Kisah Nabi Nuh Dan Perahu Raksasa.docx

  • Uploaded by: Habbuibb
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kisah Nabi Nuh Dan Perahu Raksasa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,377
  • Pages: 5
Nama : MUHAMAD HABIBULLAH Kelas/Angkatan :MATH B / 18

Kisah Nabi Nuh dan Perahu Raksasa Biografi Nabi Nuh Nuh adalah seorang rasul yang di ceritakan dalam Taurat, Alkitab, dan Al-Qur’an. Nuh diangkat menjadi nabi sekitar tahun 3650 SM. Diperkirakan ia tinggal di wilayah irak modern. Namanya disebutkan sebanyak 58 kali dalam 48 ayat dalam 9 buku Alkitab Terjemahan Baru, dan 43 kali dalam Al-Qur’an. Menurut Al-Qur’an, ia memiliki 4 anak laki-laki yaitu Kan’an, Ham, Yafet. Namun Alkitab hanya mencatat, ia memiliki 3 anak laki-laki Sem, Ham, dan Yafet. Kitab kejadian mencatat, pada jamanya terjadi banjir bandang yang menutupi seluruh bumi, hanya ia sekeluarga (istrinya, ketiga anaknya, dan ketiga menantunya) dan binatang-binatang yang ada di dalam perahu Nuh yang selamat dari banjir bandang yang terjadi di muka bumi tersebut. Setelah banjir bandang reda, Keluarga Nuh kembali me-repopulasi bumi. Suyuti memceritakan bahwa nama Nuh bukan berasal dari bahasa Arab, tetapi dari bahasa syam yang artinya “bersyukur” atau “selalu berterima kasih”. Hakim berkata dinamakan Nuh karena seiringnya dia menangis, nama aslinya adalah Abdul Ghafar (Hambadari Yang Maha Pengampun). Sedangkan menurut kisah dari Taurat nama asli Nuh alah Nahm yang kemudian menjadi nama sebuah kota, kuburan Nuh berada di desa al Waqsyah yang dibangun didaerah Nahm. Nuh mendapat gelar dari Allah dan Abdussyakur yang artinya “hamba (Allah) yang banyak bersyukur”. Dalam agama islam, Nuh adalah nabi ketiga sesudah Adam, dan Idris. Ia merupakan keturunan keturunan kesembilan dari Adam. Ayahnya adalah Lamik (Lamaka) bin Mutawasylah (Matu Salij) bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusyi bin syits bin Adam. Antara Adam dan Nuh ada rentang 10 generasi dan selama periode kurang lebih 1642 tahun.

Nuh hidup selama 950 tahun. Ia mempunyai istri bernama Wafilah, sedangkan beberapa sumber mengatakan istri Nuh adalah Namaha binti Tzila atau Amzurah binti Barakil dan memiliki empat orang putra, yaitu Kan”an, Yafith, Syam dan Ham.

