MAKALAH PERUMUSAN MASALAH-MASALAH PENELITIAN Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian dan Biostatistik Studi DIV Kebidanan Tasikmalaya
Oleh: Astri Widiya Ningrum
P2.06.24.3.18.003
Ati Robiati
P2.06.24.3.18.004
Fitri Nuraisyah
P2.06.24.3.18.013
Inda Shopia Benita
P2.06.24.3.18.014
Popon Komalasari
P2.06.24.3.18.026
Rema Nurhasanah
P2.06.24.3.18.028
Wina Grisvinawati Lestari
P2.06.24.3.18.037
Winda Puzi Astuti
P2.06.24.3.18.038
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA JURUSAN KEBIDANAN 2019
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan “Makalah Perumusan Masalah-Masalah Penelitian”. Shalawat
serta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW kepada keluarganya, sahabatnya, dan juga sampai kepada kita selaku umat pengikutnya. Selama proses penyusunan makalah, penulis menyadari bahwa semua ini tidak akan terselesaikan tanpa bimbingan, arahan, bantuan dan kerjasama dari semua pihak, baik dalam bentuk moral maupun materil. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Hj. Betty Suprapti, S.Kp, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Tasikmalaya.
2.
Nunung
Mulyani,
APP,
M.Kes
selaku
Ketua
Jurusan
Kebidanan
Tasikmalaya. 3.
Hj. Yulia Herliani, SST, M. Keb. selaku Ketua Program Studi DIV Kebidanan Tasikmalaya.
4.
Imas Masturoh, SKM, M. Epid selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian dan Biostatistik.
5.
Dosen-dosen mata kuliah Metodologi Penelitian dan Biostatistik. Penulis menyadari atas segala keterbatasan yang dimiliki, sehingga masih
banyak kekurangan baik dalam segi isi maupun tulisan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
ii
selanjutnya. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan curahan rahmat-Nya kepada kita semua, Amin. Tasikmalaya, Februari 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3 C. Tujuan .......................................................................................................... 4 BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................... 5 A. Pengertian Masalah Penelitian ..................................................................... 5 B. Merumuskan Masalah Penelitian yang Benar .............................................. 7 C. Mencari Masalah Penelitian ......................................................................... 9 D. Sumber Masalah ......................................................................................... 13 E. Ciri-ciri Masalah ........................................................................................ 15 F. Cara Merumuskan Masalah........................................................................ 18 BAB III PENUTUP .............................................................................................. 21 A. Kesimpulan ................................................................................................ 21 B. Saran ........................................................................................................... 21 DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak permasalahan yang sering kita temui, baik itu dalam dunia pendidikan maupun secara general. Penelitian dilakukan oleh orang-orang yang sedang mengamati atau meneliti sebuah peristiwa untuk mendapatkan informasi. Para peneliti muda menemui kesulitan dalam mengidentifikasi permasalahan yang benar-benar layak untuk dijadikan penelitian. Mencari bentuk permasalahan penelitian memang sangat sulit dan penting bagi para peneliti, sebelum melangkah pada langkah kegiatan selanjutnya. Kesulitan tersebut masih bertambah karena tidak adanya formulasi yang pasti dalam hal bagaimana mencari permasalahan penelitian. Praktisi atau profesi tertentu, akademisi dan pengalaman seseorang juga dapat meningkatkan kepekaan seseorang dalam menentukan masalah penelitian. Seseorang yang concern dalam menekuni bidang keahlian tertentu, yang telah mengikuti pendidikan tinggi pada disiplin ilmu tertentu dan yang mempunyai pengalaman atau praktisi dibidang tertentu, tentunya akan semakin peka dalam mengetahui permasalahan di bidang yang digelutinya tersebut. Dengan permasalahan yang sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing, maka setiap orang akan berusaha memecahkan permasalahannya tersebut sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya (Masturoh, 2018).
