Kebijakan Ppi Baru

  • Uploaded by: mindaha marlin
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kebijakan Ppi Baru as PDF for free.

More details

  • Words: 1,755
  • Pages: 9
BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Medik 1. Definisi Infeksi saluran kemih adalah : berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. (Soeparman, Sarwono Waspadja : Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI, Jakarta. 1990). 2. Anatomi Fisiologi Saluran kemih terdiri dari ginjal yang terus menerus membentuk urine, dan berbagai saluran dan reservoar yang dibutuhkan untuk membawa urine keluar tubuh. Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terletak di kedua sisi columna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hati. Katup atasnya terletak setinggi costa ke-12, sedangkan katup atas ginjal kiri terletak setinggi costa ke-11. Kedua ureter merupakan saluran yang panjangnya 10 – 12 inchi terbentang dari ginjal sampai kandung kemih. Fungsinya menyalurkan urine ke kandung kemih. Kandung kemih adalah suatu kantung berotot yang dapat mengempis, terletak di belakang symphisis pubis. Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari kandung kemih sampai keluar tubuh. Panjang pada wanita 1,5 inchi dan pada pria 8 inchi. Fungsi-fungsi utama dari kedua ginjal adalah : a. Ultrafiltrasi : membuang volume cairan dari darah sirkulasi, bahan-bahan yang terlarut dalam cairan juga turut terbuang. b. Pengendalian cairan : mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang tepat dalam batas ekskresi yang normal dalam sekresi dan reabsorbsi. c. Keseimbangan asam basa: mempertahankan pada derajat yang asam dan basa normal dengan ekskresi ion H dan pembentukan bicarbonat untuk buffer/penyangga. d. Ekskresi produk sisa : pembuangan langsung produk metabolisme yang terdapat pada filtrat glomerular. e. Mengatur tekanan : mengatur tekanan darah dengan mengendalikan volume sirkulasi dan sekresi urine.

f. Memproduksi eritrosit : erytropoitin yang disekresi oleh ginjal dan merangsang sumsum tulang agar membuat sel-sel eritrosit. g. Mengatur metabolisme : mengaktifkan vitamin D yang diatur oleh kascium fosfat ginjal. Nefron merupakan unit fungsional dari ginjal akan tetapi ginjal terdiri dari lebih kurang satu juta unit nefron. Struktur dari nefron berperan dalam proses pembentukan urine. Terdiri dari glomerulus yang berada di dalam kapsul bowmen, tubulus yang berbelok-belok pada bagian distal dan tubulus-tubulus tempat penampung. Kapsul bowmen dan tubulus yang berbelok-belok berada pada kortek dari ginjal, sedangkan tubuluh henle dan tubulus penampung berada pada bagian medula. Urine dari tubulus penampung yang banyak itu mengalir ke tubulus yang lebih besar yang membentuk piramid pada medula, kemudian urine mengalir ke pelvis renalis. 3. Etiologi. -

Organisme penyebab infeksi saluran kemih adalah bakteri : gram negatif, escherchia coli, klebsiella, proteus, entrobacteri, pseudomonas.

-

Urine refluk.

-

Trauma kandung kemih.

-

Penggunaan instrumen.

-

Hygiene.

-

Hubungan seks yang berlebih.

-

Batu ginjal.

4. Patofisiologi. Infeksi pada saluran kemih bagian bawah yang paling banyak disebabkan oleh mikroorganisme/bakteri yang bersifat gram negatif seperti E. coli, klebsiella proteus, entrobakteri atau pseudomonas. Normalnya mikroorganisme terdapat pada saluran intestinal, tetapi apabila terjadi infeksi pada intestinal maka terjadi responsible tubuh terhadap infeksi, dengan adanya responsible dari tubuh akan memudahkan kuman masuk kandung kemih melalui uretra secara asenden. Apabila terjadi urine statis : kemungkinan akan terjadi refluk dimana urine berbalik ke ureter yang telah terkontaminasi dengan mikroorganisme dan dari ureter ke pelvis ginjal. Apabila terjadi obstruksi pada saluran kemih akan memudahkan berkembang biaknya kuman dan menjadi media yang lebih alkali dan ini dapat terjadi apabila di saluran kemih tersebut terjadi suatu kerusakan. Traktus urenarius normal dapat mengalami dekontaminasi oleh bakteri sebelum bakteri mempunyai kesempatan menyerang selaput lendir dengan perantaraan

urine yang cepat. Mekanisme pertahanan lainnya adalah pengaruh anti bakteri yang dimiliki oleh selaput lendir uretra, bakterisida yang dimiliki cairan prostat pada pria dan sifat-sifat fagositik epitel kandung kemih. 5. Tanda dan Gejala. Infeksi saluran kemih bagian bawah : -

Ketidaknyamanan suprapubik.

-

Nyeri punggung.

-

Spasme kandung kemih.

-

Disuria.