Kisah Hidup Nabi Nuh diutus oleh Allah di sebuah daerah yang awalnya sederhana, di sebuah negeri yang dilalui dua sungai yaitu sungai eurafrat dan Tigris. Namun, seiring berjalanya waktu, kesederhanaan daerah tersebut berubah menjadi mencekam, yang kuat menindas yang lemah. Dari situlah awal kebobrokan kaum Nabi Nuh. Orang-orang muali lupa akan beribadah kepada Allah. Nabi Nuh memperingatkan kaumnya agar kembali ke jalan Allah.Tidak menyembah berhala-berhala yang mereka buat. Orangorang membuat berhala dan diletakkan di tepi sungai Eufrat. Mereka Menamakan berhalaberhala itu Wadd, Suwa’, Yaghust, Ya’uq, dan Nasr. Nabi Nuh selalu berdoa kepada Allah agar umatnya dijauhkan dari kebodohan. Banyak yang menentang seruan Nabi Nuh, terutama mereka yang punya posisi kuat. Ketika ia mengajak kaumnya kembali ke jalan Allah dan berhenti menyembah berhala, justru kaumnya menganggap bahwa Nuh adalah orang gila. Mereka menaruh dendam terhadap Nabi Nuh. Mereka menentang seruan Nuh. Bahkan berani mengejeknya dengan membandingkan harta yang dimiliki Nabi Nuh. Memang Nabi Nuh hidup tidak bergelimpangan harta seperti kaum kuat. Bukan hanya kaum kuat saja, kaum lemah pun tak mau mengikuti ajakan Nabi Nuh. Mereka takut dan berpikir bahwa apapun yang benar menurut kaum kuat, berarti benar juga di mata kaum lemah. Tetapi ada beberapa orang yang percaya akan perkataan Nabi Nuh. Mereka berasal dari golongan kaum miskin dan tertindas. Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun. Beliau tidak gentar dalam mengajak kaumnya kembali ke jalan Allah. Setiap hari ia sabar dan tawakkal meskipun caci maki kaumnya menghantamnya bertubi-tubi. Meskipun terlihat agak tua, namun ia masih kuat. Tidak hanya dicaci maki, tak segan-segan kaum kafir kerap memukul Nabi Nuh. Kehidupan beliau berlanjut dan tak pantang menyerah mengajak kaumnya, meskipun istrinya sendiri membangkang.

Hingga pada suatu hari, seorang malaikat turun ke bumi dan berkata kepada Nai Nuh,” Sesering apapun engkau menyeru kaummu, mereka tetap tidak akan beriman kepada Allah. Jangan letih dirimu demi mereka, karena mereka adalah orang terkutuk.” Kemudian, Nabi Nuh pun berdoa, ‘Tuhanku, jangan Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tiggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksia, lagi saat kufur.” (Q.S. Nuh : 26-27). Allah kemudian mewahyukan kepada Nabi Nuh agar membuat Perahu besar. Perahu tersebut memiliki 3 lantai, panjangnya 200 meter, lebar 70 meter dan tinggi 25 meter. Sangat sulit membuat perahu sebesar itu. Tetapi, kecakapan yang dimiliki Nabi Nuh sebagai tukang kayu serta dibantu juga oleh pengikut Nabi Nuh,untuk meringankan beban Nabi Nuh. Mereka membuat perahu di sebuah gurun dan terdeteksi pula oleh kaum kafir. Mereka menghina dan menghujat habis-habisan kepada Nabi Nuh dan kaumnya. Butuh waktu tidak sebentar untuk membangun perahu yang amat bersar yang berguna menampung semua pengikut Nabi Nuh dan hewan hewan dari air bah atau banjir bandang yang akan dikirim oleh Allah. Butuh waktu bertahun-tahun dan penantian yang amatlah panjang. Belum ditambah ejekkan kaum kafir semakin menjadi-jadi. Namun,Nabi Nuh dan kaumnya tetap bersabar dan menerima ejekan serta sesekali beliau menimpalinya dengan suatu saat gantian dirinya dan kaumnya yang mengejek mereka. “ Kaum Nabi Nuh percaya dan penuh harap akan apa yang Allah rencanakan. Selama 80 tahun mereka bekerja keras, mereka pun tinggal menunggu keputusan Allah “ Kemudian seorang wanita tua dan anak perempuan kecilnya bertanya kapan Allah akan menyelamatkannya dari orang-orang kafir. Beliau tidak mengetahuinya karena memang itu rahasia Allah. Dan ketika itu pula,malaikat turun dan berkata kepada Nabi Nuh, “ Bila terdapat air memancar dari rumah wanita tua itu, maka itulah saatnya banjir akan terjadi. “ Nabi Nuh menyampaikan apa yang disampaikan malaikat kepada kaumnya. Dan semenjak itu, kaumnya sering mengujungi rumah wanita tua itu. Pada suatu hari badai itu pun tiba. Tepat di suatu hari, langit penuh awan tebal dan hari itu menjadi sangat gelap. Orang-orang kafir meningkatkan tensi penindasan dan kekejamannya. Sampai seorang anak permpuan

