BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi (uu.No 36 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1). Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai inventasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (UU No 36 tahun 2009 pasal 3). Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah mengkajian kegiatan masyarakat dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidang kesehatan dan bidan lain yang berkaitan, agar mampu mencapai sehat sejahtera. Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditunjukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melelui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkuan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan dilibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakatdimanamasalahkesehatandapat timbul, berupamasalah KIA/KB, Kesehatan Lingkungan, Tumbuh Kembang, Penyakit, KRR. Menurut UU no 4 tahun 1945, Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Lansiaakanmemiliki status kesehatan yang buruk setelah hipertensi dan beresiko kematian, dimanadukungan sosial dipercaya memungkinkan lansia terdorong menyesuaikan lebih efektif sehingga kualitas hidupnya optimal. Dalam lingkungan masyarakat, kesehatan itu penting untuk dipelihara. Peran tenaga medis juga penting untuk memberi pengetahuan tentang kesehatan. Agar masyarakat tetap
menjaga kesehatan dan kebersihan diri juga lingkungan. Seiring berjalannya zaman yang semakin modern dan perlengkapan atau penanganan medis yang semakin canggih dan maju. Untuk itu di perlukan beberapa peran penting bagi masyarakat mengenai kesehatan..Pemeriksaan tanda vital adalah cara untuk mendeteksi perubahan system yang ada di dalam tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam keadaan sakit atau kelelahan. Perubahan tersebut merupakan indikator adanya gangguan sistem tubuh. Pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat digunakan untuk memantau perkembangan pasien. Tindakan ini bukan hanya merupakan kegiatan rutin pada pasien, tetapi merupakan tindakan pengawasan terhadap perubahan atau gangguan sistem tubuh. Pelaksanaan pemeriksaan tanda vital pada pasien tentu berbeda dengan pasien yang lainnya. Tingkat kegawattan dan penanganan pasien juga berbeda beda, mulai dari yang keadaan kritisi hingga dalam keadaan pasien yang sakit ringan. Prosedur pameriksaan tanda vital yang dilakukan pada pasien meliputi pengukuran suhu, pemeriksaan denyut nadi, pemeriksaan pernapasan dan pengukuran tekanan darah. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arterosclerosis (pengerasan arteri) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha baik untuk mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, hal ini dikarenakan banyak faktor penghambat yang mempengaruhi seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, klasifikasi, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi) dan juga perawatannya. Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia). Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat, hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh karena perlu diadakan upaya-upaya untuk menekan angka peyakit hipertensi terlebih bagi penderita hipertensi perlu diberikan perawatan dan pengobatan yang tepat agar tidak menimbukan komplikasi yang semakin parah. Selain itu pentingnya
pemberian asuhan keperawatan pada pasien hipertensi juga sangat diperlukan untuk melakukan implementasi yang benar pada pasien hipertensi. Diharapkan dengan dibuatnya makalah tentang asuhan kebidanan klien dengan gangguan hipertensi ini dapat memberi asuhan kebidanan yang tepat dan benar bagi penderita hipertensi dan dapat mengurangi angka kesakitan serta kematian karena hipertensi dalam masyarakat.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atasdapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Apa pengertian Diabetes Militus(DM)? 2. Apa saja type Diabetes Militus? 3. Apa saja tanda – tanda dan gejala Diabetes Militus? 4. Apa saja faktor penyebab Diabetes Militus? 5. Bagaimana cara pengobatan dan penangan Diabetes Militus? 6. Bagaimana hubungan Diabetes Militus dengan anggota tubuh?
