Kesiapan Bencana

  • Uploaded by: Andri Sofda
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kesiapan Bencana as PDF for free.

More details

  • Words: 19,612
  • Pages: 66
Edisi Kedua

Kesiapan Bencana

Apabila bencana menyerang, bersiaplah !

Program Pelatihan Manajemen Bencana

1

Kesiapan Bencana Edisi Kedua

Modul disusun oleh : Randolph Kent

DHA Program Pelatihan Manajemen Bencana

2

1994

3

Edisi pertama modul ini dicetak pada tahun 1991. Penggunaan dan penggandaan materi dari modul ini diijinkan; akan tetapi, perlu disebutkan sumber materi dari Program Pelatihan Manajemen Bencana .

4

Modul pelatihan ini didanai oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa Bangsa UNDP bekerja sama dengan Kantor Koordinator Bantuan Bencana Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Program Pelatihan Manajemen Bencana ( DMTP ) bekerja sama dengan Pusat Manajemen Bencana Universitas Wisconsin. Naskah ini direview oleh :Everet Ressler; Brian Ward, Pusat Kesiapan Bencana Asia ( Asia Disaster Preparedness Center ); Jose Luis Zeballos, PAHO; dan anggota staf UNDP dan UNDRO. Penyuntingan, termasuk desain, komponen-komponen pendidikan dan pembuatan format, dikerjakan oleh InterWork. Konsultasi desain dan desktop publishing dikerjakan oleh Artifax. Photo sampul : The Sasakawa/UNDRO Disaster Prevention Award poster dariUNDRO, Mei/Juni, 1988.

5

6

KESIAPAN BENCANA

DAFTAR ISI DMTP dan re-organisasi PBB ....................................................................... Pengantar .......................................................................................................

8 9

Tinjauan ....................................................................................................... Tinjauan konsep ............................................................................................ Definisi yang berlaku ....................................................................................

11 11 12

BAGIAN 1 Perencanaan untuk kesiapan bencana ................................... Pengkajian kerentanan ................................................................................... Perencanaan ................................................................................................... Struktur institusional ..................................................................................... Sistem informasi ............................................................................................ Basis sumber daya ......................................................................................... Sistem peringatan .......................................................................................... Mekanisme respon ......................................................................................... Pendidikan umum dan pelatihan ................................................................... Gladi .............................................................................................................. STUDI KASUS ............................................................................................. RINGKASAN ................................................................................................

15 16 18 23 26 28 30 31 33 34 37 39

BAGIAN 2 Kerjasama internasional untuk kesiapan bencana ............. Sistem perserikatan bangsa-bangsa ............................................................... PBB pada tingkat markas besar ..................................................................... PBB pada tingkat lapangan ........................................................................... UNDP di lapangan ......................................................................................... Badan-badan dan proyek-proyek pembangunan PBB .................................. RINGKASAN ................................................................................................

41 43 44 45 46 47 49

BAGIAN 3 Melaksanakan rencana-rencana kesiapan bencana ............. Promosikan rencana pada tingkat nasional ................................................... Bangun basis informasi yang dapat diandalkan ............................................ Definisikan struktur-struktur institusi yang memadai ................................... Pertimbangkan nasihat ini ............................................................................. STUDY KASUS ............................................................................................ RINGKASAN ................................................................................................

51 51 53 54 56 58 60

Anneks 1 : Daftar informasi dasar yang diperlukan oleh UN-DMT1 ........... Anneks 2 : Akronim ...................................................................................... Anneks 3 : Bacaan tambahan ........................................................................

61 65 66

7

Re-organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa dan Program Pelatihan Manajemen Bencana Sejak modul ini ditulis, telah terjadi re-organisasi di dalam sistim Perserikatan Bangsa Bangsa. Bagian ini mendiskripsikan perubahan-perubahan organisasi dan menerangkan peran yang semakin luas dari Perserikatan Bangsa Bangsa dalam Manajemen Bencana. Pada bulan Desember 1991 Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa mengadopsi resolusi 46/182* yang menetapkan Departemen Urusan Kemanusiaan (baca: DHA ) agar memperkuat “koordinasi bantuan emergensi kemanusiaan dari Perserikatan Bangsa Bangsa” dan menjamin “persiapan yang lebih baik untuk, respon yang terkoordinir secara baik dan cepat terhadap emergensi kemanusiaan yang kompleks dan bencana-bencana alam yang mendadak.” Departemen itu menggabungkan UNDRO yang lama maupun unit-unit emergensi PBB yang lama untuk Afrika, Irak dan Asia Tenggara. Sekretariat Dekade Internasional untuk Pengurangan Bencana Alam ( baca: IDNDR ) juga menjadi bagian dari Departemen ini. Berkenaan dengan emergensi-emergensi kompleks, DHA sering beroperasi di zona abu-abu di mana kepentingan-kepentingan keamanan, kemanusiaan dan politik saling bertemu. Perencanaan kebijakan dan koordinasi kebijakan dilaksanakan di New York, di mana DHA bekerja erat dengan organ-organ langsung dari Perserikatan Bangsa Bangsa dan dengan departemen-departemen ekonomi dan keuangan, dan politik dari Sekretariat itu. Kantor Genewa (DHA-Genewa) mengkonsentrasikan aktivitas-aktivitasnya pada penyediaan dukungan operasional emergensi untuk pemerintah dan entitas operasional PBB. Kantor ini juga bertanggung jawab untuk koordinasi aktivitas-aktivitas internasional yang terkait dengan mitigasi bencana. Kantor itu terus menangani respon sistim PBB untuk semua bencana-bencana alam. Satu Komite Tetap Antar-Badan ( baca: IASC ) yang diketuai Under Secretary General untuk Urusan Kemanusiaan telah didirikan menindak lanjuti resolusi Majelis Umum 46/182. Komite ini berhubungan dengan organisasi-organisasi non-pemerintah, organisasi-organisasi PBB, serta Komite Internasional Palang Merah ( baca: ICRC ) dan Federasi Masyarakat Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Pimpinan-pimpinan eksekutif dari badan-badan ini bertemu secara rutin untuk membicarakan isu-isu yang berhubungan dengan emergensi-emergensi kemanusiaan. Satu sekretariat antar-agen untuk IASC juga sudah didirikan di dalam DHA. Beberapa Program Emergensi Khusus ( baca:SEP ) telah disusun di dalam Departemen itu, yang mencakup Program Emergensi Khusus untuk Horn of Africa ( Baca: SEPHA ), Emergensi Kekeringan di Program Afrika Selatan ( baca : DESA ), Program Emergensi Khusus untuk Negara-Negara Yang Baru Merdeka ( baca: SEP-NIS ), serta Kantor Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Koordinasi Bantuan Kemanusiaan untuk Afghanistan (Baca: UNOCHA ). DHA mempromosikan dan berpartisipasi di dalam penetapan sistim-sistim respon emergensi cepat yang mencakup jaringan-jaringan operator sumber daya bantuan, seperti Kelompok Penasehat SAR internasional (baca: INSARAG). Perhatian khusus diberikan terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari bencana-bencana yang mendadak didalam konteks Dekade Internasional untuk Pengurangan Bencana Alam (IDNDR) Program Pelatihan Manajemen Bencana (DMTP), yang diluncurkan pada awal tahun 1990an, dikelola secara bersama-sama dengan DHA dan UNDP, dengan dukungan dari Pusat Manajemen Bencana Universitas Wisconsin, atas nama Satuan Tugas Antar-Badan. Satgas ini memberikan kerangka kerja didalam negara-negara dan institusi-institusi (internasional, regional dan nasional) untuk mendapatkan sarana guna meningkatkan pembangunan kapasitas mereka dalam manajemen emergensi dalam konteks pembangunan. _____________________________________ * Salinan dokumen ini disertakan dalam Modul Overview Manajemen Bencana

8

KESIAPAN BENCANA

PENDAHULUAN Tujuan Modul pelatihan ini, Kesiapan Bencana, dirancang untuk memperkenalkan suatu aspek dari manajemen bencana kepada pembaca profesional dari organisasi PBB yang membentuk tim-tim manajemen bencana, dan juga kepada instansi-instansi pemerintah sebagai mitra, organisasi-organisasi non-pemerintah dan lembaga-lembaga donor. Modul ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran pembaca akan sifat dari manajemen bencanabencana, yang bisa membawa ke satu pelaksanaan yang lebih baik dalam respon dan kesiapan bencana. Isi dari modul ini ditulis oleh para ahli dalam bidang manajemen bencana dan secara umum mengikuti Manual Manajemen Bencana dari UNDP/UNDRO beserta prinsip-prinsip, prosedur-prosedur, dan terminologinya. Akan tetapi, terminologi dalam bidang ini tidak terstandarisasi dan para penulis dari institusi-institusi yang berbeda bisa menggunakan terminologi-terminologi tersebut dalam cara-cara yang sedikit berbeda.

Cakupan Tujuan dari modul ini adalah untuk memperkenalkan kepada anda konsepkonsep dasar yang terkait dengan kesiapan bencana. Bagian pertama dari modul ini menetapkan berbagai kategori untuk menjadi bahan pertimbangan terhadap kesiapan bencana : dari pengkajian kerentanan sampai melatih rencana secara nyata. Pada bagian kedua modul ini, Anda akan belajar tentang kerjasama internasional untuk kesiapan dengan fokus pada sistim PBB. Anda harus mempunyai kesadaran yang lebih tinggi akan peran-peran dan batasanbatasan dari badan-badan internasional dalam mengkoordinasikan upayaupaya kesiapan bencana. Pelaksanaan rencana-rencana kesiapan bencana dibicarakan pada Bagian Tiga dari modul ini: dari mempromosikan rencana-rencana sampai dengan mempertimbangkan nasehat-nasehat berdasarkan kesulitan-kesulitan umum yang terkait dengan pelaksanaan.

9

KESIAPAN BENCANA

Metode-metode pelatihan Modul ini dimaksudkan untuk dua golongan pembaca, mereka yang belajar mandiri dan peserta dalam satu loka karya pelatihan. Metode-metode pelatihan berikut ini direncanakan untuk digunakan dalam loka karya dan disimulasikan dalam “petunjuk pelatihan” yang menyertai modul ini. Bagi mereka yang belajar secara mandiri, teks ini sudah seperti seorang tutor sejauh yang bisa dilakukan oleh suatu bahan cetak Metode-metode pelatihan mencakup :

• • • • • •

diskusi kelompok simulasi/main peran diktat tambahan video sesi-sesi review latitihan-latihan penilaian diri

Pelajar mandiri diajak untuk menggunakan teks ini sebagai buku kerja. Sebagai tambahan untuk membuat catatan di pinggir halaman, Anda akan diberi kesempatan untuk berhenti sebentar dan memeriksa apa yang sudah Anda pelajari lewat pertanyaan-pertanyaan yang disertakan dalam teks. Tulislah jawaban-jawaban Anda terhadap pertanyaan-pertanyaan ini sebelum meneruskannya untuk memastikan bahwa Anda telah memahami poin-poin penting dalam teks ini.

10

TINJAUAN Modul ini dirancang untuk membantu Anda : n mempelajari satu definisi-tiga bagian dari kesiapan bencana n mengidentifikasikan sembilan kategori dari aktivitas-aktivitas persiapan untuk kesiapan bencana n membandingkan tiga peran PBB dalam bekerja sama untuk kesiapan n memahami empat cara untuk menghindari masalah-masalah dalam melaksanakan rencana-rencana kesiapan bencana n mempertimbangan empat belas area informasi dasar untuk mengkaji persiapan

Tinjauan konsep

Q. Bagaimana Anda mendefinisikan kesiapan bencana? A. _________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ Kesiapan bencana mencakup peramalan dan pengambilan tindakan-tindakan pencegahan sebelum munculnya ancaman yang sudah dekat ketika peringatan-peringatan sebelumnya masih memungkinkan. Perencanaan kesiapan dapat memperbaiki respon terhadap pengaruh-pengaruh dari satu bencana dengan cara mengorganisir pengiriman bantuan, pertolongan dan penyelamatan secara efektif dan tepat waktu. Kesiapan mencakup pengembangan dan pengujian secara teratur terhadap sistim-sistim peringatan ( dikaitkan dengan sistim-sistim peramalan ) dan rencana-rencana evakuasi atau tindakan-tindakan lain yang harus diambil selama periode waspada bencana untuk meminimalisir kematian dan kerusakan fisik yang mungkin terjadi. Kesiapan juga mencakup pendidikan dan pelatihan untuk para petugas dan penduduk yang berresiko, pelatihan tim-tim intervensi, dan penetapan kebijakan-kebijakan, standar-standar, pengaturan-pengaturan organisasi dan rencana-rencana operasi yang harus dilaksanakan setelah terjadi suatu bencana. Rencana-rencana yang efektif juga mempertimbangkan pengamanan sumber daya, mungkin termasuk pengamanan suplai dan penggunaan dana. Rencana-rencana ini harus didukung dengan undang-undang yang memberdayakan.

11

KESIAPAN BENCANA Bahaya Kejadian yang langka atau ekstrim dalam lingkungan alam atau manusia yang secara merugikan mempengaruhi kehidupan manusia, harta benda atau aktivitas sampai pada tingkat yang menimbulkan bencana.

Definisi yang berlaku Kesiapan bencana meminimalisir akibat-akibat yang merugikan dari suatu bahaya lewat tindakan-tindakan pencegahan yang efektif, rehabilitasi dan pemulihan untuk memastikan pengaturan serta pengiriman bantuan dan pertolongan setelah terjadi satu bencana secara tepat waktu,tepat, dan efektif. Ini merupakan definisi secara luas dari kesiapan bencana. Marilah kita analisa beberapa poin yang dibuat dalam definisi ini.

Bencana

“meminimalisir akibat-akibat yang merugikan dari suatu bahaya.”

Suatu gangguan serius dari fungsi-fungsi masyarakat, yang menyebabkan kerugian-kerugian lingkungan, material, dan manusia yang luas yang melebihi kemampuan dari masyarakat yang terlanda bencana untuk bisa mengatasi dengan hanya menggunakan sumber dayanya sendiri.

Tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka panjang dimaksudkan untuk meminimalisir akibat-akibat yang merugikan dari suatu bencana dengan menghilangkan kerentanan-kerentanan yang jika tidak dilakukan itu akan terbuka terhadap akibat-akibat bahaya-bahaya tsb. Tindakan-tindakan ini secara langsung akan mengurangi potensi dampak dari satu bahaya sebelum bahaya itu menyerang. Kesiapan bencana beranggapan bahwa kelompokkelompok orang tertentu bagaimanapun juga akan tetap rentan, dan kesiapan itu akan menunjukkan konsekuensi-konsekuensi dari dampak suatu bencana.

Bantuan Penyediaan bantuan meteri dan pelayanan berdasar prikemanusiaan yang diperlukan untuk memungkinkan masyarakat memenuhi kebutuhan dasar akan tempat berlindung, pakaian, air dan pangan. Bantuan tersedia sampai waktu yang diperpanjang. Pertolongan Penyediaan bantuan materi dan perawatan emergensi medis berdasar prikemanusiaan yang diperlukan untuk menyelamatkan kehidupan manusia. Bahan bantuan relief dan pelayananpelayananan diberikan setelah terjadi bencana yang mendadak.

Jawaban ( dari hal. 11 ) Bandingkan jawaban anda dengan paragrap 1 dibawah “Definisi yang Berlaku”

12

“lewat tindakan-tindakan pencegahan yang efektif” Modul ini menerangkan komponen-komponen dari tindakan-tindakan pencegahan yang efektif dan bagaimana mengembangkannya.Terlalu sering terjadi hasil akhir dari kesiapan bencana hanya dilihat sebagai suatu rencana statis yang dirancang dan kemudian disimpan sebagai file sampai rencana itu diperlukan. Kesiapan bencana harus dilihat sebagai satu proses yang terusmenerus dan aktif. Rencana-rencana kesiapan adalah usaha-usaha yang dinamis yang perlu ditinjau ulang , dimodifikasi, diperbaiki dan diuji-coba secara berkala. Beberapa analis membedakan antara tindakan-tindakan kesiapan bencana yang “aktif” dan “pasif”. Aspek-aspek pasif dari kesiapan bencana mencakup penyiapan manual-manual bencana, penyimpanan barang-barang bantuan dan pembuatan daftar-daftar komputer mengenai sumber daya dan personil. Kesiapan bencana “aktif” mencakup pengembangan rencana-rencana tanggapan yang komprehensif, yang memonitor ancaman-ancaman bahaya, melatih personil emergensi, dan melatih anggota-anggota masyarakat yang berresiko. “untuk memastikan pengiriman bantuan secara tepat waktu dan efektif” Manajemen bencana mencakup respon terhadap atau antisipasi dari satu kejadian yang berbahaya. Mitigasi bencana mencakup baik kesiapan bencana maupun pencegahannya. Salah satu aspek yang paling sulit dari manajemen bencana adalah masalah waktu. Waktu juga penting sekali bagi kesiapan bencana. Kecepatan dan waktu yang tepat sering kali diperlakukan secara sama, yang menyebabkan masalah-masalah serius dalam hubungan antara input-input bantuan dan pengaruh-pengaruhnya.. Ada kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu dalam beberapa jenis bencana, seperti tempat perlindungan dan pakaian, yang mungkin diperlukan dengan segera. Dalam hal mengurangi tekanan yang mendesak, kecepatan merupakan hal yang penting. Akan tetapi, ada bentuk-bentuk bantuan lain yang, dalam keadaankeadaan tertentu, bisa mengganggu kalau tidak ditunda pelaksanaanya.

PENGANTAR Ada contoh yang sangat jelas yaitu makanan. Memasukan bantuan makanan dalam jumlah banyak sebelum ada pengkajian yang jelas dari kondisikondisi pasar setempat dan prospek-prospek pertanian yang diketahui dapat menciptakan ketergantungan dan memperlemah ekonomi lokal. Ketepatan waktu, bukan kecepatan, harus menjadi kriteria kesiapan. Bantuan yang tepat memerlukan penelitian cermat yang dilakukan secara hati-hati. Daftar barang-barang bantuan yang tidak tepat yang bisa dikirim ke daerah bencana dan mempengaruhi masyarakat terlalu panjang untuk dibuat. Isu seperti itu di luar cerita baku tentang daging babi kalengan yang dikirim kepada masyarakat yang tidak memakan daging babi dan sepatu wanita berhak tinggi yang dikirim ke daerah-daerah banjir. Ada satu hubungan penting dan alami antara kesiapan bencana, pemulihan dan rehabilitasi. Anda harus mempertimbangkan apakah penyediaan bantuan dan pertolongan yang tepat itu dirancang semata-mata hanya untuk menjamin keselamatan hidup yang mendesak dari masyarakat-masyarakat yang terkena bencana atau membuka jalan untuk pemulihan. Pertanyaan itu tidak saja penting untuk menentukan batas-batas kesiapan bencana itu sendiri, akan tetapi juga menjadi penentu yang praktis terhadap jenis tindakan-tindakan dan sumber daya yang Anda janjikan bagi pelaksanaan rencana kesiapan bencana. Anda mengabaikan hubungan antara kesiapan bencana dan pemulihan serta rehabilitasi yang akan menjadi resiko Anda sendiri, atau akan menjadi resiko bagi masyarakat yang terkena bencana. Perencanaan kesiapan bencana yang efektif harus menggabungkan kesiapan terhadap tindakan swadaya yang diperlukan bagi masyarakat-masyarakat tidak hanya untuk bertahan hidup akan tetapi juga untuk pemulihan.

Perencanaan kesiapan bencana yang efektif harus menggabungkan tipe-tipe pertolongan dan input-input bantuan yang akan dibutuhkan masyarakat tidak hanya untuk bertahan hidup tetapi juga untuk pemulihan kembali.

Penyaluran bantuan dan pengaturan yang efektif dari respon bencana menganjurkan kriteria-kriteria yang jelas untuk kesiapan bencana. Perencanaan yang sistimatis, distribusi bantuan yang dilakukan dengan baik, peran-peran dan tanggung jawab yang jelas, semua itu merupakan masalahmasalah yang akan dibahas dalam modul ini. Sekarang marilah kita tempatkan kosep-konsep “efektif” dan “penyaluran” dalam konteksnya. Tidak dapat dihindari lagi, situasi-situasi bencana menimbulkan kondisikondisi yang kacau. Rencana-rencana yang digelar secara baik dapat mengurangi, tetapi tidak menghilangkan , kekacauan itu. Efektif adalah relatif. Rencana-rencana kesiapan harus berusaha mengantisipasi sumbersumber kekacauan dan harus mengatakan pada kita apa yang harus dilakukan ketika rencana-rencana itu menjadi serba salah. Kriteria keefektifan menjadi sangat penting dalam konteks distribusi. Kuncinya disini adalah bahwa keefektifan diukur sehubungan dengan kemampuan untuk mengirim bantuan yang diperlukan kepada mereka yang membutuhkan. Sering dalam situassituasi emergensi, bantuan pangan dan non-pangan tiba pada tempat kejadian bencana tanpa satu struktur yang ditetapkan sebelumnya untuk memastikan bahwa mereka yang paling membutuhkan menjadi para penerima bantuan langsung. Uji coba paling penting dari keefektifan adalah bahwa mereka yang membutuhkan menerima pertolongan dan bantuan yang mencukupi.

13

KESIAPAN BENCANA

CATATAN _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________

14

BAGIAN

1

PERENCANAAN UNTUK KESIAPAN BENCANA Pada bagian modul ini Anda akan belajar : tiga tujuan pengkajian kerentanan struktur umum dari rencana bencana bagaimana mengenali : - empat butir perencanaan yang jelas - empat butir perencanaan yang kurang jelas - sembilan kategori dari perencanaan kesiapan : penilaian kerentanan, rencana, kerangka kerja institusi, sistim informasi, basis sumber daya, sistim peringatan, mekanisme respon, pendidikan/pelatihan, dan gladi Bagian Satu akan memberikan kepada Anda pemahaman akan komponenkomponen utama kesiapan bencana dan memberikan dasar-dasar untuk pengembangan strategi kesiapan bencana nasional. Kerangka kerja kesiapan bencana yang digambarkan pada halaman-halaman berikut menguraikan aktivitas-aktivitas penting untuk pengembangan suatu strategi kesiapan. Meskipun disarankan urutan pelaksanaan aktivitas-aktivitas ini, beberapa aktivitas bisa dilaksanakan secara bersamaan, atau bahkan dalam urutan terbalik.

