e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014)
PENGARUH BUDAYA ETIS ORGANISASI DAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) KABUPATEN JEMBRANA 1
Ni Luh Eka Ari Artini, 1I Made Pradana Adiputra, 2Nyoman Trisna Herawati Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Gahesha Singaraja, Indonesia
e-mail:{
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi para pegawai pengelola keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana mengenai pengaruh budaya etis organisasi dan efektivitas pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. Penelitian ini dilakukan pada SKPD Pemerintah Kabupaten Jembrana yaitu salah satu unsur pelaksanaan pemerintah daerah yang berupa Dinas-Dinas. Teknik sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Sampel penelitian ini sejumlah 88 pegawai pada dinas-dinas Pemerintah Kabupaten Jembrana. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya dengan menggunakan skala likert. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan uji hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Regression Analysis)dengan menggunakan program SPSS 19.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara budaya etis organisasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana, (2) terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara efektivitas pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana, (3) terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara budaya etis organisasi dan efektivitas pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. Kata kunci: budaya etis organisasi, efektivitas pengendalian internal, dan kecenderungan kecuranganakuntansi Abstract This study was aimed at discovering the perception of the financial workers in SKPDs in Jembrana regency about the effect of the organization’s ethic culture and effectiveness in internal control on the tendency of accounting fraud in SKPDs in Jembrana regency. This study was conducted with SKPDs of the Jembrana Regency Government, as one of the implementing lamenting of the region’s government in the form of offices. The sampling technique used was purposive sampling. The sample consisted of 88 workers in the offices of the JembranaRegency government. The data collection was done by distributing questionnaires with a set of questions or statements to the respondents to be
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) answered using Likert scale. The data analysis techniques used were validity and reliability testing, normality testing, Mullticolinearity testing, Heteroscedasticity testing and hypothesis testing using SPSS program 19.0 for Windows. The results showed that: (1) there was a negative and significant effect between the organization’s ethic culture and the tendency of accounting fraud in the SKPDs in Jembrana regency, (2) there was a negative and significant effect between the effectiveness in internal control and the tendency of accounting fraud in the SKPDs in Jembrana regency, (3) there was a negative and significant effect between the organization’s ethic culture and the tendency of accounting fraud in SKPDs in Jembrana regency. Keywords : Organization’s ethic culture, effectiveness in internal control, and tendency of accounting fraud.
PENDAHULUAN Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo, 2006). Dimensi akuntabilitas publik meliputi akuntabilitas hukum dan kejujuran, akuntabilitas manajerial, akuntabilitas program, akuntabilitas kebijakan, dan akuntabilitas finansial (keuangan). Terkait dengan tugas untuk menegakkan akuntabilitas finansial khususnya di daerah, pemerintah daerah bertanggung jawab untuk mempublikasikan laporan keuangan kepada pemangku kepentingannya (stakeholder). Akuntabilitas merupakan dasar pelaporan keuangan di pemerintahan yang didasari oleh adanya hak masyarakat untuk mengetahui dan menerima penjelasan atas pengumpulan sumber daya dan penggunaannya, sedangkan laporan keuangan merupakan media dalam penyampaian informasi. Laporan keuangan pemerintah merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pemerintah. Laporan keuangan merupakan akhir dari proses akuntansi yang dirancang untuk memberikan informasi kepada calon
