KONSEP DASAR SISTEM MUSKULOSKELETAL
Chairul Huda Al Husna
MUSKULOSKELETAL Terdiri dari : Muskuler/Otot : Otot, tendon, dan ligamen Skeletal/Rangka : Tulang dan sendi
Muscle/otot Fungsi sistem muskuler : 1. Pergerakan menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot melekat
2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berdiri/duduk terhadap gaya gravitasi.
3. Produksi panas Kontraksi otot secara metabolis menghasilkan panas mepertahankan suhu tubuh normal
Muscle/otot Ciri sistem otot : 1. Kontrakstilitas berkontraksi 2. Eksitabilitas respons terhadap impuls saraf. 3. Ekstensibilitas kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot saat rileks. 4. Elastisitas dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang
Muscle/otot
Keywords : Kontraksi, ± 600 buah, melekat
Otot Rangka Keywords otot lurik, volunteer, melekat pada rangka, panjang, silindris, lebar, kontraksi cepat & kuat
Mikroskopis :
• Otot rangka bundel-bundel paralel serabut2
silinder panjang/myofiber/serabut otot sebuah sel bernukleus banyak di tepinya sarcoplasma myofibril myofilament2
• Myofilament kasar protein myosin • Myofilament halus protein aktin
Otot Polos Keywords otot tdk lurik, involunteer, dinding berongga, spindel, kecil, kontraksi kuat & lamban
Mikroskopis • Sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun oleh myofilamen-myofilamen
Otot Polos Dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk berkontraksi : Otot polos unit ganda campuran misal : dinding pembuluh darah besar, traktus respiratorik
Otot polos unit tunggal bereksitasi sendiri (miogenik ) tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik spontan misal pada lapisan dinding organ berongga atau visera
Otot Jantung Keywords otot lurik, involunteer, hanya pada jantung, terus-menerus • Mikroskopis mirip otot skelet/lurik/rangka
Kerja Otot • • • • •
Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan) Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup) Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan) Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan) Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan) • Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh)
fleksi
hyperektensi
Ektensi netral
abduksi
Ektensi netral
Rotasi internal
aduksi
Rotasi ekternal
Dorsi fleksi Plantar fleksi
fleksi
Eversi
Ektensi netral
Fleksi
Adduksi netral
inversi
Abduksi
Mekanisme Kontraksi Otot • Potensial aksi (PA) menjalar dari saraf motorik ke ujung serat otot saraf mengeluarkan asetilkolin • Asetilkolin pada membran otot bekerja utk membuka gerbang ion natrium mengalir kedalam serat otot • PA juga menjalar di sepanjang membran serat otot retikulum sarkoplasma (RS) membebaskan kalsium ke dalam miofibril • Ion kalsium memicu gaya tarik menarik filamen aktin & miosin saling bergeser (sliding) proses kontraksi • Setelah selesai ion kalsium dipompa kembali ke RS disimpan sampai datang potensial aksi otot • Pengeluaran ion kalsium dari miofibril menyebabkan kontraksi berhenti
Tendon Ikatan jaringan fibrous yang padat yang merupakan ujung dari otot dan menempel kepada tulang.
Ligamen Susunan serabut yang terdiri dari jaringan ikat keadaannya kenyal dan fleksibel. Ligament mempertemukan kedua ujung tulang dan mempertahankan stabilitas.
Tipe Ligamen (NP) • Ligamen tipis – Pembungkus tulang & kartilago – Ligamen kolateral yg ada di siku & lutut – Memungkinkan terjadinya pergerakan
• Ligamen jaringan elastik kuning – Dipererat oleh jaringan yang membungkus dan memperkuat sendi – Seperti pada tulang bahu dengan tulang lengan atas
Sistem rangka dan sendi • Alat gerak tubuh manusia sistem muskuloskeletal: pasif rangka (skeletal); aktif otot (muscle) • Rangka-tulang: jaringan ikat yg keras & kaku (jaringan penyokong); banyak mengandung mineral, zat perekat dan zat kapur. • Tulang rawan, tulang, dan sendi
Struktur Mikroskopis Tulang (NP) • Sistem Havers: saluran Havers (saraf, pembuluh darah, aliran limfe) • Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris). • Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–lempengan yang mengandung sel tulang). • Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon).