1
Penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi ilmiah misalnya observasi
secar
sistematis, dikontrol, dan ikut mendasrkan pada teori yang ada dan diperkuat dengan gejala yang ada (Sukardi; 2007). Penelitian dilakukan berawal dari adanya sebuah permasalahan. Tanpa adanya permasalahan maka suatu penelitian tidak dapat dilakukan, karena tidak ada masalah yang harus dipecahkan atau dicari jawabannya (Masturoh, 2018). Sebuah penelitian dimulai dengan mengidentifikasikan permasalahan yang membutuhkan sebuah penyelesaian sebagai ungkapan
pentingnya
masalah tersebut untuk dipelajari. Sekaligus sebagai batasan materi dan focus perhatian yang akan dibahas dalam sebuah penelitian. Menurut Indriantoro dan Supomo (1999), penelitian dapat dilihat sebagai proses yang mencakup dua tahap: penemuan masalah dan pemecahan masalah. Penemuan masalah dalam penelitian meliputi: identifikasi bidang masalah, penentuan pemilihan pokok masalah (topik) dan perumusan atau formulasi masalah. Penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena masalah penelitian mempengaruhi strategi yang diterapkan dalam pemecahan penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Einstein dan Infield dalam (Indriantoro dan Supomo, 1999), formulasi masalah penelitian sering merupakan tahap penelitian yang jauh lebih esensial dibandingkan dengan tahap pemecahan masalah. Bahkan menurut Isaac dan Michael dalam
2
(Indriantoro dan Supomo, 1999), formulasi masalah penelitian dengan baik merupakan setengah dari tahap pemecahan masalah. Tidak mudah bagi peneliti untuk merumuskan masalah penelitian, terutama bagi penelitian pemula. Masalah penelitian yang sering dirumuskan terlalu umum sehingga dengan pokok permasalahan yang tidak jelas akan menyulitkan tahap pemecahan masalah, yang meliputi penentuan konsepkonsep teoritis yang ditelaah dan pemilihan metode pengujian data. Semakin spesifik perumusan masalah, penelitian semakin mudah dilakukan pengujian secara empiris, perlu pendekatan sistematis untuk merumuskan masalah penelitian yang baik memudahkan tahap pemecahan masalah sehingga memudahkan pula untuk menetapkan suatu tujuan penelitian. Mengingat arti penting dari masalah tersebut, maka alangkah baiknya apabila pengetahuan mengenai masalah yang mencakup pengertian, serta proses penentuan masalah sampai proses perumusan masalah dapat dipahami secara lebih mendalam.
B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian masalah penelitian? 2. Bagaimana merumuskan masalah penelitian yang benar? 3. Bagaimana mencari masalah? 4. Apa sumber masalah penelitian? 5. Apa ciri-ciri masalah? 6. Bagaimana cara merumuskan masalah?
3
C. Tujuan 1. Tujuan Umum Memahami perumusan masalah-masalah penelitian 2. Tujuan khusus a. Mengetahui dan mampu menjelaskan masalah penelitian b. memahami dan menjelaskan merumuskan masalah penelitian yang benar c. Dapat menentukan dan mencari masalah d. memahami sumber masalah penelitian e. memahami dan menjelaskan ciri-ciri masalah f. memahami cara merumuskan masalah
4
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Masalah Penelitian Masalah adalah suatu kesenjangan (gap) antara teori dan kenyataan atau perbedaan antara teori dengan prakteknya. Masalah ini biasanya muncul dan ditemukan oleh mahasiswa pada saat melakukan praktikum dilahan praktik. Berbekal pengetahuan melalui praktik yang dipelajari sebelumnya, namun terkadang kenyataan dilapangan tidak sesuai dengan apa yang dipelajari sebelumnya. Sebenarnya kesenjangan tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa tapi oleh semua orang yang berkecimpung dalam dunia akademik maupun praktisi di dunia kerja. Untuk mengatasi kesenjangan yang dirasakan oleh seseorang yang berkecimpung baik di dunia akademisi maupun praktisi, maka perlu dirumuskan dan ditentukan terlebih dahulu masalah apa yang layak diangkat untuk dicari jawabannya melalui sebuah penelitian (Masturoh, 2018). Menurut kamus Oxford (1995), dalam Notohadiprawiro (2006) Problem is a thing that is difficult to deal with or understand ; a question to be answered or solved; esp. by reasoning or calculating. Persolan juga dapat diartikan sebagai tafsir sesuatu yang teramati lewat tanggap rasa, cerapan dan konsep yang ketiganya merupakan cetusan alam fikir dan alam rasa Hal-hal yang dapat dipermasalahkan dalam penelitian merupakan masalah atau peluang, dimana pendefinisiannya harus jelas baik keluasannya maupun kedalamannya. Masalah diartikan sebagai suatu situasi dimana suatu
5
fakta yang terjadi sudah menyimpang dari batas-batas toleransi yang diharapkan. Sedangkan peluang merupakan suatu kondisi eksternal yang menguntungkan jika dapat diraih dengan usaha-usaha tertentu, tetapi juga dapat menjadi ancaman bila peluang itu dapat dimanfaatkan oleh pesaing (Subiyanto, 1999). Contoh statement masalah: 1.