Q. Di negara Anda, aktivitas-aktivitas mana yang sudah dilaksanakan untuk mempromosikan kesiapan bencana ?

A. _________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________

15

KESIAPAN BENCANA

Pengkajian kerentanan Kerangka Kerja Persiapan Bencana Pengkajian Kerentanan

Perencanaan

Kerangka Kerja Institusional

Sistim Informasi

Basis Sumber Daya

Sistim Peringatan

Mekanisme Respon Pelatihan

Pendidikan Umum

Gladi

Dalam banyak hal, Anda dapat mengidentifikasikan daerah-daerah geografis khusus atau masyarakat-masyarakat yang diperkirakan dalam ancaman satu bahaya. Daerah-daerah ini bisa termasuk daerah-daerah yang bisa rawan kekeringan, atau masyarakat-masyarakat yang hidup di dekat gunung berapi atau di daerah-daerah yang rawan banjir. Daerah-daerah itu bisa berupa perkampungan-perkampungan liar di mana struktur-struktur perumahannya diketahui rentan terhadap badai, atau masyarakat-masyarakat yang tidak terlindungi dari limbah industri.Namun, kerentanan tidak perlu terikat pada masyarakat-masyarakat atau lokasi-lokasi tertentu. Pengungsi, yang dipaksa melarikan diri dari kondisi ekonomi yang hancur atau dari konflik, mewakili suatu komunitas semacam itu yang dapat masuk ke dalam cakupan pengkajian kerentanan. Kajian kerentanan adalah alat yang bermanfaat untuk merumuskan suatu rencana manajemen bencana yang penting. Analisa-analisa kerentanan adalah satu proses dinamis, terus-menerus dari orang-orang dan organisasi-organisasi yang menilai bahaya-bahaya dan resiko-resiko yang mereka hadapi dan menentukan apa yang seharusnya mereka lakukan terhadap bahaya dan resiko-resiko itu, jika memang ada. Pengkajian kerentanan juga mencakup suatu sarana pengumpulan data yang terstruktur yang diarahkan untuk pemahaman tingkat-tingkat potensi ancaman-ancaman, kebutuhan dan sumber daya yang dapat segera tersedia. Pengkajian mencakup dua kategori informasi umum. Yang pertama adalah informasi infrastruktur yang relatif statis yang memberikan dasar-dasar untuk menentukan tingkat pembangunan, tipe-tipe keuntungan dan kerugian fisik yang dihadapi oleh masyarakat-masyarakat yang bertempat tinggal di suatu daerah, dan suatu “peta” dari struktur-struktur yang tersedia ( seperti jalan-jalan dan rumah sakit ) yang mungkin bermanfaat pada saat emergensi. Kategori yang lain mencakup data sosioekonomi yang relatif dinamis yang menunjukkan sebab-sebab dan tingkat-tingkat kerentanan, perubahanperubahan demography dan tipe-tipe aktivitas ekonomi.

16

BAGIAN

Tidak ada yang misterius tentang konsep penilaian-penilaian kerentanan1. Tujuan awalnya adalah untuk menetapkan suatu data dasar yang memfokuskan terhadap kemungkinan pengaruh-pengaruh dari potensi bahaya, kebutuhan bantuan dan sumber daya yang tersedia. Penilaian kerentanan harus dihubungkan dengan intervensi-intervensi pembangunan. Ketika masyarakat sudah dianggap rentan, bantuan pembangunan mungkin memperjelas perlunya bantuan emergensi. Ada tiga alasan utama mengapa menilai kerentanan itu penting bagi kesiapan bencana. Pertama, penilaian-penilaian kerentanan yang akurat berfungsi sebagai suatu sarana untuk menginformasikan kepada para pembuat keputusan tentang kegunaan dari pendekatan-pendekatan tingkat lokal dan nasional terhadap kesiapan bencana. Kedua, para pembuat keputusan biasanya sadar akan kecenderungankecenderungan bencana di negara-negara mereka sendiri. Akan tetapi, sampai dimensi-dimensi ancaman bencana dan tingkat-tingkat kesiapan atau ketidaksiapan dipahami secara penuh, mungkin tidak akan ada titik awal efektif untuk membangun suatu rencana keseluruhan. Ketiga, pengkajian-pengkajian kerentanan harus berfungsi sebagai basis untuk suatu “kebiasaan” yang lebih bersifat terus-menerus memonitor gejalagejala dari kondisi-kondisi infrastruktur, sosioekonomi dan fisik di negaranegara yang rawan terhadap bencana. Dalam pengertian itu, upaya awal untuk mengembangkan suatu data dasar lewat pengkajian-pengkajian kerentanan harus menjadi landasan bagi perawatan dan perbaikan alat informasi penting demi tujuan-tujuan perencanaan pembangunan. Pada tingkat teknis, pengkajian-pengkajian kerentanan berfungsi sebagai titik awal untuk menentukan tipe-tipe rencana yang harus dikembangkan sebagai bagian dari suatu strategi kesiapan bencana nasional. Sebagai contoh, sangat bermanfaat untuk mengetahui bahwa orang-orang yang tinggal di garis pantai delta Bangladesh rentan terhadap badai-badai tropis. Akan tetapi, informasi seperti itu tidak banyak memberi manfaat kalau Anda juga tidak mengetahui pola-pola migrasi musiman dari orang-orang ini, apakah mereka yang menyiapkan lahan untuk menanam biasanya membawa keluarga mereka ke delta, dan jumlah bangunan-bangunan berlantai dua di daerah itu.

1

PERENCANAAN UNTUK KESIAPAN BENCANA

JAWABAN ( dari hal 15 ) Jawaban-jawaban dapat berhubungan dengan salah satu dari sembilan kategori yang ditentukan dalam Kerangka Kerja Kesiapan Bencana.

Pengkajian kerentanan harus berfungsi sebagai basis untuk “kebiasaan” yang lebih kontinyu untuk memonitor tren-tren dari kondisi-kondisi infrastruktur, sosioekonomi, dan fisik dari negara-negara rawan bahaya.

Q. Mengapa pengkajian-pengkajian kerentanan harus berfungsi sebagai

basis untuk suatu “kebiasaan” yang lebih kontinyu memonitor gejala-gejala dalam kondisi-kondisi infrastruktur, sosioekonomi, dan fisik dari negaranegara yang rawan bencana ?

A. _________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ 1.

Lihat juga modul Program Pelatihan Manajemen Bencana, Kerentanan dan Penilaian Resiko.

17

KESIAPAN BENCANA

Perencanaan Kerangka Kerja Persiapan Bencana Pengkajian Kerentanan

Perencanaan

Kerangka Kerja Institusional

Sistim Informasi

Basis Sumber Daya

Sistim Peringatan

Mekanisme Respon Pelatihan

Pendidikan Umum

Gladi

Perencanaan adalah tema dari keseluruhan kegiatan kesiapan bencana. Satu tujuan kegiatan ini adalah mempunyai rencana-rencana yang dapat diimplemenatsikan terhadap tujuan mana komitmen dan sumber daya secara relatif dapat dipastikan. Perencanaan untuk kesiapan termasuk melakukan perjanjian-perjanjian antara orang-orang atau badan-badan tentang siapa yang akan menyediakan pelayanan-pelayanan jika terjadi emergensi untuk memastikan respon yang terkoordinir, dan efektif. Persetujuan-persetujuan ini bisa mengambil berbagai bentuk: memo-memo kesepakatan, persetujuanpersetujuan bantuan bersama, atau instansi individual dan rencana induk. Tujuan akhirnya bukanlah untuk menulis suatu rencana akan tetapi menstimulir interaksi yang terus-menerus antara kelompok-kelompok yang bisa menghasilkan persetujuan-persetujuan yang bermanfaat dan tertulis. Rencana yang tertulis adalah suatu produk, tetapi bukan tujuan utama, dari proses perencanaan. Ada empat poin yang jelas yang harus dipertimbangkan dalam setiap upaya perencanaan. Satu rencana harus : mempunyai suatu tujuan atau serangkaian tujuan yang dinyatakan dengan jelas merefleksikan suatu rangkaian sistimatis dari aktivitas-aktivitas dalam suatu sikap yang jelas dan logis menetapkan tanggung jawab dan tugas-tugas yang khusus menggabungkan aktivitas-aktivitas, tugas-tugas dan tanggung jawab untuk memungkinkan tujuan secara keseluruhan atau serangkaian tujuan agar bisa dicapai Empat aspek yang lain dari perencanaan harus juga dipertimbangkan

JAWABAN ( dari hal 17 ) Karena pengumpulan informasi untuk kesiapan bencana merupakan satu proses yang dinamis dan terus-menerus.

18

Kejelasan Apakah ini suatu “strategi kesiapan bencana nasional” dari suatu “rencana kontijensi?” Strategi-strategi kesiapan bencana nasional mencakup kegiatankegiatan yang luas yang mereview struktur dari semua institusi terkait dan kapasitas-kapasitas responnya. Review ini mencakup tingkat-tingkat pusat dan lokal dalam usaha untuk menyiapkan dan menghadapi bencana dalam konteks “kontinum bencana” ( lihat Gambar. 1 ). Review ini menggabungkan kesiapan bencana dalam semua fase bencana maupun dalam program-program pembangunan. Strategi-strategi seperti itu biasanya mencakup mitigasi bencana, kesiapan, pemulihan dan rehabilitasi.

BAGIAN

1

PERENCANAAN UNTUK KESIAPAN BENCANA

Struktur Umum dari satu Rencana Bencana Pengantar ......................................................... Otoritas Legislatif Dokumen-Dokumen Terkait Tujuan, Definisi-Definisi dan singkatan-singkatan ( daerah, negara ) Topography Iklim Demography Industri Ancaman ......................................................... Sejarah Kejadian-kejadian Alam ( menurut jenis ) Kecelakaan-Kecelakaan Industri ( Men.Jenis ) Perintah dan koordinasi .................................. Kekuasaan dan Tanggung jawab pada tiap tingkat Pos-pos dan otoritas perintah Deskripsi dan peran Pelayanan Emergensi Kelompok-kelompok perencana ..................... Pengaturan perencanaan sektoral (misalnya medis, Transportasi, Komunikasi ) Bantuan Luar ................................................... Pengaturan dan otoritas untuk permintaan bantuan dari. luar bidang perencanaan Pusat Operasi Emergensi Pengaktifan organisasi .................................... Sistim-sistim Peringatan Penerimaan dan Penyebaran Peringatan Informasi Operasional Organisasi untuk Menghadapi Bencana .......... Departemen Pemerintah Menteri Pertahanan Pemerintah Lokal Organisasi Relawan Pengaturan untuk Penghubung Suplai Administrasi, Prosedur Finansial ........ Prosedur Pembelian Emergensi Kekuasaan unt. Meminta Informasi umum .............................................. Pengumuman (memerlukan aksi ) Pemberitaan informasi Penyiaran multi Bahasa Sub Rencana .................................................... Komunikasi, Polisi, P. Kebakaran Medis, Penyelamatan, Kesejahteraan Perumahan,Pekerjaan Umum, Transport, Pembangkit Tenaga Listrik Jasa Pendaftaran dan Pelacakan.

GAMBAR 1. Struktur umum dari satu rencana bencana

19

KESIAPAN BENCANA

INTENSITAS

Rencana-rencana perkiraan bencana biasanya memfokuskan pada sarana-sarana untuk menangani bahaya-bahaya khusus. Ini bukannya mengatakan bahwa suatu rencana perkiraan yang bagus mengabaikan perlunya tindakan-tindakan mitigasi dan pemulihan, akan tetapi rencana tersebut biasanya tidak memperhatikan kontinum bencana secara keseluruhan, seperti rehabilitasi dan hubungan-hubungan pembangunan. Fokus utamanya ada pada cara-cara menangani bahaya khusus ( seperti banjir ), dalam periode waktu yang agak jelas, seperti dari peringatan dini dan respon terhadap fase-fase pemulihan segera. Satu strategi nasional yang efektif biasanya akan bisa membangkitkan berbagai rencana perkiraan untuk memenuhi kondisi-kondisi bencana khusus.

INTENSITAS

WAKTU Serangan lambat berkala

INTENSITAS

WAKTU Serangan mendadak kronis

WAKTU Serangan mendadak yang jarang

Bencana-bencana menyerang dalam cara-cara yang berbeda dan dalam waktu yang berbeda-beda. Sebagai contoh, negara-negara tertentu harus menghadapi serangan bahaya yang lambat dan terusmenerus yang terjadi hampir setiap tahun dalam satu siklus berjangka waktu tiga sampai lima tahun, yang mempengaruhi bagian-bagian masyarakat yang banyak sekali, misalnya kelaparan yang terkait dengan kekeringan di Horn of Africa. Negara-negara lain menghadapi serangan ancaman-ancaman mendadak yang kronis. Sebagai contoh, banjir di Bangladesh secara normal bisa mempengaruhi satu bagian masyarakat yang sudah diperkirakan di daerah yang secara geografis sudah diketahui dengan baik. Ada negara-negara lain, termasuk Mexiko, yang bisa sangat menderita dari adanya bencana-bencana alam yang secara relatif jarang terjadi, dengan bentangan jeda waktu yang jauh lebih lama.

Jawaban-jawaban terhadap tipe-tipe rencana atau strategi apakah yang diperlukan secara jelas tergantung pada rencana-rencana dan strategi-strategi serta variabel-variabel lain. Sejauh mana suatu pemerintah dari negara yang rawan bencana akan memberikan komitmen terhadap sumber daya nasional atau bantuan luar terhadap upaya ekstensif ini ? Dari sudut pandang institusi dan struktur, apakah tidak lebih baik untuk melakukan rencana kesiapan bencana secara instrumental? Sebagai contoh, rencana itu mungkin menangani suatu tipe masalah yang umum seperti kekeringan, atau dengan semua tipe emergensi dalam satu daerah yang rentan.

Q. Jelaskan perbedaan antara rencana kesiapan bencana dan strategi kesiapan bencana!

A. _________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________

20

BAGIAN

1

PERENCANAAN UNTUK KESIAPAN BENCANA

Partisipasi dalam proses Tentu saja, Anda bisa beranggapan bahwa rencana itu dirancang untuk mereka yang paling rentan terhadap bahaya-bahaya. Menentukan untuk siapa rencana itu bisa mengungkapan dilema perencanaan standar ganda. Yang pertama menentukan siapa yang harus dimasukkan ke dalam proses perencanaan. Para ahli bersikeras bahwa orang-orang lokal dan organisasiorganisasi akar rumput harus berpartisipasi dalam proses perencanaan. Nasehat ini dapat dibenarkan bagi siapa saja yang telah melihat keefektifan mekanisme penanganan lokal di komunitas-komunitas perkotaan dan pedesaan. Akan tetapi, bagaimana bisa melakukan hal ini dengan baik membutuhkan ketrampilan institusi yang banyak sekali. Partisipasi lokal tidak hanya dapat memunculkan masalah logistik yang banyak sekali, akan tetapi juga para pegawai pemerintah yang mungkin saja tidak bisa menerima masukan ini. Poin kedua adalah tingkat sentralisasi dan desentralisasi, tidak hanya dalam proses perencanaan akan tetapi dalam rencana itu sendiri. Sebagai contoh, sampai sejauh mana institusi-institusi lokal dan regional diijinkan untuk menyatakan suatu emergensi atau diijinkan untuk mengeluarkan makanan atau barang-barang non-pangan yang penting dari tempat-tempat penyimpanan ? Hubungan-hubungan institusional apakah yang akan muncul antara otoritasotoritas lokal, regional dan pusat ? Siapa yang akan melakukan pengkajian, siapa yang akan menentukan kebutuhan, dan siapa yang “memiliki” informasi?

Para perencana Dalam antusiasme dan komitmen untuk mengembangkan suatu rencana, para ahli internasional dan institusi-institusi sering kali tergiur untuk melakukan proses perencanaan. Ini merupakan kesalahan fundamental. Jika hal itu selesai dilakukan, akan mengakibatkan tumpukan kertas yang hanya memberi sedikit manfaat saja. Kerumitan-kerumitan bagi pemerintah untuk memperkenalkan rencana seperti itu mungkin banyak sekali. Kemajuan mungkin lamban. Peran kepemimpinan yang paling baik bagi para ahli internasional adalah secara lembut mendorong proses itu dari belakang barisan. Perencanaan bisa secara baik dilihat sebagai koordinasi dari kehendakkehendak dan rencana-rencana dari setiap kelompok yang bekerja sama. Perencanaan tidak hanya semata-semata pekerjaan dari para “ahli”. Perencanaan mencakup aspek-aspek seperti memberi tantangan para manajer pabrik sepatu untuk memutuskan bagaimana bisa melindungi dan merespon ancamanancaman terhadap para karyawan dan fasilitas-fasilitasnya, atau meminta para petani bagaimana mereka akan melindungi benih dan hewan mereka. PEMERINTAH NASIONAL PEMERINTAH LOKAL

AGEN-AGEN PBB

LSM

DONOR

ORGANISASI-ORGANISASI AKAR RUMPUT

21

KESIAPAN BENCANA FOCAL POINT BENCANA Di semua kantor UNDP di negara-negara rawan bencana, pegawai nasional senior ditunjuk untuk jabatan ini guna menangani semua masalah yang terkait dengan bencana, termasuk mitigasi, respon dan kesiapan PBB/UNDP internasional.

Meskipun demikian, untuk mengidentifikasikan perencana-perencana pusat, definisikan kementrian-kementrian dan instansi-instansi mana dalam pemerintah yang mungkin secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam beberapa aspek dari rencana yang diusulkan Jangan beranggapan bahwa jika satu struktur pemerintah mempunyai satu focal point bencana, bidang ini akan bisa ditangani oleh wakil dari focal point bencana itu sendirian secara memadai. Sebaliknya, lihatlah secara luas keseluruhan institusi pemerintah yang mungkin merasa ditinggalkan jika mereka itu tidak diwakili. Anjurkan kepada otoritas pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengembangkan rencana bahwa keterwakilan penuh pada akhirnya akan menimbulkan komitmen yang lebih besar dan hasil-hasil yang lebih tahan lama. Organisasi-organisasi non-pemerintah internasional maupun nasional yang mempunyai komitmen jangka panjang di daerah-daerah rentan harus disertakan di dalam proses. Pemerintah mungkin tidak menginginkan para LSM itu secara langsung terlibat dalam proses perencanaan, akan tetapi harus didorong untuk mengkaitkan mereka ke dalam tujuan-tujuan secara keseluruhan dari rencana yang diusulkan. Demikian pula halnya, lembaga-lembaga donor bilateral harus terus diberi informasi tentang proses perencanaan.Pemerintah mungkin tidak menginginkan lembaga donor ini memainkan peran langsung dalam proses perencanaan; atau lembaga donor sendiri mungkin tidak menginginkan secara lansung terlibat dalam proses. Akan tetapi, untuk setiap bantuan finansial yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana akhir, masyarakat donor bilateral yang terus diberi informasi dapat menjadi suatu keuntungan yang nyata. Memasukkan staf PBB dalam proses perencanaan bisa juga membawa keberhasilan dalam memanfaatkan sumber daya egen-agen itu. Dengan semua peserta potensial yang mungkin terlibat dalam proses perencanaan, Anda mungkin bisa mengetahui apakah proses perencanaan itu bisa dipertahankan dan dikendalikan. Hal itu bisa dilakukan, jika Anda memikirkan berbagai mekanisme di mana dapat terjadi partisipasi. Contohnya, suatu konperensi nasional bisa mengawali keseluruhan kegiatan bagi sebagian besar kementerian dan institusi-institusi internasional dan nasional yang terkait. Sejumlah kelompok kerja yang diminta untuk merancang komponen-komponen khusus dari rencana itu juga membagikan beban kerja dan mungkin bisa mengundang partisipasi yang lebih besar. Lokakarya dapat menyatukan berbagai “sub-kelompok” yang pasti akan bekerja di bawah bimbingan kelompok penggerak inti yang dapat memfasilitasi keseluruhan aktivitas.

Q. Di negara Anda, entitas-entitas mana yang harus dilibatkan dalam proses perencanaan ?

JAWABAN ( dari hal 20 ) Rencana berfokus pada sarana untuk menangani ancaman-ancaman bencana khusus, sedangkan strategi mencakup kegiatankegiatan yang luas yang mereview struktur institusiinstitusi yang relevan dan kapasitas respon mereka

22

A. _________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________

BAGIAN

1

PERENCANAAN UNTUK KESIAPAN BENCANA

Status rencana

Berbagai indikator akan menunjukkan jika rencana itu dimaksudkan untuk dijalankan secara serius. Suatu indikasi yang jelas adalah tingkat komitmen dari para peserta terhadap proses perencanaan itu sendiri. Suatu indikator yang sama jelasnya adalah apakah dana-dana untuk pelaksanaan rencana itu bisa mencukupi. Tanda komitmen yang jelas dari pemerintah terhadap rencana itu adalah adanya perundang-undangan yang memberdayakan yang akan diterima oleh rencana itu. Rencana kesiapan bencana harus dilandasi oleh hukum-hukum negara. Kecuali peran-peran dan tanggung jawab dari kementerian dan individual diperkuat oleh sangsi-sangsi hukum, pelaksanaannya akan terganggu/terancam. Dengan mengingat berbagai poin ini, Anda sekarang harus memfokuskan perhatian terhadap isi-isi dari suatu rencana kesiapan bencana. Apakah rencana itu adalah suatu rencana perkiraan yang memfokuskan pada tipe-tipe emergensi khusus atau pada daerah-daerah geografis khusus, atau suatu strategi kesiapan bencana nasional, ada beberapa sifat tertentu yang umum terhadap semua ihtiar/usaha seperti itu. Secara umum, semua latihan-latihan perencanaan akan menangani berbagai poin yang akhirnya akan dimasukan kedalam satu dokumen perencanaan.

Rencana

Rencana dengan undangundang dan pendanaan yang memadai.

