemeliharaan vegetasi sepanjangaliran sungai, dapat ditempuh dengan cara:

 penanaman dengan tanaman berakar serabut seperti bamboo yang sangat di anjurkan di pinggiran sungai, kemudian diikuti dengan rumput makanan ternak.  Penanaman tanaman semusim untuk lahan yang tidak memiliki kemiringan.  Pembuatan teras. Bila pada lahan tersebut terdapat kemiringan maka perlu di buat teras,dan pada lahan kemiringan 5-10% di bangun teras kredit , lahan berbukit dengan kemiringan 10-30% di buat teras bangku, dan lahan dengan kemiringan lebih dari 30% di buat teras individu.

4.

usaha tani konservasi Usaha tani konservasi adalah penanaman lahan dengan tanaman pangan serta tanamanyang berfungsi untuk mengurangi erosi(aliran permukaan) dan mempertahankan kesuburantanah. Prinsip usaha tani konservasi:

 Mengurangi sekecil mungkin aliran air permukaan dan meresapkan airnya sebesar mungkin kedalam tanah.  Memperkecil pengaruh negative air hujan yang jatuh pada permuakaan tanah.  Memanfaatkan semaksimal sumber daya alam dengan memperhatikan kelestarian. Cara usaha konservasi:  Metode vegetatif  mekanik atau teknik sipil  Metode kimia. Metode vegetatif adalah penggunaan tanaman atau tumbuhan dan sisa-sisanya untuk mengurangi daya rusak hujan yang jatuh, mengurangi jumlag dan daya rusak aliran permukaandan erosi. Fungsi dari metode vegetatif adalah:  Untuk melindungi tanah terhadap daya perusak butir- butir hujan yang jatuh.  Untuk Melindungi tanah terhadap daya perusak aliran air di atas permukaan tanah.  Untuk memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah dan penahan air yang langsungmempengaruhi besarnya aliran permukaan.

Teknologi pengendalian atau pencegahan erosi. Usaha untuk mencegah dan atau mengendalikan erosi ,ada beberapa faktor yangmempengaruhi

terjadinya

erosi

seperti:

faktor

iklim,

tanah,

bentuk

wilayah(misalnyakemiringan), vegetasi penutup tanah dan kegiatan manusia. Prinsip-prinsip dari usaha pengendalian erosi adalah:  Memperbesar resistensi permukaan tanah sehingga lapisan permukaan tanah tahanterhadap pengaruh tumbukan butir-butir air hujan.  Memperbesar kapasitas infiltrasi tanah, sehingga lajunay aliran permukaan dapatdiredusir.  Memperbesar resistensi tanah sehingga daya rusak dan daya hanyut aliran permukaanterhadap partikel-partoekl tanah dapt diperkecil atau diredusir. Secara umum, tujuan penerapan teknologi konservasi adalah untuk meningkatkan produktivitas lahan secara maksimal, memperbaiki lahan yang rusak/kritis, dan melakukan upaya pencegahan kerusakan tanah akibat erosi, Beberapa teknologi yang telah dihasilkan oleh keltiKR2L adalah sebagai berikut: 1. Teknik pengendalian erosi  Metode sipil teknis (misal: teras, rorak)  Metode vegetatif (misal: strip rumput, alley cropping)2. Teknik konservasi dan pengelolaan air  Teknik konservasi air (misal: parit buntu, check dam)  Teknik irigasi (misal: penelitian irigasi sprinkle, penelitian irigasi tetes, penelitian irigasi permukaan) . Pada metode vegetatif yang berperan adalah tanaman, dimana tanaman-tanaman itu berperan untuk mengurangi erosi,yaitu dalam hal:

1.

batang, ranting dan daun-daunannya berperan mengahalangi tumbukan tumbukan langsung butir-butir

hujan

kepada

permukaan

tanah,

dengan

peranannya

itu

tercegahlah

penghancuranagregat-agregat tanah. 2.

daun-daun penutup tanah serta akar-akar yang tersebar pada lapisan permukaan tanah berperanmengurangi kecepatan aliran permukaan(run off), sehingga daya kikis, daya angkutan air pada permukaan tanah dapat direduksi, diperkecil ataupun diperlamban.

