Kel1 Interpersonal Skill.docx

  • Uploaded by: Astrina
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kel1 Interpersonal Skill.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,592
  • Pages: 16
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr.wb Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Dan juga kami ssangat berterimakasih kepada teman-teman yang telah membantu kami selama proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca agar dapat memperbaiki kesalahan dan kekurangan ini di masa depan. Wassalamu’alaikum wr.wb

Banjarmasin, 23 Februari 2019

1

DAFTAR ISI COVER KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

………………………………..……………………1

……………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN

……………………………………………..3

A. Latar Belakang ……………………………………………………………..3 B. Rumusan Masalah

……………………………………………………..4

C. Tujuan Masalah

……………………………………………………..4 ……………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN A. Self Awareness

………………………………………..……………5

1. Pengertian Self Awareness ……………………………………………..5 ……………………………………..8

2. Bentuk-Bentuk Self Awareness

3. Karakteristik Pembentukan Self Awareness

……………………..9

4. Faktor Pendorong Self Awareness ……………………………………10 5. Faktor Penghambat Self Awareness ……………………………………10 B. Teori Johari Window ……………………………………………………11 C. Manfaat Self Awareness

……………………………………………12

BAB III KESIMPULAN

……………………………………………14

2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek utama yang mendorong unsur kesadaran diri dalam pribadi manusia adalah aspek ruhani. Secara bahasa kesadaran diri diartikan dengan ingat, merasa dan insaf terhadap diri sendiri.1 Dalam bahasa Arab, kesadaran diri disebut ma’rifat al-nafs. Dari pengertian secara bahasa dapat diambil sebuah gambaran umum tentang kesadaran diri diawali dengan melihat terminology istilah pribadi yang berarti : sendiri atau mandiri. Dengan akal budi yang dimiliki, manusia mengetahui apa yang dilakukan dan mengapa ia melakukannya. Antonius Atosokni Gea mendefinisikan kesadaran diri sebagai pemahaman

terhadap

kekhasan

fisik,

kepribadian,

watak

dan

temperamennya: mengenal bakat-bakat alamiah yang dimilikinya dan punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri sendiri dengan segala kekuatan dan kelemahannya.2 Soemarno Soedarsono menjelaskan bahwa kesadaran diri merupakan perwujudan jati diri pribadi seseorang dapat disebut sebagai pribadi yang berjati diri tatkala dalam pibadi orang yang bersangkutan tercermin penampilan, rasa cipta dan karsa, sistem nilai (value system), cara pandang (attitude) dan perilaku (behavior) yang ia miliki.3 Kesadaran diri yang positif mendorong seseorang untuk mampu menerima kenyataan hidup (self-acceptance) (Brill, 2000), sebab ia dapat mengenali seluruh potensi kekuatan maupun kelemahan dalam dirinya (Thomasson, 2006). Kemampuan untuk menerima seluruh aspek kehidupan akan mendorong munculnya perasaan bermakna (Fridayanti. 2013) dan merasa puas terhadap kehidupannya (Kreuse, 2007, dalam

1

Pius A. Partanto dan M. Dhalan, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya : arkoa, t.t), h. 624

& 685 2

Antonius Atosokhi Gea, dkk, Relasi Dengan Diri Sendiri, (Jakarta : Elek Media Komputindo, 2002), h.7 3 Soemarno Soedarsono, Penyemaian Jati Diri, (Jakarta : Elek Media Komputindo, 2000), h. 96

3

Heintzelman & King, 2014). Kesadaran diri membuat seseorang dapat menghargai dirisendiri (self-esteem). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kesadaran diri (self-awareness) memberi pengaruh terhadap kepuasan hidup dalam diri seseorang.

B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Self Awareness? 2. Apa yang dimaksud dengan Teori Johari Window? 3. Apa saja manfaat dari Self Awareness? C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui pengertian self awareness. 2. Untuk mengetahui Teori Johari Window. 3. Untuk mengetahui manfaat dari Self Awareness.