Struktur institusional Kerangka Kerja Persiapan Bencana Pengkajian Kerentanan

Perencanaan

Kerangka Kerja Institusional

Sistim Informasi

Basis Sumber Daya

Sistim Peringatan

Mekanisme Respon Pelatihan

Pendidikan Umum

Gladi

Sistim respon dan kesiapan bencana yang terkoordinir adalah suatu syarat penting dari rencana kesiapan bencana apapun. Tidak ada cara yang baku untuk memastikan koordinasi yang efektif. Setiap rancangan akan tergantung pada tradisi-tradisi dan struktur pemerintah dari negara yang bersangkutan. Akan tetapi, suatu rencana akan cepat memburuk jika saja tidak ada “koordinasi horizontal” pada pemerintah pusat dan tingkat-tingkat subnasional di antara kementerian dan instansi-instansi khusus dan “koordinasi vertikal” antara otoritas pusat dan lokal. Hindari membentuk organisasiorganisasi baru untuk kesiapan bencana. Sebaliknya, bekerjalah di dalam sistim-sistim dan struktur-struktur yang sudah terbentuk. Penekanannya harus pada perkuatan institusi-institusi yang sudah ada dan bukannya meren membentuk lapisan-lapisan birokrasi tambahan.

Bekerja dalam sistim dan struktur yang sudah ada

23

KESIAPAN BENCANA

Gambar 2 organisasi bantuan bencana nasional : rencana rinci fungsifungsi dan organisasi,

Respon-respon bencana umumnya memerlukan sangsi dari eselon-eselon senior pemerintah. Untuk sebagian besar rencana di dunia yang sedang berkembang, persetujuan dari presiden, perdana menteri atau paling tidak wakil perdana mentri menjadi mekanisme pemicu untuk melaksanakan suatu respon. Pertimbangkan hubungan antara level senior pemerintah, level kementerian dan focal point kesiapan bencana yang fungsional. Suatu rencana kesiapan bencana yang efektif akan merefleksikan respon antar-kementerian terhadap kejadian-kejadian dan peringatan-peringatan bencana. Komite-komite antar-kementerian ini, seperti yang ada di India, tidak boleh di bawah tingkat Sekretaris Jendral. Komite semacam ini akan termasuk suatu perwakilan dari focal point kesiapan bencana yang sudah ditunjuk, dan akan terus menginformasikan kepada pegawai-pegawai senior pemerintah tentang isu-isu luas yang menyangkut pelaksanaan pertolongan dan kesiapan. Focal point harus ditetapkan guna menjamin kesiapan bencana yang efektif dan untuk bertindak sebagai suatu mekanisme koordinasi untuk respon bencana. Focal point dapat digabungkan ke atau menjadi satu instansi khusus, seperti Komisi Rehabilitasi dan Pertolongan. Suatu focal point dapat juga dikembangkan di dalam satu kementerian yang dianggap penting untuk jenis bencana khusus. Sebagai contoh, Kementerian Pertanian bisa menampung focal point jika masalah utama bangsa itu mencakup kekeringan yang mempengaruhi produksi pertanian. Akhirnya, focal point bisa digabungkan ke kantor pejabat senior pemerintah, seperti terjadi di kantor Perdana Menteri di Jamaika. Kebutuhan akan focal point sangatlah penting. ORGANISASI BANTUAN BENCANA NASIONAL

KOMITE BENCANA NASIONAL

SEKSI OPERASI

• • • • •

JAWABAN ( dari hal 22 ) Jawaban bisa termasuk referensi-referensi khusus terhadap entitas-entitas pemerintah, lokal atau regional, dan nasional, Badan-badan PBB, organisasi akar rumput, LSM dan donor

24

2.

STAF TETAP

SEKSI RISET DAN PERENCANAAN

Pelatihan Pendidikan umum Komunikasi Cadangan bantuan Kajian kerusakan

• • • • •

ORGANISASI LOKAL DAN REGIONAL

Analisa Kerentanan Kebutuhan sumber daya Rencana kontijensi Analisa kerusakan Koordinasi logistik.

Kantor Koordinator Bantuan Bencana Perserikatan Bangsa Bangsa, Mitigasi dan Pencegahan Bencana, Volume 11, Aspek-Aspek Kesiapan, Perserikatan Bangsa Bangsa, New York, 1984, h.19.

BAGIAN

1

PERENCANAAN UNTUK KESIAPAN BENCANA

Berbagai opsi institusional yang terkait dengan struktur masyarakat dan struktur regional juga muncul. Dalam Strategi Pencegahan dan Kesiapan Bencana Nasional Ethiopia dan, pemerintah telah memutuskan untuk memiliki dua sistim pararel pada tingkat regional dan lokal. Perwakilan-perwakilan dari kementerian-kementrian pemerintah pusat yang relevan ditempatkan pada tingkat regional dan lokal untuk bekerja sama secara erat dengan masyarakatmasyarakat yang terdiri dari perwakilan-perwakilan asosiasi-asosiasi petani lokal, maupun pegawai-pegawai lokal dan regional. Walaupun demikian, di Cina dan India, pemerintah negara dan pemerintah regional secara sendirisendiri menentukan sebagian besar aktivitas-aktivitas fungsional yang diperlukan untuk mengembangkan aktivitas-aktivitas kesiapan dan untuk melaksanakan rencana-rencana itu. Di dalam institusi yang beragam ini, siapa melakukan apa untuk melaksanakan berbagai aspek dari rencana kesiapan bencana? Membatasi peran dan tanggung jawab adalah suatu dari banyak tujuan utama dari rencana itu. Tidak ada metode baku dari pendelegasian yang cocok dengan kebutuhan dari setiap negara. Akan tetapi, ada tiga poin yang harus diingat.

Tanggung jawab harus merefleksikan keahlian yang mapan Hanya sedikit saja manfaatnya memberi kewenangan untuk melaksanakan program padat karya emergensi pangan atau uang tunai kepada satu badan yang hanya mempunyai sedikit pengetahuan tentang substansi dari program semacam itu. Oleh karenanya, jika tindakan untuk membantu para petani guna mempertahankan hidup setelah terjadi serangan kekeringan yang dahsyat adalah untuk memperluas konstruksi pekerjaan umum, maka tanggung jawab untuk melaksanakan proyek-proyek perluasan semacam itu harus berada pada kementerian terkait.

Peran dan tanggung jawab harus didefinisikan secara jelas Ketidak tepatan melahirkan kebingungan. Selama proses perencanaan, yang secara nyata akan mengganggu Anda untuk membuat kompromi-kompromi tentang siapa yang harus melakukan apa agar bisa mendorong proses itu bergerak maju. Meskipun nyaman untuk jangka pendek, terlalu banyak kompromi pada masa awal bisa menjadikan rencana itu tidak bisa jalan pada jangka panjang.

Ketidak tepatan melahirkan kebingungan

Peran dan tanggung jawab harus cocok Para perencana yang efektif menghindari membebankan peran-peran dan tanggung jawab di atas pundak para inidividu atau institusi-institusi yang tidak akan mampu melaksanakan peran dan tanggung jawab tersebut di masa mendatang yang dapat dilihat. Tidak masuk akal juga untuk memberikan peran dan tanggung jawab tersebut tanpa mempertimbangkan kondisi sosial dan politik dari negara itu atau daerah yang terkait di dalam negara itu. Hal ini penting khususnya menimbang fungsi-fungsi pegawai lokal dan institusi-institusi lokal. Kesiapan Botawana yang berhasil disebabkan sebagian karena kesiapan tersebut menggunakan para pemimpin suku setempat untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan-kebutuhan dan bukan hanya menggantungkan pada petugas pemerintah pusat yang mungkin kurang mengetahui daerah-daerah tertentu dan keperluan-keperluan bantuan lokal. Mengkaji kerentanan adalah membangun suatu kerangka kerja untuk informasi yang terus-menerus disempurnakan tentang kondisi sosioekonomi dan infrastruktur dari daerahdaerah yang rawan bencana. Pada tahapan yang sangat awal sekali dalam proses perencanaan, Anda harus memutuskan tentang siapa yang akan bertanggung jawab untuk menyediakan profil kerentanan yang mutakhir dan tentang frekuensi dari gladi-gladi semacam itu.

25

KESIAPAN BENCANA

Sistim informasi Kerangka Kerja Persiapan Bencana Pengkajian Kerentanan

Perencanaan

Kerangka Kerja Institusional

Sistim Informasi

Basis Sumber Daya

Sistim Peringatan

Mekanisme Respon Pelatihan

Pendidikan Umum

Gladi

Sistim-sistim peringatan dini biasanya terdiri dari berbagai elemen. Elemen-elemen itu bisa berasal sebagian dari informasi yang diberikan oleh kantor-kantor meteorologi, oleh Kementerian Kesehatan ( contohnya, survey gizi ), atau oleh Kementerian Pertanian ( contohnya, peramalan hasil ). Suatu kriteria besar untuk suatu rencana yang efektif adalah suatu sistim yang mapan untuk menjamin koordinasi dari semua input yang berbeda ini. Komite informasi antar-kementerian dapat melayani tujuan ini. Komite seperti itu harus mempunyai petunjuk-petunjuk yang jelas, format-format pelaporan dan mekanismenya maupun prosedur-prosedur pelaporan yang mapan. Penting sekali menghubungkan focal point kesiapan bencana dengan komite ini. Mungkin focal point bisa berfungsi sebagai organisasi pemimpin bagi komite informasi antar-kementerian ini. Suatu komplikasi tambahan termasuk kombinasi dari informasi ini dengan informasi akar rumput, informasi “peringatan dini” yang diperoleh dari mereka yang paling terancam, yang sangat relevan dan sering kali diabaikan. Memastikan bahwa sistim-sistim informasi yang memadai itu dalam keadaan siap termasuk mendorong sistim-sistim pertukaran informasi di dalam setiap instansi dalam lingkungan emergensi, antar organisasiorganisasi dan antara organisasi-organisasi dengan publik. Sarana yang paling cocok untuk mengumpulkan dan menyebar-luaskan informasi peringatan dini harus secara hati-hati dikaji dan didefinisikan secara baik didalam rencana kesiapan bencana. Penting sekali bahwa pesanpesan peringatan dini ini dipahami oleh orang-orang untuk siapa informasi tersebut dikeluarkan. Perbaikan-perbaikan pengkajian kerentanan dan pendekatan yang terkoordinir untuk peringatan dini harus mencakup semua syarat-syarat baku yang diperlukan dari sistim monitoring apapun. Hal ini meliputi penentuan perubahan-perubahan dalam pola-pola ancaman bencana, jumlah orang yang rentan, dan persiapan terhadap respon. Monitoring harus mencakup keseluruhan proses pengkajian kesiapan bencana di mana aspek-aspek fisik yang penting dari rencana itu direview secara luas. ( contohnya, tersedianya armada transportasi dan gudang-gudang penyimpanan fasilitas ) untuk memastikan bahwa ketika bencana menyerang, semua yang sudah diantisipasi oleh rencana tersebut berada dalam keadaan siap. Monitoring harus juga mencakup satu proses pengkajian setelah suatu bencana menyerang. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa pelaksanaan dari rencana itu berjalan efisien, dan pertolongan yang tepat waktu dan sesuai didistribusikan kepada penerima yang menjadi sasaran. ( Lihat Gambar 3 ).

26

BAGIAN

PUSAT SATELIT METEOROLOGI

SATELIT ORBIT KUTUB

STASIUN SATELIT BUMI

MEDIA INFORMASI PUBLIK

STASIUN UDARA ATAS

EDIT DATA OTOMATIS DAN SISTIM PENYALAAN

AREA PENGAMATAN METEOROLOGI

RAMALAN JARAK PENDEK PERINGATAN DAN RAMALAN SEKARANG

PERTANIAN

SUMBER DAYA AIR

ARSIP

DATA & SARAN

TRANSPOR ORGANISASI PERLINDUNGAN BENCANA

RADAR CUACA

KAPAL RELAWAN

STASIUN PERMUKAAN

FORMULASI INTERPRETASI DARI RAMALAN KHUSUS BERORIENTASI PENGGUNA

PERENCANAAN UNTUK KESIAPAN BENCANA

KAPAL UDARA KHUSUS

PELAMPUNG DATA LAUT

STASIUN OTOMATIS

RAMALAN CUACA ANGKA

1

DARAT

LAUT

KESEHATAN REKREASI TURISME

BANGUNAN

SARANA LISTRIK

LINGKUNGAN

UDARA

GAMBAR 3

Pengamatan Cuaca Dunia- Pengoperasian Jasa Meteorologi nasional: observasi dan pengumpulan data (atas), pemrosesan data dan persiapan ramalan, peringatan dan saran iklim (tengah), penyebar-luasan ramalan dan informasi khusus lain untuk para pengguna (bawah )

27

KESIAPAN BENCANA

Kajian-kajian khusus, seperti kajian-kajian kapasitas transpor, akan menambah jenis informasi dan isu-isu yang harus dimasukkan ke dalam sistim-sistim peringatan dini, pengkajian kerentanan dan evaluasi-evaluasi dari sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan rencana kesiapan bencana. Basis sumber daya Kerangka Kerja Persiapan Bencana Pengkajian Kerentanan

Perencanaan

Kerangka Kerja Institusional

Sistim Informasi

Basis Sumber Daya

Sistim Peringatan

Mekanisme Respon Pelatihan

Pendidikan Umum

Gladi

Persyaratan-persyaratan untuk memenuhi kebutuhan bencana akan tergantung pada tipe-tipe bencana yang diantisipasi oleh rencana itu. Kebetuhan-kebutuhan seperti itu harus dibuat terbuka, dan harus mencakup semua aspek pelaksanaan pemulihan dan pertolongan bencana. Pengaturanpengaturan khusus harus dibuat dimana setiap pihak dan persetujuanpersetujuan tertulis dapat memastikan barang-barang dan pelayananpelayanan yang dibutuhkan. Isu-isu kritis mencakup pengaturan-pengaturan internal khusus untuk memperoleh dana dan pengedaran dana; kebijakankebijakan dan persetujuan-persetujuan untuk menggunakan perlengkapan dan pelayanan-pelayanan yang lain; dan strategi-strategi pendanaan emergensi. Dalam mengkaji sumber daya yang dibutuhkan untuk rencana kesiapan bencana, elemen-elemen berikut harus dipertimbangkan. Pendanaan bantuan bencana Penting untuk menetapkan dana kontijensi emergensi. Sering kali terdapat suatu kebutuhan untuk barang-barang yang tidak dapat dijadikan cadangan dengan mudah, misalnya obat-obatan, atau barang-barang yang sebelumnya tidak diantisipasi, seperti bahan bakar alternatif. Dana cadangan khusus sangat penting untuk dipertimbangkan dalam rencana kesiapan Anda. Asuransi adalah suatu bentuk lain untuk menciptakan cadangancadangan untuk bencana yang mungkin terjadi di masa mendatang. Kotak berikut menggambarkan penerapan asuransi. Dana kesiapan bencana Kumpulkanlah dana untuk mengikuti aktivitas-aktivitas proses perencanaan, termasuk kajian-kajian khusus, kesadaran umum dan pelatihan. Juga carilah dana untuk mengembangkan input-input utama terhadap rencana itu agar bisa berfungsi secara efektif.

28

BAGIAN

1

PERENCANAAN UNTUK KESIAPAN BENCANA

Suatu contoh dari asuransi panen di bawah sponsor pemerintah yang berasal dari Kosta Rika3. Sejak tahun 1970, Skema Asuransi Panen Keseluruhan telah dijalankan oleh Institute Asuransi National yang diselenggarakan oleh Negara. Asuransi ini menjamin sampai dengan 80 % dari tanaman yang rusak akibat bencana. Skema ini menggabungkan aspek-aspek pencegahan bencana ( dalam pengertian bahwa tidak ada pinjaman tanaman diberikan sebelum penyerahan permohonan asuransi); perluasan pertanian dan pembangunan ( karena standarstandar teknis minimum tertentu diperlukan dari para petani ); perencanaan ekonomi ( beberapa pengendalian dapat dilakukan untuk produksi pertanian yang berbeda-beda ); dan rekayasa sosial ( dalam pengertian bahwa jaminan asuransi dapat membantu menyamakan pendapatan petani pada tahun-tahun bagus dan jelek ).

Mekanisme untuk koordinasi bantuan Tetapkan satu sarana untuk menjamin suatu respon yang tepat waktu, bermanfaat dan terkoordinir dari komunitas internasional apabila dan pada saat bantuannya dibutuhkan. Mekanisme seperti itu tidak hanya harus menggabungkan input-input dari donor-donor bilateral, melainkan juga kemungkinan bantuan dari organisasi-organisasi non-pemerintah harus juga dimasukkan ke dalam mekanisme koordinasi.

Penimbunan Pertimbangkan tipe-tipe dan jumlah barang-barang yang diperlukan; apakah barang-barang itu dapat ditimbun, dan di mana. Ini bukan pekerjaan gampang. Di negara-negara yang rawan terhadap bencana khusus, kemiskinan tingkat tinggi yang menjadikan sebagian besar masyarakat rentan terhadap bencana akan memberi makna bahwa penimbunan jumlah barang bantuan yang siknifikan adalah satu kemewahan. Akan tetapi, para donor sering mau membuat kontribusi terhadap berbagai bentuk “pennyimpanan”, seperti cadangan keamanan pangan.

Q. Secara singkat, jelaskan bagaimana satu entitas di daerah Anda telah berhasil merencanakan basis sumber daya untuk bantuan bencana.

A. _________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ 3.

Kantor Koordinator Bantuan Bencana Perserikatan Bangsa Bangsa, Mitigasi dan Pencegahan Bencana, Vol 11, Aspek-Aspek Kesiapan, Perserikatan Bangsa Bangsa, New York, 1984, h.14.

29

KESIAPAN BENCANA

Sistim-sistim peringatan Kerangka Kerja Persiapan Bencana Pengkajian Kerentanan

Perencanaan

Kerangka Kerja Institusional

Sistim Informasi

Basis Sumber Daya

Sistim Peringatan

Mekanisme Respon Pelatihan

Pendidikan Umum

Gladi

Anda harus berasumsi bahwa sitim-sistim komunikasi yang berfungsi, seperti telepon,dan teleks, mungkin tidak jalan pada saat terjadi bencana besar. Mulailah merencanakan satu sistim peringatan dengan asumsi seperti itu. Pertimbangkan perlengkapan komunikasi seperti apakah yang akan diperlukan dan bisa berkelanjutan jika jaringan-jaringan listrik dan stasiunstasiun penerima dalam kondisi hancur. Rencana-rencana kesiapan harus mencakup penyediaan akses terhadap sistim-sistim komunikasi alternatif di antara polisi, militer dan jaringan-jaringan pemerintah. Terlalu sering, mereka yang menjadi sasaran dari sistim peringatan bencana mempunyai kepercayaan yang kecil saja terhadap peringatan-peringatan itu. Hal ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk mengabaikan apa yang nampak tidak nyaman pada waktu itu. Hal ini juga merefleksikan pemahaman umum yang salah dari pesan peringatan, atau perasaan kesal dengan satu alarm yang keliru. Para perencana peringatan yang efektif mempertimbangkan persepsi umum tentang peringatan itu, pelatihan yang terkait dengan reaksi terhadap peringatan-peringatan, dan juga kondisikondisi lokal, perilaku dan pengalaman-pengalaman. Kapanpun memungkinkan, komunitas internasional harus diberi peringatan terlebih dahulu tentang bahaya-bahaya yang mungkin memerlukan himbauan usulan untuk bantuan internasional. Prosedur-prosedur untuk jenis peringatan ini harus juga diantisipasi dalam rencana kesiapan bencana. Dalam satu laporan yang berjudul “Evaluasi Kuantitatif Resiko Bencana Angin Puyuh Tropis”, yang dikeluarkan oleh Organisasi Meteorologi Dunia pada tahun 1976, para penulis menekankan hubungan antara kapabilitas dan pelayanan peramalan dan poin di mana tindakan-tindakan kesiapan harus dilaksanakan4. Mungkin bisa saja melakukan beberapan tindakan selama periode peringatan. Tindakan-tindakan lain mungkin harus diadakan pada permulaan musim badai tropis, atau bahkan dimasukkan ke dalam aksi jangka panjang. Contoh bisa diberikan, meskipun waktunya mungkin berbeda dari satu negara ke negara lain.

JAWABAN ( dari hal 29 ) Jawaban-jawaban mungkin mencakup empat elemen yang ditentukan pada bagian berjudul “Basis Sumber Daya”

30

4.

Kantor Koordinator Bantuan Bencana Perserikatan Bangsa Bangsa, Mitigasi dan Pencegahan Bencana, Vol. 11, Aspek-Aspek Kesiapan, Perserikatan Bangsa Bangsa, New York, 1984, h.31-32.

BAGIAN

1

PERENCANAAN UNTUK KESIAPAN BENCANA

Setiap 12 jam suatu proyeksi yang diperpanjang untuk meramal jalur badai untuk jangka watu sampai dengan 72 jam ke depan harus disediakan oleh jasa peramalan sehingga semua otoritas yang bertanggung jawab dapat memprakarsai tindakan-tindakan kesiapan tertentu. Paling tidak 36 jam ke depan jasa peramalan harus menunjuk sektor pantai di mana pengamatan badai tropis harus ditingkatkan untuk sepanjang sektor yang bersangkutan Hal ini juga akan menjadi sinyal terhadap tindakan persiapan lebih jauh yang harus diambil. 12-18 jam sebelum mendaratnya badai tropis jasa peramalan harus mengeluarkan peringatan-peringatan yang mengkhususkan pada daerahdaerah tertentu, kekuatan angin yang diperkirakan dan kondisi-kondisi curah hujan, dan kemungkinan titik-titik gelombang badai. Jasa hyidrologi harus mengeluarkan peringatan-peringatan tentang banjir sungai dan kemungkinan banjir bandang. Mekanisme respon Kerangka Kerja Persiapan Bencana Pengkajian Kerentanan

Perencanaan

Kerangka Kerja Institusional

Sistim Informasi

Basis Sumber Daya

Sistim Peringatan

Mekanisme Respon

Pendidikan umum dan pelatihan

Gladi

Ada banyak sekali respon yang seharusnya dipertimbangkan. Setiap respon tergantung pada sifat ancamannya. Beberapa kategori yang lebih luas dari respon terhadap bermacam bahaya mencakup : prosedur-prosedur evakuasi SAR Keamanan dari daerah-daerah yang terkena bencana Tim-tim penilaian Mengaktifkan instalasi-instalasi khusus ( seperti fasilitas-fasilitas emergensi rumah sakit ) Mengaktifkan sistim-sistim distribusi Menyiapkan pusat-pusat penerimaan emergensi dan tempat-tempat perlindungan Mengaktifkan program-program emergensi untuk lapangan terbang, pelabuhan dan trasnportasi darat Setelah satu rencana kesiapan bencana yang efektif siap, mekanisme respon harus diketahui oleh para penerima bantuan atau mereka dengan tanggung jawab melaksanakan tindakan-tindakan seperti itu. Matriks yang ada pada halaman 32 menunjukkan serangkaian kebutuhan yang mungkin muncul dalam tipe-tipe emergensi yang berbeda.