3.

daun-daunan

serta

ranting-ranting

tanaman

yang

jatuh

akan

menutupi

permukaantanah,peranannya sebagai pemulsa tanah yang dapat mengurangi kecepatan alairan permukaanserta melindungi permukaan tanah terhadap daya kikis air. 4.

akar-akar

tanaman

memperbesar

kapasitas

infiltrasi

tanah,tunjangan

dalam

meningkatkanaktivitas biota tanah yang akan memperbaiki porositas, stabilitas agregat serta sifat kimia tanah. 5.

akar-akar tanaman berperan dalam pengambilan atau pengisapan air bagi keperluan tumbuhnyatanaman yang selanjutnya sebagian diuapkan (evaporasi) melalui daun-daunannya ke udara.Peranan

tanaman

dalam

metode

vegetatif

mempunyai

Kegiatan-kegiatan

yang

dilakukandalam usaha pengendalian erosi dan atau pengawetan tanah yaitu:  Penghutanaan kembali dan penghijauan a.

Penghutanan kembali atau reboisasi Tanah-tanah yang gundul akibat perusakan hutan dan tanaman keras lainnya, harus di perbaiki dan dipulihkan kelestariannya, jalan yang dapat di tempuh adalah dengan reboisasi atau penghutanan kembali.reboisasi adalah penghutanan kembali tanah-tanah yang gundul denganditanami tanama-tanaman keras.Terdapat dua cara dalam mencegah reboisasi adalah cara banjar harian dan cara tumpangsari.Cara banjar harian, petani menerima upah untuk penanaman dan pemeliharaan tanamanreboisasi. Sedangkan cara tumpang sari , petani mendapat kesempatan untuk menanam palawijaselama beberapa musim di antara tanaman reboisasi.

b. Penghijauan Penghijauan adalah penanaman tanah-tanah rakyat dan tanah-tanah lainnya seperti tanahdesa, tanah bebas(negara) tanah bekas perkebuanan yang umumnya telah mengalami kerusakan-kerusakan, baik yang ada di daratan tinggi maupun daerah aliran sungai yang kesemuanya beradadi luar kawasan hutan, dengan berbagai pohon=pohonan terpilih dan atua

rumput-ruputan denganmaksud untuk pengwetan tanah (pencegahan erosi) dan dapat memberikan tambahan pendapatan bagi para petani atua pemilik tanah yang bersangkutan.  Penanaman secara garis kontur Penanaman secara garis kontur sangat diperlikan dan harus di perhatikan kalau keadaanmempunyai kemiringan, jadi penanaman secara garis kontur ialah penanaman tanaman yangsearah atau sejajar dengan garis kontur atau dengan secara menyilang lereng tanah, bukanmenjurus searah dari atas kebawah lereng. Dengan demikian maka tindakan –tindakan untuk mengolah tanah seperti membajak, menggaru, menyiapkan bedengan-bedengan, pembibitan dan pembuatan bedengan atau larikan tanaman haruslah sejajar dengan garis kontur tersebut (contour cropping system).  Penanaman tanaman penutup tanah Tanaman-tanaman penutup permukaan tanah berperan untuk melindungi permukaantanah dari daya dispersi dan daya penghancur oleh utir-butir hujan.Selain itu berperan pula dalamhal memperlambat aliran permukaan serat melindungi tanah permukaan dari daya kikis aliran permukaan. Tanaman penutup permukaan besar pula samabungannya dalam memperkaya bahanbahan organik tanah serta memperbesar porositas tanah.Tanaman penutup tanah yang rendah dalam wujud pertumbuhan dapat terdiri atas jenis- jenis:tanaman alternanthera amoena voss atau bayam krema,ageratu conizoides L atau babadotan, rasim atau sintrong,bulu lutung, calincing dll.  Penanaman tanaman dalam larikan (strip cropping) Cara yang efektif dalam pengendalian erosi atau pengawetan tanah yaitu membuatlarikan – larikan secukupnya, pada lariakn –lariakn pertama yang searah dengan garis kontur itudipahami rumput-rumputan atau tanaman pupuk hijau.Strip cropping adalah untuk memperlambat lajunya aliran permukaan, larikan-larikan tanaman penutup tanah dimaaksudkan pula untuk melindungi lariakn-larikan tanaman palawiaj dari aliran permukaan tersebut. Di lihat pada gambar 1:

