Kdm (makalah Bab).docx

  • Uploaded by: Putri Nurcahyani
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kdm (makalah Bab).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,810
  • Pages: 18
1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eliminasi produk sisa pencernaan yang teratur merupakan aspek yangpenting untuk fungsi normal tubuh. Perubahan eliminasi dapat menyebabkanmasalah pada sistem gastrointestinal dan sistem tubuh lainnya. Karena fungsi ususbergantung pada keseimbangan beberapa faktor, pola dan kebiasaan eliminasibervariasi di antara individu.

Eliminasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang esensial dan berperanpenting dalam menentukan kelangsungan hidup manusia. Eliminasi dibutuhkanuntuk mempertahankan homeostatis melalui pembuangan sisa-sisa metabolisme.Secara garis besar, sisa metabolisme tersebut terbagi kedalam dua jenis, yaitusampah yang berasal dari saluran cerna yang dibuang sebagai feses (nondigestiblewaste) serta sampah metabolisme yang dibuang baik bersama feses ataupunmelalui saluran lain seperti urine, CO2, nitrogen dan H2O.

Eliminasi fekal adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisametabolisme berupa feses dan flatus yang berasal dari saluran pencernaan melaluianus. Terdapat dua pusat yang menguasai refleks untuk defekasi, yaitu terletak dimedula dan sumsum tulang belakang. Apabila terjadi rangsangan parasimpatis,sfingter anus bagian dalam akan mengendur dan usus besar menguncup. Refleksdefekasi dirangsang untuk buang air besar kemudian sfingter anus bagian luardiawasi oeh sistem saraf parasimpatis, setiap waktu menguncup atau mengendur.Selama defekasi, berbagai otot lain membantu proses tersebut, seperti otot-otot dinding perut, diafragma, dan otot-otot dasar pelvis (Hidayat, 2006).

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan eliminasi BAB ? 2. Bagaimana peran organ Gastrointestinal dalam eliminasi ? 3. Bagaimana proses eliminasi BAB ?

2

1.3 Tujuan 1. Untukmengetahuipengertianeliminasi BAB. 2. Untukmengetahuiperan organ Gastrointestinal dalam eliminasi. 3. Untukmengetahuiproses eliminasi BAB. 1.4Manfaat 1.Dapatmengetahuipengertianeliminasi BAB. 2. Dapatmengetahuiperan organ Gastrointestinal dalam eliminasi. 3. Dapatmengetahuiproses eliminasi BAB.

3

BAB II PROSEDUR TETAP 2.1 Protap Pemberian Huknah Rendah

PROTAP PEMBERIAN HUKNAH

No. Dokumen:

Tanggal:

No. Revisi:

Ketua Program Studi Keperawatan STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENGERTIAN

TUJUAN

Halaman: Junaidi, S.ST., S.Kep., M.Kes. Memasukkan suatu larutan ke dalam rectum dan kolonsigmoid. Alasannya ialah untuk meninggalkan defekasi dengan stimulasi peristaltic.

a. Merangsang peristaltik usus, sehingga klien dapat buang air besar atau kecil. b. Menggosangkan usus sebagai persiapan bagi tindakan operasi. c. Persiapan tindakan pengobatan.

4

INDIKASI

KONTRAINDIKASI

PERSIAPAN PASIEN

a. Untuk persiapan pemeriksaan radiologi. b. Untuk persiapan operasi. c. Pada ibu yang akan melahirkan.

a. Tumor b. Hemoroid (ambeien)

a. Mengucapkan salam terapeutik b. Memperkenalkan diri c. Menjelaskan pada klien dan keluarga.

PETUGAS

Perawat

PERSIAPAN ALAT

a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.

PROSEDUR PELAKSANAAN

Spuit Gliserin Gliserin dalam tempatnya Bengkok Pengalas Sampiran Sarung tangan Tisu Jeli Pispot Kateter

1. Pintu ditutup / pemasangan sampiran 2. Mencuci tangan 3. Perawat berdiri di sebelah kanan klien dan pasang sarung tangan. 4. Pasang perlak dan pengalas. 5. Pasang selimut mandi sambil pakaian bagian bawah klien. 6. Atur posisi klien sim kiri 7. Sambung selang karet dan klem (tertutup) irigator.

