Khutbah Jum'at: Mengingat Kematian

  • Uploaded by: Indra Sutriadi
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Khutbah Jum'at: Mengingat Kematian as PDF for free.

More details

  • Words: 2,462
  • Pages: 6
MEMPERBANYAK MENGINGAT MATI Oleh: Izzudin Karimi, Lc

،‫ت َأْعَماِلَنا‬ ِ ‫سَنا َوِمْن َسّيَئا‬ ِ ‫ َوَنُعْوُذ بلله مِْن ُشُرْوِر َأْنُف‬،‫سَتْغِفُرُه‬ ْ ‫سَتِعْيُنُه َوَن‬ ْ ‫حَمُدُه َوَن‬ ْ ‫حْمَد ل َن‬ َ ‫ِإّن اْل‬ َ ‫ َأْشهَُد َأْن َلا إله إل ال َوْحَدُه َلا َشِرْي‬،‫ي َلُه‬ ‫ك‬ َ ‫ضِلْل َفَلا َهاِد‬ ْ ‫ضّل َلُه َوَمْن ُي‬ ِ ‫َمْن َيْهِدِه ال َفَلا ُم‬ .‫حّمًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه‬ َ ‫ َوَأْشَهُد َأّن ُم‬،‫َلُه‬ ‫سِلُموَن‬ ْ ‫َياَأّيهَا اّلِذيَن َءاَمُنوا اّتُقوا ال َحّق ُتَقاِتِه َوَل َتُموُتّن ِإّل َوَأنُتم ّم‬ ‫ث ِمْنُهَما‬ ّ ‫س َواِحَدٍة َوَخَلَق ِمْنَها َزْوَجَها َوَب‬ ٍ ‫س اّتُقوا َرّبُكُم اّلِذي َخَلَقُكم ّمْن َنْف‬ ُ ‫َياَأّيَها الّنا‬ ‫سآَءُلوَن ِبِه َوْاَلْرَحاَم ِإّن ال َكاَن َعَلْيُكْم َرِقيًبا‬ َ ‫ل اّلِذي َت‬ َ ‫سآًء َواّتُقوا ا‬ َ ‫ِرَجالً َكِثًيا َوِن‬ ‫صِلحْ َلُكْم َأْعَماَلُكْم َوَيْغِفْر َلُكْم ُذُنوَبُكْم‬ ْ ‫ ُي‬. ‫َياَأّيَها اّلِذيَن َءاَمُنوا اّتُقوا ال َوُقوُلوا َقْوًل َسِديًدا‬ ‫ل َوَرُسوَلُه َفَقْد َفاَز َفْوًزا َعِظيًما‬ َ ‫َوَمن ُيِطِع ا‬ ‫حّمٍد صلى ال عليه و سلم‬ َ ‫ي َهْديُ ُم‬ ِ ‫ب ال َوَخْيَر اْلَهْد‬ ُ ‫ث ِكَتا‬ ِ ‫حِدْي‬ َ ‫ق اْل‬ َ ‫صَد‬ ْ ‫ َفِإّن َأ‬:‫َأّما َبْعُد‬ ‫ اللهم‬.‫ضَلاَلٍة ِفي الّناِر‬ َ ‫ َوُكّل‬،‫ضَلاَلٌة‬ َ ‫ َوُكّل ِبْدَعٍة‬،‫حَدَثٍة ِبْدَعٌة‬ ْ ‫ َوُكّل ُم‬،‫حَدَثاُتَها‬ ْ ‫َوَشّر اْلُأُمْوِر ُم‬ .‫حِبِه َوَسلْم‬ ْ‫ص‬ َ ‫ َوَعَلى آِلِه َو‬،‫حمٍد‬ َ ‫صل َعَلى ُم‬ َ Hadirin Jama'ah Jum'at Rahimakumullah, Dunia tidak abadi, ia berujung dan berakhir, sama halnya dengan penghuninya, manusia. Kontrak hidupnya juga terbatas. Selama-lamanya orang hidup, ia pasti berakhir dengan kematian-nya. Ya, kematian adalah akhir dari yang hidup, termasuk manusia. Tidak ada tempat berlari dan bersembunyi dari kematian. Orang bisa saja berlari dari sesuatu dengan meninggalkannya di balik punggungnya kecuali kematian, dia berlari darinya tetapi justru ia menghadang di depannya, bersembunyi di balik benteng yang ko-koh. Mendaki langit dengan alat canggih tidak bisa menghindarkan seseorang dari kematian. Firman Allah ,

ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ‫ب‬ ‫كم‬ ‫لي َتِفرون ِمنه ُفَِإّنَه ُمل َِقي‬ ‫ق ُل ِإ ّ َن المو‬ ِ َّ ‫ت ا‬ ِ ‫ث َت ُر ّ ُدوَن ِإَل َعالِِم الَغي‬ ُ ُ َ ُ َ ُ َ ّ ّ َ ْ ‫كنُتْ َتعمُلون‬ َ ّ ‫َوال‬ ُ ‫كم ِبَما‬ ُ ُ ‫شَهاَدِة فَي ُنَ ِّبئ‬ َ َ

"Katakanlah, 'Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripada-nya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemuimu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (Al-Jumu'ah: 8)

ْ ْ ْ ْ ْ ‫كنُت ِف بروٍج مَشّيََدٍة‬ ‫ت ولَو‬ ‫كم المو‬ ‫كوُنوا يدِرك‬ ‫أ َْينَما َت‬ ُ ُ ّ ُ ُ َ ُ َ ُ ُ َ ُ ُ

Firman Allah ,

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, ken-datipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." (An-Nisa`: 78) Ajal kematian setiap manusia telah ditulis oleh Allah pada saat dia masih berupa janin di dalam rahim ibunya dalam umur seratus dua puluh hari, kematian itu ditulis bersamaan dengan rizki, amal, kebahagiaan, dan kesengsaraannya. Apabila ajal tersebut tiba, maka ia tiba tepat waktu, tidak mungkin ditunda atau disegerakan sesaat pun. Apabila ajal tiba, maka ia tiba di bumi mana pun orang tersebut berada, tanpa dia ketahui.

ْ ‫وماتْدري نْفٌس بأي أ‬ ‫ت‬ ‫مو‬ ‫ت‬ ‫ض‬ ‫ر‬ ُ ُ َ ٍ َ ِّ َ ِ َ ِ َ َ َ

"Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati." (Luqman: 34)

Bahkan mungkin yang bersangkutan tidak di bumi tetapi di udara atau di laut. Apabila ajal tiba, maka ia tiba apa pun penyebabnya; sakit, kecelakaan lalu lintas, dibunuh orang, tenggelam, bencana alam, dan lain-lain. Semua itu hanya penyebab kematian, bahkan ada orang yang mati tanpa didahului oleh sebab atau mati mendadak. Hadirin Jama'ah Jum'at Rahimakumullah, Seandainya kematian adalah akhir segalanya, maka perkaranya sangatlah mudah, ringan dan remeh. Akan tetapi tidak demikian, bahkan kematian merupakan awal kehidupan baru yang hanya memiliki dua kemungkinan yang tidak mungkin dirubah; kesengsaraan dan tangisan abadi atau kebahagiaan dan senyuman abadi. Pilihan ini tergantung kepada apa yang kita tanam di alam dunia. Oleh karena itu, ketika seseorang didatangi ajalnya, dia merasa tidak mungkin selamat darinya, dia mengetahui seberapa jauh kesungguhan beramal shalih yang dilakukannya semasa hidup. Maka dalam kondisi tersebut dia pasti berharap diberi peluang dan kesempatan kedua untuk memperbaiki yang amal-amal buruknya, namun semua sudah terlambat.

