MERENCANAKAN DAN LANGKAH MENERAPKAN KBK “KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI” UNTUK MENJADI GURU PROFESIONAL “Sebuah karya tulis sederhana disusun dan diajukan kepada Panitia Semiloka Tri Komponen Bandung Timur sebagai salah satu syarat memperoleh sertifikat peserta”
Oleh : Achmad Koswara S.Ag Pembelajar dari : TB/TK A Ba Ta Tsa Darul Ulum Komp. Tamansari Bukit Bandung Dan Madrasah Interaktif Miftahul Huda (MIMHa) Karang Pamulang Cikadut Bandung
BANDUNG 4 MEI 2005
Achmad Koswara, S.Ag. “ Makalah KBK dan Profesionalitas Guru “
1
SEBUAH PEMBAHASAN MERENCANAKAN DAN LANGKAH MENERAPKAN KBK “KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI” UNTUK MENJADI GURU PROFESIONAL A. Pendahuluan Bismillah. Berangkat dari judul diatas penulis sadar betul bahwa tulisan ini berangkat dari diri penulis sendiri yang karena Qodho dan Qodar
Alloh
Swt
berada
dalam
:Lingkungan pendidikan.
satu
tempat
berharga
yaitu
Tentunya ini bukan sebuah pilihan
keterpaksaan tetapi amanah Alloh yang teramat mulia yang mesti dijalankan secara profesional. Penulis sadar betul bahwa penulis bukan seorang profesional tetapi insya Alloh memiliki niat yang kuat untuk menjadi orang profesional di jalur pendidikan. Penulis susun tulisan ini bukan bermaksud menggurui tetapi lebih kepada ajakan rekan pembaca untuk mau membuka diri bersama penulis menuju propesionalitas guru. Selebihnya penulis akui bahwa tulisan ini adalah bagian dari persyaratan semiloka yang penulis ikuti sekarang. Lebih dari itu suka atau tidak, formil atau bukan, kita mesti tahu bahwa kita ini adalah seorang guru. Guru untuk diri sendiri, keluarga, anak didik dan lingkungan serta agama kita. Untuk itu jika terdapat suatu hal yang kurang berkenan bagi para pembaca di dalam tulisan ini penulis memohon maaf setulus – tulusnya. PERTAMA KBK DAN GURU PROPESIONAL Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
yang sedang intensif
disosialisasikan pada seluruh level pendidikan dan tahun-tahun ini merupakan
starting
point
utamanya,
merupakan
suatu
karya
pengembangan mutu pendidikan nasional, serta dapat mengatasi berbagai
kelemahan
sistem
penyelengggaraan
pendidikan
yang
pernah dan sedang terajadi di Indonesia perlu disambut baik. Alasan mendasarnya
adalah
kurikulum
merupakan
pasword
Achmad Koswara, S.Ag. “ Makalah KBK dan Profesionalitas Guru “
dalam
2
mewujudkan
semua
impian
pembangunan
pendidikan
dan
pembangunan lainnya. Kurikulum atau yang dulu dikenal dengan GBPP (Garis Besar Program Pengajaran)
adalah sebuah bentuk rancang bangun dari
sebuah rangkaian program selama periode waktu tertentu guna memaksimalkan hasil dari materi pokok yang direncanakan dengan kondisi objektif anak didik di lapangan. Dengan adanya kurikulum sedikit banyak dapat membantu para penggelola dan staf pengajar untuk lebih terarah dan terencana dalam merealisasikan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) sehingga guru tidak kehilangan esensinya tetapi justru harus terjadi penajaman esensi. Maka peran guru menjadi titik sentralnya. Berbicara tentang peran guru (Teacher roles) sebagai ujung tombak
pelaksanaan
KBK,
maka
muncul
satu
pertanyaan
“Bagaimanakah peran guru sesunggguhnya dalam sistem kurikulum, lebih spesifik dalam sistem pembelajaran ?” Agak sulit memang mencari jawaban tepat, karena guru berada pada sistem yang dinamis. Patutlah kita bersyukur karena titik terang KBK dapat memenuhi harapan, karena secara filosofis KBK atau kurikulum 2004 dirancang untuk
memiliki
kemampuan
dalam
mengakomodasi
berbagai
perbedaan dan untuk mampu menanggapi serta memadukan berbagai kepentingan dan keragaman (Budaya, etnik, agama, gender, potensi, sosial-ekonomi, geografis, hukum dll). Beberapa ciri dasarnya, antara lain beralihnya sifat sentralistik ke desantralistik, adanya komite sekolah, dewan sekolah dll. Dibutuhkan
guru
yang
“Memadai”
untuk
mampu
menterjemahkan KBK dan mengimplementasikannya dalam praktekpraktek pembelajaran diseluruh level sekolah secara efektif. Mengapa guru? karena berdasarkan hasil-hasil penelitian bahwa efek guru terhadap
kemampuan
belajar
siswa
sangat
signifikan.