5

8. Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan 9. Gantung irrigator dengan ketinggian 40 – 50 cm dari bokong klien. 10. Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan ke dalam bengkok. 11. Masukkan kanul erekti dan olesi dengan jelly. 12.Masukkan kanul ke anus, klem di buka, masukkan cairan secara perlahan.

2.2 Protap Pemberian Huknah Tinggi

PENUNTUM PRAKTIKUM KDM PEMBERIAN HUKNAH TINGGI

No. Dokumen:

Tanggal:

No. Revisi:

Ketua Program Studi Keperawatan STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Halaman: Junaidi, S.ST., S.Kep., M.Kes.

PENGERTIAN

Suatu tindakan memenuhi kebutuhan eliminasi dengan cara memasukkan cairan hangat melalui anus ke rektum sampai kolon asenden dengan mempergunakan kanul rekti. Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan umum.

TUJUAN

1. Mengosongkan usus untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan, seperti buang air besar selama prosedur operasi dilakukan atau pengosongan sebagai tindakan diagnostik / pembedahan. 2. Merangsang peristaltic sehingga pasien bisa BAB.\ 3. Persiapan tindakan operasi / persalinan/ persiapan pemeriksaan radiologi 4. Memberi rasa nyaman.

6

INDIKASI

PETUGAS

1. 2. 3. 4.

Pasien yang obstipasi Pasien yang akan dioperasi Persiapan tindakan diagnostic misalnya pemeriksaan radiologi. Pasien dengan malaena (tinja yang hitam akibat pendarahan gastrointestinal)

Perawat

a. b. c. d. e.

PERSIAPAN ALAT f. g. h. i.

Handscoen steril Selimut mandi atau kain penutup Perlak dan pengalas bokong Irigator lengkap dengan kanul rekti, selang dan klemnya. Cairan hangat sesuai kebutuhan (misalnya cairan NaCl, air sabun, air biasa). Bengkok Pelicin (vaselin, sylokain, 2% / pelumas larut dalam air) Tiang penggantung irigator Jika perlu sediakan pispot, air pembersih dan kapas cebok/tisu toilet.

A. Tahap Pra - Interaksi 1. Periksa catatan perawatan dan kaji catatan medis pasien. 2. Kaji kebutuhan pasien. 3. Eksplorasi dan validasi perasaan pasien.

PROSEDUR PELAKSANAAN

B. Tahap Orientasi 1. Memberikan salam dan menyapa nama pesien 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan tindakan 3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien 4. Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik pada pasien. C. Tahap Kerja 1. Cuci tangan 2. Atur ruangan, tutup jendela, dan pintu, gunakan sampiran apabila pasien berada di ruangan bangsal umum atau tutup pintu bila pasien berada di ruangan khusus.

7

3. Atur posisi pasien dengan posisi sim miring ke kanan 4. Memasang perlak dan pengalas. 5. Irigator diisi cairan hanagt sesuai dengan suhu badan dan hubungkan kanula usus, kemudian cek aliran dengan membuka kanula dan keluarkan air ke bengkok lalu berikan jeli pada ujung kanula. 6. Memakai sarung tangan. 7. Memasukkan kanula ke dalam rectum ke arah kolon asenden kurang lebih 15 – 20 cm sambil diminta kepada pasien untuk mengambil nafas panjang dan pegang irrigator setinggi 30 cm dari tempat tidur dan buka klem sehingga air mengalir pada rectum sampai pasien menunjukkan keinginan untuk buang air besar. 8. Anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila mau buang air besar dan pasang pispot atau anjurkan ke toilet. Jika pasien tidak mampu ke toilet, bersihkan dengan air sampai bersih dan keringkan dengan tisu. 9. Buka sarung tangan. D. Tahap Terminasi 1. Tanyakan perasaan pasien setelah dilakukan tindakan. 2. Simpulkan hasil prosedur yang dilakukan. 3. Rapikan peralatan dan cuci tangan.

HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Hindari tindakan yang menyebabkan klien malu dan sakit serta tetap menjaga kesopanan. 2. Perhatikan dan catat reaksi yang timbul pada saat dan setelah pemberian huknah.

8

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Eliminasi BAB Buang air besar (biasanya disingkat menjadi BAB) atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan mahkluk hidup. Manusia dapat melakukan buang air besar beberapa kali dalam satu hari atau satu kali dalam beberapa hari. Tetapi bahkan dapat mengalami gangguan yaitu hingga hanya beberapa kali saja dalam satu minggu atau dapat berkali-kali dalam satu hari, biasanya gangguan-gangguan tersebut diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak benar dan jika dibiarkan dapat menjadi masalah yang lebih besar. Gerakan peristaltis dari otot-otot dinding usus besar menggerakkan tinja dari saluran pencernaan menuju ke rektum. Pada rectum terdapat bagian yang membesar (disebutampulla) yang menjadi tempat penampungan tinja sementara. Otot-otot pada dinding rektum yang dipengaruhi oleh sistem saraf sekitarnya dapat membuat suatu rangsangan untuk mengeluarkan tinja keluar tubuh. Jika tindakan pembuangan terus ditahan atau dihambat maka tinja dapat kembali ke usus besar yang menyebabkan air pada tinja kembali diserap, dan tinja menjadi sangat padat. Jika buang air besar tidak dapat dilakukan untuk masa yang agak lama dan tinja terus mengeras, konstipasi dapat terjadi. Sementara, bila ad ainfeksi bakteri atau virus di usus maka secara reflex usus akan mempercepat laju tinja sehingga penyerapan air sedikit. Akibatnya, tinja menjadi lebih encer sehingga perut terasa mulas dan dapat terjadi pembuangan secara tanpa diduga. Keadaan demikian disebut dengan diare. Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang mempunyai kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membuang air besar kira-kira pada waktu yang sama setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya bekerja sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelah pencernaan dimulai maka peristaltik di dalam usus terangsang, merambat ke kolon, dan sisa makanan dari hari kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum mulai bergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam rektum, serentak peristaltic keras terjadi di dalam kolon dan terjadi perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-

9

abdominal bertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma dan otot abdominal, sfinkter anus mengendor dan kerjanya berakhir (Pearce, 2002). Ketika rectum telah penuh, tekanan di

dalam rectum akan terus meningkat dan

menyebabkan rangsangan untuk buang air besar. Tinja akan didorong menuju ke saluran anus. Otot sphincter pada anus akan membuka lubang anus untuk mengeluarkan tinja. Selama buang air besar, otot dada, diafragma, otot dinding abdomen, dan diafragma pelvis menekan saluran cerna. Pernapasan juga akan terhenti sementara ketika paru-paru menekan diafragma dada kebawah untuk member tekanan.

3.2 Peran organ Gastrointestinaldalameliminasi A.

Pengertian

Saluran gastrointestinal (GI) merupakan serangkaian organ muskular berongga yang dilapisi oleh membran mukosa (selaput lendir).Saluran gastrointestinal adalah jalur panjang yang total panjangnya mencapai 23 sampai 26 kaki, yang berjalan dari mulut melalui esofagus, lambung dan usus sampai anus. Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan meliputi tuba muskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ lain seperti gigi, lidah kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pankreas.

B.

Fungsi sistem gastrointestinal

Fungsi utama dari sistem pencernaan adalah menyediakan air, garam, mineral, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrien yang telah dicernna sehingga nustrisi tersebut siap untuk diabsorpsi. Memecahkan partikel makanan ke dalam bentuk molekul yang siap dicerna, mengabsorpsi hasil pencernaan ke dalam darah, dan mengeliminasi makanan yang tidak dicerna. Sistem pencernaan bekerja dari proses mengunyah dan menelan serta proses lainnya yang berperan dalam mengubah makanan ke dalam bentuk yang dipergunakan oleh sel dan membuang sampah metabolisme. Pencernaan ini terjadi secara mekanik dan kimia.

10

A. Mulut Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

B. Tenggorokan ( Faring) Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk. Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.