ْ ْ ْ ْ ْ ْ ‫ب لَول‬ ‫وأنفقوا من مارزقناكم من قبل أن يأت أ‬ ِّ ‫ت ف ََيُقوَل َر‬ ُ ‫حَدكُُم الَمو‬ َ َ َ ِ َ َ ِ َ ِّ ُ َ َ َ َ ّ ِ ُ ِ َ َ

Firman Allah ,

ْ ‫أ َخ‬ ‫خر‬ ‫كن ِّمن ال‬ ‫ص ّ َدَق وأ‬ ‫أ‬ ‫ف‬ ‫ب‬ ‫ري‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫أ‬ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫ني‬ ‫ت‬ ‫ر‬ ِ َ َ َ َ ٍ ُ ِ ِّ ‫صالِِحيَ ۝ َوَلن ي َُؤ‬ ٍ ِ َ َ َ ّ َ ّ َ َّ َ َ َ َ ْ ْ ٌ ً ‫ال َنف‬ ‫خِبي ِبما َتعمُلون ۝‬ ‫سا إذا جآء أ‬ َ ُ ‫جل َُها َوال‬ َ َ ُ َ َ ََ َ َِ

"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, 'Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menang-guhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih?' Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) sese-orang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Munafiqun: 10-11)

ْ‫حتى إذا جآء أحده الْمْوت قال رب ار‬ ً‫جعوِن ۝ لَعّل أ َْعمُل صالِحا‬ ِّ َ َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ َ َ َ ِ َ ّ َ َِ ُ ِ َ َ ْ ٌ ٌ ْ ْ ‫ئم برَزخ ِإَل يوِم‬ ‫فيما تركت كل إنا كلمة هو قآئلها ومن ورآ‬ َ ِ ِ َ َ ِ َ َ ُ ِ َ َ ُ َ ِ َ َ َّ ِ َ ُ َ َ َ ِ َ

Firman Allah ,

‫يْبعُثون‬ َ َ ُ

"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, 'Ya Rabbku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan.' Sekali-kali tidak. Sesungguh-nya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan." (Al-Mu`mi-nun: 99-100)

Dari Abu Hurairah , dia berkata, "Telah datang seorang laki-laki kepada Nabi, dia berkata, 'Ya Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?' Rasulullah menjawab, 'Kamu bersedekah dalam keadaan sehat, mencintai harta, takut miskin, dan berharap kaya, jangan menunda-nunda sehingga ketika nyawa sampai di kerongkongan kamu berkata, 'Untuk fulan ini, untuk fulan ini,' padahal ia telah menjadi miliknya (karena telah menjadi harta warisan)'." (Muttafaq 'alaihi) Hadirin Jama'ah Jum'at Rahimakumullah, Agar penyesalan seperti ini tidak terjadi pada kita, maka yang mesti kita lakukan adalah memanfaatkan detik-detik umur dengan mengisinya dengan kebaikan, karena itulah satu-satunya bekal bagi kita di perjalanan panjang. Inilah letak pentingnya seorang Muslim selalu mengingat kematian. Dengan banyak mengingat kematian akan mendorong seorang Muslim untuk berbekal amal shalih, karena dia menyadari dirinya akan mati. Inilah hikmah Rasulullah mengajak kita memperbanyak mengingat kematian. Dari Abu Hurairah , ia berkata, Rasulullah  bersabda, "Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yakni kematian." (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah) Memperbanyak mengingat mati berarti memperbanyak amal kebaikan. Orang yang tidak beramal baik atau dia berbuat buruk berarti tidak ingat dirinya akan mati. Imam ad-Daqqaq berkata, "Barangsiapa memperbanyak mengingat mati, dia dikaruniai tiga perkara: Menyegerakan taubat, hati yang qana'ah, dan semangat beribadah." (At-Tadzkirah, al-Qurthubi 1/23). Lalu faktor-faktor apa sajakah yang membantu seorang Muslim agar dia tidak melupakan kematian? Hadirin Jama'ah Jum'at Rahimakumullah, Pertama: Ziarah kubur Dari Abu Hurairah  berkata, Rasulullah  berziarah ke kuburan ibunya. Beliau menangis sehingga membuat orang-orang yang bersamanya menangis pula. Beliau  bersabda, “Aku meminta izin kepada Rabbku untuk memohon ampun buat ibuku tetapi Dia tidak mengizinkanku. Dan aku meminta izin untuk berziarah ke kuburnya dan Dia mengizinkanku. Maka berziarah kuburlah, karena ia mengingatkan mati." (HR. Muslim) Imam al-Qurthubi dalam at-Tadzkirah, 1/28 berkata, "Para 'ulama berkata, 'Tidak ada sesuatu yang lebih bermanfaat bagi hati dari-pada ziarah kubur, lebih-lebih jika hati tersebut membatu." Kedua: Melihat sakaratul maut dan merenungkannya. Sakaratul maut adalah saat-saat yang berat bagi seorang Mukmin, karena inilah momen yang menentukan baginya, apakah dia meraih husnul khatimah atau sebaliknya su`ul khatimah. Firman Allah ,