4

BAB II PEMBAHASAN A. Self Awareness 1. Pengertian Self Awareness Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali perasaan dan mengapa seseorang merasakannya seperti itu dan pengaruh perilaku seseorang terhadap orang lain. Kemampuan tersebut diantaranya; kemampuan menyampaikan secara jelas pikiran dan perasaan seseorang, membela diri dan mempertahankan pendapat (sikap asertif), kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri dan berdiri dengan kaki sendiri (kemandirian), kemampuan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan orang dan menyenangi diri sendiri meskipun seseorang memiliki kelemahan (penghargaan diri), serta kemampuan mewujudkan potensi yang seseorang miliki dan merasa senang (puas) dengan potensi yang seseorang raih di tempat kerja maupun dalam kehidupan pribadi (aktualisasi).4 Para ahli mempunyai pendapat yang beragam tentang kesadaran diri. Diantaranya menurut Mayer seorang ahli psikologi dari University of new Hampshire yang menjadi koformulator teori kecerdasan, berpendapat bahwa kesadaran-diri berarti waspada baik terhadap suasana hati maupun pikiran seseorang tentang suasana hati.5 May

seorang

psikiater

yang

mempelopori

pendekatan

eksistensial yang dikutip oleh Koesworo menjelaskan bahwa kesadaran-diri adalah sebagai kapasitas yang memungkinkan manusia mampu mengamati dirinya sendiri maupun membedakan dirinya dari dunia (orang lain), serta kapasitas yang memungkinkan manusia mampu menempatkan diri di dalam waktu (masa kini, masa lampau, dan masa depan).6

4

Steven J. Stein, and Book, Howard E, Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses, terj. Trinanda Rainy Januarsari dan Yudhi Murtanto, Kaifa, Bandung, 2003, hlm. 39 5 Daniel Goleman, Emotional Intelligence Why it Can Matter More Than IQ, hlm. 64 6 E. Koeswara, Psikologi Eksistensial Suatu Pengantar, PT Eresco, Bandung, 1987, hlm.

5

Goleman, menyebutkan ada tiga kecakapan utama dalam kesadaran diri, yaitu: a. Mengenali emosi; mengenali emosi diri dan pengaruhnya. Orang dengan kecakapan ini akan: 1) Mengetahui emosi makna yang sedang mereka rasakan dan mengapa terjadi. 2) Menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan yang mereka pikirkan. 3) Mengetahui

bagaimana

perasaan

mereka

mempengaruhi

kinerja. 4) Mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai dan sasaran-sasaran mereka. b. Pengakuan diri yang akurat; mengetahui sumber daya batiniah, kemampuan dan keterbatasan ini. Orang dengan kecakapan ini akan: 1) Sadar

tentang

kekuatan-kekuatan

dan

kelemahan-

kelemahannya. 2) Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari pengalaman, terbuka bagi umpan balik yang tulus, perspektif baru, mau terus belajar dan mengembangkan diri. 3) Mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang diri sendiri dengan perspektif yang luas. c. Kepercayaan diri; kesadaran yang kuat tentang harga diri dan kemampuan diri sendiri. Orang dengan kemampuan ini akan: 1) Berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan “keberadaannya”. 2) Berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia berkorban demi kebenaran.

6

3) Tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti. 7 Dari berbagai keterampilan kecerdasan emosional yang paling mendasar adalah penyadaran diri. Karena tanpa menyadari apa yang seseorang rasakan, seseorang tidak akan mampu bertindak dan berpikir tepat sesuai dengan situasi yang ada.8 Kesadaran diri ini juga terkait dengan kemampuan manusia untuk tahan menghadapi cobaan, kemampuan untuk tetap tenang dan berkonsentrasi, tahan menghadapi kejadian yang gawat dan tetap tegar menghadapi konflik. Istilah pengendalian diri sama juga dengan sabar, jika sabar telah tumbuh dalam diri seorang muslim, maka ia dapat dijadikan sebagai sarana untuk mencapai keridhaan Allah. Firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 153: Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. al-Baqarah: 153).9

7

Daniel Goleman, Emotional Intelligence Why it Can Matter More Than IQ, hlm. 42 Anthony Dio Martin, Emotional Quality Management, Refleksi, Revisi dan Revitalisasi Hidup melalui Kekuatan Emosi, Penerbit Arga, Jakarta, 2003, hlm. 190 9 Soenarjo, dkk, Al-Qur’an dan terjemahnya, hlm 38 8