1.3
Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengertian Diabetes Militus 2. Untuk mengetahui apa saja type Diabetes Militus 3. Untuk mengetahui apa saja tanda – tanda dan gejala Diabetes Militus 4. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab Diabetes Militus? 5. Untuk mengetahui cara pengobatan dan penangan Diabetes Militus 6. Untuk mengetahui hubungan Diabetes Militus dengan anggota tubuh
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1
Pengertian Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah meningkatnya tekanan darah atau kekuatan
menekan darah pada dinding rongga di mana darah itu berada. Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. (Hiper artinya berlebihan, Tensi artinya tekanan/tegangan jadi, hipertensi adalah Gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
2.2
Mengukur Tekanan Darah Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis. Tekanan darah ditulis dengan dua angka, dalam bilangan satuan mmHg (millimeter air raksa) pada alat tekanan darah/ tensi meter, yaitu sistolik dan diastolik. Sistolik adalah angka yang tertinggi ialah tekanan darah pada waktu jantung sedang menguncup atau sedang melakukan kontraksi. Diastolik adalah angka yang terendah pada waktu jantung mengembang berada di dalam akhir relaksasi. Misalnya tekanan darah 120/ 80 mmHG artinya tekanan sistolik 120 dan tekanan diastolik 80 mmHg.Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh : Kekuatan kuncup jantung yang mendesak isi bilik kiri untuk memasukkan darah ke dalam batang pembuluh nadi,
tahanan dalam pembuluh nadi terhadap mengalirnya darah, dan saraf otonom yang terdiri dari sistem simpatikus dan para simpatikus. 2.2.1 Tekanan Darah Normal Tekanan darah setiap orang bervariasi setiap hari, tergantung pada keadaan dan dipengaruhi oleh aktivitas seseorang, jadi tekanan darah normalpun bervariasi.Orang dewasa bila tekanan darah menunjukkan angka 140/ 90 mmHg ke atas dianggap tidak normal. Ada anggapan tekanan darah rendah kurang baik, hal tersebut kurang tepat. Sebab data statistik menunjukkan bahwa orang dengan tekanan darah rendah mempunyai umur yang sama dengan yang disebut normal. Yang terbaik adalah menjaga tekanan darah agar normal dan anggapan bahwa semakin bertambah usia tekanan darah lebih tinggi tidak menjadi masalah, adalah anggapan yang perlu diluruskan, karena berdasarkan data statistik orang tua yang tekanan darahnya berkisar di normal, kecenderungan mendapat gangguan stroke rendah. Periksa tekanan darah secara teratur minimal 6 bulan sekali atau setiap kali ke dokter/ fasilitas kesehatan dikenal 2 klasifikasi hipertensi (berdasarkan penyebabnya) yaitu : a. Hipertensi primer (hipertensi idiophatik), dimana penyebabnya tidak diketahui dengan pasti. Dikatakan juga bahwa hipertensi ini adalah dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. b. Hipertensi secundary, adalah hipertensi yang terjadi akibat dari penyakit dari penyakit lain misalnya kelainan pada ginjal atau keruskanan dari sistem hormon. WHO mengklasifikasikan hipertensi berdasarkan ada tidaknya kelainan pada organ tubuh lain, yaitu : a. Hipertensi tanpa kelainan pada organ tubuh lain. b. Hipertensi dengan pembesaran jantung. Hipertensi dengan kelainan pada organ lain di samping jantung Klasifikasi hipertensi berdasarkan tingginya tekanan darah yaitu : a. Hipertensi Borderline : tekanan darah antara 140/90 mmHg dan 160/95 mmHg. b. Hipertensi Ringan : tekanan darah antara 160/95 mmHg dan 200/110 mmHg. c. Hipertensi moderate : tekanan darah antara 200/110 mmHg dan 230/120 mmHg. d. Hipertensi berat : tekanan darah antara 230/120 mmHg dan 280/140 mmHg.
2.5 Penyebab Hipertensi
Ada 2 macam hipertensi, yaitu esensial dan sekunder :
a. Hipertensi esensial adalah hipertensi yang sebagian besar tidak diketahui penyebabnya. Ada 10-16% orang dewasa mengidap takanan darah tinggi.
b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui sebab-sebabnya. Hipertesnsi jenis ini hanya sebagian kecil, yakni hanya sekitar 10%. Beberapa penyebab hipertensi, antara lain :Keturunan, usia, garam, kolesterol, obesitas/kegemukan, stres, rokok, kafein, alkohol, dan kurang olahraga.