-

Sering berkemih.

-

Dorongan berkemih.

-

Nocturia.

-

Hematuria.

-

Piuria.

-

Urine bau busuk dan keruh.

Infeksi saluran kemih bagian atas : -

Nyeri pinggang.

-

Demam.

-

Anoreksia.

-

Mual dan muntah.

-

Peningkatan suhu.

-

Kekakuan abdominal.

-

Nyeri tekan costa vertebra.

6. Test Diagnostik. -

Darah : ureum, kreatinin.

-

Analisa urine : keruh, piuria, bakteri ++, leukosit ++, sel darah merah ++, pH.

-

Urine kultur dan sensitivitas terhadap mikroorganisme positip.

-

USG.

-

Chystoscopy.

-

BNO-IVP.

7. Terapi dan Pengelolaan Medik. Pengobatan infeksi saluran kemih bertujuan untuk membebaskan saluran kemih dari bakteri dan mencegah atau mengendalikan infeksi berulang, sehingga morbiditasnya dihindarkan atau dikurangi. Dengan demikian tujuan dapat berupa : -

Mencegah atau menghilangkan gejala bakterimia.

-

Mencegah dan mengurangi progresi ke arah gagal ginjal terminal akibat ISK.

-

Mencegah timbulnya ISK.

Metode pengobatan infeksi saluran kemih : -

Pengobatan dosis tunggal, obat diberikan satu kali.

-

Pengobatan jangka pendek, obat diberikan dalam waktu 1 – 2 minggu.

-

Pengobatan jangka panjang, obat diberikan dalam waktu 3 – 4 minggu.

-

Pengobatan protilaktik yaitu dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum tidur dalam waktu 3 – 6 bulan atau lebih.

-

Pemberian Analgetik.

8. Komplikasi. -

Batu ginjal.

-

Retensi urine.

-

Gagal ginjal.

-

Sepsis.

-

Kambuh kembali : 20 – 50 %.

B. Konsep Dasar Keperawatan. 1. Pengkajian. a. Riwayat kesehatan. -

Kaji kebiasaan BAK.

-

Kaji kebiasaan personal higiene.

-

Kaji penyakit-penyakit yang pernah terjadi.

-

Kaji apakah ada trauma pada saluran kemih.

-

Kaji apakah pernah dilakukan tindakan diagnostik seperti kateter, cytoscopic.

b. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan. -

Tidak enak badan, pusing.

-

Nyeri abdomen.

-

Mengeluh, badan lemas dan panas.

-

Suhu meningkat, demam.

c. Pola nutrisi metabolik. -

Mengeluh mual dan muntah.

-

Anoreksia, tidak nafsu makan.

-

Suhu tubuh meningkat, demam.

d. Pola aktivitas dan latihan. -

Suhu tubuh meningkat.

-

Kelemahan fisik.

-

Kekakuan abdominal.

-

Spasme kandung kemih.

e. Pola eliminasi. -

Dorongan berkemih.

-

Berkemih ragu-ragu.

-

Disuria,hematuria.

-

Nocturia.

-

Sering berkemih.

-

Urine keruh.

-

Banyak eritrosit.

f. Pola kognitif dan persepsi sensori. -

Ketidaknyamanan suprapubik.

-

Spasme kandung kemih.

-

Nyeri punggung.

-

Nyeri tekan costa vertebra.

-

Kekakuan abdomen.

2. Diagnosa Keperawatan. a. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi saluran kemih. b. Perubahan pola eliminasi urine : sering berkemih berhubungan dengan infeksi saluran kemih. c. Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. d. Kurang pengetahuan terhadap faktor penyebab infeksi berhubungan dengan kurang informasi. e. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih. 3. Perencanaan. a. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi saluran kemih. Hasil yang diharapkan : -

Nyeri berkurang.

-

Rasa nyaman terpenuhi.

-

Ekspresi wajah dan posisi tubuh tampak relaks.

Rencana tindakan : 1. Observasi tanda-tanda vital tiap 3 - 4 jam. Rasional : Deteksi dini adanaya komplikasi. 2. Kaji tingkat nyeri, intensitas, lokasi, frekuensi, lamanya nyeri. Rasional :

Perubahan lokasi atau intensitas nyeri merupakan indikasi terhadap proses infeksi. 3. Ajarkan dan anjurkan tehnik relaksasi. Rasional : Otot-otot dapat relaks sehingga dapat mengurangi nyeri. 4. Anjurkan pasien minum 8 – 10 gelas per hari jika tidak ada keluhan. Rasional : Mengurangi iritasi pada mukosa uretra. 5. Pemberian obat analgetik. Rasional : Mengurangi nyeri. b. Perubahan pola eliminasi urine : sering berkemih berhubungan dengan infeksi saluran kemih. Hasil yang diharapkan : -

Mengembalikan pola eliminasi normal.

-

Infeksi saluran kemih berkurang sampai dengan normal.