ْ ْ ‫كل إذا بلغت الَّتاقي ۝ وقيل م‬ ‫ق۝‬ ‫را‬ ‫ف‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ن‬ ‫ظ‬ ‫و‬ ‫۝‬ ‫ق‬ ‫را‬ ‫ن‬ ِ ِ ََ َ َِ َ ِ َ َ ٍ َ َ َ ِ َ ُ َ ُ َّ َّ َ َ َ ْ ْ ْ ‫ق‬ ِ ‫َوالَت ّ َف‬ َ ‫ساِق ۝ ِإَل َر ِّب‬ ُ ‫ك َيوَمِئٍذ الَمَسا‬ ُ ‫سا‬ َ ّ ‫ق ِبال‬ َ ّ ‫ت ال‬

"Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sam-pai ke kerongkongan, dan dikatakan (kepadanya), 'Siapakah yang dapat menyembuhkan?' Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertautnya betis (kiri) dan betis (kanan), kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau." (Al-Qiyamah: 26-30) Sekarang marilah kita lihat potret sakaratul maut orang-orang zhalim seperti yang dipaparkan oleh al-Qur`an di dalam Firman Allah ,

ْ ْ ْ ْ ‫ول‬ ْ‫طوا أ َْيِديم‬ َ ّ ‫س‬ ‫با‬ ‫ة‬ ‫ك‬ ‫ئ‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫وا‬ ‫ت‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ت‬ ‫را‬ ‫م‬ ‫غ‬ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫مو‬ ‫ل‬ ‫ظا‬ ‫ال‬ ‫ذ‬ ‫إ‬ ‫رى‬ ‫ت‬ ‫و‬ ُ ِ ِ ِ ِ ِ َ ِ ُ ِ َ َ َ ِ َ َ َ َ َ َِ ُ َ َ َ َ ْ ‫كم‬ ‫س‬ ‫ف‬ ‫أن‬ ‫جوا‬ ‫ر‬ ‫خ‬ ‫أ‬ َ ُ ِ َ ُ ُ َ ُ

"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim berada dalam tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), 'Keluarkanlah nyawamu'." (Al-An'am: 93)

Jika manusia mengetahui dahsyatnya sakaratul maut, dia pasti akan berlari menghindar darinya, akan tetapi ke manakah tempat berlari?

ْ ْ ْ ْ ‫د‬ ‫وجآءت سكرة الموت بالحق ذلك ماكن‬ ُ ‫ت ِمنه َُتِحي‬ َ ُ َ َ ِ َ ِّ َ ِ ِ َ ُ َ َ َ َ َ ْ

ْ

"Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya." (Qaf: 19)

Hadirin Jama'ah Jum'at Rahimakumullah, Lalu apa setelah itu? Alam kubur dengan kesempitan dan kegelapannya, lebih dari itu adalah fitnahnya yang tidak ringan, ia mendekati atau menyamai fitnah Dajjal lalu kubur itu menjadi kubangan neraka atau taman surga. Ketiga: Melihat orang-orang mati Melihat orang-orang mati menyadarkan kita akan kematian. Karena mungkin saja besok harinya adalah giliran kita yang akan mati? Orang yang berbahagia adalah orang yang mengambil pelajaran dari orang lain. Imam al-Qurthubi menyebutkan beberapa peristiwa kematian yang mengandung banyak pelajaran. Ada seorang calo di ambang ajal, dikatakan kepadanya, "Ucapkanlah la ilaha illallah." Dia menjawab, "3 ½ , 4 ½ ," dan dia pun mati dengan ucapannya itu. Ada seorang pemabok, ketika ajal menjemput dikatakan kepadanya, "Hai fulan ucapkanlah la ilaha illallah." Dia menjawab, "Ayo minum. Beri aku minum." Dan dia mati dalam kondisi itu. Begitulah orangorang dengan ambisi dan keinginan dunia semata, itulah yang mereka ingat, sampai-sampai pada saat ajal menjemput, mereka masih disibukkan dengan urusan dunia mereka. Hadirin Jama'ah Jum'at Rahimakumullah, Sudah terlalu sering kita mendenar berita, bahkan hampir setiap hari, tentang kematian yang tibatiba; pesawat terbang jatuh, kapal laut terhempas ombak, gempa tiba-tiba mengguncang bumi dan meruntuhkan bangunan, lalu longsor dan sebagainya. Semua kejadian itu mengambil hidup orang-orang yang mungkin tak pernah mengira akan mati seperti itu. Itulah kematian.

