Kkpk Buwinda Baru 2

  • Uploaded by: Nisa Nurul
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kkpk Buwinda Baru 2 as PDF for free.

More details

  • Words: 2,580
  • Pages: 19
PERAWATAN LUKA MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan pada Semester Genap (2) Disusun oleh: Annisa Putri M

E1815401003

Alpia Rahmawati S

E1815401022

Dina Meliyana

E1815401006

Hana Nurfadillah

E1815401023

Meyda Anada A

E1815401024

Ramaddini Nurhabsah

E1815401014

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA 2019

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi atas izin dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Klinik Praktek

Kebidanan

.Kami

mengucapkan

terimakasih

kepada

Ibu

Winda

windiyani.M.Keb selaku dosen pembimbing mata kuliah Keterampilan Klinik Praktek Kebidanan. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan kami terima dengan senang hati. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kami sebagai penulis dan umumnya bagi para pembaca. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Tasikmalaya, Maret 2019

penulis

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii BAB I PEMBAHASAN ................................................................................................... 1 1.1Latar belakang.......................................................................................................... 1 1.2 Rumusan masalah ................................................................................................... 1 1.2Tujuan ...................................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2 2.1 PengertianLuka ....................................................................................................... 2 2.2 Sectio Caesarea ....................................................................................................... 5 2.3 Cara perawatan luka dengan modern dressing ....................................................... 8 2.4 Penyembuhan Luka Dengan Modern Wound Dressing ......................................... 9 BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 14 3.1 Simpulan ............................................................................................................... 14 3.2 Saran ..................................................................................................................... 14 Daftar pustaka ................................................................................................................. 15

ii

BAB I PEMBAHASAN

1.1 Latar belakang luka

adalah

terputusnya

kontinuitas

jaringan

karena

cedera

atau

pembedahan.Luka bisa diklasifi kasikan berdasarkan strukturanatomis, sifat, proses penyembuhan, dan lama penyembuhan. Berdasarkan sifat, yaitu: abrasi, kontusio,insisi, laserasi, terbuka, penetrasi, puncture,sepsis, dan lain-lain. Klasifi kasi berdasarkanstruktur lapisan kulit, meliputi: superfi sial,yang melibatkan lapisan epidermis; partialthickness, yang melibatkan lapisan epidermisdan dermis; dan full thickness yang melibatkan epidermis, dermis, lapisan lemak, fascia, dan bahkan sampai ke tulang

1.2 Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud luka ? 2. Bagaimana perawatan luka sectio caesarea ? 3. Bagaimana cara perawatan luka dengan modrn dressing ? 4. Bagaimana penyembuhan luka dengan modrn wound dressing ?

1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi luka 2. Untuyk mengetahui perawatan luka sectio caesarea 3. Untuk menegtahui cara perawatan luka modrn dressing 4. Untuk mengetahui penyembuhan luka dengan modern wound dressing

1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 PengertianLuka Luka adalah kerusakan hubungan antar jaringan-jaringan pada kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain (Agung, 2005). Selain itu, menurut Koiner dan Taylan (2001), Luka adalah terganggunya integritas normal dari kulit dan jaringan di bawahnya yang terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi, superficial atau dalam. Faktor yang mempengaruhi luka yaitu: berdasarkan usia menyatakan bahwa anak dan dewasa penyembuhan lebih cepat daripada orang tua. Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah; berdasarkan nutrisi menyatakan penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh. Klien memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral seperti Fe, Zn. Klien kurang nutrisi memerlukan waktu untuk memperbaiki status nutrisi mereka setelah pembedahan jika mungkin. Klien yang gemuk meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena supply darah jaringan adipose tidak adekuat, berdasarkan infeksi menyatakan infeksi luka menghambat penyembuhan (Ismail, 2008) 1. Proses Penyembuhan Luka Menurut Sotani (2009), dalam

proses penyembuhan luka dapat

diklasifikasikan menjadi penyembuhan primer dimana luka diusahakan bertaut, biasanya

dengan

bantuan

jahitan

dan

penyembuhan

sekunder

penyembuhan luka tanpa ada bantuan dari luar (mengandalkan antibodi) 1. Proses Penyembuhan Luka a. Proses Inflamasi