31

KESIAPAN BENCANA Kebutuhan yang mungkin muncul dalam tipe-tipe emergensi yang berbeda-beda Sektor-sektor dimana bantuan UNICEF mungkin perlu dipertimbangkan

Kebutuhan yang seringkali dialami C Tergantung pada iklim : bisa diperlukan jika cuacanya dingin dan/atau basah Kebutuhan yang kadang dialami Kebutuhan yang jarang muncul ( atau biasanya berprioritas rendah ) Di mana bencana muncul dalam kombinasi- contoh. Banjir sebagai akibat badai tropis gabungan efek/kebutuhannya harus dipertimbangkan Bencana dahsyat yang tiba-tiba Sektor dimana kebutuhan mungkin muncul Pendapatan, gizi dan pangan Ratio distribusi umum jangka pendek ................. Produk pertanian ................................................ Penyediaan pekerjaan selektif jangka pendek Dan/atau pangan ................................................ Pengawasan gizi ................................................. Pemberian makan khusus .................................. Pelayanan kesehatan Penguatan personil dan manajemen ................... Rekonstruksi, transpor dan perlengkapan .......... Obat dan suplai lain ............................................ Pengawasan penyakit menular ........................... Imunisasi ............................................................. Pengendalian diare .............................................

Gempa

Badai

Emergensi jangka panjang yang terus-menerus Kelaparan Kekeringan

Konflik

Penduduk terusir

..1 ..

.. ..

R

.. 2

.. .. ..

3

..

.. .. ..

Persediaan air Perawatan, penyimpanan, distribusi ................... Rehabilitasi/ pengembangan sumber .................

5

Sanitasi Pembuangan kotoran manusia ........................... Pembuangan sampah/kotoran ............................ Kesehatan pribadi ............................................... Pengendalian vektor ........................................... Berfungsinya Rumah Tangga dan shelter Perlindungan emergensi ..................................... Rekonstruksi ....................................................... Selimut ................................................................ Perkakas rumah tangga ......................................

Banjir

5

..

U U U

.. .. C

C

..

C

C

C

7 7

Pelayanan sosial dan perawatan anak Pelayanan sosial masyarakat ............................. Anak-anak tanpa pendamping ............................ Sekolah/pendidikan .............................................

1 .. .. .. .. .. .. .. ..

C C

C

..

Manajemen keseluruhan dan logistik Penguatan sistim & kapasitas manajemen .......... Transpor, kendaraan, bahan bakar, cadangan, Pengelolaan ........................................................ Fasilitas penyimpanan ........................................

Kemungkinan pengaruh sekunder/bencana

U R 1 2

Kebakaran T.longsor Banjir lokal Tsunami

Terutama di daerah kota Terutama di desa Hanya jika pekerjaan irigasi besar rusak Memastikan penghentian pangan yang memadai dan pangan untuk kelompok-kelompok rawan ( kemungkinan tambahan makanan ) pangan terapis bagi anak-anak yg kekurangan makanan utama: menggabungkan vitamin A atau kekurangan khusus lainnya

Banjir T. Longsor Gel. Badai 3 4 5 6 7 8

Pengungsian

Pengungsian

Untuk Perawatan korban beberapa hari pertama saja. Hanya kalau aliran air tanah berubah Jika sumur atau sumber permukaan terkontaminasi/tanpa akses Tergantung tipe bangunan Hanya dalam kasus perusakan “banjir” bandang di lembah-lembah Emergensi pangan tanpa pengungsian orang

Letusan gunung : Kemungkinan kebutuhan ( dan pengaruh sekunder ) mirip dengan kebutuhan untuk gempa bumi di dalam daerah yang secara langsung terpengaruh oleh letusan. Mungkin terjadi pengungsian. Tsunami ( Gelombang pasang yang disebabkan oleh gempa bumi ) Kemungkinan kebutuhan sama dengan kebutuhan badai tropis dan banjir, dengan komplikasi tambahan dari kontaminasi sumur-sumur dan lahan pertanian karena air garam. Epidemik. Kebutuhan biasanya mencakup obat-obat khusus, pengawasan, perbaikan persediaan air, kesehatan pribadi dan sanitasi. Penguatan manajemen pelayanan kesehatan mungkin juga diperlukan. Sumber dari : UNICEF, Membantu dalam masa Emergensi, Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa Bangsa, 1986

32

BAGIAN

1

PERENCANAAN UNTUK KESIAPAN BENCANA

Pendidikan umum dan pelatihan Kerangka Kerja Persiapan Bencana Pengkajian Kerentanan

Perencanaan

Kerangka Kerja Institusional

Sistim Informasi

Basis Sumber Daya

Sistim Peringatan

Mekanisme Respon Pelatihan

Pendidikan Umum

Gladi

Penekanan dari rencana kesiapan bencana haruslah berupa antisipasi keperluan-keperluan untuk suatu operasi bantuan bencana dan cara-cara yang paling efektif untuk memenuhi keperluan-keperluan itu. Proses perencanaan hanya akan efektif jika mereka yang menjadi penerima bantuan mengetahui apa yang harus dilakukan pada saat terjadi bencana dan mengetahui apa yang diharapkan. Untuk alasan ini, suatu bagian penting dari satu rencana kesiapan bencana adalah pendidikan bagi mereka yang mungkin terancam bencana. Pendidikan seperti itu bisa mengambil beberapa bentuk seperti berikut ini. Pendidikan umum di sekolah Kurikulum baku untuk anak-anak dan orang dewasa harus mencakup informasi tentang tindakan-tindakan yang harus dilakukan jika terjadi bencana atau ancaman bencana. Pelatihan khusus Loka karya harus dirancang untuk orang dewasa, baik secara khusus atau sebagai suatu dimensi tambahan dari program-program yang sedang berlangsung, seperti prograrm melek huruf atau tempat-tempat pelatihan koperasi. Program-program perluasan Komunitas petugas lapangan yang tinggal di desa harus dilatih untuk menyediakan informasi yang relevan. Informasi umum Meskipun televisi, radio dan media cetak tidak pernah dapat menggantikan dampak dari pengajaran secara langsung, pesan-pesan yang diproyeksikan dan dirancang secara sensistif dapat memberikan tambahan yang bermanfaat terhadap proses secara keseluruhan. Dalam menetapkan pelatihan pendidikan, ingatlah bahwa pendidikan sering kali merupakan proses dua-arah dalam bidang kesiapan bencana . Sebagai contoh, jika satu kelompok tidak secara penuh memahami urutan peringatan dalam satu rencana kesiapan badai tropis, bisa jadi bahwa urutanurutan peringatan perlu diatur kembali.

33

KESIAPAN BENCANA

Melatih mereka yang akan melaksanakan bagian dari rencana kesiapan bencana amatlah penting. Mereka yang bertanggung jawab untuk mengeluarkan peringatan harus dilatih, demikian juga mereka yang akan mendapat fungsi-fungsi bantuan langsung. Pelatihan tidak bisa menjadi satu kejadian tunggal. Kursus-kursus penyegaran sangat penting. Pelatihan harus menjadi aktif dalam setiap cara yang memungkinkan. Latihan-latihan harus dilakukan, seperti misalnya latihan-latihan evakuasi. Rencana kesiapan bencana yang efektif juga akan memberikan petunjuk-petunjuk praktis tentang berbagai kmponennya, seperti pengaturan kamp-kamp penerimaan dan tempat-tempat perlindungan bantuan. Petunjukpetunjuk ini harus menjadi “teks dasar” untuk latihan-latihan training yang terkait. Gambar pada halaman 36 adalah satu poster dari New Zealand yang secara efektif menunjukkan tindakan-tindakan kesiapan bencana untuk khalayak umum.

Q. Dalam aspek mana pendidikan umum

atau pelatihan yang sudah disumbangkan oleh instansi Anda pada kesiapan bencana?. Jelaskan mengapa.

A. _________________________________________________________

________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ _________________________________________________________________

Gladi Kerangka Kerja Persiapan Bencana Pengkajian Kerentanan

Perencanaan

Kerangka Kerja Institusional

Sistim Informasi

Basis Sumber Daya

Sistim Peringatan

Mekanisme Respon Pelatihan

Pendidikan Umum

Gladi

Seperti halnya dengan kebanyakan simulasi, gladi kesiapan bencana tidak dapat menggambarkan dinamika-dinamika penuh dan kekacauan dari operasi bantuan bencana. Akan tetapi, ini bukanlah alasan untuk menghindari perlunya melatih rencana kesiapan bencana.Gladi akan menekankan kembali poin-poin yang dibuat dalam program-program pelatihan terpisah, dan menguji sistim itu secara keseluruhan. Gladi selalu bisa mengungkap perbedaan-perbedaan yang jika tidak dilakukan mungkin akan diabaikan.

34

BAGIAN

1

PERENCANAAN UNTUK KESIAPAN BENCANA

Gladi harus dilakukan secara luas dan serius. Secara luas berarti bawa semua komponen yang terlibat dalam satu situasi bencana yang riil, dari otoritas pusat sampai otoritas daerah, harus dilatih. Ingatlah sebelumnya bahwa kesinisan dan sikap ogah-ogahan akan menghambat gladi tersebut. Anda harus gigih, sebab gladi ini adalah hal yang paling mendekati kenyataan yang akan mereka alami kelak, sampai akhirnya bencana menyerang, untuk melihat apakah rencana itu efektif. Gladi juga satusatunya cara untuk menjaga rencana-rencana itu tetap segar, khususnya selama periode yang lama tanpa ada bencana.

Latihan dua hari yang diadakan pada bulan November 1992 di Yugoslavia mensimulasikan suatu emergensi di pabrik pembangkit nuklir Krsko5. Lebih dari 70.000 orang ambil bagian, termasuk 8.000 pegawai di luar dan di dalam lokasi kelompok-kelompok dan organisasiorganisasi respon. Sebagai bagian dari latihan, satu desa yang berada dekat pabrik itu dipilih untuk mendemonstrasikan evakuasi dalam skala penuh, dan orang-orang dalam satu area yang luas diberi tahu untuk berlindung. Tindakan pencegahan dilakukan untuk melindungi kontaminasi cadangan pangan; demonstrasi pemadam kebakaran diadakan di bawah pengendalian kontaminasi radiologi secara penuh; fasilitas-fasilitas dekontaminasi disiapkan, dan kontrol-kontrol lalu lintas dibangun.

JAWABAN ( dari hal 34 ) Jawaban-jawaban mungkin berupa penjelasan rinci dari salah satu dari empat bentuk pendidikan dan pelatihan yang terdaftar di atas. 5.

Kantor Koordinator Bantuan Bencana Perserikatan Bangsa Bangsa, Mitigasi dan Pencegahan Bencana, Vol. 11, Aspek-Aspek Kesiapan, Perserikatan Bangsa Bangsa, New York, 1984, h.101.

35

KESIAPAN BENCANA

BILA BENCANA MENYERANG INILAH YANG HARUS DILAKUKAN Simpan atau amankan papan-papan yang gampang lepas, besi ber-gelombang, kaleng-keleng sampah atau apa saja yang bisa menjadi peluru.

GEMPA BUMI DAHSYAT

(Jika susah berdiri atau berjalan) TINDAKAN SEGERA Dalam rumah : Bawalah keluarga ke lubang pintu atau berlindung di bawah meja; orang-orang sakit yang berbaring di bawah tempat tidur : jauhilah jendela dan cerobong asap. JANGAN berlari keluar rumah. Di luar rumah : Jauhilah bangunan-bangunan, temboktembok yang tinggi, atau kabel-kabel listrik yang menggantung. Pusat Kota, tempat berlindung di bawah tempat terbuka atau pintu ke luar akan tetapi Jangan memasuki kembali bangunanbangunan yang rusak. Berkendara : Jika Anda bisa merasakan gempa pada saat berkendaraan, ini hal yang serius. Keluarlah dari jalan itu, berhenti dan tetaplah berada dalam mobil. SEBISA MUNGKIN Matikan semua penyala api dan pemanas. Matikan sumber utama listrik, gas, minyak penghangat rumah dan air jika kamu yakin bahwa rumah sudah rusak. Tinggalkan rumah jika api mulai menyala dan Anda tidak bisa mematikan seketika itu juga. Tinggalkan rumah jika Anda mendeteksi ada gas yang bocor setelah Anda menyalakannya pada pipa gas. Bukalah semua pintu dan jendela. Selamatkan air di tangki-tangki dan bakbak air. Isilah tempat-tempat air darurat Anda. Tinggalkan kulkas dalam keadaan tertutup serapat mungkin jika listrik padam. Lepaskan anjing dan kucing. Ikutilah daftar Pertahan Sipil – sampul belakang

Matikan listrik, minyak dan gas penghangat rumah jika Anda harus meninggalkan rumah. Kuncilah semua pintu luar dan jendelajendela jika Anda harus meninggalkan rumah. JANGAN masuk ke air genangan banjir dengan kaki telanjang atau dalam mobil jika hal ini bisa dihindari. Jangan berkeliaran di sekitar daerah banjir sendirian. Patuhilah daftar pertahanan sipil Anda – sampul belakang.

TSUNAMI

( Biasanya disebut gelombang pasang )

AKTIVITAS VULKANIS Jika anda berada di daerah-daerah yang rendah yang dekat dengan laut atau muara : Dengarkan radio untuk mencari informasi dan nasehat. Tindakan terhadap banjir. Pindahlah ketempat yang tinggi atau masuklan ke pedalaman sejauh 500 m jika peringatan tsunami diberikan. Jauhilah arus yang mengalir ke laut. Jangan sekali-kali pergi ke pantai. Jika Anda melihat ombak akan terlambat untuk bisa melepaskan diri. Ikutilah daftar Pertahanan Sipil – sampul belakang DENGARKAN RADIO ANDA

BANJIR Dengarkan radio untuk mencari informasi dan nasehat. Putuskan arus listrik dari seluruh perlengkapan listrik Anda dan pindahkan semua barang berharga pribadi Anda dan barang-barang rumah tangga, makanan, dan pakaian jauh dari jangkauan air jika Anda diperingatkan atau jika Anda menduga bahwa air banjir akan mencapai rumah. Cegahlah polusi yang berbahaya – pindahkan pembasmi gulmat dan insektisida jauh dari jangkauan air.

36

Lepaskan gambar-gambar berukuran besar dari dinding. Ikuti daftar Pertahanan Sipil – sampul belakang. Jika Badai Menghantam. Tetaplah didalam rumah dan berlindung di bagian rumah yang paling kuat. Dengarkan radio dan ikutilah istruksinya. Buka jendela pada sisi yang terlindungi dari rumah jika atap sudah mulai terangkat. Carilah perlindungan jika Anda berada di tempat terbuka.

Dengarkan radio untuk mencari informasi dan nasehat. Carilah perlindungan tetapi JANGAN di dalam bangunan dengan atap rendah jika hujan abu mulai turun. Hindari lantai bawah tanah atau tempattempat tertutup dimana gas mungkin saja bisa berakumulasi. Pindahlah ke punggung bukit jika Anda berada di daerah terbuka. Tetaplah berada di atas garis pantai dari danau-danau yang besar. Kenakan penutup kepala dan badan yang tebal jika Anda harus bergerak pada saat hujan abu. Bernafaslah lewat sapu tangan, bawalah obor meskipun di siang hari dan bergeraklah secepat mungkin menjauhi letusan. Ikuti daftar Pertahanan Diri Anda – Sampul belakang.

ANGIN BERKEKUATAN BADAI DAN ANGIN PUYUH Dengarkan radio untuk mencari informasi dan nesehat. Siapkan pembataspembatas dlm jumlah banyak untuk keselamatan. Badai bisa berubah arah, kecepatan atau intensitasnya dalam beberapa jam saja. Persiapan – Jika angin berkekuatan badai atau angin kencang diramalkan akan terjadi di daerah Anda.

KETAHUILAH APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN SEBELUM ANDA HARUS MELAKUKANNYA

BAGIAN

1

PERENCANAAN UNTUK KESIAPAN BENCANA

STUDI KASUS Kesiapan bencana berbasis penduduk di Philipina Karena lokasi geografis dan lingkungan fisiknya, penduduk Philipina menderita akibat pengaruh taipun, gelombang badai, letusan gunung berapi, banjir, kekeringan, gempa bumi, tsunami dan tanah longsor, sebagai tambahan dari berjangkitnya “air pasang merah” dari daerah-daerah pemancingan air laut. Negara itu terletak di pinggiran barat Kepulauan Pasifik dimana 50% badai tropis dunia berasal, dan pada “lingkaran api” dimana 80% gempa bumi dunia dan letusan gunung berapi terjadi. Faktor besar lain yang ikut menyebabkan kerentanan adalah meningginya tingkat kemiskinan : zlebih dari 75% orang Philipina hidup dibawah garis kemiskinan. Lebih jauh lagi, kurang lebih 50% perumahan di negara itu terbuat dari bahan-bahan yang ringan yang tidak tahan terhadap angin kencang dan banjir. Diskripsi dari kejadian-kejadian : Topan dan banjir adalah kejadian-kejadian bencana utama di Philipina. Menurut estimasi pemerintah, topan mengakibatkan rata-rata 500 orang meninggal setiap tahunnya dan menimbulkan kerusakan senilai US $ 128 juta. Hujan lebat yang menyertai topan , diperburuk dengan kondisi hutannya yang gundul, erosi tanah dan banyaknya endapan-endapan di sungai-sungai, menyebabkan tanah longsor dan banjir yang semakin meluas. Dalam bencana topan “Uring” pada bulan November 1992, lebih dari 8.000 orang meninggal karena bencana banjir bandang, yang mungkin disebabkan adanya penebangan yang tidak terkendali. Gempa bumi besar telah terjadi di Philipina sekali dalam enam tahun. Pada tahun 1990, gempa berkekuatan 7,7 telah membunuh 1.666 dan menyebabkan kerugian kerusakan sebesar US $ 440 juta. Dari 220 gunung berapi di negara itu, 21 di antaranya dinyatakan masih aktif. Pada bulan Juni 1991, Gunung Pinatubo meletus yang menyebabkan kerugian sebesar US $ 400-600 juta, mempengaruhi 1.2 juta orang dengan hujan abunya, banjir lumpur dan lahar dan secara permanen merubah lingkungan. Sebagai tambahan terhadap “bahaya-bahaya alam”, manusia telah menciptakan bencana-bencana mereka sendiri dengan melibatkan diri dalam konflik bersenjata selama kurun waktu dua puluh tahun belakangan ini. Kelompok-kelompok pemberontak telah mendirikan benteng-benteng di banyak bagian negara itu di mana peperangan terjadi melawan pasukan-pasukan pemerintah. Beratus-ratus ribu orang telah menjadi terusir atau dipaksa

meninggakan rumah-rumah mereka, yang menempatkan biaya-biaya ekonomi dan sosial yang siknifikan. Respon dan mitigasi bencana pemerintah : Orang-orang Philipina kehilangan kira-kira 2% dari GNP akibat adanya bencana setiap tahunnya, mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 2,3% dan beban hutang luar negri yang sangat banyak sekali. Paling sedikit lima persen pertumbuhan diperlukan untuk GNP setiap tahunnya untuk mempertahankan tingkat-tingkat pendapatan. Tingkat pertumbuhan ini, meskipun demikian, tidak tercapai antara tahun 1986-91 dan kerentanan terhadap bencana semakin meningkat. Perlunya peningkatan tinggi dari GNP telah mengakibatkan eksploitasi dari sumber daya yang mengakibatkan penebangan hutan, erosi dan polusi sumber daya air. Suatu dewan nasional didirikan pada tahun 1978 untuk mengawasi mitigasi bencana sebagai badan penasehat dan pengkoordinasian utama, akan tetapi badan itu kekurangan dana dan kekuatan untuk membuat keputusan. Dua agen sistim peringatan dini nasional menderita kekurangan yang sama terhadap dana dan sumber daya. Bencana akibat lambannya dana yang dapat digunakan untuk bantuan dan rehabilitasi ini di masa lampau untuk bisa memberi respon, dan sebagai akibatnya telah terjadi tingkat ketergantungan yang tinggi pada bantuan luar. Jaringan Respon Bencana Penduduk: Pada akhir tahun 1980an, para warga negara yang prihatin ini mulai mendirikan jaringan negara untuk respon bencana yang disebut dengan Pusat Respon Bencana Warga yang dikemudian hari menjadi Pusat Respon Bencana Nasional. Konsep utama di balik badan tersebut adalah pengakuan bahwa sektorsektor yang rentan dari masyarakat harus menjadi aktor-aktor utama dalam respon bencana dan tidak semata-mata korban yang memerlukan bantuan dari luar. Hal ini bisa mendorong upaya-upaya mobilisasi sumber daya dan kesiapan. Pusat Respon Bencana Nasional ( PRBN ) mencoba untuk menyediakan kerangka kerja untuk membantu masyarakat menghindari atau memulihkan diri dari akibat bencana. PRBN juga berusaha menjadi berorientasi pembangunan dalam pendekatan-pendekatannya terhadap operasi-operasi rehabilitasi dan bantuan.