berlari dan mendatangi Nabi Nuh dan mengatakan air di sumur rumahya memancar. Dan ketika semua melihat buktinya, segera beliau menyuruh kaumnya menaiki perahu yang telah dibangun oleh Nabi Nuh dan kaumnya. Seketika pula kilat menyambar dan bergemuruh suaranya serta hujan pun turun dengan derasnya. Air mulai terlihat memancar dari pegunungan dan lembah-lembah. Hujan turun amatlah deras beserta angin yang sangat kencang. Negeri mereka dipenuhi dengan air. Semua telah naik ke perahu yang sangat besar itu. Nabi Nuh dan para pengikutnya berdiri di lantai dua perahu sembari melihat banjir besar yang terjadi pada saat itu. Nabi Nuh berharap putranya tidak mengikuti kaum yang membangkang. Beliau terus menunggu anaknya datang. Ia melihat ada seorang anak kecil dan ia yakin bahwa itu dalah anaknya. Lalu, beliau berteriak, “Nak, datanglah kepadaku. Naiklah ke perahu ini. Gunung itu akan menlindungiku dari banjir ini.” Nabi Nuh terus memaksa dan berteriak agar anaknya naik ke peahu. Namun tetap saja anaknya menolak. Nabi berteriak untuk kali ketiga, namun terlambat. Anaknya tersapu sebuah ombak besar yang datang sehingga tenggelamlah anaknya. Hujan terus turun dengan derasnya. Hari demi hari terus belalu hingga 40 hari lamanya. Perahu tetaplah melaju dan mengarungi ombak. Nabi Nuh dan pengikutnya terus berdoa memohon keselamatan kepada Allah. Malaikat turun ke bumi dengan membawa kata kata suci. Kemudian oleh beliau ditulis kata-katanyapada sebuah lembaran kayu guna menyelamatkan perahu yang ditumpanginya. Perahu tetap maengarungi ombak besar menuju ke utara. Setelah 40 hari, hujan pun akhirnya berhenti. Matahari muali bersinar kembali dan muncullah pelangi. Kemudian beliau melepaskan seekor burung gagak yang kemudian balik lagi karena tak menemukan daratan. Lalu Nabi Nuh melepaskan merpati putih, burung terbang, menghilang beberapa saat dan kembali membawa sepotong ranting. Nabi Nuh pun melepaskan merpati putih satu lagi dan tak balik lagi. Dari kedua merpati putih yang dilepaskan, Nabi Nuh dan pengikutnya senang. Banjir sudah reda dan perahupun diarahkan ke utara. Mereka semua berdoa dan bersyukur kepada Allah karena telah menyelamatkan dari banjir bandang. Perahu yang mereka tumpangi pun berlabuh di puncak gunung judi. Hujan reda, air ditelan bumi dan kehidupan berangsur pulih.

Nabi Nuh dan pengikutnya meninggalkan perahu dan membangun peradaban baru di muka bumi. Semua hidup dengan rukun dan penuh kedamaian. Nabi Nuh sedang duduk-duduk menikmati sinar matahari saat malaikat maut datang menjemputnya. Ia ditanya oleh malaikat tentang pendapatnya mengenai kehidupannya yang panjang. Beliau pun menjawab, “ Kehidupanku di dunia ini seperti gerakanku dari tempat tadi ke tempat teduh ini.” Lalu beliau menutup matanya dan ia telah menyampaikan risalah serta menyelamtkan manusia dari kehancuran. Oleh sebab itu, Allah mengkhususkan salam atasnya selamalamanya dalam firman-Nya, “Salam sejahtera untuk Nuh di seluruh alam.” (Q.S. As-Saffat : 79)

Sumber: Buku The Greatest Stories of al Qur’an karya Syekh Kamal As Sayyid http://islamiislami.com/2016/06/20/kisah-hidup-dan-teladan-nabi-nuh/

Related Documents

Perahu Nabi Nuh
November 2019 28
Nabi Nuh
November 2019 41
Kisah Kisah Nabi
November 2019 58

More Documents from ""