Adanya gejala penurunan kualitas perairan danau
2.
Penjualan pakan ikan tidak meningkat dan menurun dari waktu ke waktu padahal biaya promosi meningkat.
Contoh Peluang: 1.
Adanya potensi sumber daya perairan yang potensial tetapi belum dimanfaatkan secara optimal.
2.
Adanya tawaran SDM yang menguasai teknologi tertentu yang ternyata dibutuhkan dalam usaha budidaya ikan.
3.
Penggunaan sistem yang terkomputersasi akan mempercepat proses transaksi. Jadi berdasarkan beberapa pengertian diatas, masalah dalam penelitian
yang dimaksud ialah merupakan pangkal penelitian. Tidak akan ada penelitian jika tidak ada persoalan. Persoalan (masalah) ialah segala sesuatu yang dihadapi atau dirasakan seseorang yang menimbulkan dalam diri orang yang bersangkutan suatu keinginan atau kebutuhan untuk membahasnya, mencari jawabannya atau menetapkan cara penyelesaiannya.
6
B. Merumuskan Masalah Penelitian yang Benar 1. Strategi menentukan masalah Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti. Dibawah ini diberikan contoh cara menyempitkan masalah yang berkaitan dengan penelitian dalam dunia bisnis (Munir, 2008).
Pemikiran manajerial saat ini dan y.a.b
Penyaringan identifikasi masalah
Masalah manajerial
Penyaringan formulasi masalah
Masalah penelitian
Penyaringan Seleksi masalah
Masalah yang khusus dengan tujuan penelitian yang dinyatakan Davis (1985) dalam Munir (2008). Gambar diatas mengilustrasikan peranan identifikasi masalah dalam proses pengembangan perumusan masalah, yaitu proses penyaringan mulai dari yang umum sampai yang khusus. Masalah dimulai dari adanya pemikiran “concern” manajerial yang sedang dihadapi atau yang akan dihadapi, kemudian masalah pemikiran tersebut dipersempit menjadi proses
7
penyaringan perumusan masalah dan pada tahap ketiga menjadi penyaringan pemilihan masalah yang akan diteliti disertai tujuan penelitiannya. 2. Pertimbangan khusus dalam memilih masalah yang akan diteliti Dalam melakukan pemilihan masalah dapat mempertimbangkan hal-hal dibawah ini (Munir, 2008): a. Dapat dilaksanakan Jika kita memilih masalah tertentu, maka pertanyaan-pertanyaan dibawah ini bermanfaat bai kita untuk mengecek apakah kita dapat atau tidak melakukan penelitian dengan masalah yang kita tentukan: 1) Apakah masalah tersebut dalam jangkauan kita? 2) Apakah kita mempunyai cukup waktu untuk melakukan penelitian dengan persoalan tersebut? 3) Apakah kita akan mendapatkan alasan khusus sehingga kita percaya akan dapat memperoleh jawaban dari masalah yang kita rumuskan? 4) Apakah metode yang diperlukan sudah kita kuasai? b. Jangkauan penelitiannya 1) Apakah masalahnya cukup memadai untuk diteliti? 2) Apakah jumlah variabelnya sudah cukup? 3) Apakah jumlah datanya cukup untuk dilaporkan secara tertulis? c. Keterkaitan
8
1) Apakah
kita
tertarik
dengan
masalah
tersebut
dan
cara
pemecahannya? 2) Apakah masalah yang kita teliti berkaitan dengan latar belakang pengetahuan atau pekerjaan kita? 3) Jika kita melakukan penelitian dengan masalah tersebut apakah kita akan mendapatkan nilai tambah bagi pengembangan diri kita? d. Nilai teoritis 1) Apakah masalah yang akan diteliti akan mengurangi adanya kesenjangan teori yang ada? 2) Apakah pihak-pihak lain, seperti pembaca atau pemberi dana akan mengakui kepentingan studi ini? 3) Apakah hasil penelitiannya nanti akan memberikan sumbangan pengetahuan terhadap ilmu yang kita pelajari? 4) Apakah hasil penelitiannya layak dipublikasikan? e. Nilai praktis Apakah hasil penelitiannya nantinya aka nada nilai-nilai praktis bagi para praktisi dibidang yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti? (Munir, 2008).