investor, calon kreditor, pengguna laporan untuk pengambilan keputusan bisnis (Fajria, 2010 dalam Kusumastuti 2012). Bagi pihak manajemen, laporan keuangan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan rencana kegiatan perusahaan untuk periode yang akan datang. Selain itu, laporan keuangan juga bermanfaat bagi manajemen untuk pelaksanaan kegiatan operasi sehari-hari. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan memberi dasar bagi manajemen untuk membuat perencanaan. Dengan demikian, informasi yang tersedia dalam laporan keuangan sangat penting bagi investor dan manajemen sehingga harus dapat diandalkan. Mengingat pentingnya laporan keuangan suatu perusahaan, maka laporan keuangan harus disusun sebaik mungkin sesuai dengan data yang akurat sesuai dengan aturan akuntansi yang berlaku. Menurut PSAK No.01 tentang Penyajian Laporan Keuangan revisi tahun 2009 Paragraf ke 24 menyebutkan tentang karakteristik kualitatif laporan keuangan yang merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai, yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. Namun pada kenyataannya masih terjadi tindakan penyimpangan pada laporan keuangan sehingga informasi yang ada dalam laporan keuangan menjadi tidak relevan dan tidak dapat diandalkan. Tindakan penyimpangan dalam laporan keuangan ini merupakan salah satu tindakan kecurangan akuntansi, berupa penghilangan jumlah atau pengungkapan dalam laporan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan. Tindakan yang sering dilakukan dalam praktik kecurangan akuntansiadalah tindakan yang menyebabkan kesalahan pelaporan dalam laporan keuangan, atau suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. IAI (2001) menjelaskan kecurangan akuntansi sebagai: (1) Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan, (2) Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva(seringkali disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Untuk dapat memecahkan permasalahan kecurangan akuntansi perlu dirancang suatu sistem pengendalian internal atau control intern yang efektif. Pengendalian intern adalah proses yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak mengenai pencapaian tujuan manajemen tentang reliabilitas pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (Arens, 2006:412). Menurut Abbot et al seperti yang dikutip oleh Wilopo (2006:5) menyatakan bahwa pengendalian internal yang efektif mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi. Jika suatu sistem pengendalian internal lemah maka akan mengakibatkan kekayaan perusahaan tidak terjamin keamananya, informasi akuntansi yang ada tidak teliti dan tidak dapat dipercaya, tidak efisien dan tidak efektifnya kegiatankegiatan operasional perusahaan serta tidak dapat dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang ditetapkan. Perilaku tidak etis juga mempengaruhi banyaknya penyimpangan yang terjadi di Indonesia (Fauwzi, 2011 dalam Kusumastiti 2012). Perilaku tidak
etis yaitu perilaku menyimpang yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Robinson (dalam Thoyibatun 2012), perilaku tidak etis dapat berupa penyalahgunaan kedudukan/posisi (abuse position), penyalahgunaan kekuasaan (abuse power), penyalahgunaan sumber daya organisasi (abuse resources), serta perilaku yang tidak berbuat apa-apa (no action). Tindakan tidak etis dan tindakan curang dapat dipengaruhi oleh adanya sistem pengendalian internal dan monitoring oleh atasan (Fauwzi 2011 dalam Kusumastuti 2012). Pengendalian internal memegang peranan penting dalam organisasi untuk meminimalisir terjadinya kecurangan. Pengendalian internal yang efektif akan menutup peluang terjadinya perilaku yang tidak etis serta kecenderungan untuk berlaku curang serta budaya etis organisasi juga akan meningkat seiring dengan peningkatan kesadaran anggota organisasi terhadap hadirnya pengawasan yang integral dan bersinambungan. Sehingga masing-masing pihak akan dengan senang hati menjalankan sistem pengendalian dan tunduk pada aturan yang ada di dalam sistem. Didalam penelitian yang dilakukan oleh Rae dan Subramaniam (2008) dalam Pramudita (2013) menunjukkan bahwa di suatu lingkungan yang lebih etis, seorang karyawan akan lebih cenderung melakukan atau menjalankan peraturanperaturan perusahaan, dan menghindari perbuatan kecurangan di dalam instansi, lingkungan etis ini dapat dinilai dengan adanya budaya etis organisasi. Menurut Tepeci (2001) dalam Sawitri (2011:3), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu, suatu sistem dan makna bersama. Budaya merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Budaya organisasi memberi kontribusi yang signifikan terhadap pembentukan perilaku etis, karena budaya organisasi merupakan seperangkat nilai dan norma yang membimbing tindakan karyawan. Budaya