Ada 3 tipe (Kell & Brown, 1938; Tower & Garden, 1946) 1. Menurut kontur

2. Strip Lapangan Lebar seragam, melintang lereng, dilakukan pada daerah dengan topografi tidak seragam

3. Penanaman strip berpenyangga (buffer strip cropping) - Strip rumput/legume dibuat datar engan strip-strip tanaman pokok - Lebar strip bisa seragam / tidak - Strip rumput diletakkan pada lereng yang kritis  Penggiliran tanaman (crop ratation) Penggiliran tanaman adalah suatu sistem bercocok tanam pada sebidang tanah yangterdiri dari beberapa macam tanam yang di tanam secara berturut-turut pada waktu tertentu,setelah masa panennya kembali lagi pada tanaman semula.Manfaat penanaman secara demikian yaitu selain untuk mengurangi keberlangsunaganerosi, juga untuk :1.meningkatkan produksi pertanian dan atau pendapatan petani per satuan luas dalam suatukurun waktu.2.meratakan pemanfaatan tanahtanah yang kosong3.memperkaya variasi menu petani4.memperkecil risiko kegagalan panen5.memperbaiki kesuburan tanah6.mengurangi biaya pengoalahan tanah7.memelihara keseimbangan biologis. Beberapa bentuk dalam penggiliran tanaman seperti:

 sequental planting atau penanaman tanaman secara beruntun,dalam hal ini menanam ataumenumbuhkan tanaman berikutnay sesegera mungkin setelah tanaman terdahulu di panen.  Mixed cropping atau melakukan pertanaman tanaman campuran, dua jenis tanaman ataulebih tanpa mengabaikan tanaman pupuk hijan atau tanaman penutup permukaan ditanam sserentak pada waktu yang sama.  Inter cropping dapat pula di sebut tumpang sari berbeda umur.  Inter culture, dalam hal in misalanya tanaman semusim atau tanaman yang berumur pendek di tanam di antara tanaman tahunan.seperti: kacang tanah di tanam di antaratanaman pepaya, kacang-kacangan di tanam diantara pohon jeruk dan lain sebagainya.  Penggunaan serasah (mulching) Mulching ataun pemulsaan yaitu menutupi permukaan tanah dengan serasah atau sisa-sisa tanaman benar-benar berkemampuan mencegah berlangsungnay erosi, dikarenakan pemulsaan akan melindungi tanah permukaan dari daya timpa butir-butir huajn, dan melindungitanah permukaan tersebut dari daya aliran air di permuakaan.Pemulasaan tanah dapat pula mempertahankan kelembaban dan suhu tanah, sehinggadapat memperbaiki pengambilan zat hara oleh akar tanaman. Serasah atau sisa-sisa tanamanyang melapuk akan memperkaya bahan organik dalam tanah,dengan demikian sifat fisik dantanah dapat di perbaiki pula. Faktor-faktor pembentukan tanah Proses pembentukan tanah di Daerah Aliran Sungai Babon dicerminkan oleh pengaruhfaktor-faktor iklim, topografi, bahan induk, organisme, dan waktu, sehingga karakter tanahdipengaruhi oleh interaksi kelima faktor tersebut. Pengaruh faktor iklim ditandai oleh curahhujan tahunan rata-rata relatif tinggi, yakni 2.202 mm (Semarang) dan 2.770 mm (Ungaran).Tipe iklim daerah ini tergolong agak basah hingga basah (Schmidt dan Ferguson), dengandemikian dapat dikategorikan ke dalam regin lengas tanah udik.Topografi daerah ini bervariasi, yakni datar, berombak, bergelombang, berbukit dan bergunung. Wilayah datar menempati lereng bawah di bagian utara, wilayah berombak dan bergelombang terletak pada bagian lereng tengah, dan wilayah berbukit dan bergunung meliputilereng atas di lokasi bagian selatan. Bahan induk pembentuk tanah di wilayah lereng bawah berupa batuan sedimen resen yang tersusun dari lempung, lanau dan pasir yang tidak padu. Diwilayah lereng tengah dan

