Kartun

  • Uploaded by: Mahfuz Budi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kartun as PDF for free.

More details

  • Words: 9,665
  • Pages: 25
Islam Agamaku, Allah Tuhanku, Muhammad Rasulku (Bantahan atas Tulisan Islam : Sebagai Antitesis Agama) Oleh : [email protected] Kartun-kartun yang tak relevan Menarik sekali membaca tulisan sarjana teknik EENS berjudul Islam sebagai Antitesis Agama yang saya peroleh melalui Scribd. Sebenarnya karya Anda bisa menjadi lebih menarik lagi kalau tidak disertai karikatur yang tidak ada hubungannya dengan tulisan Anda sendiri. Karikatur pertama dari The Christian Science Monitor (TCSM) menunjukkan seorang bersenjata yang shalat dengan membelakangi kiblat, sementara saudarasaudaranya seagama yang ada di kiri kanan dan muka belakangnya justru shalat ke arah yang seharusnya. Artinya, ada satu (gelintir) umat Islam yang bertindak justru bertolak belakang dari ajaran agamanya di tengah banyak (gelintir) umat Islam lain yang masih lurus dalam menjalankan agamanya. Tidak ada yang dapat saya ungkapkan kecuali ucapan terima kasih kepada Anda dan TCSM yang dengan jernih mampu memahami bahwa si pria bersenjata benar-benar bagian minoritas dari umat Islam yang tersesat dan tak mampu memahami ajaran Islam yang sebenarnya. Karikatur kedua tentang pidato Paus Benediktus XVI yang, maaf, saya sendiri tidak tahu persis seperti apa bunyi lengkapnya, tapi kira-kira kalau dilihat dari gambarnya, telah menyulut kemarahan umat Islam, dan membuat Paus menyampaikan maaf. Karikatur ketiga tentang seorang pria dengan kain ditutupkan ke wajah dan kepalanya menebas tangan kartunis. Dalam kenyataannya tak ada kartunis yang dipotong tangannya meskipun ia telah menghina Nabi Muhammad (bukan Muhamat!). Sepelekah jika Nabi yang dimuliakan umat Islam dilecehkan oleh seorang kartunis? Pandangan saya pribadi : ya, sepele. Sebab kehormatan dan kemuliaan Nabi Muhammad sedikit pun tidak berkurang karenanya. Dalam hal ini saya menilai umat Islam memang terlalu reaktif. Begitu saja kok marah. Kalau saya jadi kartunis di media, yang akan saya lakukan sederhana saja. Saya akan buat pula gambar Paus dengan visual pelecehan yang sama. Impas kan? Karikatur keempat cuma pengulangan dari karikatur ketiga, dan si radikal muslim marah-marah karena Nabi yang sangat dihormatinya dihina. Karikatur kelima juga terkait dengan kartun Nabi, dan yang digambarkan disitu adalah persiapan nuklir Iran. Iran ya Iran, Islam ya Islam. Jadi apa hubungannya, ya? Karikatur terakhir seorang ekstremis (pembom bunuh diri maksudnya, ya?) digambarkan menyerang yang ada salib-salibnya. Apa iya ada kisah nyata seperti itu? Sepanjang yang kita ketahui, pembom bunuh diri ada di sejumlah negara yang sedang dilanda perang, dan namanya juga perang, mereka membalas dengan melakukan serangan bunuh diri. Cuma apa ada ya, pastor atau yang pakai-pakai salib yang diserang dengan sengaja dengan metode itu? Yang diserang biasanya kelompok yang dinilai sebagai lawannya, dan umumnya militer. Kalau ada yang pakai-pakai salib terbunuh bukan karena dia pakai salib, tapi karena dia kebetulan ada di lokasi target serangan. Apa bedanya dengan tentara Israel menyerang Hamas, dan sejumlah bocah-bocah yang sedang lucu-lucunya ikut terbunuh. Atau tentara Israel memang sengaja membunuhi bayibayi dan anak-anak kecil itu? Kan, nggak?!

Setelah membahas kartun saya ingin membahas tulisan Anda yang sangat bernas. Seperti apa Anda menulis, seperti itu jugalah saya membahasnya. Saya kutipkan pengantar Anda : “Salah satu keuntungan hidup di masyarakat yang heterogen adalah kita punya kesempatan untuk mengenal banyak iman kepercayaan lain dan punya kesempatan untuk memilih. Kondisi heterogen ini juga yang membuat saya tertarik untuk mengenal berbagai ajaran agama dengan tujuan agar dapat menentukan pilihan yang tepat. Tentu pada akhirnya saya harus memilih satu jalan. Itu berarti saya harus menolak jalan-jalan yang lain. Tidak hanya itu, saya juga harus mampu mempertanggungjawabkan secara dewasa mengapa saya memilih satu jalan dan menolak banyak jalan yang lain. Pengalaman hidup dan berbagai pergolakan iman akhirnya menuntun saya memilih Katolik sebagai jalan kebenaran yang saya yakini.” Di sini terlihat kita berangkat dari titik tolak berbeda. Saya beruntung tak pernah mengalami pergolakan iman, dan beruntung tak perlu bingung-bingung memilih sebab orang tua saya sudah memilihkan Islam sebagai agama buat saya. Saya ikuti pilihan mereka, dan setelah dewasa saya pelajari agama saya dengan lebih intens, dan kemudian saya sadar betapa tepatnya pilihan mereka. Islam memberikan ketenangan kepada saya, jiwa dan raga. Klaim Anda bahwa Katolik agama universal tidak akan saya gunakan di sini, sebab bagi kami umat Islam, agama universal itu, ya, Islam. Jadi daripada membingungkan, dalam jawaban ini Katolik disebut Katolik, Islam disebut Islam. Penciptaan Iblis “Dalam teologi Yudeo-Kristian, Tuhan yang Maha Baik tidak mungkin menciptakan iblis sejak semula. Tuhan hanya menciptakan para malaikat. Ini berbeda kontras dengan teologi Islam yang mengatakan bahwa iblis diciptakan dari api, dengan demikian Islam mengakui bahwa Tuhan sendirilah yang menciptakan iblis.Atau dengan kata lain Tuhan sendiri yang telah menciptakan sumber segala kejahatan.” Begitulah yang Anda sebut. Bukan main! Tapi Anda setengah benar. Berangkat dari penuturan Anda selanjutnya, kita dapat menyimpulkan bahwa dalam ajaran agama Katolik, iblis itu awalnya adalah malaikat yang sok pintar lalu memberontak. “Malaikat pemberontak ini kehilangan segala kekudusan dan kemuliaan sebagai malaikat lalu berubah menjadi iblis dan dibuang dari surga”, begitu Anda tulis. Pertanyaannya, sebelum Lucifer jadi iblis, dia adalah malaikat. Yang menciptakannya sebagai malaikat, siapa ya? Yang membuatnya bisa punya pikiran “sok pintar” siapa? Atau, apakah mungkin Tuhan menciptakan zat atau wujud malaikat saja, tapi pikirannya tidak? Pikiran malaikat tercipta begitu saja? Mari kita bandingkan kisah yang sama dalam al-Qur’an :

Dan ingatlah ketika Allah berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada Allah, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.(Q.S. 18 : 50). Jelas, Allah sebagai Khalik (Pencipta) menciptakan makhluk (yang diciptakan). Makhluk ada yang halus dan ada yang kasar.1 Makhluk halus adalah jin dan malaikat. Makhluk kasar adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Jadi yang diciptakan Allah saat itu ada dua : jin dan malaikat. Lalu Allah menciptakan Adam, makhluk bertubuh kasar pertama yang Dia canangkan sebagai makhluk terbaik dan termulia yang Dia ciptakan. Lalu dua makhluk pertama, yaitu jin dan malaikat Dia perintahkan bersujud kepada Adam. Kalimat aslinya dalam ayat al-Qur’an itu adalah fasajadu (bersujud) dan jangan ditafsirkan menyembah. Ini kurang lebih sama dengan tradisi sungkem kepada orang tua bagi masyarakat Jawa. Sungkem bukan berarti menyembah orang tua tapi sebagai manifestasi rasa hormat kepada mereka. Ternyata ada di antara jin yang menolak perintah bersujud itu Itulah Iblis. Secara prinsip kisahnya sama. Bedanya hanyalah iblis dalam ajaran Katolik awalnya malaikat, sedang iblis dalam ajaran Islam awalnya, dan seterusnya, adalah jin. Tuhan menciptakan sumber segala kejahatan? Benar, cuma tidak lengkap. Yang lengkap ialah Tuhan menciptakan sumber segala kejahatan dan sumber segala kebaikan, lalu kita manusia dikarunia akal dan dengan akal itu kita memilih : mau kejahatan atau mau kebaikan? Inilah yang paling sesuai dengan kenyataan, bahwa manusia di dunia, terlepas dari apa agamanya, ternyata ada yang memilih jalan kejahatan dan ada yang memilih jalan kebaikan. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (Q.S. 90 : 10). Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus, dan di antara jalan-jalan ada yang bengkok. Dan jikalau Dia menghendaki, tentulah Dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar). (Q.S.16 : 9) Dalam ajaran Islam, semua yang ada di langit dan di bumi, apa pun itu, adalah ciptaan-Nya. Iblis pun ciptaan-Nya. Tugasnya (baca : takdirnya) pada akhirnya menguji keimanan jin dan manusia, sebab kalau Allah mau Dia bisa saja jadikan semuanya baikbaik saja, lalu semuanya mati dan masuk surga. Selesai. Ternyata tidak, sebab “Sesungguhnya Allah telah menjadikan (=menciptakan kan?) setan-setan itu sebagai pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman” (Q.S. 7 : 27). Lagi-lagi pertanyaannya : Menurut iman Katolik, yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya—yang baik dan yang jahat—siapa? Apa iya Tuhan menciptakan yang baik –baik saja, lalu yang jahat tercipta sendiri? Kalau begitu apa fungsi akal manusia dalam iman Katolik? Dalam Islam, akal manusia berfungsi untuk memilih. Manusia bebas memilih mau berbuat baik atau mau berbuat jahat. Tetapi setiap perbuatan ada konsekuensinya. Allah sudah tentukan aturan-aturan kehidupan manusia dalam kitab suci-Nya, dan sudah tentukan pula konsekuensi-konsekuensi dari setiap tindakan, baik semasa di dunia, apalagi setelah di akhirat kelak. 1

Halus dan kasar dalam pengertian fisiknya.

