Kompas.Com
Page 1 of 3
Print
Send
Close
Pesawat dan KA Masih Terganggu Selasa, 10 Februari 2009 | 02:51 WIB
Semarang, Kompas - Hujan masih mengganggu moda transportasi udara, dan darat di wilayah pantai utara Jawa, Senin (9/2). Di luar Jawa, tingginya gelombang laut telah mengakibatkan distribusi berbagai bahan pokok, batu bara bagi sejumlah pusat pembangkit listrik terhambat, karena tongkang dan kapal fery harus menunda perjalanan. Kondisi Bandar Udara (Bandara) Internasional Ahmad Yani Semarang, Senin (9/2) terpaksa dibuka-tutup. Pukul 06.0009.00 bandara beroperasi. Lima pesawat diberangkatkan, satu pesawat tiba. Namun, pukuk 09.45, bandara kembali KOMPAS/Bahana Patria Gupta
Banjir yang belum surut akibat hujan deras pada Sabtu lalu dan jebolnya tanggul Sungai Blorong, menyebabkan kemacetan di jalur pantura sepanjang Jalan Arteri Semarang-Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Senin (9/2). Selain menimbulkan kemacetan sepanjang 15 kilometer, banjir juga mengganggu lalu lintas kereta api di jalur utara dan merendam 10 kecamatan di Kabupaten Kendal.
ditutup karena hujan yang turun lagi, menggenangi landasan pacu setinggi 3-4 centimeter (cm). Selepas pukul 14.00, bandara membatasi penggunaan landasan pacu hingga pukul 16.00. Selama pembatasan itu, empat pesawat dizinkan mendarat. ”Setelah para kru pesawat menyatakan kondisi landasan aman, bandara dibuka penuh setelah pukul 16.00,” kata Asisten Manajer Pelayanan Bandara PT
AP I Bandara Ahmad Yani Edi Hartono. Landasan pacu dinyatakan aman bila genangan tak melebihi 10 milimeter. Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, mengemukakan, Bandara Ahmad Yani Semarang membutuhkan pembenahan berupa pembangunan benteng atau penahan ombak (break water), dan perbaikan drainase. Hal itu guna mencegah genangan air di landasan bandara akibat hujan dan limpasan pasang air laut (rob). ”Tanpa pembangunan break water di Bandara Ahmad Yani, genangan air akibat rob sulit dihindari. Tetapi, biaya pembangunan break water sangat mahal,”kata Jusman. Peningian jalur Sedangkan Direktur Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak, mengatakan pemerintah menargetkan peninggian ruas jalan Semarang-Demak sepanjang 25 kilometer tuntas pada September 2009. Ini untuk mengantisipasi dampak genangan air dan air pasang laut (rob) hampir setiap tahun di sejumlah ruas pantura Jawa. Pemerintah juga akan membangun dan memperlebar ruas jalan Jakarta-Kudus sepanjang 600 kilometer dengan lebar empat lajur. Hingga kini, terdapat sekitar 4.800 kilometer ruas jalan nasional yang seharusnya diperbaiki. Tahun 2009, rekonstruksi jalan nasional sepanjang 1.800 kilometer akana menyerap dana Rp 17 triliun.
http://cetak.kompas.com/printnews/xml/2009/02/10/02512356/pesawat.dan.ka.masih.terganggu ... 2/11/2009
Kompas.Com
Page 2 of 3
Perjalanan KA tertunda Genangan banjir Senin kemarin masih terjadi di jalur kereta api (KA) Stasiun Poncol, dan Stasiun Alas Tuwo Kota Semarang. Jalur itu masih bisa dilalui, tetapi harus menggunakan lokomotif yang lebih tinggi. Di Stasiun Tawang ketinggian air mencapai 50 cm di luar stasiun, dan 30-an cm di dalam stasiun. Sedangkan lalu lintas KA Cepu-Semarang masih terputus. Sejak dua hari ini, KA Feeder dan KRD Express Cepu-Semarang tidak beroperasi. Akibat banjir, kedatangan KA dari Semarang ke Surabaya terlambat 4 hingga 18,5 jam. Kepala Humas PT Kereta Api (KA) Daerah Operasional VIII Surabaya Sugeng Priyono menjelaskan, empat KA tertahan di wilayah PT KA Daerah Operasional IV Semarang karena genangan air menggerus lintasan rel antara Stasiun Kalibodri-Kaliwungu dan Stasiun Mangkang-Jrakah. ”Lintasan Stasiun Kalibodri-Kaliwungu tergerus sepanjang 20 meter sehingga rel menggantung setinggi 70 sentimeter. Sedangkan lintasan Stasiun Mangkang-Jrakah tergerus sepanjang 15 meter dengan posisi rel menggantung 110 sentimeter,” ujarnya Senin (9/2) di Surabaya. Akibatnya, perjalanan empat KA yang telanjur memasuki wilayah Semarang itu pun