37

KESIAPAN BENCANA

Lanjutan STUDI KASUS Koordinasi antar instansi - Beroperasi dari 19 pusat, PRBN bekerjasama dengan komite-komite respon bencana tingkat desa dan tingkat dewan kota, khususnya di daerah-daerah yang tertimpa oleh bencana-bencana yang besar yang disebutkan diatas. PRBN terus membangun hubungan dengan agen-agen lain pada tingkat nasional dan membentuk jaringan antar agen yang terdiri dari sembilan agen termasuk empat LSM. Setiap unit dari jaringan itu dapat diaktifkan untuk membentuk satu struktur emergensi yang terdiri dari satu koordinator bencana dan staf-staf lain yang berhubungan dengan informasi, pembangkitan sumber daya lokal, keuangan dan logistik dan pegawai-pegawai lapangan. PRBN menggantungkan pada organisasiorganisasi penduduk dari penduduk lokal untuk memobilisir relawan-relawan bencana dalam jumlah yang mencukupi untuk melakukan aspek-aspek yang berbeda-beda dari menejemen bencana. Perencanaan : Badan-badan bekerja bersama-sama untuk menghindari duplikasi dalam membuat rencana tertulis dari operasi bencana. 1. Analisa kapasitas dan kerentanan – Hal ini mencakup ringkasan kondisi-kondisi motivasi dan sosial, serta kondisi fisik dari masyarakat, termasuk mekanisme penanggulangan dan respon. Data nasional divariasikan lewat kunjungan-kunjungan lapangan. 2. Pengkajian situasi – Aktivitas-aktivitas pengumpulan informasi harus direncanakan menjadi basis untuk implementasi yang cepat dan untuk memberikan arah terhadap intervensi-intervensi yang bersifat mendesak. 3. Bantuan logistik yang mencukupi – Pentingnya pemanfaatan dana-dana untuk operasi operasi bantuan emergensi ditegaskan oleh gempa bumi tahun 1990 dan letusan gunung berapi tahun 1991. Timbunan barang-barang diperlukan untuk akses yang mendesak, transportasi dan jaringan-jaringan komunikasi harus direncanakan kembali. Pelatihan: PRBN telah mengembangkan modulmodul pelatihan yang terkait dengan masalahmasalah khusus di Philipina. Setelah terjadinya letusan Gunung Pinatubo pada tahun 1991, pelatihan PRBN memasukkan input-input pendidikan tentang gunung berapi dan letusan-letusan gunung berapi, evakuasi, dan latihan-latihan tentang upaya-upaya

mempercayai sinyal-sinyal peringatan. Pertama, jaringan-jaringan respon bencana dan organisasiorganisasi penduduk diberi pelatihan dan mereka, pada gilirannya, melaksanakan kampanyekampanye pendidikan bagi komunitas-komunitas yang terkena bencana. Formasi tim-tim relawan: Pengalaman dari PRBN dalam memberikan informasi kepada tim-tim relawan akar rumput telah menunjukkan bahwa tim-tim itu bisa mengurangi dampak bencana dan mengurangi biaya-biaya bantuan dan rehabilitasi. Satu program telah didirikan untuk komunitas-komunitas yang terus-menerus terancam oleh letusan-letusan dan lahar dari Gunung Pinatubo. Fungsi-fungsi dari program ini, dinamakan Unit Respon Bencana Barangay, dan fungsi-fungsi itu adalah : Kesiapan Bencana: pelatihan dalam hal ketrampilan-ketrampilan dan operasi-operasi yang terkait dengan kesiapan bencana seperti pemetaan bahaya, perencanaan bencana dan latihan-latihan komunitas. Mitigasi: pelaksanaan proyek-proyek pembangunan untuk mengurangi pengaruh-pengaruh bencana. Mobilisasi sosial: mendaftar bantuan dari seluruh komunitas dan memobilisir anggota-anggota untuk menangani isu-isu dan masalah-masalah. Jaringan: berhubungan dengan instansi-instansi pemerintah, sektor-sektor swasta, organisasi penduduk dan LSM Kerja sama untuk menyelesaikan masalah-masalah PRBN tidak terjadi pada instansi-instansi pemerintah akan tetapi lebih pada kerja sama dengan agen-agen itu untuk pertukaran informasi dan pelayanan. Interaksi dengan LSM telah memfasilitasi pemahaman dan pembelajaran antar dua pihak, dan yang paling penting, memaksimalkan sumber daya. Baik agen-agen donor lokal dan asing mempunyai kontribusi diluar penyediaan dana , menyangkut keahlian, ide-ide dan saran-saran. Menyadari bahwa isu-isu tertentu mempengaruhi kerentanan terhadap bencana, PRBN juga bekerja sama dengan LSMLSM dan Organisasi Penduduk untuk mencari solusi terhadap masalah-masalah hutang luar negri dan degradasi lingkungan. PRBN bertindak sebagai suatu penasehat hak azazi manusia dan karya-karya kearah penemuan penyelesaian konflik bersenjata.

Source : Delica, Zenaida G., “Citizenry-based Disaster Preparedness in the Philipines”, in Disaster vol. 17, Number, pp. 239-247., September, 1993.

38

BAGIAN

1

PERENCANAAN UNTUK KESIAPAN BENCANA

RINGKASAN Perencanaan kesiapan bencana mencakup sembilan kategori dari aktivitasaktivitas perencanaan. 1. Pengkajian Kerentanan: proses terus-menerus yang dinamis dari orang-orang dan organisasi-organisasi yang • menilai bahaya-bahaya dan resiko • menetapkan basis data yang memfokuskan pada kemungkinan pengaruh-pengaruh potensi bahaya • mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan bantuan dan sumber daya yang tersedia 2. Perencanaan: suatu proses • untuk memunculkan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang jelas • yang mengidentifikasikan tugas-tugas khusus dan tanggung jawab terhadap orang-orang dan agen-agen dalam emergensi-emergensi bencana • dan mencakup organisasi-organisasi akar rumput, LSM-LSM, pemerintah-pemerintah lokal dan nasional, para lembaga donor dan abadan-badan PBB yang mempunyai komitmen jangka panjang di daerah-daerah rentan 3. Kerangka kerja institusional: Koordinasi “vertikal” dan “horizontal” dari orang-orang dan organisasi-organisasi yang menghindari pembentukan struktur-struktur baru untuk kesiapan bencana dan justru bekerja di dalam jaringan-jaringan dan sistim-sistim yang sudah terbentuk. • menekankan dan menguatkan struktur-struktur dan komunitaskomunitas yang ada • tanggung jawab-tanggung jawab yang merefleksikan keahlian yang mapan • dan peran-peran dan tanggung jawab-tanggung jawab yang secara jelas didefinisikan dan memadai 4. Sistim-sistim informasi: mengkoordinir sarana-sarana pengumpulan dan penyebar luasan pengkajian kerentanan dan peringatan dini di dalam dan di antara badan-badan dan organisasi-organisasi dan dengan khalayak umum 5. Basis sumber daya: kebutuhan-kebutuhan pemulihan dan bantuan bencana yang diantisipasi harus dibuat terbuka dan pengaturanpengaturan khusus dan perjanjian-perjanjian tertulis harus ditetapkan untuk menjamin penyediaan barang-barang dan pelayanan-pelayanan sebagaimana diperlukan, termasuk : • pendanaan bantuan bencana • pendanaan kesiapan bencana • mekanisme untuk koordinasi bantuan • penyediaan barang

39

KESIAPAN BENCANA

6. Sistim peringatan : harus dikembangkan yang akan mengirim peringatan-peringatan yang efektif kepada khalayak umum tanpa beranggapan bahwa sistim komunikasi yang biasanya bisa berfungsi akan jalan pada waktu terjadi bencana. Lagi pula, komunitas internasional harus diingatkan terlebih dahulu tentang bahaya-bahaya yang bisa memerlukan disusunnya permohonan untuk bantuan-bantuan internasional. 7. Mekanisme respon : sejumlah besar tanggapan bencana seharusnya dipertimbangkan, digabungkan ke dalam rencana kesiapan bencana dan dikomunikasikan kepada masyarakat yang akan mengkoordinir dan berpartisipasi dalam respon-respon itu jika terjadi satu bencana. 8. Pelatihan dan pendidikan umum: lewat berbagai program pendidikan umum mereka yang terancam bencana harus belajar apa yang mereka harapkan dan apa yang akan diminta dari mereka untuk dilakukan pada saat terjadi bencana. Karena penyedia-penyedia pendidikan menyajikan sistim-sistim peringatan dan mekanisme respon kepada khalayak umum, mereka harus merencanakan untuk belajar dari masalah-masalah dan perbedaan-perbedaan populasi-populasi yang mungkin muncul didalam rencana. 9. Gladi : menyediakan kesempatan-kesempatan untuk menekankan kembali instruksi-instruksi program pelatihan, mengidentifikasikan perbedaan-perbedaan yang mungkin muncul dalam rencana respon bencana dan menginformasikan revisi-revisi rencana itu secara terus menerus.

40

BAGIAN

2

KERJA SAMA INTERNASIONAL UNTUK KESIAPAN Dalam bagian modul ini Anda akan belajar : tiga peran yang jelas untuk sistim PBB tiga hambatan terhadap kesiapan bencana pada tingkat nasional empat area di mana agen-agen PBB dapat membantu pengembangan rencana-rencana kesiapan bencana empat peran kerja sama antar badan PBB pada tingkat lapangan lewat UN DMT empat cara UNDP dapat meningkatkan aktivitas-aktivitas kesiapan Rencana-rencana kesiapan bencana dan implementasi-implementasinya adalah tanggung jawab pemerintah. Perserikatan Bangsa Bangsa dapat memfasilitasi dan memperkuat upaya-upaya pemerintah, akan tetapi pemerintah secara formal harus memprakarsai dan mengendalikan prosesproses respon dan kesiapan bencana. Walaupun pemerintah mempunyai keunggulan dalam bidang kesiapan bencana, sebagian besar situasi emergensi dalam ukuran yang siknifikan di dalam dunia yang sedang berkembang memerlukan bentuk bantuan kerja sama dari komunitas internasional. Bagian modul ini memfokuskan tentang cara-cara komunitas internasional membantu aktivitas-aktivitas kesiapan bencana pemerintah nasional. Modul ini juga menganalisa bagaimana sistim PBB menfasilitasi aktivitas-aktivitas ini.Istilah-istilah “komunitas internasional” dan “ sistim internasional” sebagian besar adalah abstraksi. Hanya ada sedikit wujud komunitas atau wujud sistim ketika berhubungan dengan berbagai bangsa, pemerintah internasional dan organisasi-organisasi non-pemerintah yang menghuni dunia ini. Ketika mendiskusikan aspekaspek keterlibatan internasional dalam manajemen bencana, Anda biasanya akan berhubungan dengan gabungan yang acak dari institusi-institusi internasional dan non-pemerintah, maupun pemerintah yang membentuk bagian dari jaringan khusus. Perspektif komunitas internasional ini mencakup tiga kendala yang secara langsung mempengaruhi kesiapan bencana pada tingkat negara. Yang pertama adalah bahwa bantuan untuk upaya-upaya kesiapan bencana nasional oleh mereka yang mungkin paling bisa membantu, seperti para donor bilateral, sama sekali tidak ada kepastian. Bantuan mereka tidak bisa dijamin. Oleh karena itu, penting dari awal untuk menetapkan jenis bantuan yang mungkin diterima oleh kegiatan pemerintah rutin kesiapan bencana. Hal ini akan memerlukan tidak hanya penetapan sarana yang efektif yang bisa menarik donor-donor seperti itu dalam aktivitas-aktivitas ini, tetapi juga sarana yang efektif untuk terus menjaga agar mereka tetap tertarik. Yang kedua, ada banyak alasan mengapa pemerintah menjadi hati-hati memasukkan “orang-orang luar” dalam formulasi strategi bencana atau rencana. Suatu alasan yang jelas adalah bahwa proses perencanaan itu

Istilah “komunitas internasional” dan “sistim internasional” sebagian besar hanyalah abstraksi saja

41

KESIAPAN BENCANA

sendiri, jika dilakukan secara terbuka, bisa membuka banyak kelemahankelemahan yang melekat dari pemerintah yang mungkin mengakibatkan munculnya penjelasan-penjelasan yang memalukan tentang penyebabpenyebab kerentanan bencana.Hanya sedikit negara yang bersedia memperagakan di mata dunia. Meskipun demikian, sekali suatu pemerintah menerima alasan perlunya rencana kesiapan bencana yang baik, pemerintah itu harus bersedia menerima bahwa sukses dari rencana itu mungkin tergantung pada keahlian, sumber daya dan bantuan teknis yang sebagian mungkin tergantung pada kontribusi-kontribusi internasional. Akhirnya, dalam beberapa kesempatan, ketidak-mampuan “keluarga” Perserikatan Bangsa Bangsa untuk bekerja sama ke arah tujuan umum bagi suatu negara terbukti telah mengecewakan. Akan tetapi, karena kebanyakan dari kemampuan badan-badan PBB yang terbiasa dengan manajemen bencana akan diperlukan dalam proses formulasi kesiapan bencana, muncul satu peluang untuk meningkatkan kerjasama yang efektif.

Q. Pertimbangkan satu contoh perencanaan kesiapan di daerah Anda

yang melibatkan kerja sama oleh lebih dari tiga entitas internasional. Gambarkan peran utama dari tiga organisasi seperti itu.

A. _________________________________________________________

_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________

Q.Buatlah daftar dari tiga hambatan yang terkait dengan struktur khusus dari sistim bantuan internasional yang secara langsung mempengaruhi kesiapan bencana pada tingkat negara.

A. _________________________________________________________

_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________

42

BAGIAN

2

KERJASAMA INTERNASIONAL UNTUK KESIAPAN BENCANA

Sistim Perserikatan Bangsa Bangsa Peran dari Perserikatan Bangsa Bangsa dalam manajemen bencana berubah sangat cepat. Berbagai pengaturan perlu disetujui di antara para agen itu sendiri jika menginginkan perubahan-perubahan ini bisa membawa bantuan yang lebih efektif kepada orang-orang yang terkena bencana. Sudah ada berbagai peran agen yang sudah mapan dan fungsi-fungsinya dalam bidang manajemen bencana. Agen-agen internasional berikut ini mempunyai fungsi-fungsi yang mendukung pelaksanaan yang praktis dari rencana-rencana kesiapan bencana. FAO

pengkajian penanaman, pengkajian peramalan hasil dan sistim peringatan dini informasi pangan

UNDP

bencana ke proyek-proyek pembangunan, bantuan teknis untuk strategi-strategi dan rencanarencana kesiapan bencana, dan Resident Coordinator dalam negara dari sistim PBB

UNDHA

koordinasi informasi, pengkajian-pengkajian bencana, perencanaan kesiapan bencana dan mitigasi

UNICEF

program-program vaksinasi dan pemrograman pemberian makanan tambahan pada saat emergensi bagi kelompok-kelompok yang rawan dan programprogram tempat perlindungan dan air

UNHCR

perencanaan emergensi untuk masuknya para pengungsi

WFP

pengkajian-pengkajian keperluan bantuan pangan dan pangan atau logistik non-pangan

WHO

bantuan teknis tentang masalah-masalah epidemiologi pada saat emergensi dan kesiapan kesehatan

WMO

informasi meteorologi badai tropis

Masing-masing dari badan di atas mempunyai literatur teknis ahli untuk bidangbidang kompetensi khusus. UNDP, WFP, UNICEF dan UNHCR mempunyai manual-manual yang bagus sekali tentang kesiapan bencana dan manajemen yang harus digabungkan kedalam latihan-latihan kesiapan bencana. DHAJenewa mempunyai serangkaian publikasi tentang pencegahan bencana dan mitigasi yang merupakan sumber daya lain yang berharga.

43

KESIAPAN BENCANA

Sebagai suatu sarana untuk memperkuat koordinasi dari bantuan emergensi kemanusiaan, Sekretaris Jendral telah menciptakan jabatan tingkat tinggi Koordinator Bantuan Emergensi. Jabatan ini akan menjamin persiapan yang lebih baik, serta respon yang cepat dan melekat terhadap bencana alam dan emergensi-emergensi lainnya. Tanggung jawab dari Koordinator Bantuan Emergensi mencakup konsolidasi seruan-seruan, daftar dari kapasitas stand by dan dana reguler emergensi pusat. Dana sebesar 50 juta dollar AS ini menyediakan mekanisme aliran uang tunai untuk menjamin respon yang terkoordinir dengan cepat dari organisasi-organisasi sistim PBB. Kemajuankemajuan terhadap organisasi-organisasi operasional dari sistim itu dapat dibuat dengan memahami bahwa mereka akan mengganti kembali dana tersebut.

PBB pada tingkat markas besar

Dalam mengembangkan rencana-rencana kesiapan bencana nasional, terdapat paling sedikit empat area di mana badan-badan PBB dapat segera membantu. Markas besar mendukung inisiatif-inisiatif kesiapan bencana Penting bagi instansi-instansi pada tingkat lapangan untuk mengetahui bahwa inisiatif-inisiatif kesiapan bencana mendapat dukungan dari kantor pusat yang terkait dengan mereka. Di luar isu-isu akan dukungan moral yang tidak bisa kelihatan adalah hal yang lebih praktis untuk menetapkan inisiatif kesiapan bencana sebagai prioritas yang diakui pada tingkat lapangan.

JAWABAN ( dari hal 42 ) Jawaban-jawaban bisa mencakup deskripsi peran khusus agen-agen, LSM, donor bilateral JAWABAN ( dari hal 42 ) Dukungan untuk upaya kesiapan bencana nasional tidak bisa dijamin; pemerintah nasional mungkin akan hati-hati memasukkan “orang luar” dalam proses perencanaan; dan kerjasama badan PBB mungkin kurang ideal.

44

Konsultasi-konsultasi jangka pendek, studi wisata dan pertukaran para ahli Badan-badan pada tingkat kantor pusat harus mempunyai wawasan yang lebih baik tentang ahli-ahli mana yang tersedia untuk membantu upayaupaya tingkat lapangan, baik di dalam tahap-tahap perencanaan dan implementasi. Badan-badan harus mengumpulkan daftar nama para ahli yang tersedia. Daftar-daftar nama ini harus saling dipertukarkan dengan badan-badan lain. Badan-badan harus mereview prosedur-prosedur penerimaan karyawan untuk menjamin pengiriman para ahli ke lapangan secara cepat. Di manapun memungkinkan, pejabat badan PBB harus mendorong pegawai-pegawai pemerintah untuk mendiskusikan tindakan-tindakan kesiapan bencana pada tingkat kantor pusat. Pekerja-pekerja ini harus mengikuti studi wisata ke negara-negara yang mempunyai rencana-rencana kesiapan bencana yang sudah mapan. Pertukaran-pertukaran seperti itu harus dilakukan antara kantor pusat dan kantor lapangan. Pendanaan emergensi Sistim-sistim yang lebih fleksibel harus dikembangkan di antara beberapa badan untuk memperbaiki penggunaan sumber daya kantor lapangan pada saat emergensi, dan untuk menjamin tambahan sumber daya untuk emergensi dari kantor pusat. Fleksibilitas semacam itu harus diakui sebagai bagian dari basis sumber daya yang diantisipasi dalam rencana kesiapan bencana nasional. Prosedur-prosedur markas besar dan penjadwalan Lewat kantor-kantor lapangan mereka, badan-badan harus memastikan bahwa rencana kesiapan bencana yang diusulkan menggabungkan prosedurprosedur kantor pusat dan penjadwalan yang perlu untuk satu badan agar dapat merespon secara efektif berbagai skenario krisis.

BAGIAN

2

KERJASAMA INTERNASIONAL UNTUK KESIAPAN BENCANA

PBB pada tingkat lapangan Pada tingkat lapangan, kerja sama antar badan dapat menghasilkan dampak positif terhadap perencanaan dan pelaksanaan suatu rencana kesiapan bencana. Empat komponen dari kerja sama seperti itu adalah penting. Tim antar badan Setiap badan harus menetapkan satu individu untuk menjadi bagian dari satu ”Tim Manajemen Bencana” antar badan ( UN DMT ). Karena badanbadan itu telah mempunyai keahlian lapangan yang semakin meningkat dalam manajemen bencana, petugas yang ditunjuk diharapkan adalah orang yang punya ketrampilan seperti itu. Sebagai contoh, dimana UNHCR terlibat dalam manajemen bantuan terhadap pengungsi, satu perwakilan UNHCR harus diundang untuk menjadi salah satu anggota dari UN DMT. UN DMT harus ditetapkan sebagai badan fungsional antar badan yang permanen pada tingkat lapangan. Setiap anggota badan harus mempunyai tanggung jawab-tanggung jawab sektoral yang jelas. Pimpinan dari DMT harus Resident Coordinator. Jika disetujui di antara para anggota dari DMT, sekretariat DMT harus berada dibawah tanggung jawab peserta DMT yang ditunjuk oleh UNDP, yaitu “Focal Point” Bencana dari UNDP. Rapat-rapat UN DMT harus diselenggarakan secara berkala dengan selang waktu yang terjadwal. Frekuensi rapat bisa disesuaikan pada saat ancaman-ancaman bencana sudah diketahui, seperti selama musim hujan. Tujuan DMT DMT harus merupakan suatu forum di mana informasi tentang berbagai hal saling dipertukarkan. Pengurangan resiko jangka panjang dan susunansusunan kesiapan di dalam negara harus ditinjau ulang. Proyek-proyek pembangunan yang secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak terhadap pencegahan bencana atau kesiapan harus menjadi bagian dari peninjauan ulang ini. Peninjauan ulang susunan-susunan kesiapan di dalam PBB harus mencakup: mekanisme koordinasi bantuan emergensi PBB; input-input dan operasi-operasi di antara pemerintah, para donor bilateral dan LSM-LSM; lokasi personil di lapangan ketika ada ancaman yang mendesak; dan daftar sumber daya yang tersedia untuk aktivitas-aktivitas emergensi khusus. Para anggota UN DMT harus mendiskusikan intepretasi dan analisa data yang berasal dari sistim-sistim peringatan dini, baik dari dalam negara dan dari luar. Mereka juga harus meninjau ulang persyaratan-persyaratan informasi yang diperlukan untuk format-format pelaporan, seperti laporanlaporan situasi lapangan PBB, yang harus disebar luaskan menyangkut kesiapan atau aktivitas-aktivitas bantuan. UN DMT sebagai focal point UN DMT harus berfungsi sebagai focal point bantuan PBB dalam persiapan rencana-rencana kesiapan bencana nasional. Bekerja sama dengan mitramitranya dari pemerintah, DMT harus meninjau ulang dan memberi komentar terhadap proposal-proposal pada berbagai tahap. Perwakilanperwakilan DMT harus siap untuk menyampaikan advis selama proses formulasi kebijakan. Di mana memungkinkan, perwakilan-perwakilan ini harus mencari sumber daya dari masing-masing badan untuk memberikan dukungan bantuan teknis dan menyediakan keahlian tambahan.

