Kompas 11feb09 Bl 25 Banjir Puncak Rob Hari Ini

  • Uploaded by: lp3y.org
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kompas 11feb09 Bl 25 Banjir Puncak Rob Hari Ini as PDF for free.

More details

  • Words: 661
  • Pages: 2
Kompas.Com

Page 1 of 2

Print

Send

Close

Puncak Rob Hari Ini Rabu, 11 Februari 2009 | 02:00 WIB

Jakarta, Kompas - Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, pasang laut akan mencapai puncaknya, Selasa (10/2) malam hingga Rabu (11/2) dini hari. Banjir air pasang atau rob di pesisir Jakarta dan sekitarnya dipastikan makin parah. ”Sesuai penanggalan berdasarkan perhitungan rotasi bulan, purnama penuh terjadi Selasa malam hingga Rabu. Inilah masa puncak air pasang,” kata Achmad Zakir, Kepala Bidang Informasi Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Selasa. KOMPAS/AGUS SUSANTO

Warga mulai membangun kembali rumah dan warung yang rusak diterjang ombak di Kampung Marunda Pulo, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (10/2). Gelombang tinggi beberapa hari terakhir menghantam sejumlah rumah dan warung yang dibangun di pinggir pantai.

Achmad Zakir mengatakan, pasang air laut sebenarnya fenomena rutin yang terjadi dua kali dalam sebulan, yaitu saat bulan baru dan bulan purnama. Saat pasang, ketinggian permukaan air laut bisa mencapai 3 meter dan biasanya meluber hingga ke kawasan pantai.

Di sisi lain, tanggul penghalang yang ada belum sepenuhnya dibenahi. Akibatnya, luapan air laut saat pasang terus membanjiri permukiman warga. Terkait tanggul yang bermasalah, Selasa kemarin, Wali Kota Jakarta Utara Bambang Sugiyono didampingi Camat Penjaringan Syahril Suwarno meninjau daerah rawan banjir di RW 01 dan RW 04, Kamal Muara. Wali Kota dengan berbasah-basah meninjau lokasi yang tergenang rob, termasuk sejumlah rumah yang rusak diterjang gelombang pasang yang terjadi sehari sebelumnya. Selain meninjau lokasi rawan rob di Kamal Muara, Wali Kota juga meninjau tanggul yang jebol di Muara Angke. ”Saya ingin memberikan perhatian serius terhadap nasib warga saya, terutama yang terkena musibah banjir,” katanya. Selain di kawasan Jakarta Utara, sebagian wilayah Jakarta Barat juga tergenang rob. Di RT 14 dan 13 RW 07 Kelurahan Kedaung Kali Angke, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, misalnya, puluhan rumah terendam rob sejak sepekan terakhir. Sampah, limbah industri, dan air bercampur menggenangi jalan dan memasuki rumah warga. Rob juga melanda Kelurahan Kapuk di seberang Kelurahan Kedaung Kali Angke yang dibatasi Kali Apuran Bawah. Yanto, warga setempat, mengatakan, sejak Cengkareng Drain dibangun, alur Kali Apuran yang sudah menyempit tidak bisa mengalir ke laut. Aliran Kali Apuran mengalir ke arah Kali Angke di dekat Jembatan Genit. Jalan Peternakan Raya juga terendam air setinggi 15-20 sentimeter sejauh 200 meter lebih.

http://cetak.kompas.com/printnews/xml/2009/02/11/02000771/Puncak.Rob.Hari.Ini

2/18/2009

Kompas.Com

Page 2 of 2

Mulai normal Asisten Manajer Pelayanan Pelanggan dan Humas PT Pelindo II Cabang Tanjung Priok Hambar Wiyadi menjelaskan, kegiatan bongkar muat di Tanjung Priok kemarin justru mulai normal. Tinggi gelombang laut, yang mencapai 3 meter hari Senin lalu, Selasa kemarin hanya 0,5-1,5 meter dan kecepatan angin 5-10 knot per jam. Kapal sudah bisa bongkar muat tanpa hambatan. Bongkar muat kapal Sea Walrus dari Thailand yang mengangkut 5.212 ton beras dan kapal Thai Bawn yang membawa 16.458 ton pulp atau bubur kertas yang sempat tertunda dapat dilanjutkan kembali. Meski demikian, kekhawatiran akan datangnya cuaca buruk lagi pada Rabu ini atau hari-hari berikutnya tetap membayangi para pelaut. Meninggal kedinginan Selain rob, banjir akibat hujan yang terus turun membuat seorang nenek yang sakit-sakitan dilaporkan meninggal karena kedinginan. Rumah perempuan renta ini terendam air cukup tinggi sehingga dia tidak bisa dievakuasi. Nenek yang bernama Ronimah (76) itu meninggal di rumahnya di Kampung Pulo RT 16 RW 03, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa pukul 07.00. Menurut Said, salah seorang tetangga, Ronimah memang sudah sakit, tetapi sulit dievakuasi ke rumah sakit karena terhalang banjir. ”Semua orang sibuk mengurus banjir, udara juga dingin karena hujan terus-menerus turun. Kondisi Bu Ronimah pun makin lama makin lemah,” kata Said. Untuk mengevakuasi ibu sembilan anak ini, warga Kampung Pulo harus melewati air setinggi pinggang orang dewasa. Dari rumahnya, jenazah akhirnya dibawa ke Mushala Awabin, lalu dimakamkan di TPU Rawabunga, Jakarta Timur. Dengan meninggalnya Ronimah, berarti sudah dua orang yang meninggal selama musim banjir ini. Sebelumnya, seorang bocah berusia tiga tahun meninggal di pengungsian korban banjir. Akan tetapi, dokter memastikan penyebab utama kematian bocah tersebut karena pembengkakan hati. (ARN/CAL/ONG/NEL)

arn;cal;ong;nel

Dapatkan artikel ini di URL: http://entertainment.kompas.com/read/xml/2009/02/11/02000771/Puncak.Rob.Hari.Ini

http://cetak.kompas.com/printnews/xml/2009/02/11/02000771/Puncak.Rob.Hari.Ini

2/18/2009

Related Documents