tertahan, seperti KA Argo Bromo Anggrek (malam), KA Gumarang, KA Sembrani, dan KA Argo Bromo Anggrek (siang). ”KA Anggrek (malam) seharusnya tiba di Surabaya pukul 08.00 tetapi terlambat hingga pukul 23.00, KA Gumarang seharusnya tiba pukul 06.30 namun molor hingga pukul 00.30, KA Sembrani biasanya tiba pukul 06.00 tapi mundur hingga pukul 00.30, dan KA Anggrek (siang) tiba pukul 24.00 padahal seharusnya tiba pukul 20.00,” jelas Sugeng. Eko Prilianto Sudradjat (28), penumpang KA Argo Bromo Anggrek menjelaskan Surabaya-Jakarta harus ditempuhnya 22 jam, padahal dalam kondisi normal hanya 10 jam. KA Argo Anggrek yang berangkat pukul 08.00 dari Stasiun Pasar Turi, Surabaya, Minggu (8/2), baru tiba di Stasiun Gambir, Jakarta, Senin (9/2) pukul 06.30. PT KA Daops VII Surabaya terpaksa membatalkan pula keberangkatan KA Rajawali, karena terjadi antrean kereta di Stasiun Poncol, Semarang, hingga Stasiun Alastuo. Ada 18 perjalanan KA Se,arang-Surabaya PP terancam terlambat. Di Stasiun Bojonegoro, selain tiga kereta dari Semarang belum tiba, dua kereta juga gagal diberangkatkan yakni KA Fider Tawang Jaya jurusan Bojonegoro-Jakarta lewat Semarang, dan KA Rajawali jurusan Surabaya-Semarang. Batubara dan barang Akibat cuaca buruk di perairan Samudera Hindia, enam tongkang pengangkut batubara dari Kalimantan belum bisa merapat di Pelabuhan Tanjung Intan, Kabupaten Cilacap, Jateng. Keenam kapal tongkang itu kini tertahan di sekitar perairan Jatim karena dihadang gelombang tiga sampai lima meter. Demikian penjelasan Kepala Seksi Penjagaan dan Penyelamatan Kesatuan Pelaksana Pengamanan Laut dan Pantai (KPLP), Kantor Administratur Pelabuhan Cilacap, Aher Priyatno, di Cilacap, Senin (9/2). Manajer Teknik PLTU Cilacap Sutikno mengatakan, pihaknya masih memiliki cadangan batubara untuk produksi listrik 300 megawat sampai setengah bulan mendatang. ”Sementara ini produksi listrik PLTU tak terganggu.” Sedangkan Pengelola Pelabuhan 35 Ilir Kota Palembang mengurangi muatan kapal feri rute Palembang-Mentok untuk
http://cetak.kompas.com/printnews/xml/2009/02/10/02512356/pesawat.dan.ka.masih.terganggu ... 2/11/2009
Kompas.Com
Page 3 of 3
mengantisipasi cuaca buruk yang sering terjadi di Selat Bangka. Akibatnya, terjadi antrean muatan sehingga menghambat distribusi kebutuhan pokok dari Palembang menuju Pulau Bangka. Menurut A Ansyori, Kepala Pelabuhan 35 Ilir Kota Palembang Senin (9/2) menjelaskan dalam cuaca normal, kapasitas angkut muatan feri 18-20 truk. Saat cuaca buruk, dibatasi hanya 12 truk. ”Pengurangan kapasitas untuk mengamankan pelayaran kapal feri,” katanya. Menurut Badan Meteorologi Geofisika Kota Palembang dan Administratur Pelabuhan 35 Ilir, tinggi gelombang laut di Selat Bangka sampai sekarang lebih dari dua meter. Pengurangan kapasitas angkut mengakibatkan antrean truk bermuatan berbagai jenis bahan pokok di Pelabuhan 35 Ilir Palembang. Hingga Senin sore, lebih 20 truk tertahan di Pelabuhan 35 Ilir. Selain bandara, KA, dan kapal, cuaca buruk juga menghambat moda transportasi roda empat. Jebolnya tanggul Sungai Blorong, mengakibatkan antrean kendaraan sepanjang 10 kilometer di Kabupaten Kendal, Jateng. Genangan air setinggi 80 cm, memutus jalur jalan sepanjang 500-an meter dari depan Markas Polres Kendal hingga Alun-alun Kendal, dan jalur arah Jalan Pemuda. ”Kalau tahu masih macet seperti ini, lebih baik saya mengganti rute,” kata Jamino (26), sopir truk keramik Surabaya yang terjebak empat jam tujuan Tegal itu. Namun kendaraan roda empat dengan bodi rendah, umumnya mogok saat melintasi banjir. Banjir juga berakibat kemacetan panjang dari Kota Semarang-Kendal. Polisi mengatakan, pengalihan kendaraan terpaksa dilakukan di sejumlah ruas jalan. (ABK/DEE/ACI/HEN/DEN/ILO/UTI/GAL/LKT/MDN/ONI)
Dapatkan artikel ini di URL: http://entertainment.kompas.com/read/xml/2009/02/10/02512356/pesawat.dan.ka.masih.terganggu
http://cetak.kompas.com/printnews/xml/2009/02/10/02512356/pesawat.dan.ka.masih.terganggu ... 2/11/2009