45

KESIAPAN BENCANA

UN DMT dan daerahnya DMT juga harus melihat kesiapan bencana dalam suatu konteks regional. Aktivitas-aktivitas dari negara tetangga bisa secara langsung mempengaruhi aktivitas-aktivitas negara tetangga yang lain. Peringatan dini tentang berjangkitnya locust, sebagai contoh, adalah satu isu praktis di mana kerjasama regional harus dimasukkan ke dalam suatu kesiapan rencana. Sementara pemerintah akan mengetahui organisasi-organisasi internasional dan regional yang terkait dengan minat-minat mereka, DMT bisa membantu menunjukan hal-hal khusus dari organisasi-organisasi seperti itu yang bisa digunakan untuk memperkuat program kesiapan bencana khusus.

UNDP di lapangan Perwakilan Kepala UNDP, sebagai Resident Coordinator pada tingkat negara dan pemimpin dari UN DMT, mempunyai peran sentral untuk dimainkan dalam bidang kesiapan bencana. Sebagai Resident Coordinator, orang ini mempunyai posisi mempromosikan hubungan-hubungan antara inisiatif-inisiatif kesiapan bencana dan aktivitas-aktivitas pembangunan. Ia akan dapat menggunakan posisi ini untuk mempromosikan perencanaan kesiapan bencana pada pejabatpejabat senior pemerintah. Keefektifan dari UN DMT tergantung pada kemampuan kepemimpinan dari Resident Coordinator. Untuk membantu perencanaan kesiapan bencana dan proses pelaksanaannya, Resident Coordinator, dalam kerja samanya yang erat dengan badan-badan di bawahnya, harus memastikan pembentukan UN DMT, dan bahwa rapat-rapat reguler diatur untuk meliput semua jenis isu yang terdaftar diatas. Resident Coordinator harus juga menjamin bahwa suatu sekretariat didirikan untuk UN DMT, dengan fasilitas-fasilitas dan staf yang memadai untuk memungkinkan berfungsinya sekretariat itu secara umum. Fungsi-fungsi penting dalam pertimbangan ini mencakup pengumpulan dan penyebar luasan informasi, laporan-laporan dan kajian-kajian. Sekretariat harus berfungsi sebagai suatu inti di dalam sistim PBB untuk data penting tentang : Kebijakan-kebijakan nasional mengenai penerimaan dan penggunaan bantuan internasional, termasuk tim-tim atau personil luar; kebijakan-kebijakan menyangkut penggunaan perlengkapan komunikasi; dan kebijakan-kebijakan mengenai jenis-jenis khusus makanan dan obat-obatan. Struktur-struktur pemerintah, termasuk nama-nama yang relevan, nomor-nomor telepon/fax/teleks dari personil-personil penting didalam otoritas-otoritas lokal, regional dan pusat. Nama-nama dan nomor-nomor telepon/fax/teleks dari institusi-institusi luar negeri yang dapat membantu pada saat terjadi krisis. Data dasar yang jelas tentang masing-masing daerah rawan bencana, yang harus menjadi bagian dari proses yang sedang berlangsung untuk pengkajian kerentanan. Melalui kerja sama yang erat dengan pemerintah dan badan-badan di bawahnya, UNDP pada tingkat lapangan harus meninjau ulang bersama pemerintah tujuan dan prospek-prospek bagi rencana kesiapan bencana. Jika rencana seperti itu sudah siap UNDP harus meninjau ulang bersama pemerintah cara-cara untuk mendorong kesadaran pihak-pihak berwenang terkait pada tingkat- pusat, regional dan lokal terhadap keperluan kesiapan bencana. Akhirnya, UNDP harus mempromosikan proyek-proyek yang

46

BAGIAN

2

KERJASAMA INTERNASIONAL UNTUK KESIAPAN BENCANA

menyangkut kesiapan bencana dan perencanaan kesiapan bencana. Terdapat serangkaian aktivitas yang bisa dicakup dari proyek-proyek semacam itu, seperti : Proyek-proyek perencanaan kesiapan bencana, yang dimaksudkan untuk meluncurkan proses keseluruhan dari kesiapan bencana. Ciriciri dari proyek semacam itu bisa mencakup aspek-aspek penyadaran, seperti studi wisata keluar negeri dan konferensikonferensi, bantuan teknis ( termasuk konsultan yang mungkin dapat membantu dalam proses perencanaan ), dan loka karya untuk memungkinkan formulasi dari rencana yang diusulkan. Kajian-kajian penting sebagai bagian dari satu rencana menyeluruh, seperti studi kapasitas tranportasi atau pengkajian-pengkajian kerentanan. Proyek-proyek pembangunan institusi, yang dirancang untuk memperkuat focal point kesiapan bencana yang sudah ada atau untuk mengembangkan sistim-sistim peringatan dini yang lebih efektif. Proyek-proyek pelatihan yang mengembangkan pelatihan-pelatihan perencanaan bencana yang sesuai di dalam negeri. Proyek-proyek ini dapat membantu para personil kunci untuk mengambil manfaat dari pelatihan-pelatihan luar negeri. Pelatihan-pelatihan itu mungkin dirancang untuk komunitas-komunitas yang rentan. Jangkauan dan pentingnya tindakan-tindakan pelatihan jangan pernah dipandang rendah.

Badan-badan PBB dan proyek-proyek pembangunan Suatu peran penting untuk Badan-badan PBB adalah meninjau ulang proyekproyek yang berada dalam “Country Programme” masing-masing badan tersebut yang mungkin terkait dengan perencanaan kesiapan bencana. Proyek-proyek pembangunan saat sekarang harus ditinjau ulang dalam satu upaya untuk menetapkan bagaimana proyek-proyek ini mungkin secara efektif terkait dengan tindakan-tindakan kesiapan. Sebaliknya, staf badan PBB harus mempertimbangkan bagaimana tindakan-tindakan kesiapan bisa memperkuat proses pembangunan. Lewat UN DMT, badan-badan lain bisa meninjau ulang proyek mereka sendiri dengan cara yang sama6. Hubungan kerja yang mapan dengan pihak-pihak yang bernaung di pemerintah menjadi penting kalau badan-badan bantuan yang diberikan oleh badan PBB dalam proses perencanaan kesiapan bencana ingin diharapkan efektif. Hubungan-hubungan yang dimiliki oleh badan-badan PBB dengan lembaga non-pemerintah dan komunitas-komunitas bilateral sama pentingnya. UNDP, lewat UN DMT, harus mencari dimana mungkin dan secara politik memungkinkan untuk mendukung masyarakat LSM. Hal ini mungkin ternasuk menghadiri rapat-rapat ketika diundang untuk mendiskusikan inisiatif-inisiatif yang sedang dijalankan oleh sistim PBB. Jika dapat diterima oleh badan-badan di bawahnya dan LSM-LSM, anggotaanggota lain dari sistim PBB harus menghadiri rapat-rapat semacam itu untuk memberi penjelasan singkat tentang aktivitas-aktivitas terkait mereka. Badan-badan PBB harus menetapkan sarana-sarana untuk mempromosikan aktivitas-aktivitas kesiapan bencana yang diusulkan untuk komunitas LSM, seperti loka karya-loka karya pada tempat-tempat pelatihan. Jika diterima oleh pemerintah dan LSM-LSM, agen-agen PBB harus berupaya menggabungkan peran-peran LSM-LSM ke dalam struktur formal dari implementasi dan perencanaan kesiapan bencana nasional. 6.

Mekanisme yang memadai untuk hubungan biliteral akan tergantung pada kondisi-kondisi dalam setiap negara

Lihat juga modul Program Pelatihan Manajemen Bencana yang berjudul Bencana dan Pembangunan

47

KESIAPAN BENCANA

Akhirnya, badan-badan PBB harus memastikan bahwa komunitas bilateral selalu memperoleh informasi tentang event-event dalam proses perencanaan kesiapan bencana. Rapat-rapat berkala dengan para donor adalah satu sarana untuk menetapkan hubungan kerja yang baik. Tapi, apakah rapat-rapat seperti itu harus diselenggarakan di bawah payung PBB merupakan suatu isu yang mungkin sensitif bagi pemerintah maupun para donor bilateral. Mekanisme yang pas untuk hubungan bilateral akan tergantung pada kondisi-kondisi di dalam masing-masing negara. Sementara sarana efektif untuk konsultasi-konsultasi bilateral pada umumnya menjadi penting mengingat peran-peran yang dimainkan oleh para donor bilateral dalam bantuan bencana, perlu terus mengingat bahwa: Tindakan-tindakan efektif untuk keterlibatan bilateral dapat mempercepat memperoleh sumber daya perencanaan kesiapan bencana dan implementasinya. Di negara-negara yang secara khusus rawan bencana, pemerintahpemerintah donor kadang-kadang telah menyediakan dana untuk Resident Coordinator yang diperuntukan bagi kesiapan bencana dan tujuan-tujuan pertolongan. Dana ini telah digunakan sesuai kebijaksanaan dari Resident Coordinator, didasarkan pada otoritas monitoring dari para duta besar bilateral Penyebar luasan informasi menjadi sangat penting selama operasi bantuan dan hanya sedikit saja berkurang dalam periode proses perencanaan bencana. Hal itu harus menjadi satu tanggung jawab penting dari UNDP, sehubungan dengan DMT, untuk merencanakan format-format informasi umum yang memadai. Format-format ini harus berfungsi menyediakan aliran informasi yang reguler terhadap komunitas internasional ( termasuk badan-badan PBB pada tingkat-tingkat kantor pusat dan ibu kota dari donor-donor bilateral kunci ) maupun anggota-anggota komunitas internasional dalam negara dan departemen-departemen pemerintah yang terkait. Informasi tentang pengkajian-pengkajian bantuan atau tindakantindakan kesiapan, yang dimaksudkan bisa bermanfaat bagi negara, dapat dianggap sebagai sangat sensitif. Hal ini berlaku tidak saja untuk pemerintah tetapi juga untuk badan-badan di bawahnya dan LSM-LSM. Oleh karena itu, Anda harus berpikir secara hati-hati tentang isi dari berbagai output Anda. Dua tipe umum dari format-format informasi mencakup laporanlaporan situasi dan buletin/newsletter. Laporan-laporan situasi telah menjadi sumber informasi baku tentang aktivitas-aktivitas emergensi di seluruh sistim PBB. Tidak ada format yang kaku untuk laporan-laporan ini. Pesannya harus mencakup aktivitas-aktivitas kunci yang terkait dengan kesiapan, bantuan dan penilaian-penilain kebutuhan, dengan mencatat kebutuhan-kebutuhan yang bisa dipenuhi ataupun yang tidak bisa dipenuhi. Frekuensi pengiriman laporan-laporan situasi biasanya tergantung pada tingkat krisis yang ada. Jika waktu memungkinkan, buletin yang meliput aktivitas-aktivitas kesiapan bencana dapat berfungsi untuk menjaga suatu komunitas yang lebih luas tetap menerima informasi tentang kejadian-kejadian yang sedang dilakukan di lapangan. Buletin biasanya berfungsi lebih sebagai kendaraan promosi dan tidak meliput isu-isu yang mungkin dianggap sensitif. Selang waktu dari penerbitan buletin tergantung pada waktu yang ada di sekretariat UN DMT dan jumlah aktivitas-aktivitas yang dianggap oleh DMT layak untuk diterbitkan.

48

BAGIAN

2

KERJASAMA INTERNASIONAL UNTUK KESIAPAN BENCANA

RINGKASAN Sebagian besar situasi emergensi dari ukuran yang signifikan di dunia yang sedang berkembang ini memerlukan beberapa bentuk bantuan kerja sama dari komunitas internasional. Sistim Perserikatan Bangsa Bangsa dapat memfasilitasi koordinasi upaya-upaya komunitas internasional yang berusaha untuk mendukung aktivitas-aktivitas kesiapan bencana pemerintah nasional. Lewat berbagai badan pada tingkat kantor pusat, sistim PBB bisa memberi bantuan yang cepat dengan : mendukung inisiatif-inisiatif kesiapan bencana; menyediakan konsultasi-konsultasi jangka pendek, studi wisata dan pertukaran para ahli; memunculkan bantuan pendanaan emergensi; dan memobilisir sumber daya kantor lapangan. Pada tingkat lapangan, upaya-upaya bersama antar badan bisa dikoordinasikan secara efisien dan efektif lewat satu pembentukan “Tim Manajemen Bencana”. Sebagai focal point untuk bantuan PBB, UN DMT dapat berfungsi sebagai suatu forum di mana informasi saling dipertukarkan tentang berbagai hal, termasuk pengurangan resiko jangka panjang dan penyusunan-penyusunan kesiapan, review dan perbaikan rencana-rencana kesiapan, jaringan bantuan internasional, dan hubungan yang efektif dengan upaya-upaya pembangunan yang sedang berlangsung.

49

KESIAPAN BENCANA

CATATAN ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________________________

50

BAGIAN

3

MELAKSANAKAN RENCANA-RENCANA KESIAPAN BENCANA Pada bagian modul ini Anda akan belajar : empat reaksi problematis yang terkait dengan mempromosikan rencana-rencana kesiapan pada tingkat nasional tiga cara untuk menghindari perangkap-perangkap dalam mempromosikan kesiapan bencana umum empat pendekatan untuk menetapkan basis informasi yang dapat diandalkan empat struktur institusi yang dapat dipercaya untuk perencanaan kesiapan tiga daftar saran yang terkait dengan struktur-struktur institusi, LSMLSM dan donor-donor bilateral

Mempromosikan rencana pada tingkat nasional Banyak pejabat/petugas pemerintah skeptis akan manfaat-manfaat dari rencana-rencana kesiapan bencana. Memperkenalkan subyek strategistrategi kesiapan bencana atau rencana-rencana kepada pejabat pemerintah bisa mengundang paling tidak satu dari tanggapan-tanggapan berikut ini : Ide yang luar biasa! Ini jawaban yang betul-betul ingin didengar oleh semua orang yang perduli dengan manajemen bencana. Dalam kenyataannya, responden itu mungkin hanya tahu sedikit tentang apa yang diperlukan bagi sebuah rencana. Bahkan jika orang itu menghargai prinsipprinsip luas terkait, ia mungkin menjadi hati-hati ketika gambaran keseluruhan dari tindakan-tindakan yang diperlukan mulai terbuka. Kami memerlukan pembangunan, bukan kesiapan bencana! Satu argumen yang sulit untuk dibuktikan kebenarannya, khususnya jika seorang pejabat beranggapan bahwa dua-duanya saling terpisah. Kementerian perencanaan ekonomi dan keuangan sering merupakan kementrian yang paling enggan untuk mendedikasikan waktu dan danadananya bagi suatu proposal yang kelihatan hanya di tepi pembangunan yang menjadi perhatian utama mereka. Dengan memfokuskan pada proyek-proyek pembangunan sering mencerminkan keberhasilan institusi dan karenanya menghasilkan bantuan luar yang banyak sekali. Kami sudah memilkinya. Luar biasa, tetapi apa yang dimaksudkan oleh si pejabat itu? Pemerintah mungkin mempunyai satu kantor bantuan bencana yang sudah ditetapkan di bagian belakang koridor kantor kementerian. Satu kamar dan satu pegawai itu tidak bisa mewakili suatu rencana kesiapan bencana yang efektif. Bukanlah tugas yang mudah untuk menyatakan bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah sampai sekarang ini tidaklah mencukupi. Kami tidak memerlukannya. Respon ini biasanya diikuti oleh suatu diskripsi dari peran efektif yang dimainkan oleh Masyarakat Palang Merah nasional atau Bulan Sabit Merah nasional pada saat terjadi bencana; atau cara pemerintah menangani masalah-masalah ini secara efektif secara ad hoc; atau suatu penjelasan bahwa pemerintah mempunyai prioritas-prioritas yang lain.

Bencana

Belum berkembang

rencana-rencana

51

KESIAPAN BENCANA

Q. Tinjaulah kembali reaksi-reaksi umum yang terdaftar di atas.

Bagaimana Anda akan merespon terhadap masing-masing dari reaksireaksi ini ketika mempromosikan satu rencana kesiapan bencana ?

A. _________________________________________________________

_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ Dengan respon-respon umum ini, penting untuk menyadarkan pejabat pemerintah yang enggan mengenai kebaikan-kebaikan dari kesiapan bencana. Suatu kombinasi dari tindakan-tindakan berikut ini mungkin bisa membantu dalam proses itu.

JAWABAN Jawaban teks yang muncul setelah pertanyaan berisi tiga tindakan yang dapat menjadi bagian dari respon Anda.

52

Jelaskan poin-poin yang penting Tidak ada pertukaran antara kesiapan bencana dan pembangunan. Duaduanya terkait erat, secara konsep dan praktek. Satu strategi atau rencana kesiapan bencana yang efektif akan : Melindungi pembangunan. Bencana menunda, atau, dalam kasus terburuk, menghancurkan kemajuan yang telah dibuat sampai hari ini. Rencana kesiapan bencana harus digabungkan ke dalam proses pembangunan sehingga yang sebelumnya bisa melindungi yang kemudian. Memasukan mitigasi bencana. Tindakan-tindakan mitigasi bencana seperti bangunan-bangunan yang lebih aman, program padat karya pangan atau uang yang lazim untuk pekerjaan umum tidak hanya melindungi orang-orang dan aset-aset mereka, tetapi juga mempercepat proses pembangunan jika tindakan-tindakan itu dirancang secara memadai. Memperkuat infrastruktur lokal. Sebagai contoh, struktur komunikasi dan institusi yang diperlukan dalam kesiapan bencana akan bisa memperkuat infrastruktur lokal secara keseluruhan. Memberikan tekanan terhadap donor-donor bantuan tradisional. Hal ini mungkin mempengaruhi jumlah keseluruhan dana yang dialokasikan oleh lembaga-lembaga donor untuk pembangunan. Sebaliknya, para donor semakin tertarik mendanai tindakan-tindakan kesiapan bencana. Banyak donor sekarang menyadari bahwa kesiapan bencana akan lebih hemat biaya jika dibandingkan dengan harga yang diperlukan untuk respon emergensi. Baru percaya setelah Bagi para pegawai pemerintah yang meragukan nilai keseluruhan dari kesiapan bencana, mengorganisir studi wisata ke negara-negara di mana rencana-rencana kesiapan bencana ( contoh, Cina ) dan strategi-strategi ( contoh, India ) telah terbukti sangat efektif.

BAGIAN

3

MELAKSANAKAN RENCANA-RENCANA KESIAPAN BENCANA

Mengorganisir konperensi dan lokakarya Jika tahap ini sudah tercapai, ada perubahan-perubahan yang sudah mulai kelihatan. Akan tetapi, karena suatu rencana kesiapan bencana akan memerlukan komitmen dari organisasi-organisasi pemerintah dan nonpemerintah, konperensi dan lokakarya mampu menciptakan kesempatankesempatan baik untuk meyakinkan mereka yang masih ragu-ragu..

Membangun basis informasi yang dapat diandalkan Semakin negara itu rawan terhadap bencana , semakin kurang dapat diandalkan basis informasinya. Pendapat ini menjadi bagian paling penting tentang apakah arti dari kerentanan bencana itu: kemiskinan yang luas, infrastruktur yang lemah, dan adminitrasi yang tidak memadai. Di bawah kondisi-kondisi seperti itu, sulit untuk bisa mendapatkan basis informasi yang dapat diandalkan. Sering kali ada suatu “permainan data” yang dimainkan sebelum , selama dan setelah bencana. Sering kali ada alasan-alasan politik dari pihak pemerintah untuk memberikan data yang tidak dapat diandalkan. Data-data demografi tertentu mungkin, sebagai contoh, merefleksikan suatu afiliasi regional resmi. Data infrastruktur mungkin merefleksikan angan-angan pikiran dari suatu kementerian yang belum menyelesaikan suatu proyek dan menyarankan juga seperti dalam data. Data pertanian bisa merefleksikan ramalan yang optimis dari menteri pertanian. Permainan-permainan seperti itu juga dimainkan oleh organisasi-organisasi internasional. Satu badan bisa saja membesar-besarkan jumlah proyek air yang sudah berhasil diselesaikan, atau beranggapan bahwa ada fasilitas-fasilitas perawatan kesehatan yang lebih utama di satu daerah tertentu dibandingkan dengan kenyataannya. Kadang kala badan-badan memperkirakan kebutuhan pangan lebih besar dibandingkan dengan yang sebenarnya untuk menghindari tuduhan meremehkan tingkat kemungkinan adanya krisis. Bahkan dalam keadaan yang paling baikpun, basis data dan sistim informasi tidak dapat sempurna. Mengumpulkan data yang masuk akal dan informasi yang mendekati kebenaran merupakan tujuan informasi yang jauh lebih realistik. Sangat dianjurkan untuk melaksanakan sistim informasi berikut ini pada awal proses perencanaan. Pengkajian kerentanan Pengkajian-pengkajian ini terutama penting bagi penyusunan rancangan perencanaan dan untuk menetapkan suatu basis aliran informasi dan perbaikan-perbaikannya. Pengkajian-pengkajian ini harus dilakukan dengan sama seriusnya seperti proyek-proyek pembangunan lainnya. Adanya pimpinan tim yang mengetahui satu daerah tertentu dengan baik, ahli-ahli sektoral dari organisasi-organisasi PBB harus bergabung dengan mitra nasional mereka untuk melakukan semacam penilaian skala penuh. Program-program informasi gabungan Data gabungan dan sistim informasi antara focal point kesiapan bencana PBB dan mitra pemerintahnya ini sangat penting baik untuk proses perencanaan dan rencana itu sendiri. Fakta bahwa pemerintah bekerja dengan basis data yang sama seperti yang digunakan oleh inti PBB akan memperlancar debat-debat yang mungkin muncul. Dalam proposal-proposal proyek yang terkait dengan rencana kesiapan bencana, pastikan untuk mengalokasikan dana untuk perlengkapan komputer, pelatihan, dan apapun yang diperlukan oleh kantor mitra untuk bisa mengelola suatu sistim yang efektif.

