Kliping Nurul Ikhsan Kuwarasan.docx

  • Uploaded by: Ramdhan Al Gazalie
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kliping Nurul Ikhsan Kuwarasan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,111
  • Pages: 15
SUKU TORAJA, SUKU JAWA, SUKU BADUY, SUKU DAYAK DAN SUKU ASMAT (TUGAS KLIPING PELAJARAN PPPKn)

DISUSUN OLEH Nama

:

Shelyn Nur Rofiqoh

NISN

:

_______________

MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) PLUS NURURROHMAH

PONDOK PESANTREN AL KAMAL TAMBAKSARI, KUWARASAN, KEBUMEN

A. Suku Toraja 1.

Pakaian Adat Baju adat Toraja disebut Baju Pokko' untuk wanita dan seppa tallung buku untuk lakilaki. Pakaian adat pria Toraja dikenal dengan Seppa Tallung Buku, berupa celana yang panjangnya sampai di lutut. Pakaian ini masih dilengkapi dengan asesoris lain, seperti kandaure, lipa’, gayang dan sebagainya. Sedangkan untuk wanita, Baju adat Toraja disebut Baju Pokko’. Baju Pokko’ berupa baju dengan lengan yang pendek. Warna kuning, merah, dan putih adalah warna yang paling sering mendominasi pakaian adat Toraja

2.

Rumah Adat Toraja memiliki rumah adat unik yang bernama Tongkonan. Rumah adat Toraja ini memiliki atap yang melengkung seperti perahu yang dibuat dari susunan bambu. Saat ini, sebagian tongkonan juga sudah menggunakan seng sebagai bahan pembuat atapnya. Pada bagian depannya terdapat deretan tanduk kerbau. Tongkonan berasal dari kata “tongkon” yang berarti duduk bersama-sama. Terdapat lumbung padi yang dibuat dari batang pohon palem yang disebut “alang” di depan rumah adat toraja ini. Di bagian lumbung tersebut terdapat berbagai macam ukiran di antaranya bergambar matahari dan ayam yang merupakan simbol untuk menyelesaikan perkara.

3.

Senjata Tradisional (Badik Raja) Badik raja merupakan jenis badik yang berasal dari Kabupaten Bone, tepatnya dari daerah Kajuara. Masyarakat sekitar percaya jika badik dengan nama lain gencong raja atau bontoala ini dibuat oleh mahluk halus, tidak mengherankan jika nilai sakral yang dipunyainya menjadi sangat tinggi.

Badik raja ini memiliki ukuran agak besar dengan panjang antara 20 cm sampai 25 cm. Bentuknya menyerupai badik lampo battang dengan bagan bilahnya yang membungkuk serta perut bilah yang membesar. Badik ini terbuat dari logam berkualitas tinggi dan selalu dilengkapi dengan pamor indah pada bagian hulunya, seperti halnya pamor timpalaja ataupun pamor mallasoancale.

Sesuai dengan namanya, senjata tradisional Sulawesi Selatan bernama Badik Raja ini dahulunya kerap dipakai oleh para raja-raja Bone.

4.

Tarian Adat (ma'gellu') Tarian ini paling populer ditarikan oleh para remaja putri padea upacara kegembiraan seperti pada pesta panen,pesta perkawinan, dan untuk menyambut tamu. Penarinya

terdiri dari 3,5 orang atau lebih. Pakaian penari adalah pakaian khusus penari seperti kandaure dan perhiasan emas yang antik

5.

Makanan Khas Pantollo Lendong (Belut) Pantollo Ledong yaitu makanan yang terbuat dari bahan dasar belut. Kemudian diolah dan dimasak seperti halnya rawon dan dicampur dengan menggunakan bumbu dan rempah-rempah khas Toraja. Makanan ini biasanya dihidangkan dalam acara khusus seperti acara-acara adat masyarakat Toraja.

B. Suku Jawa 1.

Pakaian Adat Jawa Tengah Bagi Anda yang sudah pernah pergi ke keraton Yogyakarta pastinya sudah pernah melihat bentuk pakaian adat dari daerah Yogyakarta karena ketika Anda berkunjung ke keraton Yogyakarta tentunya Anda akan langsung di sambut oleh beberapa orang dari keraton yang keseluruhan memakai pakaian adat dari Yogyakarta. Baju adat Jawa Tengah sendiri memiliki bentuk dan corak yang tidak jauh berbeda dengan pakaian adat dari daerah Yogyakarta.