C. Mencari Masalah Penelitian Menurut Stonner (1982) dalam Burhanuddin (2013) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila: 1.
Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan.
9
2.
Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan.
3.
Adanya pengaduan
4.
Ada kompetisi
Menurut Muhammadi (2004) dalam Muchlisin (2014) penemuan masalah penelitian dapat diperoleh dengan sendirinya atau dicari secara mandiri oleh peneliti. Berdasarkan cara mendapatkan masalah penelitian, penemuan masalah dibagi menjadi dua macam, yaitu: 1. Penemuan Pasif. Adalah penelitian dengan temuan masalah yang telah ada atau penelitian yang datang berdasarkan autoritas. Misalnya permintaan penelitian yang datang dari pimpinan suatu lembaga penelitian atau penelitian pesanan dari suatu sponsor. Untuk hal semacam itu masalah penelitian sudah ada dengan sendirinya, sehingga sebagai peneliti kita tinggal merumuskan obyeknya dan meneruskan tahap-tahap penelitian selanjutnya. 2. Penemuan Aktif. Adalah penemuan masalah yang dieksplorasi secara mandiri oleh peneliti, dalam menemukan fenomena-fenomena yang dianggap penting dan harus segera dipecahkan. Pendapat lain (Prof. Dr. Achmad Djunaedi tahun 2000 dalam Muchlisin tahun 2014) menyatakan bahwa menemukan masalah penelitian berdasarkan sumber masalah penelitian dapat dibagi menjadi penemuan secara formal dan informal, sebagai berikut:
10
1. Penemuan masalah secara formal Penemuan masalah secara formal terdiri dari : a.
Rekomendasi penelitian. Masalah dapat ditelusuri dari hasil penelitian orang lain. Sebuah penelitian memiliki bagian kesimpulan dan saran, dari bagian inilah seorang peneliti menemukan masalah dengan menganalisis adanya kemungkinan untuk melanjutkan penelitian tersebut sebagai upaya untuk mengkaji hal-hal yang belum terungkap, mengulang penelitian tersebut untuk memperkaya teori, dan hal-hal lain yang mungkin ditemukan dari analisis hasil penelitian orang lain.
b.
Analogi. Analogi merupakan penemuan masalah dengan cara mengadaptasi masalah dari suatu pengetahuan dan menerapkannya ke bidang pengetahuan si peneliti baru, dengan adanya persyaratan bahwa kedua bidang tersebut harus memiliki kesesuaian dalam hal-hal yang penting.
c.
Renovasi. Renovasi merupakan sebuah metode menemukan masalah penelitian yakni dengan cara mengganti suatu unsur yang tidak sesuai lagi dengan suatu teori, untuk meningkatkan kebenaran suatu teori.
d.
Dialektikal. Dialektikal
adalah
bantahan
terhadap
suatu
teori
tertentu. Ekstrapolasi: Cara penemuan masalah dengan ekstrapolasi
11
adalah dengan membuat trend suatu teori atau trend permasalahan yang dihadapi. e.
