Kesimpulan.docx

KESIMPULAN: Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke RSGM ingin mencabut gigi belakang bawah kanan yang tinggal sisa akar . Anamnesis diketahui pasien sering merasa mual, mengalami sakit perut bagian bawah kanan dan membesar. Pasien memiliki kebiasaan minum minuman berakohol sejak usia 20 tahun. Sehingga mengaktifkan sel kupfer dan hepar bekerja lebih keras untuk mensekresi alkohol. drg mencurigai pasien menderita alkoholik hepatitis. Pemeriksaan intra oral terdapat gigi 46 sisa akar dengan diagnosis periodontis apikalis. Merujuk pasien untuk dilakukan pemeriksaan penunjang faal hati . Hasil pemeriksaan penunjang faal hati menunjukkan terdapat peningkatan ALT dan AST, protrombin time 19 detik dan bleeding time 12 menit. drg memutuskan menunda pencabutan, memberikan KIE dan merujuk untuk menentukan perawatan secara komprehensif.

KIE pada kasus:

1. dokter gigi yang melakukan kegiatan ini sebaiknya membekali diri dengan pengetahuan yang cukup mengenai alkoholik hepatitis dan pengobatannya disamping memiliki rasa empati dan ketrampilan berkomunikasi sehingga dapat tercipta rasa percaya pasien terhadap dokter gigi dalam mendukung pengobatan mereka. 2. Pemberian informasi dan edukasi ini tidak hanya diberikan kepada pasien tetapi juga kepada keluarganya terutama untuk pasien-pasien yang mengalami masalah dalam berkomunikasi dengan mempertimbangkan latar belakang dan pendidikan pasien dan keluarganya agar terjalin komunikasi yang efektif. 3. Mengumpulkan dan mendokumentasikan data-data pasien yang meliputi riwayat keluarga, gaya hidup, pekerjaan dan pengobatan yang dijalani saat ini temasuk obat-obat yang digunakan selain obat untuk hepatitis yang dapat berpengaruh kepada pengobatan . 4. Penyampaian informasi dan edukasi melalui komunikasi yang dapat meningkatkan pemahaman pasien dan keluarganya. 5. Kepatuhan pasien dalam pengobatan alkoholik hepatitis jangka panjang akan lebih baik apabila : • Jumlah obat yang dipergunakan lebih sedikit • Dosis perhari lebih sedikit • Kejadian efek samping obat lebih jarang terjadi • Ada pengertian dan kesepakatan antara dokter, pasien dan apoteker. 6. Membantu pasien dan keluarganya dalam menyelesaikan masalahmasalah yang mereka hadapi dalam penggunaan obat, jika perlu dengan melibatkan tenaga kesehatan seperti dokter.

Informasi yang dapat disampaikan kepada pasien dan keluarganya:   

Menilai bagaimana pasien dalamn penggunaan alkohol dan kesediaan mereka untuk berhenti menggunakan alkohol. Berikan informasi pendidikan yang relevan mengenai dampak alkohol pada hati dan singkatnya dan konsekuensi jangka panjang. Edukasikan pasien dan keluarga untuk mengenali sejak dini tanda-tanda kerusakan fungsi hati, seperti perubahan suasana hati, ringan kebingungan, perubahan dalam kebiasaan tidur, bau nafas apak / manis, mengantuk, dan kulit gatal.



Menyediakan sumber daya untuk bagaimana dan kapan harus mencari perhatian medis. Pantang mutlak dari alkohol sangat penting untuk mencegah perkembangan penyakit dan komplikasi yang terkait ALD.

• Pengobatan alkoholik hepatitis sangat individualis dan tergantung pada tingkat keparahan. • Secara garis besar pengobatan alkoholik hepatitis dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu : 1. Tatalaksana nonfarmakologi dengan memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab penyakit pasien, pola makan, dan diet tinggi protein. 2. Terapi farmakologi berupa terapi simptomatik yaitu asam traneksamat 3x500, Vit K 3x1, propanolol 2x5 mg, furosemid 2x40 mg, spironolakton 2x50 mg, curcuma tab 3x1, omeprazole tab 2x20 mg DAFTAR PUSTAKA: Morrison D, Sgrillo J, and Daniels LH. Managing Alcoholic Liver Disease. November l Nursing2014 Available at: https://journals.lww.com/nursing/Fulltext/2014/11000/Managing_alcoholic_liver_disease.10.aspxDi akses: 24 april 2018.