2

dimana

3

Pembuluh darah terputus, menyebabkan pendarahan dan tubuh berusaha ntuk menghentikannya (sejak terjadi luka sampai hari ke – lima) dengan karakteristik dari proses ini adalah: hari ke 0-5, respon segera setelah terjadi injuri pembekuan darah untuk mencegah kehilangan darah, dan memiliki ciri-ciri tumor, rubor, dolor, color, functio laesa. Selanjutnya dalam fase awal terjadi haemostasis, pada fase akhir terjadi fagositosis dan lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi b. Proses Proliferasi Terjadi proliferasi fibroplast (menautkan tepi luka) dengan karakteristik dari proses ini adalah: terjadi pada hari 3 – 14, disebut juga dengan fase granulasi adanya pembentukan jaringan granulasi pada lukaluka nampak merah segar, mengkilat, jaringan granulasi terdiri dari kombinasi: fibroblasts, sel inflamasi, pembuluh darah yang baru, fibronectin and hyularonic acid. Epitelisasi terjadi pada 24 jam pertama ditandai dengan penebalan lapisan epidermis pada tepian luka dan secara umum pada luka insisi, epitelisasi terjadi pada 48 jam pertama c. Proses Maturasi Proses ini berlangsung dari beberapa minggu sampai dengan 2 tahun dengan terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta peningkatan kekuatan jaringan (tensile strength), dilanjutkan terbentuk jaringan parut (scar tissue) 50-80% sama kuatnya dengan jaringan sebelumnya serta terdapat pengurangan secara bertahap pada aktivitas selular dan vaskularisasi jaringan yang mengalami perbaikan 2. KLASIFIKASI LUKA 1. berdasarkan sifat kejadian a. luka disengaja (intensional traumatic) : luka radiasi, luka bedah,

4

b. luka tidak disengaja (unintensional traumatic): luka terbuka (abrasi/gesekan, puncture/tusukan, hautration/ akibat alat yang digunakan dalam perawatan luka ), luka tertutup 2. berdasarkan penyebab a.luka mekanik 

Vulnus skisum (luka sayat/luka insisi/incised wunds) : karakteristik, pinggiran luka rapi



Vulnus contusum ( luka memar/contision wound) karakteristik cedera pada jaringan bawah kulit akiban benturan benda tumpul



Vulnus laceratum (luka robek) karakteristik terdapat robek jaringan yang menyebabkan jaringan rusak



Vulnus puncure (luka tusuk/ puncture wound) karakteristik luka luar tanpak kecil namun bagian dalam besar



Vulnus sclo petorum (luka tembak)



Vunus morsum (luka gigitan) katrakteristik tidak jelas bentuknya



Vulnus abdrasio (luka terkikis) karakteristik tidak sampai ke pembuluh darah

b. luka nonmekanik : engatan listrik, obat 3. berdasarkan lamanya proses penyembuhan a. luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan waktu proses penyembuhan luka (21 hari sesuai dengan proses menutupnya luka) : luka operasi, luka kecelakaan, dan luka bakar b. luka kronik adalah luka yang sulit sembuh dan fase penyembuhan lukanya mengalami pemanjangan : luka tekan (dr=ekubitus), luka karana diabetes, luka karna pembuluh darah vena maupun arteri, luka kanker, luka dehiscene, dan abses.

5

4. berdasarkan tingkat kontaminasi a. luka bersih ( clean wounds) yaitu luka bedah yang tidak terinfeksi dan tidak terjadi proses peradangan ( inflamasi) . biasanya menghasilkan luka yang tertutup. Luka tidak mengenai system gastrointestinal, pernafasan, dan genitourinaria. b. luka bersih terkontaminasi (clean-contaminate wounds) yaitu luka pembedahan dimana system ( system gastrointestinal, pernafasan dan genitouria) sekitar luka terkontaminasi atau terinfeksi. c. luka kontaminasi (contamined wounds) luka traumatic, luka terbuka, luka bedah, dengan asespsis yang buruk d. luka infeksi (infected wounds) yaitu luka dimana area luka terdapat pathogen dan disrtai tanda-tanda infeksi.