53

KESIAPAN BENCANA

Memeriksa ulang Bahkan di negara yang paling rawan bencana, masalahnya lebih sering berupa kebanyakan data yang saling bertentangan dibanding kekurangan data. Organisasi-organisasi non-pemerintah sering mengetahui lebih banyak tentang daerah-daerah tertentu dibanding dengan kantor-kantor pemerintah. Beberapa prosedur harus ditetapkan, dengan kesepakatan dari mitra pemerintah, untuk memeriksa ulang informasi dengan organisasi-organisasi lain, termasuk kementerian lainnya pada tingkat regional dan pusat. Proses pengkajian bersama Sebagai bagian dari rencana kesiapan bencana, rencana itu harus secara resmi disetujui bahwa pada saat terjadi emergensi, satu tim atau tim-tim yang terdiri dari perwakilan-perwakilan instansi dan focal point pemerintah, UN DMT, focal point pemerintah dan organisasi-organisasi non-pemerintah yang mengetahui daerah yang terlanda bencana mengkaji situasi secara bersama. Prosedur-prosedur semacam itu harus secara resmi diadopsi di dalam rencana bencana yang diusulkan. Pengkajian bersama dapat mengurangi duplikasi dari upaya-upaya, meningkatkan kadar konsensus tentang kerusakan dan kebutuhan-kebutuhan, dan menjamin bahwa proposal-proposal berikutnya mendapat persetujuan nasional dan internasiona ( kalau bantuan luar diperlukan ).

Definisikan struktur-struktur institusi yang memadai Tidaklah mudah menentukan kantor pusat untuk focal point bencana. Ada keuntungan dan kerugiannya yang harus dipertimbangkan yang terkait dengan berbagai opsi: di kantor Perdana Menteri, di satu kementerian, atau sebagai satu entitas terpisah. Sifat penting dari rencana kesiapan bencana adalah harus bisa memastikan bahwa jajaran kementerian tertarik dengan proposal kesiapan bencana. Hal ini berarti bahwa sumber daya dan tanggung jawab harus dibagi-bagikan di antara semua yang dianggap penting bagi rencana itu. Ide ini bukanlah berarti meniadakan fungsi-fungsi medis dari kementerian kesehatan, tapi lebih pada menambah kapabilitas terhadap respon kerja sama dengan kementerian-kementerian lain. Hal itu bukan berarti bahwa kementerian kesehatan akan bertanggung jawab terhadap logistik-logistik obat-obat emergensi. Hal itu mungkin berarti diakuinya tanggung jawab kemeterian kesehatan untuk memastikan penyediaan emergensi medis, kekuatan institusinya pada tingkat-tingkat lokal akan semakin diperkuat, dan bahwa komitmen terhadap rencana kesiapan bencana itu mungkin lebih besar.

Q. Di negara Anda, instansi

pemerintah manakah yang menjadi focal

point untuk kesiapan bencana?

A. _________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________

54

BAGIAN

3

MELAKSANAKAN RENCANA-RENCANA KESIAPAN BENCANA

Perencanaan Pra-bencana di dalam Kantor Menteri Eksekutif

1

Kementerian sumber daya air

Kementerian perencanaan kota & PU

Kementerian pertanian

Kementerian kesehatan

Kementerian lainnya

2

Kementerian perencanaan bencana

Kementerian perencanaan kota & PU

Kementerian pertanian

Kementerian kesehatan

Kementerian lainnya

Kementerian sumber daya air

Kementerian perencanaan kota & PU

Kementerian pertanian

Kementerian kesehatan

Kementerian lainnya

Unit perencanaan bencana

Unit perencanaan bencana

Unit perencanaan bencana

Unit perencanaan bencana

3

GAMBAR 4 Opsi-opsi untuk memadukan kesiapan bencana di dalam struktur pemerintah

Dewan Respon Bencana

4

Kementerian sumber daya air

Kementerian perencanaan kota & PU

KUNCI :

Kementerian pertanian

Kementerian kesehatan

Perencanaan Pra-bencana

Kementeriankementerian pemerintah

Kementerian lainnya

Dalam satu situasi bencana, semua petugas yang bertanggung jawab harus mempunyai satu ide yang jelas akan peran-peran dan fungsi-fungsi mereka. Inilah yang dibentuk oleh suatu rencana bencana dan juga oleh uji coba gladi. Keefektifan dari implementasinya dapat dinilai oleh satu komite antarkementerian dan didukung oleh penemuan-penemuan sekretariat. Disarankan agar mempunyai sekretariat untuk menghubungkan dengan kementerian yang ditunjuk: untuk hal-hal berikut ini sebelum implementasi dari suatu rencana ( untuk perbaikan-perbaikan informasi, keperluan pelatihan, dan latihan-latihan ); selama periode implementasi, ( untuk koordinasi penilaian ); dan setelah tahap-tahap pertama dari implementasi ( untuk program-program fase kedua dari pemulihan dan rehabilitasi ). Peran-peran dan sumber daya yang dibawa oleh organisasi-organisasi nonpemerintah untuk kesiapan bencana, mitigasi, pencegahan dan tujuan-tujuan bantuan harus digabungkan ke dalam informasi yang diperlukan oleh komite antar-menteri tentang kesiapan bencana. Pemerintah harus juga mempunyai mekanisme untuk menentukan jumlah dan tipe bantuan yang diberikan oleh donor-donor bilateral dan badan-badan internasional.

55

KESIAPAN BENCANA

Proses perencanaan perlu dibawa ke tingkat-tingkat lokal dan regional. Hal ini dapat dicapai dalam berbagai cara. Setelah menetapkan kerangka kerja yang secara luas untuk rencana itu, bawalah rencana dan petugaspetugas terkait ke lapangan untuk mencari cara-cara yang paling efektif untuk melaksanakan proposal itu. Sarana-sarana implementasi harus mencakup perhatian terhadap sumber daya untuk kesiapan pada tingkat keluarga dan tingkat lokal. Sistim-sistim perencanaan administrasi yang lebih terpusat harus mendukung upaya-upaya lokal, bukan sebaliknya. Strategi atau rencana kesiapan bencana nasional harus memberikan variasivariasi regional untuk memenuhi kondisi-kondisi tertentu dari daerah-daerah tertentu. Hal ini penting untuk memastikan bahwa struktur institusi dari rencana itu memperoleh dukungan dari pegawai-pegawai regional dan lokal. Tetapkan kelompok-kelompok kerja lokal untuk mereview rencana-rencana secara berkala dan yakinkan bahwa substansi dari review-review ini dipertimbangkan. Jika relevan, gabungkan review-review ini ke dalam perbaikan-perbaikan dari rencana keseluruhan. Kelompok-kelompok kerja seperti itu penting ketika berbicara tentang sistim-sistim peringatan, tindakan-tindakan evakuasi, dan pengkajian gizi dan kesehatan. Pastikan bahwa gladi rencana bencana tidak dilakukan semata-mata pada tingkat pusat saja, akan tetapi menggabungkan antara pusat, regional dan interaksi tingkat lokal. Bedakan di dalam rencana itu tipe-tipe respon bencana yang memerlukan atau tidak memerlukan persetujuan pemerintah.

Pertimbangkan nasehat ini

JAWABAN ( dari hal 54 ) Lihat gambar 4 untuk membantu mendefinisikan instansi pemerintah.

56

Beberapa peringatan perlu dipertimbangkan yang terkait dengan strukturstruktur institusi yang sesuai untuk rencana-rencana kesiapan bencana. Pertukaran informasi harus menjadi suatu tindakan aktif. Jangan hanya menunggu badan lain sampai mendekati sekretariat UN DMT untuk mencari informasi. Yakinkan bahwa sudah ada sistim yang efektif dan mapan untuk menyebar-luaskan informasi. Menjamin bahwa perwakilan-perwakilan instansi sudah diberi penjelasan singkat secara reguler tentang apa yang sedang terjadi dengan rencana kesiapan bencana. Doronglah instansi-instansi yang terkait untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan. Pastikan bahwa setiap rencana kesiapan bencana nasional benar-benar mengetahui spesialisasi-spesialisasi khusus dari agen-agen PBB terkait. Yakin bahwa tidak ada keputusan tentang spesialisasi-spesialisasi semacam itu yang didiskusikan tanpa kehadiran perwakilan tersebut Jika hal itu tidak mungkin, pastikan untuk memberi penjelasan singkat kepada badan tersebut tentang diskusi-diskusi yang telah terjadi. Jangan menganggap bahwa apa yang tertulis dalam rencana adalah apa yang mungkin akan diikuti oleh setiap badan. Sebelum tingkat manapun dari implementasi, seperti melakukan misi-misi pengkajian bersama, pastikan untuk memeriksa kembali komitmen-komitmen khusus. Pastikan bagaimana kepentingan badan khusus bisa dikembangkan dalam konteks dari rencana kesiapan bencana yang diusulkan. Dapatkah satu badan kesejahteraan anak internasional, atas permintaannya sendiri, memainkan bagian yang lebih aktif dalam kesiapan kesehatan?

BAGIAN

3

MELAKSANAKAN RENCANA-RENCANA KESIAPAN BENCANA

Jangan beranggapan bahwa akan ada kerjasama yang cepat dari organisasiorganisasi non-pemerintah. Sering kali terdapat suatu kewaspadaan terhadap meliputi hubungan-hubungan antara LSM-LSM dan pemerintah dan antara LSM-LSM dan sistim PBB. Meskipun demikian, LSM-LSM dapat menjadi komponen yang vital terhadap rencana kesiapan bencana nasional. Dimana mau dan bisa, LSM-LSM harus digabungkan ke dalam rencana. Beberapa peringatan yang terkait secara urut terhadap LSM-LSM dalam rencana-rencana kesiapan. Hindari mendikte. LSM-LSM yang efektif biasanya diwakili oleh orangorang dengan pengalaman lapangan yang banyak sekali.Orang-orang ini sering kali mempunyai pengalaman-pengalaman akar rumput dengan operasi-operasi bantuan bencana. Mereka tahu urusan-urusan mereka, maka itu ingatlah bahwa pembicaraannya adalah antara pihak yang sederajad. Bagi pengalaman. Cari apakah ada satu forum LSM di mana aktivitasaktivitas PBB yang menyangkut kesiapan bencana bisa dibicarakan. Pertimbangkan untuk mengadakan loka karya-loka karya khusus tentang masalah-masalah teknis untuk staf LSM, tentang topik-topik seperti logistik emergensi. Pertukaran informasi. Salah satu respon baku LSM-LSM ketika mendiskusikan pengumpulan informasi PBB yaitu apakah hal itu merupakan proses satu arah saja. PBB memperoleh informasi, dan LSM tidak memperoleh apapun sebagai imbalannya. Baik pekerja-pekerja PBB dan pemerintah memperoleh manfaat yang banyak dari pemikiranpemikiran dan informasi tertentu yang diberikan oleh LSM-LSM. Oleh karena itu, pertukaran informasi harus lebih terbuka. Pintu dari sekretariat DMT harus terbuka untuk LSM-LSM Masukan LSM-LSM itu ke dalam aktivitas-aktivitas kesiapan. Pemerintah-pemerintah mungkin setuju dan bahkan menyambut kesempatan untuk bekerja sama dengan LSM-LSM. Walaupun demikian, yakinlah bahwa antusiasme pemerintah untuk memasukkan satu LSM ke dalam rencana kesiapan bukanlah suatu tindakan untuk membatasi aktivitas-aktivitas LSM. Baik pemerintah maupun LSM harus memastikan bahwa agenda-agenda mereka tidak harus dikompromikan. Perlu dipertimbangkan saran-saran yang jga berkaitan untuk memasukan donor-donor bilateral ke dalam rencana implementasi. Pastikan bahwa para donor mengetahui. Dalam rencana kesiapan bencana, akan ada focal point yang secara resmi ditetapkan di pihak pemerintah yang akan memonitor kontribusi bantuan yang masuk kedalam negara. Meskipun demikian, informasi itu mungkin saja tidak bisa masuk. Pada saat terjadi emergensi, UN DMT harus bertemu secara reguler dengan para donor untuk memastikan bahwa mereka tahu apa yang diperlukan, apa yang sudah tiba dan status dari pelabuhanpelabuhan, lapangan udara dan jalur-jalur distribusi lainnya. Lakukan briefing-briefing kesiapan bencana. Bahkan sebelum para donor memberikan bantuan, pastikan mereka tahu prosedur-prosedur yang ditetapkan sebelumnya dalam rencana kesiapan bencana tentang bagaimana pengkajian-pengkajian akan dibuat dan bagaimana himbauanhimbauan berikutnya akan dikeluarkan. Pastikan bahwa para donor tahu bagaimana bantuan harus dikirim, sesuai dengan rencana kesiapan bencana.

57

KESIAPAN BENCANA

STUDI KASUS Mitigasi dan Kesiapan Kekeringan – Pendekatan di India pada tahun 1987 India terletak antara Garis lintang 3 dan 8 derajat sebelah utara dan garis bujur 88 dan 97 derajad sebelah timur. Daerah Cancer Tropis melewati bagian tengah negara itu. Enam puluh delapan persen dari negara itu menerima curah hujan kurang dari 1125 mm setiap tahunnya, yang membatasi potensi pertanian bahkan dalam tahun-tahun normal. Sebagian besar hujan (73%) jatuh pada musim hujan barat daya dari bulan Juni sampai dengan September. Kekeringan tahun 1987 Gagalnya curah hujan angin barat daya menyebabkan musim-musim kering yang berkepanjangan di India bagian barat dan sangat mempengaruhi produksi pertanian, yang mengakibatkan bencana kekeringan serius yang ke empat dalam abad ini. Hasil tanaman rusak dalam satu daerah seluas 59 juta ha yang menyebar di lebih 267 daerah dan 22 negara bagian. Dari 285 juta orang yang terkena dampak dari kekeringan itu, hampir 92 juta dimilki oleh kelompok-kelompok yang rentan yang termasuk para petani subsisten dan buruhburuh tani. Kekeringan terburuk sebelumnya terjadi pada tahun 1965 ketika India harus mengimpor bijibijian untuk mengurangi munculnya kelaparan. Respon organisasi : Pada pertengahan bulan Juli tahun 1987, ketika kelihatannya kondisi-kondisi kekeringan mungkin akan membawa dampak serius terhadap pertanian, Pemerintah India mengambil inisiatif untuk mengurangi dampak-dampaknya dan bukannya menunggu permintaan bantuan. Suatu Komite Menteri untuk Kekeringan didirikan dan suatu Rencana Tindakan dikembangkan. Rencana itu mencakup : • persiapan jatah air untuk mengoptimalkan penggunaan cadangan-cadangan air dan sumber daya air tanah • rencana-rencana perkiraan untuk meminimalisir kerugian-kerugian hasil tanaman • penyediaan air minum kepada populasipopulasi yang terkena bencana • memperkuat sistim pengiriman pangan • tindakan-tindakan kesehatan umum termasuk menyediakan gizi tambahan bagi anak-anak yang rentan • perkiraan-perkiraan untuk menyediakan makanan ternak yang mencukupi dan gizi-gizi untuk ternak.

58

Implementasi dari program-program bantuan kekeringan ini dimonitor hampir setiap hari oleh Kelompok Manajemen Krisis di bawah Komisi Bantuan Pusat. Panitia-panitia bantuan tingkat negara mengarahkan implementasi dari proyekproyek itu dan mengkoordinasikan departemendepartemen yang sesuai. Pertanian : tahap-tahap berikut ini dilakukan untuk memperbaiki prospek-prospek pertanian di daerahdaerah yang terlanda kekeringan dan mempertahankan kerugian-kerugian tanaman pangan seminimal mungkin. Panen tahun 1987 hanya 3,5 % lebih kecil dibandingkan panen tahun sebelumnya. 1. Suplai biji gandum secara tepat waktu diberikan ke Bihar, Jammu dan Kashmir untuk panen Rabi ( panen musim dingin ). 2. Perolehan kredit difasilitasi lewat pinjaman yang fleksibel oleh Bank Pertanian Nasional dan Bank Pembangunan. 3. Korporasi Listrik Pedesaan menyambung 150.000 pompa-pompa air. 4. Pembangkit listrik diperbaiki oleh pembangkit listrik lokal dan suplai tenaga listrik yang tidak terputus disediakan untuk sektor pertanian selama 8-10 jam setiap harinya. Bahan-bahan bakar lain juga disuplai. 5. Petunjuk-petunjuk untuk produksi sayursayuran juga disuplai. Penciptaan lapangan kerja: dampak yang paling mendesak dari kekeringan itu adalah pada pendapatan dari keluarga-keluarga pedesaan. Menyediakan peluang-peluang pekerjaan kepada orang-orang yang terkena bencana ini menjadi prioritas utama. Dengan demikian, 52 % dari dana bantuan kekeringan masuk ke dalam penciptaan peluang kerja, terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan mitigasi kekeringan. Sebagian dari upah-upah kerja tersebut dibayar dalam bentuk biji-biji makanan untuk menambah makanan keluarga-keluarga para pekerja. Upaya-upaya kerja diarahkan pada konstruksi kolamkolam, pipa-pipa, kanal-kanal lapangan dan jalanjalan maupun konservasi tanah dan pemanenan air. Untuk memperbaiki produksi pertanian masa mendatang, pemerintah meluncurkan 54 proyek irigasi besar di 14 negara bagian yang terlanda kekeringan untuk menciptakan suatu tambahan lahan irigasi seluas 133.000 ha.

BAGIAN

KESIAPAN BENCANA

3

MELAKSANAKAN RENCANA-RENCANA KESIAPAN BENCANA

Lanjutan STUDI KASUS Kampanye informasi : Kampanye informasi skala luas dilakukan oleh berbagai pers, kementerian penerangan dan badan-badan radio untuk menciptakan kesadaran umum meyangkut dampak dari kekeringan dan tindakan-tindakan bantuan yang dilakukan. Program-program khusus untuk memperbaiki pengetahuan akan mitigasi kekeringan juga disiarkan. Langkah-langkah aktif diambil untuk mendaftar para relawan untuk membantu programprogram pertolongan. Sebagai contoh, relawanrelawan mendistribusi-kan makanan ternak dan air minum di daerah-daerah yang terlanda bencana. Penguatan mekanisme institusi : karena dahsyatnya kekeringan tahun 1987, negara-negara bagian yang terlanda kekeringan harus mencari bantuan finansial dari Pemerintah India guna menanggulangi pengaruh-pengaruhnya. Keputusan-keputusan menyangkut penggunaan uang memerlukan waktu antara 30-45 hari. Setelah kejadian kekeringan itu, Dana Pertolongan Bencana didirikan di setiap negara bagian. Negara-negara itu menarik dana untuk memenuhi keperluan-keperluan mendesak untuk pertolongan bencana, dan rehabilitasi dan rekonstruksi setelah terjadinya bencana-bencana itu. Sisa dana yang tidak digunakan setiap tahunnya dimasukan ke dalam tahun berikutnya untuk waktu lima tahun dan setelah itu sisa-sisa dana tersebut bisa dipakai sebagai sumber daya pembangunan. Perspektif-perspektif yang tumbuh 1. Pengalaman India merupakan kesaksian tentang keefektifan formulasi pembangunan dan kebijakan-kebijakan kesiapan untuk memenuhi bencana-bencana alam yang dapat diramalkan. Perbandingan kekeringan tahun 1965 dan kekeringan tahun 1987 menunjukkan bahwa akibat-akibat yang muncul dari pembangunan dalam tahun-tahun sementara membantu menghindari kemiskinan yang dahsyat pada tahun 1987 yang terjadi pada tahun 1965. Inilah kenyataannya meskipun kekeringan tahun 1987 lebih dahsyat dan mempengaruhi dua kali lebih banyak dari jumlah desa dan penduduk. Hasilhasil pembangunan mencakup: sistim peringatan dini, kerangka kerja kebijakan yang jelas dan mekanisme institusi untuk melakukan programprogram pertolongan, suatu sistim pengiriman

makanan yang efektif, mobilisasi komunitas, tindakan-tindakan inovatif oleh instansi-instansi lapangan dan kemajuan-kemajuan dalam bidang pertanian, irigasi dan keamanan pangan. 2. Ketika tindakan-tindakan pertolongan sudah diterima sebagai suatu hal yang tidak bisa dihindari lagi, sumber daya yang memadai harus diprogramkan pada tingkat operasional untuk memastikan respon yang tepat waktu. Dengan sumber daya yang sekarang diprogramkan pada tingkat negara lewat CRF, respon harus bisa lebih cepat lagi dan lebih efektif. 3. Penciptaan peluang pekerjaan dalam periode kekeringan adalah sarana dasar memenuhi pendapatan dan daya beli bagi bagian-bagian masyarakat yang telah kehilangan sarana normalnya sebagai petani subsisten. Akan tetapi, lingkungan ekonomi masyarakat yang terus menerus berubah, menjadikan rumit pengkajian masalah-masalah kebutuhan pekerjaan di daerah-daerah yang berbeda. Sebagian warga desa bergeser dari ketergantungan pada pendapatan bertani ke kesempatan-kesempatan lain untuk mendapatkan penghasilan karena adanya pembangunan ekonomi dan mungkin karena terjadinya kekeringan itu sendiri. Penciptaan ketrampilan-ketrampilan untuk populasi-populasi rawan kekeringan, lewat partisipasi dalam aktivitas-aktivitas pembangunan nasional seperti program melek huruf untuk orang dewasa dan program-program kesadaran nasional, diperlukan untuk membantu kelompokkelompok yang rentan untuk berpindah ke pekerjaan-pekerjaan baru ketika pembangunan ekonomi terus berlangsung 4. Pengalaman tahun 1987 memperjelas pentingnya penyebar-luasan informasi yang terkait dengan kekeringan dan bantuan relief. Kepuasan umum dengan bantuan itu bergantung sebagian besar tentang persepsi dari kecekatan administrasi baik dalam bidang kualitas dan kuantitas. Juga diperjelas pentingnya input dari non-pemerintah dan penggunaan relawan untuk melaksanakan dan memonitor operasi-operasi pertolongan. Mekanisme untuk memfasilitasi input ini harus dilembagakan.