.‫سَنُه‬ َ ‫سَتِمُعْوَن اْلَقْوَل َفَيّتِبعُْوَن َأْح‬ ْ ‫َباَرَك ال ِلْي َوَلُكْم ِفي اْلُقْرآِن اْلَكِرْيِم َوَجَعَلَنا ال ِمَن اّلِذْيَن َي‬ ‫َأُقْوُل َقْوِلْي هذا َوَأْسَتْغِفـُر ال ِلْي َوَلُكْم‬

KHUTBAH KEDUA

‫حـّق ِلُيْظِهَرُه َعَلى الّدْيِن ُكّلِه َوَلْو َكِرَه‬ َ ‫ي َأْرَسَل َرُسْوَلُه ِباْلُهَدى َوِدْيِن اْل‬ ْ ‫حمُْد ل اّلِذ‬ َ ‫َاْل‬ ،‫حّمًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه‬ َ ‫ َأْشَهُد َأْن َل إله ِإّل ال َوَأْشَهُد َأّن ُم‬،‫شِرُكْوَن‬ ْ ‫اْلُم‬ ‫سِلُموَن‬ ْ ‫ َياَأّيهَا اّلِذيَن َءاَمُنوا اّتُقوا ال َحّق ُتَقاِتِه وََل َتُموُتّن ِإّل َوَأنُتم ّم‬:‫َقاَل ال َتَعاَلى‬ ،‫ َأّما َبْعُد‬.‫حاِبِه َأْجَمِعْيَن‬ َ‫ص‬ ْ ‫حّمٍد َوَعَلى آِلِه َوَأ‬ َ ‫صّل َعَلى ُم‬ َ ‫اللهم‬ Hadirin Jama'ah Jum'at Rahimakumullah, Faktor Keempat : Memahami hakikat kehidupan dunia dan hakikat kehidupan Akhirat Dengan pemahaman yang benar terhadap dunia, seseorang bisa mengambil sikap yang benar pula terhadapnya, dia tidak akan tertipu dan terlena olehnya, sebaliknya dia juga tidak mencampakkannya mentah-mentah seolah-olah ia adalah musuh besar yang tidak ada kebaikannya sama sekali. Inilah petunjuk Rasulullah kepada Abdullah bin Umar. Dari Abdullah bin Umar , ia berkata, "Rasulullah  menepuk pundakku seraya bersabda, 'Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang lewat.' Ibnu Umar berkata, 'Apabila kamu mendapatkan waktu sore, maka jangan menunggu pagi. Apabila kamu mendapatkan waktu pagi, maka jangan menunggu sore, manfaatkan sehatmu sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum matimu'." (HR. al-Bukhari) Firman Allah ,

ْ ْ ْ ‫كاث ُر ۝ ح ّ َتى ُزرُت المَقاِبر‬ َ ‫لاكُم ال ّ َت‬ َ‫أ‬ َ َ َ ُ ُ ُ َ

"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur." (AtTakatsur: 1-2) Dari Anas bin Malik , dia berkata, Nabi membuat beberapa garis, beliau bersabda, “Ini adalah harapan (hidup) dan ini adalah ajalnya. Ketika dia dalam kondisi tersebut tiba-tiba garis pendek mendatanginya.” (HR. al-Bukhari, no. 6418) Yang dimaksud dengan garis pendek adalah ajal. Allah  berfirman,

ْ ‫وإن الار الخرة لي الحيوان‬ ُ َ َ َ َ ِ َ َ َ ِ َ َ َّ َّ ِ َ ْ

"Dan sesungguhnya Akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan." (Al-Ankabut: 64)

Semoga kita bisa mengambil pelajaran, semakin bersungguh-sungguh dalam beramal shalih guna mempersiapkan diri menuju akhirat sebagai sebenar-benarnya kehidupan. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad yang telah membawa kita ke jalan yang diridhai Allah .

