Kabupaten
Belitung
adalah
salah
satu
kabupaten
dari
Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung yang terletak di Pulau Belitung. Pulau Belitung merupakan kepulauan yang terbagi menjadi dua daerah , yaitu Kabupaten Belitung dan kabupaten Belitung Timur. Kepulauan Belitung
dianugerahi
dengan kekayaan alam yang melimpah, salah satu kekayaan alam alam itu adalah Panorama alam yang sangat elok. Kelokan Panorama alam ini menjadikan Belitung sebagai salah satu dari 10 Kawasan Strategis Destinasi pariwisata Nasional dan ditetapkan dengan Peraturan 50
Pemerintah
Nomor
Tahun 2011 ( RIPNAS 2010 - 2025 ) tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Pariwisata
sebagai
Nasional Tahun 2010-2025. salah
satu
sektor
pembangunan
yang
perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet
yang
mampu
mengembangkannya. mengembangkan
menarik
Tingginya
sektor
setiap
daerah
keinginan
kepariwisataan
untuk
pemerintah
tidak
terlepas
turut
daerah dari
serta untuk
besarnya
dampak ikutan (trickle down effect) yang dapat didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata, selain karena pariwisata dikenal sebagai sektor yang ramah lingkungan. Saat ini hampir setiap pemerintah daerah menempatkan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan pembangunan. Pemerintah daerah seolah berlomba untuk meningkatkan citra dan pendapatan daerahnya masing-masing melalui sektor pariwisata. Pengembangan potensi pariwisata pada daerah tujuan wisata, baik secara lokal, regional atau lingkup nasional pada suatu Negara sangat erat kaitannya dengan pembangunan perekonomian Negara tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan
dalam
mewujudkan
hal
tersebut
adalah
mengarahkan
pengembangan pariwisata daerah secara terpadu dan menyeluruh serta serasi sesuai dengan fungsi dan potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut. Kabupaten Belitung merupakan sektor pariwisatanya. Pariwisata
kawasan
Berdasarkan
yang sangat potensial
Rencana
lnduk
dalam
Pengembangan
Daerah Kabupaten Belitung, Kecamatan Badau mempunyai 1
8
objek daerah tujuan wisata alam dan
potensi
wisata
budaya.
dinilai pengembangannya masih kurang baik karena terlihat kekurangan
berdasarkan
hasil
observasi
lokasi-lokasi
Saat
ini
kekurangan-
wisata tersebut.
Potensi-potensi obyek wisata tersebut memiliki nilai jual bagi wisatawan dan investor jika infrastruktur serta pelayanan terhadap objek dan pengguna wisata dikembangkan dan diperbaiki. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belitung dijelaskan bahwa pembangunan sektor kepariwisataan dan kebudayaan direncanakan mempunyai tujuan Terwujudnya ruang Kabupaten Belitung yang serasi dan lestari dengan memperhatikan pertumbuhan berbasis
sektor perikanan
ekonomi yang berdaya saing
, perhubungan dan pariwisata. Pariwisata
merupakan salah satu sektor yang terus dikembangkan , sektor pariwisata sangat rentan terhadap faktor-faktor lingkungan alam, keamanan, dan aspek global lainnya.
Contoh kerusakan alam adalah rusaknya terumbu karang
hampir di sepanjang pantai Indonesia, padahal terumbu karang dan segala kehidupan yang ada didalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki dan tidak ternilai harganya. Manfaat terumbu karang yang langsung adalah habitat bagi sumberdaya ikan, batu karang, pariwisata dan juga melindungi pantai wisata. Pulau Kawasan Lengkuas dan pulau ….merupakan destinasi
wisata
dengan
mengandalkan
keindaha
terumbu
karang.Sebagaimana yang kita ketahui Destinasi Wisata Kabuten Belitung mempunyai andalan selain terumbu karang juga mengandalkan keelokan pantai dengan tebaran batu granit . Masih terbatasnya dukungan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan pariwisata mengakibatkan menurunnya daya tarik obyek wisata. Pola pengelolaan kawasan pariwisata yang tidak menyeluruh
(comprehensive)
telah
menimbulkan
dampak
negatif
yang
mengakibatkan menurunnya daya tarik obyek wisata, misalnya timbulnya kerusakan lingkungan, meningkatnya urbanisasi ke lokasi obyek wisata yang telah meningkatkan permasalahan sosial antara lain meningkatnya tindak kejahatan dan kegiatan sektor informal yang tidak terkendali.
2
Pengembangan Tujuan Obyek Wiaata harus sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis lahan. Sebab hal ini akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat
sekitarnya akan arti pentingnya
pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengunjung Tujuna Obyek Wista dapat diharapkan berasal dari turis manca negara atau kunjungan ke obyek Wisata,
pun turis domestik. Untuk meningkatkan jumlah
pihak manajer marketing dapat menjalin kerjasama dengan
berbagai instansi, misalnya berbagai pihak travel agent dan yang paling potensial dengan lembaga pendidikan dari TK hingga perguruan tinggi. Melalui promosi dan penyediaan paket produk Tujuan Obyek Wisata yang menarik diyakini dapat meningkatkan keuntungan usahatani/ternak/ikan. Dengan demikian, pengembangan Tujuan Obyek Wisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar terutama pedesaan.