2.6 Tanda Dan Gejala Hipertensi
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sebenarnya tidak ada ).
Gejala-gejala hipertensi, antara lain :Sebagian besar tidak ada gejala, sakit pada bagaian belakang kepala, leher terasa kaku, kelelahan, mual, sesak
12
nafas, gelisah, muntah, mudah tersinggung, sukar tidur, dan pandangan jadi kabur karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Keluhan tersebut tidak selalu akan dialami oleh seorang penderita hipertensi. Sering juga seseorang dengan keluhan sakit belakang kepala, mudah tersinggung dan sukar tidur, ketika diukur tekanan darahnya menunjukkan angka tekanan darah yang normal. Satu-satunya cara untuk mengetahui ada tidaknya hipertensi hanya dengan mengukur tekanan darah.
2.7 Etiologi
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
c. Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan penyempitan lumen pembuluh darah.
d. Klasifikasi hipertensi menurut etiologinya:
e. Hipertensi Primer : Konsumsi Na terlalu tinggi, Genetik, Stres psikologis.
f. Hipertensi Renalis : keadaan iskemik pada ginjal.
g. Hipertensi hormonal.
h. Bentuk hipertensi lain : obat, cardiovascular dan neurogenik.
2.8 Manifestasi Klinis
Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahuntahun berupa :
a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah.
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
13
d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.
e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
2.9 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula pada sistem saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons
rangsang
emosi.
Kelenjar
adrenal
juga
terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi.Korteks adrenal mensekresi kortisol dan streroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriksi pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin
14
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstrikstriktor kuat. Yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Pertimbangan gerontologis. Perubahan struktur dan fungsional pada sistem perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi arterosklerosis, hilangnya elastisistas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan parifer.
2.10 Faktor Resiko
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan hipertensi : Pria usia 35 – 55 tahun dan wanita > 50 tahun atau sesudah menopause, Kebanyakan mengkonsumsi garam/natrium.
Sumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis) disebabkan oleh beberapa hal seperti merokok, kadar lipid dan kolesterol serum meningkat, caffeine, DM, dsb.Faktor emosional dan tingkat stress, gaya hidup yang monoton,
15
sensitive terhadap angiotensin, kegemukap, emakaian kontrasepsi oral, seperti esterogen.
2.11 Komplikasi
Komplikasi dari hipertensi dapat menyebabkan :Kerusakan Otak, tekanan darah yang terlalu tinggi , kerusakan Jantung, kerusakan Ginjal, kerusakan Mata, kerusakan Paru-Paru, dan kerusakan Otak.
2.12 Pencegahan Hipertensi
Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi (kecuali yang esensial), dapat dikurangi dengan cara :
Memeriksa tekanan darah secara teratur, menjaga berat badan ideal, mengurangi konsumsi garam, jangan merokok, berolahraga secara teratur, hidup secara teratur, engurangi stress, jangan terburu-buru, menghindari makanan berlemak.
Pencegahan Primer
Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari, kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi berat badan, kurangi
konsumsi alkohol, konsumsi minyak ikan, suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium juga cukup membantu.
Pencegahan Sekunder
Pola makanam yamg sehat, mengurangi garam dan natrium di diet anda, fisik aktif, mengurangi akohol intak, berhenti merokok.
16
Pencegahan Tersier
Pengontrolan darah secara rutin, olahraga dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh.
2.13 Pengobatan Hipertensi
Pengobatan hipertensi yang paling baik adalah :
Selalu mengontrol tekanan darah secara teratur dengan memeriksakan diri ke dokter, selalu minum obat teratur meskipun tanpa keluhan, mengurangi konsumsi garam, perbanyak konsumsi sayur dan buah, mematuhi nasihat dokter
Selain obat-obatan yang diijinkan oleh dokter,ada cara lain yang tradisisonal yaitu dengan :Dua buah belimbing diparut kemudian diperas airnya sehingga menjadi satu gelas belimbing dan diminum setiap pagi, daun salam 4 lembar + 2 gelas air direbus sampai menjadi 1 gelas, minum 2 gelas/hari, makan 2 buah ketimun / hari atau dibuat ju Cara membuat jus mentimun :
½ kg buah mentimun dicuci bersih, dikupas kulitnya kemudian diparut, saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih, dan diminum setiap hari
± 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari
2.14 Tahap-Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap memulai tindakkan dapat dimulai dari : Pengukuran suhu, Pemeriksaan denyut nadi, Pemeriksaan pernafasan, Pemeriksaan tekanan darah.
