KATA PENGANTAR Penyakit Japanese encephalitis (JE) adalah penyakit yang endemis di Bali dan beberapa daerah lain di Indonesia. Pada tahun 2001 – 2002 telah dilakukan surveilans JE yang lebih proaktif dan pemeriksaan laboratorium yang lebih akurat di Bali. Surveilans dilaksanakan oleh suatu tim yang terdiri dari Depkes, Dinas Kesehatan Provinsi Bali, RS Sanglah dan RSUD Kabupaten seluruh Bali dengan dukungan finansial dari Korea International Cooperation Agency (KOICA) dan dukungan teknis dari International Vaccine Institute (IVI). Pasien-pasien JE yang berhasil didiagnosa selama surveilans telah menjadi berita utama di media lokal. Karena JE menyerang otak anak dan banyak anak menjadi cacat baik fisik maupun mental maka berita tersebut telah menarik perhatian masyarakat Bali termasuk pihak legislatif (DRPD) Provinsi Bali. Pada saat itu banyak pihak mendesak pemerintah agar segera memberikan imunisasi kepada semua anak di Bali. Dinas Kesehatan Provinsi Bali memberikan tanggapan terhadap desakan masyarakat dengan mengalokasikan dana operasional untuk program imunisasi sedangkan untuk vaksinnya diperoleh hibah dari Pemerintah Korea. Namun pelaksanaan program imunisasi tidak mendapatkan persetujuan Departemen Kesehatan. Depkes minta agar sebelum dilaksanakan program imunisasi hendaknya dilakukan kajian-kajian yang lebih seksama terlebih dahulu, antara lain survei kebijaksanaan penyakit JE di Bali, terutama studi atau analisa costeffectiveness. Penelitian ini dilakukan atas permintaan dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali dengan fokus utama adalah melakukan cost-effectiveness analysis (CEA) program imunisasi JE di Bali melalui kontrak penelitian tanggal 18 September 2003 antara Dinas Kesehatan sebagai pihak pertama (No. 443.32/5678) dan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat serta Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (No.322a/214.22/PP.03.07/2003) sebagai pihak kedua. Terlaksananya penelitian ini mulai perencanaan sampai dengan penulisan laporan hasil penelitian adalah berkat dukungan dari berbagai pihak baik lembaga maupun individual. Kami mengucapkan terima kasih kepada sejumlah lembaga yang telah berkenan memberikan kontribusi pada saat diskusi roundtable yaitu staf Direktorat Zoonosis dan Direktorat Epim Kesmas Ditjen PPM PL Depkes RI, PT. Bio Farma Bandung, Balai POM Bali, Ikatan Dokter Anak Bali dan Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Kami juga menyampaikan terima kasih yang tulus kepada DR. Mardiati Nadjib, DR. Djoti Atmodjo, Dr. Laksono Trisnantoro, PhD, Dr. Wei Liu, MPH, Prof. Dr. Zhi-yi Xu dan Brad Otto atas segala masukan dan bantuannya. Terima kasih juga kami sampaikan kepada para bidan desa, semua puskesmas di Bali dan para pembantu peneliti atas bantuan dan dedikasinya sehingga penelitian ini bisa berjalan dengan baik. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada para peserta focus group discussion dan semua orang tua pasien JE yang telah memberikan informasi yang amat bermanfaat kepada tim peneliti sehingga penelitian bisa selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Denpasar, tanggal tahun Tim Peneliti