Kejatuhan Manusia Tentang kejatuhan manusia yang Anda sampaikan, dimana Adam dan Hawa ditipu iblis lalu dikeluarkan dari Firdaus, tak perlu saya tanggapi sebab kisahnya sama saja dengan yang ada dalam Al-Qur’an. Karena sama, : “berarti Al-Qur’an telah mencomot ajaran-ajaran para nabi sebelumnya sehingga dapat mengklaim dirinya sebagai pembawa dan pelurus seluruh ajaran para nabi, sekaligus penutup rangkaian kitab suci para nabi. Kalau jaman sekarang tindakan semacam ini sudah dikategorikan sebagai pembajakan, yaitu sebuah tindakan kriminal yang layak mendapat hukuman.” Begitulah Anda dengan sarkastis menulis. Anda faham apa yang disebut pembajakan? Jika Anda kutip sana-sini dalam tulisan Anda lalu tidak buat catatan kaki dan mengklaim kutipan-kutipan itu bersumber dari pemikiran orisinal Anda, berarti Anda pembajak. Plagiat! Al-Qur’an kitab plagiat? Bisa saja kalau di dalam Al-Qur’an itu ada isi kitab-kitab suci sebelumnya yang diturunkan Tuhan yang juga menurunkan Al-Qur’an, dan bilang ini murni ide Al-Qur’an. Nyatanya, Al-Qur’an menegaskan dan mengakui bahwa di dalam Al-Qur’an itu terdapat isi kitab-kitab yang lurus.(Q.S. 98 : 3). Umat Islam wajib mengimani kitab-kitab yang lurus, yaitu Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an. Jika ada umat Islam yang cuma iman kepada Al-Qur’an dan menafikan tiga kitab pendahulunya berarti ingkar (kafir). Ini dogma Islam yang disandarkan kepada pengakuan bahwa keempat kitab suci tersebut Pengarang-nya adalah Yang Satu. Jadi wajar saja isinya banyak yang sama, lha, Sumber-nya Yang Satu, kok. Untuk itu tolong Anda tunjukkan dulu kitab Taurat, Zabur, dan Injil yang asli sebagaimana yang diturunkan Allah, agar kita bisa download dari Scribd. Ingat, yang asli, dan bukan penafsiran-penafsiran terhadap kitab-kitab tersebut. Kalau tafsir Al-Qur’an banyak, dan namanya juga tafsir, isinya tergantung kemampuan yang menafsirkan. Artinya tafsir Al-Qur’an bisa benar dan bisa salah. Kalau salah, ya kesalahan penafsirnya, bukan kesalahan Al-Qur’an-nya. Dalam hal ini harus dibedakan antara Al-Qur’an karya Allah dan aneka Tafsir Al-Qur’an karya manusia. Tafsir beda pula dengan Terjemah. Kalau terjemah Al-Qur’an berarti arti ayat-ayatnya dalam bahasa lain; isinya cuma arti secara harfiah. Bisakah kita memperoleh Injil dengan cara yang sama? Umat Islam secara politis terpecah dua menjadi Sunni dan Syi’ah, dan keduanya punya penafsiran yang berbeda terhadap isi Al-Qur’an. Tetapi Al-Qur’an-nya sendiri sama, tak beda satu huruf pun. Tapi penafsiran manusianya terhadap apa yang dimaksud dalam ayat-ayatnya tidak sama. Sekarang, sekali lagi, tolong Anda tunjukkan kepada kami umat Islam, Injil yang diimani umat Katolik, Injil yang diimani umat Kristen Protestan, kemudian terjemahan keduanya, lalu tafsir dari pakar masing-masing. Masih menyangkut kejatuhan manusia, Anda menyatakan : “Akibat dari tipu daya iblis dan ketidaktaatannya pada Tuhan, manusia akhirnya kehilangan martabatnya sebagai citra Tuhan dan harus diusir dari taman Eden (Firdaus). Inilah dosa asal yang terus-menerus menjadi bagian dari peradaban manusia sampai akhirnya (menurut kristianitas) nanti dipulihkan kembali oleh

Yesus Kristus melalui penebusan salibNya. Teologi Islam memandang kejatuhan Adam ini jauh berbeda, seolah-olah ini sekedar dosa biasa yang cukup diselesaikan dengan permohonan ampun. Islam tidak menyadari konsekuensi yang amat mendasar dari kejatuhan manusia-manusia pertama ini sehingga Islam menolak ide-ide tentang dosa asal. Padahal konsekuensi dari dosa ini amat besar: manusia kehilangan martabatnya sebagai citra Tuhan dan sekaligus kehilangan kehidupan yang damai, manusia mulai hidup dalam kesusahan dan jatuh ke dalam penderitaan dan dosa-dosa.” Saya tidak tahu, konsekuensi yang yang Anda tulis dalam huruf kursif di atas kalimat Anda atau kalimat kutipan dari sumber lain? Tapi karena tak ada catatan kakinya, saya asumsikan itu asli pemikiran Anda, sebab saya yakin Anda pasti bukan pembajak. Anda benar, Islam menolak ide tentang dosa asal jika itu diartikan sebagai dosa warisan. Maaf, umat Islam tidak terima warisan dosa. Kalau warisan pahala, siapa pula yang akan menolak. Tapi baiklah, agar Anda faham posisi Islam dalam hal ini, saya kutipkan sebuah hadis qudsi yang kami imani : Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata : Rasulullah saw., bersabda : Ketika Allah menciptakan Adam, Dia mengusap punggungnya maka jatuhlah setiap jiwa dari punggungnya. Dialah yang menciptakannya sampai hari kiamat. Dia menjadikan sinar cahaya di antara kedua mata setiap manusia. Kemudian Tuhan menampakkan mereka kepada Adam. Lalu Adam bertanya : "Wahai Tuhanku, siapakah mereka?”. Allah berfirman: "Mereka adalah keturunanmu". Adam heran terhadap kecemerlangan apa yang ada di antara kedua matanya. Ia bertanya : "Wahai Tuhanku, siapakah ini ?". Allah berfirman : "Ini seseorang dari umat yang akhir dari keturunanmu, namanya Daud". Ia berkata : "Berapakah Engkau beri umur ?". Allah berfirman : "Enam puluh tahun". Ia berkata : "Wahai Tuhanku, tambahkanlah 40 tahun dari umurku". Ketlka umur Adam telah habis, datanglah malaikat maut (malaikat pencabut nyawa). Adam menolak dicabut nyawanya. Malaikat berkata : "Bukankah kamu telah memberikannya kepada anakmu Daud ?". ....Lalu Adam menentangnya, maka keturunannya menentang. Adam lupa, maka keturunannya lupa, dan Adam salah maka keturunannya salah". (Hadits di-takhrij oleh At Tirmidzi).2 Filosofi dosa yang Anda tulis memang menarik dan mengesankan, sebab garagara dosa asal Adam-lah manusia kehilangan kehidupan yang damai, mulai hidup dalam kesusahan dan jatuh ke dalam penderitaan dan dosa-dosa. Padahal Adam sudah meminta ampun dan bertaubat, dan taubatnya pun diterima Allah. (Q.S. 2 : 37). Masih pantaskah Anda menyalahkan Adam? Dimanakah salah Adam saat Israel membunuhi anak-anak balita di Palestina? Dimanakah salah Adam saat George Bush yang tamak menyerang Irak untuk menguasai minyaknya sambil berlindung di bawah 2

Achmad Sunarto, Himpunan Hadits Qudsi (T.K., Setia Kawan, 2000).

bendera penegakan HAM? Atau contoh yang saya kira pasti Anda suka : Apa salah Adam saat Hambali cs meledakkan bom (di) Bali? Arti dari filosofi dosa Anda adalah Anda mengingkari sifat Tuhan yang Maha Pengampun dan Maha Pemaaf dan... teruuuuus saja dendam sama Adam. Tuhan saja sudah memaafkannya, kok Anda tidak? Anda bikin dosa, Anda bilang itu gara-gara Adam. Lha, kalau Anda bikin pahala, itu gara-gara siapa? Manusia hidup dalam kesusahan, itu gara-gara Adam. Kalau manusia hidupnya sedang bahagia, itu gara-gara siapa? Kesimpulan saya, Adam itu di mata Anda ya, cuma kambing hitam. “Kamu tidak akan ditanya tentang dosa yang kami perbuat, dan kami pun tidak akan ditanya tentang apa yang kamu perbuat (Q.S. 34 : 25). Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya. (Q.S. 74 : 38). Untuk mengakhiri bagian tentang kejadian manusia ini, sekarang saya pun ingin masuk ke wilayah doktrin keimanan Anda yang sangat sensitif tanpa bermaksud menghina tapi murni karena keingintahuan. Pertanyaan saya sederhana saja : Pada saat Allah mengusir Adam dan Hawa dari Taman Eden, dimanakah Yesus Kristus berada? Pemulihan Kembali Pada pasal tentang Pemulihan Kembali, Anda menulis tentang siapa yang keturunan Ibrahim (Abraham) dan siapa yang bukan. “Dalam Kitab Suci sudah cukup jelas bahwa yang disebut sebagai keturunan Abraham adalah yang berasal dari Ishak, bukan Ismael. Ishak adalah anak perjanjian sedangkan Ismael bukan.” Terserahlah kalau begitu yang ditulis dalam kitab suci Anda. Saya tak berani mengomentari kitab suci yang saya tak pernah baca. Pegangan saya dalam hal ini adalah apa yang disampaikan Al-Qur’an : “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu saling berbantah tentang Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berfikir? (Q.S. 3 : 65). Dari Israel Menjadi Berkat Untuk Semua Bangsa “Setelah melalui penantian dan persiapan yang panjang, akhirnya berkat pamungkas itu muncul berupa inkarnasi Tuhan sendiri dalam diri Yesus Kristus,” begitulah Anda tulis. Saya anggap ini kalimat paling penting yang menegaskan posisi dan status Yesus Kristus sesuai keyakinan Anda. Sayang sekali, saya pun tak bisa mengomentarinya sebab Islam tak mengenal ajaran tentang inkarnasi. Pengetahuan yang saya miliki cuma bisa menyimpulkan inkarnasi Tuhan pastilah bukan Tuhan, sebab Anda pun menulis sesudahnya : ”Melalui kematian di kayu salib Yesus telah menebus dosa-dosa manusia”,