7

2. Bentuk-Bentuk Self Awareness Menurut Baron dan Byne tokoh psikologi sosial, mereka mengatakan bahwa self awareness memiliki beberapa bentuk, diantaranya: a. Self awareness subjektif ialah kemampuan orgasme untuk

membedakan dirinya dari lingkungan fisik dan sosialnya. Seperti seorang siswa yang disadarkan tentang siapa dirinya dan statusnya yang membedakan dirinya dengan orang lain. Ia harus sadar bahwa siapa dia dimata orang-orang di sekitarnya. Dan bagaimana ia harus bersikap yang membuat orang bisa menilai siswa tersebut. b. Self awareness objektif ialah kapasitas orgasme untuk menjadi

objek perhatiannya sendiri, kesadaran akan keadaan pikirannya dan mengetahui bahwa ia tahu dan mengingat bahwa ia ingat. Hal ini berkaitan dengan identitas siswa sendiri sebgai seorang pelajar. Kalau siswa ingat bahwa ia adalah seorang murid, ia akan memfokuskan dirinya dan menempatkan dirinya pula sebagai siswa. Dan mengingat berbagai bentuk hak dan kewajiban yang menjadi tangung jawabnya. c. Self awareness simbolik ialah kemampuan organisme untuk

membentuk sebuah konsep abstrak dari diri melalui bahasa kemampuan ini membuat organisme mampu untuk berkomunikasi. menjalin hubungan, menentukan tujuan mengevaluasi hasil dan membangun sikap yang berhubungan dengan diri dan membelanya terhadap komunikasi yang mengancam. Siswa dalam hal ini lebih di tekankan untuk bisa mengenali dirinya dan harus bisa berfikir jauh tentang dirinya di mata orang lain, siswa dalam hal ini lebih banyak belajar dari sekitarnya, dan lebih penting siswa harus bisa belajar bagaimana bisa menyampaikan sesutau dengan baik kepada orang lain lewat sebuah komunikasi yang baik agar siswa bisa membentuk sebuah hubungan dengan orang lain.10

10

Baron, A Robbert & Donn Byrne, Psikologi social jilid 1. Jakarta: Erlangga 2005

8

3. Karakteristik Dalam Pembentukan Self Awareness Menurut Charles dalam membentuk self awareness dalam diri seseorang dibutuhkan sebuah kerangka kerja yang terdiri dari lima elemen primer, diantaranya: a. Attention pemusatan sumber daya mental ke hal-hal eksternal maupun internal. Kita dapat mengarahkan atensi kita ke peristiwaperistiwa eksteral maupun internal, dan oleh sebab itu, kesadaran pun dapat kita arahkan ke peristiwa eksternal dan internal. b. Wakefulness adalah kontinum dari tidur hingga terjaga. Kesadaran, sebagai suatau kondisi kesiagaan memiliki komponen arousal. Dalam bagiankerangka kerja awareness ini, kesadaran adalah suatu kondisi mental yang dialami seseorang sepanjang kehidupnya. Kesadaran terdiri berbagai level awareness dan esksetasi yang berbeda, dan kita bisa mengubah kondisi kesadaran kita mengunakan berbagai hal. c. Architecture adalah lokasi fisik struktur fisiologis dan prosesproses

yang

menyongkong

berhubungan

dengan

struktur

tersebut

yang

kesadaran. Sebuah konsep dari definitive dari

kesadaran adalah bahwa kesadaran memiliki sejumlah struktur fisiologis (suatu struktur arsitektural). Diasumsikan bahwa kesadaran berpusat di otak dan dapat di definisikan melalui penyelidikan terhadap korelasi naural kesadaran di otak dan dapat diidentifikasikan melalui penyelidikan terhadap korelasi neural kesadaran. d. Recall of knowledge ialah proses pengambilan informasi tentang pribadi yang bersangkutan dengan dunia sekelilingnya. e. Self knowledge adalah pemahaman tentang informasi jati diri pribadi seseorang. Pertama, terdapat pengetahuan fundamental bahwa anda adalah anda.

