Keutamaan Merapatkan Shaf_aditya_www.ukkiunesite.co.nr

  • Uploaded by: ukki unesa
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Keutamaan Merapatkan Shaf_aditya_www.ukkiunesite.co.nr as PDF for free.

More details

  • Words: 334
  • Pages: 2
KEUTAMAAN MERAPATKAN SHAF.. Mengenai perintah meluruskan Shaf Rasulullah bersabda : ““Luruskan shaf-shaf kalian, karena kelurusan shaf termasuk kesempurnaan shalat.” (H.R Bukhari dan Muslim) dan sabda beliau : “Hendaknya kalian bersungguh-sungguh meluruskan shaf-shaf kalian atau Allah sungguh-sungguh akan memperselisihkan di antara wajah-wajah kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim) 2. Adapun yang harus diluruskan (dan ditempelkan) adalah kaki dan juga pundak An-Nu’man bin Basyir berkata : “Aku melihat salah seorang dari kami menempelkan mata kakinya dengan mata kaki temannya.” (HR. Bukhari) Abu Mas’ud berkata : “Rasulullah biasa mengusap pundak kami waktu hendak shalat dan beliau bersabda :”Samakanlah barisanmu dan jangan ada yang berpencar sebab hati kamu bisa berselisih..” (H.R Bukhari) Anas bin Malik berkata : “Adalah salah seorang dari kami menempelkan pundaknya dengan pundak temannya dan menempelkan kakinya dengan kaki temannya.” (HR. Bukhari) 3. Posisi badan, kaki (dan pundak) ketika akan memulai shalat dan sedang shalat yaitu lurus menghadap kiblat Rasulullah bersabda : “Bila engkau bangkit untuk menegakkan shalat maka baguskanlah wudhu kemudian menghadaplah kiblat, setelah itu bertakbirlah….” (HR. Bukhari dan Muslim) Abu Humaid berkata : “”Bahwa Nabi saw bila berdiri hendak mengerjakan shalat, ia tegak lurus dan mengangkatkan kedua belah tangannya lalu mengucapkan ‘Allahu Akbar’.” (H.R Ibnu Majah dan dinyatakan sah oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban) Abu Humaid berkata :

“Saya adalah orang yang paling hafal di antara kalian tentang shalat Rasulullah. Saya melihat apabila beliau bertakbir, beliau angkat kedua tangan beliau sejajar dengan kedua pundak beliau. Apabila ruku, beliau letakkan kedua tangan beliau pada kedua lutut. Kemudian beliau membungkukkan punggung. Apabila beliau mengangkat kepala (dari ruku) beliau tegak sehingga tiap-tiap tulang belakangnya kembali ke tempatnya. Apabila sujud, beliau letakkan kedua tangan beliau dengan tidak merentang (menjulurkan lengan dengan meletakkannya di tanah) juga tidak menggenggam, dan beliau hadapkan ujung jari-jari beliau ke kiblat. Apabila beliau duduk di rakaat yang kedua, maka beliau duduk di atas kaki kiri dan menegakkan kaki kanan. Apabila beliau duduk di rakaat terakhir, maka beliau julurkan kaki kiri dan ditegakkannya kaki yang lain. Beliau duduk di atas pantat beliau.” (H.R Bukhari)

Related Documents


More Documents from ""