lalu Anda pun menambahkan, “Bagi Agama Universal, ketuhanan Yesus adalah fondasi yang menjadi dasar bagi seluruh ajarannya.” Inilah pengakuan Anda yang paling pas sebenarnya, kalau Anda mau : Yesus Kristus adalah inkarnasi Tuhan. Inkarnasi Tuhan pasti bukan Tuhan, sebab inkarnasi Tuhan itu telah mati di kayu salib. Inilah yang tak masuk di akal kami umat Islam : Masak Tuhan bisa mati? Dan Anda seratus persen benar saat menyatakan lahirlah Islam dengan Alquran yang lengkap dengan misi : penyangkalannya akan ketuhanan Yesus. Cuma Anda pun seratus persen salah saat menyebut, “Dan akhirnya lahirlah Islam dengan Alquran yang lengkap dengan misi utama Iblis: penyangkalannya akan ketuhanan Yesus.” Yakinlah, kalimat inilah yang bisa membuat darah Anda tumpah oleh “teroris” Islam. Anda mau objektif, tapi Anda sendiri terjebak dalam kalimat-kalimat vulgar. Nanti kalau Anda diserang, Anda bilang orang Islam teroris. Tapi Anda sendiri yang cari penyakit. Baru Anda lho, musuh Islam yang saya tahu berani menyebut Tuhan yang diimani umat Islam, yakni Allah, sebagai Iblis. Ingin beken seperti Salman Rushdie, ya? Tuhan kami umat Islam adalah Allah yang Esa. Tapi Anda telah menyebut-Nya sebagai iblis. Mari kita teruskan! Anda pun menulis : “Berkat Tuhan yang tadinya secara eksklusif hadir dalam sejarah bangsa Israel sekarang mulai menyebar dan dibagikan kepada bangsa-bangsa lain melalui sarana yang baru, keturunan Abraham menurut roh, yaitu Gereja.” Darimana logikanya, gereja itu keturunan Abraham menurut roh? Cobalah Anda jelaskan dulu, baik versi Anda, maupun versi kitab suci yang Anda imani. Anda pun menulis : “Setidaknya Islam punya kesempatan untuk mendapat legitimasi sebagai bagian dari agama keturunan Abraham juga. Tidak masalah kalau di Kitab Suci sebelumnya sudah disebutkan bahwa keturunan Abraham adalah yang berasal dari Ishak bukan Ismael, yang penting kalau terus-menerus dipromosikan (didakwahkan) dengan agresif lama-lama orang juga percaya.” Ini bagian paling lucu, dalam arti harfiah, dari tulisan Anda. Anda hendak mengesankan umat Islam (atau agamanya?) sibuk cari legitimasi untuk diakui sebagai agama keturunan Abraham juga. Punya bukti nggak tentang “kesibukan” Islam itu? Kalau punya, bagi-bagi dong. Jika satu jari menuding ke satu arah, maka pasti tiga jarinya menuding ke diri sendiri. Jika dalam kitab suci Anda disebut Ismail bukan keturunan Ibrahim, biarlah. Itu tak akan mengubah sejarah yang menyebut Ismail dan Ishak adalah anak-anak Ibrahim dari dua istri yang berbeda. Kalau Anda ingin tahu sikap Islam tentang “kesibukan” yang Anda tuduhkan, serta “kepinginnya” Islam memperoleh legitimasi itu begini bunyinya : ..."Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari

Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".(Q.S. 2 :136) Rancangan Para Penipu Dan Pemberontak “Perlu diingat, Yesus tidak pernah berbicara dan mengeluh, soal adanya penyelewengan pada kitab-kitab Taurat. Artinya, sampai dengan jaman Yesus kitab-kitab Taurat yang ada adalah benar dan tidak diselewengkan isinya. Dan ternyata memang tidak pernah ada bukti bahwa isi kitab-kitab Taurat yang ada pada jaman Yesus berbeda dengan isi kitab-kitab Taurat yang ada pada masa sesudahnya, bahkan sampai sekarang. Jadi dimana letak pemalsuan dan penyelewengannya? Ini sudah cukup membuktikan bahwa isu penyelewengan Kitab Suci yang disebarkan Muhamat dan Alquran hanya sekedar fitnah yang dilakukan untuk mendapatkan legitimasi bagi kehadiran Alquran. Ironis memang, Islam ternyata bukan agama yang dilandasi oleh kebenaran tapi justru oleh kebohongan dan fitnah.” Anda perlu punya dua Taurat untuk sampai kepada kesimpulan di atas. Taurat zaman Yesus, dan Taurat cetakan paling mutakhir. Tanpa alat bukti yang dua itu, semua pernyataan Anda di atas adalah...omong-kosong. Silakan Anda tunjukkan dulu keduanya. Jika Anda tak bisa menunjukkannya, maka sesungguhnya Andalah pembohong dan pemitnah itu. Ironis memang. Cukup banyak kisah dalam Al-Qur’an yang mengisahkan tentang Nabi Musa dan Taurat-nya. Nama Muhammad sendiri hanya empat kali disebut dalam Al-Qur an. Nama Adam dan Isa jauh lebih banyak disebut, masing-masing 25 kali. Bahkan nama Musa paling banyak disebut. Bisa-bisa ratusan halaman jika saya kutipkan di sini kisah tentang Musa. Dan saya pun akan menjadi orang Islam yang sok pintar jika jika saya klaim saya faham kisah-kisah itu semua. Saya hanya akan ungkapkan sebagian yang saya pernah baca : Allah berfirman: "Maka sesungguhnya Kami telah menguji kaummu (hai Musa) sesudah kamu tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh Samiri. (Q.S.20 : 85). Dia menurunkan Al Quran kepadamu (hai Muhammad) dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, (yang) menjadi petunjuk bagi manusia....(Q.S. 3 : 3-4). Lalu Anda pun menyimpulkan : “Orang bisa saja beropini bahwa Islam membawa kebenaran. Tapi sejujurnya kalau anda memeriksa seluruh ajaran Islam, tidak ada kebenaran baru yang dibawa oleh Islam yang tidak ada di Agama Universal.” Kami,umat Islam, nampaknya pantas mendukung kesimpulan Anda. Sebagaimana kutipan ayat Al-Qur’an yang paling akhir di atas, Allah menegaskan bahwa Al-Qur’an membenarkan kitab yang diturunkan sebelumnya, yang dalam konteks ayat di atas :

Taurat dan Injil. Jadi Anda betul, tidak ada kebenaran baru. Sebab kebenaran itu tidak bersifat lama atau baru. Kebenaran itu sifatnya mutlak, dalam arti apa yang dibenarkan Allah dalam Taurat, ya, pasti Dia benarkan pula dalam Injil, dan pasti Dia benarkan pula dalam Al-Qur’an. Wong, Pengarang-nya Satu kok. Kalau zaman Nabi Musa dan Nabi Isa, Allah memerintahkan manusia untuk menyembah-Nya, dalam zaman Nabi Muhammad sampai sekarang pun, Allah tetap memerintahkan hal yang sama. Sebab itulah kebenaran. Cuma kalimat Anda di atas pun, sebenarnya kalau Anda mau jujur, adalah pengakuan batin Anda bahwa Islam itu membawa kebenaran. Cuma kebenarannya tidak baru. Iya kan? Akui sajalah, kawan. “Hal baru yang sebenarnya dan misi utama dari munculnya Islam adalah penyangkalan ketuhanan Yesus.” Lagi-lagi Anda benar. Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah." Demikianlah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?(Q.S. 9 :30) Jadi kalau Anda sudah mengakui kebenaran usang—katakanlah begitu—yang dibawa Islam, terima jugalah hal baru yang dibawanya. Sebab “hal baru” itu adalah koreksian terhadap “hal lama”. Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?." Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib." Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. (Q.S. 5 : 116-117). Sekarang adalah tugas Anda untuk menunjukkan kepada kami, umat Islam, bahwa ada ayat, atau pernyataan tegas, dalam Injil, yang menunjukkan bahwa Nabi Isa (Anda menyebutnya Yesus Kristus), telah memerintahkan kepada umat manusia untuk menyembahnya, karena sesungguhnya dialah Tuhan itu. Pernahkah Nabi Isa mengklaim dirinya Tuhan? Tunjukkanlah dan sekaligus tolong Anda bantah kutipan berikut : :“And this is eternal life, that they know Thee the only true God, and Jesus Christ whom Thou hast sent.”( John 17:3) Dan yang berikut :