Fungsi Sistem Rangka 1. Penyangga: berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak & organ 2. Penyimpanan mineral (kalsium & fosfat) dan lipid (yellow marrow) 3. Produksi sel darah (red marrow) 4. Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus & lunak 5. Penggerak; dpt mengubah arah & kekuatan otot rangka saat bergerak; adanya persendian
Tulang • Pembentuk jaringan: - sel-sel tulang (sel osteoprogenitor, osteoblast, osteosit, dan osteoklas) - matriks • Matriksnya mengandung unsur anorganik, terutama kalsium fosfat (hidroksiapatit) • Scr makroskopik: - spongiosa (kanselosa) - kompak (padat) • Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dlm kanalikuli tulang kompak
Klasifikasi Tulang Berdasarkan Bentuknya Ossa longa (tulang panjang), contoh: humerus, femur, radius, ulna Ossa brevia (tulang pendek), contoh: tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki Ossa plana (tulang pipih), contoh: tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum Ossa irregular (tulang tidak beraturan): contoh: vertebra, tulang muka, pelvis Ossa pneumatica (tulang berongga udara): contoh: os maxilla & mastoid
Pembagian Sistem Skeletal
Struktur Tulang • Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak hidup (matriks). • Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang). • Osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam mineral. • Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk. • Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel tulang dewasa). • Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan tulang).
Pembentukan Tulang (NPIP) • Sekresi serat kolagen oleh osteoblas osteoid belum terkalsifikasi kalsifikasi berlangsung dalam beberapa minggu • Tulang secara terus menerus diendapkan oleh osteoblas dan diserap oleh osteoklas proses dinamik remodelling
Pembentukan Tulang • Keseimbangan antara proses osteoblas-osteoklas dipengaruhi oleh : – Stress mekanis/tekanan pada tulang – PTH merangsang aktivitas osteoklas – Kalsitonin menurunkan kapasitas & laju osteoklas baru – Makanan Vitamin D
Perkembangan Tulang • Daerah pada tulang yang terus tumbuh adalah lempeng epifisis diantara diafisis dan epifisis • Pertumbuhan longitudinal tulang ini akan terus berlangsung sampai lempeng pertumbuhan epifisis menutup usia remaja terbentuk garis epifisis
Persendian • Tempat pertemuan 2 tulang atau lebih. Ada tiga tipe sendi : 1. Sendi Fibrosa (sinartrodial) Sendi yg tdk dpt bergerak, ex: perlekatan tulang fibia dan tibula bagian distal, sutura 2. Sendi kartilaginosa (amfiartrodial) sendi yg dpt sedikit bergerak, ex: simfisis pubis, sendi pd tulang punggung/belakang 3. Sendi Sinovial (diartrodial) Sendi yg dpt digerakkan dgn bebas, tdp cairan sinovium sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi engsel (siku), sendi putar (kepala dan leher), dan sendi pelana (jempol/ibu jari)
Low Back Region Cervical/leher 7 ruas Thoracalis/punggung 12 ruas Lumbalis/pinggang 5 ruas
Sakralis/kelangkang 5 ruas Koksigeus/ekor 4 ruas
Pemeriksaan Fisik • Teknik inspeksi & palpasi dilakukan untuk mengevaluasi integritas tulang, postur, fungsi sendi, kekuatan otot, cara berjalan dan kemampuan klien melakukan ADL • Dasar pengkajian adalah perbandingan kesimetrisan tubuh
PENYEBAB GANGGUAN SYSTEM MUSCULOSKELETAL • • • • •
kelainan congenital neoplasma infeksi trauma degeneratif
Pemeriksaan Fisik •
