Ilmu Dan Pengamalan

  • Uploaded by: Indra Sutriadi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ilmu Dan Pengamalan as PDF for free.

More details

  • Words: 918
  • Pages: 4
m

Ilmu Menuntut Pengamalan Ilmu yang tidak diamalkan, dicela oleh Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin. Allah I berfirman:

. ‫ كبر مقتا عند ال أن تقولوا ما ل تفعلون‬. ‫ذين أمنوا لم تقولون مال تفعلون‬$‫ياأي&هاال‬ “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengaakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaf: 2-3) Abu Hurairah t berkata: “Perumpamaan ilmu yang tidak diamalkan seperti harya yang tidak dinafkahkan di jalan Allah.” Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata: “Seorang alim masih dianggap bodoh atas apa yang ia ketahui, sampai ia mengamalkannya.” Malik bin Dinar rahimahullah berkata: “Anda jumpai seseorang yang tidak pernah keliru sedikit pun dalam bicara, namun seluruh perbuatannya tidak lepas dari kekeliruan.” Wahai saudaraku, muslim dan muslimah! Allah telah memberikan kemudahan bagi Anda untuk membaca kitab yang bermanfaat ini. Sekarang tinggallah hasil dari apa yang telah Anda baca, yakni mengamalkan kandungannya. • Anda telah membaca beberapa ayat dari al-Qur'an disertai tafsirnya, maka berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk mengamalkan apa yang telah Anda ketahui dari makna ayat-ayat ini. Sungguh, para shahabat Nabi r mempelajari al-Qur'an dari Rasulullah r sepuluh ayat, maka mereka tidak menambah lagi sepuluh ayat lain sehingga mereka mengetahui tentang ilmu dan amal yang terkandung di dalamnya. Mereka mengatakan: “Maka kami mengetahui ilmu dan pengamalannya.” Sebagaimana hal itu dianjurkan oleh syari'at. Ibnu Abbas t dalam menafsirkan firman Allah:

‫يتلو نه حق* تلوته‬



“Mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya,” (Q.S. Al-Baqarah: 121) Ia berkata: “yakni mengikutinya dengan sebenar-benarnya.” Al-Fudhail berkata, “Sesungguhnya al-Qur'an diturunkan hanyalah untuk diamalkan, maka orang-orang menjadikan bacaannya sebagai pengamalan.” Anda pun telah membaca beberapa hadits dari Nabi r, maka segeralah Anda memenuhi dan mengamalkannya. Sungguh para shalihin dari umat ini, mereka tidak mempelajari sesuatu kecuali berlomba-lomba untuk menerapkan dan mendakwahkannya, sebagai bentuk pelaksanaan sabda Rasulullah r:

‫ فائتوا منه ما استطعتم و ما نهيتكم عنه عنه فاجتنبوه‬6‫إذا أمركم بأمر‬ “Jika aku perintahkan kepadamu tentang sesuatu maka lakukanlah sesuai dengan kemampuanmu, dan apa yang aku larang kepadamu maka tinggalkanlah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim). Dan karena takut kepada siksa Allah yang pedih, seperti firman Allah I:

;‫ب أليم‬ ; ‫ذين يخالفون عن أمره أن تصيبهم فتنة> أو يصبهم عذا‬$‫فليحذر ال‬ “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih.” (Q.S. An-Nur: 63)

Di antara contoh tentang hal ini adalah: Ummul Mukminin Ummu Habibah radhiallahu 'anha meriwayatkan hadits:

‫ بني له به *ن بيت; في الجن*ة‬6‫ و ليلة‬6‫ في يوم‬G‫ ركعة‬G‫ى اثنتي عشرة‬$‫من صل‬ “Siapa saja shalat dua belas rakaat dalam sehari semalam, maka akan dibangunkan untuknya dengan shalat-shalat itu rumah di surga.” Ummu Habibah berkata, “Aku pun tidak pernah menginggalkannya, semenjak aku mendengarnya dari Rasulullah r.” Ibnu Umar t meriwayatkan hadits:

>‫ ووصي*ته مكتوبة‬$‫ل إل‬6 ‫ يوصي فيه يبيث ثلث لي‬P‫ مسلم له شيء‬6‫ما ح &ق امرئ‬ “Tidaklah hak bagi seorang muslim mempunyai sesuatu yang dapat diwasiatkan menginap selama tiga malam kecuali wasiatnya tertulis di sisinya.” (HR. Muslim) Kemudian Ibnu Umar berkata, “Tidaklah lewat bagiku satu malam semenjak aku mendengar Rasulullah r mengatakan itu, melainkan wasiatku ada di sisiku.” Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Aku tidak menulis suatu hadits kecuali aku telah mengamalkannya, sehingga pernah aku mendapati hadits bahwa Nabi berbekam dan memberikan kepada Abu Thaibah uang satu dinar, maka aku pun memberikan kepada tukang bekam uang satu dinar ketika aku berbekam.” Imam al-Bukhari rahimahullah berkata, “Aku tidak pernah melakukan ghibah terhadap seorang pun setelah aku mendengar bahwa ghibah itu haram. Sungguh, aku berharap berjumpa dengan Allah dan Dia tidak menghisabku bahwa aku telah melakukan ghibah terhadap seseorang.” Dinyatakan dalam hadits:

‫ الموت‬$‫ لم يمنعه من دخول الجن*ة إل‬G‫ل صلة‬Z ‫ الكرسي\ عقب ك‬G‫من قرا آية‬ “Siapa membaca ayat kursi setiap usai shalat, tidak ada yang mencegahnya masuk ke surga kecuali ia mati.” (HR. as Sunanul Kubra) Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Telah sampai kepadaku bahwa Syaikhul Islam berkata, 'Aku tidak pernah meninggalkannya setiap usai shalat kecuali karena lupa atau sebab lainnya.'” Setelah ilmu dan amal, maka harus berdakwah dengan adanya nikmat yang telah Alah karuniakan kepada Anda, dan janganlah Anda menahan diri dari ganjaran dan orang lain dari kebaikan. Nabi r bersabda:

‫ فله مثل أجر فاعله‬6‫ على خير‬$‫من دل‬ “Siapa saja menunjukkan pada kebaikan, maka baginya seperti pahala orang yang melakukan kebaikan itu.” (HR. Muslim) Sabdanya pula:

‫مه‬$‫م القرآن و عل‬$‫خيركم من تعل‬ “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur'an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari) Dan sabdanya:

‫غوا عن\ي ولو آيه‬Z‫بل‬

“Sampaikan dariku walau hanya satu ayat.” (HR. Bukhari) Semakin banyak Anda menebarkan kebaikna, maka semakin banyak dan besar pula pahala Anda, dan kebaikan itu akan terus mengalir pahalanya bagi Anda ketika masih hidup dan sesudah mati. Rasulullah r bersabda:

‫ يدعوله‬6‫ صالح‬6‫ أو علم ينتفع به أو ولد‬6‫ جاري*ة‬6‫ صدقة‬6‫ من ثلث‬$‫إذا مات ابن آدم انقطع عمله إل‬ “Jika manusia mati maka putuslah amalnya kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau naak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim) Perhatian: Kita membaca Surat al-Fatihah lebih dari tujuh belas kali dalam sehari semalam. Dalam bacaan itu kita memohon perlindungan dari, “jalan orang-orang yang dimurkai (Yahudi)” dan “jalan mereka yang sesat (Nasrani)”. Kemudian kita meniru dan menyerupai mereka dalam perbuatan mereka. Kita meninggalkan belajar untuk beramal sehingga beramal atas dasar kebodohan, maka kita serupa dengan orang-orang Nasrani yang sesat. Atau kita belajar dan tidak mengamalkannya, maka kita serupa dengan orang-orang Yahudi yang dimurkai. Kami memohon kepada Allah, semoga menganugerahi kepada kami dan Anda ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan dan kekasih kita Muhammad r beserta keluarga dan para shahabatnya.

Related Documents


More Documents from "adam"