17
A. Pengukuran Suhu Secara Manual
1. Tujuan :
Pengukuran suhu tubuh untuk mengetahui rentang suhu tubuh tiap waktu pengkajian.
2. Persiapan Alat :Thermometer air raksa ( aksila, oral dan rectal), tissu kering, bengkok, vaselin (untuk pengkajian suhu rektal), botol disinfektan, ada 3 jenis bahan :Berisi larutan lisol 2%, berisi larutan sabun, dan berisi air bersih.
3. Prosedur pelaksanaan : Pemeriksaan suhu melelui aksila - Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
- Cuci tangan.
- Gunakan sarung tangan (handscond).
- Mengatur posisi klien (duduk).
- Turunkan suhu pada thermometer sampai angka 35°c.
- Letakkan thermometer pada daerah aksila kemudian suruh pasien menjepit sampai 3-5 menit.
- Mencatat hasil.
- Bersihkan hermometer.
B. Pemeriksaan Denyut Nadi
Nilai
denyut
nadi
merupakkan
indicator
untuk
menilai
kardiovaskuler, denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah
system
18
menggunakan palpasi di atas arteri radialis ataupun nadi perifer yang lain.Nilai normal nadi adalah : 60-80 x/menit
1. Tujuan
- Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan pulsasi).
- Menilai kemampuan fungsi kardiovaskuler.
2. Alat dan bahan Arloji/stop-watch 3. Prosedur pelaksanaan
- Menjelaskan prosedur pada klien.
- Cuci tangan.
- Atur posisi klien dengan tidur terlentang.
- Atur posisi tangan sejajar dengan tubuh dan posisi supinasi.
- Tentukkan posisi arteri radialis yang akan di palpasi.
- Hitung denyut nadi dengan mempalpasi arteri radialis dengan mencocokkan denyut pertama dengan jarum panjang pada arloji.
- Catat hasil pengukuran
C. Pemeriksaan Pernafasan
Nilai pemeriksaan pernafasan merupakan salah satu indicator untuk mengetahui fungsi system pernafasan yang didalamnya ada siklus pertukaran O2 dan CO2.
19
1. Tujuan
- Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernafasan.
- Menilai kemampuan fungsi pernafasan
2. Alat dan bahan Arloji /stop-watch 3. Proseduar pelaksanaan
- Menjelaskan prosedur pada klien.
- Cuci tangan.
- Atur posisi pasien dengan berbaring.
- Alihkan perhatian pasien dengan menatap ke atas.
- Hitung frekuensi pernafasan.
- Dan catat hasil
D. Pemeriksaan Tekanan Darah
1. Tujuan
Mengetahui nilai tekanan darah
2. Menilai Tekanan Darah
Nilai tekanan darah merupakan indicator untuk menilai system kardiovaskuler
bersamaan
dengan
pemeriksaan
nadi.
Dalam
pemeriksaan tekanan darah ada 2 metode yaitu: metode langsung dan tak langsung.
1.Metode langsung yaitu :
Memasukkan kanula atau jarum langsung ke dalam pembuluh darah yang dihubungkan ke manometer. Metode ini adalah
20
metode paling tepat dan akurat tetapi pasien tidak nyaman dan memerlukan metode khusus.
2. Metode tidak langsung, yaitu :
Adalah metode yang menggunakan manset yang disambungkan ke sfigmanometer.