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) dapat mendorong terciptanya perilaku etis, dan sebaliknya dapat pula mendorong terciptanya perilaku yang tidak etis. Jadi dapat disimpulkan bahwa Budaya Etis Organisasi adalahsistem nilai, norma dan kepercayaan yang bersama-sama dimiliki oleh masingmasing anggota organisasi yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi agar terciptanya perilaku baik dan beretika, dan menghindari tindakantindakan yang dapat merugikan organisasi. Budaya etis organisasi dan sistem pengendalian internal merupakan suatu kesatuan yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Dengan adanya pengendalian internal organisasi, maka dengan sendirinya sistem yang akan melakukan pengawasan guna mencapai visi, misi dan tujuan organisasi. Namun sistem pengendalian internal juga tidak dapat berjalan dengan baik tanpa didukung dengan budaya organisasi yang baik. Dengan adanya budaya etis organisasi yang mempengaruhi setiap anggota organisasi dalam bertindak sesuai dengan etika bisnis yang berlaku maka pengendalian internal dapat berjalan tanpa hambatan yang berarti karena sistem tidak dapat berjalan tanpa campur tangan manusia didalamnya. Faktor yang paling penting dalam pengendalian internal adalah orang-orang yang dapat menunjang sistem berjalan dengan baik. Ketika sistem pengendalian internal melakukan fungsi pengawasan, dan didukung dengan pelaksanaan kegiatan organisasi yang beretika maka selanjutnya, apabila kondisi ini dipertahankan maka terciptalah intern control culture, artinya sistem pengendalian internal menjadi bagian dari budaya organisasi. Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Wilopo (2006),Thoyibatun (2012), Kusumastuti (2012), dan Pramudita (2013) mengacu pada penelitian tersebut, penelitian ini akan mengkaji kembali tentang pengaruh budaya etis organisasi dan efektivitas pengendalian internal untuk mengatasi
kecenderungan kecurangan akuntansi pada Pemerintah Kabupaten Jembrana. Budaya organisasi dan efektivitas pengendalian internal sebagai variabel independen dengan kecenderungan kecurangan akuntansi sebagai variabel dependen. Penelitian ini dilakukan dengan menggali persepsi para pegawai pengelola keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana untuk mengetahui kecenderungan kecurangan akuntansi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor ini terdiri dari pengendalian internal dan budaya etis organisasi di Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana. Kabupaten Jembrana merupakan sebuah daerah yang terletak di Bali Barat. Sejak tahun 2008 sampai sekarang ini, pembangunan di Kabupaten Jembrana terus meningkat dari aspek perekonomian maupun aspek sosial budaya. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa kesuksesan program yang telah dicapai oleh Kabupaten Jembrana. Di daerah yang tadinya miskin, terbelakang, minim sumber daya, dapat menjadi salah satu daerah yang cukup maju di Indonesia. Beberapa keberhasilan yang fenomenal yang telah dicapai oleh Kabupaten Jembrana antara lain: (1) Pendapatan asli daerah meningkat drastis, dari tahun 2000 yang berkisar 1 milyar, pada tahun 2006 menjadi 11 Milyar. (2) Pendidikan Gratis. (3) Pengobatan Geratis. (4) KTP, kartu kelahiran gratis, serta terdapat asuransi kematian. (5) Pajak PBB sawah gratis. (6) Sudah sepenuhnya melaksanakan EGovernment, dengan memakai open source software. (7) Layanan pemerintah yang efisien, satu loket, cepat, dan anti korupsi (www.imperiumindonesia.com, diakses tanggal 6/10/13). Terlepas dari prestasi yang di miliki Kabupaten Jembrana tidak menutup kemungkinan adanya kecurangan akuntansi didalamnya, salah satunya adalah kasus dugaan penyalahgunaan dana pembelian mesin kompos di pabrik pengolahan sampah di Dusun Peh, Kaliakah, Negara, Jembrana (metrobali.com: 2007 diakses tanggal
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) 6/10/13). Dengan adanya kasus tersebut pemerintah Kabupaten Jembrana perlu mengkaji kembali efektivitas sistem pengendalian internal dan prilaku etis organisasi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jembana. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah terdapat pengaruh budaya etis organisasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana? (2) Apakah terdapat pengaruh efektivitas pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana? dan (3) Apakah terdapat pengaruh budaya etis organisasi dan efektivitas pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana? Berkaitan dengan masalah yang telah dirumuskan,adapun tujuan dari penelitian ini antara lain: (1) Untuk membuktikan secara empiris adakah pengaruh budaya etis organisasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. (2) Untuk membuktikan secara empiris adakah pengaruh efektivitas pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana dan (3) Untuk membuktikan secara empiris adakah pengaruh budaya etis organisasi dan efektivitas pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. METODE Penelitian ini mengambil lokasi di Pemerintah Kabupaten Jembrana yaitu pada salah satu unsur pelaksanaan pemerintah daerah yang berupa DinasDinas. Penelitian terkait dengan faktorfaktor yang mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Kabupaten Jembrana akan dilaksanakan dengan pegawai pengelola keuangan, sebagai subjek penelitian. Sedangkan yang menjadi objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana yaitu: budaya etis organisasi (X1) dan Efektivitas pengendalian Internal (X2). Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data berupa angket/kuesioner dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan yaitu sumber primer yang berasal dari kuesioner dan sumber data sekunder yang berupa data jumlah pegawai pengelolaan keuangan di Dinas-Dinas Pemerintah Kabupaten Jembrana. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:80). Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai pengelola keuangan SKPD yang diambil dari 10 Dinas yang ada di Kabupaten Jembrana yang berjumlah 113 orang. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013:81). Untuk menentukan berapa banyak sampel minimal yang dibutuhkan populasi diketahui, menurut Bungin (2008 :105) dengan menggunakan rumus Slovin yaitu: (1) Jadi, jumlah sampel yang digunakan adalah 88 pegawai pengelola keuangan pada seluruh Dinas di Kabupaten Jembrana. Sebelum hipotesis diuji, terlebih dahulu dilakukan pengujian instrument. Pengujian instrument digunakan untuk melihat apakah data yang diperoleh dari pengujian instrument digunakan untuk melihat apakah data yang diperoleh dari kuesioner dapat menggambarkan secara tepat konsep yang diuji. Alat analisis yang digunakan untuk menguji instrument penelitian adalah uji validitas dan reliabilitas. Ada dua syarat penting yang berlaku pada kuesioner, yaitu keharusan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) sebuah angket untuk validitas dan Reliabilitas. Hasil penelitian dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data sesunggguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Menurut (Sugiyono, 2013:121) “Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh penelitian. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.” Suatu instrumen dinyatakan valid apabila ia mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor positif dan besarnya > 0,30 maka item tersebut dinyatakan valid tetapi jika nilai korelasinya kurang 0,30 maka item tersebut dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2013 :127). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk (construct validity) yaitu dengan mengkorelasikan skror tiap-tiap item dengan skor total (Sugiyono, 2013:125). Teknik korelasi yang digunakan adalah Pearson’s Correlation Product Moment untuk pengujian dua sisi yang terdapat pada program komputer SPSS 19.0 For Windows. Hasil uji korelasi tersebut bisa dikatakan valid apabila tingkat probabilitasnya lebih besar dari 0,05. Reliabilitas/keandalan intrumen artinya bila instrument tersebut digunakan untuk mengukur objek yang sama dengan alat pengukuran yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,2013: 121). Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui adanya konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik dari Cronbach yaitu Cronbach’s Alpha (α) yang penulis kutip dari Ety Rochaety (2007:54) (dalam Sugiyono,2013). Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai yang diperoleh ≥ 0,60
(Ghozali, 2002:133). Jadi tujuan dari validitas dan reliabilitas kuesioner adalah untuk meyakinkan bahwa kuesioner yang kita susun akan benar-benar baik dalam mengukur gejala dan menghasilkan data yang valid. Setelah menguji butir-butir pertanyaan melalui uji validitas dan reliabilitas, maka langkah berikutnya yaitu Uji Asumsi Klasik terlebih dahulu, yang meliputi: (1) Uji Normalitas data yaitu bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal (Sugiyono,2013:68). Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan uji ini dapat diketahui data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak.Apabila Sign thitung > 0.05, maka data tersebut berdistribusi normal dan begitu juga sebaliknya (Santoso, 2001). (2) Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2007:95). Konsekuensi dari adanya multikolinearitas adalah apabila ada kolinearitas sempurna diantara variabel independen, koefisien regresinya tidak tertentu dan kesalahan standarnya tidak terhingga.Jika kolinearitas tingkatnya tinggi tetap tidak sempurna, penaksiran koefisien regresi adalah mungkin, tetapi kesalahan standarnya cenderung besar. Hal ini mengakibatkan nilai populasi dari koefisien tidak dapat ditaksir dengan tepat. Multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas, menurut Joseph et.al (1995) dalam Ghozali (2007:96) adalah: Mempunyai VIF ≤ 10 dan Mempunyai angka tolerance ≥ 0,10. (3) Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Uji
