Kewirausahaan Pengolahan Makanan Awetan Dari Bahan Hewani.docx

  • Uploaded by: Dandy Daniswara
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kewirausahaan Pengolahan Makanan Awetan Dari Bahan Hewani.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,157
  • Pages: 9
KEWIRAUSAHAAN PENGOLAHAN MAKANAN AWETAN DARI BAHAN HEWANI

DISUSUN OLEH Dandy Daniswara Pambudi X MIPA 3 SMAN 81 Jakarta

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 A. B. C. D.

Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 A. Perencanaan Usaha Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Hewani . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 B. Sistem Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Hewani . . . . . . . . . . . 5 C. Perhitungan Harga Makanan Awetan dari Bahan Hewani . . . . . . . . . . . 7 D. Pemasaran Langsung Makanan Awetan dari Bahan Hewani . . . . . . . . . 7 BAB III PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 A. Simpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan atau nabati dan bahan pangan asal hewan atau hewani. Bahan pangan nabati adalah bahan-bahan makanan yang berasal dari tanaman atau bahan makanan yang diolah dari bahan dasar dari tanaman. Bahan pangan hewani merupakan bahan-bahan makanan yang berasal dari hewan atau olahan yang bahan dasarnya dari hasil hewan. Kedua bahan pangan ini memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan penanganan dan pengolahan yang berbeda pula,dalam hal ini yang diuraikan adalah bahan pangan hewani. Bahan pangan hewani meliputi susu, telur, daging dan ikan serta produk-produk olahannya yang bahan dasarnya berasal dari hasil hewani.Bahan pangan hewani memiliki karakteristik yang membedakan dengan bahan pangan nabati. Beberapa diantaranya adalah: a) Bahan pangan hewani memiliki daya simpan yang jauh lebih pendek daripada bahan pangan nabati bila dalam keadaan segar. Pendeknya daya simpan ini terkait dengan struktur jaringan hasil hewani dimana bahan pangan hewani tidak memiliki jaringan pelindung yang kuat dan kokoh sebagaimana pada hasil tanaman. b) Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar. c) Karakteristik masing-masing bahan pangan hewani sangat spesifik sehingga tidak bisa digeneralisasi. Sifat pada daging sangatlah berbeda dengan sifat telur. Berbeda dengan pangan nabati yang memiliki kesamaan dalam hal jaringan-jaringan atau komponen-komponen penyusunnya. Pada bahan pangan hewani, lemak pada daging terletak pada jaringan lemak, pada susu terletak pada globula-globula lemak dan pada telur terdapat pada kuning telur. d) Bahan pangan hewani pada umumnya merupakan sumber protein dan lemak dan bahan pangan nabati merupakan sumber karbohidrat, vitamin, mineral, lemak dan protein. Berdasarkan hal di atas maka pengolahan menjadi penting. Pengolahan penting karena dapat memperpanjang masa simpan, meningkatkandaya tahan, meningkatkan kualitas, nilai tambah dan sebagai sarana diversifikasi produk. Dengan demikian maka suatu roduk menjadi memiliki daya ekonomi yang lebih setelah mendapat sentuhan teknologi pengolahan.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perencanaan usaha pengolahan makanan awetan dari bahan hewani ? 2. Bagaimana sistem pengolahan makanan awetan dari bahan hewani ? 3. Bagaimana cara perhitungan harga makanan awetan dari bahan hewani ? 4. Bagaimana cara pemasaran langsung makanan awetan dari bahan hewani ?

C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perencanaan usaha pengolahan makanan awetan dari bahan hewani 2. Untuk mengetahui sistem pengolahan makanan awetan dari bahan hewani 3. Untuk mengetahui perhitungan harga makanan awetan dari bahan hewani 4. Untuk mengetahui pemasaran langsung makanan awetan dari bahan hewani

D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai Kewirausahaan Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Hewani bagi yang membacanya serta bagi penulis sendiri.

BAB II PEMBAHASAN

A. Perencanaan Usaha Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Hewani Jenis usaha makanan awetan dari bahan hewani sebaiknya sesuai dengan ketersediaan Sumber Daya Alam hewani di daerahnya masing – masing sehingga berbasis bahan baku local. Hal ini akan menekan harga produksi dari produk tersebut karena bahan baku tidak memerlukan biaya transportasi. Makanan awetan dari bahan hewani adalah makanan yang dibuat dari Sumber Daya Alam hewani, yang susah melalui proses pengolahan yang tepat sesuai dengan baik, baik menggunakan pengawet yang sesuai dengan kriteria BPOM maupun tidak. Makanan awetan berbahan dasar dapat dikembangkan lebih lanjut, baik kuantitas maupun kualitasnya. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, juga untuk dijual ke daerah lain. Modifikasi bertujuan untuk memberikan variasi rasa dan bentuk memperpanjang usia produk agar lebih awet, dan meningkatkan higine produk. Modifikasi dapat dilakukan bahan baku, proses dan tampilan produk akhir. 1. Modifikasi bahan dapat dilakukan untuk menghasilkan cita rasa dan aroma yang baru atau untuk pemanfaatan bahan baku yang ada di daerah sekitar. 2. Modifikasi proses dapat dilakukan untuk menghasilkan tekstur makanan yang berbeda dan untuk meningkatkan keawetan higine produk. 3. Modifikasi tampilan dapat dilakukan dengan pembentukan makanan, penambahan hiasan dan pengemasan.