Mekanisme
metode
ini
adalah
dengan
mendengarkan bunyi koroktoff pada dinding arteri brakhialis dengan menggunakan stetoskop. Bunyi koroktoff sendiri adalah bunyi gelombang sel-sel darah yang dikontrasikan (saat sistolik) oleh jantung dan mengenai dinding arteri maka timbul bunyi “ dug..dug”
2.15 Diet Bergizi Untuk Hipertensi
Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) adalah diet yang dirancang untuk mengobati atau mencegah hipertensi. Diet ini dilakukan dengan mengurangi asupan garam dan menambah berbagai macam makanan yang kaya akan nutrisi untuk menurunkan tekanan darah. Dengan menerapkan diet DASH, penderita hipertensi akan dapat menurunkan tekanan darahnya beberapa poin dalam waktu 2 minggu. Dan jika dilakukan terus menerus, tekanan darah akan dapat turun 8 sampai 14 poin, yang akan membuat perubahan yang berarti bagi kesehatan.
Selain untuk menurunkan tekanan darah, diet DASH juga memiliki keuntungan lain, seperti mengurangi resiko osteoporosis, kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes. Diet DASH juga dapat menurunkan berat
21
bedan karena memberikan arahan untuk bagaimana mengkonsumsi makanan atau cemilan yang bergizi.
Tujuan utama dari diet DASH adalah mengurangi asupan garam, karena natrium dapat meningkatkan tekanan darah secara dramatis pada orang yang sensitif terhadapnya. Sebagai tambahan dari diet DASH, terdapat juga versi diet rendah garam. Anda dapat memilih diet mana yang sesuai dengan kesehatan Anda.Diet DASH Standar – membatasi konsumsi natrium sampai 2.300 mg/hari, Diet DASH Rendah Garam – membatasi konsumsi natrium sampai 1.500 mg/hari.
Menurut penelitian, diet DASH Rendah Garam sangat berguna untuk membantu menurunkan tekanan darah untuk orang dewasa yang berusia 50 tahun ke atas atau orang yang sudah terkena penyakit hipertensi.Berikut adalah makanan yang baik untuk dikonsumi pada diet DASH.
Biji-bijian (6-8 Kali Konsumsi/hari), termasuk roti, sereal dan pasta. Pilihlah gandum utuh karena mengandung lebih banyak serat dan nutrisi. Misalnya, gunakan beras merah untuk mengganti beras putih, roti gandum untuk pengganti roti biasa. Roti gandum biasanya rendah lemak, hindari mengoleskan mentega atau krim, sayur-sayuran (4-5 Kali Konsumsi/hari), konsumsi sayuran yang mengandung banyak serat, vitamin dan mineral seperti kalium dan magnesium. Jangan hanya mengkonsumsi sayuran sebagai lauk saja, tetapi konsumsi sayuran sebagai menu utama.
Buah- Buahan (4-5 Kali Konsumsi/hari), buah-buahan juga mengandung banyak serat dan mineral yang diperlukan untuk tubuh, dan biasanya rendah
22
lemak – kecuali alpukat dan kelapa. Tetapi ada beberapa macam buah-buahan yang
bersifat
kontradiktif
dengan
beberapa
obat,
maka
sebaiknya
konsultasikanlah kepada dokter atau ahli diet Anda buah-buahan apa yang harus dihindari.
Produk Susu (2-3 Kali Konsumsi/hari), susu, yoghurt, keju adalah sumber vitamin D, kalsium dan protein. Tetapi pilihlah produk olahan susu yang rendah atau tanpa lemak. kurangi konsumsi daging, meskipun daging adalah sumber protein, vitamin B dan zat besi, tetapi daging juga mengandung banyak lemak dan kolesterol. Kurangi mengkonsumsi daging 1/3 atau 1/2 porsi dari biasanya. Buanglah lemak pada daging sebelum dimasak atau memasak ayam tanpa kulitnya. Makan ikan yang banyak mengandung Omega 3 seperti Salmon dan Tuna, ini akan membantu menurunkan kolesterol Anda.