Pakaian adatnya sendiri terdiri dari Blangkon, Surjan, dan Keris. Bedanya hanya terletak pada bentuk dari masing-masing aksesoris tadi. Nama Pakaian Adat Jawa Tengah untuk pria disebut dengan Jawi Jangkep (terdiri dari blangkon, baju beskap dan keris). Sedangkan untuk wanita disebut dengana baju Kebaya. Itu tadi jenis Baju adat Jawa Tengah Pria dan Wanita yang perlu Anda ketahui.

2.

Rumah adat (Rumah Joglo) Perlu diketahui rumah joglo merupakan rumah adat dari Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta. Walau termasuk budaya dari 3 tiga daerah yang berbeda, namun tidak banyak perbedaan antara satu sama lain.

Rumah joglo memiliki beberapa bagianbagian

yang memiliki

berbeda-beda.

Ada

fungsi

yang

yang

digunakan

sebagai tempat menjamu tamu bahkan hanya untuk sekedar untuk bersantaisantai. Semua telah diatur dengan baik, sesuai

dengan

penggunaan

dan

kebutuhan.

Bagian yang paling terkenal dari rumah joglo adalah bagian yang bernama pendapa. Pendapa adalah ruangan yang berada di bagian paling depan dalam struktur rumah joglo. Pada umumnya tempat ini digunakan untuk acara-acara besar seperti, wayang kulit, tari, gamelan dan lain-lain.

3.

Senjata tradisional (keris) Senjata tradisional Jawa Tengan yang pertama dan yang paling populer adalah keris. Senjata yang bernama Keris ini telah diakui sebagai senjata dengan nilai seni yang tinggi. Daya serangnya yang bisa melumpuhkan dari jarak dekat juga tak bisa dianggap remeh.

Pada beberapa daerah yang dihuni entitas Melayu, seperti Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, bahkan hingga Negeri Jiran, Malaysia kita juga bisa menemukan senjata serupa. Akan tetapi, keris Jawa cenderung lebih populer karena kerap kali dianggap memiliki tuah tertentu. Keris Jawa bisa ditemukan dalam beragam bentuk, mulai dari yang tanpa luk (lekukan), berluk 3, 5, 7, dan seterusnya. Banyak wisatawan mancanegara atau domestik yang mengkoleksi senjata tradisional ini sebagai bentuk kekaguman dari setiap corak tempahan yang terpahat pada bilahnya.

4.

Tarian (Tari Blambangan Cakil) Yang pertama adalah Tari Blambangan Cakil yaitu tarian yang diadopsi dari cerita pewayangan. Pesan dari budaya Hindu sangat kental pada tarian ini. Hal in terbukti dengan adegan yang disadur sebagai tarian adalah “Perang Kembang” dimana para ksatria dan raksasa saling berperang yang meggambarkan peperangan antara kebaikan melawan kejahatan. Tokoh ksatria, pada umumnya mengambil tokoh Arjuna sebagai pahlawan kebaikan dan Tokoh Raksasa, Cakil menggambarkan kejahatan dengan gestur tari kasar dan beringas.

Pesan moral dari Tari Blambangan Cakil ini adalah bahwa kejahatan akan selalu dikalahkan oleh kebaikan, sekuat apapun kejahatan itu berkuasa.

5.

Makanan (Lumpia Semarang ) Hampir semua orang pasti mengetahui jika kota Semarang memiliki satu makanan khas dengan cita rasa yang sangat nikmat, lumpia namanya. Makanan ini sangat nikmat apabila di santap saat masih hangat, terlebih jika ditambah cabe rawit atau saus pasti akan lebih menggoda dan menggugah selera Anda.

Lumpia Semarang mempunyai isi yang beragam, mulai isi ayam, telur, rebung, udang hingga sayuran. Jangan lupa untuk mencicipi makanan yang satu ini saat Anda berkunjung ke Semarang.

C. Suku Baduy 1. Pakaian adat Pakaian dengan warna putih dan hitam merupakan warna abadi yang membedakan status sosial mereka. Seperti suku Baduy dalam identik dengan pakaian putih. Sementara, suku Baduy luar dibedakan dengan warna pakaian hitam.

2. Rumah adat Rumah adat merupakan bangunan yang mempunyai ciri khas terkait dengan budaya dari tiap-tiap suku yang ada di Indonesia. Di Indonesia begitu banyak rumah adat yang mewakili suku dan adat istiadat dari masing-masing daerah. Salah satunya adalah Suku Baduy, suku asli masyarakat Banten yang memiliki rumah adat Sulah Nyanda. Terletak di dalam pegunungan, Suku Baduy hidup di dalam rumah adat yang terbuat dari kayu dan bambu ini.