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode scatter plot, dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot. Teknik analisis data yang dipakai dalam menguji hipotesis penelitian ini adalah dengan menggunakan Multiple Regression Analysis (analisis regresi linear berganda). Analisis Regresi Linear Berganda atau disebut juga Multiple Regression Analysis adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependennya (Santoso, 2001. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dilakukan dengan memasukkan dua variabel independen dan satu variabel dependen. Analisis regresi linier berganda ini diolah dengan menggunakan program SPSS 19.0 for Windows. Menurut Ghozali (2007:87-88) untuk pengujian hipotesis dapat dilakukan baik secara parsial (uji t) maupun secara serentak (uji F) serta koefisien determinasi (R2). Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara variabel independen, yaitu budaya etis organisasi dan efektivitas pengendalian internal, serta variabel dependen yaitu kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. HASIL DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini adalah pegawai pengelola keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. Data responden dalam penelitian ini meliputi pendidikan, jenis kelamin, masa kerja dan umur. Adapun pengukuran yang dilakukan melalui perolehan data lapangan dengan bantuan kuesioner yang telah disebar. Waktu yang digunakan untuk menyebarkan kuisioner sampai terkumpul adalah kurang lebih 2 minggu, dimulai dari tanggal 13 Januari 2014 sampai dengan 24 Jajuari 2014. Dari seluruh kuisioner yang kembali, semuanya dapat digunakan dalam tahap analisis, karena semua butir pertanyaan diisi oleh responden. Responden yang bekerja pada masing-masing Dinas di Pemerintah
Kabupaten Jembrana pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah berumur 31-40 tahun sebanyak 35 orang (42,2%), responden yang berumur 40-50 tahun sebanyak orang 25 (30,1%), responden yang berumur 20-30 tahun sebanyak 13 orang (15,7%), dan responden yang berumur >50 tahun sebanyak 10 orang (12,0%). Berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah Sarjan yaitu sebanyak 41 orang (49,4%), responden dengan tingkat pendidikan Diploma sebanyak 40 orang (48,2%), responden dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 2 orang (2,4%). Berdasarkan lama kerja diperoleh sebagian besar responden bekerja selama 1-5 tahun yaitu sebanyak 54 orang (65,1%), dan responden yang bekerja selama >5 tahun yaitu sebanyak 29 orang (34,9%). Dari segi gender, terdiri dari 53 orang responden laki-laki (63,8%) dan 30 orang responden perempuan (36,2%). Kuesioner yang disebarkan sesuai dengan perhitungan sampel sebanyak 88 set, setelah batas waktu pengembalian berakhir, kuesioner yang kembali sebanyak 83 set dengan kondisi kuesioner layak untuk dianalisis. Dari 88 kuisioner yang dikirim, kuisioner yang kembali sebanyak 83 buah atau 94,3% dari total kuisioner. Hal ini menunjukkan tingkat response rate sangat baik. Untuk menguji kualitas data digunakan uji validitas dan reliabilitas. Hasil Uji Validitas menyatakan bahwa seluruh item pertanyaan dari kuesioner mengenai budaya etis organisasi, efektivitas pengendalian internal dan kecenderungan kecurangan akuntansi memiliki korelasi di atas 0,3 yaitu memiliki tingkat korelasi sebesar 0,498– 0,875 sehingga dapat disimpulkan bahwa, seluruh butir dalam instrumen penelitian ini dikatakan valid atau dapat dinyatakan layak digunakan sebagai alat ukur. Sedangkan untuk Uji reliabilitas item pernyataan yang akan diuji terdiri dari 32 butir pernyataan. Pengujian reliabilitas data menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan yang terdapat dalam kuisioner
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) dapat dikatakan reliabel, karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari pada 0,6, yaitu sebesar 0,951 untuk variabel budaya etis organisasi, 0,903 untuk variabel efektifitas pengendalian internal dan 0,772 untuk variabel kecenderungan kecurangan akuntansi. Jadi, dapat dinyatakan bahwa seluruh variabel telah memenuhi syarat reliabilitas atau dapat dikatakan reliabel sehingga, dapat digunakan untuk melakukan penelitian. Uji normalitas digunakan untuk melihat dan mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal. Uji normalitas sebaran data dalam penelitian ini adalah menggunakan KolmogorovSmirnov Test. Dimana data dikatakan berdistribusi normal jika koefesien Asym. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 (α = 5%). Hasil uji menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. 0,058. Oleh karena nilai Asymp. Sig. lebih besar dari alpha 5 persen maka, dapat dinyatakan bahwa model uji telah memenuhi syarat normalitas data. Uji multikolinearitas bertujuan untuk membuktikan atau menguji ada atau tidaknya hubungan yang linier (multikolinearitas) antara variabel bebas (independent) satu dengan variabel bebas (independent) yang lain. Hasil uji multikolinearitas untuk variabel budaya etis organisasi dan efektifitas pengendalian internal memiliki nilai tolerance sebesar 0,996 sedangkan nilai