lereng atas batuan induk penghasil bahan induk tanah berupa batuan beku dan batuan sedimen sub-resen terdiri dari andesit, yakni sebagai breksi andesit harblendeaugit.Pembentukan tanah di lahan bawahan pada beberapa bagian terjadi dalam lingkungan basah (jenuh air). Oleh karena selalu jenuh air, maka proses reduksi dan oksidasi menjadidominan, sehingga menyebabkan tanah-tanah berwarna kelabu, sedang di bagian wilayah peralihan fluktuasi muka air tanah menyebabkan proses reduksi dan oksidasi berlangsung secara bergantian yang dicirikan dengan adanya karatan (mottcing) berwarna kuning hingga merah.Pada lahan atasan, terutama di wilayah topografi berbukit dan bergunung tingkat perkembangan tanah bervariasi dari lemah hingga kuat, akibatnya solum tanah juga bervariasimulai dari sangat dangkal (< 25 cm) sampai dengan sangat dalam (> 120 cm) . Klasifikasi tanah Klasifikasi tanah di daerah ini disusun berdasarkan pada data sekunder dan pengamatanserta pengukuran di lapangan melalui profil tanah, pemboran tanah, pengamatan kondisilingkungan, yang dilengkapi data hasil analisis laboratorium dari contoh tanah pewakil.Pengamatan dan pengukuran mencakup sifat fisik tanah, yakni : warna, tekstur, struktur,konsistensi, drainase, bahan induk, dan lain-lain; sifat kimia tanah, yakni : pH, kadar bahanorganik, kadar kapur, N-Total, P tersedia, K tersedia, kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa, kejenuhan Al, dan lain-lain. Berdasarkan terminologi tersebut tanah-tanah daerah ini terdiri dari lima jenis tanah yakni Alluvial, Kambisol, Regosol, Latosal, dan Litosal. Erosi tanah Perkembangan bentuk-bentuk erosi tanah, seperti erosi lembar (sheet erosion), erosi alur (rill erosion), dan erosi parit (gully erosion) di masa mendatang sangat tergantung pada tingkat bahaya erosi tanah. Di samping itu, perencanaan konservasi tanah memerlukan data tentangtingkat bahaya erosi tanah. Bahaya erosi tanah adalah keadaan yang memungkinkan bahwa erositanah akan segera terjadi dalam waktu yang relatif dekat, atau dalam hal apabila erosi tanah telahterjadi di suatu daerah, maka bahaya erosi tanah adalah tingkat erosi tanah yang akan terjadi dimasa mendatang.Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi tanah adalah iklim, topografi tanah, vegetasi, dantindakan manusia terhadap lahan. Faktor-faktor erosi tanah yang sifatnya relatif permanen, yakni iklim, topografi, dan tanah menentukan besar erosi potensial dan apabila faktor-faktor tersebutditambah dua faktor lainnya yakni vegetasi dan tindakan manusia terhadap lahan menentukan bahaya erosi aktual. Bentuk-bentuk erosi di daerah survei terutama

erosi lembar dan erosi alur pada wilayah lereng tengah, sedang pada lereng atas dijumpai bentuk erosi parit. TBE (Tingkat Bahaya Erosi) adalah perkiraan jumlah tanah yang hilang maksimum yangakan terjadi pada suatu lahan, bila pengelolaan tanaman dan tindakan konservasi tanah tidak mengalami perubahan. Penentuan TBE pada setiap unit lahan didasarkan pada perkiraan jumlahtanah hilang maksimum (A) dan tebal solum dari unit lahan yang bersangkutan. Mengingat bahwa dalam menentukan TBE diperlukan data laju erosi dan data tebalsolum pada setiap bentuk lahan, maka dilakukan pengamatan di lapangan terhadap tanah,topografi, penggunaan lahan, jenis tanaman dan pola tanam serta tindakan konservasi tanah yangditerapkan. Selanjutnya dari peta kemampuan lahan dan peta tanah, serta pengamatan di lapangan, makaketebalan solum tanah di wilayah DAS Babon dapat diketahui. Tabel Kedalaman Solum Ketebalan solum Tanah

