1. Pendahuluan Penyakit malaria adalah penyakit yang diakibatkan protozoa Plasmodium yang umum pada area tropis dan subtropis. Saat ini terdapat lebih dari 100 teritori negara dengan risiko transmisi malaria yang dikunjungi oleh lebih dari 125 juta turis internasional setiap tahunnya. Mengingat malaria termasuk communicable disease, hal ini tentu harus menjadi perhatian. Banyak turis internasional yang terinfeksi malaria saat mengunjungi negara-negara di mana malaria adalah sebuah endemik (WHO, 2015). Di Indonesia sendiri, malaria tersebar luas dan memiliki derajat infeksi yang bervariasi. Hampir separuh populasi Indonesia tinggal pada area-area yang endemik malaria, dan diperkirakan terdapat 30 juta kasus malaria setiap tahunnya (Arsin, 2012). Kelompok kami memilih penyakit malaria karena selain merupakan penyakit yang cukup umum, dapat terlihat kesenjangan yang signifikan apabila beberapa wilayah berbeda, baik dalam ruang lingkup global maupun regional, dibandingkan. Fakta bahwa penyakit ini termasuk ke dalam communicable disease juga menjadi alasan, karena memungkinkan terjadinya outbreak yang meningkatkan jumlah terinfeksi secara drastis. Selain itu, penyakit ini utamanya terjadi pada area tropis dan subtropis, berhubungan erat dengan kondisi Indonesia sendiri. 2. Isi a. Riwayat Alamiah Malaria a. Masa Prepatogenesis Masa prepatogenesis malaria merupakan waktu di mana Plasmodium sp. berkembang biak secara seksual di tubuh nyamuk. Makrogamet yang telah dibuahi oleh mikrogamet akan membentuk zigot, kemudian ookinet (yang masuk ke lambung nyamuk), lalu ookista. Ookista yang sudah tua akan pecah dan melepaskan sporozoit ke cairan rongga tubuh nyamuk sebelum masuk pada kelenjar liur nyamuk untuk disebarkan ke manusia (Arsin, 2012). b. Masa Inkubasi Masa inkubasi malaria merujuk pada waktu antara gigitan nyamuk dan munculnya gejala klinis. Lamanya sekitar 7-14 hari untuk P. falciparum, 8-14 hari untuk P. vivax dan P. ovale, dan 7-30 hari untuk P. malariae. Waktu ini dapat bertambah hingga 8-10 bulan, utamanya pada beberapa strain P. vivax (Panggabean, 2010). c. Masa Penyakit Dini
Gejala awal penyakit malaria adalah demam, rasa lemah, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, dsb. Demam yang terdeteksi pada penderita malaria adalah beberapa serangan demam pada interval tertentu (parokisme) yang diselingi periode laten di mana penderita tidak mengalami demam, teridiri atas (1) stadium dingin, di mana penderita menggigil dan merasa dingin, berlangsung 15-60 menit, (2) stadium demam, di mana penderita mengalami demam dan merasa sakit kepala, berlangsung 2-4 jam, (3) stadium berkeringat, di mana penderita mengeluarkan keringat yang banyak dan terjadi penurunan suhu badan secara cepat, berlangsung 2-4 jam. Setelah serangan panas selesai, akan terjadi interval bebas panas, sekitar 48-72 jam, sebelum kemudian serangan panas selanjutnya dimulai (Arsin, 2012). d. Masa Penyakit Lanjut Pada tahap lanjut, malaria biasa termanifestasi dengan koma (malaria cerebral), asidosis metabolik, anemia parah, hipoglikamia, gagal ginjal akut, atau edema pulmonar. Jika dibiarkan tidak terobati, pada kebanyakan kasus akan menyebabkan kematian (WHO, 2011). e. Masa Penyakit Akhir Pada tahap akhir penyakit, terdapat beberapa kemungkinan bagi penderita malaria; sembuh sempurna, sembuh karier, atau meninggal. b. Konsep Sehat dan Sakit dalam Malaria
c. Epidemiologi Penyakit Malaria
d. Peran Gizi dalam Penanganan Penyakit Malaria
e. Aspek Perilaku dalam Penangan Penyakit Malaria
3. Kesimpulan
4. Daftar Pustaka
Arsin, A. A. (2012). Malaria di Indonesia. Makassar: Masagena Press. Panggabean, W. (2010). Karakteristik Penderita Malaria di Kota Dumai Tahun 20052009. Medan. WHO. (2011). Guidelines for the Treatment of Malaria. World Health Organization. WHO. (2015). International Travel and Health. World Health Organization.