“And having said this, Jesus said again: ‘I confess before heaven, and call to witness everything that dwelleth upon the earth, that I am a stranger to all that men have said of me, to wit, that I am more than a man. For I am a man, born of a woman, subject to the judgement of God; that live here like as other men, subject to common miseries.’” (Injil Barnabas 94 : 1) Oh, maaf. Ini rupanya sudah dibuang dari Injil, ya? Kalau yang ini, bagaimana? “Listen, O Children of Israel, the Lord God is but a Single Lord.” (Mark 12:29) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu,terkutuklah dia.( Gal.1:8 ). Ya, terkutuklah Injil fabricated (bahasa Indonesianya : rekayasa) yang Anda percayai saat ini, yang telah membutakan mata Anda dari kebenaran sebagaimana disampaikan Allah dalam keempat kitab-Nya, Zabur, Taurat, Injil, dan Al-Qur’an, bahwa hanya Dia-lah Tuhan yang Satu, yang layak disembah. Dia-lah Tuhan yang disembah Adam. Dia-lah Tuhan yang disembah Abraham. Dia-lah Tuhan yang disembah Daud. Dia-lah Tuhan yang disembah Musa. Dia-lah Tuhan yang disembah Yesus. Dia-lah Tuhan yang disembah Muhammad. Dia-lah Tuhan yang kusembah. Dia-lah Tuhan yang tidak kau sembah, Aak EENS! Alquran, Kitab Suci Pamungkas? “Ini masih dapat mengundang perdebatan karena kitab Alquran yang kita kenal sekarang ini ternyata usianya belum melampaui satu abad. Alquran ini adalah Alquran edisi Mesir yang dicetak pada tahun 1924, salah satu diantara beberapa versi Alquran yang beredar di kalangan muslim.” Demi Allah! Inilah pernyataan paling pandir dari semua argumentasi Anda. AlQur’an itu bisa dicetak dimana saja, Tuan Pandir! Ada cetakan Mesir, ada cetakan Bangkok, ada cetakan Cirebon, ada cetakan Makkah, ada cetakan Semarang, ada cetakan Karachi, ada cetakan Beirut. Tapi nanti dulu, jangan-jangan Anda memang Tuan Cerdas, saat mengatakan “salah satu di antara beberapa versi”. Cara untuk membuktikannya sederhana saja, seperti yang di atas tadi. Tolong Anda tunjukkan agar bisa kita download bersama bahwa ternyata di dunia ini memang ada beberapa versi Al-Qur’an. Sanggup? Kalau sanggup, kita acungi jempol, dan kita bahas lebih lanjut. Kalau tak sanggup, Anda harus rela dipanggil Tuan Pandir yang Sok Pintar. Tidak ada Al-Qur’an Lama dan Al-Qur’an Baru, bahkan tidak ada Al-Qur’an Sunni dan Al-Qur’an Syi’ah. Tapi kata Anda, “Bagi kristianitas, Kitab Suci (PL & PB) adalah Sabda Tuhan yang benar dan otentik. Di sini saja ketahuan Anda tak paham kitab suci Anda sendiri. Tak perlu lagi Anda uji mana yang paling benar, Al-Qur’an atau Injil. Cukup Anda uji dulu mana yang paling benar : PL atau PB! Sebab logika orang waras mengatakan mustahil dua-duanya benar. Kalau PL benar, untuk apa ada PB? Kalau PB

yang benar, buanglah PL itu ke tong sampah, sebab PB itu berarti antitesis dari PL. Kayak Orde Baru dengan Orde Lama, gitu lho, jangan disatukan! Anda pun memisalkan Al-Qur’an bagaikan uang palsu yang dicetak 1.500 tahun lalu dan saat ditemukan sekarang, tetap sajalah ia uang palsu yang bernilai sejarah. Baik, bagaimana kalau Injil yang Anda yakini saat ini juga adalah uang palsu cetakan 2.000 tahun lalu dan ditemukan pula saat sekarang? Apa karena Injil lantas ia berubah jadi uang asli? Pertanyaan saya sederhana saja : Injil aslinya dalam bahasa apa? Bisa tunjukkan barangnya, nggak? Bisa baca, nggak? Awal-awal tulisan Anda, sepertinya Anda memang seorang yang sangat cerdas dan kritis, tapi makin ke bawah tulisan Anda, makin ketahuan juga kualitas intelektual dan sekaligus kualitas keimanan yang Anda miliki. Jika Anda hendak mengkritisi agama lain, kritisi dulu agama sendiri. Anda sendiri menulis “ tentu saja tidak bijaksana kalau menggugat klaim pihak lain hanya berdasarkan klaim sepihak,” nyatanya Anda sendiri yang berbuat begitu. Anda belum temukan kriteria yang tegas menentukan mana kitab suci buatan Tuhan dan mana yang bukan? Kriterianya (salah satu), telusuri sejarah bahwa setiap kitab suci pasti diturunkan Tuhan kepada manusia dengan perantaraan seorang manusia yang Dia pilih di antara hamba-hambaNya yang memenuhi syarat untuk menyebarluaskan isinya. Maka Dia pilih empat manusia saja sebagai utusan-Nya yang diserahi tugas untuk itu. Kepada Daud Dia turunkan Zabur, kepada Musa Dia turunkan Taurat, kepada Yesus dia turunkan Injil atau Bibel, kepada Muhammad Dia turunkan Al-Qur’an. Lagi-lagi pertanyaannya : kepada siapa Dia turunkan PL & PB yang jadi kitab suci Anda itu? Kepada Yesus? Salah! Yesus dapat Injil, kok. Cuma satu : Injil! Kesimpulannya, kitab suci Anda itu bukan dari Tuhan. Berarti kitab suci Anda palsu! Membaca kalimat-kalimat Anda tentang klaim Al-Qur’an dengan bahasa yang sangat merendahkan Allah (bukan Muhammad!), apa boleh buat tak bisa saya balas dengan hal yang sama. Sebab bagi kami, umat Islam, keimanan kami tidak utuh apabila kami tidak beriman kepada para Rasul Allah termasuk Isa dan kitab Injil yang diturunkan Allah baginya. Seandainya kami mengingkari eksistensi Isa sebagai Rasul Allah dan mengingkari Injil sebagai kitab Allah, maka kami akan sama dengan Anda. Kafir! Tapi soal PL & PB, karena memang tak ada dalam Al-Qur’an, tak berhargalah untuk saya bahas. Sikap kami umat Islam jelas : Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu." Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu. (Q.S. 5 : 68) Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul Kami dan Kami iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang- orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Tetapi mereka mengada-adakan rahbaniyyah, (kerahiban) padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka untuk mencari keridhaan Allah (dengan

jalan demikian), lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahala, (tetapi) banyak di antara mereka orang-orang fasik. (Q.S. 57: 27) . Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian mereka pun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu termasuk golongan orang-orang yang zalim.(Q.S. 2:145). Anda pun menulis : “Bagaimana rasanya mendengarkan kisah hidup dan ajaran Yesus dari kitabkitab yang ditulis oleh saksi mata dan orang-orang yang hidupnya begitu dekat dengan Yesus sendiri DIBANDINGKAN dengan mengenal Yesus dari uraian seorang Muhamat yang hidup 5 abad setelah Yesus dan secara geografis berada jauh dari tanah Palestina, yang kemungkinan besar hanya mengetahui kisah Yesus dari cerita-cerita atau kabar burung? Mana yang anda anggap lebih kredibel dan layak dipercaya? Gunakan akal sehat anda untuk menjawab pertanyaan sederhana ini!” Inilah hasil dari penggunaan akal sehat : Seorang bernama EENS mengakui bahwa kitab suci yang dipercayainya dan dipujanya mati-matian serta diklaimnya sebagai berasal dari Tuhan, ternyata isinya didasarkan kepada kitab-kitab yang ditulis oleh saksi mata dan orang-orang yang hidupnya begitu dekat dengan Yesus sendiri. Artinya, kitab sucinya tidak berasal dari Tuhan. Tuan Pandir silakan teriak : Kitab suci saya, saya akui buatan manusia!!! Lalu dari Anda lagi. “Tapi sekalipun benar bahwa 'fakta-fakta ilmiah' semacam itu tidak mungkin diketahui Muhamat sendiri, hal itu tidak otomatis berarti bahwa Alquran berasal dari Tuhan, bisa saja berasal dari kekuatan dan sumber adikodrati / supranatural lain. Jadi klaim semacam ini juga tidak berarti apa-apa.” Kata “bisa saja” membuat bagian ini menjadi isu atau gosip dari orang yang berfikiran dangkal dan tak mampu berargumentasi. Boleh Anda tambahkan begini : “Bisa saja berasal dari jin, bisa saja berasal dari kuntilanak, bisa saja berasal dari Mossad, bisa saja berasal dari EENS, bisa saja dicomot Muhammad dari internet, bisa saja...,bisa saja....” Caaa...pek, deeh! Sebuah Kriteria Obyektif