Keterangan

> 90

Dalam

60 - 90

Sedang

30 – 60

Dangkal

< 30

Sangat dangkal

Sumber : BRLKT (1991). Untuk selanjutnya tingkat bahaya erosi (TBE) yang ditentukan dari tingkat laju erosi (A) dantebal solum tanah dinyatakan sebagai berikut :Tabel Pembagian Klas Tingkat Bahaya Erosi Tingkat Laju Erosi ( ton/ha/tn ) No

Tebal Solum (cm)

I

II

III

IV

V

( < 15 )

( 15 – 60 )

( 60 – 180 )

(180 – 480 )

( > 480 )

1

Dalam ( > 90 )

SR

R

S

B

SB

2

Sedang ( 60 – 90 )

R

S

B

SB

SB

3

Dangkal ( 30 - 60 )

S

B

SB

SB

SB

4

Sangat Dangkal ( < 30

B

SB

SB

SB

SB

)

Konservasi sumberdaya lahan atau konservasi tanah ialah upaya manusia untuk mempertahankan,meningkatkan,

mengembalikan

atau

merehabilitasi

daya

guna

lahan

(tanah)sesuai dengan peruntukkannya. Dalam pelaksanaan usaha konservasi tanah perlu mempertimbangkan hal-hal berikut : bentuk-bentuk kerusakan tanah, kemampuan lahan, tataguna lahan yang rasional, daya guna atau produktivitas lahan yang optimal dan latar belakang sosial ekonomi penduduk. 2.

METODE FISIK Atau MEKANIK Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat) dengan menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi tanahnya. Tujuannya untuk memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air permukaan. Termasuk dalam metode mekanik untuk konservasi tanah dan air di antaranya pengolahan tanah. Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok pengolahan tanah adalah menyiapkan tempat tumbuh bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan

sisa-sisa

tanaman

dan

memberantas

gulma.

Pengendalian erosi secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha pengawetan tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan pertanian dengan cara mekanis tertentu. Sehubungan dengan usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik yang ditempuh bertujuan untuk memperlambat aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan penyaluran aliran

permukaan

dengan

daya

pengikisan

tanah

yang

tidak

merusak.

Pengolahan tanah menurut kontur adalah setiap jenis pengolahan tanah (pembajakan, pencangkulan, pemerataan) mengikuti garis kontur sehingga terbentuk alur-alur dan jalur tumpukan tanah yang searah kontur dan memotong lereng. Alur-alur tanah ini akan menghambat aliran air di permukaan dan mencegah erosi sehingga dapat menunjang konservasi di daerah kering. Keuntungan utama pengolahan tanah menurut kontur adalah terbentuknya penghambat aliran permukaan yang memungkinkan penyerapan air dan menghindari pengangkutan tanah. Oleh sebab itu, pada daerah beriklim kering pengolahan tanah menurut kontur juga sangat efektif untuk konservasi ini. Pembuatan terras adalah untuk mengubah permukaan tanah miring menjadi bertingkattingkat untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan menahan serta menampungnya agar

lebih banyak air yang meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi. Pembuatan terras berfungsi untuk mengurangi panjang lereng dan menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan dan memungkinkan penyerapan oleh tanah, dengan demikian erosi berkurang. Macam-macam Metode Mekanik 1) Pengolahan tanah (Tillage) Perlakuan meknis untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman (sebagai tempat tumbuh bibit, daerah perakaran, membenamkan sisa tanaman, dan memberantas gulma). Pengolahan Tanah kurang / bahkan merugikan konservasi. Pengolahan tanah berorientasi konservasi:  Pengolahan tanah seperlunya saja (minimum tillage)  Pengolahan tanah pada kandungan air tepat (pF 3 – 4)  Pemberantasan gulma menggunakan herbisida.  Merubah kedalaman pengolahan

2) Pengolahan tanah menurut kontur (contour cultivation) 

Pembajakan tanah melintang / memotong lereng



Lebih efektif jika diikuti penanaman menurut kontur

Keuntungan:  Terdapat penghambat aliran permukaan  Memungkinkan penyerapan air lebih besar  di daerah kering  Menghindarkan pengangkutan tanah 3) Guludan

4) Guludan bersaluran

5) Parit/Saluran Pengelak (diversion ditch) Dibuat melintang lereng, untuk menampung air dan mengalirkan ke saluran pembuang utama. Besarnya tergantung laju puncak aliran yang terhitung.