Pembuatan rumah adat Sulah Nyanda dilakukan dengan cara gotong royong menggunakan bahan baku yang berasal dari alam. Bahan seperti kayu digunakan untuk membangun pondasi, sedangkan pada bagian dasar pondasi menggunakan batu kali atau umpak sebagai landasannya.

Hal yang unik dari pembangunan rumah ini adalah dibangun dengan mengikuti kontur tanah. Hal ini berkaitan dengan aturan adat yang mengharuskan setiap masyarakat yang ingin membangun rumah tidak merusak alam sekitar demi membangun suatu bangunan. Karenanya, tiang-tiang rumah adat Suku Baduy tidak memiliki ketinggian yang sama. Sedangkan anyaman bambu digunakan dalam pembuatan bilik dan lantai rumah. Untuk atap, rumah adat Suku baduy menggunakan ijuk yang terbuat dari daun kelapa yang telah dikeringkan

3. Senjata Tradisional ( Bedog ) Bedog menjadi atribut sehari-hari lelaki Baduy. Ada dua macam Bedog yang dibuat dan digunakan oleh orang Baduy, yaitu bedog polos dan bedog pamor. Bedog polos dibuat dengan proses yang biasa, menggunakan besi baja bekas per pegas kendaraan bermotor yang ditempa berulang-ulang. Bedog ini digunakan oleh orang Baduy untuk menebang pohon, mengambil bambu, dan keperluan lainnya. Bedog Baduy yang telah diyakini kekuatannya yaitu bedog yang berpamor. Bedog pamor memiliki urat-urat atau motif gambar yang menyerupai urat kayu dari pangkal hingga ujung bedog pada kedua permukaannya. Proses pembuatannya lebih lama dan memerlukan pencampuran besi dan baja yang khusus. Kekuatan dan ketajaman bedog pamor melebihi bedog polos biasa, di samping memiliki kharisma tersendiri bagi yang menyandangnya.

Bedog buatan orang Baduy-Dalam berbeda dengan buatan orang Baduy-Luar. Secara jelas perbedaannya terletak pada sarangka dan perah-nya, baik yang berpamor maupun tidak. Bedog terbuat dari bahan baja dan besi bekas dari per pegas kendaraan bermotor.

Pembuatannya

dengan

cara menempa besi baja tersebut hingga pipih dan tajam dengan pemanasan api arang

4. Tarian Adat Baduy atau yang biasa di sebut juga sebagai masyarakat kanekes adalah nama sekelompok masyarakat adat Sunda di Banten. Suku Baduy tinggal di pedalaman Jawa Barat, desa terakhir yang bisa dijangkau dengan kendaraan adalah Desa Ciboleger Jawa Barat. Dari desa ini kita baru bisa memasuki wilayah suku baduy luar. Tetapi sebelum kita masuk ke wilayah suku baduy kita harus melapor dulu kepada pimpinan adatnya yang di sebut Jaro.

5. Makanan Khas (Pasung Merah) Pasung merah adalah kue khas suku Baduy. Makanan ini kini sudah banyak ditemui di kawasan Serang, Lebak, Pandeglang dan Cilegon. Kue ini biasanya hadir dan disajikan dalam beberapa acara kecil hingga hingga acara besar lainnya.

D. Suku Dayak 1.

Pakaian Adat (King Bibinge) Pakaian suku dayak khusus wanita disebut King Bibinge. Pakain tersebut terbuat dari bahan kulit tanaman kapuo atau ampuro. Tanamna tersebut di pilih sebagai pakaian karena memiliki serat yang tinggi. Tanaman tersebut di ambil kulitnya kemudian diolah menjadi baju adat yang bagus dan menawan. Adapun seperangkat pakaian wanita terdapat kain bawahan, stagen, penutup dada. Pada penutup dada sudah dilengkapi dengan

pernak

pernih

dan

juga

perhiasan. Seperti halya manik-manik, kalung, bulu buurng enggang dan gelang.

2.

Rumah Adat (Rumah Betang) Rumah Betang Suku Dayak tidak hanya dibangun sebagai tempat tinggal belaka. Tetapi lebih dari itu Rumah Betang Suku Dayak memiliki fungsi lain nilai adat yang tinggi. Rumah betang banyak ditemukan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.

Rumah Betang Suku Dayak selalu berbentuk panggung dan panjang sesuai dengan namanya.

3.

Tarian (Tari Kancet Papatai) Tari Kancet Papatai adalah tarian perang yang bercerita tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah yang sedang berperang. Gerakan tarian ini sangat lincah,gesit, dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan sang penari. Dalam tarian ini penari memakai baju tradisional suku Dayak Kenyah lengkap dengan peralatan perang seperti mandau, perisai, dan baju perang. Tarian ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya menggunakan alat musik Sampe.

4.

