Kerakusan dan Ketamakan Pengkhotbah 5: 9 – 11 Ada pemahaman kalau sudah memiliki kekayaan atau kalau banyak uang atau harta akan membuat hidup senang. Karena pemahaman itu lalu orang berusaha mencari kekayaan dengan cara apa pun. Menindas atau memeras pun dilakukan yang penting mendapatkan harta. Padahal di ay. 9 kita diingatkan, “siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya.” Oleh karena kekayaan itu manusia melupakan kuasa dan kasih Allah akibatnya manusia itu menjadi serakah. Kalau manusia menjadi serakah membuat hidupnya gelisah, tidak pernah puas dan tidak akan menadapatkan hidup yang senang. Kalau hidup sudah menjadi serakah maka mencuri, menyuap, menipu atau menjual narkoba pun yang akan dihalalkan yang penting uang. Tuhan Yesus berkata dalam Matius 16:26: Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Melalui renungan ini juga kita diingatkan untuk tidak menjadi tamak. Oleh karena itu kita harus bijak memakai harta yang kita cari setiap hari melalui usaha dan perjuangan. Sebab harta itu terbatas, bisa habis dan lenyap. Jangan lebih besar pasak dari pada tiang. Ay. 10 menyebutkan: “supaya orang lain jangan mengenyangkan diri dengan kekayaanmu, dan hasil susah payahmu jangan masuk ke rumah orang yang tidak dikenal.” Artinya, ada orang oleh karena hobi belanja-belanja tidak peduli apa ia masih punya uang atau tidak, sehingga ia menjadi jatuh miskin. Ini yang sering kita sebut, budaya konsumerisme yang merajalela. Tuhan Yesus berkata dalam Lukas 12: 15: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.” Oleh karena itu bekerjalah dengan giat dan percayalah akan penyertaan Tuhan maka, maka tidurnya pun akan nyenyak, ay. 11. tidak seperti yang mengutamakan kekayaan dan melupakan Tuhan maka dia tidak bisa tidur. Doa: Ya Tuhan Jauhkanlah segala kerakusan dan ketamakan dari diri kami. Tapi biarlah kami bekerja dengan baik dan percaya Engkaulah yang memberkati pekerjaan kami itu. Sehingga kami akan selalu bersyukur kepadaMu. Kalau kami mendapat keuntungan dan boleh menyimpan hasilnya itu adalah karena berkatMu. Sehingga segala apa yang ada pada kami itu akan kami pakai untuk memuliakan NamaMu. Amin. Tags: kerakusan, ketamakan, Pengkhotbah, kekayaan, uang, harta, menindas, memeras, Allah, serakah, konsumerisme, Tuhan Yesus, Lukas, bekerja, Tuhan