6) Teras Teras tangga/bangku

Teras berdasar lebar

Teras berdasar sempit

7) Balong/waduk, Dam penghambat, Rorak, dan Tanggul Berfungsi untuk mengurangi jumlah dan kecepatan aliran permukaan, sehingga air dapat meresap ke dalam tanah. Selain itu air yang tertampung juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain. 3.

METODE KIMIA

 Penggunaan preparat kimia sintetis maupun alami  Untuk mendukung proses pembentukan agregat/struktur tanah Sejak 1972 ditambah,  Merubah sifat-sifat hidrofobik/hidrofilik tanah sehingga merubah kurva penahanan air.  Mengurangi dan meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah memperngaruhi kemampuan tanah untuk menahan unsur hara

Preparat kimia SOIL CONDITIONER (Pemantap struktur tanah) Keunggulan: -

Tahan terhadap serangan mikroba

-

Dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman semusin (pada tanah liat berat)

-

Mempertinggi permeabilitas tanah sehingga erosi berkurang.

a) MCS -

Campuran dimethyldichlorosilane dan methyl-trichlorosilane (Van Bavel, 1950)

-

Berupa cairan yang mudah menguap, gas yang terbentuk bercampur dengan air tanah. Senyawa yang terbentuk membuat agregat tanah stabil.

b) Krilium (W.P. Martin & G. Taylor, 1952) -

merupakan garam natrium dari polyacrylonitrile yang terhidrolisa.

SOIL CONDITIONER mahal, maka dikembangkan bahan lain: (a) Polimer tak terionisasi: Polyvinyl alcohol (PVA) (b) Polyanion: - Polyvinyl acetate (PVa) - Polyacrylonitrile setengah terhidrolisa (Hp PAN) - Poly acrylic acid (PAA) - Vinyl acetate malcic acid copolymer (VAMA) (c) Polication: Dimethylaminoethylmetacrylate (DAEMA) (d) Dipole polimer (gugus + dan -) : Polyacrylamide (PAM) (e) Emulsi Bitumen Kelompok a,b,c & d bersifat non hidrofobik; Kelompok e bersifat non-hidrofilik; Kelompok b & e dapat meningkatkan KTK Contoh penggunaan: PAM bersifat non-hidrofobik, memiliki bagian aktif amide yang mengikat -OH pada butir liat melalui ikatan hidrogen.

Cara aplikasi: -

PAM dicampur air denganperbandingan volume tertentu Dicampur tanah dengan menyemprotkan emulsi tersebut ke permukaan tanah kemudioan diaduk dengan cangkul/garu Pengaruh terhadap perbaikan struktur tanah dipengaruhi:

(1) BM polimer, optimum PAM 106 (2) Kandungan air tanah, optimum pada titik lengkung terbesar pada kurva pF. (3) Konsentrasi emulsi, tanah berkadar liat tinggi lebih sedikit daripada tanah berpasir. Bitumen Preparat termurah, mengandung gugus aktif Carboxyl Pengaruh: Menyebabkan tanah lebih hidrofobik sehingga sangat bermanfaat bagi pembentukan agregat tanah yang mudah mengeras

KONSERVASI TANAH DAN AIR Konservasi tanah mempunyai arti luas dan sempi dimana konservasi tanah dalam arti luas adalah penempatan setiap bidang tanah dengan cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Sedangkan kosenvasi tanah dalam arti sempit adalah upaya mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi. Konservasi tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan konservasi air. Setiap perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat itu dan tempat-tempat di hilirnya. Oleh karena itu konservasi tanah dan konservasi air merupakan dua hal yang berhuibungan erat sekali; berbagai tindakan konservasi tanah adalah juga tindakan konservasi air. Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau. Sumber: Sitanala Arsyad (2006). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press. METODE KONSERVASI TANAH DAN AIR 1.