Dengan
demikian, jika KBK ingin sukses, maka harus kurikulum tersebut “mutlak” difasilitasi oleh guru-guru yang kompeten, dengan kata lain profesional. Untuk menjadi guru profesional tentunya mesti ada suatu proses tahapan yang dilalui oleh seorang guru sehingga mutu guru secara umum
dapat
menampilkan
kompetensi
mendasarnya
(Core
Competences Teacher), sehingga dengan proses menuju profesional secara
bertahap
seorang
guru
bisa
lebih
fleksibel
Achmad Koswara, S.Ag. “ Makalah KBK dan Profesionalitas Guru “
mengetahui
3
kompetensi arah kemampuan dirinya dari hasil totalitas dedikasinya di lapangan selain tentunya giat mengikuti kajian sumber ilmu yang sesuai dengan bidang garapannya. Mengingat secara filosofis, bahwa KBK menjunjung keragaman dibandingkan keseragaman, maka seorang guru yang mengarah ke profesional mesti mengetahui parameter atau standar yang dijadikan rujukan
pengembangan
profesi
guru.
Standar
tersebut
dapat
menjadikan guru tahu tentang: Base line, dasar accountability dan rambu-rambu penjamin mutu bagi masyarakat. Guru yang baik tentunya menyadari betul bahwa dia harus membawa perubahan pada dirinya, anak didiknya dan lingkungannya. Dalam hal ini seorang guru diharuskan memiliki kompetensi mendasar guru atau sering dikenal dengan SKG (Standar Kompetensi Guru), apa itu SKG ? yaitu, perangkat utuh kemampuan seorang guru untuk mengemban
dan
melaksanakan
tugas
dalam
bidang
keguruan.
Rumpun dan tataran kompetensi mendasar guru dalam sistem pendidikan
Indonesia
terus-menerus
mengalami
penajaman
kompetensi dan disesuaikan dengan tuntutan kurikulum yang akan dan sedang diberlakukan, termasuk kurikulum 2004. Terdapat 4 (empat) rumpun kompetensi mendasar bagi guru agar dapat melaksanakan kurikulum, yaitu : ☺ 1. Penguasaan bidang study. Meliputi 2 aspek utama, yaitu : 1.1Pengguasaan disiplin ilmu (Berkaitan dengan substansi dan metodologi dasar keilmuan dari bidang studi yang diajarkan) 2.1 Penguasaan
kurikuler
(Berhubungan
dengan
pemilihan,
penataan, pengemasan dan representasi materi bidang studi sesuai denggan kebutuhan subyek belajar). ☺ 2. Pemahaman tentang peserta didik. Maksudnya pemahaman kondisi awal dan akhir siswa sebagai sasaran, sehingga guru betul betul berorientasi pada layanan yang dibutuhkan
peserta
didik.
Tiga
hal
utama
dalam
lingkup
pemahaman atas peserta didik yang perlu diketahui guru, yaitu : 2.1. Pemahaman terhadap siswa sebagai pribadi yang unik dengan segenap
kelebihan, kekurangan dan kebutuhannya.
2.2.Pemahaman terhadap lingkungan keluarga dan sosial budaya masyarakat tempat siswa tumbuh kembang.
Achmad Koswara, S.Ag. “ Makalah KBK dan Profesionalitas Guru “
4
2.3
Pemahaman
terhadap
kemajemukan
masyarakat
besar
Indonesia dan dunia (Multikulurism) ☺ 3. Penguasaan pembelajaran yang mendidik. Maksudnya adalah, kemampuan pengelolaan pembelajaran yang mendidik
dan
berorientasi
merencanakan,
kepada
melaksanakan
siswa,
serta
tercermin
dalam:
mengevaluasi
dan
memanfaatkan hasil evaluasi pembelajaran secara dinamis untuk membentuk kompetensi (capabilities building) siswa seperti yang dikehendaki. ☺ 4. Pengembangan kepribadian dan kepropesionalan. Kompetensi ini mencerminkan kemampuan propesionalitas guru untuk
dapat
mengetahui,
mengukur
dan
mengembang-
mutakhirkan kemampuannya secara mandiri.