4. Faktor Pendorong Self Awareness Beberapa faktor yang mendorong kesadaran diri seseorang adalah:

9

a. Kesadaran ketepatan dalam mengelola waktu b. Kesadaran dalam tanggung jawab c. Kesadaran bekerja secara cermat Dari pemaparan ini dapat diambil sebuah pengertian dari self awareness adalah kemampuan untuk mengakui, mengenal perasaan diri, dan juga merupakan syarat agar kita dapat bekerja dengan orag lain secara efektif.11

5. Faktor Penghambat Self Awareness Adapun faktor yang menjadi penghambatnya bagi seseorang untuk memperoleh kesadaran diri ialah akhlak mazmumah (buruk) diantaranya adalah : a. Marah b. Dendam c. Dengki d. Takabur e. Riya’ f. Dusta g. Serakah/rakus h. Buruk sangka i. MalasKikir j. Was-was k. Hilang rasa malu l. Zalim dan bodoh m. Melanggar batas n. Syubhat o. Syahwad12

11 Agus Riyadi dan Hasyim Hasanah, “Pengaruh Kesadaran Diri dan Kematangan Beragama Terhadap Komitmen Organisasi Karyawan RSUD Tugurejo Semarang”. Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 2,No. 1, Hal: 102-112 12 Malikah, “Kesadaran Diri Proses Pembentukan Karakter Islam”. Jurnal Al-Ulum. Vol. 13 No. 1, Juni 2013, hal 129-150

10

B. Teori Johari Window Johari window atau jendela johari merupakan salah satu cara untuk melihat dinamika dari self awareness, yang berkaitan dengan perilaku, perasaan, dan motif kita. Model yang diciptakan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham di tahun 1955 ini berguna untuk mengamati cara kita memahami diri sendiri. Johari

window

adalah

perwujudan

bagaimana

seseorang

berhubungan dengan orang lain yang di gambarkan sebagai sebuah jendela yag terdiri dari matrik 4 sel.

TAHU TENTANG DIRI

TIDAK TAHU TENTANG DIRI

Daerah Public

Daerah Buta

LAIN

(Open Area)

(Blind Area)

TIDAK DIKETAHUI

Daerah Tersembunyi

Unknown Area

DIKETAHUI ORANG

ORANG LAIN

(Hidden Area)

Open area adalah informasi tentang diri kita yang diketahui oleh orang lain seperti nama, jabatan, pangkat, status perkawinan, dll. Area terbuka merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri dan orang lain. Hidden area berisi informasi yang kita tahu tendtang diri kita tapi tertutup bagi orang lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan, keuangan, keluarga, kesehatan, dll. Blind area yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita tidak. Pada daerah ini orang lain tidak mengenal kita sementara kita tahu kemampuan dan potensi kita, bila hal tersebut yang terjadi maka umpan balik dan komunikasi merupakan cara agar kita lebih dikenal orang terutama kemampuan kita, hilangkan rasa tidak percaya diri mulailah

11

terbuka. Misalnya bagaimana cara mengurangi gerogi, bagaimana cara menghadapi dosen A, dll. Unknown area adalah informasi yang orang lain dan juga kita tidak mengetahuinya. Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu akan diri kita bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan. Misalnya ketika pertama kali senang dengan orang lain selain anggota keluarga kita. Kita tidak pernah bisa mengatakan “cinta”. Jendela ini akan mengecil sehubungan kita tumbuh dewasa, mulai mengembangkan diri atau belajar dari pengalaman.13

C. Manfaat Self Awareness Kurangnya kesadaran diri dapat menyebabkan keputusan yang buruk bahkan sampai tergelincirnya karir. Kesadaran diri memungkinkan orang untuk dapat membuat keputusan yang lebih baik. Sebaliknya, kurangnya kesadaran diri dapat menghasilkan keputusan yang mengarah pada konsekuensi negatif. Dalam sebuah studi oleh Center for Creative Leadership, faktor umum tergelincirnya karir adalah “kurangnya potret yang akurat tentang diri.” Mereka yang tidak memiliki kesadaran diri kurang mampu untuk melihat diri mereka secara akurat dan karena itu kurang bisa melakukan perbaikan yang diperlukan untuk perubahan dan perbaikan. Langkah pertama untuk menyadari diri kita sendiri adalah mengakui kelemahan kita, kekuatan, bias, sikap, nilai, dan persepsi. Beberapa cara untuk meningkatkan kesadaran kita adalah menganalisis pengalaman kita sendiri, melihat diri kita melalui mata orang lain, membuka diri, memperoleh pengalaman beragam, dan meningkatkan kecerdasan emosional kita. Dengan begitu, kita akan memperoleh manfaat dari pemahaman diri, yaitu: memahami diri sendiri dalam hubungannya dengan orang lain, mengembangkan dan melaksanakan program perbaikan diri yang sehat, mengatur kehidupan yang sesuai dan tujuan karir, mengembangkan Evhy, F. 2014. “Teori Johari Window”. E-Journal Ilmu Komunikasi. Vol, 5. No. 4, 2017. Hal 134 13