Rencana tindakan : 1. Ukur dan catat pengeluaran urine setiap kali berkemih, pertahankan membuat catatan berkemih harian. Rasional : Untuk mengetahui jumlah output urine dan keseimbangan cairan setiap hari. 2. Anjurkan untuk berkemih tiap 2 – 3 jam. Rasional : Untuk mencegah urine statis dan untuk mencegah bertambah infeksi pada kandung kemih akibat urine yang terlalu lama tertahan. 3. Bantu pasien ke kamar kecil, memakai pispot. Rasional : Untuk mengetahui jumlah urine setiap kali berkemih dan untuk mengetahui karakteristik dan warna urine. 4. Palpasi kandung kemih tiap 4 jam untuk mengetahui adanya distensi. Rasional : Distensi yang terlalu lama pada daerah kandung kemih dapat mengakibatkan nyeri pada kandung kemih. 5. Bantu pasien mendapatkan posisi yang nyaman untuk berkemih. Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri saat berkemih dan proses berkemih pasien terasa lampias.

6. Anjurkan pasien menghindari minum kopi, teh, coca cola, dan minuman beralkohol. Rasional : Dapat menimbulkan gejala iritasi. c. Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. Hasil yang diharapkan : -

Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Rencana tidakan : 1. Berikan semangat pada pasien untuk menghabiskan makanan yang disediakan. Rasioanal : Mendorong pasien untuk menghabiskan makanan yang disediakan. 2. Beri makanan porsi kecil tapi sering. Rasional : Meningkatkan toleransi gastrointestinal. 3. Pertahankan kebersihan mulut sebelum makan. Rasional : Mukosa mulut yang bersih meningkatkan selera makan. 4. Kolaborasi untuk pemberian obat antasida. Rasional : Mengurangi mual dengan cara menetralisir asam lambung. d. Kurang pengetahuan terhadap faktor penyebab infeksi berhubungan dengan kurang informasi. Hasil yang diharapkan : -

Pasien mengetahui penyebab dan p[roses p[enyakit, pengobatan serta perawatan dan penanganannya.

Rencana tindakan : 1. Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter per hari. Rasional : Mengurangi adanya iritasi pada mukosa uretra. 2. Anjurkan metode untuk mencegah terulangnya infeksi saluran kemih. Rasional : Agar pasien mengerti pencegahan dari infeksi saluran kemih. a. Kosongkan kandung kemih setiap 4 jam. Rasional : mencegah distensi kandung kemih. b. Jaga daerah perianal tetap kering dan bersih, keringkan dari depan sampai dengan belakang.

Rasional : mencegah perkembangan mikroorganisme. c. Gunakan celanan dalam katun. Rasional : menyerap cairan atau keringat. d. Gunakan celana yang longgar, jangan terlalu ketat. Rasional : memperlancar aliran darah. 3. Anjurkan pasien untuk minum obat antibiotik sampai habis. Rasianal : Antibiotik mengatasi infeksi dan tubuh akan sensitif terhadap antibiotik. e. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih. Hasil yang diharapkan : -

Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi saluran kemih seperti nyeri panggul, nyeri tekan suprapubik, demam, menggigil.

-

Kultur urine negatif terhadap bakteri.

Rencana tindakan : 1. Kaji suhu tubuh tiap 4 dan jika suhu lebih dari 38 0 C. Rasional : Untuk mengkaji pemberian terapi selanjutnya. 2. Perhatikan karakteristik urine dan laporkan jika keruh dan baunya menympang. Rasional : Perdarahan dapat mengindikasikan adanya iritasi. 3. Anjurkan untuk meningkatkan masukan cairan lebih dari 2500 ml per hari. Rasional : Untuk mendorong keluar bakteri. 4. Anjurkan pasien untuk segera berkemih jika ada dorongan berkemih. Rasional : Agar tidak terjadi refluk. 5. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara tuntas setiap kali berkemih. Rasional : Agar tidak sering berkemih. 6. Ajarkan pasien untuk mandi setiap hari dengan sabun anti bakteri. Rasional : Membunuh bakteri yang ada di tubuh. 7. Anjurkan untuk menjaga perianal tetap kering dan bersih.

Rasional : Mencegah mikroorganisme berkembang biak. 8. Ajarkan pada pasien untuk membersihkan perianal dengan gerakan dari depan ke belakang. Rasional : Mencegah mikroorganisme masuk. 9. Kolaborasi untuk periksa urine kultur dan sensitivitas, untuk pemberian obat antibiotik. Rasional : Mengatasi infeksi, mencegah sepsis.

Related Documents

Kebijakan Ppi Baru
August 2019 35
Kebijakan Pelayanan Ppi
October 2019 43
Kebijakan Ppi Baru.docx
August 2019 37
Ppi
May 2020 35
Ppi
May 2020 39
Ppi
May 2020 43

More Documents from ""