Saya ikuti kriteria obyektif Anda : Raja Samaratungga, Shah Jehan, dan Gustave Eiffel, benar dan obyektif sebagai pembangun Candi Borobudur, Taj Mahal dan Menara Eiffel. meskipun ketiga orang ini mungkin tidak pernah bersusah-payah dan berkotorkotor meletakkan batu-batu ataupun tiang-tiang untuk mendirikan apa yang nanti disebut sebagai karya besar mereka. Lalu, “Alkitab (PB & PL) adalah sungguh-sungguh berasal dari Tuhan. sekalipun para penulis-penulisnya adalah manusia yang menulis dengan cara-cara dan pemikiran yang tampak sangat manusiawi, di balik semua itu ada Sang Pengarang Agung yang memberikan inspirasi dan menjadi pengarang sesungguhnya. Para nabi, imam-imam dan penulis kitab-kitab suci yang mungkin tidak pernah kita ketahui persis siapa hanyalah pekerja-pekerja yang bahu-membahu membangun sebuah karya agung bernama Alkitab. Tapi akan muncul sanggahan bahwa analogi serupa juga dapat diterapkan pada Alquran: bukan Muhamat dan para pengikutnya yang mengarang Alquran tapi Tuhan sendiri melalui malaikat Gabriel yang membisikkan segala sesuatu yang harus dituliskan di Alquran.” Analoginya tidak sama. Mulai bagian ini saya sudah dimasuki unsur kasihan melihat pemahaman yang Anda miliki tentang Islam dan merasa perlu sedikit berbagi penjelasan. Tetapi tetap dalam kerangka garis kebencian yang telah Anda tanamkan sendiri kepada Islam. Sebuah buku, kitab, atau karya tertulis apa pun, sebaik, seindah dan sebermanfaat apa pun isinya, adalah karya yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam kehidupan manusia, apabila kita tidak tahu persis siapa yang menulisnya. Ada buku yang sangat lengkap dan bermanfaat tentang konstruksi bangunan pencakar langit lengkap dengan hitungan-hitungan teknisnya yang sangat rinci—Anda insinyur kan?—tapi tidak ketahuan siapa yang mengarangnya. Anda bersedia mengutipnya? Bersedia mempraktekkan isinya? Seperti itukah PB & PL yang Anda ikuti itu? Sebuah karya banyak manusia yang tak jelas asal-usulnya dari zaman ke zaman? Apakah semua manusia yang bahumembahu itu manusia yang baik dan berniat baik? Darimana Anda bisa menjamin? Kenal saja, kagak! Al-Qur’an asal usulnya jelas. Dari Allah. Anda boleh nyeletuk : Ah, itu kan klaim sendiri. Disinilah unsur keimanan itu diperlukan. Imani dulu, baru selidiki, ini prinsip Islam! Sejarah mencatat Nabi Muhammad adalah seorang yang buta huruf, dan seperti yang sedikit Anda fahami, menerima wahyu dari Allah dengan perantaraan malaikat Jibril. Sejarah juga mencatat, saat itu masyarakat Makkah adalah pemuja sastra lisan dan penghafal dengan daya ingatan yang kuat. Sampai sekarang pun, sistem pendidikan di Saudi Arabia dan sejumlah negara Arab lebih banyak mengandalkan sistem hafalan. Lalu, ayat demi ayat Al-Qur’an yang diterima Muhammad dia sampaikan kepada sahabatsahabatnya. Para sahabat ini (semua punya nama dan riwayat) ikut menghafal apa yang mereka dengar, di samping ada yang menuliskannya. Di samping itu ada perintah Al-Qur’an agar umat Islam senantiasa membaca AlQur’an dan mengulang-ulangnya; sebuah perintah yang kemudian menjadi tradisi di seluruh masyarakat Muslim.

Lalu dalam suatu peperangan, Perang Yamamah, 70 penghafal al-Qur’an terbunuh. Ini mencemaskan para sahabat dan dimulailah upaya menghimpun Al-Qur’an pada periode Abu Bakar Shiddiq, dimana tugas itu dibebankan kepada seorang sahabat Muhammad yang masih muda dan cerdas, Zaid ibn Tsabit. Muhammad sendiri telah wafat kala penghimpunan awal itu dilakukan. Hasil penghimpunan yang diperoleh Zaid dikumpul dan itulah yang diwariskan kemudian kepada Khalifah Umar bin Khattab, pengganti Abu Bakar, dan kemudian kepada Khalifah Utsman bin Affan. Di samping Zaid, sahabat yang lain pun melakukan hal serupa, dan keseluruhan naskah (disebut mushaf) dari berbagai sumber itu disusun kembali oleh Zaid dibantu Abdullah Ibn Az-Zubair, Sa’id Ibnul Ash dan Abdurrahman Ibnul Harits Ibn Hisyam, atas perintah Khalifah Utsman. 3 “Jika kalian berbeda bacaan dengan Zaid Ibn Tsabit pada sebagian ayat AlQur’an, maka tuliskanlah dengan dialek Quraisy, karena Al-Qur’an diturunkan dengan dialek tersebut!”, begitu perintah Utsman.4 Adakah perbedaan sebelumnya? Ada, yaitu perbedaan dalam dialek, dan itulah yang diselesaikan melalui penghimpunan tersebut, yang kemudian sampai sekarang diakui adanya tujuh dialek dalam pembacaan Al-Qur’an. Sekali lagi, dialek; bukan teks. Setelah selesai, disalin ulang dan atas perintah Utsman disebarkan ke seluruh dunia Islam kala itu sebanyak empat kopi, sedang naskah selainnya diperintahkan dibakar. Itulah yang dikenal sebagai Al-Qur’an Mushaf Utsmani, dan itulah yang disepakati oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia sampai saat ini. Bisakah terjadi perbedaan antara isi Al-Qur’an Mushaf Utsmani dengan apa yang diterima Muhammad dari Allah? Secara teoretis bisa, karena yang menghimpunnya manusia biasa. Tetapi kemungkinan tersebut sangat kecil mengingat proses penghimpunan dan penyusunannya melibatkan sebagian besar sahabat yang menerimanya langsung dari Rasulullah Muhammad. Di samping itu metode yang digunakan hingga sampai ke susunan yang dikenal saat ini, meski pada waktu itu tidak dimaksudkan demikian, ternyata sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan berdasar metode ilmiah paling mutakhir sekalipun. Misalnya, dengan membandingkan hafalan beberapa sahabat tentang ayat yang sama, dan menerima mana yang paling mayoritas. Menolak hafalan dari sahabat yang dikenal punya karakter pelupa atau karakter tidak baik lainnya dalam kehidupan sehari-hari, semisal diketahui pernah berbohong meski cuma sekali. Rasa-rasanya itulah batas kemampuan manusia dalam menyaring kebenaran hingga saat ini sebagaimana diaplikasikan dalam penelitianpenelitian ilmiah. Jelas sangat jauh berbeda dengan PB & PL Anda, yang penyusunnya saja Anda tidak kenal. Darimana Anda tahu semua orang baik tanpa ada metode penyaringan sumber yang jelas? Anda sendiri mengakui ada pendeta-pendeta jahat semisal Arius yang sangat cerdas dan berpengaruh! Tapi, ah, “lihat saja sistematika penyusunan Alquran yang begitu berantakan berupa kumpulan ajaran, cerita, perintah-perintah yang diulang-ulang tanpa arah yang jelas,” kata Anda pula. 3

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Penulisan Al-Qur'an Dan Pengumpulannya, dikutip dari http://assunnah-qatar.com/index.php?option=com_content&task=view&id=262&Itemid=144. 4

Ibid.

Ada sebuah buku baru yang mampu menjelaskan “keberantakanan” ini, yang bagi seorang dengan latar belakang eksakta seperti Anda, akan lebih mudah memahaminya, yakni buku Matematika Alam Semesta : Kodetifikasi Bilangan Prima dalam Al-Qur’an.5 Saya kutipkan sebagian : Struktur Utama : Struktur matematis Al-Qur’an sangat bervariasi, tetapi yang penting diperlihatkan adalah adanya struktur bilangan prima kembar 19. Struktur Pertama : Struktur pertama berhubungan dengan jumlah surat dan banyaknya juz dalam al-Qur'an. Jumlah surat di dalam al-Qur'an adalah 114. Angka 114 adalah angka ajaib, karena bilangan prima ke-114 adalah 619, dan 114 adalah (6 x 19). Bilangan 619 merupakan prima kembar dengan pasangan 617. Kita ketahui pula, isi alQur’an terbagi dalam 30 juz. Angka 30 adalah bilangan komposit yang ke-19, yaitu: 4, 6, 8, 9,10,12,14, 15, 16, 18, 20, 27, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30. Struktur Kedua : Al-Qur'an terstruktur dalam bentuk 6 x (10 + 9), yaitu 60 surat dengan nomor ayat-ayat yang genap, dan 54 surat dengan nomor ayat-ayat yang ganjil. Contohnya surat 1 (al-Fatihah) dengan 7 ayat berarti surat dengan jumlah ayat ganjil. Surat 2 (al-Baqarah) dengan 286 ayat merupakan surat dengan jumlah ayat genap. Prof. Abdullah Jalghoom dari Yordania menemukan suatu ketentuan paritas dengan kondisi di atas; jumlah ke-60 surat dengan ayat-ayat genap adalah 3.450 atau (345 x 10) dan jumlah ke-54 surat dengan ayat-ayat ganjil adalah 3.150 atau (345 x 9). Total jumlah nomor surat adalah 6.555 atau (345 x 19). Dari sisi matematis, bilangan tersebut adalah 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6+7+....+114=6.555. Dengan demikian, nomor surat dan jumlah ayat-ayatnya tidak dapat dipertukarkan - jika tertukar - struktur di atas tidak berlaku. Misalnya, Surat al-Fatihah ditukar tempatnya dengan Surat al-Baqarah maka jumlah ayat-ayat yang genap menjadi 3.449 dan jumlah ayat-ayat yang ganjil menjadi 3.151. Struktur Ketiga : Parity check juga ditemukan dalam pembagian nomor surat dengan jumlah ayatnya-menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. Al-Qur'an dengan 114 surat terbagi rata susunannya menjadi dua bagian: Pertama, terdapat 57 surat yang homogen, di mana nomor suratnya sama dengan jumlah ayat yang dikandungnya, yaitu genap-genap atau ganjil-ganjil . Contoh Surat alFatihah dengan nomor surat 1 atau ganjil, jumlah ayat yang dikandungnya juga ganjil, yaitu 7 ayat. Contoh lain Surat al-Baqarah : Nomor surat 2 atau genap, jumlah ayat 286 atau genap pula. Surat homogen ini seluruhnya, jumlah nomor surat dan jumlah ayatnya adalah 6.236, atau sama banyaknya dengan jumlah ayat al-Qur'an seluruhnya! Kedua, 57 surat yang heterogen, di mana nomor suratnya berlawanan dengan jumlah ayatnya, yaitu genap-ganjil atau ganjil-genap. Misalnya, Surat Ali 'Imran, nomor surat 3 atau ganjil, jumlah ayat 200 atau genap. Jumlah nomor surat dan jumlah ayat dari ke-57 surat yang heterogen ini adalah 6.555 atau sama dengan jumlah nomor surat dari 1 sampai dengan 114, (1+2+3+4+....+114). Bila kedua kelompok surat ini dijumlahkan akan menghasilkan bilangan prima: 6.236 + 6.555 =12.791, bilangan prima ke-1.525. Struktur ini merupakan enkripsi antara jumlah nomor surat dengan jumlah ayat al-Qur'an. 57 SURAT HOMOGEN 5

Karya Arifin Muftie (Bandung : Kiblat Buku Utama, 2004).