Sumber : B. Narisimhan, Manajemen Kekeringan: Suatu Pendekatan India pada tahun 1987, Departemen Koperasi dan Pertanian, Kementrian Pertanian, New Delhi.

59

KESIAPAN BENCANA

RINGKASAN Ketika memperkenalkan strategi-strategi kesiapan bencana atau rencanarencana kepada pejabat-pejabat pemerintah, penting untuk menyadarkan para pejabat tersebut tentang keuntungan-keuntungan dari kesiapan bencana: bahwa rencana kesiapan bencana yang efektif akan bisa melindungi pembangunan, memasukkan mitigasi bencana, memperkuat infrastruktur lokal dan menggunakan tekanan pada donor-donor yang biasa membantu. Penting untuk menetapkan basis informasi yang dapat diandalkan agar bisa menyiapkan rencana kesiapan bencana yang efektif. Sistim-sistim informasi berikut ini sangat direkomendasikan: pengkajian-pengkajian kerentanan; program-program informasi gabungan ( antara PBB dan perwakilanperwakilan pemerintah ); mekanisme-mekanisme pengecekan kembali agar dapat memisahkan data-data yang saling bertentangan yang mungkin muncul; dan proses-proses pengkajian gabungan ( dengan pemerintah, PBB, LSM-LSM dan jaringan-jaringan lokal ) agar dapat mengurangi upaya-upaya duplikasi, meningkatkan kadar konsensus tentang kerusakan dan kebutuhankebutuhan, dan menjamin pengesahan bersama dari proposal bantuan apapun. Juga penting untuk mendefinisikan struktur-struktur institusi yang tepat yang akan bertanggung jawab terhadap perancangan rencana, gladi implementasi dan evaluasi. Peran-peran dan fungsi-fungsi dari para petugas yang bertanggung jawab harus diidentifikasikan. Dibutuhkan rencanarencana untuk mengkoordinir upaya-upaya dari semua kementerian yang sudah ditentukan dan prosedur-prosedur untuk memasukan LSM-LSM. Mekanisme-mekanisme untuk menentukan jumlah dan tipe bantuan yang harus diberikan haruslah ditetapkan. Penting diingat bahwa keterlibatan lokal dan regional digabungkan ke dalam proses perencanaan kesiapan bencana pada semua tahapan. Hal ini memerlukan variasi-variasi dan fleksibilitas dalam strategi-strategi perencanaan agar dapat memenuhi kondisi-kondisi khusus dari daerah-daerah tertentu Tariklah semuanya bersama-sama Modul ini telah mereview luas dan cakupan dari kesiapan bencana. Anneks 1 dapat digunakan sebagai alat untuk tidak saja mereview perihal ini akan tetapi juga untuk membantu menyusun apa yang terdapat dalam satu rencana kesiapan bencana. Latihan yang bermanfaat adalah mereview setiap hal dalam daftar untuk menentukan apakah informasi ada di negara Anda dan di mana mendapatkan informasi itu. Jika informasi itu tidak ada atau tidak muncul, mengisi celah itu akan menjadi suatu langkah penting dalam melaksanakan kesiapan bencana.

60

Annex 1 Checklist

Daftar informasi dasar yang diperlukan oleh UN-DMT1 Daftar ini sering menunjuk pada agen atau “kontakkontak” organisasi. Untuk memutakhirkan informasi , Anda harus mempunyai semua kontak: • nama • alamat kantor dan telepon, fax, dan nomot teleks • alamat rumah dan nomor telepon • alamat e-mail, jika orang itu mempunyainya Anda harus mempunyai informasi yang sama untuk setiap pengganti atau wakil Profil bencana negara Sejarah dari insiden dan ukuran tipe-tipe bencana khusus di daerah-daerah yang berbeda; dampakdampaknya terhadap populasi dan ekonomi. Tipe-tipe emergensi dan bantuan pasca bencana yang disediakan dari semua sumber daya di masa lampau; kefektifan dari bantuan yang diberikan terhadap masalah-masalah yang dihadapi – “pelajaranpelajaran” yang didapat Jenis-jenis kebutuhan yang oleh karenanya dapat diantisipasi di daerah-daerah dan keadaan-keadaan khusus, dan jenis-jenis intervensi bantuan yang mungkin diperlukan.. POLICES

Kebijakan-kebijakan nasional, tujuantujuan dan standar-standar

Kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan permohonan, penerimaan dan penggunaan bantuan internasional, termasuk personil luar Otoritas yang didelegasikan ke institusi-institusi lokal, dan peran-peran yang mungkin dari LSMLSM nasional dan agen-agen bantuan luar Kebijakan-kebijakan ( baik”apakah” dan “bagaimana” ) menyangkut vaksinasi, distribusi obat pencegah penyakit, perawatan anak-anak tanpa orang tua, dan penyelamatan barang-barang. Kebijakan-kebijakan dan kriteria untuk setiap distribusi bantuan: apakah tidak bayar, untuk dijual atau kredit; apa, jika ada, perbedaan yang harus didorong di dalam dan diantara sub-kelompok yang berbeda. Tujuan-tujuan khusus dan standar-standar yang harus diterapkan terhadap skala-skala perbandingan untuk pangan dan air, dan distribusi apapun dari bahan-bahan tempat untuk berlindung dan suplai-suplai rumah tangga. Spesifikasi dari jenis-jenis makanan dan komoditas lain yang memadai dan dapat diterima sebagai barang sumbangan, dan yang tidak dapat diterima.

Spesifikasi-spesifikasi umum untuk jenis sumber daya energi yang biasanya lebih disukai untuk kendaraan ( diesel atau bensin) dan generator-generator dan pompa-pompa (diesel atau listrik) Prioritas-prioritas umum untuk pembangunan kembali infrastruktur dan pelayanan Kebijakan-kebijakan dan pengaturan-pengaturan untuk mengimpor suplai bantuan emergensi, seperti pengaturan-pengaturan untuk pembebasan biaya dan pajak atau surat keterangan penerbangan pertolongan khusus. Struktur-struktur pemerintah untuk peringatan dan respon emergensi Kontak yang bertanggung jawab untuk peramalan semua bahaya nasional dan sistim-sistim peringatan. Kontak pemerintah ( dan wakilnya) yang biasanya bertanggung jawab untuk manajemen pertolongan emergensi dan operasi-operasi bantuan pasca bencana dalam badan koordinasi pusat, jika memang ada. Kontak dalam individu kementerian. Alamat dan nomor-nomor telepon/fax/teleks dari setiap pusat koordinasi bencana nasional, dan apakah dan bagaimana para pegawai donor asing akan mempunyai akses ke pusat selama masa emergensi. Prosedur-prosedur yang ditetapkan ( tingkat lokal dan nasional ) untuk menilai kerusakan, kebutuhan dan sumber daya yang mengikuti dampak dari satu bencana. Kontak-kontak dalam badan manajemen bencana nasional atau kementeriansektoral yang bertanggung jawab untuk mengatur dan memastikan : - Koordinasi dan hubungan dengan komunitas internasional ( Sistim PBB, kedutaan, LSM ) - Operasi SAR - Penilaian dan survey pasca bencana - Bantuan suplai pangan, di mana dibutuhkan - Medis dan perawatan pencegahan kesehatan - Suplai-suplai air - Sanitasi lingkungan - Tempat perlindungan emergensi dan suplai-suplai pertolongan yang lain - Komunikasi - Pelayanan logistik ( transpor, penyimpanan dan penanganan ) - Manajemen informasi ( termasuk catatan dan laporan ) - Keamanan Peran dari angkatan bersenjata nasional dan hubungan antara sipil dan militer dalam mengarahkan operasi-operasi.

Sumber : MANUAL MANAJEMEN BENCANA UNDP/UNDRO ( MEI 1991 )

1

61

KESIAPAN BENCANA Organisasi-organisasi bantuan nasional dan eksternal Kontak-kontak pada lembaga-lembaga donor dan kedutaan utama, potensi kontribusi dari pemerintahpemerintah dan organisasi-organisasi mereka sampai operasi-operasi bantuan pasca bencana, dan sumber daya yang mereka punyai apabila diperlukan dalam waktu singkat secara lokal. Kontak-kontak pada Masyarakat Palang Merah , Bulan Sabit Merah nasional dan LSM-LSM utama, potensi kontribusi mereka terhadap emergensi dan operasi-operasi bantuan pasca bencana, dan sumber daya ( manusia, barang, dan keuangan ) yang mereka punyai apabila ada panggilan yang mendadak. Base-line data pada setiap daerah rawan bencana yang berbeda Rincian demography: lokasi, ukuran dan karakteristik sosioekonomi masyarakat, termasuk rata-rata ukuran keluarga, sumber daya dan tingkat pendapatan, dan pola-pola tradisional dari migrasi musiman Struktur kepemimpinan formal dan informal, pertimbangan-pertimbangan agama atau sosial khusus, proses dukungan masyarakat tradisional pada saat ada bencana, dan hal-hal tabu apapun Kondisi iklim umum, termasuk temperatur siang hari dan malam hari pada saat yang berbeda-beda dalam satu tahunnya. Kebiasaan-kebiasaan pangan lokal, termasuk praktek-praktek penyapihan, dari berbagai kelompok sosio ekonomi Status gizi anak-anak yang “normal”, termasuk variasi-variasi musiman yang normal. Penyakit-penyakit endemi ke daerah, termasuk polapola morbiditas dan mortalitas yang muncul. Sumber daya air yang normal: sumber daya dan metode-metode pencabutan; perawatan; dan distribusi. Sistim suplai pangan dan produksi lokal: jenis, siklus produksi musiman dan panen-pane normal baik dari tanaman utama dan kebun-kebun kecil, dan tingkat pertahanan stok di sawah rata-rata. Pengoperasian pelayanan-pelayanan ( resmi dan tidak resmi ): kesehatan, pendidikan, pembangunan pedesaan, pekerjaan umum, dan kesejahteraan sosial. Hal ini harus mencakup lokasi dan sifat khusus dari pelayanan-pelayanan yang disediakan dan personil yang dipekerjakan. Cakupan dan kondisi umum dari infrastruktur, termasuk jalan-jalan, telekomunikasi, dan suplai listrik. 2. 3.

Sumber daya : material dan manusia “Sumber daya” termasuk suplai-suplai dan pelayananpelayanan yang dapat dimobilisir dalam negara untuk emergensi dan operasi bantuan pasca bencana. Potensi sumber daya mencakup badan-badan pemerintah, perusahaan-perusahaan komersial ( lokal atau di negara tetangga ), LSM-LSM dan organisasi bantuan lain dan proyek-proyek pembangunan yang beroperasi di atau dekat daerah-daerah yang berresiko. Medis/perawatan kesehatan2 Rumah sakit, klinik dan fasilitasfasilitas kesehatan yang lain: jumlah tempat tidur, ambulans, tingkat ketersediaan perlengkapan khusus, jumlah dokter terlatih, perawat dan pembantu perawat; kontak-kontak pada semua fasilitas. Stok dan sumber daya suplai medis: nama, alamat, dan nomor telepon, fax, teleks dari semua penyimpanan suplai medis; pabrik farmasi dan suplai-suplai; dan laboratorium yang memproduksi vaksin dan serum. Suplai pangan Lokasi, kapasitas, dan tingkat stok normal dari penyimpanan pangan; nomor telepon/fax/teleks dari dewan-dewan pemasaran pemerintah, departemendepartemen suplai pangan, pengimpor komersial, grosir pangan, dan donor bantuan pangan. Rincian dari program-program distribusi dan perbandingan pangan yang ada ( termasuk pangan untuk kerja ), pengaturan-pengaturan organisasi mereka, prosedur, dan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan emergensi. Gizi dan epidemiologi3 Alam, lokasi, dan kapasitas dari aktivitas-aktivitas rehabilitasi gizi ( pemberian pangan untuk terapi ); pengaturan-pengaturan organisasi mereka, prosedurprosedur, dan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan. Tingkat dan validitas dari survey status gizi atau program-program pengawasan; sumber daya dalam negara akan ahli gizi ( dengan pengalaman lapangan yang relevan ) Lokasi dan kapasitas ahli survey dan pengawasan yang terkait dengan program pengendalian penyakit menular.

Informasi ini harus dipastikan oleh staf WHO dalam konteks profil-profil kesiapan yang dikeluarkan oleh kantor pusat WHO. Aspek-aspek gizi mungkin tidak menjadi prioritas segera setelah terjadinya bencana alam yang mendadak, akan tetapi aspekaspek tersebut penting dalam semua situasi emergensi dari semakin lamanya periode kejadian, khusunya kekeringan, kelaparan, dan dalam semua kasus yang melibatkan pemindahan populasi.

62

Annex 1 Checklist

Suplai air, kesehatan dan sanitasi lingkungan Nama, alamat, nomor telepon/teleks dari para produsen, grosir besar, dan ritel outlet untuk jenis-jenis suplai berikut, termasuk lokasi dan tingkat stok biasa pada inventaris : - Pompa air, tangki, pipa dan fitting. - Mobil tangki untuk disewakan atau dibeli. - Kapur atau bahan kimia lain untuk pembasmi kuman air. - Sabun batangan, detergen, dan disinfektan. - Materi-materi untuk membangun kakus-kakus temporer. - Suplai-suplai dan perlengkapan untuk operasi pengendalian vektor. Jumlah dari suplai-suplai yang biasanya tersedia di gudang pemerintah di lokasi-lokasi khusus. Tersedianya unit-unit perawatan air dan generator yang mobil melalui militer atau kontraktorkontraktor besar. Sumber daya personil terlatih dan alat-alat untuk melakukan perbaikan yang cepat atau untuk membangun instalasi baru atau temporer. Tempat perlindungan emergensi dan materi-materi pertolongan nama., alamat, nomor telepon/teleks dari produsen, grosir besar, dan outlet ritel untuk jenis-jenis berikut dari suplai, termasuk lokasi dan tingkat stok umum pada inventaris: - Tenda-tenda multi guna, terpal, lembaran polythene tebal. - Lembar atap bergelombang, kayu, semen - Selimut. - Periuk-periuk untuk memasak dan peralatan ( ukuran rumah tangga, dan ukuran institusi untuk dapur-dapur umum ). Jumlah dari suplai-suplai ini yang biasanya tersedia di gudang pemerintah di lokasi-lokasi khusus. Perlengkapan konstruksi Nama, alamat, nomor telepon/teleks dari kontraktor bangunan dan jalan, termasuk jumlah kira-kira dari buldozer mereka, alat penarik, kerekan, crane, dongkrak hydrolis, generator yang bisa dipindahpindahkan, dan pompa. Orang yang bisa dikontak dari sumber pemerintah untuk tipe-tipe peralatan yang sama sebagai contoh dalam Kementerian Pekerjaan Umum atau Pertahanan.

Komunikasi Kontak-kontak dalam otoritas yang bertanggung jawab untuk penetapan pelayanan-pelayanan telekomunikasi, termasuk perbaikan dari sistim-sistim yang normal dan instalasi-instalasi dari jaringan-jaringan radio temporer, di mana diperlukan. Kebijakan-kebijakan yang menyangkut penggunaan perlengkapan komunikasi oleh tim-tim internasional dan organisasi-organisasi bantuan Sistim logistik dan fasilitas Pertimbangan logistik termasuk detail dari jalur-jalur transportasi dan kapasitas-kapasitas normal menuju dan dalam daerah-daerah rawan bencana, dan pengetahuan dari masalah-masalah logistik khusus yang mungkin dihadapi untuk memindahkan suplai-suplai setelah terjadi satu bencana. Jalan - Mempunyai peta-peta yang paling baik - Mengidentifikasi jalur-jalur jalan penting dan jalur-jalur alternatif terbaik - Menandai batasan muatan pada truck ( misalnya kapasitas-kapasitas muatan jembatan dan kapasitas gerakan ferry ), dan setiap tempat yang rentan terhadap munculnya banjir dan tanah longsor. Kapasitas truck - Armada pemerintah: jumlah dan kondisi truck dari jenis-jenis khusus dan kapasitas-kapasitas di departemen yang berbeda dan lokasi-lokasi yang mungkin tersedia untuk mengangkut suplai-suplai pertolongan. - Kapasitas komersial, kontak-kontak pada kontraktor-kontraktor transpor swasta yang dapat mengoperasikan ke atau didalam dearah-daerah yang dimaksud, termasuk detail dari armada mereka, lokasi-lokasi dari kantor-kantor mereka dan fasilitas-fasilitas perawatan, dan rate normalnya. Kereta api - Jalur kereta, kapasitas gerbong, dan batasanbatasan muatan pada berbagai jalur. - Kapasitas pergerakan harian pada berbagai jalur, dan jumlah lokomotif dan gerbong yang mungkin tersedia dalam setiap musim. - Kemampuan untuk bisa diandalkan dan kendalakendala operasional, termasuk setiap tindakan yang mungkin dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaannya.

63

Pelabuhan sungai dan laut - Kedalaman pelabuhan, panjang dermaga, perlengkapan untuk menangani muatan - Kapasitas pengiriman setiap harinya, dan polapola musiman dari ekspor dan impor. - Ukuran dari daerah-daerah penyimpanan yang terbuka dan tertutup, dan jumlah normal yang tersedia pada musim-musim yang berbeda-beda. - Kapasitas lepas landas normal: jalan dan rel Kapal sungai dan pantai - Kapal pemerintah : jumlah dan kondisi perahu, kapal penarik dan kapal tongkang ( jenis khusus dan kapasitasnya ) di lokasi-lokasi berbeda yang bisa tersedia untuk operasi penyelamatan atau untuk mengirim suplai pertolongan. - Kapasitas komersial : kontak-kontak dengan kontraktor pengapalan swasta yang dapat beroperasi ke atau di dalam daerah-daerah yang dimaksud, termasuk detail tentang armada mereka dan kecepatan normalnya. Lapangan udara dan landasan pacu - Lokasi-lokasi dan panjang yang persis, lebar, permukaan dan klasifikasi muatan dari landasan kapal terbang di daerah yang terkena bencana. - Jenis kapal terbang yang paling besar yang dapat beroperasi. - Cadangan bahan bakar ( avgas dan bahan bakar jet ) - Navigasi dan bantuan pendaratan, dan jumlah jam yang terbuka untuk penerbangan, Penanganan kargo, kapasitas penyimpanan dan perlengkapan.

64

Kapal terbang dan transportasi udara - Pemerintah : jumlah dan jenis kapal udara dan helicopter yang mungkin tersedia untuk mengangkut personil dan suplai pertolongan; perkiraan biaya operasi dari militer dan helikopter dan kapal terbang pemerintah. - Perusahaan penerbangan nasional dan perusahaanperusahaan lain : jumlah dan jenis helikopter dan kapal terbang yang mungkin tersedia untuk mengangkut personil dan suplai pertolongan ; perkiraan biaya charter. Penyimpanan dan penanganan - Gudang pemerintah : lokasi, ukuran, dan jenis penyimpanan di daerahdaerah berbeda yang bisa tersedia untuk suplai pertolongan; kondisi tempat penyimpanan secara umum, tingkat keamanan, akses ke jalan dan transportasi kereta, tersedianya palet, truck tangan, forklift, dan kecukupan staf dan sistim pencatatan - Gudang swasta: seperti di atas untuk tempat penyimpanan yang mungkin bisa diakuisisi kembali atau disewa. Cadangan bahan bakar ( diesel atau bensin ) - Lokasi, kapasitas, dan tingkat stok normal dari pemerintah dan depot-depot penyimpanan bahan bakar komersial; pengaturan-pengaturan bahan bakar mana yang dapat ditarik atau dikirim dari depot-depot itu.

Anneks 2 Akronim

ANNEKS 2

AKRONIM DHA

Departemen Urusan Kemanusiaan

DMTP

Program Pelatihan Manajemen Bencana

FAO

Organisasi Pertanian dan Pangan

NGO

Organisasi Non Pemerintah

UNDP

Program Pembangunan Perserikatan Bangsa Bangsa

UN-DMT

Tim Manajemen Bencana Perserikatan Bangsa Bangsa

UNDRO

Organisasi Bantuan Bencana Perserikatan Bangsa Bangsa (sekarang Departemen Urusan Kemanusiaan- Jenewa )

UNHCR

Komisi Tinggi untuk Pengungsi Perserikatan Bangsa Bangsa

UNICEF

Dana Anak- Anak Perserikatan Bangsa Bangsa

WFP

Program Pangan Dunia

WHO

Organisasi Kesehatan Dunia

65

Anneks 3 Resources List

ANNEKS 3

BACAAN TAMBAHAN Brown, Barbara. Disaster Preparedness and the United Nations: Advance Planning for Disaster Relief. New York: Pergamon Press, 1979. Carter, Nick. Disaster Management: A Disaster manager’s Handbook. Manila: Asian Development Bank, 1991. Cuny, Fred. Disaster and Development. Oxford: Oxford University Press, 1983. Jones, J.T. Disaster Planning and Preparedness Towards the Year 2000: The Importance of the Local Community Needs. Geneva: World Health Organization, 1988 Organization of Amrica States. Primer on Natural Hazard Management in Intergrated Regional Development Planning. Washington DC: Organization of America States, 1991. Thompson, Paul. Disaster Preparedness. Madison: Disaster Management Center, 1987. UNDRO. Disaster Prevention and Mitigation. Vol. 11, Preparedness Aspects. New York: United Nations, 1984. United Nations Environment Programme. Awareness and Preparedness for Emergencies at the Local Level: A Process for Responding to Technological Accidents. Geneva: United Nations Environment Programme, 1988. World Health Organization. Emergency Preparedness and Respon. Geneva: Worlds Health Organization.

66

Related Documents

Kesiapan Bencana
June 2020 24
Bencana Alam.docx
November 2019 33
Bencana Alam
May 2020 31
Bencana Penyakit
November 2019 25
Bencana Emy.docx
June 2020 22

More Documents from "Emy Marchama Mashuri"