2.2 Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding rahim. Pada pasien yang dilakukan operasi pembedahan untuk tindakan sectio cesarea ini memerlukan beberapa perhatian karena ibu nifas yang melahirkan dengan operasi caesarea agar dapat melewati fase penyembuhan pasca operasi tanpa komplikasi.Operasi Caesar atau sering disebut dengan seksio sesarea adalah melahirkan janin melalui sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus). Seksio sesaria adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh.(Wiknjosastro, 2005). Proses persalinan operasi caesar umumnya berlangsung sekitar satu jam. Pada pasien dengan pembiusan total, kesadaran akan berlangsung pulih secara bertahap seusai penjahitan luka operasi. Sedangkan pada pembiusan regional, dengan anasthesi epidural atau spinal (memasukkan obat bius melalui suntikan pada punggung), ibu bersalin akan tetap sadar hingga operasi selesai dan hanya bagian perut ke bawah akan hilang sensasi rasa sementara.

6

a. Tujuan Perawatan PostOperasi Tujuanperawatan pasca operasi adalah pemulihan kesehatan fisiologi dan psikologi wanita kembali normal. b.

Persiapan 1. Alat Set perawatan luka dan angkat jahitan dalam bak instrumen steril : 1) Sarung tangan steril. 2) Pinset 4 (2 anatomis, 2 cirurgis) 3) Gunting hatting up. 4) Lidi waten. 5) Kom 2 buah 6) Kasa steril 7) Plester 8) Gunting perban 9) Bengkok 2 buah 10) Larutan NaCl Perlak dan alas Betadin 11) Korentang 12) Alkohol 70% Kapas bulat dan sarung tangan bersih 2. Lingkungan 1) Menutup tirai / jendela. Merapikan tempat tidur 2) Pelaksanaan Mengatur posisi sesuai dengan kenyamanan pasien. 3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akandilakukan. 4) Inform Consent.d. Prosedur Pelaksanaan1 5) Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah perawatan luka 6) Dekatkan semua peralatan yang diperlukan 7) Letakkan bengkok dekat pasien. 8) Tutup ruangan / tirai di sekitar tempat tidur. 9) Bantu klien pada posisi nyaman

7

10) Cuci tangan secara menyeluruh 11) Pasang perlak dan alas. 12) Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester. Angkat balutan dengan pinset. 13) Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan. 14) Dengan sarung tangan/pinset, angkat balutan. 15) Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan NaCl. 16) Observasi karakter dan jumlah drainase. 17) Buang balutan kotor pada bengkok, lepaskan sarung tangan dan buang pada bengkok yang berisi Clorin 5%. 18) Buka bak instrumen, siapkan betadin dan larutan NaCl pada kom, siapkan plester, siapkan depres. 19) Kenakan sarung tangan steril. 20) Inspeksi luka, perhatikan kondisinya, letak drain, integritas jahitan dan karakter drainase serta palpasi luka (kalau perlu). 21) Bersihkan luka dengan larutan NaCl dan betadin dengan menggunkan pinset. Gunakan satu kasa untuk setiap kali usapan. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke area yang terkontaminasi. Gunakan dalam tekanan progresif menjauh dari insisi/tepi luka. 22) Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka/insisi. Usap dengan cara seperti pada langkah 17. 23) Melepaskan jahitan satu persatu selang seling dengan cara : menjepit simpul jahitan dengan pinset cirurgis dan ditarik sedikit ke atas kemudian menggunting benang tepat dibawah simpul yang berdekatan dengan kulit/pada sisi lain yang tidak ada simpul. 24) Olesi luka dengan betadin. 25) Menutup luka dengan kasa steril dan di plester 26) Merapikan pasien

8

27) Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya 28) Melepaskan sarung tangan. 29) Perawat mencuci tangan. 3. Hal hal yang perlu diperhatikan 1. Pengangkatan balutan dan pemasangan kembali balutan dapat menyebabkan pasien terasa nyeri 2. Cermat dalam menjaga kesterilan 3.

Mengangkat jahitan sampai bersih tidak ada yang ketinggalan

4. Teknik pengangkatan jahitan di sesuaikan dengan tipe jahitan 5. Peka terhadap privasi klien.

2.3 Cara perawatan luka dengan modern dressing Metode perawatan luka yang berkembang saat ini adalah menggunakan prinsip moisture balance, yang disebutkan lebih efektif dibandingkan metode konvensional.5,6 Perawatan luka menggunakan prinsip moisture balance ini dikenal sebagai metode modern dressing.Selama ini, ada anggapan bahwa suatu luka akan cepat sembuh jika luka tersebut telahmengering. Namun faktanya, lingkungan luka yang kelembapannya seimbang memfasilitasi pertumbuhan sel dan proliferasi kolagen dalam matriks nonseluler yang sehat. Pada