57 SURAT HETEROGEN

No. surat 1 2 4 9

Jumlah Ayat 7 286 176 129

Hud (Hud) Ar-Ra'd (guruh) Ibrahim Al-Hijr An-Nahl (Lebah). Al-Isra' (Memperjalankan di Malam Hari)

11 13 14 15 16

123 43 52 99 128

17

111

AI-Kahfi (Gua). AI-Hajj (Haji). An-Nur (Cahaya). Al-Furqan (Pembeda).

18 22 24 25

110 78 64 77

An-Naml (Semut).

27

93

AI-Qashash (Cerita-cerita).

28

88

AI-'Ankabut (Laba-laba). Ar-Rum (Bangsa Romawi) As-Sajdah (Sujud). Al-Ahzab (Golongan yang Bersekutu). Saba' (Kaum Saba). Fathir (Pencipta). Shad Az-Zumar (Rombonganrombongan).

29 30 32

69 60 30

33 34 35 38

73 54 45 88

39

75

Az Zukhruf (Perhiasan). A!-Jatsiyah (Yang Berlutut). AI-Waqi'ah (Hari Kiamat) AI-Hadid (Besi). AI-Mujadilah (Wanita yg Mengajukan Gugatan). AI-Munafiqun (Orang-orang Munafik). At-Taghaabun (Hari

43 45 56 57

89 37 96 29

58 63 64

NAMA SURAT Al Fatihah (Pembukaan) Al-Baqarah (Sapi Betina). An-Nisa' (Wanita). At Taubah (Pengampunan).

No. surat 3 5 6 7

Jumlah Ayat 200 120 165 206

8 10 12 19 20

75 109 111 98 135

Al-Anbiya' (Nabi-nabi) AI-Mu'minun (Orang-orang yg Beriman) Asy-Syu'ara' (Para Penyair). Luqman Ya Sin Ash-Shaffat (Yang Bersafsaf). AI-Mu'min (Orang yang Beriman). Fushshilat (Yang Dijelaskan). Asy-Syura (Musyawarah). Ad-Dukhan (Kabut). Al Ahqaaf (Bukit-bukit pasir) Muhammad AI-Fath (Kemenangan). AI-Hujurat (Kamar-kamar).

21

112

23 26 31 36

118 227 34 83

37

182

40

85

41 42 44

54 53 59

46 47 48 49

35 38 29 18

50

45

51 52 53 54

60 49 62 55

22

Qaf (Qaf). Adz-Dzariyat (Angin yg Menerbangkan) Ath-Thur (Bukit). An-Najm (Bintang). AI-Qamar (Bulan). Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah)

55

78

11 18

AI-Hasyr (Pengusiran). AI-Mumtahanah (Perempuan

59 60

24 13

NAMA SURAT Al-Imran (Keluarga Imran). Al Maidah (Hidangan). Al-An'am (Binatang Temak). AI-A’raf (Tempat Tertinggi). Al-Anfal (Rampasan Perang). Yunus (Yunus) Yusuf (Yusuf) Maryam Thaha

Ditampakkan Kesalahan2). AI-Tahrim (Mengharamkan). AI-Qalam (Pena). AI-Ma'arij (Tampat-tampat Naik). Al-Jin (Jin). Al-Muddatstsir (Orang yang Berkemul). An-Naba' (Berita Besar).

66 68

12 52

yg Diuji). Ash-Shaff (Barisan). Al Juma'ah (Hari Jum'at}

61 62

14 11

70 72

44 28

Al-Thalaq (Talak). AI-Mulk (Kerajaan).

65 67

12 30

74 78

56 40

69 71

52 28

'Abasa (la Bermuka Masam). At-Takwir (Menggulung). AI-A'Ia (Yang Paling Tinggi) A!-Ghasyiyah (Hari Pembalasan)

80 81 87

42 29 19

73 75 76

20 40 31

88

26

77

50

AI-Balad (Negeri) Asy-Syams (Matahari) Adh-Dhuha (Waktu Matahari Sepenggalah Naik). Alam Nasyrah (Melapangkan) Al-Qadr (Kemuliaan)

90 91

20 15

79 82

46 19

93 94 97

11 8 5

83 84 85

36 25 22

Al-Bayyinah (Bukti) AI-Qari'ah (Hari Kiamat) At-Takatsur (Bermegah megahan) Al 'Ashr (Masa) Al-Fil (Gajah) Quraisy (Suku Quraisy) AI-Ma'un (Barang-barang yang Berguna) Al-Lahab (Gejolak Api) AI-Ikhlash (Memurnikan Keesaan Allah)

98 101

8 11

Al Haqqah (Hari Kiamat) Nuh (Nuh). AI-Muzzanmmil (Orang yang Berselimut). AI-Qiyamah (Hari Kiamat). AI-Insan (Manusia). AI-Mursalat (Malaikat yang Diutus). An-Nazi'at (Malaikatmalaikat yg Mencabut). AI-lnfithar (Terbelah). AI-Muthaffifin (Orang-orang yang Curang). Al-Insyiqaq (Terbelah). AI-Buruj (Gugusan Bintang). Ath-Thariq (Yang Datang di Malam Hari). AI-Fajr (Fajar)

86 89

17 30

102 103 105 106

8 3 5 4

92 95 96 99

21 8 19 8

107 111

7 5

100 104

11 9

112

4

108

3

AI-Falaq (Waktu Subuh) An-Nas (Manusia)

113 5 114 6 3.30 3 2.933 6.236

Al-Lail (Malam) At-Tin (Buah Tin) Al-'Alaq (Segumpal Darah) Az-Zalzalah (Kegoncangan) Al- 'Adiyat (Kuda Perang yg Berlari Kencang) Al Humazah (Pengumpat) AI-Kautsar (Nikmat yang Banyak) AI-Kafirun (Orang-orang Kafir) An-Nashr (Pertolongan)

109 6 110 3 3.25 2 3.303 6.555

Struktur Keempat : Berpasangan sempurna dan simetris. Pemilihan angka 114 sangat luar biasa. Kita akan mendapatkan jumlah surat yang sama banyaknya, yaitu

masing-masing 38 surat. Partisi kiri dan kanan, atau kelompok 1 dan 3, jumlah nomor surat menghasilkan bilangan,yang simetris sempurna sama banyaknya, dan merupakan kelipatan 19, yaitu (19 x 114). Sedangkan partisi tengah menghasilkan bilangan kelipatan 19, yaitu (19 x 117). Partisi sebelah kiri adalah bilangan yang dapat dibagi habis oleh 2, tetapi bila bilangan tersebut juga dapat dibagi oleh angka 3, maka ia masuk ke partisi tengah. Sedangkan partisi kanan, adalah bilangan yang tidak dapat dibagi 2 dan atau 3, atau juga merupakan sisanya. Lihat tabel berikut : SURAT AL-QUR'AN TERBAGI MENJADI 3 PARTISI SIMETRIS Dapat dibagi 2

Dapat dibagi 3

Tidak dapat Dapat dibagi 2&3

38 surat bernomor: 3, 6, 9, 38 surat bernomor: 1, 5, 7, 12, 11, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 13, 17, 19, 23, 25, 29, 31, 36, 39, 38, 40, 44, 46, 50, 52, 56, 35, 39, 42, 45, 48, 51, 54, 57, 37, 41, 43, 47, 49, 53, 55, 60, 58, 62, 64, 68, 70, 74, 76, 80, 59, 63, 66, 69, 72, 75, 78, 81, 61, 65, 67, 71, 73, 77, 79, 84, 82, 86, 88, 92, 94, 98, 100, 83, 87, 90, 93, 96, 99, 102, 104, 106, 110, 112. 85, 89, 91, 97, 95, 101, 103, 105, 107, 109, 113. 108, 111, 114. 38 surat bernomor: 2, 4, 8, 10, 14, 16, 20, 22, 26, 28, 32,

Jumlah 2.166

Jumlah 2.223

Jumlah 2.166

(19 X 114)!

(19 x 117)

(19 X 114)!