Senjata (Mandau) Kalau Aceh punya Rencong, dan Jawa Punya Keris, maka Kalimantan atau Dayak memiliki yang namanya Mandau. Senjata satu ini memang khas Dayak dan hanya ditemui di sana. Dilihat dari bentuk, Mandau ini sama seperti pedang pada umumnya. Hanya saja ia memiliki beberapa ciri khas berupa ornamen-ornamennya yang cantik. Bahkan beberapa mandau juga dihiasi emas dan perak.

5.

Makanan (Juhu Singkah) Juhu Singkah, merupakan makanan khas Suku Dayak yang terbuat dari rotan muda. Bahan unik tersebut dimasak bersama ikan baung dan terong asam, serta rempah-

rempah dan santan. Rasa Juhu Singkah, gurih, asam dan sedikit pahit. Sensasi rasa tersebut bercampur dengan manis dan segar dari daging ikan. Juhu Singkah makanan berkuah kuning yang lezat disantap bersama nasi hangat.

E. Suku Asmat 1.

Pakaian Adat Secara Umum, Pakaian Adat Pria Dan Perempuan Papua Hampir Sama, Hanya Memakai Sebuah Bawahan Seperti Androk Yang Terbuat Dari Rajutan Daun Sagu Yang Dibuat Rapih Menyerupai Anderok Atau Rok Dan Dipakai Sebagai Bawahan.

Pada Bagian Kepala, Dikenakan Penutup Yang Terbuat Dari Rajutan Daun Sagu Dan Pada Sisi Bagian Atasnya Dipenuhi Bulu Burung Kasuari.

Suku Asmat Memkai Pakaian Adat RumbaiRumbai, Hanya Untuk Menutupi Bagian Tertentu. Rumbai-Rumbai Dibuat Dari Daun Sagu.

2.

Rumah Adat (Jew) Suku Asmat Mempunyai Rumah Adat Yang Bernama Jew Atau Sering Disebut Dengan Rumah Bujang.Rumah Adat Jew Ini Berbentuk Rumah Panggung Dengan Luas Umumnya 10-15 Meter Namun Ada Juga Yang Panjangnya Sampai 50 Meter Dengan Lebar Belasan Meter. Rumah Jew Ini Mempunyai Posisi Yang Istimewa Dalam Struktur Masyarakat Suku Asmat,Karena Di Bangun Demi Kepentingan Khusus Saat Melakukan Kegiatan Yang Bersifat Tradisional Atau Menurut Ketentuan Adat

3.

Tarian Adat (Tari Tobe) Tari Tobe Sering Dimainkan Saat Ada Upacara Adat. Tarian Ini Dilakukan Oleh 16 Orang Penari Laki-Laki Dan 2 Orang Penari Perempuan. Dengan Gerakan Yang Melompat Atau Meloncat Diiringi Irama Tifa Dan Lantunan Lagu-Lagu Yang Mengentak, Membuat Tarian Ini Terlihat Sangat Bersemangat. Tarian Ini Memang Dimaksudkan Untuk Mengobarkan Semangat Para Prajurit Untuk Pergi Ke Medan Perang.

4.

Senjata Tradisional (Tombak Asmat) Tombak Asmat merupakan senjata yang sangat penting untuk berburu dan berperang bagi masyarakat Papua. Tombak Asmat digunakan sebagai senjata pendamping sehari-hari ketika memasuki daerah perhutanan untuk memburu hewan yang dijadikan makanan. Dengan menggunakan tombak, masyarakat Papua akan lebih mudah menangkap hewan karena senjata ini sangat panjang dan bisa menjangkau jarak jauh.

5.

Makanan Khas (Sagu Lempeng) Makanan ini terbuat dari tepung sagu yang dipanggang dalam wadah tanah liat. Warnanya akan berubah menjadi merah ketika sudah matang. Kini selain rasa orisinal, sagu lempeng pun sudah banyak dilakukan inovasi. Seperti menambahkan kacang dan gula. Sehingga rasanya lebih bervariasi.

Namun demikian, tak banyak toko kue yang menjual sagu lempeng. Pasalnya, penganan ini hanya enak disantap saat masih panas. Ketika sudah dingin rasanya agak berubah dan tidak terlalu disukai masyarakat. Sehingga Anda mungkin bisa memesan secara khusus sagu lempeng ini dan dimakan di tempat, tidak dibungkus untuk dibawa pulang.

Related Documents

Kliping
June 2020 23
Kliping Yogi
June 2020 15
Kliping Ips.docx
October 2019 31
Kliping Olahraga
October 2019 24
Kliping Jawa.docx
April 2020 23

More Documents from "EmriArdi"