VIF sebesar 1,004, Nilai tolerance untuk masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,1 sedangkan, nilai VIF kurang dari 10. Jadi dapat dinyatakan bahwa, model uji tidak terdeteksi kasus multikolinearitas atau dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas antara variable independent. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Grafik scater plot, dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot.Jika terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model regresi layak digunakan berdasarkan masukan variabel X terhadap variabel Y. Dapat diketahui bahwa semua data variabel memiliki sebaran acak, tidak adanya pola tertentu pada grafik scater plot artinya pada model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel budaya etis organisasi (X1), dan efektivitas pengendalian internal (X2) sebagai variabel independen (variabel bebas) terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada sektor publik (Y) pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana. Adapun rangkuman dari hasil uji regresi linier berganda dapat ditunjukkan pada Tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1 Hasil Uji Regresi Parsial Coefficientsa Undstandartized Coefficients Model Konstanta Budaya etis organisasi Efektivitas pengendalian internal
B 49,609 -0,382
Std. Error 1,189 0,015
-0,390
0,029
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics T
Sig.
-0,829
41,712 -25,458
0,000 0,000
,996
1,004
-0,431
-13,281
0,000
,996
1,004
Beta
Tolerance
VIF
Sumber : data primer diolah, 2014 Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa, persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Y = 49,609 - 0,382 X1 - 0,390 + ε (2) Persamaan garis regresi linier berganda tersebut menjelaskan bahwa
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) ada pengaruh yang negatif secara simultan antara budaya etis organisasi dan efektivitas pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. Pengaruh Budaya Etis Organisasi (X1) Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Y) pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana H1 : Budaya etis organisasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (fraud) pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa variabel budaya etis organisasi memiliki tingkat signifikan sebesar 0,000. Karena tingkat signifikannya lebih kecil dari α = 0,05 maka hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya etis organisasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t diketahui bahwa untuk hipotesis penelitian yaitu terdapat pengaruh budaya etis organisasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi dengan thitung yaitu sebesar -25,458 dan ttabel yaitu 1,6 karena thitung lebih besar dari ttabel maka Hi diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan memang benar ada pengaruh yang negatif dan nyata (signifikan) secara parsial antara budaya etis organisasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. Dengan diterapkanya suatu budaya etis dalam orgabisasi maka akan dapat mendorong seseorang untuk dapat melakukan tindakan-tindakan yang beretika sehingga kecenderungan kecurangan akuntansi dapat dihindarkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramudita (2013) yang menyatakan bahwa jika instansi mempunyai budaya etis organisasi yang rendah maka akan mendorong karyawannya untuk
melakukan tindakan fraud atau kecurangan, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik budaya etis organisasi suatu instansi, maka akan semakin rendah kecenderungan karyawan melakuan kecenderungan kecurangan akuntansi. Di suatu lingkungan yang lebih etis, seorang karyawan akan lebih cenderung melakukan atau menjalankan peraturanperaturan perusahaan, dan menghindari perbuatan kecurangan di dalam instansi, lingkungan etis ini dapat dinilai dengan adanya budaya etis organisasi (Rae dan Subramaniam (2008) dalam Pranudita (2013). Budaya Etis Organisasi adalah sistem nilai, norma dan kepercayaan yang bersama-sama dimiliki oleh masingmasing anggota organisasi yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi agar