Struktur Kelima : Hanya ada 19 surat, tidak lebih tidak kurang-dari 114 surat-di mana jumlah nomor surat dengan nomor ayatnya merupakan bilangan prima, seperti tercantum dalam tabel berikut : No

Surat

No surat

No ayat

Jumlah

1

AI-Anfal (Rampasan Perang)

8

75

83

2

Ad-Dukhan (Asap)

44

59

103

3

AI-Hujurat (Kamar-kamar)

49

18

67

9

Ath-Thur (Bukit)

52

49

101

5

AI-Qamar (Bulan)

54

55

109

6

AI-Hasyr (Pengusiran)

59

24

83

7

AI-Mumtahanah (Perempuan yg

60

13

73

Diuji) 8

AI-Jumu'ah (Hari Jum'at)

62

11

73

9

AI-Mulk (Kerajaan)

67

30

97

10

AI-Insan (Manusia)

76

31

107

11

AI-Mursalat (Malaikat yang Diutus)

77

50

127

12

AI-Infithar (Terbelah)

82

19

101

13

AI-Buruj (Gugusan Bintang)

85

22

107

14

Ath-Thariq (Bintang Penembus)

86

17

103

15

AI-Lail (Malam)

92

21

113

16

At-Tin (Buah Tin)

95

8

103

17

Az-Zalzalah (Kegoncangan)

99

8

107

18

AI-Humazah (Pengumpat)

109

9

118

19

An-Nashr (Pertolongan)

110

3

113

Masih ada dua struktur lagi, tapi akan sulit Anda fahami sebab terlalu teknis bagi seorang non-Muslim seperti Anda. Tetapi jika penasaran, cari saja buku dimaksud. Cukuplah dengan menyimpulkan bahwa “keberantakanan” sistematika penyusunan AlQur’an, ya, seperti di atas itulah. Dan harap maklum, misteri ini sendiri di kalangan kami umat Islam pun barulah terpecahkan belakangan ini. Meski selama ini bagi kami pun tetap jadi tanda tanya, tapi karena telah didahului dengan iman, kami mempercayai seutuhnya bahwa Al-Qur’an itu memang kalam Allah. Sehingga tepatlah tantangan AlQur’an kepada Anda : Dan jika kamu tetap dalam keraguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat saja yang semisal AlQuran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orangorang yang benar.(Q.S. 2 : 38). Anda dan uskup-uskup Anda tak akan sanggup melawan Allah, karena :... Dia menghitung segala sesuatu satu per satu (Q.S. 72 : 28). Kira-kira sudah bisakah angka-angka ruwet di atas meyakinkan Anda kalau AlQur’an itu berasal dari Allah? Kalau belum kita tambahkan sedikit lagi : Kalimat Bismillahirrahmaanirrahim dalam huruf Al-Qur’an terdiri dari 19 huruf, yang apabila dipisah akan terdiri dari kata-kata bi, ism, Allah, al-Rahmaan, al-Rahim. Pada keseluruhan Al-Qur’an kata ism disebut 19 kali, kata Allah 2.698 kali (=142 X 19), kata al-Rahmaan 57 kali (=3 X 19), dan kata al-Rahim 114 kali (=6 X 19).6 Ini tetap terkait dengan angka-angka ruwet sebelumnya yang menunjukkan bahwa penyusunan AlQur’an ditetapkan Allah melalui sistematika bilangan prima, sekaligus menunjukkan 6

M.Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, (Bandung : Mizan, 2007), h. 143-144.

benarnya apa yang dilakukan Zaid dan kawan-kawan dibawah koordinasi Khalifah Utsman. Tapi yang sebenarnya lebih menarik, termasuk bagi kami umat Islam, adalah fakta bahwa semua kata-kata dalam Al-Qur’an sesuai dengan Q. S. 67 : 3 berikut : Kamu sekali-kali tidak akan melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Inilah sebagian buktinya : Kata

Arti

Antonim

Arti

Al-hayah Al-harr An-naf’ Ash-shalihat Kata Al-‘ujub Al-harts Al-Qur’an Al-jahr

Kehidupan Panas Manfaat Kebajikan Arti Bangga Membajak

Al-maut Al-bard Al-fasad As-sayyi’at Sinonim Al-ghurur Az-zira’ah Al-wahyu Al-‘alaniyah

Kematian Dingin Mudlarat Keburukan Arti Angkuh Bertani

Nyata

Nyata,jelas

Sama-sama tertera sebanyak (...kali) 145 4 50 167 27 14 70 16

Dan inilah keseimbangan yang lebih khusus : Kata al-yaum (hari) berulang sebanyak 365 kali dalam Al-Qur’an. Dalam setahun ada berapa hari, Tuan EENS? Kata jamaknya adalah ayyam dan yaumain. Kedua kata ini jika dijumlah berulang sebanyak 30 kali. Sebulan berapa hari, Tuan EENS? Kata syahr dan jamaknya asyhur (bulan) berulang sebanyak 12 kali. Dalam setahun ada berapa bulan, Tuan EENS? Anda menyebut kitab suci Anda terdiri dari “kumpulan kitab-kitab suci yang ditulis dalam jaman yang berbeda-beda oleh manusia atau kelompok manusia yang berbeda-beda namun keseluruhannya mampu menampilkan satu konsep dan visi yang utuh.” Apa maksudnya kumpulan kitab suci? Dari Zabur sampai Injil? Jika itu yang dimaksud, Al-Qur’an yang paling tegas mengakui isi ketiga kitab suci sebelumnya, dan seperti saya kemukakan di atas sebelumnya, pengakuan itu secara eksplisit ada dalam AlQur’an. Lalu tentang “kelompok manusia yang berbeda-beda”? Beda apanya? Karakter? Niat? Motif? Apa konsep dan visinya? “Alkitab itu dikarang pada waktu-waktu tertentu, dan pengarangpengarangnya memang manusia juga, yang terpengaruh oleh keadaan waktunya dan oleh suasana di sekitarnya dan oleh pembawaan pengarang itu sendiri. Naskah-naskah asli dari Kitab Suci itu sudah tidak ada lagi. Yang ada pada kita hanya turunan atau salinan. Dan salinan itu bukannya salinan langsung dari naskah asli, melainkan

(salinan) dari salinan dan seterusnya. Sering di dalam menyalin Kitab Suci itu terseliplah salah salin."7 Sejak awal tulisan, yang paling dominan Anda tegaskan adalah doktrin ketuhanan Yesus? Itukah konsep dan visinya? Tahu apa Daud soal Yesus? Tahu apa Musa soal Yesus? Anda tahu konsep dan visi Islam, yang juga ada dalam Injil yang saya kutipkan di atas? Kita kutip ulang : “Listen, O Children of Israel, the Lord God is but a Single Lord.” (Mark 12:29). Dalam bahasa Al-Qur’an itu disebut Tauhid. Dalam bahasa Pancasila itu disebut Ketuhanan Yang Maha Esa. “Sekarang perhatikanlah Alquran, fakta-fakta amat jelas menunjukkan bahwa Alquran hanyalah sebuah karya yang muncul pada satu jaman dan ditulis oleh satu kelompok manusia. Tidak lebih dan tidak kurang,” kata Anda. Anda sangat benar dalam hal ini, dan itulah alasannya mengapa Al-Qur’an tetap terjaga orisinalitasnya sampai detik ini, dan itulah alasannya mengapa PB & PL Anda menjadi karya yang paling mudah dipalsukan. Siapa saja yang punya konsep dan visi yang sama dengannya, sebut saja kalau itu konsep dan visi tuhan, lalu masukkan ke kitab itu. Jika seperti itu logikanya, maka kitab suci Anda adalah sesuatu barang yang tak kunjung usai, tak kunjung tuntas, sebab siapa saja boleh menambah-nambahinya asal konsep dan visinya sama. Saya punya visi ingin membangun Indonesia dengan konsep saya. Anda punya visi ingin membangun Indonesia dengan konsep Anda. Karena visinya sama-sama ingin membangun Indonesia, konsepnya disatukan saja, atau dianggap satu? Kalau begitu teriaklah : Bubarkan partai-partai! Pada bagian-bagian akhir, Anda mengajak melihat Alkitab (bukan PL & PB lagi istilah yang Anda gunakan) “Keseluruhan Alkitab sesungguhnya adalah sebuah narasi besar yang berpusat pada ide-ide karya keselamatan. Dan hebatnya: materi yangdigunakan untuk membangun narasi besar ini bukanlah imajinasi TAPI kenyataan sejarah. Abraham adalah manusia yang hadir dalam sejarah, Yusuf yang membawa saudara-saudaranya ke Mesir adalah fakta sejarah, kisah keluarnya bangsa Israel dibawah pimpinan Musa adalah fakta sejarah, Daud dan Salomo juga manusiamanusia yang eksis dalam sejarah. Demikian juga Yesus Sang Mesias yang disalibkan dan bangkit adalah suatu kenyataan sejarah. Sungguh luar biasa: keseluruhan kisah-kisah nyata mereka membentuk sebuah narasi besar karya keselamatan yang utuh dan sempurna.Pertanyaan kritisnya: siapakah yang mampu membangun narasi besar semacam ini dengan menggunakan sejarah manusia sebagai bahannya? Tidak ada satu manusiapun yang sanggup menguasai dan mengendalikan jalannya sejarah. Dengan demikian akal sehat akan membimbing kita untuk menerima fakta ini: Tuhan sendirilah yang telah mengarang Kitab Suci dengan menggunakan sejarah manusia sebagai bahan utamanya dan para nabi serta penulis-penulis Kitab Suci sebagai pekerja-pekerjaNya.” 7

DN Mulder, Pembimbing ke Perjanjian Lama (TK, TP, 1963) h. 12-13, sebagaimana dikutip dari Pendapat Para Ilmuwan Non-Muslim tentang Bibel dan Al-Qur’an, pdf. dari Scribd.com.