Kacang-kacangan, biji bunga matahari, almond, kacang merah, kacang polong dan kacang-kacangan lain merupakan sumber dari magnesium, kalium dan protein, serta mengandung banyak serat dan senyawa yang dapat mencegah penyakit kanker dan jantung. Tetapi makanan ini harus dikonsumsi dalam jumlah yang kecil karena kacang-kacangan mengandung kalori yang tinggi. Makanan yang mengandung kedelai seperti tahu dan tempe, dapat menjadi alternatif pengganti daging sebagai sumber protein.
a. Lemak
Lemak berguna untuk membantu tubuh menyerap vitamin esensial dan membantu menjaga imunitas tubuh. Tetapi terlalu banyak lemak,
23
terutama lemak tak jenuh, dapat meningkatkan resiko penyakit jantung, obesitas dan diabetes. Diet DASH berfokus pada lemak tak jenuh seperti minyak zaitun, minyak kanola, minyak jagung. Namun minyak ini tidak stabil pada suhu yang tinggi sehingga lebih baik digunakan sebagai campuran salad atau untuk menumis.
b. Gula
Anda tidak perlu berpantang makan yang manis-manis dalam mengikuti diet DASH. Bila ingin makan makanan yang manis, pilihlah makanan yang rendah kalori seperti permen rendah kalori, es buah atau biskuit rendah kalori.
BAB III FORMAT PENGKAJIAN
Dusun
: VIII Desa : Dalu Sepuluh B
Kecamatan
: Tanjung Morawa
28
29
Kabupaten
: Deli Serdang
Provinsi
: Sumatera Utara
Tahun
: 2019
A. Kependudukan 1. Nama KK
: Tn.S
2. Jumlah anggota Keluarga
:-
3. Distribusi anggota keluarga menurut kelompok umur dan jenis kelamin No
Kelompok Umur
L
P
1
0 – 11 bulan
-
-
2
1 – 4 tahun
-
-
3
5 – 6 tahun
-
-
4
7 – 10 tahun
-
-
5
15 – 49 tahun
-
6
50 – 60 tahun
-
-
7
61 tahun ke atas
-
-
-
-
Jumlah
4. Distribusi anggota keluarga menurut tingkat pendidikan No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
1
Tidak pernah sekolah
-
2
Belum sekolah
-
3
Tidak tamat SD
-
4
Belum tamat SD
-
5
Tamat SD
24
30
6
Tamat SLTP
-
7
Tamat SLTA
-
8
Tamat PT/Akademi
-
JUMLAH
-
5. Distribusi anggota keluarga menurut mata pencaharian (17 tahun keatas) No
Mata pencaharian
Jumlah
1
Petani
1
2
Nelayan
-
3
Peternak
-
4
Pengusaha Industri
-
5
Pekerja Buruh Kasar
-
6
Pengerajin
-
7
PNS (ABRI/Sipil)
-
8
Karyawan Swasta
-
9
Pensiun
-
10
Lain-lain
-
Jumlah
-
B. Status kesehatan 1. Kesakitan a. Anggota keluarga yang sakit : tidak ada b. Proporsi penyakit - bayi
: Tidak ada
- anak balita
: Tidak ada
- ibu
: Tidak ada
31
2. Sarana /tempat berobat
: Bidan Desa
3. Kematian anggota keluarga dalam 1 tahun terakhir : Tidak ada
C. Pelayanan kesehatan 1. KIA a. Kehamilan
: Tidak ada
1) Umur kehamilan
: Tidak ada
2) Frekuensi pemerisaan khmln
: Tidak ada
Alasan periksa 3) Imunisasi TT
: Tidak ada : Tidak ada
Alasan imunisasi TT belum lengkap : Tidak ada
b.
4) Pemberian tablet Fe
: Tidak ada
5) PMT bumil
: Tidak ada
6) Vitamin
: Tidak ada
7) Buku KIA/KMS Bumil
: Tidak ada
8) Bumil mengikuti Tabulin
: Tidak ada
9) Bumil dengan faktor resiko
: Tidak ada
Persalinan/bulin (umur bayi maksimal 11 bulan 29 hari) : Tidak ada
c.