Morfologi. Morfologi
merupakan
pengujian
kemungkinan-kemungkinan
kombinasi yang terkandung dalam sebuah permasalahan yang kompleks. f.
Dekomposisi. Dekomposisi merupakan cara penjabaran suatu permasalahan ke dalam komponen-komponennya.
g.
Agregasi. Agregasi
adalah
kebalikan
dari
dekomposisi.
Peneliti
dapat
mengambil hasil-hasil penelitian atau teori dari beberapa bidang atau beberapa penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalahan yang lebih rumit dan kompleks. 2. Penemuan masalah secara masalah nonformal Penemuan masalah secara formal terdiri dari konjektur, fenomenologi, konsensus dan pengalaman. a.
Konjektur. Konjektur adalah permasalahan yang ditemukan dengan naluriah (fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya), dan tanpa dasardasar yang jelas. Bila kemudian dasar-dasar atau latar belakang permasalahan dapat dijelaskan, maka penelitian dapat diteruskan secara alamiah.
12
b.
Fenomenologi. Menemukan permasalahan-permasalahan baru yang berhubungan dengan fenomena-fenomena yang dapat diamati.
c.
Konsensus.
Penemuan
permasalahan
dari
hasil
kesepakatan-
kesepakatan, misalnya kesepakatan para ahli dalam suatu bidang yang sama. d.
Pengalaman. Pengalaman juga merupakan sumber permasalahan yang dapat dijadikan kajian penelitian, baik pengalaman yang gagal maupun pengalaman yang sukses di masa lalu.
Berdasarkan sumbernya, penemuan masalah penelitian juga dibagi menjadi 3P, yaitu paper, personal dan place (Arikunto tahun 2002 dalam Muchlisin tahun 2014) ). 1.
Paper, yaitu mempelajari dokumen, buku, majalah, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya.
2.
Personal, yaitu melakukan wawancara atau diskusi dengan para ahli atau orang-orang yang ada pada lokasi penelitian.
3.
Place, yaitu mengamati daerah/lokasi penelitian yang akan diteliti.
D. Sumber Masalah Suatu masalah tidak harus menuntut/menimbulkan suatu penelitian tetapi penelitian dilakukan karena adanya masalah. Jadi seseorang yang akan melakukan penelitian harus menentukan terlebih dulu masalahnya. Menurut Masturoh (2018), masalah dapat dikembangkan dari berbagai sumber, antara lain :
13
1. Kepustakaan berupa buku teks atau bahan ajar, jurnal ilmiah dan lain-lain. Hasil temuan ataupun teori
dinyatakan jelas dan terperinci baik
perbedaan maupun persamaannya dengan hasil-hasil temuan terdahulu dan saat ini. Hal-hal yang masih bertentangan dari temuannya tersebut dapat dijadikan sumber masalah pada penelitian yang akan dilakukan. Selain itu, rekomendasi hasil-hasil penelitian dari jurnal atau laporan penelitian juga dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya. 2. Pengalaman sendiri ataupun orang lain yang merasakan adanya suatu permasalahan sewaktu melakukan praktik ataupun dalam pekerjaan sehari-hari. Setiap orang mungkin memiliki pengalaman yang sama ataupun berbeda saat praktik, tergantung dari temuan masalah, sudut pandang serta keilmuannya masing-masing. Seseorang yang professional atau memiliki pengetahuan yang cukup dan sesuai bidangnya akan dapat mengidentifikasi masalah dari pengalamannya. 3. Seminar-seminar yang diselenggarakan oleh organisasi profesi ataupun akademisi yang menyajikan topic-topik terkini dibidangnya dapat dijadikan sumber inspirasi dalam menemukan masalah penelitian. Pada saat sesi diskusi biasanya banyak peserta yang bertanya tentang masalahmasalah yang terkait dengan pekerjaannya masing-masing. 4. Pendapat para ahli yang sifatnya masih spekulatif. Walaupun demikian, tentunya ada dasarnya mengapa para ahli mengemukakan pendapat tertentu. Hal ini dapat dikembangkan dan dicari landasan teorinya dan dikembangkan dalam sebuah penelitian.