Dengan demikian akan dapat menahan atau
mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini. Manfaat yang dapat diperoleh dari Tujuan Obyek Wisata adalah sektor tidak termarginalkan tetapi berkembang secara berkelanjutan dan dapat bersinergi dengan sektor pariwisata. Yang lebih penting lagi adalah Masyarakat dapat menikmati secara langsung dampak ekonomi dari kunjungan wisatawan ke Tujuan Obyek Wisata yang dikembangkan. Dampak sosial yang diharapkan adalah menguatnya kelembagaan petani dan tumbuhnya lembaga pengelolaan Tujuan Obyek Wisata
secara
professional. Sedangkan dampak lingkungan yang mungkin timbul adalah beralih-fungsinya sebagian lahan usahatani untuk penyediaan infrastruktur
penunjang Tujuan Obyek Wisata,
seperti farm road, tempat menampilkan berbagai atraksi potensial, tempat peristirahatan, dll. Oleh karena itu, diperlukan dukungan semua pihak, yakni pemerintah, Pengelola, lembaga perjalanan wisata, perhotelan, perguruan tinggi dan agrowisata tersebut. Pemerintah bertindak sebagai
masyarakat dalam pengembangan fasilitator dalam mendukung
berkembangnya agrowisata dalam bentuk kemudahan perijinan, terutama pada kawasan hijau, karena pengembangan agrowisata juga memerlukan pembangunan fasilitas fisik walaupun secara terbatas. Intervensi pemerintah terbatas kepada pengaturan agar tidak terjadi iklim
3
usaha yang saling mematikan. Adapun kerangka pemikiran teoritik tersebut dapat dilihat pada Hubungan kausalitas antar aspek dalam pengembangan Tujuan abyek wisata ditunjukkan dengan gambar berikut : Kebijajan Pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahtraan Penduduk
Lansekap alami Pantai, Bekas Tambang,Hutan
Kawasan terbangun
Jumlah lowongan
Pemenuhan akomodasi
+
+
Pemabangunan hotel, Perumahan, Jalan bandara, Pelabuhan
Jumlah Populusi +
Wisatawan
Laju Permintaan Wisatawan -
Service
Eksependitur
Income wisata
Pendapata n daerah
Uncertanty Consumption Konsumsi + Emisi dan kulitas Lingkungan
+
Stabilitas dan daya - dukung Lingkungan
Gambar 1. Hubungan Kausalitas Pariwisata dan aspek Sosek dan Lingkungan Dari gambar tersebut diatas, maka hubungan kausalitas antara Kenaikan Jumlah turis berhubungan dengan pertumbuhan angkatan kerja dan Pembaungaunan disuatu daerah, namu demikian pertumbuhan ini akan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Dari gambar tersubut diatas pemodelan pertumbuhan jumlah turis ke suatu daerah tujuan wisata akan melibatkan empat modul antara lain adalah : 1. Modul Terseterial 2. Modul Sosial Ekonomi 3. Modul Kualitas
4
4. Modul Emisi dari Polutan. Modul Teresterial. Model tertesterial atau model kewilayahan merupakan model yang mempelajari laju perubahan fungsi lahan akibat dari pariwisata. Perubahan lahan ini meliputi kegiatan untuk pariwisata ( resort , Hotel, obyek rekreasi , bumi perkemahan dll ) , Perumahan, Jalan dan pelabuhan, bandara, SPAM, kawasan cagar alam. Hubungan dalam model teresterial ini digambarkan dengan hubungan kausalitas sebagai berikut :
+Daerah Urban wisata
Kamar baru per tahun +
+ +
Road dan services area
Kebutuhan kamar per tahun +
+ + area + Perumahan +
Pekerja pada Sektor + pariwisata
Populasi Penduduk asli
wisatawan tahunan -
+ Tourist Demand
+ Total kawasan yang diperlukan +
Populasi Urban
Bio Oxidation remediation Area
-
Coastal dan naural ladscaping
Gambar 2. Hubungan Kausalitas pada model teresterial Model Sosial Ekonomi Pariwisata
5
Model ini merupakan model yang mensimulasikan aspek aspek yang berkaitan aktivitas ekonomi pariwisata, dimana Pariwisata menjadi salah satu tulang punggung dalam pertumbuhan
ekonomi
daerah
dan
menjadi
sumber
pendapatan
daerah
yang
diunggulkan.Pengelompokan wisatawan dalam model ini dibedakan menjadi dua yaitu wisatawan local dan wisatawan asing.. adapun keterkaitan hubungan antar komponen ditunjukkan dengan gamabr diagram kausalitas sebagai berikut :
Kamar baru per tahun + +
+ Room Occupacy
Infrastruktur Lokal + + Modal Investasi +
Investasi Swasta dalam konstruksi
Wisatawan Tahunan +
+
+ Sosial Unstability
Tourist Demand -
+
+ Kontribusi Pariwisata PDRB -
Total Expenditure wisatawan
Populasi +
+ Pengeluaran wisatawan
-
Upah dan Pendapatan TK
Model Emisi dan Lingkungan
6
air Hyper salinasi + Limbah Cair
+
Jumlah wisatawan selam dan scuba per lokasi
+ Konsumsi kebutuhan air
++ + Kerusakan terumbu karang
+ Diving atractiveness
Tourist Demand
+Room Occupacy
Tourist pertahun +
-
Laju kebutuhan ruangan akomodasi
Kamar baru Per tahun
Keberlanjutan Wisata alam lain
Wisata alam lain
+
+
Limbah Padatan + +
7