KEDUA MERENCANAKAN DAN LANGKAH MENERAPKAN KBK “KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI” UNTUK MENJADI GURU PROFESIONAL . Mengutip ulang filosofis KBK atau kurikulum 2004 yangg telah dibahas diatas yaitu KBK dirancang untuk memiliki kemampuan dalam mengakomodasi berbagai perbedaan dan untuk mampu menanggapi serta memadukan berbagai kepentingan dan keragaman (Budaya, etnik, agama, gender, potensi, sosial-ekonomi, geografis, hukum dll) Maka dalam perencanaan dan langkah penerapannya harus mengarah kepada belajar yang menyenangkan (Joyfull Learning) yaitu, pembelajaran yang dapat menghadirkan situasi dan kondisi yang mengundang anak didik dengan sukarela melakukan tindak belajar. Ibu Renni Kusnaeni salah seorang pemateri pada acara semiloka aplikasi belajar KBK berkualitas dan menyenangkan yangg
diselenggarakan
oleh
TRI
Komponen
Pendidikan
Bandung Timur tanggal 3 Mei 2005, dimana beliau mengutip ungkapan dari Ibu Maria Montesorri yang mengungkapkan: “Perilaku anak yang tampaknya “Cuma” berlari kian kemari, menyentuh, memegang dan mengamati bahkan “merusak” benda-benda yang menarik baginya, sebenarnya merupakan gaya belajar mereka yang khas. Jadi biarkan anak melakukannya sendiri”
Achmad Koswara, S.Ag. “ Makalah KBK dan Profesionalitas Guru “
5
Salah satu cara mengarahkan peserta didik kepada belajar yang menyenangkan (Joyfull Learning) maka kata “belajar” kita kemas dengan kata “bermain”. Bermain atau permainan dalam belajar adalah suatu proses yang berusaha membantu siswa menurunkan tingkat keterpaksaan
dalam
mendapatkan
suatu
informasi
ilmu.
Suatu
permainan adalah suatu kegiatan yang begitu kita dengar sudah menggambarkan permainan
suatu
semua
permainannya
dan
yang
peserta
menyenangkan.
aktif
aturannya.
sekaligus
Ciri-ciri
dari
Dimana
dalam
konsentrasi
dalam
permainan
adalah
melibatkan semua indra, mempunyai aturan (role) dan menyenangkan. Salah satu metode atau model pembelajaran yang dapat diadaptasikan dalam permainan, yaitu : 1. Permainan peran (Role play) 2. Permainan simulasi (Simulation games) 3. Permainan biasa (Games) KETIGA CONTOH MODEL RENCANA PEMBELAJARAN
RENCANA PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Huda Mata Pelajaran : Pengetahuan Sosial (PS) Pokok Bahasan : Kedudukan dan Peran Keluarga Agenda Tanggal : 21 Maret 2005 (Senin) Pertemuan ke : 19 Kelas/Semester : 3 / II Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit A. Standar Kompetensi Kemampuan memahami : 1. 2. 3. 4.
Kronologis peristiwa penting dalam keluarga Kedudukan dan peran anggota keluarga Aturan dan kerja sama di lingkungan Kegiatan dalam pemenuhan hak dan kewajiban sebagai individu dalam masyarakat 5. Kenampakkan lingkungan B. Kompetensi Dasar Kemampuan memahami denah dan pemanfaatannya.
Achmad Koswara, S.Ag. “ Makalah KBK dan Profesionalitas Guru “
6
C. Skenario Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Inti
Penutup
Langkah kegiatan Berdo’a Apersepsi “Menanyakan tugas dari guru pengganti” Membagi siswa menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok diberi tugas bermain “Kotak Kelompok” Kotak kelompok terdiri dari gambaran ruangan sekolah Siswa mendapat instruksi guru untuk mencari : Ruangan yang dimaksud, arah mata angin, dan nama ruangannya Guru memberikan penguatan/penegasan materi yang baru saja dibahas Menugaskan kelompok siswa menjelaskan denah sekolah MIMHa
Wakt u 8’ 55’
7’
D. Media / Sumber Bahan Buku pelajaran PS terbitan : LKS, SPK dan Erlangga E. Evaluasi (Melalui lembar pengamatan) N o
Kelomp ok
1
Ruanga n Pagar Pohon Mesjid
2 3 4
Ketepatan
Ket. Nilai : A. (Memuaskan) (Kurang)
Unsur Penilaian Keaktifan Kerjasam a
B. (Baik)
Emosi
C. (Cukup)D.
B. Penutup Demikian tulisan ini saya susun semoga bermanfaat bagi rekan guru serta pembaca makalah ini. Dan makalah ini khusus saya persembahkan untuk : 1. As-shalihah Atin Nurhayati yang setia dengan dorongan do’anya. 2. Ar-Rois Mujaddidul Islam Huda Al-Hadits putra tercinta yang sholeh 3. Kakanda Hj. Widayati Nurbudiman, SE 4. Ust. Agus Awaludin dan Ua Asri dengan dukungan semangatnya 5. Rekan pembelajar di A Ba Ta Tsa dan MIMHa
Achmad Koswara, S.Ag. “ Makalah KBK dan Profesionalitas Guru “
7
6. Rekan Panitia dan peserta semiloka yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu 7. Pihak-pihak lain yang juga tidak bisa saya sebutkan satu persatu Bandung, 4 Mei 2005 Penulis
Achmad Koswara, S.Ag. “ Makalah KBK dan Profesionalitas Guru “
8