KETERANGAN UMUM
Nama Lain
: Gunung Tutong, Boer Moetelong, G. Telong
Lokasi A. Geografi Puncak : 4o38'47" - 4o88'32" Lintang Utara dan 96o44'42" - 96o55'03" Bujur Timur B. Administrasi`
: Kabupaten Aceh Tengah, Nanggroe Aceh Darussalam
C. Ketinggian
: 2624 m dpl
Kota Terdekat
: Takengon (lk. 17 km selatan G. Bur Ni Telong)
Tipe Gunungapi
: Strato
Pos Pengamatan
: Desa Kuet Lintang, Kecamatan Bukit, Kab. Bener Meriah- NAD pada
posisi 04° 41' 40,8" LU dan 96° 51' 44,2" dengan ketinggian 1353 m dpl
PENDAHULUAN
Gunung
Geureudong atau Bur
ni
Geureudong atauBur
ni
Telong adalah
gunung stratovolcano di Provinsi Aceh, Indonesia. Nama resmi untuk kompleks gunung berapi ini masih menjadi perdebatan, karena posisi Bur ni Geureudong dan Bur ni Telong yang berdekatan. Dua Kerucut vulkanik bernama Salah Nama dan Pepanji yang merupakan bukit sedimen. Bur ni Geureudong telah mengalami longsor sejak masa Pleistosen, tetapi memiliki fumarol dan mata air panas di bagian lereng. Bur ni Telong terletak di selatan dari Bur ni Geureundong. Bur ni Telong memiliki kawah aktif yang masih terdapat lava di bagian selatan lereng gunung. Burni Telong merupakan gunung api termuda yang terdapat di dalam suatu komplek gunung api tua yang terdiri dari gunung Salah Nama, Geureudong dan gunung Pepanji. Penyebaran produk letusan gunung Burni Telong sebagian besar ke arah selatan, tenggara dan barat daya, terdiri dari : aliran piroklastik (awan panas), jatuah piroklastik dan lava. Sebagian besar lava tersingkap di daerah puncak dan di lereng barat dan selatan bagian atas dengan komposisi andesitic dan dasitik. Pada umumnya lava di bagian lereng bersifat andesitik sedangkan di daerah puncak (kawah) umumnya dasitik (Suhadi dkk, 1994). Aliran piroklastik mempunyai sebaran yang cukup luas di sekitar lereng terutama di bagian baratdaya,
adapun jatuhan piroklastik tersingkap di lereng selatan dan baratdaya umumnya menumpang diatas aliran piroklastika. Meskipun kegiatan Burni Telong saat ini hanya menempakan fumarola yang berasap tipis dan lemah , namun bukan berarti bahwa gunung tersebut tidaak berbahaya dan tidak akan meletus kembali. Berdasarkan data yang ada, gunung Burni Telong pernah meningkat kegiatannya atau meletus pada : 1837 Akhir September terjadi beberapa letusan dan gempa bumi yang menyebabkan banyak kerusakan (Wichmann, 1904). Neuman van Padang (1951) menganggap sebagai letusan normal kawah pusat.\ 1839 Wichmann (1904), letusan terjadi tanggal 12/13 Januari dengan abu letusan mencapai pulau Weh (Sabang) 1856 14 April , letusan dari kawah pusat (Neuman van Padang , 1951) material yang dimuntahkannya berupa abu dan batu. 1919 Neuman van Padang (1951) menulis bahwa di bulan Desember terjadi letusan normal dari kawah pusat. 1924 7 Desember, Nampak 5 buah tiang asap tanpa diikuti suatu letusan (Neuman van Padang ,1951)
PEMBAHASAN A. Geologi G. Bur Ni Telong Morfologi Morfologi G. Bur Ni Telong berkembang ke arah selatan, tenggara dan baratdaya, sedangkan ke arah selatan sedikit terhalang oleh adanya bukit-bukit kecil di bagaian lerengnya. Hal ini karena ke arah utara dan timur pertumbuhann tubuh Bur Ni Telong terhalang oleh komplek G. Geurodong, Leui Kucak dan G. Panji. Pola aliran sungainyanya juga sangat dipengaruhi oleh morfologi yang membentuknya, sebagian dari aliran sungai yang berada di sekitar puncak menunjukan suatu daerah tangkapan berpola aliran radier dan semi dendritik, namun ke arah hilir berubah menjadi pararel.Daerah puncak Bur Ni Telong mempunyai morfologi berrelief kasar terdiri dari sisa - sisa kerucut dan kubah lava yang sebagian terhancurkan oleh erupsi pada waktu lampau sehingga bila dilihat dari kejauhan nampak bergerigi. Daerah puncak dan lereng atas ini mempunyai sudut lereng yang terjal, dan berdasarkan titik aktivitas saat ini kearah G. Bur Ni Telong terbuka ke arah baratdaaya. Adapun bekas kawah yang terdapat di sebelah tenggara saat ini tidak menunjukan aktivitasnya.