14
5. Berita terkini melalui surat kabar atau televise bahkan dari internet, misalnya tentang peningkatan jumlah penderita penyakit tertentu yang sangat pesat yang menimbulkan wabah atau adanya temuan penyakit langka (Masturoh, 2018). Sumber permasalahan berada di dalam lingkungan tempat pengamat berada atau dapat berada di jasmani pengamat. Menurut Purwanto (2008), upaya untuk melakukan pencarian dan pendataan masalah-masalah yang akan dibahas dapat dilakukan dari sumber-sumber masalah sebagai berikut: 1.
Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian
2.
Pengamatan Sepintas/Fakta di lapangan
3.
Pengalaman Pribadi
4.
Pertemuan Ilmiah: Seminar, Diskusi, Lokakarya, Konferensi dan lainlain
5.
Pernyataan Pemegang Otoritas
6.
Perasaan Intuitif Pribadi
Sumber persoalan adalah sesuatu yang obyektif, akan tetapi persoalan selalu bersifat subyektif. Kejadian yang sama dapat menimbulkan persoalan yang berbeda dalam diri pengamat yang berbeda (Notohadiprawiro. 2006).
E. Ciri-ciri Masalah Menurut Munir (2008) dalam Modul Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB pemilihan masalah penelitian ini merupakan tahap awal dari
15
sebuah penelitian. Dalam memilih masalah penelitian ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut: 1.
Masalah yang dipilih hendaknya sesuai dengan minat dari peneliti.
2.
Masalah yang dipilih hendaknya dapat diteliti, artinya penelitiannya dapat dilaksanakan.
3.
Tersedia faktor pendukung dari masalah yang diteliti, dalam hal ini ada data dan izin.
4.
Kesalahan yang diteliti harus mempunyai atau memberikan manfaat.
Menurut Kerlinger (1986) dalam Munir (2008) menguraikan bahwa ciri-ciri masalah penelitian adalah sebagai berikut: 1.
Harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variable atau lebih
2.
Harus dinyatakan secara jelas dan tidak amiqu dalam bentuk pernyataan.
3.
Maslah dan pernyataan harus dirumuskan dengan cara tertentu yang menyiratkan adanya kemungkinan pengujian empiris. Suatu masalah yang tidak memuat implikasi pengujian hubungan atau hubunganhubungan yang dinyatakannya, bukan masalah ilmiah.
Menurut Nazir (1983) dalam Munir (2008) menyebutkan bahwa ciri-ciri masalah yang baik adalah sebagai berikut: 1.
Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian Masalah akan mempunyai nilai penelitian, apabila: a.
Masalah harus mempunyai keaslian, dalam hal ini menyangkut halhal yang up to date baru, mempunyai nilai ilmiah atau aplikasi ilmiah, tidak berisi hal-hal sepele.
16
b.
Masalah harus menyatakan suatu hubungan.
c.
Masalah harus merupakan hal yang penting, dalam hal ini harus mempunyai arti dan nilai baik, baik dalam bidang ilmunya sendiri maupun dalam bidang aplikasi untuk penelitian terapan.
d.
Masalah harus dapat diuji dengan perlakuan-perlakuan serta data dan fasilitas yang ada. Sekurang-kurangnya, memberikan aplikasi untuk kemungkinan pengujian secara empiris.
e.
Masalah harus dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang jelas dan tidak membingungkan.
2.
Masalah yang dipilih harus mempunyai fisibel Masalah
mempunyai
fisibilitas
apabila
masalah
tersebut
dapat
dipecahkan. Ini berarti, adalah sebagai berikut: a. Data dan metode untuk memecahkan masalah harus tersedia b. Biaya untuk memecahkan masalah, secara relatif harus dalam batasbatas kemampuan c. Waktu untuk memecahkan masalah d. Biaya dan hasil, minimal harus seimbang e. Administrasi dan sponsor harus kuat f. Tidak bertentangan dengan hokum dan adat. 3.
Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti, sekurang-kurangnya masalah tersebut, adalah sebagai berikut:
17
a. Menarik bagi peneliti, dalam hal ini menarik keingintahuan peneliti dan memberi harapan untuk menemukan jawaban atau menemukan masalah lain yang lebih penting dan lebih menarik b. Cocok dengan kualifikasi peneliti, dalam hal ini masalah yang harus dipecahkan sesuai dengan derajat keilmiahan yang dipunyai peneliti, atau minimal cocok dengan bidang kemampuannya.
F. Cara Merumuskan Masalah Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan penelitian yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data dalam sebuah penelitian. Rumusan masalah mengacu kepada uraian masalah pada latar belakang, kemudian diidentifikasi secara spesifik sehingga rumusan masalah jelas dan fokus (Masturoh, 2018). Terdapat beberapa syarat dalam membuat rumusan masalah : 1. Kalimat disusun dalam bentuk kalimat Tanya, supaya pertanyaan lebih bersifat tajam dank has. 2. Substansi yang dikemukakan pada pertanyaan penelitian lebih spesifik dan tidak bermakna ganda. 3. Pertanyaan dikemukakan secara terpisah apabila terdapat beberapa pertanyaan atau beberapa permasalahan. 4. Pada umumnya kalimat pertanyaan pada rumusan masalah diawali terlebih dahulu dengan kalimat berikut: Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.
18
a. Contoh merumuskan masalah penilitian deskriptif: 1) Bagaimana hasil analisi kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis rawat inap formulir ringkasan masuk dan keluar RS X? 2) Bagaimana tingkat kepuasan keluarga pasien terhadap pelayanan petugas ditempat pendaftaran pasien? b. Contoh rumusan masalah penelitiann analitik: 1) Apakah terdapat hubungan antara ketepatan penulisan diagnosis dengan keakuratan kode kasus thypoid? 2) Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan antara pasien di Puskemas A dan B dalam hal pelayanan? Pendapat lain mengatakan (Munir, 2008) cara membuat rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1.
Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan;
2.
Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat;
3.
Rumusan masalahharus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
4.
Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat rumusan masalah, yaitu sebagai berikut: 1.
Rumusan masalah sebaiknya tidak dibuat dari masalah yang berkaitan tentang etika atau moral, sebab pernyataan-pernyataan tentang nilai dan value judgment.
19
2.
Hindarkan rumusan masalah yang masalahnya bersangkutan dengan metodologi penelitian (Munir, 2008).
20
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Masalah dalam penelitian merupakan pangkal penelitian. Tidak akan ada penelitian jika tidak ada persoalan. Persoalan (masalah) ialah segala sesuatu yang dihadapi atau dirasakan seseorang yang menimbulkan dalam diri orang
yang
bersangkutan
suatu
keinginan
atau
kebutuhan
untuk
membahasnya, mencari jawabannya atau menetapkan cara penyelesaiannya. Dalam merumuskan masalah penelitian, peneliti harus mampu menganalisa bahwa masalah tersebut mempunyai nilai penelitian, mempunyai fisibel dan sesuai dengan kualifikasi serta berdasarkan sumber yang nyata, disertai bukti data dan up to date.
B. Saran Peneliti diharapkan dalam menentukan rumusan masalah dapat memahami dan mengetahui perumusan masalah-masalah penelitian yang benar, serta dapat mempertimbangkan
pelaksanaan penelitian, Jangkauan
penelitiannya, keterkaitan, nilai teoritis dan nilai praktisnya dalam menentukan rumusan masalah penelitian.
21
DAFTAR PUSTAKA Burhanuddin,
Afif.
Endah.
2013.
Sumber
Masalah
Penelitian.
Dalam
http://afidburhanuddin.wordpress.com diakses tanggal 27 Februari 2019. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Masturoh, Imas. Anggita. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. KEMEKES RI Muchlisin,
Riadi.
2014.
Menemukan
Masalah
Penelitian.
Dalam
https://www.kajianpustaka.com/2014. diakses tanggal 27 Februari 2019. Munir, Sahibul. 2008.Metodologi Penelitian. Universitas Mercu Buana : Jakarta.
22