terciptanya perilaku baik dan beretika,sehingga dapat menghindari tindakan-tindakan yang dapat merugikan organisasi dan mencegah pegawai unruk melakukan kecenderungan kecurangan akuntansi. Pengaruh Efektivitas Pengendalian Internal (X2) Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Y) pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana H2: Keefektivan pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa variabel efektivitas pengendalian internal memiliki tingkat signifikan sebesar 0,000. Karena tingkat signifikannya lebih kecil dari α = 0,05 maka hasil penelitian menunjukkan semakin efektif pengendalian internal akan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t diketahui bahwa untuk hipotesis penelitian yaitu terdapat pengaruh efektivitas pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) akuntansi dengan thitung yaitu sebesar 13,28dan ttabel yaitu 1,6 karena thitung lebih besar dari ttabel maka Hi diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan memang benar ada pengaruh yang negatif dan nyata (signifikan) secara parsial antara efektivitas pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wilopo (2006) yang menyatakan kecenderungan kecurangan akuntansi dapat diturunkan dengan meningkatkan keefektivan pengendalian internal, jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi efektif pengendalian internal suatu organisasi akan dapat menurunkan terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. AICPA dalam Wilopo (2006) menjelaskan bahwa pengendalian internal sangat penting, antara lain untuk memberikan perlindungan bagi entitas terhadap kelemahan manusia serta untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan. Agar sistem pengendalian internal dapat berfungsi dengan baik maka diperlukan elemen pengendalian internal. Untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, wajib dilakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan menerapkan elemen-elemen pengendalian internal.
Pengendalian Internal merupakan suatu tindakan atau aktivitas yang dilakukan manajemen secara terus menerus untuk memberikan keyakinan yang memadai akan tercapainya tujuan dan sasaran organisasi dan menghindarkan terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi yang dilakukan baik oleh pihak internal maupun eksternal organisasi. Pengaruh Budaya Etis Organisasi (X1) dan Efektivitas Pengendalian Internal (X2) Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Y) pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana Uji regresi simultan (F-test) dilakukan untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa budaya etis organisasi (X1), efektivitas pengendalian internal (X2) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi (Y) pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. H3: Budaya etis organisasi dan keefektivan pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. Untuk melakukan pengujian ini digunakan analisis varian (ANOVA) dengan tingkat signifikan 0,05. Hasil dari Uji regresi simultan (F-test) ditunjukan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1.2 Uji regresi simultan
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 1163.031 106,511 1269.542
Df 2 80 82
Mean Square 581.516 1.331
F 436.775
Sig. .000a
Sumber : Data diolah, 2014 Setelah data dianalisis dilakukan pembahasan dari hasil analisis data untuk mengetahui makna yang lebih luas
dari hasil analisis. Uji signifikasi koefisien regresi berganda diperoleh F-hitung adalah 436,775 lebih besar dari F-tabel sebesar
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) 2,6 berada pada daerah penolakan Ho, maka Ho ditolak atau Hi diterima, menunjukkan memang benar ada hubungan dan nyata (signifikan) secara simultan antara budaya etis organisasi dan efektivitas pengendalian intern terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi . Persamaan garis regresi linier berganda: Y= 49,609 - 0,382 X1 - 0,390 X2+ε,menjelaskan bahwa ada pengaruh yang negatif secara simultan antara budaya etis organisasi dan efektivitas pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. Hasil ini menjelaskan bahwa budaya etis organisasi dan efektivitas pengendalian internal secara parsial maupun secara simultan mempunyai hubungan negatif dan signifikan dengan kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana, artinya apabila budaya etis organisasi dan efektivitas pengendalian internal semakin baik maka secara parsial maupun secara simultan maka akan diikuti oleh penurunan yang nyata (signifikan) pada kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. Hasil analisis koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel independent (budaya etis organisasi dan efektivitas pengendalian internal) terhadap variabel dependen (kecenderungan kecurangan ak) adalah sebesar 91,6%. Sedangkan sisanya sebesar 8,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan atau tidak dibahas dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramudita (2013) menyatakan efektifitas pengendalian interna dan budaya etis organisasi berpengaruh negative terhadap fraud di sektor pemerintahan Kota Salatiga. Penelitian serupa dilakukan oleh Wilopo(2006) mendukung hasil penelitian ini dengan hasil penelitiannya adalah
perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi daspat diturunkan dengan meningkatkan efektivitas pengendalian internal. Pengendalian internal memegang peranan penting dalam organisasi untuk meminimalisir terjadinya kecurangan. Pengendalian internal yang efektif akan menutup peluang terjadinya kecenderungan untuk berlaku curang serta budaya etis organisasi juga akan meningkat seiring dengan peningkatan kesadaran anggota organisasi terhadap hadirnya pengawasan yang integral dan bersinambungan. Sehingga masingmasing pihak akan dengan senang hati menjalankan sistem pengendalian dan tunduk pada aturan yang ada di dalam sistem sehinnga dapat meminimalisir terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi yang dapat merugikan organisasi.
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner, maka kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan memang benar terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara budaya etis organisasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. Oleh karena itu semakin baik penerapan budaya etis dalam suatu organisasi maka akan diikuti oleh penurunan tingkat kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. Menunjukkan memang benar terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara efektivitas pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. Maka semakin efektif pengendalian internal dalam suatu organisasi akan diikuti oleh penurunan tingkat kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. Menunjukkan memang benar terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara budaya etis organisasi dan efektivitas pengendalian internal terhadap
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun 2014) kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. SARAN Saran-saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian serta untuk kesempurnaan penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas area survai dengan menggunakan seluruh SKPD Pemerintah Kabupaten Jembrana. Temuan penelitian yang diperoleh diharapkan bermanfaat bagi Pemerintah Kabupaten Jembrana dalam usaha penurunan tingkat kecenderungan kecurangan akuntansi. Untuk itu disarankan kedepannya agar penerapan budaya kerja yang beretika dan efektifitas pengendalian internal lebih ditingkatkan untuk mencegah terjadinya kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti mengenai variabel-variabel lain yang mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Jembrana. . DAFTAR PUSTAKA Arens, Alvin A. dkk. 2006. Auditing dan Jasa Assurance, Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi Ekonomi, Dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Lainnya. Jakarta: Kencana. Ghozali, Imam. 2002. AplikasiAnalisa Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. ------. 2007. AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Akuntansi Keuangan. Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Kusumastuti, Nur Ratri. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Dengan Perilaku Tidak Etis Sebagai Variabel Intervening, Skripsi. Universitas Diponogoro, Semarang. Mardiasmo. 2006. Perpajakan, Revisi, Yogyakarta : Andi.
Edisi
Pramudita, Aditya. 2013. Analisis Fraud Di Sektor Pemerintahan Kota Salatiga. Accounting Analysis Journal Vol. 1 No. 3. Santoso, Singgih. 2011. Mastering SpssVersi 19. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sawitri, Peni. 2011. Interaksi Budaya Organisasi dengan Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Unit Bisnis Industri Manufaktur dan Jasa. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan,Vol.13, No. 2. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-18. Bandung: CV Alfabeta. Thoyibatun, Siti. 2012. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Tidak Etis Dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Serta Akibatnya Terhadap Kinerja Organisasi.Jurnal Ekonomi Dan Keuangan. Vol. 16, No.2 Wilopo 2006. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi : Studi pada Perusahaan Publik dan Badan Usaha Milik Negara di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) 9. Padang, 23 – 26 Agustus 2006.