Satu alinea di atas asli dari Anda. Cuma Anda pun mau mengaburkan sejarah dengan tidak menyatakan bahwa Muhammad dan Al-Qur’an yang diturunkan Allah padanya adalah juga kenyataan sejarah. Anda boleh tidak suka dengan Islam, tapi kalau Anda manusia yang berakal, Anda tidak bisa menafikan bahwa Muhammad adalah kenyataan sejarah. Itulah yang membuat kitab suci Anda saya sebut barang yang tak kunjung usai. Anda sendiri adalah kenyataan sejarah. Kita semua umat manusia adalah kenyataan sejarah. Kenapa Anda sembunyikan kebenaran itu? Mohon maaf jika saya kembali meminjam kalimat Anda : “Dengan demikian dalam komunitas global kehadiran banyak agama dengan beragam visi sebenarnya sudah tidak diperlukan lagi. Manusia harus menerima kenyataan bahwa kemajemukan agama adalah realitas masa lalu yang segera hilang ditelan perjalanan sejarah. Tugas agama-agama lokal dan parsial sudah saatnya berakhir, untuk itu perlu kita sampaikan ucapan terima kasih pada agama-agama masa lalu itu dan menempatkan mereka pada bagian yang cukup terhormat dalam panggung sejarah umat manusia. Sayang sekali tidak banyak orang yang siap menerima kenyataan ini.” Dengan fakta-fakta yang saya kemukakan, Anda siap? Islam Dan Visi Peradaban Global “Islam tidak memiliki gambaran ideal peradaban manusia yang damai. Ketika Gereja merujuk Kerajaan Surga sebagai gambaran ideal peradaban manusia, Islam tidak memiliki rujukan apa-apa untuk visi peradabannya selain peradaban teoritis yang disebut Darul Islam. Pertanyaan saya, kenapa Darul Islam Anda sebut peradaban teoretis dan Kerajaan Surga sebagai gambaran ideal. Itu bukan perbandingan yang sepadan. Yang benar, katakanlah Darul Islam, yang sesungguhnya sebuah konsep politik, merupakan peradaban teoretis, maka Kerajaan Surga Anda yang sebenarnya konsep teologi, haruslah aplikatif atau peradaban yang telah mewujud. Anda sudah mulai rancu dalam memahami konsep yang Anda buat sendiri. Mungkinkah kerajaan surga Anda terwujud di dunia? Mungkin, tapi utopis. Mungkinkah Darul Islam terwujud? Sudah! Ini kisah zaman abad pertengahan Islam tatkala kekuasaan politik umat Islam membentang dari Andalusia sampai Asia Tengah. Inilah bukti tentang kepengecutan mayoritas penganut agama Anda di Barat sana dan ternyata Anda ikuti. Kalau membicarakan Islam selalu mencontohkan Islam yang disebarluaskan dengan pedang yang berlumur darah, tetapi ketika kolonialisme Barat memasuki wilayah Asia dan Afrika, disebut bahwa yang menjajah adalah Belanda, Portugis, Inggris, Italia, Spanyol. Padahal apa motif penjajahan itu? Penyebaran agama Kristen (termasuk Katolik) yang berlindung atas nama nation-state. Kalau Indonesia tidak dijajah Belanda dan Portugis, Anda tak pernah tahu Katolikisme. Sekarang, bangga lagi punya agama yang sama dengan penjajahnya.

Kalau Anda mau obyektif kalimat Anda harus begini : Barat versus Timur-Islam versus Katolik-Arab versus Eropa. Sebab Anda jangan mengingkari sejarah Indonesia : Katolik masuk ke Indonesia dengan berlindung di balik baju nation-state kolonialis. Apakah Islam masuk ke Indonesia dengan tujuan penjajahan? Sejak SD disebut masuknya dengan tujuan perdagangan sambil menyebarkan ajaran Islam, atau diistilahkan pacific-penetration. Anda justru yang memutarbalikkan fakta. Saya sadar saya sedang berhadapan dengan seorang manusia Indonesia yang sangat terkagum-kagum dengan Barat sebagaimana dibuktikan dengan karikaturkarikatur yang dimuat, yang karena sedemikian kagumnya sampai kehilangan kekritisannya terhadap persoalan bangsanya. Seorang pemuja kolonialisme sekaligus penentang terorisme. Sekian abad dijajah bangsa Kristen atas nama Belanda apa itu bukan terorisme? Buka matamu, orang buta! Sejarah Islam terpaksa dikembangkan dengan pedang sebagai bentuk pembelaan diri terhadap serangan fisik suku Quraisy. Islam tak pernah mengajarkan perang kecuali untuk kepentingan membela diri, dan itulah yang telah dilakukan oleh Muhammad yang kami cintai dan kami puji namanya setiap hari dalam ibadah ritual kami. Muhammad punya kewajiban dari Allah untuk menyebarkan ajaran Islam, dan ia melakukannya dengan dakwah: menyeru dan mengingatkan. Tapi orang-orang kafir yang didatanginya marah dan menyerang secara fisik. Tidak ada yang bisa dilakukannya kecuali membela diri. Bahasa lain untuk membela diri adalah : balas menyerang! Dan itu jugalah yang dilakukan setiap orang apabila ia diserang. Tak usah Muhammad, si EENS saja akan membalas apabila dipukul orang. Bukankah Anda lihat saya juga membalas serangan Anda yang sangat kejam terhadap agama saya? Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang melampaui batas....Dan perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah lagi, ketaatan itu semata-mata hanya untuk Allah. Jika mereka berhenti (memerangi kamu) maka tidak ada permusuhan lagi kecuali terhadap orang-orang yang zalim. (2 : 190). Artinya, jika Anda berhenti menyebarkan fitnah dan penghinaan terhadap Islam, maka saya pun akan berhenti memusuhi Anda. Jika Anda tidak berhenti memelintir ayatayat suci agama kami, sebagaimana Anda lakukan terhadap Q.S. 9: 29) : Anda kutip : “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian…sampai mereka membayar Jizyah dengan patuh sedang mereka mereka dalam keadaan tunduk”. (Qur’an 9:29) Apa susahnya Anda kutip utuh, toh ayatnya pendek. Apa maksud Anda menyembunyikan redaksi : dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. Dimana kejujuran Anda sebagai umat Yesus? Kecuali anda seorang yang plin-plan, tidak punya pendirian, atau agak pengecut! (Maaf, kalimat terakhir itu punya Anda yang saya pinjam). Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. (Mat. 28:19).

Dengan semangat yang Anda sebutkan, barangkali doktrin inilah yang menyebabkan bangsa Indonesia terjajah sekian abad. Sebab orang Belanda menafsirkan pergilah menjadi jajahlah. Itulah konsekuensi pilihan yang tidak wajib yang Anda sebutkan. Pada bagian terakhir, Anda menulis : “Sementara itu sejak awal sejarah Islam, penyebaran agama selalu diikuti oleh tindakan ekspansi kekuasaan politik. Entah agama digunakan sebagai alat kekuasaan atau sebaliknya kekuasaan dijadikan alat bagi penyebaran agama. Yang jelas tak pernah ada masa yang cukup signifikan dimana Islam dapat berkembang tanpa bantuan kekuasaan politik. Selanjutnya penerapan hukum-hukum Islam (syariah) juga membutuhkan dukungan politik. Akibatnya Islam tidak pernah disebarkan murni sebagai sistem religius, tapi juga sekaligus sistem politik. Agama dan politik dalam Islam seringkali merupakan satu paket. Tidak percaya? Tantanglah kaum muslim untuk menyebarkan Islam tanpa bantuan kekuatan politik (dalam berbagai bentuknya), sampai kiamat mereka tidak akan mampu!” Terima kasih. Tak usah ditantang. Beginilah jadinya jika diri kita dijadikan standar dalam menilai pihak lain. Seorang Katolik bernama EENS alias St John of Damascus (atau of Bandung?) yang punya faham sekularisme, yang gereja urus gereja, politik urus politik, hendak menyekularkan pula agama orang lain yang nyata-nyata tak pernah memisahkan urusan pribadi dengan urusan masyarakat. Urusan masyarakat, caranya? Politik! Kekuasaan! Cuma itulah hipokritnya. Urusan agama (gereja) terpisah dari urusan negara (politik), tapi orang-orangnya mencaleg juga; bikin partai juga. Dasaaaar...munafik! Pada bagian akhir Anda menyebut : Yang bisa kita lakukan adalah menunjukkan fakta wajah Islam yang sebenarnya dan sekaligus menunjukkan jalan kebenaran yang sejati, yaitu Katolik yang telah diciptakan Tuhan bagi manusia sejak jaman Abraham dan keberadaannya tidak pernah terputus sampai hari ini. Meski ini tidak akan mengubah Islam, tapi mungkin akan mengubah jumlah pengikutnya sehingga ancaman Islam menjadi tidak berarti. Lebih dari itu sudah bukan wewenang kita lagi. Sekali lagi terima kasih. Tulisan Anda menyadarkan saya tentang betapa benarnya apa yang disampaikan Al-Qur’an tentang Anda : Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan, mereka tidak akan beriman.(Q.S. 36 : 10) ...Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.(Q. S. 35 :8)

Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (dari perbandingan itu)? (Q.S. 11:24) Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal mereka sama-sama membaca Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari Kiamat, tentang apa-apa yang mereka perselisihkan.(Q.S. 2 : 113) Pada akhirnya, Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.(2 : 120). Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan sekalian alam.(Q.S. 6 : 162) Maha Benar Allah, Tuhanku, dengan segala firman-Nya.

Related Documents

Kartun
May 2020 18
Kartun Izzah.docx
June 2020 13
Kartun Izzah.docx
June 2020 14
Kartun Muka
May 2020 9
Kartun Lawak Sedikit
June 2020 14

More Documents from "MuhammadRizqa"