Ibu nifas
: Tidak ada
d.
Ibu meneteki
: Tidak ada
e.
Bayi dan balita
: Tidak ada
f.
Pra sekolah
: Tidak ada
g.
Usia sekolah
: Tidak ada
h.
Remaja
: 2 orang
i.
Dewasa
: Tidak ada
j.
Menopause
: Tidak ada
k.
Lansia
: Tidak ada
l.
Imunisasi
: Tidak Ada
32
2. Keluarga Berencana Jenis industri RT
: Tidak ada
3. P2M (pencegahan penyakit menular) Anggota keluarga mengalami demam
: Ada
Periksa darah ke lab
: Tidak ada
4. Perkesmas Penderita sakit dirawat di rumah
: Ada
5. Laboratorium Anggota keluarga periksa ke laboratorium
: Tidak ada
D. Perilaku terhadap Kesehatan 1. Perilaku mandi dan gosok gigi -
Frekuensi
: 2 x sehari
-
Tempat mandi
: Kamar mandi
-
Penggunaan sabun
: Bersama
-
Frekuensi gosok gigi/hari
: 3 x sehari
-
Jumlah sikat gigi
: 4 biji
2. Perilaku BAB BAB di kakus
: Ya
3. Kebiasaan mengambil air minum di mana , dimasak
: Diceret, Dimasak
4. Kebiasaan ganti pakaian sehari
: 2 x sehari
5. Kebiasaan membersihkan rumah
: 2 x sehari
6. Pantangan makan dan minum
: tidak ada
7. Keluarga sadar gizi (kadarzi) a. Hasil Kadar gizi 1. Keluarga makan aneka ragam makanan 2. Keluarga menggunakan garam beryodium dalam makanan seharihari 3. Tn.S memiliki kebiasaan minum teh
33
4. Keluarga biasa makan pagi 5. Makan 3x sehari a) Status kadar gizi
: sadar gizi/tidak
E. Lingkungan 1. Kesehatan lingkungan a. Pembuangan kotoran
: Ada
b. Penyediaan air bersih
: Baik
c. Pembuangan sampah
: Ada
d. Pembuangan air limbah
: Ada
e. Jendela rumah/ventilasi
: Cukup
f. Cerobong asap dapur
: Tidak ada
g. Ruang tidur
: 2 ruang
h. Bebas jentik
: Ya
i. Bebas tikus
: Tidak
j. Bebas lalat
: Tidak
k. Pekarangan bersih
: Ya
l. Kelayakan rumah
: Ya, jenis rumah permanen
2. Sosial ekonomi Rata-rata pengeluaran (belanja) keluarga / Bulan : Rp. 1.000.000 3. Sosial budaya Tn.S mengikuti gotong royong mingguan 4. Kebutuhan kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat Penyuluhan tentang Diabetes Melitus
S : DATA SUBJEKTIF Identitas Pasien Nama pasien : Tn.S Umur
: 60 tahun
34
Agama
: Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: Dusun VIII, desa Dalu Sepuluh B
Keluhan Pasien Pasien mengatakan sering kesemutan,penglihatan kabur,dan sering kencing pada malam hari,
O : DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum Kesadaran
: Baik : Composmentis
b. Tanda Vital Tekanan Darah
: 120/80
mmHg
Nadi
: 74
kali/menit
Pernafasan
: 24
kali/menit
Suhu
: 36
ºC
: 45
Kg
: 155
cm
c. Berat Badan Tinggi Badan
A : ANALISA 1. Diagnosa
: Tn.S usia 60 tahun dengan Diabetes melitus
2. Masalah
: Pasien tidak menjaga pola makan
3. Kebutuhan
: Pendidikan kesehatan tentang pola makan
P : PELAKSANAAN
35
1.
Memberitahukan kepada pasien tentang keadaannya sekarang → pasien sudah mengerti tentang keadaannya sekarang.
2.
Memberikan penjelasan kepada pasien tentang manfaat menjaga pola makan → pasien sudah mengetahui tentang manfaat menjaga pola makan.
3.