B. Sistem Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Hewani 1. Pengolahan Teknologi pengolahan diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah suatu produk, termasuk Sumber Daya Alam Hewani yang melimpah, bias dilakukan pengolahan yang tepat sehingga menghasilkan produk yang baik. Beberapa prinsip pengawetan yang bias dilakukan dalam proses pengolahan makanan, yaitu sebagai berikut. a. Pengawetan dengan suhu tinggi, bisa dilakukan dengan pengeringan baik pengeringan alami seperti sinar matahari, maupun pengeringan buatan misalnya dengan oven serta pengasapan. b. Pengawetan dengan suhu rendah, bisa dilakukan dengan proses pendinginan dan pembekuan.

c. Pengawetan dengan iradiasi. Iradiasi merupakan salah satu jenis pengolahan bahan makanan yang menerapkan gelombang elektromagnetik. Iriadiasi bertujuan mengurangi kehilangan akibat kerusakan dan pembusukan, serta membasmi mikroba dan organisme lain yang menimbulkan penyakit terbawa makanan. Prinsip pengolahan, dosis, teknik dan peralatan, persyaratan kesehatan dan keselamatan serta pengaruh iradiasi terhadap makanan. d. Pengawetan dengan bahan kimia bisa dilakukan dengan karbon dioksida, gula, asam dan garam.

2. Pengemasan Terdapat tiga fungsi dasar yang harus dipenuhi oleh kemasan. Fungsi pertama adalah fungsi perlindungan, berfungsi untuk menjaga produk tetap bersih, pelindung dari kotoran dan kontaminasi, melindungi produk terhadap kerusakan fisik, perubahan kadar air, dan penyinaran. Fungsi kedua adalah fungsi penanganan. Beberapa hal yang termasuk dalam fungsi ini anatara lain kemudahan dalam membuka atau menuutup, mudah dalam tahap penanganan, pengankutan dan distribusi, mempunyai fungsi yang baik, efesien, dan ekonomis, aman untuk lingkungan, memunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma dan standar yang ada, mudah dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak. Fungsi ketiga adalah fungsi untuk pemasaran, kemasan menampakkan identifikasi, informasi, daya tari, dan penampilan yang jelas sehingga dapat membantu promosi dan penjualan Syarat kemasan suatu produk : a. Kemasan harus dapat melindungi isi dari pengaruh lingkungan dan saat distribusi b. Kemasan harus menjadi media penandaan terhadap barang yangdikemas sehingga pelabelan harus tercetak dengan jelas dan komplit. c. Kemasan harus udah dibuka dan mudah ditutup kembali serta berdesai atraktif. d. Kemasan harus dapat mempromosikan diri sendiri bila dipajang dietalase toko atau swalayan. e. Bahan kemasan akan lebih baik jika ramah lingkungan dan dapat didaur ulang. Delapan hal yang wajib dicantumkan pada label : a. Nama produk (sesuai dengan SNI) b. Nama dagang (jangan menggunakan yang sudah digunakan oleh produsen lain) c. Berat bersih atau Isi bersih (untuk produk padat digunakan berat bersih, sedangkan produk cair digunakan isi bersih) d. No pendaftaran (MD/ML/P-IRT) e. Nama dan alamat produsen f. Tanggal kadaluarsa

g. Komposisi h. Kode produksi C. Perhitungan Harga Makanan Awetan dari Bahan Hewani Metode penetapan harga produk secara teori dapat dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu : 1. Pendekatan permintaan dan penawaran (Supply Demand Approach) Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. 2. Pendekatan pasar (Cost Oriented Approach) Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis. 3. Pendekatan pasar (Market Approach) Menentukan harga produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variable – variable yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasu dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain – lain. D. Pemasaran Langsung Makanan Awetan dari Bahan Hewani 1. Produk ( Produk ) Beberapa hal yang diperhatikan mengenai produk yaitu : a. Kualitas yang mampu menjawab dan memuaskan keinginan konsumen b. Kuantitas yang sanggup memenuhi kebutuhan pasar c. Penciptaan produk baru yang inovatif d. Penciptaan nilai tambah pada produk e. Penciptaan produk yang mempunyai daur hidup 2. Price ( Harga ) a. Mempertimbangkan harga pokok produksi b. Menyesuaikan harga produk dengan pasar yang kita bidik c. Melakukan perbandingan harga dengan produk sejenis yang sudah ada di pasar 3. Place ( Tempat ) a. Lokasi penjualan sebaiknya yang mudah dicapai oleh konsumen b. Lokasi yang mempunyai fasilitas yang memuaskan c. Lokasi yang memiliki nilai tambah 4. Promotion ( Promosi ) Beberapa saluran promosi yang bisa digunakan dalam membantu meningkatkan produk, bisa melalui media sosial, blog atau website. Juga bisa dengan mengikuti

bazar – bazar atau festival yang banyak dilakukan berbagai instansi maupun organisasi di lingkungan sekitar. Pemasaran langsung untuk produk makanan awetan dari hewani dapat menggunakan berbagai saluran untuk menjangkau calon pembeli dan pelanggan. Saluran ini sebagai berikut : a. Penjualan tatap muka b. Pemasaran surat langsung c. Pemasaran melalui katalog d. Telemarketing e. TV dan media dengan tanggapan langsung f. Pemasaran via kios g. Saluran online Media promosi yang dapat dilakukan untuk pemasaran produk khas daerah diantaranya : a. Pertemuan rutin b. Pameran/bazaar/festival c. Media sosial

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Melimpahnya bahan baku yang berbahan dasar Sumber Daya Alam hewani tentu dapat menjadi peluang yang cukup besar untuk dapat memilih wirausaha di bidang ini. Setiap daerah mempunyai Sumber Daya Alam hewani, yang artinya setiap daerah berpeluang mempunyai wirausaha yang bersumber dari Sumber Daya Alam hewani. B. Saran Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan Sumber Daya Alam hewani dengan sebaik mungkin.

Related Documents


More Documents from ""