Pengumpulan data dengan cara inspeksi, palpasi dan pengukuran A. Skeletal – catat penyimpangan dari structur normal defrmitas tulang, perbedaan panjang, bentuk, amputasi – identifikasi pergerakan abnormal dan krepitasi
Pengkajian skeletal • Dikaji adanya deformitas & kesejajaran • Dapat dijumpai: pertumbuhan tulang yg abnormal, pemendekan ekstemitas, amputasi, angulasi abnormal, gerakan pada titik selain sendi
Pengkajian tulang belakang • Deformitas yang perlu diperhatikan: – Skoliosis – Kifosis – Lordosis
Pengkajian persendian • Periksa luas gerakan (ROM) scr aktif & pasif, deformitas, stabilitas adanya benjolan • Jika sendi terasa nyeri, periksa adanya kelebihan cairan dlm kapsul sendi, pembengkakan dan peningkatan suhu yang mencerminkan adanya inflamasi aktif
B. SENDI – identifikasi bengkak yang dapat menunjukkan adanya inflamasi atau effuse – catat deformiotas yang berhubungan dengan kontraktur atau dislokasi – evaluasi stabilitas yang mungkin berubah – gambarkan ROM baik aktif maupun pasif
Pengkajian sistem otot • Perhatikan kemampuan merubah posisi, kekuatan otot & koordinasi, ukuran masing2 otot
C. OTOT – – – –
inspeksi ukuran dan contour otot kaji koordinasi gerakan palpasi tonus otot kaji kekuatan otot baik dengan evaluasi sepintas dengan jabat tangan atau dengan mengukur skala criteria yaitu 0 untuk tidak ada kontraksi sampai 5 = normal ROM dapat melawan penuh gaya gravitasi – ukur lingkar untuk mencatat peningkatan pembengkakan atau perdarahan atau pengecilan karena atropi – identifikasi klonus yang abnormal
Kekuatan otot Tingkatan Deskripsi • 5 normal • ROM komplit terhadap grafitasi dg resistensi penuh • 4 baik • ROM komplit terhadap grafitasi dg beberapa resisten • 3 sedang • ROM komplit terhadap grafitasi • 2 buruk • ROM komplit dg batasan grafitasi • 1 sedikit • ada bukti sedikit kontraktilitas tanpa adanya gerakan sendi • 0 tak ada • lumpuh
Pengkajian cara berjalan • Minta klien berjalan beberapa meter • Perhatiakn kehalusan dan iramanya • Setiap gerakan yg tak teratur/ ireguler dianggap tidak normal
D. NEUROVASKULER – kaji status sirkulasi pada extremitas dengan mencatat warna kulit, suhu, nadi perifer, capillary refill, nyeri – kaji status neurology – tes reflek – catat penyebaan rambut dan keadaan kuku
E. KULIT • •
inspeksi truma injury (luka, memar) kaji kondisi kronis (dermatitis, stasis ulcer)
Proses Keperawatan •
Pengkajian Pengkajian umum : data tentang kemampuan pergerakan, adanya ketidaknyamanan dan abnormalitas yang mencolok, dan adanya gerakan involuntary : 1. observasi gaya berjalan dan gerakan yang disengaja untuk koordinasi dan kecepatan 2. catat postur dan posisi badan 3. identifikasi penggunaan alat bantu seperti tongkat, walker, dll
Pemeriksaan khusus • • • • • • •
Sinar X CT scan Magnetic Resonance Imaging (MRI) Venogram Mielografi Artrografi Dll.
Evaluasi Diagnostik • Radiologi dan imaging studies 1. X-ray – pada tulang mengetahui densitas, texture, erosion, dan perubahan sambungan – pada cortex mengetahi pelebaran, penyempitan, irregularity – pada sendi menunjukkan cairan, irregularity, formasi, penyempitan, perubahan contour sendi
•
Pemeriksaan Sendi – arthrocentesis aspirasi cairan sinovial untuk tujuan pemeriksaan dengan menggunakan jarum – Arthroscopy
• •
laboratorium biopsy tulang
Masalah keperawatan yg dijumpai: • • • • • • •
Kerusakan mobilitas fisik Nyeri Intoleransi aktifitas Resiko cedera Resiko sindrom disuse Gangguan body image dll
Terimakasih