Stratigrafi Batuan tertua di daerah ini adalah berupa batuan sedimen, yang sebagian besar
telah terubah menjadi kwarsit, batu tanduk dan meta gamping yang merupakan batuan dasar (basement) dari batuan vulkanik. G. Bur Ni Telong merupakan gunungapi termuda yang terdapat di dalam suatu komplek gunungapi tua yang terdiri dari G. Salah Nama, G. Geureudong dan G. Pepanji. Penyebaran produk letusan G. Bur Ni Telong sebagian besar ke arah selatan, tenggara dan baratdaya, terdiri dari aliran piroklastik (awan panas), jatuah piroklastik dan lava. Sebagian besar lava tersingkap di daerah puncak dan di lereng barat dan selatan bagian atas dengan komposisi andesitik dasitik. Pada umumnya lava di bagian lereng bersifat andesitik sedangkan di daerah puncak (kawah) umumnya dasitik (Suhadi dkk, 1994). Aliran piroklastik mempunyai sebaran yang cukup luas di sekitar lereng terutama di bagian baratdaya, adapun jatuhan piroklastik tersingkap di lereng selatan dan baratdaya umumnya menumpang diatas aliran piroklastika.
Stukrtur Geologi Struktur geologi yang berkembang di sekitar G. Bur Ni Telong sangat
berhubungan dengan struktur regional yang berkembang di P Sumatera yaitu Sesar Semangko. Sesar Semangko ini mempunyai arah relatif baratlaut - tenggara, struktur geologi yang terdapat di G. Bur Ni Telong dan sekitarnya berupa kaldera, kawah dan sesar.
Peta Geologi Gunung Api Bur Ni Telong Dan Sekitarnya Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Daerah Istimewa Aceh
Kenampakan Sesar Semangko Terhadap Gunung api Bur Ni Telong Yang dimana keberadaan gunug pada gambar dibawah di tunjukan dengan Kotak Merah
Kimia Batuan Petrografi. Dari beberapa conto batuan yang diperiksa secara petrografi
memberikan gambaran batuan G. Bur Ni Telong umumnya berkomposisi andesitik, yang bertekstur porfiritik dan vitrofirik. Fenokris umumnya terdiri dari plagioklas, amphibole (hornblenda) dan mineral opak (magnetit). Orto piroksen dan clinopiroksen hadir dalam jumlah sedikit, terdapat mineral amphibole terubah menjadi biotit. Dengan hadirnya mineral biotit ini walaupun dalam jumlah yang relatif kecil, menunjukkan batuan G. Bur Ni Telong dan sekitarnya meningkat ke asam. Hasil analisis kimia dari conto lava-lava G. Bur Ni Telong umumnya mempunyai kisaran silica antara 54,05 - 59,88 %, tidak dijumpai lava-lava yang kaya akan MgO, kandungan TiO2 umumnya kurang dari 1 wt %, khas untuk lavalava busur kepulauan. Berdasarkan variasi Si O2 dengan dengan K2O (Le Maitre , 1989), lava-lava G. Bur Ni Telong dan kerucut sekitarnya dengan kandungan silica 54 - 57 wt% diklasifikasikan sebagai andesitik basaltic, sedangkan yang mempunyai kandungan silica 57 - 59,88 wt% diklasifikasikan sebagai andesit. Umumnya lavalava daerah ini mempunyai kadungan K yang tinggi (high K > 2 wt%). Dengan diagram Irvine & Baragar (1971), batuan batuan G. Bur Ni Telong diklasifikasikan sebagai Calc-Alkaline.