‫سِليًما‬ ْ ‫صّلوا َعَلْيِه َوَسّلُموا َت‬ َ ‫صّلوَن َعَلى الّنِبّي َيآَأّيَها اّلِذيَن َءاَمُنوا‬ َ ‫لِئَكَتُه ُي‬ َ ‫ل َوَم‬ َ ‫ِإّن ا‬

‫ت َعَلى ِإْبَراِهْيَم‪َ ،‬وَعَلى آِل ِإْبَراِهْيَم‪،‬‬ ‫صّلْي َ‬ ‫حّمٍد‪َ ،‬كَما َ‬ ‫حّمٍد‪َ ،‬وَعَلى آِل ُم َ‬ ‫صّل َعَلى ُم َ‬ ‫اللهم َ‬ ‫ت َعَلى ِإْبَراِهْيَم‪،‬‬ ‫حّمٍد‪َ ،‬كَما َباَرْك َ‬ ‫حّمٍد‪َ ،‬وَعَلى آِل ُم َ‬ ‫جْيٌد‪ .‬اللهم َباِرْك َعَلى ُم َ‬ ‫ك َحِمْيٌد َم ِ‬ ‫ِإّن َ‬ ‫جْيٌد‪.‬‬ ‫ك َحِمْيٌد َم ِ‬ ‫َوَعَلى آِل ِإْبَراِهْيَم‪ِ ،‬إّن َ‬ ‫سَنا َوِإْن َلْم َتْغـِفـْر َلَنا َوَتْرَحْمَنا‬ ‫ت‪َ ،‬رّبَنا َظَلْمَنا َأْنفُ َ‬ ‫سِلَما ِ‬ ‫سِلِمْيَن َواْلُم ْ‬ ‫اللهم اْغـِفـْر ِلْلُم ْ‬ ‫ب الّناِر‪ .‬اللهم‬ ‫سَنًة َوِقَنا َعَذا َ‬ ‫سَنًة َوِفي اْلآِخَرِة َح َ‬ ‫خاِسِرْيَن‪َ ،‬رّبَنا آِتَنا ِفي الّدْنَيا َح َ‬ ‫َلَنُكوَنّن ِمَن اْل َ‬ ‫حّوِل‬ ‫ك َوَت َ‬ ‫ك ِمْن َزَواِل ِنْعَمِت َ‬ ‫ف َواْلِغَنى‪ .‬اللهم ِإّنا َنُعْوُذ ِب َ‬ ‫ك اْلُهَدى َوالّتَقى َواْلَعَفا َ‬ ‫سَأُل َ‬ ‫ِإّنا َن ْ‬ ‫صلى‬ ‫ب اْلَعاَلِمْيَن‪َ .‬و َ‬ ‫حْمُد ل َر ّ‬ ‫ك‪َ .‬وآِخُر َدْعَواَنا َأِن اْل َ‬ ‫خِط َ‬ ‫ك َوَجِمْيِع َس َ‬ ‫جاَءِة ِنْقَمِت َ‬ ‫ك َوُف َ‬ ‫َعاِفَيِت َ‬ ‫حِبِه َوَسّلَم‪.‬‬ ‫صْ‬ ‫حّمٍد َوَعَلى آِلِه َو َ‬ ‫ال َعَلى َنِبّيَنا ُم َ‬ ‫‪Dikutip dari buku: Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi Kedua, Darul Haq, Jakarta.‬‬ ‫‪Disunting seperlunya untuk meringkas materi khutbah Jum'at.‬‬

Related Documents


More Documents from "Amam Nasirudin"