Metode yang digunakan dalam konservasi tanah dan air dibagi menjadi tiga macam metode yaitu : Metode vegetatif

Metode vegetatif adalah suatu cara pengelolaan lahan miring dengan menggunakan tanaman sebagai sarana konservasi tanah (Seloliman, 1997). Tanaman penutup tanah ini selain untuk mencegah atau mengendalikan bahaya erosi juga dapat berfungsi memperbaiki struktur tanah, menambahkan bahan organik tanah, mencegah proses pencucian unsur hara dan mengurangi fluktuasi temperatur tanah. Metode vegetatif untuk konservasi tanah dan air termasuk antara lain: penanaman penutup lahan (cover crop) berfungsi untuk menahan air hujan agar tidak langsung mengenai permukaan tanah, menambah kesuburan tanah (sebagai pupuk hijau), mengurangi pengikisan tanah oleh air dan mempertahankan tingkat produktivitas tanah (Seloliman, 1997). Penanaman rumput kegunaannya hampir sama dengan penutup tanah, tetapi mempunyai manfaat lain, yakni sebagai pakan ternak dan penguat terras. Cara penanamannya dapat secara rapat, barisan maupun menurut kontur.

2.

Metode mekanik Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat) dengan menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi tanahnya. Tujuannya untuk memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air permukaan (Seloliman, 1997). Termasuk dalam metode mekanik untuk konservasi tanah dan air di antaranya pengolahan tanah. Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok pengolahan tanah adalah menyiapkan tempat tumbuh bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma (Arsyad, 1989).

Pengendalian erosi secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha pengawetan tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan pertanian dengan cara mekanis tertentu. Sehubungan dengan usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik yang ditempuh bertujuan untuk memperlambat aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan penyaluran aliran permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak merusak. Pengolahan tanah menurut kontur adalah setiap jenis pengolahan tanah (pembajakan, pencangkulan, pemerataan) mengikuti garis kontur sehingga terbentuk alur-alur dan jalur tumpukan tanah yang searah kontur dan memotong lereng. Alur-alur tanah ini akan menghambat aliran air di permukaan dan mencegah erosi sehingga dapat menunjang konservasi di daerah kering. Keuntungan utama pengolahan tanah menurut kontur adalah terbentuknya penghambat aliran permukaan yang memungkinkan penyerapan air dan menghindari pengangkutan tanah. Oleh sebab itu, pada daerah beriklim kering pengolahan tanah menurut kontur juga sangat efektif untuk konservasi ini. Pembuatan terras adalah untuk mengubah permukaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan menahan serta menampungnya agar lebih banyak air yang meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi (Sarief, 1986). Menurut Arsyad (1989), pembuatan terras berfungsi untuk mengurangi panjang lereng dan menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan dan memungkinkan penyerapan oleh tanah, dengan demikian erosi berkurang. 3.

Metode kimia Kemantapan struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi. Yang dimaksud dengan cara kimia dalam usaha pencegahan erosi, yaitu dengan pemanfaatan soil conditioner atau bahanbahan pemantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi

(Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985). Bahan kimia sebagai soil conditioner mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya berjangka panjang karena senyawa tersebut tahan terhadap mikroba tanah. Bahan tersebut juga memperbaiki pertumbuhan tanaman semusim pada tanah liat yang berat (Arsyad, 1989). Penggunaan bahanbahan pemantap tanah bagi lahan-lahan pertanian dan perkebunan yang baru dibuka sesunggunya sangat diperlukan mengingat:  Lahan-lahan bukaan baru kebanyakan masih merupakan tanah-tanah virgin yang memerlukan banyak perlakuan agar dapat didayagunakan dengan efektif.  Pada waktu penyiapan lahan tersebut telah banyak unsur-unsur hara yang terangkat.  Pengerjaan lahan tersebut menjadi lahan yang siap untuk kepentingan perkebunan, menyebabkan banyak terangkut atau rusaknya bagian top soil, mengingat pekerjaannya menggunakan peralatan-peralatan berat seperti traktor, bulldozer dan alat-alat berat lainnya.

Related Documents


More Documents from "Ardani Patanduk"