mati mentah memudar asa dalam raga yang tercekal maut dan menyisakan serpihan tetes pilu dalam siklus pengakuan monolog terhadap kebengisan senyum berkulitmulus. semerbak aura menghangatkan ketermenungan, menemani kemurungan mata yang menggantung tak berdaya mengelabui kecamukan badai stimuli. fosil kecupan yang meradang menjamur telah menyebar ke seluruh pori mimpi tuk memasung semua impian yang mengelabu dalam ketabuan. satu perhelai mahkota itu bermekaran, menyatu menjadi batu, membatu dalam keabadian perilaku yang terbanggakan oleh degupan kecantikan yang berulang-ulang.