12

hubungan dengan orang lain, memahami nilai keanekaragaman, mengelola orang lain secara efektif, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan kemampuan berkontribusi untuk organisasi, komunitas, dan keluarga.

13

BAB III KESIMPULAN May seorang psikiater yang mempelopori pendekatan eksistensial yang dikutip oleh Koesworo menjelaskan bahwa kesadaran-diri adalah sebagai kapasitas yang memungkinkan manusia mampu mengamati dirinya sendiri maupun membedakan dirinya dari dunia (orang lain), serta kapasitas yang memungkinkan manusia mampu menempatkan diri di dalam waktu (masa kini, masa lampau, dan masa depan). Johari window atau jendela johari merupakan salah satu cara untuk melihat dinamika dari self awareness, yang berkaitan dengan perilaku, perasaan, dan motif kita. Model yang diciptakan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham di tahun 1955 ini berguna untuk mengamati cara kita memahami diri sendiri. Johari window adalah perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang di gambarkan sebagai sebuah jendela yag terdiri dari matrik 4 sel. Dengan memahami kesadaran diri, kita akan memperoleh manfaat dari pemahaman diri, yaitu: memahami diri sendiri dalam hubungannya dengan orang lain, mengembangkan dan melaksanakan program perbaikan diri yang sehat, mengatur kehidupan yang sesuai dan tujuan karir, mengembangkan

hubungan

dengan

orang

lain,

memahami

nilai

keanekaragaman, mengelola orang lain secara efektif, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan kemampuan berkontribusi untuk organisasi, komunitas, dan keluarga.

14

DAFTAR PUSTAKA Agus Riyadi dan Hasyim Hasanah, “Pengaruh Kesadaran Diri dan Kematangan Beragama Terhadap Komitmen Organisasi Karyawan RSUD Tugurejo Semarang”. Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 2,No. 1, hal: 102-112 Antonius Atosokhi Gea, dkk, Relasi Dengan Diri Sendiri, (Jakarta : Elek Media Komputindo, 2002), hal:7 Anthony Dio Martin, Emotional Quality Management, Refleksi, Revisi dan Revitalisasi Hidup melalui Kekuatan Emosi, Penerbit Arga, Jakarta, 2003, hal:190 Baron, A Robbert & Donn Byrne, Psikologi social jilid 1. Jakarta: Erlangga 2005 Daniel Goleman, Emotional Intelligence Why it Can Matter More Than IQ, hal:42-64 E. Koeswara, Psikologi Eksistensial Suatu Pengantar, PT Eresco, Bandung, 1987 Evhy, F. 2014. “Teori Johari Window”. E-Journal Ilmu Komunikasi. Vol, 5. No. 4, 2017. Hal:134 Malikah, “Kesadaran Diri Proses Pembentukan Karakter Islam”. Jurnal AlUlum. Vol. 13 No. 1, Juni 2013, hal:129-150 Soenarjo, dkk, Al-Qur’an dan terjemahnya, hal:38 Steven J. Stein, and Book, Howard E, Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses, terj. Trinanda Rainy Januarsari dan Yudhi Murtanto, Kaifa, Bandung, 2003, hal:39 Soemarno Soedarsono, Penyemaian Jati Diri, (Jakarta : Elek Media Komputindo, 2000), hal:96 Pius A. Partanto dan M. Dhalan, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya : arkoa, t.t), hal: 624 & 685

15

16

Related Documents

Interpersonal
November 2019 51
Interpersonal
August 2019 49
Interpersonal
May 2020 30
Interpersonal Skills
May 2020 27
Interpersonal Communication
November 2019 48

More Documents from "api-3831696"