11

C. Kerongkongan (Esofagus) Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: οiσω, oeso - "membawa", dan έφαγον, phagus - "memakan"). Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi. Esofagus dibagi menjadi tiga bagian: bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka) bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus) serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

D. Lambung Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu : Kardia. Fundus. Antrum. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting : • Lendir Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung. • Asam klorida (HCl) Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

12

• Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).

E. Usus halus (usus kecil) Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum) Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

2. Usus Kosong (jejenum) Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia

13

dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis. Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti "kosong".

3. Usus Penyerapan (illeum) Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

F. Usus Besar (Kolon) Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari : • Kolon asendens (kanan) • Kolon transversum • Kolon desendens (kiri) • Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum) Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zatzat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

14

G. Usus Buntu (sekum) Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

H. Umbai Cacing (Appendix) Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen). Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum. Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda - bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum. Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik. Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.

I. Rektum dan anus Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali

15

material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

J. Pankreas Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu : • Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan • Pulau pankreas, menghasilkan hormon Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

K. Hati Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia

16

juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

L. Kandung empedu Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu. Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu: • Membantu pencernaan dan penyerapan lemak • Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

3.3 Proses Eliminasi BAB Eliminasi BAB bergantung pada gerakan kolon dan dilatasi sphincter, kedua faktor tersebut di kontrol oleh sistem saraf parasimpatis. Gerakan kolon meliputi 3 gerakan yaitu gerakan mencampur,gerakan peristatis,dan gerakan massa kolon. Gerakan massa kolon ini dengan cepat mendorong feses makanan yang tidak di cerna (feses) dari kolon ke rectum. Begitu ada feses yang sampai kerectum, maka ujung saraf sensoris yang berada pada rectum menjadi regang dan terangsang. Kemudian influs ini di teruskan ke madula spinalis. Setelah itu,implus dikirim ke dua bagian yaitu korteks serebri serta sacral II dan IV,Influs dikirim ke korteks serebri agar individu menyadari keinginan buang air besar.

17

Buang air besar dapat terjadi secara sadar dan tak sadar. Kehilangan kontrol dapat terjadi karena cedera fisik (seperti cedera pada otot sphinter anus), radang, penyerapan air pada usus besar yang kurang (menyebabkan diare, kematian, dan faktor faal dan saraf). Waktu Defekasi (Buang Air Besar) dan jumlah feses sangatlah bersifat individual. Orang dalam keadaan normal,frekuensi buang air besar 1 kali sehari. Tetapi ada pula yang buang air besar 3-4 kali seminggu. Ada yang buang air besar setelah sarapan pagi,ada pula yang malam hari. Pola defekasi individu juga bergantung pada bowel training yang di lakukan pada masa kanak-kanak. Sebagian besarorang memiliki kebiasaan defekasi setelahsarapan pagi karena adanya refleks gastrotolik yang menyebab kan “mass movement” pada usus besar.

18

BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Buang air besar (biasanya disingkat menjadi BAB) atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan mahkluk hidup. Manusia dapat melakukan buang air besar beberapa kali dalam satu hari atau satu kali dalam beberapa hari. Tetapi bahkan dapat mengalami gangguan yaitu hingga hanya beberapa kali saja dalam satu minggu atau dapat berkali-kali dalam satu hari, biasanya gangguan-gangguan tersebut diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak benar dan jika dibiarkan dapat menjadi masalah yang lebih besar. Peran sistem pencernaan saat eliminasi pada BAB dalam melancarkan proses eliminasi sangatlah penting. Tanpa bantuan sistem pencernaan tersebut tubuh tidak dapat mengeluarkan zat–zat sisa hasil metabolism, dan akan menyebabkan penimbunan penyakit dalam tubuh. Sistem pencernaan tersebut biasa disebut dengan sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) yang merupakan sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Dimana saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

Related Documents

Kdm (makalah Bab).docx
October 2019 31
Kdm Laju.docx
May 2020 16
Kdm Psikososial
April 2020 38
Kdm Materi.docx
June 2020 23
Kdm Tuberculosis(tbc)
April 2020 16

More Documents from "Ruslan Muchtar"

Kop Amplop.docx
October 2019 43
Dokumen (1) (3).docx
May 2020 20
Kdm (makalah Bab).docx
October 2019 31
Soal Kelompok.docx
April 2020 28