ARNITA SASGHIA (H311 15 514) DARWINI (H311 16 004) Kanker nasofaring adalah kanker yang berasal dari sel epitel nasofaring di rongga belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa benjolan pada tenggorokan, penglihatan kabur, hingga kesulitan membuka mulut. Daerah nasofaring tersembunyi dibalik rongga hidung dan diatas rongga mulut. Nasofaring adalah bagian sistem-sistem pernafasan yang terdiri dari dua kata yaitu naso yang berarti hidung dan faring yang berarti tenggorokan. Adapun gejala awal kanker nasofaring yaitu: 1. Gejala pada hidung. Gejala ini berupa pendarahan pada hidung seperti mimisan yang terjadi berulang. Gejala itu juga disertai hidung tersumbat yang terus menerus. 2. Gejala pada telinga. Pengidap kanker nasofaring akan merasa ada dengungan dalam telinganya. Dengung itu terasa penuh pada satu sisi tanpa disertai rasa sakit. Perlahan, hal itu membuat kemampuan pendengaran berkurang. 3. Gejala pada mata. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan gangguan pada saraf yang berada di sekitar otak. Salah satu gejala yang terasa adalah timbulnya keluhan mata pandangan ganda. 4. Benjolan pada leher. Benjolan ini muncul akibat kelenjar getah bening pada leher yang membengkak. Biasanya gejala ini muncul pada stadium akhir. Penyebab Kanker Nasofaring Kanker nasofaring disebabkan oleh Epstein-barr (EBV), yaitu virus DNA yang menyebabkan infeksi akut dan infeksi laten di limfosit (salah satu jenis sel darah putih). Faktor genetik juga diduga menjadi penyebab kanker nasofaring. Risiko meningkat jika ada keluarga dengan riwayat kanker nasofaring. Selain itu, perubahan genetik pada beberapa kromosom (seperti mutasi) juga terkait dengan kejadian kanker nasofaring, serta lingkungan dan kebiasaan merokok.
ARNITA SASGHIA (H311 15 514) DARWINI (H311 16 004) Adapun faktor resiko timbulnya kanker nasofaring yaitu: 1. Bahan makanan yang menggunakan bahan pengawet, baik yang diawetkan dengan cara diasinkan atau diasap. 2. Makanan panas yang bersifat merangsang selaput lendir, seperti alkohol, asap rokok, asap minyak tanah, asap kayu bakar atau asap obat nyamuk. 3. Udara yang penuh dengan asap dilingkungan kerja atau dirumah. Salah satu makanan penyebab kanker nasofaring yaitu ikan asin dimana ikan asin mengandung senyawa nitrosamin yang merupakan karsinogenik (senyawa penyebab kanker). Ini karena, dalam proses pengasinan dan penjemurannya, sinar matahari akan bereaksi menyinari bagian daging asin dengan nitrit dan membentuk senyawa nitrosamin. Selain pada ikan asin nitrosamin juga terdapat pada daging yang diasapkan dan makanan yang diawetkan dengan nitrit. Nitrosamin akan terbentuk jika nitrit bereaksi dengan amino sekunder karena suhu yang tinggi yang terjadi saat menggoreng daging olahan. Selain kandungan nitrosamin pada makanan kanker nasofaring juga disebutkan oleh infeksi virus Epstein Barr. Virus Epstein Barr merupakan virus famili harpes yang sangat umum menyerang manusia dan biasanya ditularkan melalui air liur. Virus Epstein Barr menyerang sel imfosit B sendiri, memprogram ulang dan mengambil alih kendali atas fungsi sel b dengan cara yang tidak lazim. Hal ini diakibatkan adanya proses yang melibatkan protein kecil yang disebut dengan faktor transkripsi. Adapun cara pencegahan kanker nasofaring yaitu: 1.
Hindari mengonsumsi makanan yang diawetkan dengan garam.
2.
Menghindari asap rokok.
3.
Tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
4.
Ciptakan lingkungan hidup dan kerja yang sehat.
ARNITA SASGHIA (H311 15 514) DARWINI (H311 16 004) 5.
Hindari polusi udara, seperti zat-zat dari gas kimia, asap industri, dan sebagainya.
6.
Ubahlah gaya hidup dengan gaya hidup sehat, berpikir positif, cukup istirahat, berolahraga secara teratur. Adapun pengobatan kanker nasofaring dapat berbeda-beda, disesuaikan
dengan riwayat penyakit, stadium kanker, letak kanker, dan kondisi pasien secara umum. Berikut adalah beberapa metode pengobatan kanker nasofaring: 1.
Radioterapi. Radioterapi biasanya dilakukan untuk mengatasi kanker nasofaring yang masih ringan. Prosedur ini bekerja dengan memancarkan sinar berenergi tinggi untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker.
2.
Kemoterapi. Kemoterapi adalah metode yang menggunakan obat-obatan yang berfungsi untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi biasanya ditunjang dengan prosedur radioterapi agar efektivitas pengobatan dapat lebih maksimal.
3.
Pembedahan. Karena lokasi kanker terlalu berdekatan dengan pembuluh darah dan saraf, prosedur pembedahan dalam mengatasi kanker nasofaring jarang digunakan. Metode ini akan dilakukan apabila kanker telah menyebar hingga ke kelenjar getah bening dan perlu dilakukan pengangkatan.
4.
Imunoterapi. Dilakukan dengan pemberian obat yang memengaruhi sistem imun tubuh untuk melawan sel kanker. Contoh obat imunoterapi yang digunakan untuk kanker nasofaring adalah pembrolizumab atau cetuximab. Dokter akan meresepkan jenis obat biologi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Selain dengan metode tersebut pengobatan kanker nasofaring juga dapat
dilakukan dengan cara tradisional. Salah satunya yaitu daun sirsak yang diyakini dapat menyembuhkan kanker karena kandungan senyawa acetogenin annonaceous yang biasanya terdapat pada daun, biji bahkan buah sirsak. Berdasarkan uji laboratorium senyawa ini dapat mencegah pertumbuhan berbagai jenis kanker.