luka

akut,

moisture

balance

memfasilitasi

aksi

faktor

pertumbuhan,cytokines, dan chemokines yang mempromosi pertumbuhan sel dan menstabilkanmatriks jaringan luka.Jadi, luka harus dijaga kelembapannya. Lingkungan yang terlalu lembap dapat menyebabkan maserasi tepi luka, sedangkan kondisi kurang lembap menyebabkan kematian sel, tidak terjadi perpindahan epitel dan jaringan matriks.5,6 Perawatan luka modern harus tetapmemperhatikan tiga tahap, yakni mencuci luka, membuang jaringan mati, dan memilih balutan. Mencuci luka bertujuan menurunkan jumlah bakteri dan membersihkan sisabalutan lama, debridement jaringan nekrotik atau membuang jaringan dan sel

9

mati daripermukaan luka.Perawatan luka konvensional harus sering mengganti kain kasa pembalut luka, sedangkan perawatan luka modern memiliki prinsip menjaga

kelembapan

lukadengan

menggunakan

bahan

seperti

hydrogel.Hydrogel berfungsi menciptakan lingkungan luka tetap lembap, melunakkan serta menghancurkan jaringan nekrotik tanpa merusak jaringan sehat, yang kemudian terserap ke dalam struktur gel dan terbuang bersama pembalut (debridemen autolitik alami). Balutan dapat diaplikasikan selama tiga sampai lima hari, sehingga tidak sering menimbulkan trauma dan nyeri pada saat penggantian balutan.6Jenis modern

dressing

lain,

yakni

Ca

Alginat,

kandungan

Ca-nya

dapat

membantumenghentikan perdarahan.Kemudian ada hidroselulosa yang mampu menyerap cairandua kali lebih banyak dibandingkan Ca Alginat.Selanjutnya adalah hidrokoloid yangmampu melindungi dari kontaminasi air dan bakteri, dapat digunakan untuk balutanprimer dan sekunder. Penggunaan jenis modern dressing disesuaikan dengan jenisluka.6,7 Untuk luka yang banyak eksudatnya dipilih bahan balutan yang menyerap cairanseperti foam, sedangkan pada luka yang sudah mulai tumbuh granulasi, diberi geluntuk membuat suasana lembap yang akan membantu mempercepat penyembuhan lukadengan debridement, baik dengan autolysis debridement maupun dengan pembedahan.

2.4 Penyembuhan Luka Dengan Modern Wound Dressing Prinsip dan Kaidah Balutan luka (wound dressings) telah mengalami perkembangan sangat pesat selama hampir dua dekade ini. Teori yang mendasari perawatan luka dengan suasana lembap antara lain:7,8 a. Mempercepat fi brinolisis. Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih cepat oleh neutrofi l dan sel endotel dalam suasana lembap. b. Mempercepat angiogenesis. Keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan merangsang pembentukan pembuluh darah lebih cepat.

10

c. Menurunkan risiko infeksi; kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan perawatan kering. d. Mempercepat pembentukan growth factor. Growth factor berperan pada proses penyembuhan luka untuk membentuk stratum korneum dan angiogenesis. e. Mempercepat pembentukan sel aktif. Pada keadaan lembap, invasi neutrofi l yang diikuti oleh makrofag, monosit, dan limfosit ke daerah luka berlangsung lebih dini. 1. Pemilihan Balutan Luka Saat in, ilebih dari 500 jenis modern wound dressing dilaporkan tersedia untuk menangani luka kronis. Bahan modern wound dressing dapat berupa hidrogel, fi lm dressing, hydrocolloid, calcium alginate, foam/ absorbant dressing, antimicrobial dressing, antimicrobial hydrophobic. 2. Hidrogel Dapat membantu proses peluruhan jaringan nekrotik oleh tubuh sendiri. Berbahan dasar gliserin/air yang dapat memberikan kelembapan; digunakan sebagai dressing primer dan memerlukan balutan sekunder (pad/kasa dan transparent fi lm).Topikal ini tepat digunakan untuk luka nekrotik/berwarna hitam/kuning dengan eksudat minimal atau tidak ada.