Memberikan Penkes tentang jenis-jenis makanan yang sehat dan tidak sehat→ pasien sudah mengetahui tentang jenis-jenis makanan yang sehat dan tidak sehat.
4.
Memberikan penkes kepada pasien tentang menjaga keseimbangan tubuh→ pasien sudah me
BAB IV PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada keluarga Tn.S maka di dapatkan masalah pada Tn.S menderita penyakit diabetes. Penderita mengalami diabetes (gula kering) selama 1 tahun terakhir,penderita memiliki kebiasaan minum teh setiap hari. Pengetahuan mengenai diabetes melitus (DM) merupakan salah satu aspek penting ke arah pemahaman tentang berbagai cara mencegah dan mengatasi diabetes. Pengetahuan tersebut akan berpengaruh kepada penderita diabetes. Pengetahuan penderita mengenai diabetes diperoleh dengan cara menanyakan kepada petugas kesehatan mengenai diabetes. Menurut WHO pada tahun 2016 di Eropa memiliki 59,8 juta jiwa dan penderita diabetes 71,1 juta jiwa.Sedangkan
Sejumlah data tentang penyakit
diabetes di Indonesia cukup mencengangkan. Sample Registration Survey 2016 menyatakan diabetes menjadi pembunuh nomor tiga di Indonesia. Sementara data International Diabates Federation (IDF) menunjukkan, jumlah penyandang diabetes di Indonesia diperkirakan sebesar 10 juta dan menempati urutan ketujuh tertinggi di dunia.Kemudian, prevalensi diabetes di Indonesia cenderung meningkat, yaitu dari 5,7% tahun 2015, menjadi 6,9% tahun
36
2016. Lebih mencengangkan lagi, seperti dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), 2/3 diabetesi (sebutan untuk penderita diabates) di Indonesia tidak mengetahui dirinya memiliki. Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Kesehatan Kota Medan di Januari 2016 ada 2.110 warga Medan menderita diabetes. Angkanya meningkat pada Februari jadi 2.340 kasus. Sedangkan pada Maret turun jadi 2.072 kasus, April 1.789 kasus. Di bulan Mei ada 2.703 kasus, Juni 3.504 kasus, Juli ada 3.859. Diabetes merupakan aspek penting yang harus di ketahui, terkadang banyak yang tidak peduli pada diri sendiri bagi penderita diabetes. Apa lagi dalam menjaga pola makan yang sehat serta pencegah dan penyebab diabetes sering tak di hiraukan. Jika tidak di kelola dengan baik diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti penyakit jantung koroner,stroke,obesitas,serta gangguan pada mata,ginjal dan saraf` 30
Selain itu,diabetes juga menyebabkan terjadinya fluktuasi kadar gula darah dalam tubuh.hal ini dapat mengakibatkan penurunan (hipoglikimea) atau peningkatan gula darah (hiperglikemia) secara tiba-tiba. Diagnosis untuk diabetes bisa di dapatkan dari pemeriksaan kadar gula darah.seseorang di katakan diabetes apabila terdapat kadar gula lebih dari 200mg/dl. Selain itu, pada seseorang yg sudah di diagnosis menderita diabetes dapat diperiksa kadar HbA1c setidaknya setiap tiga bulan sekali jika belum mencapai target gula darah,dan setiap 6 bulan sekali untuk mereka dengan kadar gula yang sudah stabil. Pengobatan dalam penanganan diabetes adalah: 1. Edukasi Pemberian informasi tentang diabetes 2. Pengaturan pola makan 3. Olahraga 4. Obat-obatan 5. Pemantauan gula darah mandiri
37
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Dari makalah yang saya buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit
Diabetes Militus (DM) ini sangat brrbahaya dan menakutkan. Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang menderita penyakit Diabetes Militus. Seperti conohnya, Obesitas(berat badan berlebih),faktor genetis, pola hidup yang tidak sehat (jarang berolah raga), kurang tidur, dan masih banyak yang lainnya.
5.2 Saran Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan istirahat yang cukup
38
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.
32