3. Film Dressing Jenis balutan ini lebih sering digunakan sebagai secondary dressing dan untuk luka-luka superfi sial dan non-eksudatif atau untuk luka post-

11

operasi.Terbuat dari polyurethane fi lm yang disertai perekat adhesif; tidak menyerap eksudat

Indikasi: luka dengan epitelisasi, low exudate, luka insisi. Kontra indikasi: luka terinfeksi, eksudat banyak. 4. Hydrocolloid Balutan ini berfungsi mempertahankan luka dalam suasana lembap, melindungi luka dari trauma dan menghindarkan luka dari risiko infeksi, mampu menyerap eksudat tetapi minimal; sebagai dressing primer atau sekunder, support autolysis untuk mengangkat jaringan nekrotik atau slough. Terbuat dari pektin, gelatin, carboxymethylcellulose, dan elastomers. 

Indikasi: luka berwarna kemerahan dengan epitelisasi, eksudat minimal.



Kontraindikasi: luka terinfeksi atau luka grade III-IV.

5. Calcium Alginate Digunakan untuk dressing primer dan masih memerlukan balutan sekunder. Membentuk gel di atas permukaan luka; berfungsi menyerap cairan luka yang berlebihan dan menstimulasi proses pembekuan darah. Terbuat dari rumput laut yang berubah menjadi gel jika bercampur dengan cairan luka. 

Indikasi: luka dengan eksudat sedang sampai berat.

12



Kontraindikasi: luka dengan jaringan nekrotik dan kering. Tersedia dalam bentuk lembaran dan pita, mudah diangkat dan dibersihkan.

6. Foam/absorbant dressing Balutan ini berfungsi untuk menyerap cairan luka yang jumlahnya sangat banyak (absorbant dressing), sebagai dressing primer atau sekunder. Terbuat dari polyurethane; non-adherent wound contact layer, highly absorptive 

Indikasi: eksudat sedang sampai berat.



Kontraindikasi: luka dengan eksudat minimal, jaringan nekrotik hitam.

7. Dressing Antimikrobial Balutan mengandung silver 1,2% dan hydrofi ber dengan spektrum luas termasuk bakteri MRSA (methicillin-resistant Staphylococcus aureus). Balutan ini digunakan untuk luka kronis dan akut yang terinfeksi atau berisiko infeksi. Balutan antimikrobial tidak disarankan digunakan dalam jangka waktu lama dan tidak direkomendasikan bersama cairan NaCl 0,9%.

13

8. Antimikrobial Hydrophobic Terbuat

dari

diakylcarbamoil

chloride,

nonabsorben,non-adhesif.

Digunakan untuk luka bereksudat sedang banyak, luka terinfeksi, dan memerlukan balutan sekunder. 9. Medical Collagen Sponge Digunakan untuk merangsang percepatan pertumbuhan jaringan luka dengan eksudat minimal dan memerlukan balutan sekunder.

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Penggunaan ilmu dan teknologi serta inovasi produk perawatan luka dapat memberikan nilai optimal jika digunakan secara tepat.Prinsip utama dalam manajemen perawatan luka adalah pengkajian luka yang komprehensif agar dapat menentukan keputusan klinis yang sesuai dengan kebutuhan pasien.Diperlukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan klinis untuk menunjang perawatan luka yang berkualitas, terutama dalam penggunaan modern.

3.2 Saran Demikian makalah ini dibuat,mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada lritik dan saran yang membangun untuk diperbaiki kesalahan pada makalah ini.Mohon

maaf

apabila

ada

kesalahan

perhatian,kami ucapkan terimakasih.

14

dalam

pembuatan

makalah

ini.Atas

Daftar pustaka file:///C:/Users/HP/Downloads/75-Article%20Text-131-1-10-20170210.pdf http://eprints.umpo.ac.id/612/2/BAB%201.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/46421/Chapter%20II.pdf?seque nce=4&isAllowed=y https://dokumen.tips/documents/perawatan-luka-pasca-operasi-sesardocx.html https://www.academia.edu/11839564/Perawatan_Luka_Operasi_Bedah

Related Documents

Kkpk Buwinda Baru 2
August 2019 38
Baru 2
June 2020 6
Baru
June 2020 44
Tugas Anreal 2 Baru
June 2020 2
Susunan Acara Baru-2
October 2019 40

More Documents from "Desintha Rachman"

Etika Profesi Bidan.docx
December 2019 24
`pe`rawatan` Luka
August 2019 35
Asuhan Kehamilan.pptx
December 2019 20
Kkpk Buwinda Baru 2
August 2019 38
Panduan
August 2019 103
Janstje.pdf
April 2020 37